LAPORAN PENDAHULUAN TUBERKULOSIS PARU (TBC)
Disusun oleh Uswatun Hasanah 0!"00!0##
PRO$RA% PENDIDIKAN PRO&ESI NERS &AKULT &AKULTAS AS IL%U IL% U KESEHATAN KES EHATAN UNI'ERSITAS %UHA%%ADIAH SURABAA 0*
LAPORAN PENDAHULUAN TUBERCULOSIS PARU
A! De+inisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.(Price tuberculosis.(Price dan Wilson, 2005). Tuberkulosis Tuberkulosis Paru (T Paru) adalah penyakit pen yakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. ( !melt"er, 200#). Tuberkulosis
merupakan
penyakit
menular
yang
disebabkan
oleh
$ycobakterium Tuberculosa yang merupakan bakteri batang tahan asam, dapat merupakan organisme patogen atau saprofit (!yl%ia &nderson, #''5). Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru (runer dan !uddart. 2002). Tuberku Tuberkulosis losis adalah contoh lain infeksi saluran nafas baah. Penyakit Penyakit ini disebabkan oleh mikrooganisme $ycobacterium tuberculosis (li"abeth *. +orn, 200#). Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobakterium tuberkulosa geala yang sangat ber%ariasi (-/, 200#). 1ari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan baha tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi pada saluran nafas baah yang menular disebabkan mycobakterium tuberkulosa yaitu bakteri batang tahan asam baik bersifat patogen atau saprofit dan terutama menyerang parenkim paru.
B! Etiolo,i
Tuberku Tuberkulosis losis paru adalah penyakit menular yang disebabkan disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, seenis kuman yan g yang berbentuk batang dengan ukuran panang #34mm dan tebal 0,0,64mm. !ebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid (lipid ). ). 7ipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (T&) dan ia uga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. uman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin (dapat tahan bertauntahun dalam lemari es). 8al ini teradi karena kuman
LAPORAN PENDAHULUAN TUBERCULOSIS PARU
A! De+inisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.(Price tuberculosis.(Price dan Wilson, 2005). Tuberkulosis Tuberkulosis Paru (T Paru) adalah penyakit pen yakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. ( !melt"er, 200#). Tuberkulosis
merupakan
penyakit
menular
yang
disebabkan
oleh
$ycobakterium Tuberculosa yang merupakan bakteri batang tahan asam, dapat merupakan organisme patogen atau saprofit (!yl%ia &nderson, #''5). Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru (runer dan !uddart. 2002). Tuberku Tuberkulosis losis adalah contoh lain infeksi saluran nafas baah. Penyakit Penyakit ini disebabkan oleh mikrooganisme $ycobacterium tuberculosis (li"abeth *. +orn, 200#). Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobakterium tuberkulosa geala yang sangat ber%ariasi (-/, 200#). 1ari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan baha tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi pada saluran nafas baah yang menular disebabkan mycobakterium tuberkulosa yaitu bakteri batang tahan asam baik bersifat patogen atau saprofit dan terutama menyerang parenkim paru.
B! Etiolo,i
Tuberku Tuberkulosis losis paru adalah penyakit menular yang disebabkan disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, seenis kuman yan g yang berbentuk batang dengan ukuran panang #34mm dan tebal 0,0,64mm. !ebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid (lipid ). ). 7ipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (T&) dan ia uga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. uman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin (dapat tahan bertauntahun dalam lemari es). 8al ini teradi karena kuman
bersifat dormant. 1ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit lagi dan menadikan tuberculosis tuberculosis menadi menadi aktif lagi. !ifat lain kuman kuman ini adalah aerob. aerob. !ifat ini menunukkan baha kuman lebih menyenangi aringan yang tinggi oksigennya. 1alam hal ini tekanan tekanan bagian apikal paruparu lebih tinggi dari pada bagian lainnya, lainnya, sehingga sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. (&min, 2009) uman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahuntahun dalam lemari es). 8al ini teradi karena kuman berada dalam sifat dormant . 1ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menadikan tuberkulosis aktif kembali. !ifat lain kuman adalah aerob. !ifat ini menunukkan baha kuman lebih menyenangi aringan yang tinggi kandungan oksigennya. 1alam hal ini tekanan bagian apikal paruparu lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. asil mikrobakterium tersebut masuk kedalam aringan paru melalui saluran napas (droplet (droplet infection) infection) sampai al%eoli, maka teradilah infeksi primer ( ghon) ghon) selanutnya menyebar kekelenar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks kompleks (ranke). (ranke). keduanya keduanya dinamakan dinamakan tuberkulosi tuberkulosiss primer, primer, yang dalam peralanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan teradi sebelum tubuh mempunyai kekebalan kekebala n spesifik terhadap te rhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pada usia # tahun. !edangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan aringan paru oleh karena teradi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut. -aktor predisposisi penyebab penyakit tuberkulosis antara lain ( li"abeth * poh 200#) #). $ereka yang kontak kontak dekat dengan seorang yang mempunyai mempunyai T aktif 2). ndi%idu imunosupresif imunosupresif (termasuk lansia, pasien kanker, kanker, indi%idu dalam terapi kartikoteroid atau terinfeksi 8:) ). Pengguna obatobat : dan alkoholik 3). ndi%idu tanpa peraatan yang adekuat
5). ndi%idu dengan gangguan medis seperti ; 1$, <<, penyimpanan gi"i, by pass gatrektomi. 6). migran dari negara dengan T yang tinggi (&sia Tenggara, &merika 7atin aribia) 9). ndi%idu yang tinggal di institusi (nstitusi psikiatrik, penara) =). ndi%idu yang tinggal di daerah kumuh '). Petugas kesehatan
C! %ani+estasi Klinis
eluhan yang diraskan pasien pasien tuberkulosis dapat bermacammacam atau malah banyak
ditemukan T paru tanpa keluhan sama sekali dalam
pemeriksaan kesehatan .keluhan yang terbanyak; #.
