ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIV DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC)
OLEH :
WILMA NURILLA R. P. D 135070209111048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATA KEPERAWATAN N FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RAWI!A"A MALANG 2015
ASUHAN KEPERAW KEPE RAWA ATAN TAN PASIEN PASIEN DENGAN PEN"AKIT PEN"AKIT TUER#ULOSIS PARU PARU $T#% $ T#%
A. K&'() K&'()* * D+(+, D+(+, P)'-+ P)'-+/ / 1. D)/'/(/ Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis kebanyakan mengenai struktur alveolar paru. Presenta Presentasi si klinis klinis penyaki penyakitt ini bervaria bervariasi si berkisar berkisar asimtoma asimtomatik tik dengan dengan hany hanya a menunu menunujuk jukkan kan tes kulit kulit posit positif if sampa sampaii melip meliputi uti pemer pemeriks iksaa aan n laboratorium laboratorium atau diagnostik. diagnostik. Tuberk Tuberkulo ulosis sis Paru (TB Paru) Paru) adalah adalah penyakit penyakit infeksiu infeksius, s, yang yang terutama terutama menyerang parenkim paru. ( Smeltzer, !!"# $%&). Tube Tuberku rkulo losis sis Paru Paru (TB Paru) Paru) adala adalah h penya penyakit kit infek infeksi si menula menularr yang yang disebabkan disebabkan oleh Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis. tuberculosis. (Pri'e, !!$ # %$).
br. ". Paru-paru pada klien TB
2. P)'P)'-)+ )+ F+& F+&,, P,)/ P,)/(*& (*&(/( (/(// Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbe berbentu ntuk k batang batang (basil) (basil) yang yang berna bernama ma Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis . Sebagian besar struktur organisme ini terdiri atas asam lemak (lipid) yang membuat membuat mikobakte mikobakterium rium lebih lebih tahan terhadap terhadap asam dan lebih lebih tahan tahan terhadap terhadap gangguan gangguan kimia kimia dan fisik. M. tuberculosis hominis hominis merupakan penyebab penyebab sebagian sebagian besar besar kasus kasus tuber'ul tuber'ulosis osis.. ikobakte ikobakterium rium ini tahan tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun*tahun dalam lemari es). +al ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali
dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat Sifat ini menunjuk menunjukkan kan bah-a bah-a kuman kuman lebih lebih menyena menyenangi ngi jaringan jaringan yang yang tinggi kandungan oksigennya. alam hal ini tekanan bagian apikal paru* paru lebih tinggi tinggi dari pada bagian bagian lainnya lainnya,, sehingga sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. a'am*ma'am jenis Micobacterium tubercolusae complex adalah# complex adalah# a. M. tube tuberc rcul ulos osae ae b. arian rian /sian sian '. arian rian /fri' fri'an an 0 d. arian rian /fri'a fri'an n 00 00 e. M. Bovis 1elompok kuman y'oba'teria 2ther Than TB (2TT, atypi'al adalah# a. M. kansasi b. M. avium c. M. intr intra a cel cellu lula lar r d. M. scro scrofu fula lace ceum um e. M.ma .malma lmacers cerse e f.
M. xe xenopi (/min, !!3#4%%)
3. P+& P+&/ /(/ (/& &&6 &6// P)'-+ P)'-+/ / Tube Tuberku rkulo losi sis s (TB) (TB) dise diseba babk bkan an oleh oleh Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis (. Tb). Tb). Tempat mpat masu masuk k kuma kuman n M. Tuberk berkul ulos osis is adalah adalah saluran saluran pernapas pernapasan, an, salura saluran n pern' pern'ern ernaa aan n (0), (0), dan dan luka luka terbu terbuka ka pada pada kulit. kulit. 1eban 1ebanya yakan kan infek infeksi si TB terjad terjadii melal melalui ui udara, udara, yaitu yaitu melal melalui ui inhal inhalasi asi dople doplett yang yang mengandung kuman*kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeks terinfeksi. i. Saluran Saluran pen'erna pen'ernaan an merupaka merupakan n tempat tempat masuk masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi. terkontaminasi. 0nfeksi dimulai dengan inhalasi droplet nuklei yang mengandung . Tb yang tidak dapat ditangkap oleh sistem pertahanan mukosilier bronkus dan masuk ke alveoli.
i
dala dalam m
alve alveol olii
kuma kuman n
dita ditang ngka kap p
makr makrof ofag ag alve alveol oli, i, kuma kuman n
akan akan
bermultiplikasi hingga men'apai jumlah tertentu yang akan mengaktivasi sel limfo limfosit sit T. /ntig /ntigen en kuman kuman dipre diprese senta ntasi sika kan n oleh oleh Major histocompatibili histocompatibility ty complex class class 0 (+5 0) ke sel 5% dan oleh +5 00 ke sel 5&. Sel 5&
terdiri atas Th" dan Th yang masing*masing menghasilkan sitokin yang berperan dalam sistem imunitas. 6espon imunitas pada infeksi . Tb meliputi cell mediated immunity (50) dan delayed type hypersensitivity (T+), kedua respon imunitas tersebut bertujuan untuk melokalisir infeksi dan membunuh . Tb.
/lveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul pneumonia akut. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getang bening regional. akrofag
yang mengadakan infiltrasi menjadi
lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. 6eaksi ini biasanya membutuhkan -aktu "!*! hari.
