LARINGITIS 1
Definisi Laringitis
Laring Laringitis itis adalah adalah perada peradanga ngan n yang yang terjad terjadii pada pada pita pita suara suara karena karena terlalu terlalu banyak banyak digunakan, karena iritasi atau karena adanya infeksi. Pita suara adalah suatu susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot dan membran mukosa yang membentuk pintu masuk dari batang tenggorok (trachea). Di dalam kotak suara terdapat pita suara—dua buah membran mukosa yang terlipat dua membungkus otot dan tulang rawan iasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran yang terbentuk. !api bila terjadi laringitis, pita suara akan merad meradan ang g atau atau terja terjadi di irita iritasi si pada pada pita pita suar suara. a. Pita Pita suara suara terseb tersebut ut akan akan memb memben engk gkak ak,, menyebabkan terjadinya perubahan suara yang diproduksi oleh udara yang lewat melalui celah celah dianta diantara ra keduan keduanya. ya. "kiba "kibatny tnya, a, suara suara akan akan terdeng terdengar ar serak. serak. Pada Pada bebera beberapa pa kasus kasus laringitis, suara akan menjadi sangat lemah sehingga tidak terdengar. Laring Laringitis itis dapat dapat berlan berlangsu gsung ng dalam dalam waktu waktu singka singkatt (akut) (akut) atau berlan berlansun sung g lama lama (kronis) lebih dari # minggu. $eskipun laringitis akut biasanya hanya karena terjadinya iritasi dan peradagnan akibat %irus, suara serak yang sering terjadi dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.
2
Anatomi Laring
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. erikut ini akan ditampilkan laring secara anatomi.
Anatomi Laring
entuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih terpancung dan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. atas atas laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago krikoid. &truktur kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa tulang rawan, baik yang berpasangan ataupun tidak. 'omponen utama pada struktur laring adalah kartilago tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. s hioid terletak disebelah superior dengan bentuk huruf dan dapat dipalapsi pada leher depan serta lewat mulut pada dinding faring lateral. Dibagian bawah os hioid ini bergantung ligamentum tirohioid yang terdiri dari dua sayap * alae kartilago tiroid. &ementara itu kartilago krikoidea mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea lewat kartilago krikotiroid yang berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago aritinoid yang berbentuk piramid bersisi tiga. Pada masing+masing kartilago aritinoid ini mempunyai dua buah prosesus yakni prosessus %okalis anterior dan prosessus muskularis lateralis. Pada prossesus %okalis akan membentuk * bagian belakang dari korda %okalis sedangakan ligamentum %okalis membentuk bagian membranosa atau bagian pita suara yang dapat bergetar. jung bebas dan permukaan superior korda %okalis suara membentuk glotis. 'artilago epiglotika merupakan struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bola pimpong yang berfungsi mendorong makanan yang ditelan kesamping jalan nafas laring. &elain itu juga teradpat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang mana tidak mempunyai fungsi yakni kartilago kornikulata dan kuneiformis.
Gambar 1.2
"natomi Laring
erakan laring dilakukan oleh kelompok otot+otot ekstrinsik dan intrisik. tot ekstinsik bekerja pada laring secara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik suprahioid (m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan m.milohioid) yang berfungsi menarik lar ing ke atas. otot ekstinsik infrahioid (m.sternihioid, m.omohioid, m.tirohioid). tot intrisik laring menyebabkan gerakan antara berbagai struktur laring sendiri, seperti otot %okalis dan tiroaritenoid yang membentuk tonjolan pada korda %okalis dan berperan dalam membentuk teganagan korda %okalis, otot krikotiroid berfungsi menarik kartilago tiroid kedepan, meregang dan menegangkan korda %okalis. Laring disarafi oleh cabang+cabang ner%us %agus yakni ner%us laringeus superior dan ner%us laringeus inferior (n.laringeus rekurens). 'edua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. Perdarahan pada laring terdiri dari dua cabang yakni arteri laringeus superior dan ateri laringeus inferior yang kemudian akan bergabung dengan %ena tiroid superior dan inferior. (/ohen 0L 1223,#42+34)
3
Fisiologi Laring
Laring berfungsi sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi dan fonasi. 5ungsi laring untuk proteksi adalah untuk mencegah agar makanan dan benda asing masuk kedalam trakea dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis yang secara bersamaan. enda asing yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal dari paru juga dapat dikeluarkan lewat reflek batuk. 5ungsi respirasi laring dengan mengatur mengatur besar kecilnya rima glotis. Dengan terjadinya perubahan tekanan udara
maka didalam traktus trakeo+bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. leh karena itu, laring juga mempunyai fungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah. 5ungsi laring dalam proses menelan mempunyai tiga mekanisme yaitu gerakan laring bagian bawah keatas, menutup aditus laringeus, serta mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk kedalam laring. Laring mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti berteriak, mengeluh, menangis dan lain+lain yang berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi dengan membuat suara serta mementukan tinggi rendahnya nada. (/ohen 0L 1223,#42+34)
4
Etiologi
6nflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran nafas atas. 'emungkinan juga disebabkan oleh infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita suara. &ebagian besar kasus laringitis sementara dipicu oleh infeksi %irus atau regangan %okal dan tidak serius. !api suara serak kadang+kadang merupakan tanda yang lebih serius dari kondisi medis yang mendasari. &ebagian besar kasus laringitis berakhir kurang dari beberapa minggu dan disebabkan cuaca dingin. Penyebab yang paling sering adalah infeksi %irus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influen7a, pertusis, campak dan difteri. 1
Laringitis Akt
Pada laringitis akut biasanya penyebabnya oleh infeksi %irus. 6nfeksi bakteri seperti difteri juga dapat menjadi penyebabnya, tapi hal ini jarang terjadi. Laringitis akut dapat juga terjadi saat anda menderita suatu penyakit atau setelah anda sembuh dari suatu penyakit, seperti selesma, flu atau radang paru+paru (pneumonia). (http8**www.klinikindonesia.com*) 1
Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influen7a atau common cold. infeksi %irus influen7a (tipe " dan ), parainfluen7a (tipe 1,,#), rhino%irus dan adeno%irus. Penyebab lain adalah 9aemofilus influen7ae, ranhamella catarrhalis, &treptococcus pyogenes, &taphylococcus aureus dan &treptococcus pneumoniae.
