LAPORAN PENDAHULUAN
MENINGITISENSEFALITIS MENINGITISENSEF ALITIS TB
Untuk memenuhi laporan profesi di Departemen Medical Ruang 27 RSSA Malang
ADELITA DWI APRILIA 135070201111005
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWAT KEPERAWATAN AN FAKULTAS AKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTE RAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
LAPORAN PENDAHULUAN I. De!"!#! "!#!
Meningitis adalah radang umum pada arakhnoid dan piamater yang dapat terjadi seca secara ra akut akut dan dan kron kronis is.. Sedan Sedangk gkan an ense ensefa fali liti tiss adala adalah h rada radang ng jari jaring ngan an otak otak.. Meningoensefalitis tuberkulosis adalah peradangan pada meningen dan otak yang dise diseba babk bkan an
oleh oleh
Miko Mikoba bakt kter eriium
tuber uberku kullosi osis
!"#. !"#.
$end $ender eriita
deng dengan an
meningoensefalitis dapat menunjukkan kombinasi gejala meningitis dan ensefalitis.
II. E$!%&%' E$!%&%'!!
%nfe %nfeks ksii !" pada pada syst system em sara saraff pusa pusatt dise diseba babka bkan n oleh oleh bakte bakteri ri Myco Mycobac bacte teri rium um tuberc tuberculo ulosis sis.. Sepert Sepertii semua semua jenis jenis infeks infeksii !"& infeks infeksii SS$ dimula dimulaii dari dari inhala inhalasi si partikel yang infektif. Dalam droplet penderita !" mengandung sejumlah bakteri !" yag dapat mencapai mencapai al'eoli al'eoli dan bereplikasi bereplikasi dalam makrofag makrofag Scheld& Scheld& 2(()#. Sekitar 2*) minggu akan dibentuk respon imun. +umpulan bakteri yang diserang& limfosit& dan sel*sel yang mengeliling mengelilinginya inya membentuk suatu focus perkejuan. perkejuan. ,okus ini akan diresorpsi oleh makrofag disekitarnya dan meninggalkan bekas infeksi. "ila& focus terlal terlalu u besar besar makan makan akan akan dibent dibentuk uk kapsul kapsul fibros fibrosaa yang akan mengel mengelili ilingi ngi focus focus tersebut& namun bakteri yang masih hidup didalamnya dapat mengalami reakti'asi kembali. -ika pertahanan tubuh rendah& maka focus tersebut akan semakin membesar karena terjadi proliferasi bakteri. $ada penderita dengan sistem imunitas yang lemah& focus infeksi tersebut akan mudah ruptur dan menyebabkan !" ekstra paru dan dapat menyerang meningen dan jaringan otak an an de "erk& 2(()#.
III.
I"#!(e"#!
Sebelum maraknya penggunaan antibiotika& ditemukan /((( anak dengan !" akif di 0e1 ork sekitar pada tahun /34(. 5ampir /6 diantaranya menderita meningitis !" dan mening meninggal gal.. $ada $ada a1al a1al tahun tahun 2((4& 2((4& menuru menurutt 859 terdapat terdapat sekita sekitarr /:4 penduduk dunia menderita !" aktif dan 7(.((( diantaranya menderita meningitis "alentine& 2(/(#. 859 juga melaporkan 3&27 juta kasus baru dan /&4 juta kasus M;* !" yang berhubungan dengan 5% pada tahun 2((7 Sengo<& 2(//#.
IV.
M)"!e#$)#! K&!"!#
+eluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. !engkuk menjadi kaku. +aku kuduk disebabkan oleh mngejangnya otot*otot ekstensor tengkuk. +esadaran menurun & tanda kernig dan "rud
=ejala meningitis meliputi>
/. =ejala %nfeksi akut $anas 0afsu makan menurun Anak ?esu 2. =ejala kenaikan tekanan %ntra +ranial +esadaran menurun +ejang Ubun @ ubun besar menonjol 4. =ejala rangsang meningeal +aku kuduk +ernig "rud
/. Stadium % stadium inisial : stadium non spesifik : fase prodromal#
$rodromal& berlangsung / * 4 minggu
"iasanya gejalanya tidak khas& timbul perlahan* lahan& tanpa kelainan neurologis =ejala> demam tidak terlalu tinggi# rasa lemah nafsu makan menurun anoreBia# nyeri perut
sakit kepala tidur terganggu mual& muntah konstipasi apatis irritable1
$ada bayi& irritable dan ubun* ubun menonjol merupakan manifestasi yang sering ditemukanC sedangkan pada anak yang lebih tua memperlihatkan perubahan suasana hati yang mendadak& prestasi sekolah menurun& letargi& apatis& mungkin saja tanpa disertai demam dan timbul kejang intermiten.)&7&3 .