1emam iasanya subfebril menyerupai demam influen"a. Tetapi kadangkadang pana badan dapat mencapai 303#
0
+elsius. !erangan demam pertama dapat
sembuh sebentar ,tetapi kemudian dapat timbul kembali. egitulah seterusnya hilang timbul demam influen"a ini ,sehingga pasien merasa tidak pernah terbeba dari serangan demam influen"a. eadaan ini sangat terpengaruh oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkolosis masuk. 2. atuk4batuk berdarah geala ini bayak ditemukan.batuk teradi karena adanya iritasi pada bronkus.batuk ini diperlukan untuk membuang produkproduk radang keluar. arena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama.mungkin saa batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam aringan paru yakni setelah minggumimggu atau berbulanbulan peradangan bermula.sifat batuk dimulai dari batuk kering (nonproduktif) kemudian setelah timbul peradagan menadi produktif(menghasilkal sputum). keadaan yang lanut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuuh darah yang pecah.kebanyakan batuk darah pada tuberkulusis teradi pada ka%itas,tetapi dapat uga teradi pada ulkus dinding bronkus.
.
sesak bernafas pada penyakit ringan (baru tumbuh)belum dirasakan sesak nafas.sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanut,yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paruparu dan takipneu.
3.
nyeri dada geala ini agak arang ditemukan.nyeri dada timbul bila infiltrasinya radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis .teradi gesekan kedua pleura seaktu pasien menarik4melepaskan napasnya.
5. $alaise dan kelelahan Penyakit tuberculosis bersifat radang menahun, geala malaise sering ditemukan berupa anaoreksia tidak ada nafsu makan,badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, keringat malam, dll. !elain itu uga teradi kselitan tidur pada malam hari (Price, 2005).
Takikardia (&min- 2009)
D! Klasi+i.asi
&dapun klasifikasi T paru berdasarkan petogenesisnya yaitu; elas 0
eterangan
Tipe Tidak ada peanan T.
Tidak ada riayat terpaan.
Tidak terinfeksi
>eaksi
terhadap
tes
tuberculin
negati%e. #
2
Terpaan T
>iayat terpaan
Tidak ada bukti infeksi
>eaksi tes kulit tuberkulin negati%e
&da infeksi T
>eaksi tes kulit tuberculin positif
Tidak timbul penyakit
Pemeriksaan bakteri negati%e (bila dilakukan) Tidak ada bukti klinis, bakteriologik atau radiografik Tb aktif
T, aktif secara klinis
iakan
M.
tuberkulosis
(bila
dilakukan). !ekarang
terdapat
bukti
klinis,
bakteriologik, rsdiografik penyakit 3
T,
>iayat episode T atau
Tidak aktif secara klinis
1itemukan radiografi yang abnormal atau tidak berubah?reaksi tes kulit tuberkulin positif dan tidak ada bukti klinis
atau
radiografik
penyakit
sekarang 5
Tersangka T
1iagnosa ditunda
(Price, 2005)
E! Pato+isiolo,i
Penularan tuberculosis paru
teradi karena kuman
dibersinkan atau
dibatukkan keluar menadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama #2 am, tergantung pada ada tidaknya sinar ultra%iolet, %entilasi yang buruk dan kelembaban. 1alam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berharihari sampai berbulanbulan. ila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada alan nafas atau paru paru. Partikel dapat masuk ke al%eolar bila
ukurannya kurang dari 5
mikromilimeter. Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. !el efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit (biasanya sel T ) adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. >aspon ini desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat). asil tuberkel yang mencapai permukaan al%eolus biasanya diinhalasi sebagai unit yang terdiri dari # basil.