Pada individu normal terjadi keseimbangan yang rentan antara imunitas host dan . Tb. Sel 5& dan makrofag sangat berperan dalam respon imunitas terhadap . Tb. 0nfeksi +0 menyebabkan depresi dan disfungsi progresif sel 5& dan defek pada fungsi makrofag. /kibatnya pasien +0 mempunyai risiko tinggi untuk reaktivasi TB laten menjadi TB aktif dan peningkatan risiko terinfeksi baru TB. Pada infeksi +0 lanjut kadar 5& sangat rendah sehingga terjadi gangguan respon imunitas baik 50 dan T+, akibatnya replikasi . Tb meluas tanpa disertai pembentukan granuloma, nekrosis perkejuan maupun kavitas. 0ni menyebabkan diagnosis TB lebih sulit karena gambaran radiologisnya tidak seperti umumnya penderita TB tanpa +0. TB diseminata atau TB ekstra paru sering terjadi tetapi kelainan TB paru masih merupakan kelainan TB yang lebih sering terjadi. Status +0 negatif meningkatkan risiko berkembangnya TB $*"!7, sedangkan status +0 positif meningkatkan risiko berkembangnya TB $!7. ibandingkan individu yang tidak terinfeksi +0, individu dengan +0 mempunyai risiko "! kali lebih besar untuk berkembangnya TB.
alam perjalanannya penyakit TB dapat menimbulkan nekrosis pada bagian sentral lesi yang memberikan gambaran relative padat dan seperti keju disebut
nekrosis kaseosa. aerah yang mengalami nekrosis kaseosa
dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibrolas menimbulkan respon yang berbeda. 8aringan granulasi menjadi
lebih fibrosa membentuk jaringan parut kolagenosa yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
9esi primer paru disebut fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer disebut kompleks Ghon. 1ompleks hon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang yang sehat yang kebetulan menjalani pemeriksaan radiogram rutin. :amun, kebanyakan infeksi TB paru tidak terlihat se'ara klinis atau dengan radiografi.
6espons lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pen'airan, yaitu bahan 'air lepas ke dalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan kavitas. Bahan tuber'ular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke dalam per'abangan trakeobronkial. Proses ini dapat berulang, atau basil dapat terba-a sampai ke laring, telinga tengah atau usus.
;alaupun peradangan dapat mereda, kavitas yang ke'il dapat menutup dan meninggalkan jaringan parut fibrosis. Bila peradangan mereda, lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dengan taut bronkus dan rongga. Bahan perkejuan dapat mengental dan tidak dapat mengalir
melalui saluran penghubung, sehingga kavitas
penuh dengan bahan perkijuan dan lesi mirip dengan kapsul yang tidak terlepas. 1eadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam -aktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit ini dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. 2rganisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan men'apai aliran darah dalam jumlah ke'il yang kadang*kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. 8enis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran lomfo hematogen yang biasanya sem buh sendiri.(Pri'e, !!$#%$*%$<)
4. G)++ K/'/(
Penyakit tuber'ulosis sering dijuluki =the great imitator> yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang*kadang asimtomatik.
ambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik. ". ejala 6espiratorik a) Batuk ejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. ula*mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan ber'ampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan. b) Batuk darah arah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau ber'ak*ber'ak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pe'ahnya pembuluh darah. Berat ringannya
batuk
darah
tergantung dari
besar
ke'ilnya
pembuluh darah yang pe'ah. ') Sesak nafas ejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal*hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothora?, anemia dan lain*lain. d) :yeri dada :yeri dada pada Tuber'ulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. ejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
. ejala Sistemik a) emam
erupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya. b) ejala sistemik lain ejala sistemik lain ialah berkeringat pada malam hari, sakit kepala, anoreksia, penurunan berat badan, keletihan, dan malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu*bulan.
5. P)),/(++' F/(/ •
0nspeksi 1onjungtiva mata pu'at karena anemia, malaise, badan kurus@ berat badan menurun. Bila mengenai pleura, paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam pernapasan. 66 meningkat (A& ?@menit). /danya dyspnea, sianosis, distensi abdomen, batuk dan barrel 'hest.
•
Perkusi Terdengar suara redup terutama pada apeks paru, bila terdapat kavitas yang 'ukup besar, perkusi memberikan suara hipersonar dan timpani. Bila mengenai pleura, perkusi memberikan suara pekak.
•
/uskultasi Terdengar suara napas bron'hial. /kan didapatkan suara napas tambahan berupa rhon'i basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infiltrasi ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napas menjadi vesikuler
melemah. Bila terdapat kavitas yang 'ukup besar,
auskultasi memberikan suara
amforik.
Bila mengenai pleura,
auskultasi memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali. •
Palpasi badan teraba hangat (demam), denyut nadi meningkat (A"!!?@menit), turgor kulit menurun, fremitus raba meningkat disisi yang sakit. (/min, !!3 # 44!*44")
. P)),/(++' D/+6'&(/ P)''+'6 a. Pemeriksaan 9aboratorium
•
1ultur Sputum # Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit. Pemeriksaan dapat memperkirakan jumlah basil tahan asam ( /B) yang terdapat pada sediaan. Sediaan yang positif memberikan petunjuk a-al untuk menekankan diagnosa, tetapi suatu sediaan yang negative tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi penyakit. Pemeriksaan biakan harus dilakukan pada semua biakan. ikrobakteri akan tumbuh lambat dan membutuhkan suatu sediaan kompleks. 1oloni matur akan ber-arna krem atau kekuningan, seperti kulit dan bentuknya seperti kembang kol. 8umlah seke'il "! bakteri@ml media konsentrasi yang telah diolah dapat dideteksi oleh media biakan
•
ini (Pri'e,!!$#%$3). Ciehl*:eelsen (pemakaian asam 'epat pada gelas ka'a untuk
•
usapan 'airan darah) # Positif untuk basil asam*'epat. Tes kulit (antou?, potongan ollmer) # 6eaksi positif (area indurasi "! mm atau lebih besar, terjadi &%*3 jam setelah injeksi intradermal antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak se'ara berarti menunjukkan penyakit aktif. 6eaksi bermakna pada pasien yang se'ara klinik sakit berarti bah-a TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda. Tes mantou? adalah dengan menyuntikan tuber'ulin (PP) sebanyak !," ml mengandung $ unit (TD) tuber'ulin se'ara intrakutan pada sepertiga atas permukaan volar atau dorsal lengan ba-ah setelah kulit dibesihkan dengan lalkohol. Dntuk memperoleh reaksi kulit yang maksimal diperlukan -aktu antara &% sampai 3 jam sesudah penyuntikan dan reaksi harus diba'a dalam peiode tersebut. 0nterpretasi tes kulit menunjukan adanya beberapa tipe reaksi # 0ndurasi E $ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut # a) 2rang dengan +0 positif. b) Baru saja kontak dengan orang yang menderita TB. ') 2rang dengan perubahan fibroti' pada radigrafi dada yang sesuai dengan gambaran TB lama yang sudah sembuh.