-ika sebuah tuberkel pecah ke dalam ruang sub arachnoid maka stadium % akan berlangsung singkat sehingga sering terabaikan dan akan langsung masuk ke stadium %%%/.
2. Stadium %% stadium transisional : fase meningitik#
Disebut juga fase meningitik& yang ditandai dengan memberatnya penyakit. $ada fase ini terjadi rangsangan pada selaput otak:meningen./&)
Ditandai oleh adanya kelainan neurologik& akibat eksudat yang terbentuk diatas lengkung serebri.
$emeriksaan kaku kuduk #& refleks +ernig dan "rud
Dengan berjalannya 1aktu& terbentuk infiltrat massa jelly ber1arna abu# di dasar otak E menyebabkan gangguan otak : batang otak /&4.
$ada fase ini& eksudat yang mengalami organisasi akan mengakibatkan kelumpuhan saraf kranial dan hidrosefalus& gangguan kesadaran& papiledema ringan serta adanya tuberkel di koroid. askulitis menyebabkan gangguan fokal& saraf kranial dan kadang medulla spinalis. 5emiparesis yang timbul disebabkan karena infark: iskemia& Fuadriparesis dapat terjadi akibat infark bilateral atau edema otak yang berat/&4.
$ada anak berusia di ba1ah 4 tahun& iritabel dan muntah adalah gejala utamanya& sedangkan sakit kepala jarang dikeluhkan. Sedangkan pada anak
yang lebih besar& sakit kepala adalah keluhan utamanya& dan kesadarannya makin menurun.
=ejala>
Akibat rangsang meningen > sakit kepala berat dan muntah keluhan utama#6 Akibat peradangan : penyempitan arteri di otak> * disorientasi * bingung * kejang * tremor * hemibalismus : hemikorea * hemiparesis : Fuadriparesis * penurunan kesadaran =angguan otak : batang otak : gangguan saraf kranial> Saraf kranial yang sering terkena adalah saraf otak %%%& %& %& dan %% !anda> * strabismus * diplopia * ptosis * reaksi pupil lambat * gangguan penglihatan kabur
G)*+), 3. K)- K(- /N)& R!'!(!$ P)() Pe"(e,!$) Me"!"'!$!#
4. Stadium %%% koma : fase paralitik#/
!erjadi percepatan penyakit& berlandsung selama G 2*4 minggu
=angguan fungsi otak semakin jelas.
!erjadi akibat infark batang otak akibat lesi pembuluh darah atau strangulasi
oleh eksudat yang mengalami organisasi.
=ejala> pernapasan irregular demam tinggi edema papil hiperglikemia kesadaran makin menurun& irritable dan apatik& mengantuk& stupor& koma& otot ekstensor menjadi kaku dan spasme& opistotonus& pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali. nadi dan pernafasan menjadi tidak teratur hiperpireksia akhirnya& pasien dapat meninggal. !iga stadium tersebut di atas biasanya tidak jelas batasnya antara satu dengan
yang lain& tetapi bila tidak diobati biasanya berlangsung 4 minggu sebelum pasien meninggal. Dikatakan akut bila 4 stadium tersebit berlangsung selama / minggu. 5idrosefalus dapat terjadi pada kira*kira 2:4 pasien& terutama yang penyakitnya telah berlangsung lebih dari 4 minggu. 5al ini terjadi apabila pengobatan terlambat atau tidak adekuat
.