bakteria namun tidak membunuh organisme ini. !esudah harihari pertama leukosit akan digantikan oleh makrofag . &l%eoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul geala pneumonia akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa atau proses akan beralan terus dan bakteri akan terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. asil uga menyebar melalui getah bening menuu kelenar getah bening regional. $akrofag yang mengadakan infiltrasi menadi lebih panang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limposit. >eaksi ini butuh aktu #020 hari. @ekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keu yang biasa disebut nekrosis kaseosa. 1aerah yang teradi nekrosis kaseosa dan aringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang berbeda.*aringan granulasi menadi lebih fibrosa membentuk aringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel. 7esi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. >espon lain yang dapat teradi didaerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan ka%itas. $ateri tuberkel yang dilepaskan dari dinding ka%itas akan masuk kedalan percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat terulang lagi kebagian paru lain atau terbaa kebagian laring, telinga tengah atau usus. a%itas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan aringan parut fibrosa. ila peradangan mereda lumen brokus dapat menyempit dan tertutup oleh aringan parut yang terdapt dekat dengan perbatasan bronkus rongga. ahan perkeuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga ka%itas penuh dengan bahan perkeuan dan lesi mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. eadaan ini dapat dengan tanpa geala dalam aktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan brokus sehingge menadi peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Arganisme yang lolos dari kelenar getah bening akan mencapai aliran darah dalam umlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. *enis
penyeban ini disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen biasanya merupakan fenomena akut yang dapat menyebabkan tuberkulosis milier.ni teradi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme yang masuk kedalam sistem %askuler dan tersebar keorganorgan lainnya. &! Penatala.sanaan
#. Penatalaksanaan keperaatan diantaranya dapat dilakukan dengan cara; a. Promotif #. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu T+ 2. Pemberitahuan baik melalui spanduk4iklan tentang bahaya T+, cara penularan, cara pencegahan, faktor resiko . $ensosialisasiklan +< di masyarakat. b. Pre%entif #. :aksinasi +< 2. $enggunakan isonia"id (@8) . $embersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab. 3. ila ada gealageala T+ segera ke Puskesmas4>!, agar dapat diketahui secara dini. 2. Penatalaksanaan secara medik 1alam pengobatan T paru dibagi 2 bagian ; #. *angka pendek. 1engan tata cara pengobatan ; setiap hari dengan angka aktu # B bulan. C !treptomisin ineksi 950 mg. C Pas #0 mg. C thambutol #000 mg. C sonia"id 300 mg. 2. *angka panang Tata cara pengobatan ; setiap 2 D seminggu, selama # B #= bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi. Terapi T paru dapat dilakukan dengan minum obat saa, obat yang diberikan dengan enis ;
C @8. C >ifampicin. C thambutol. 1engan fase selama 2 D seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menadi 6' bulan. . 1engan menggunakan obat program T paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum T& ( E ) dengan kombinasi obat ; C >ifampicin. C sonia"id (@8). C thambutol. C PyridoDin (6). Tuuan pengobatan pada penderita T Paru selain untuk mengobati uga mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap A&T serta memutuskan mata rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menadi 2 fase yaitu fase intensif (2 bulan) dan fase lanutan (39 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. *enis obat utama yang digunakan sesuai
dengan
rekomendasi
W8A
adalah
>ifampisin,
@8,
Pirasinamid, !treptomisin dan tambutol. !edangkan enis obat tambahan adalah anamisin, uinolon, $akrolide dan &moksisilin E &sam la%ulanat, deri%at >ifampisin4@8. /ntuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riayat pengobatan sebelumnya. 1i samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan T yang dikenal sebagai 1irectly Abser%ed Treatment !hort +ourse (1AT!) yang direkomendasikan oleh W8A yang terdiri dari lima komponen yaitu; #.
&danya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan T.
2.
1iagnosis T melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
.
Pengobatan T dengan paduan A&T angka pendek dengan pengaasan langsung oleh Pengaas $enelan Abat (P$A) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
3.
esinambungan ketersediaan paduan A&T angka pendek yang cukup.
5.
Pencatatan dan pelaporan yang baku.