d) Pasien yang menjalani tranplanstasi organ dan pasien yang mengalami penekanan imunitas ( menerima setara dengan E "$ mg@hari prednisone selama E" bulan). 0ndurasi E "! mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut # a) Baru tiba ( F $ tahun ) dari :egara yang berprevalensi tinggi. b) Pemakai obat*obat yang disuntikkan. ') Penduduk dan pekerja yang berkumpul pada lingkungan yang berisiko tinggi. Penjara, rumah*rumah pera-atan, panti jompo, fasilitas yang disiapkan untuk pasien dengan /0S, dan penampungan untuk tuna -isma d) Penga-ai laboratorium mikrobakteriologi. e) 2rang dengan keadaan klinis pada daerah mereka yang berisioko tinggi. f)
/nak di ba-a usia & tahun atau anak*anak dan remaja yang terpajan orang de-asa kelompok risiko tinggi.
0ndurasi E "$ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok berikut # a) 2rang dengan fa'tor risiko TB. b) Target program*program tes kulit seharusnya hanya dilakukan di anatara kelompok risiko tinggi. (Pri'e,!!$#%$$)
•
Dji tuber'ulin # enggunakan standar tuberkulin "#"!.!!!@$ TD PP*S intrakutan yang diba'a &%*3 jam dengan indurasi A $ mm. Dji tuberkulin negatif belum dapat menyingkirkan TB. alse negatif pada pemeriksaan uji tuberkulin sering ditemukan pada pasien +0 dan kejadiannya meningkat sebanding dengan peningkatan imunosupresi.
•
+istologi atau 5ulture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan 5S, biopsi kulit) # positif untuk Mycobacterium tuberculosis
•
Pemeriksaan arah # a) +b dapat ditemukan menurun. /nemia bila penyakit berjalan menahun
b) 9G meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan. ') / # mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan paru. •
Biopsi jarum pada jaringan paru (Needle Biopsi of un! Tissue)# Positif
•
untuk granuloma TBH adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis. Glektrolit # apat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksiH 'ontoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi
•
air dapat ditemukan pada TB paru kronis luas. Tes antibody serum# Skrining "uman #mmunodeficiency $irus (+0) dan G90S/. +asil tes positif, tapi bukan merupakan diagnosa. 8ika seseorang terinfeksi "uman #mmunodeficiency $irus
(+0),
maka
system
imun
akan
bereaksi
dengan
memproduksi antibody terhadap virus tersebut. /ntibody terbentuk dalam < I " minggu setelah infeksi, atau bisa sampai J I " bulan. +al ini menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi a-alnya tidak memperlihatkan hasil tes positif. Tapi antibody ternyata tidak efektif, kemampuan mendeteksi antibody "uman #mmunodeficiency $irus •
(+0)
dalam
darah
memungkinkan
skrining produk darah dan memudahkan evaluasi diagnosti'. limfosit 5& 8umlah 5& # en'erminkan status imunitas pasien. Penderita +0@/0S perlu diperiksa jumlah 5& karena infeksi +0 menyerang sistem ini. +asil pemeriksaan jumlah 5& berguna
•
• •
untuk menentukan pengobatan TB*+0@/0S selanjutnya. Tes blot %estern# engkonfirmasi diagnosa +uman 0mmunodefi'ien'y irus (+0) Sel T& helper# 0ndikator system imun (jumlah K!!) T % ( sel supresor sitopatik )# 6asio terbalik ( # " ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( T% ke T& )
•
mengindikasikan supresi imun. P& ( Protein pembungkus +uman 0mmunodefi'ien'yirus (+0)# Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi
•
infeksi 1adar 0g# eningkat, terutama 0g /, 0g , 0g yang normal atau
•
mendekati normal 6eaksi rantai polimerase# endeteksi :/ virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
•
Pasien TB yang perlu dilakukan pemeriksaan +0 adalah pasien yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi +0, hasil pengobatan 2/T yang tidak memuaskan ('ontoh# TB kronik), multi drug resistan'e (6) TB. emikian juga bila di fasilitas kesehatan menemukan pasien terinfeksi +0@/0S perlu dibuktikan ada tidaknya TB paru. engan adanya kerjasama yang baik antara program TB dan program
+0@/0S
dapat
menurunkan
beban
pasien
TB*
+0@/0S. Setiap pemeriksaan +0 harus disertai konseling sebelum dan sesudah pemeriksaan, oleh karena itu diperlukan 5T ($oluntary &ounsellin! Test ) dan P0T5 (Provider #nitiated Testin! and &ounsellin! ) di setiap pelayanan kesehatan. b. 6adiologi oto thora? # 0nfiltrasi lesi a-al pada area paru oleh simpanan • kalsium lesi yang sembuh primer atau efusi 'airan. Perubahan mengindikasikan TB yang lebih berat dapat men'akup area berlubang dan fibrous. Pada foto thora? tampak pada sisi yang •
sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas. Bron'hografi # merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat
•
kerusakan bron'hus atau kerusakan paru karena TB. ambaran radiologi lain yang sering menyertai TB5 paru adalah penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks
(bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura). '. Pemeriksaan fungsi paru Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu# kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim@fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
7. D/+6'&(/( K,/),/+ D/+6'&(/( a) /namnesis dan pemeriksaan fisik b) 9aboratorium
darah
rutin
(9G
normal
atau
meningkat,
limfositosis) ') oto thora? P/ dan lateral. ambaran foto thoraks yang menunjang diagnosis TB, yaitu #
o
Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen api'al lobus ba-ah
o
o
o
o
o
Bayangan bera-an ( patchy' atau berber'ak (nodular) /danya kavitas, tunggal atau ganda 1elainan bilateral, terutama dilapangan atas paru /danya kalsifikasi Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
o
Bayangan milier
d) Pemeriksaan sputum BT/ Pemeriksaan sputum BT/ memastikan diagnosis TB paru, namun pemeriksaan ini tidak sensitive karena hanya
Tes antou?@Tuberkulin
g) Tehnik Polymerase &hain (eaction h' Bection )ickinson )ia!nostic #nstrument *ystem eteksi !ro%th index berdasarkan 52 yang dihasilkan dari metabolisme asam lemak oleh . tuber'ulosis i'
+n,yme inked #mmunosorbent ssay eteksi respon humoral, berupa proses antigen*antibodi yang terjadi. Pelaksanaannya rumit dan antibodi dapat menetap dalam -aktu lama sehingga menimbulkan masalah.
j)
L522T eteksi antibody memakai antigen lipoarabinomannan yang direkatkan pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik, kemudian di'elupkan dalam serum pasien. Bila terdapat antibody spesifik dalam jumlah memadai maka -arna sisir akan berubah. (ansjoer, "444 # &3*&3<)
iagnosis TB paru pada orang de-asa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BT/ pada pemeriksaan dahak se'ara mikroskopis. +asil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BT/ hasilnya positif. Bila hanya " spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. 1alau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai penderita TB BT/ positif. 1alau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan. /pabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan. Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau /moksisilin) selama " * minggu.
Bila
tidak
ada
perubahan,
namun
gejala
klinis
tetap
men'urigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS #
1alau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BT/ positif.
1alau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TB.
Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BT/ negatif rontgen positif.
Bila hasil ropntgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.
8. T;),+*- T/'++' P)'+'6+'+' Penatalaksanaan TB paru dengan infeksi +0 pada dasarnya sama dengan infeksi tanpa +0 saat pemberian obat pada ko*infeksi TB5*+0 harus memperhatikan jumlah 5& yang sesuai
8umlah 5&
6egimen yang dianjurkan
1eterangan
(per mm<) K !!
ulai terapi TB5, ulai
ianjurkan /6 # G
/6 segera setelah
adalah kontraindikasi
tetapi TB5 dapat
untuk ibu hamil atau
ditoleransi ( antara
perempuan usia subur
minggu* bulan) Paduan
tanpa kontrasepsi,
yang mengandung G.
sehingga G dapat diganti.
!!*<$!
ulai terapi TB5
Pertimbangan /6 # ulai salah satu paduan di ba-ah ini setelah fase intensif# -
Paduan yang
-
mengandung G Paduan yang mengandung :P jika paduan TB5 fase lanjutan tidak menggunakan fifampisin.
A<$!
ulai terapi TB5
5& tidak
ulai terapi TB5
Tunda /6
Pertimbangan /6
memungkinkan untuk diperiksa Tabel ". Pengobatan TB5 pada +0 berdasarkan 5&
11. K&*/+(/ Penyakit tuber'ulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. 1omplikasi dibagi atas komplikasi dini dan menimbulkan komplikasi ".
1omplikasi dini
.
1omplikasi lanjut
#
lanjut. Pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis. # 1or pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas de-asa (/6S), sering terjad pada TB milier dan kavitas TB. (/min, !!!#44<)
enurut epkes 60 (!!), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita tuber'ulosis paru stadium lanjut yaitu # •
+emoptisis berat (perdarahan dari saluran napas ba-ah) yang dapat mengakibatkan
kematian
tersumbatnya jalan napas.
karena
syok
hipovolemik
atau
karena
•
/telektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus
•
akibat retraksi bron'hial. Bronkiektasis (pelebaran bron'us setempat) dan fibrosis (pembentukan
•
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1.
Tgl/ Jam Triage Transportasi
s a t i t n e d I
: No. RM : P1/ P2/ P3 Diagnosis Medis : mbulan/Mobil Pribadi/ !ain-lain " "
: : Tuberkulosis Paru
Nama
:
Jenis #elamin
:
$mur
:
lamat
:
gama
:
%tatus Perka&inan
:
Pendidikan
:
%umber 'n(ormasi
:
Peker)aan
:
*ubungan
:
%uku/ +angsa
:
#elu,an $tama
:
Jalan Na(as
:
bstruksi
: !ida,
Paten
Munta,an Y A W %uara Na(as : %noring R I A #elu,an !ain: ... ...
Tidak Paten airan
+enda sing
Dara,
urgling
%tridor
Tidak da
edema Tidak ada
Masala, #epera&atan: 1. Bersihan Jaan Na!as Tidak E!ekti!