$atofisiologi Mycobaterium !uberculosis masuk tubuh !ersering melalui inhalasi -arang pada kulit& saluran cerna Multiplikasi
%nfeksi paru : fokus infeksi lain $enyebaran hematogen Meningens Membentuk tuberkel "akteri M.!uberculosis tidak aktif : dormain "ila daya tahan tubuh menurun Rupture tuberkel meningen $elepasan "akteri ke ruang subarachnoid dan encephalon M;0%0=9;0S;,A?%!%S !U";R+U?9SA
;ksudat purulent menyebar ke dasar otak dan medulla spinalis
Akti'itas makrofag dan 'irus
Mengikuti cairan darah sistemi
$elepasan
$enyebaran infeksi sistemik
+erusakan Spinalis H92 Meningkat $ermeabilitas 'askuler pada serebri
Merangsang kerja berlebihan dari $=;2 di hipothalamus
Sepsis Resiko !inggi %nfeksi
%nstabil termoregulasi Suhu tubuh meningkat
$ermeabilitas 'askuler pada serebri
5ipertermia
!ransudasi cairan ;dema serebri olume tekanan otak
!%+ meningkat
asospasme pembuluh darah arteri Sirkulasi terhenti
0yeri kepala
=angguan perfusi jaringan otak
+esadaran menurun
%.Pe*e,!-#))" Pe""4)"' 2..1 A")*"e#!#
$enumpukan sekret
+etidakefektifan bersihan jalan napasa
Dapat ditemukan ri1ayat kontak dengan pasien !"& malaise& anoreksia& demam& nyeri kepala yang semakin memburuk& perubahan mental& penurunan kesadaran& kejang& kelumpuhan saraf kranial& hemiparese& atau gangguan neurologis lain Meiti ,& 2(//#. 2..2 Pe*e,!-#))" !#!-
Sering ditemukan tanda klinis berupa kaku kuduk )(*I(#& kebingungan /(* 4(#& penurunan kesadaran 4(*J(#& parese saraf kranial 4(*6(#& hemiparese /(*2(#& paraparese 6*/(#& dan kejang 6( pada anak*anak dan 6 pada de1asa# !1aithes = et al& 2((3#. 2..3 Pe*e,!-#))" Pe""4)"'
/. ?aboratorium rutin > tidak khas& dapat ditemukan leukosit yang meningkat& normal& atau menurun& diff count bergeser ke kiri& kadang*kadang ditemukan hiponatremia akibat S%AD5 Meiti ,& 2(//#. 2. Analisa HS, > a. -umlah lekosit /((*6((:?& biasanya predominan limfosit b. $rotein /((*6(( mg:dl c. =lukosa K )6 mg:dl d. 8arna jernih atau Bantochrom e. !erdapat peningkatan tekanan pada ?$& )(*76 pada anak dan 6( pada de1asa Meiti ,& 2(//# Marra&2(()#. 2. Mikrobiologi > ditemukan M.tuberculosis pada kultur HSS merupakan gold standard& tetapi sangat sulit& lebih dari 3( hasilnya negati'e Meiti ,& 2(//#. 4. HS, $HR Polymerase Chain Reaction# spesifik tetapi tidak sensiti'e Marra HM& 2(()#. ). $ada pemeriksaan foto rontgen thoraks ditemukan tuberkulosis aktif pada paru dan dapat sembuh sampai 6( pada de1asa dan 3( pada anak*anak Meiti ,& 2(//#. 6. 5asil tes $$D tuberkulin negatif pada /(*/6 anak dan 6( pada de1asa Meiti ,& 2(//#. J. H! Scan kepala > Dapat ditemukan kelainan pada pemeriksaan H! scan seperti hidrosefalus& penyangatan meningeal& lesi massa tuberkuloma& tuberculous abscess#& dan infark. Semua pasien dengan kecurigaan meningitis
!" sebaiknya dilakukan pemeriksaan neuroimaging& idealnya dilakukan sebelum dilakukan ?$ Marra HM& 2(()# =aniem AR& 2(/(#. 7. ,unduskopi > Dapat terlihat adanya tuberkel pada khoroid& dan edema papil yang menandakan adanya peninggian tekanan intracranial Meiti ,& 2(//#. T)+e& 2 K,!$e,!) (!)'"%#!# "$- -&)#!!-)#! (!)'"%#!# *e"!"'!$!# TB
"erdasarkan tabel di atas& diagnosis kemungkinan meningitis !" probable# adalah apabila didapatkan skor antara /( sampai /2. Diagnosis mungkin bisa meningitis !" possible# jika skor di atas J di ba1ah /( $rincipi 0 dan ;sposito S& 2(/2#. 2.6 D!)'"%#!# B)"(!"' T)+e& 3 D!)'"%#!# +)"(!"' Me"!"'%e"#e)&!$!# TB / S$),- JR8 2010.