E+e. Sa/in, OAT 1
!ebagian besar pasien T dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping. @amun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu pemantauan kemungkinan teradinya efek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan. fek samping yang teradi dapat ringan atau berat, bila efek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simtomatik maka pemberian A&T dapat dilanutkan.adapun efek samping A&T antara lain yaitu; #.
sonia"id (@8) fek
samping ringan dapat berupa tandatanda keracunan pada syaraf tepi,
kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. fek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin dengan dosis #00 mg perhari atau dengan %itamin kompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat diteruskan. elainan lain ialah menyerupai defisiensi piridoksin (syndrom pellagra). fek
samping berat dapat berupa hepatitis imbas obat yang dapat timbul
pada kurang lebih 0,5F pasien. ila teradi hepatitis imbas obat atau ikterik, hentikan A&T dan pengobatan sesuai dengan pedoman T pada keadaan khusus. 2. >ifampisin
fek samping ringan yang dapat teradi dan hanya memerlukan pengobatan simtomatik ialah ; !indrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang, !indrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadangkadang diare, !indrom kulit seperti gatalgatal kemerahan
fek samping yang berat tetapi arang teradi ialah ;
8epatitis imbas obat atau ikterik, bila teradi hal tersebut A&T harus distop dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman T pada keadaan khusus Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginal. ila salah satu dari geala ini teradi, rifampisin harus segera dihentikan dan angan diberikan lagi alaupun gealanya telah menghilang !indrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas >ifampisin dapat menyebabkan arna merah pada air seni, keringat, air mata, air liur. Warna merah tersebut teradi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya. 8al ini harus diberitahukan kepada pasien agar dimengerti dan tidak perlu khaatir. . Pira"inamid fek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai pedoman T pada keadaan khusus). @yeri sendi uga dapat teradi (beri aspirin) dan kadangkadang dapat menyebabkan serangan arthritis
dapat
menyebabkan
gangguan
penglihatan
berupa
berkurangnya ketaaman, buta arna untuk arna merah dan hiau. $eskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, arang sekali teradi bila dosisnya #525 mg4kg perhari atau 0 mg4kg yang diberikan kali seminggu.
isiko efek samping tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur pasien. >isiko tersebut akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi ekskresi ginal.
terlihat
ialah
telinga
mendenging
(tinitus),
pusing
dan
kehilangan
keseimbangan. eadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi 0,25gr . *ika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap (kehilangan keseimbangan dan tuli). >eaksi hipersensiti%iti kadang teradi berupa demam yang timbul tiba tiba disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. fek samping sementara dan ringan (arang teradi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat teradi segera setelah suntikan. ila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat dikurangi 0,25gr. !treptomisin dapat menembus barrier plasenta sehingga tidak boleh diberikan pada anita hamil sebab dapat merusak syaraf pendengaran anin. (ht tp;44 .kl ikpdpi.com4kons ensus4tb4tb.pdf)
H! KONSEP DASAR KEPERA2ATAN *) PEN$KA3IAN
#. dentitas klien; selain nama klien, asal kota dan daerah, umlah keluarga. 2. eluhan; penyebab klien sampai dibaa ke rumah sakit. . >iayat penyakit sekarang; Tanda dan geala klinis T serta terdapat benolan4bisul pada tempat tempat kelenar seperti; leher, inguinal, aDilla dan sub mandibula. 3. >iayat penyakit dahulu 5. >iayat sosial ekonomi dan lingkungan. ∗
>iayat keluarga. iasanya keluarga ada yang mempunyai penyakit yang sama.
∗
&spek psikososial. $erasa dikucilkan dan tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.
∗
iasanya pada keluarga yang kurang mampu. $asalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu aktu yang lama dan biaya yang banyak.Tidak bersemangat dan putus harapan.
∗
7ingkungan; 7ingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman yang padat, %entilasi rumah yang kurang sehingga pertukaran udara kurang, daerah di dalam rumah lembab, tidak cukup sinar matahari, umlah anggota keluarga yang banyak.
Pola fungsi kesehatan. #) Pola persepsi sehat dan penatalaksanaan kesehatan. urang menerapkan P8! yang baik, rumah kumuh, umlah anggota keluarga banyak, lingkungan dalam rumah lembab, endela arang dibuka sehingga sinar matahari tidak dapat masuk, %entilasi minim menybabkan pertukaran udara kurang, seak kecil anggita keluarga tidak dibiasakan imunisasi.