G N I Na(as : %pontan H T A erakan dinding dada: %imetris E R B 'rama Na(as : epat Dangkal
Tidak %pontan simetris Normal
Pola Na(as
: Teratur
Jenis
: Dispnoe #usmaul
0ene %toke
!ain" "
%uara Na(as
: esikuler %tidor
,eeing
Ron4,i
%esak Na(as
: da
uping ,idung da
Tidak Teratur
Tidak da
Tidak da
Retraksi otot bantu na(as : da Tidak da
Perna(asan : Perna(asan Dada Perna(asan Perut RR : 35 6/mnt #elu,an !ain: " " Masala, #epera&atan: 1. Ketidake!ekti!an P"a Na!as
: Teraba
Nadi
Tidak teraba
N:
Tekanan Dara, : 75/85mm*g
N O I T A L U C R I C
Pu4at
: 9a
Tidak
%ianosis
: 9a
Tidak
RT
: 2 detik
; 2 detik
kral
: *angat
Dingin
Pendara,an
: 9a< !okasi: ... ... Jumla, ... ...44
Turgor
: =lastis
%:38°
Tidak ada
!ambat Tidak
Diap,oresis: 9a
Ri&a0at #e,ilangan 4airan berlebi,an: Diare Munta, !uka bakar #elu,an !ain: #un)ungti>a pu4at< &a)a, pu4at< nadi teraba lema, Masala, #epera&atan: 1.
Kek#rangan $"#%e &airan
#esadaran: omposmentis Delirium %omnolen patis #oma
Y T I L I B A S I D
%
: =0e 2
erbal 2
Motorik 3
Pupil
: 'sokor
$nisokor
Pinpoint
Re(leks a,a0a:da
Medriasis
Tidak da
Re(leks (isiologis: Patela !ain-lain : Tidak dapat dika)i Re(leks patologis : +abink0 #ernig !ain-lain : Tidak dapat dika)i #ekuatan tot : tidak dapat dika)i #elu,an !ain : klien dikelu,kan sesak na(as kemudian perla,an-la,an kesadaran mulai menurun Masala, #epera&atan:
E R U S O P X E
1.
Ketidake!ekti!an Per!#si Jaringan Sere'ra
De(ormitas
:
9a
Tidak
!okasi ... ...
ontusio
: 9a
Tidak
!okasi ... ...
brasi
: 9a
Tidak
!okasi : "
Penetrasi
: 9a
Tidak
!okasi ... ...
!aserasi
: 9a
Tidak
!okasi ... ...
=dema
: 9a
Tidak
!okasi ... ...
!uka +akar
: 9a
Tidak
!okasi ... ...
rade : ". Jika ada luka/ >ulnus< ka)i: !uas !uka
: ".
arna dasar luka: ". #edalaman !ain-lain
: ..... : ... ...
Masala, #epera&atan: ?-@ Monitoring Jantung : %inus +radikardi
I S N E V R E T N I E V I F
%inus Takikardi
%aturasi 2 : #ateter $rine : da
Tidak
Pemasangan NT : da< arna airan !ambung : ... ...
Tidak
Pemeriksaan !aboratorium : *asil D menun)ukkan sidosis Respiratorik !ain-lain: ... ... Masala, #epera&atan: 1. Ker#sakan Pert#karan (as N0eri : da Tidak
T R Problem O F Aualitas/ Auantitas M Regio O C %kala E Timing V I !ain-lain G
: ... ... : ... ... : ... ... : ... ... : ... ... : ... ... Masala, #epera&atan: -
#elu,an $tama
: %esak Na(as dan lemas
Ri&a0at Pen0akit
: #eluarga mengatakan klien menderita Tuberkulosis se)ak seta,un 0ang lalu. #lien dikatakan rutin 4ontrol ke puskesmas dan suda, mengkonsumsi T. #lien diba&a ke ruma, sakit karena sesak na(as 0ang
E L P M A S %ign/ Tanda e)ala ) 1 H (
dikelu,kan
semakin
memberat
dan
penurunan
kesadaran : klien tampak kesulitan berna(as serta tampak gelisa,< akral teraba dingin dan pu4at.
Allergi
: tidak memiliki alergi ter,adap makanan< obat< dan alergen lainn0a
Medication/ Pengobatan
: #lien sedang mendapatkan terapi T
Past Medical History
: Tuberkulosis Paru
Last Oral Intake/Makan terak,ir
: B )am sebelum MR%
? Fokus pemeriksaan pada daerah trauma/sesuai kasus non trauma) #epala dan &a)a,
: Tidak ditemukan lesi dan de(ormitas< rambut tampak utu,<
E O !e,er T O T D Dada A E H ) 2 H ( bdomen dan Pinggang Pel>is dan Perineum
E C A F R U S R O I R E T S O P / K C A B I S K E P S N I
tidak terdapat 4ep,al ,ematoma : Tidak tampak de>iasi trak,ea dan pembesaran kelen)ar tiroid : Tampak retraksi otot-otot interkosta< pergerakan dada simetris< RR 356/menit< na(as tampak 4epat dan dangkal : Tidak terdapat lesi dan as4ites : Tidak tampak de(ormitas< tidak teraba krepitasi
=kstremitas : =kstremitas teraba dingin< tampak pu4at< RT ;2dtk Masala, #epera&atan: ?-@ da Je)as : Tidak De(ormitas
:
da
Tidak
Tenderness
:
da
Tidak
repitasi
:
da
Tidak
!aserasi
:
da
Tidak
!ain-lain : ... ... Masala, #epera&atan: -
2. Diagn"sa Ke)era*atan
1@ +ersi,an )alan na(as tidak e(ekti( ber,ubungan dengan sekresi 0ang kental atau sekresi 0ang berlebi,an sekunder akibat T+. 2@ #etidake(ekti(an pola napas ber,ubungan dengan penurunan ekspansi paru sekunder akibat penumpukan 4airan. 3@ #ekurangan
olume
airan
ber,ubungan
dengan
peningkatan
metabolisme tubu, sekunder akibat tuberkulosis. C@ #etidake(ekti(an per(usi )aringan serebral ber,ubungan dengan penurunan aliran dara, ke serebral. 8@ #erusakan pertukaran gas ber,ubungan dengan penurunan kapasitas di(usi paru. a+ Peren,anaan Pera*atan N". 1.