T)+e& 9 A&'%,!$*e (!)'"%#!# Me"!"'%e"#e)&!$!# TB /F)! e$ )&8 200.
VIII.Pe")$)&)-#)"))"
!able /((*4. %nitial Antimicrobial !herapy by Age for $resumed "acterial Meningitis A'e Re%**e"(e( T,e)$*e"$ A&$e,")$!:e T,e)$*e"$# 0e1borns (*2I days# HefotaBime or ceftriaBone plus =entamicin plus ampicillin 1ith or 1ithout
ampicillin
gentamicin Hefta
HeftriaBone or cefotaBime plus
ampicillin HefotaBime or
mo*) yr#
'ancomycin
ceftriaBone plus
Hhildren and
HeftriaBone or cefotaBime plus
rifampin Ampicillin plus
adolescents 6*/4 yr#
'ancomycin
chloramphenicol
and adults Pe")$)&)-#)"))"
/.
$era1atan umum
a. $enderita dira1at di rumah sakit. b. Mula @ mula cairan diberikan secara infus dalam jumlah yang cukup dan jangan berlebihan. c. "ila gelisah diberi sedati'a seperti ,enobarbital atau penenang. d. 0yeri kepala diatasi dengan analgetika. e. $anas diturunkan dengan > +ompres es $aracetamol Asam salisilat $ada anak dosisnya /( mg:kg "" tiap ) jam secara oral f.
+ejang diatasi dengan > Dia dosisnya /( @ 2( mg % Anak
> dosisnya (&6 mg:kg "" %
,enobarbital De1asa > dosisnya J @ /2( mg:hari secara oral Anak
> dosisnya 6 @ J mg:kg "":hari secara oral
Difenil hidantoin De1asa > dosisnya 4(( mg:hari secara oral Anak g.
> dosisnya 6 @ 3 mg:kg "":hari secara oral
Sumber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta diberantas dengan obat @ obatan atau dengan operasi
h.
+enaikan tekanan intra kranial diatasi dengan > Manitol Dosisnya / @ /&6 mg:kg "" secara % dalam 4( @ J( menit dan dapat diulangi 2 kali dengan jarak ) jam +ortikosteroid "iasanya dipakai deksametason secara % dengan dosis pertama /( mg lalu diulangi dengan ) mg setiap J jam. +ortikosteroid masih
menimbulkan pertentangan. Ada yang setuju untuk memakainya tetapi ada juga yang mengatakan tidak ada gunanya. $ernafasan diusahakan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan nafas. i.
"ila ada hidrosefalus obstruktif dilakukan operasi pemasangan pirau shunting#.
j.
;fusi subdural pada anak dikeluarkan 26 @ 4( cc setiap hari selama 2 @ 4 minggu& bila gagal dilakukan operasi.
k.
2.
,isiotherapi diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat.
$emberian Antibiotika. Antibiotika spektrum luas harus diberikan secepat mungkin tanpa menunggu
hasil biakan. "aru setelah ada hasil biakan diganti dengan antibiotika yang sesuai. $ada terapi meningitis diperlukan antibiotika yang jauh lebih besar daripada konsentrasi bakterisidal minimal& oleh karena > Dengan menembusnya organisme ke dalam ruang sub araknoid berarti daya tahan host telah menurun. +eadaan likuor serebrospinalis tidak menguntungkan bagi leukosit dan fagositosis tidak efektif. $ada a1al perjalanan meningitis purulenta konsentrasi antibodi dan komplemen dalam likuor rendah. $emberian antibiotika dianjurkan secara intra'ena yang mempunyai spektrum luas baik terhadap kuman gram positif& gram negatif dan anaerob serta dapat mele1ati sa1ar darah otak blood brain barier #. Selanjutnya antibiotika diberikan berdasarkan hasil test sensiti'itas menurut jenis bakteri. Antibiotika yang sering dipakai untuk meningitis purulenta adalah > a. Ampisilin Diberikan secara intra'ena
Dosis
> 0eonatus
> 6( @ /(( mg:kg "":hari dibagi dalam 2 kali pemberian.