2) Pola nutrisi metabolik. &noreksia, mual, tidak enak diperut, turun, turgor kulit elek, kulit kering dan kehilangan lemak sub kutan, sulit dan sakit menelan. ) Pola eliminasi Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali. 3) Pola aktifitas B latihan Pola akti%itas pada pasien T Paru mengalami penurunan karena sesak nafas, mudah lelah, tachicardia, ika melakukan aktifitas berat timbul sesak nafas (nafas pendek). 5) Pola tidur dan istirahat sulit tidur, frekensi tidur berkurang dari biasanya, sering berkeringat pada malam hari. 6) Pola kognitif B perceptual adang terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum, sedangkan dalam hal daya panca indera (perciuman, perabaan, rasa, penglihatan dan pendengaran) arang ditemukan adanya gangguan 9) Pola persepsi diri Pasien tidak percaya diri, pasif, kadang pemarah, selain itu dan
Ketakutan
kecemasan akan muncul pada penderita T paru dikarenakan
kurangnya pengetahuan tentang pernyakitnya yang akhirnya membuat kondisi penderita menadi perasaan tak berbedanya dan tak ada harapan. ($arilyn. . 1oenges, 2000) =) Pola peran B hubungan Penderita dengan T paru akan mengalami gangguan
dalam
hal
hubungan dan peran yang dikarenakan adanya isolasi untuk menghindari penularan terhadap anggota keluarga yang lain. ($arilyn. . 1oenges, #''').
A.ti4itas5isti6ahat
Tanda ; esulitan tidur pada malam atau demam malam hari dan berkeringat pada malam hari
%a.anan57ai6an
N8e6i5.en8a/anan
Pe6naasan
Ca69io4as.ule6
Pemeriksaan -isik ∗
nspeksi onungti%a mata pucat karena anemia, malaise, badan kurus4 berat badan menurun. ila mengenai pleura, paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam pernapasan.
∗
Perkusi Terdengar suara redup terutama pada apeks paru, bila terdapat ka%itas yang cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonar dan timpani. ila mengenai pleura, perkusi memberikan suara pekak.
∗
&uskultasi Terdengar suara napas bronchial. &kan didapatkan suara napas tambahan berupa rhonci basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infiltrasi ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napas menadi %esikuler melemah. ila terdapat ka%itas yang cukup besar, auskultasi memberikan suara
amforik. ila mengenai
pleura,
auskultasi
memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali. ∗
Palpasi
badan teraba hangat (demam) Pemeriksaan 1iagnostik a. Pemeriksaan 7aboratorium ∗
ultur !putum ; Positif untuk $ycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit
∗
Giehl@eelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) ; Positif untuk basil asamcepat.
∗
Tes kulit ($antouD, potongan :ollmer) ; >eaksi positif (area indurasi #0 mm atau lebih besar, teradi 3=92 am setelah ineksi intradcrmal antigen) menunukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti menunukkan penyakit aktif. >eaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti baha T aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda.
∗
&nemia bila penyakit beralan menahun
∗
7eukosit ringan dengan predominasi limfosit
∗
71 meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan.
∗
<1& ; mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan paru.
∗
iopsi arum pada aringan paru ; Positif untuk granuloma T? adanya sel raksasa menunukkan nekrosis.
∗
lektrolit ; 1apat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi? contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat ditemukan pada T paru kronis luas.
b.
>adiologi ∗
-oto thoraD ; nfiltrasi lesi aal pada area paru atas simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan perubahan menunukan lebih luas T dapat termasuk rongga akan fibrosa. Perubahan mengindikasikan
T yang lebih berat dapat mencakup area berlubang dan fibrous. Pada foto thoraD tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonol ke atas. ∗
ronchografi ; merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena T.
∗
adalah
penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura). c. Pemeriksaan fungsi paru Penurunan kualitas %ital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu; kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim4fibrosis, kehilangan aringan paru dan penyakit pleural. 1ata !ubyektif •
Pasien mengeluh panas
•
atuk4batuk berdarah
•
!esak bernafas
•
•
@yeri dada $alaise dan kelelahan
1ata Abyektif
>onchi basah, kasar dan nyaring.
8ipersonor4timpani bila terdapat ka%itas yang cukup dan pada auskultasi memberi suara limforik.
&tropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanut dan fibrosis.
ila mengenai pleura teradi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)
Pembesaran kelenar biasanya multipel.
enolan4pembesaran kelenar pada leher (ser%ikal), aDilla, inguinal dan sub mandibula.
adang teradi abses.
) Dia,nosa Kee6awatan 8an, %un,.in %un7ul
#. >esiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya infeksi kuman tuberkulosis 2. ersihan alan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau
sekret
darah,
kelemahan,
upaya
batuk
buruk,
edema
trakeal4faringeal. .
gas
berhubungan dengan
berkurangnya
keefektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran al%eolar kapiler, sekret yang kental, edema bronchial. 3.
:) Ren7ana Tin9a.an D; *
>esiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya infeksi kuman tuberkulosis. Tu
tindakan keperaatan dalam aktu D 23 am. K6ite6ia Hasil 1
lien
mengidentifikasi
interfensi
untuk
mencegah
resiko
penyebaran infeksi
lien menunukkan teknik untuk melakukan perubahan pola hidup dalam melakkan lingkungan yangnyaman.