D- Ke)era*atan +ersi,an )alan na(as
T#j#an %etela, diberikan
Interensi /andiri 0
Rasi"na
tidak e(ekti(
asu,an
!akukan su4tion
ber,ubungan dengan
kepera&atan
membersi,kan )alan
sekresi 0ang kental
selama ... 6 2C )am
na(as dari 4airan
atau sekresi 0ang
di,arapkan
se,ingga udara dapat
berlebi,an sekunder
bersi,an )alan
mengalir ke paru
akibat T+.
napas klien e(ekti(
dengan baik
Membantu
dengan out4ome - klien mampu
ka)i (ungsi
penurunan bun0i na(as
mengeluarkan
perna(asan ?bun0i
dapat menimbulkan
sekret
na(as< ke4epatan
atelektasis. Ronki<
na(as< dan
mengi menun)ukkan
kedalaman@
akumulasi sekret /
- klien dapat batuk e(ekti( - bun0i na(as
ketidakmampuan
normal< tidak
membersi,kan )alan
ada ron4,i<
na(as 0ang dapat
mengi dan
menimbulkan
stridor
peningkatan ker)a
- tidak ada
perna(asan.
dipsnea - RR dalam batas
4atat kemampuan
Pengeluaran sulit bila
normal ?12-25
untuk
sekret sangat tebal.
6/menit@< irama
mengeluarkan
%putum berdara,
dan kedalaman
mukosa / batuk
kental / dara, 4era,
napas normal.
e(ekti( ?4atat
diakibatkan ole,
karakter< )umla,
kerusakan paru atau
sputum< adan0a
luka bronkial.
,emoptisis@
berikan pasien
Posisi membantu
posisi semi (o&ler
memaksimalkan
dan bantu pasien
ekspansi paru dan
untuk batuk dan
menurunkan upa0a
lati,an na(as
perna(asan. !ati,an
dalam
na(as dalam membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam )alan na(as besar untuk dikeluarkan.
bersi,kan sekret
Men4ega, aspirasi /
dari mulut dan
obstruksi. Peng,isapan
trakea
dilakukan )ika pasien
?peng,isapan
tidak mampu
sesuai keperluan@
mengeluarkan sekret
lakukan (isioterapi
dada
Membantu mengeluarkan da,ak
K"a'"rasi 0 lembabkan udara /
oksigen inspirasi
Men4ega, pengeringan mukosa
dan membantu pengen4eran sekret.
beri obat-obatan
sesuai indikasi
Mukolitik menurunkan
mukolitik ?4onto,
kekentalan sekret /
asetilsistein@
sputum se,ingga muda, untuk dikeluarkan.
+ronkodilator
meningkatkan ukuran
bronkodilator
lumen per4abangan
?4onto,
trakeobronkial
okstri(ilin@
se,ingga menurunkan ta,anan ter,adap aliran udara. +erguna pada saat respon in(lamasi mengan4am ,idup.
kortikosteroid ?prednison@
2.
#etidake(ekti(an pola
%etela, diberikan
napas ber,ubungan
asu,an
(rekuensi dan
mengka)i kualitas<
dengan penurunan
kepera&atan
kedalaman
(rekuensi dan
ekspansi paru
selama ...62C )am
perna(asan<
kedalaman
sekunder akibat
di,arapkan pola
laporkan setiap
perna(asan< kita
penumpukan 4airan.
napas e(ekti(
peruba,an 0ang
dapat mengeta,ui
dengan kriteria
ter)adi.
se)au, mana
•
#a)i kualitas<
•
,asil : •
•
peruba,an kondisi 'rama<
•
pasien.
+aringkan pasien
(rekuensi dan
dalam posisi
kedalaman
0ang n0aman<
dia(ragma
perna(asan
dalam posisi
memperluas daera,
dalam
duduk< dengan
dada se,ingga
normal
kepala tempat
ekspansi paru bisa
?RR12-25
tidur ditinggikan
maksimal.
6/menit@.
B5 F 75 dera)at.
batas
•
•
bser>asi tanda-
•
Peningkatan
sinar E dada
tanda >ital ?su,u<
RR dan ta4,4ardi
tidak
nadi< tekanan
merupakan
ditemukan
dara,< RR dan
indikasi adan0a
adan0a
respon pasien@.
penurunan (ungsi
akumulasi 4airan.
•
Penurunan
Pada pemeriksaan
•
Dengan
+un0i
paru. •
#olaborasi
•
Pemberian
dengan tim
oksigen dapat
na(as
medis lain untuk
menurunkan beban
>esikuler
pemberian 2
perna(asan dan
dan obat-obatan
men4ega,
serta (oto t,ora6.
ter)adin0a sianosis
Tidak ada penggunaan otot bantu
akibat ,iponia.
pernapasan
Dengan (oto t,ora6 dapat dimonitor
kema)uan dari berkurangn0a 4airan dan kembalin0a da0a kembang paru.
3.