Umur / @ 2 bulan
> /(( @ 2(( mg:kg "":hari dibagi dalam 4 kali pemberian.
Umur L 2 bulan
> 4(( @ )(( mg:kg "":hari dibagi dalam ) kali pemberian.
De1asa
> I @ /2 gram:hari dibagi dalam ) kali pemberian.
b. =entamisin Diberikan secara intra'ena Dosis
> $rematur
> 6 mg:kg "":hari dibagi dalam 2 kali pemberian.
0eonatus
> 7&6 mg:kg "":hari dibagi dalam 4 kali pemberian.
"ayi dan de1asa
> 6 mg:kg "":hari dibagi dalam 4 kali pemberian.
c. +loramfenikol Diberikan secara intra'ena Dosis
> $rematur
> 26 mg:kg "":hari dibagi dalam 2 kali pemberian.
"ayi genap bulan
> 6( mg:kg "":hari dibagi dalam 2 kali pemberian.
Anak
> /(( mg:kg "":hari dibagi dalam ) kali pemberian.
De1asa
> ) @ I gram:hari dibagi dalam ) kali pemberian.
d. Sefalosporin Diberikan secara intra'ena Sefotaksim
Dosis >
$rematur neonatus > 6( mg:kg "":hari dibagi dalam 2 kali pemberian. "ayi anak
> 6( @ 2(( mg:kg "":hari dibagi dalam 2@) kali
pemberian. De1asa
> 2 gram tiap ) @ J jam.
"ila fungsi ginjal jelek& dosis diturunkan. Sefuroksim Dosis >
Anak
> 2(( mg:kg "":hari dibagi dalam ) kali pemberian.
De1asa
>
2 gram tiap J jam
I;.A#)" Ke
Anamnesa /. %dentitas> 0ama& umur& jenis kelamin& agama& suku bangsa& alamat& tanggal masuk rumah sakit& nomor register& tanggal pengkajian dan diagnosa medis. %dentitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain. -enis kelamin& umur dan alamat dapat mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi. Meningoensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur. 2. +eluhan utama> $anas badan meningkat& kejang& kesadaran menurun. 4. Ri1ayat penyakit sekarang> Mula*mula pasien gelisah & muntah*muntah & panas badan meningkat& sakit kepala. ). Ri1ayat penyakit dahulu> +lien sebelumnya menderita batuk & pilek kurang lebih /*) hari& pernah menderita penyakit 5erpes& penyakit infeksi pada hidung& telinga dan tenggorokan. 6. Ri1ayat kesehatan keluarga>
+eluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh 'irus contoh> 5erpes dan lain*lain. "akteri contoh> Staphylococcus Aureus& Streptococcus & ;. Holi & dan lain*lain. Pemeriksaan fsik
"/ "reathing#
>
$erubahan*perubahan akibat peningkatan tekanan intra cranial menyebabakan kompresi pada batang otak yang menyebabkan pernafasan tidak teratur. Apabila tekanan intrakranial sampai pada batas fatal akan terjadi
"2 "lood#
paralisa otot pernafasan. > Adanya kompresi pada pusat 'asomotor menyebabkan terjadi iskemik pada daerah tersebut& hal ini akan merangsaang tekanan
darah
'asokonstriktor
dan
meningkat.
!ekanan
menyebabkan pada
pusat
'asomotor menyebabkan meningkatnya transmitter "4 "rain#
>
rangsang parasimpatis ke jantung. +esadaran menurun. =angguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat
") "ladder#
prosses peradangan otak. > "iasanya pada pasien meningo ensefalitis kebiasaan miksi dengan frekuensi normal.