T yang diderita klien berkurang4 sembuhnter%ensi
Inte64ensi
#. ai patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin,meludah, bicara, tertaa ataupun menyanyi. Untuk Membantu pasien menyadari/ menerima perlunya mematuhi program
pengobatan
Pemahaman
untukmencegah
bagaimana
penyakit
pengaktifan
berrulang.
disebarkan
dan
kesadarankemungkinan tranmisi membantu pasien / orang terdekat untuk mengambil langkah mencegah infeksike orang lain 2. dentifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah, sahabat karib, dan tetangga. Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran/ terjadinya infeksi. . &nurkan pasien untuk batuk4 bersin dan mengeluarkan dahak pada tisu, menghindari meludahsembarangan, kai pembuangan tisu sekali pakai dan teknik mencuci tangan yang tepat. 1orong untukmengulangi demonstrasi. Perilaku yang diperlukan untuk melakukan pencegahan penyebaran infeksi. 3. ai tindakan kontrol infeksi sementara, contoh masker4 isolasi pernafasan. apat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien an membuang stigma sosial sehubungandengan penyakit menular. 5. Abser%asi TT: (suhu tubuh). Untuk mengetahui keadaan umum klien karena reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut. 6. dentifikasi faktor resiko indi%idu terhadap pengaktifan berulang tuberkolusis, contoh tahanan baah gunakan obat penekan imun adanya dibetes militus, kanker, kalium. 9. Pengetahuan tentang faktor ini membantu pasien untuk mengubah pola hidup dan menghindarimenurunkan insiden eksaserbasi. =. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat.
Periode singkat berakhir !-" hari setelah kemoterapi a#al$ tetapi pada adanya rongga/ penyakitluas sedang$ resiko penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai " bulan. '. 1orong memilih4 mencerna makanan seimbang, berikan sering makanan kecil dan makanan besardalam umlah yang tepat. %danya anoreksia dan malnutrisi sebelumnya merendahkan tahanan terhadap proses infeksi danmengganggu penyembuhan. #0. olaborasi dengan dokter tentang pengobatan dan terapi. Untuk mempercepat penyembuhan infeksi. D;
ersihan alan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal4faringeal. Tu
diharapkan bersihan alan napas pasien efektif dengan kriteria hasil ;
pasien melaporkan sesak berkurang
pernafasan teratur
ekspandi dinding dada simetris
ronchi tidak ada
sputum berkurang atau tidak ada
frekuensi nafas normal (#623)D4menit
Inte64ensi
$andiri #) &uskultasi suara nafas, perhatikan bunyi nafas abnormal Untuk mengidentifikasi kelainan pernafasan berhubungan dengan obstruksi jalan napas 2) $onitor usaha pernafasan, pengembangan dada, dan keteraturan Untuk menentukan inter&ensi yang tepat dan mengidentifikasi derajat kelainan pernafasan ) Abser%asi produksi sputum, muntahan, atau lidah atuh ke belakang Merupakan indikasi dari kerusakan jaringan otak 3) Pantau tandatanda %ital terutama frekuensi pernapasan
Untuk mengetahui keadaan umum pasien 5) erikan posisi semifoler ika tidak ada kontraindikasi Meningkatkan ekspansi paru optimal 6) &arkan klien napas dalam dan batuk efektif ika dalam keadaan sadar 'atuk efektif akan membantu dalam pengeluaran secret sehingga jalan
nafas klien kembali efektif
9) erikan klien air putih hangat sesuai kebutuhan ika tidak ada kontraindikasi Untuk
meningkatkan
rasa
nyaman
pasien
dan
membantu
pengeluaran sekret =) 7akukan fisioterapi dada sesuai indikasi isioterapi dada terdiri dari postural drainase$ perkusi dan fibrasi yang dapat membantu dalam pengeluaran sekret klien sehingga jalan nafas klien kembali efektif ') 7akukan suction bila perlu Membantu dalam pengeluaran sekret klien sehingga jalan nafas klien
kembali efektif secara mekanik
#0) 7akukan pemasangan selang orofaringeal sesuai indikasi Membantu membebaskan jalan napas olaborasi a. erikan A2 sesuai indikasi Memenuhi kebutuhan O! b.