#ekurangan olume 4airan ber,ubungan dengan ke,ilangan >olume 4airan akti(
%etela, diberikan asu,an kepera&atan selama...62C )am di,arapkan status neurologis klien membaik dengan kriteria ,asil: - Mukosa bibir lembab - Turgor kulit normal - RT 2 detik - TT dalam keadaan normal TD : 115-1C5/B575mm*g Nadi : B5-1556/menit RR : 1B-2C6/menit %u,u : 3B<8-3G<85 - utput urine dalam batas normal : de&asa 5<8-1 44 / kg / )am H pediatrik 1-244/kg/)am - Tidak ter)adi oliguria maupun anuria
•
Pasang 2 line '
•
dengan 4airan ' normal %alin atau R! se4ara 4epat
•
•
Resusitasi
4airan
penting untuk mengembalikan keadekuatan >olume
Peruba,an tekanan !alukan dara, dan nadi dapat digunakan untuk Pemasangan #ateter urine< perkiraan kasar ke,ilangan dara,. Pantau masukan dan ,aluaran< Memberikan • karakter< in(ormasi tentang perkiraan keseimbangan ke,ilangan 0ang 4airan sebagai tak terli,at< misal pedoman untuk berkeringat< ukur penggantian 4airan. berat )enis urine< obser>asi oliguria Pantau tanda tanda >ital.
•
Peruba,an tekanan dara, dan nadi dapat digunakan untuk perkiraan kasar ke,ilangan dara,
C.
#erusakan pertukaran
%etela, diberikan
/andiri
gas ber,ubungan
asu,an
ka)i dispnea<
dengan penurunan
kepera&atan
takipnea< tak
e(ek luas pada paru
kapasitas di(usi paru
selama .. 6 2C )am
normal /
dari bagian ke4il
di,arapkan
menurunn0a bun0i
bronkopneumonia
kerusakan
na(as< peningkatan
sampai in(lamasi
membran al>eolar
upa0a perna(asan<
di(usi luas< nekrosis<
klien dapat teratasi
terbatasn0a
e((usi pleural< dan
dengan out4ome :
ekspansi dinding
(ibrosis luas. =(ek
- klien tidak
dada< dan
perna(asan dapat dari
mengalami
kelela,an
ringan sampai dispnea
T+ paru men0ebabkan
dispnea saat
berat dan bisa )uga
melakukan
sampai distres
akti>itas
perna(asan.
- kilen tidak mengalami
- e>aluasi peruba,an
kelela,an
kumulasi sekret /
pada tingkat
pengaru, )alan na(as
kesadaran. atat
dapat mengganggu
batas normal
sianosis dan atau
oksigenasi organ >ital
?;78I@< p*
peruba,an pada
dan )aringan.
dara, netral
&arna kulit<
?G<38-G<8@ P2
termasuk membran
?5-155@
mukos dan kuku.
- %a2 dalam
pasien - tingkatkan tira,
Menurunkan konsumsi
baring / batasi
oksigen atau
akti>itas dan bantu
kebutu,an selama
akti>itas pera&atan periode penurunan diri sesuai
perna(asan dapat
keperluan.
menurunkan beratn0a ge)ala.
K"a'"rasi Monitor D
Menurunn0a saturasi oksigen ?Pa2@ atau
meningkatn0a Pa52 menun)ukkan perlun0a penanganan 0ang lebi,. adekuat atau peruba,an terapi.
- berikan oksigen
Membantu mengoreksi
tamba,an 0ang
,ipoksemia 0ang
sesuai
ter)adi sekunder ,ipo>entilasi dan penurunan permukaan al>eolar paru.
8.
#etidake(ekti(an per(usi )aringan serebral ber,ubungan dengan penurunan aliran dara, ke serebral
%etela, diberikan asu,an kepera&atan selama...62C )am di,arapkan status neurologis klien membaik dengan kriteria ,asil: - Pusing< skala 8 ?none) - %tatus kongniti(< skala 8 ?not compromised @ - Tekanan dara, dalam batas normal 125/5 mm*g< skala 8 ?not 4ompromised@ - Nadi dalam
/andiri 0 •
•
Perta,ankan kepatenan
memperta,ankan kepatenan
)alan
na(as.
)alan
na(as
bertu)uan
untuk
men4ega,
terputusn0a oksigen
ke
aliran otak
se,ingga men4ega, ter)adin0a ,ipoksia •
Monitor oksigen.
•
Monitor tanda >ital
)aringan otak.
aliran •
untuk memperta,ankan masukan oksigen adekuat sesuai dengan kebutu,an.
•
memonitor tanda-
tanda-
tanda >ital penting
batas normal ?B51556/menit@< skala 8 ?not 4ompromised@ - RR dalam batas normal< skala 8 ?not 4ompromised@ - %u,u tubu, dalam batas normal ?3B-
•
untuk mengeta,ui keadaan umum dan status kee(ekti(an per(usi )aringan.
Monitor kualitas dan nadi
(rekuensi
•
dan0a bradikardi dapat ter)adi sebagai akibat adan0a kerusakan otak
3G@K 5<8° < skala 8 ?not 4ompromised@
3.
Ea#asi
=>aluasi dibuat berdasarkan kriteria ,asil
&. PENDIDIKAN KESEHATAN 2AN( DIBERIKAN KEPADA PASIEN /AUPUN KE3UAR(A PASIEN
Pendidikan kese,atan 0ang diberikan pada pasien dan keluargan0a meliputi : pengertian pen0akit T+ Paru< pen0ebab pen0akit T+ Paru< 4ara pen4ega,an pen0akit T+ Paru< 4ara penularan pen0akit T+ Paru< dan 4ara pengobatan pen0akit T+ Paru.