"6 "o1el#
>
$enderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan intrakranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan ner'us 'agus sehingga
"J "one#
>
meningkatkan sekresi asam lambung. 5emiplegi
$ola aktifitas
>
dan istirahat
Makan dan
adanya kejang : kon'ulsif >
minum
0eurosensori
Aktifitas tirah baring& pola istirahat terganggu dengan
Mual muntah& disertai dengan kesulitan menelan& sehingga
membutuhkan
pemenuhan nutrisi > !erjadi kerusakan
pada
bantuan ner'us
0=!
dalam
kranialis&
yang
terkadang menyebabkan perubahan persepsi sensori. +aku kuduk #& pemeriksaan
kernig
sign #&
%ntegritas ego
>
"urdin
+enyamanan
>
!erdapat nyeri kepala karena peningkatan !%+ akibat
>
edema serebri $erubahan dalam fungsi mental& tonus otot yang tak
+eamanan
terkoordinasi sehingga diperlukan pengaman disamping tempat tidur sampai restrain pada ekstremitas
J. Diagnosa kepera1atan
Gangguan perfusi jaringan b/d edema serebral. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses inflamasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan menelan Resiko infeksi b/d penyebaran infeksi sistemik Resiko cidera b/d disfungsi motorik kejang !ipertermi b/d peningkatan laju metabolisme Resiko gangguan integritas kulit b/d tirah baring
INT;R;0S% +;$;RA8A!A0 D!)'"%#) -e
b/d edema serebral.
T4)" ()" K,!$e,!) H)#!& I"$e,:e"#! Setelah dilakukan tindakan kepera1atan Mandiri /. Monitoring tanda*tanda 'ital selama 4B2) jam& perfusi jaringan serebral 2. Monitoring tingkat kesadaran menjadi adekuat dengan kriteria hasil> 4. !inggikan kepala di tempat /. !anda 'ital dalam batas normal tidur /6*4( derajat. !D > /2(:I( mm5g 0 > J(*/(( B:menit S > 4J&6*47&6 ( H +olaborasi RR > 2(*22 B:menit 2. Menunjukkan peningkatan /. "erikan cairan i' larutan
kesadaran yang berarti
hipertonik& elektrolit #. 2. "erikan obat > steroid& clorpoma
R)#!%")&
/. Sebagai acuan dasar dalam pemberian inter'ensi lebih lanjut 2. $enurunan tingkat kesadaran pasien akan memerlukan tindakan yang intensif 4. $eningkatan aliran 'ena dari kepala akan menurunkan !%+
/. Meminimalkan fluktuasi dalam aliran 'askuler dan !%+. 2. Menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi edema serebral& mengatasi
kelainan postur tubuh atau menggigil yang dapat meningkatkan !%+& menurunkan konsumsi oksigen dan resiko kejang Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses inflamasi
Setelah dilakukan tindakan kepera1atan Mandiri /. Monitoring tanda*tanda 'ital selama 4B2) jam& nyeri dapat berkurang 2. +aji skala nyeri dengan ataupun hilang dengan kriteria hasil> teknik $NRS! /. !anda 'ital dalam batas normal ). Ajarkan pada pasien terkait !D > /2(:I( mm5g 0 > J(*/(( B:menit dengan teknik distraksi nyeri S > 4J&6*47&6 ( H nafas dalam& berbincang* RR > 2(*22 B:menit bincang dengan pasien# 2. $asien mampu mengatasi nyeri 6. "erikan lingkungan yang 4. Skala nyeri berkurang kondusif ). $asien menunjukkan ekspresi 1ajah +olaborasi tidak menahan nyeri /. Memberikan terapi analgetik 2. Menganjurkan penggunaan !;0S
/. Sebagai
acu an
dalam 2.