erikan obat sesuai indikasi misalnya bronkodilator, mukolitik, antibiotik, atau steroid Membantu membebaskan jalan napas secara kimia#i
D; :
2D0 menit diharapkan
pertukaran gas kembali efektif dengan kriteria ; •
Pasien melaporkan keluhan sesak berkurang
•
•
Pasien melaporkan tidak letih atau lemas @apas teratur
•
Tanda %ital stabil
•
8asil &<1 dalam batas normal (P+A2 ; 535 mm8g, PA2 ; '5 #00 mm8
Inte64ensi 1
$andiri #. $engkai frekuensi dan kedalaman pernafasan. +atat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidak mampuan berbicara 4 berbincang 'erguna dalam e&aluasi derajat distress pernapasan atau kronisnya proses penyakit 2. $engobser%asi arna kulit, membran mukosa dan kuku, serta mencatat
adanya sianosis
perifer
(kuku)
atau
sianosis
pusat
(circumoral). ianosis kuku menggambarkan &asokontriksi/respon tubuh terhadap demam. ianosis cuping hidung$ membran mukosa$ dan kulit sekitar mulut dapat mengindikasikan adanya hipoksemia sistemik . $engobser%asi
kondisi
yang
memburuk.
$encatat
adanya
hipotensi,pucat, cyanosis, perubahan dalam tingkat kesadaran, serta dispnea berat dan kelemahan. Mencegah kelelahan
dan mengurangi komsumsi oksigen untuk
memfasilitasi resolusi infeksi. 3. $ enyiapkan untuk dilakukan tindakan keperaatan kritis
ika
diindikasikan hock dan oedema paru-paru merupakan penyebab yang sering menyebabkan kematian memerlukan inter&ensi medis secepatnya. *ntubasi dan &entilasi mekanis dilakukan pada kondisi insufisiensi respirasi berat. Kola=o6asi
#) $emberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan, misalnya; nasal kanul dan masker
Pemberian terapi oksigen untuk menjaga PaO! diatas +, mmg$ oksigen yang diberikan sesuai dengan toleransi dengan pasien 2) $emonitor &
nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil; $ enunukkan berat badan meningkat mencapai tuuan
•
dengan nilai laboratoriurn normal dan bebas tanda malnutrisi. •
$elakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat.
Inte64ensi1
$andiri #. +atat status nutrisi pasien; turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riaya t mual4rnuntah atau diare. 'erguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan inter&ensi yang tepat 2. ai ulang pola diet pasien yang disukai4tidak disukai. Membantu inter&ensi kebutuhan yang spesifik$ meningkatkan intake diet pasien. . $onitor intake dan output secara periodik. Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.
3. +atat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan ika ada hubungannya dengan medikasi. &asi frekuensi, %olume, konsistensi uang &ir esar (&). apat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi. 5. &nurkan bedrest. Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi peningkatan metabolik. 6. 7akukan peraatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan. Mengurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat-obat yang digunakan yang dapat merangsang muntah. 9. &nurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat. Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster. olaborasi; #. >uuk ke ahli gi"i untuk menentukan komposisi diet. Memberikan bantuan dalarn perencaaan diet dengan nutrisi adekuat unruk kebutuhan metabolik dan diet. 2. &asi pemeriksaan laboratorium. (/@, protein serum, dan albumin). ilai rendah menunjukkan malnutrisi dan perubahan program terapi. D; #
@yeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap Tu
!etelah diberikan tindakan keperaatan rasa nyeridapat berkurang atau terkontrol, dengan 8; •
$enyatakan nyeri berkurang atau terkontrol
•
Pasien tampak rileks
Inte64ensi1
$andiri #. Abser%asi karakteristik nyeri, mis taam, konstan , ditusuk. !elidiki perubahan karakter 4lokasi4intensitas nyeri. yeri merupakan respon subjekstif yang dapat diukur
2. Pantau TT: Perubahan frekuensi
jantung
menunjukan
bah#a pasien
mengalami nyeri$ khususnya bila alasan untuk perubahan tanda &ital telah terlihat. . erikan tindakan nyaman mis, piatan punggung, perubahan posisi, musik tenang, relaksasi4latihan nafas indakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesik. 3. Taarkan pembersihan mulut dengan sering. Pernafasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi
dan
mengeringkan membran mukosa$ potensial ketidaknyamanan umum. 5. &nurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk. %lat
untuk
mengontrol
ketidaknyamanan
dada
sementara
meningkatkan keefektifan upaya batuk. loaborasi #. olaborasi dalam pemberian analgesik sesuai indikasi Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif$ meningkatkan kenyamanan D; "
8ipertermi berhubungan dengan proses inflamasi aktif . Tu
!etelah dilakukan tindakan keperaatan selama #D23 am diharapkan hipertermi dapat diatasi, dengan kriteria hasil ;
Pasien melaporkan panas badannya turun.
ulit tidak merah.
!uhu dalam rentang normal ; 6,59,9 +.
@adi dalam batas normal ; 60#00 D4menit.
Tekanan darah dalam batas normal ; #204##0'0490 mm8g.
>> dalam batas normal ; #620D4menit.