1. Pengertian Pen4akit TB Par#
Tuber4ulosis paru ?T+@ adala, pen0akit in(eksi 0ang disebabkan ole, bakteri
berbentuk
batang
?basil@
0ang
bernama Mycobacterium
tuberculosis. 2. Pen4e'a' Pen4akit TB Par# Pen0ebab pen0akit T+ Paru adala, bakteri berbentuk batang ?basil@
0ang bernama Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis memiliki beragam )enis dan )enis 0ang
paling sering di)umpai pada pen0akit T+ Paru adala, Mycobacterium tuberculosis hominis. 3. Tanda dan (ejaa Pen4akit TB Par#
Tuberkulosis merupakan suatu pen0akit 0ang mempun0ai ban0ak kemiripan dengan pen0akit lain 0ang )uga memberikan ge)ala umum seperti lema, dan demam. Tanda-tanda orang 0ang di4urigai terkena pen0akit T+ 0aitu se4ara umum dapat dili,at dari ge)alan0a terlebi, da,ulu 0aitu< demam tidak terlalu tinggi 0ang berlangsung lama< biasan0a dirasakan malam ,ari disertai keringat malam. #adang-kadang serangan demam seperti in(luena dan bersi(at ,ilang
timbul. Penurunan na(su makan dan berat badan. +atuk-batuk selama lebi, dari 3 minggu ?dapat disertai dengan dara,@. Perasaan tidak enak ?malaise@< lema,. Dan untuk memberikan kepastian maka orang tersebut ,arus diperiksa lebi, lan)ut< )adi tidak selalu ba,&a orang batuk-batuk lama pasti menderita T+< ,arus dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium dan (oto rontgen.
4. &ara Pen,egahan Pen4akit TB Par#
Pen4ega,an
0ang
dapat
dilakukan
untuk
meng,indari
pen0akit
tuber4ulosis paru 4ukup seder,ana< 0aitu pola ,idup se,at adala, kun4in0a karena kita tidak ta,u kapan kita bisa terpapar dengan kuman pen0ebab tuber4ulosis paru< 0akni M04oba4terium tuber4ulosis. Dengan pola ,idup se,at maka da0a ta,an tubu, kita di,arapkan 4ukup untuk memberikan
perlindungan se,ingga &alaupun kita terpapar dengan kuman pen0ebab tuber4ulosis paru< tidak akan timbul ge)ala. Pola ,idup se,at adala, dengan: mengkonsumsi makanan 0ang bergii< selalu men)aga kebersi,an diri dan lingkungan ,idup kita< ruma, ,arus mendapatkan sinar mata,ari 0ang 4ukup ?tidak
lembab@< selain itu ,indari terkena per4ikan batuk dari penderita T+.
5. &ara Pen#aran Pen4akit TB Par#
Pada umumn0a proses penulran pen0akit T+ Paru ini adala, melalui per4ikan da,ak penderita 0ang keluar saat batuk ?beberapa a,li mengatakan ba,&a air luda, )uga bisa men)adi media perantara@< bisa )uga melalui debu< alat makan/minum 0ang mengandung kuman T+. #uman 0ang masuk dalam tubu, akan memperban0ak diri di paru-paru< laman0a dari terkumpuln0a kuman sampai timbuln0a ge)ala pen0akit dapat berbulan-bulan sampai ta,unan.
. &ara Peng"'atan Pen4akit TB Par#
Pen0akit T+ bisa disembu,kan se4ara tuntas apabila penderita mengikuti an)uran tenaga kese,atan untuk minum obat se4ara teratur dan rutin sesuai dengan dosis 0ang dian)urkan< dan mengkonsumsi makanan 0ang bergii 4ukup untuk meningkatkan da0a ta,an tubu,n0a< serta men)aga kebersi,an lingkungan di sekitarn0a. DA5TAR PUSTAKA
+runner dan %uddart,. 2552. Keperaatan Medikal !edah. Penerbit +uku #edokteran = : Jakarta. Doenges< Maril0nn =.< Moor,ouse< Mar0 Lran4es dan eissler< li4e . 2555. =disi 3. "encana Asuhan Keperaatan. = : Jakarta reen< ,ris. 255B. T+ *'. %piritia : Jakarta
'ra&an< Didik. 2515. T+ Pen0ebab #ematian *'. ,ttp://,arian)oglosemar.4om/. ?akses : 2C Juni 2515@ Mansur< %,a,ril. 2557. T+ dan *'. ,ttp://ka&anilmu.blogspot.4om/2557/5/tbdan-,i>.,tml. ?akses : 2C Juni 2515@ Nanda. 2558 F 255B. Panduan #iagnosa Keperaatan$ Jakarta : Prima Medika. Pri4e %..< ilson !.M.. 1778. Pato(isiologi #onsep #linis Proses-Proses Pen0akit< =disi C< +uku. = : Jakarta Tu4ker< %usan Martin H dkk. 177. %tandar Peraatan Pasien. Penerbit +uku #edokteran = : Jakarta.
PATHWA2
#uman dormant #alsi(ikasi %embu, %arang primer #alsi(ikasi Massa )aringan baru ?ranuloma@ Membentuk #etidake(ekti(an Nekrosis bagian Massa )aringan )aringan ke)u pola na(as sentral Nekrosis kaseosa (ibrosa
Pen4airan
!aring< telinga< usus +atuk
+a,an ke)u lepas ke bron4,us
#a>itas
Tra4,eobron4,ial
#ompleks Lo4us go,n go,n =(usi pleura $lserasi pemb. ?#+!esi ?!esi primerprimer@ paru@ kumulasi %esakparu tuberkulosa Pleura4airan Dara, *aemaptoe