dasar
pemberian
inter'ensi lebih lanjut Mengetahui tingkat atau skala
nyeri
yang
dirasakan oleh pasien 4. Merupakan teknik non farmakologis
dalam
menurunkan rasa nyeri ). +eramaian atau suasana gaduh akan menambah ketidaknyamanan
yang
dirasakan pasien /. Merupakan terapi secara
farmakologis
dalam
penurun sensasi nyeri 2. !;0S mampu memblokir sensasi nyeri yang dirasa pada pusat Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan menelan
Setelah dilakukan tindakan kepera1atan Mandiri /. Monitoring ""& !"& ?ila selama 4B2) jam& intake nutrisi tubuh 2. +aji intake output makanan menjadi adekuat dengan kriteria hasil> dan cairan /. "" dan ?ila dalam batas normal 4. Anjurkan penggunaan 0=! 2. 5asil pemeriksaan 5b dan albumin bila pasien kesulitan menelan dalam batas normal 5b > /4&( mg:dl dan albumin # atau mengalami mual muntah yang tak terkontrol ). Monitoring kadar 5b maupun kadar albumin
+olaborasi
nyeri di otak /. Sebagai acu an dalam
dasar
pemberian
inter'ensi terkait dengan pemenuhan nutrisi
2. Mengetahui
intake
maupun output makanan dan cairan pasien 4. Merupakan alternatif pemberian nutrisi pada pasien dengan gangguan
/. Mengkonsultasikan dengan ahli gi
menelan maupun keadaan mual muntah tak
diit yang sesuai nutrisi pasien
terkontrol ). +ekurangan albumin akan meningkatkan resiko infeksi& dan kadar 5b yang rendah akan meminimalkan pendistribusian 92 oleh oksihemoglobin /. Merupakan inter'ensi khusus
dalam
rencana
pemberian diit yang tepat pada
pasien&
mengetahui
dan
kandungan
maupun takaran nutrisi yang tepat pada pasien. Resiko infeksi b/d penyebaran infeksi sistemik
Setelah dilakukan tindakan kepera1atan Mandiri /. Monitoring tanda*tanda 'it selama 4B2) jam& tidak didapatkan tanda* tanda infeksi kriteria hasil> /. !anda 'ital dalam batas normal !D > /2(:I( mm5g 0 > J(*/(( B:menit
/. Sebagai
2. "eri tindakan isolasi sebagai
dalam
pencegahan 4. $ertahankan teknik aseptik
inter'ensi bila
acu an
dasar
pemberian lebih
lanjut
didapatkan
suhu
S
> 4J&6*47&6 ( H
RR > 2(*22 B:menit 2. !idak terdapat tanda*tanda infeksi Rubor& !umor& +alor& Dolor& ,ungsiolesa# 4. 5asil pemeriksaan leukosit dalam batas normal
dan teknik cuci tangan yang
tubuh yang meningkat
tepat saat sebelum melakukan
sebagai
respon
tindakan pada pasien& sesudah
terhadap
antigen
yang
fase
a1al
melakukan tindakan pada pasien. Setelah kontak dengan cairan maupun lingkungan pasien ). Monitoring kadar leukosit +olaborasi > /. "erikan terapi antibiotik i'> penisilin =& ampisilin& klorampenikol& gentamisin
masuk 2. $ada
menin gitis&
tubuh
isolasi
mungkin
diperlukan
sampai
organisme
diketahui
:
dosis
antibiotik
yang
cocok
diberikan
untuk
telah
menurunkan
resiko
penyebaran pada orang lain 4. Menurunkan pasien
resiko
terkena
sekunder& mengontrol
infeksi dan
penyebaran
infeksi ). ?eukositosis merupakan
tanda
bah1a
sedang
terjadi reaksi pertahanan imunitas dalam tubuh /. 9bat yang dipilih tergantung
pada
tipe
infeksi dan sensiti'itas indi'idu Resiko cidera b/d disfungsi motorik kejang
Setelah dilakukan tindakan kepera1atan Mandiri /. $ertahankan penghalang selama 4B2) jam& resiko cidera dapat tempat tidur tetap terpasang. diminimalisir dengan kriteria hasil> /. !idak ditemukan cidera tubuh saat kejang berlangsung
/. Melindungi pasien bila terjadi kejang
2. "erikan posisi tirah baring 4. $asang restrain pada ekstremitas atas maupun ba1ah
2. Menurunkan
resiko
terjatuh : trauma ketika terjadi 'ertigo& sinkop&
+olaborasi /. "erikan obat > 'enitoin&