0
Inte64ensi 1
$andiri #) Pantau TT: Untuk mengetahui keadaan umum pasien 2) Abser%asi suhu kulit dan catat keluhan demam Untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh pasien ) erikan masukan cairan sesuai kebutuhan perhari, kecuali ada kontraindikasi. Untuk menanggulangi terjadinya syok hipo&olemi 3) erikan kompres air biasa4hangat Untuk menurunkan suhu tubuh Kola=o6asi
#) olaborasi pemberian cairan :. Untuk menanggulangi terjadinya syok hipo&olemi 2) olaborasi pemberian obat antipiretik Untuk menurunkan suhu tubuh yang bekerja langsung di hipotalamus D; ?
ntoleransi akti%itas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Tu
!etelah diberikan tindakan keperaatan pasien diharapkan mampu melakukan akti%itas dalam batas yang ditoleransi dengan kriteria hasil; •
$elaporkan atau menunukan peningkatan toleransi terhadap akti%itas yang dapat diukur dengan adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tanda %ital dalam rentan normal.
Inte64ensi1
#. %aluasi respon pasien terhadap akti%itas. +atat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan. Menetapkan kemampuan atau pemilihan inter&ensi
kebutuhan pasien
memudahkan
2. erikan lingkungan tenang dan batasi pengunung selama fase akut sesuai indikasi. Menurunkan stress
dan rangsanagn berlebihan$ meningkatkan
istirahat . *elaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan akti%itas dan istirahat. irah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic$ menghemat energy untuk penyembuhan. 3. antu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat. Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi$ tidur di kursi atau menunduk ke depan meja atau bantal. 5. antu akti%itas peraatan diri yang diperlukan. erikan kemauan peningkatan akti%itas selama fase penyembuhan. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
D;
urang
pengetahuan
tentang
kondisi,
pengobatan,
pencegahan
berhubungan dengan tidak ada yang menerangkan, informasi yang tidak akurat, terbatasnya pengetahuan4kognitif Tu
!etelah diberikan tindakan keperaatan tingkat pengetahuan pasien meningkat, dengan kriteria hasil; $enyatakan
pemahaman
proses
penyakit4prognosisdan
kebutuhan
pengobatan. $elakukan perubahan prilaku dan pola hidup unruk memperbaiki
•
kesehatan
umurn
dan
menurunkan
resiko
pengaktifan
luberkulosis paru. •
$engidentifikasi geala yang mernerlukan e%aluasi4inter%ensi.
•
$enerima peraatan kesehatan adekuat.
ulang
Inte64ensi
#. ai ulang kemampuan belaar pasien misalnya; perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belaar, tingkat pengetahuan, media, orang dipercaya. 0emampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan fisik. 0eberhasilan tergantung pada kemarnpuan pasien. 2. erikan nformasi yang spesifik dalam bentuk tulisan misalnya; adal minum obat. *nformasi tertulis dapat membantu mengingatkan pasien. . *elaskan penatalaksanaan obat; dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam angka aktu lama. /langi penyuluhan tentang interaksi obat Tuberkulosis dengan obat lain. Meningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan terapi dan mencegah putus obat. 3. *elaskan tentang efek samping obat; mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan darah. Mencegah keraguan terhadap pengobatan sehingga mampu menjalani terapi. 5. &nurkan pasien untuk tidak minurn alkohol ika sedang terapi @8. 0ebiasaan minurn alkohol berkaitan dengan terjadinya hepatitis 6.
>uuk perneriksaan mata saat mulai dan menalani terapi etambutol. 1fek samping etambutol2 menurunkan &isus$ kurang mampu melihat #arna hijau.
9. erikan gambaran
tentang
pekeraan yang
berisiko
terhadap
penyakitnya misalnya; bekera di pengecoran logam, pertambangan, pengecatan.. ebu silikon beresiko keracunan silikon yang mengganggu fungsi paru/bronkus. =. >e%ie tentang cara penularan Tuberkulosis dan resiko kambuh lagi. Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi resiko penularan/ kambuh kembali. 0omplikasi uberkulosis2 formasi abses$ empisema$ pneumotorak$
fibrosis$
efusi
pleura$
empierna$
bronkiektasis$
hernoptisis$ u3serasi 4astro$
*nstestinal$ fistula bronkopleural$
uberkulosis laring$ dan penularan kuman. >) E4aluasi
1D # 1 ersihan alan nafas pasien kembali efektif 1D 2 ; pertukaran gas pasien efektif 1D ; @utrisi terpenuhi4 adekuat 1D 3 ; @yeri berkurang atau hilang 1D 5 ; !uhu tubuh pasien kembali normal 1D 6 ; lien dapat berakti%itas tanpa kelelahan 1D 9 ; lien tahu dan mengerti tentang penyakit serta pengobatannya