atau ataksia
diasepam& 'enobarbital. 4. Memberikan pertahanan tambahan
pada
jatuh pada pasien
resiko
/. Merupakan
indikasi
untuk penanganan pencegahan
dan
kejang
secara farmakologis !ipertermi b/d peningkatan laju metabolisme
Setelah dilakukan tindakan kepera1atan Mandiri /. Monitoring tanda*tanda 'ital selama 4B2) jam& suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria hasil> /. !anda 'ital dalam batas normal !D > /2(:I( mm5g 0 > J(*/(( B:menit S > 4J&6*47&6 ( H
acu an
dalam
bila
dasar
pemberian
inter'ensi
lebih
lanjut
didapatkan
suhu
tubuh yang meningkat sebagai
RR > 2(*22 B:menit 2. !idak ada reaksi kon'ulsi : kejang
2. Sebagai
peningkatan 2. 9bser'asi adanya reaksi kejang 4. Anjurkan penggunaan pakaian tipis ). "erikan kompres air dingin saat terjadi hipertermia
laju
metabolisme 4. +on'ulsi :
kejang
merupakan
respon
lanjutan dari peningkatan laju metabolisme yang signifikan
+olaborasi
respon
/. "erikan terapi antipiretik sesuai indikasi
). $akaian
yang
mampu keringat
tipis
menyerap sebagai
hasil
metabolisme tubuh 6. "ertujuan menurunkan suhu tubuh yang tinggi
/. Merupakan terapi secara farmakologis
dalam
rangka menurunkan suhu tubuh yang tinggi Resiko gangguan integritas kulit b/d tirah baring
Setelah dilakukan tindakan kepera1atan Mandiri /. Monitoring sirkulasi kulit selama 4B2) jam& integritas kulit baik& punggung sekaligus menilai dengan kriteria hasil> /. !idak ada lesi maupun nekrosis adakah lesi atau tidak# 2. "erikan posisi miring kiri pada kulit punggung 2. Sirkulasi darah pada punggung miring kanan lancar 4. +eu tuhan
/. Sirkulasi darah yang baik merupakan
indikasi
bah1a perfusi jaringan pada daerah punggung baik
kulit
terjaga
kelembaban maupun tekstur
baik 4. "erikan massase punggung
2. Mencegah
terjadinya
dan baby oil setelah memandikan pasien ). "erikan pakaian yang longgar 6. "erikan stik laken atau kain sebagai alas tirah baring
luka
dekubitus
penekanan
akibat
pembuluh
darah sekitar punggung 4. Memberikan rasa nyaman
dan
memperlancar darah punggung ). Mencegah
sirkulasi
di
daerah penekanan
pakaian yang ketat pada sirkulasi
darah
daerah
punggung pasien 6. Memberikan kenyamanan pada pasien dari rasa panas akibat pemberian
perlak
ba1ah punggung
di
DAFTAR PUSTAKA
"alentine& -. ;ncephalitis and Meningitis. 2(/(. A'ailable in > http>::111.emedicine.com
"e 0A& +im +S& "ishai 8R& -ain S+. $athogenesis of Hentral 0er'ous System !uberculosis. - Hurrent Molecular Medicine 2((3C 3>3)*33
,auci& Anthony S. +asper& Dennis ?. ?ongo& Dan ?. "raun1ald& 5auser& ;ugene Stephen ?. -ameson& -. ?arry. ?oscal 5arrison principle of internal medicine /7th edition. USA> Mc =ra1 5ill. 2((I
=arcia*Monco& -H. 2((6. H0S !uberculosis and Mycobacteriosis. in> $rinciples of 0eurologic %nfectious Diseases. Roos +? ;d#. USA. p./36*2/4
=aniem& AR. 2(/(. +apan Mencurigai Suatu Meningitis. Dalam> 0eurology in Daily $ractice. "agian:U$, %lmu $enyakit Saraf ,akultas +edokteran U0$AD. "andung. 5al. 7*23
+umar .& Hotran R.S.& Robbins S.?. 2((7. Robbins "asic $athology& 7 th ;d. ;=H& 2((7.
Mansjoer& A. Meningitis !uberkulosis. Dalam > +apita Selekta +edokteran ;disi ketiga. Media Aesculapius ,akultas +edokteran Uni'ersitas %ndonesia. -akarta > 2(((. h.//
Marra& HM. 2((). %nfections of !he Hentral 0er'ous System. %n> Manual of 0eurologic !herapeutics 7th ed. Samuels MA ;d#. USA. p.62)*627
Meiti ,. 2(//. Meningitis !uberkulosis. Dalam> %nfeksi $ada Sistim Saraf& +elompok Studi 0euro %nfeksi. Airlangga Uni'ersity $ress& Surabaya