Penyakit ini dapat terjadi karena perubahan musim * cuaca
#
Pemakaian suara yang berlebihan
:
!rauma
-
ahan kimia
4
$erokok dan minum+minum alkohol
3
"lergi
Laringitis Akut
2
Laringitis !ronik
'asus yang sering terjadi pada laringitis kronis termasuk juga iritasi yang terus menerus terjadi karena penggunaan alkohol yang berlebihan, banyak merokok atau asam dari perut yang mengalir kembali ke dalam kerongkongan dan tenggorokan, suatu kondisi yang disebut gastroesophageal reflu; disease (<=D). Laringitis kronis adalah inflamasi dari membran mukosa laring yang berlokasi di saluran nafas atas, bila terjadi kurang dari # minggu dinamakan akut dan disebut kronis bila terjadi lebih dari # minggu. eberapa pasien mungkin telah mengalami serangan laringitis akut berulang, terpapar debu atau asap iritatif atau menggunakan suara tidak tepat dalam konteks neuromuskular. $erokok dapat menyebabkan edema dan eritema laring. Laringitis !ronis S"esifik
>ang termasuk dalam laringitis kronis spesifik ialah laringitis tuberkulosis dan laringitis luetika. 1
Laringitis tberklosis
Penyakit ini hampir selalu akibat tuberkulosis paru. iasanya pasca pengobatan, tuberkulosis paru sembun tetapi laringitis tuberkulosis menetap. 9al ini terjadi karena struktur mukosa laring yang melekat pada kartilago serta %askularisasinya yang tidak sebaik paru sehingga bila infeksi sudah mengenai kartilago maka tatalaksananya dapat berlangsung lama.
&ecara klinis manifestasi laringitis tuberkulosis terdiri dari : stadium yaitu 8 1
&tadium infiltrasi, mukosa laring posterior membengkak dan hiperemis, dapat mengenai pita suara. !erbentuk tuberkel pada submukosa sehingga tampak bintik berwarna kebiruan. !uberkel membesar dan beberapa tuberkel berdekatan bersatu sehingga mukosa diatasnya meregang sehingga suatu saat akan pecah dan terbentuk ulkus
&tadium ulserasi, ulkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar. lkus diangkat, dasarnya ditutupi perkijuan dan dirasakan sangat nyeri.
#
&tadium perikondritis, ulkus makin dalam sehingga mengenai kartuilago laring terutama kartilago aritenoid dan epiglotis sehingga terjadi kerusakan tulang rawan.
:
&tadium pembentukan tumor, terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara dan subglotik.
2
Laringitis letika
=adang menahun ini jarang dijumpai Dalam : stadium lues yang paling berhubungan dengan laringitis kronis ialah lues stadium tersier dimana terjadi pembentukan gumma yang kadang menyerupai keganasan laring. "pabila guma pecah akan timbul ulkus yang khas yaitu ulkus sangat dalam, bertepi dengan dasar keras, merah tua dengan eksudat kekuningan. lkus ini tidak nyeri tetapi menjalar cepat #erbe$aan Laringitis Akt $an !ronik
1
laringitis akut =hino%irus
1.
Laringitis kronis 6nfeksi bakteri
Parainfluen7a %irus
.
6nfeksi tuberkulosis
#
"deno%irus
#.
&ifilis
:
?irus mumps
:.
Leprae
-
?arisella 7ooster %irus
-.
?irus
4
Penggunaan asma inhaler
4.
0amur
3
Penggunaan suara berlebih dalam
3.
"ctinomycosis
pekerjaan 8 $enyanyi, erbicara
@.
Penggunaan suara berlebih
dimuka umum $engajar
2.
"lergi
@
"lergi
1A.
5aktor lingkungan seperti asap,
2
&treptococcus grup "
1A
$ora;ella catarrhalis
11
astroesophageal ref0luks
debu 11.
Penyakit sistemik 8 wegener granulomatosis, amiloidosis
%
1.
"lkohol
1#.
atroesophageal refluks
#atofisiologi
9ampir semua penyebab inflamasi ini adalah %irus. 6n%asi bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. "witan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. 6ni terjadi seiring dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta pre%alensi %irus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. 9al ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. 'ondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. 6nflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu tubuh.
6nfeksi saluran napas atas
&
'anifestasi !linis
1
ejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang
biasa * normal dimana terjadi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan sehingga menimbulkan suara menjadi parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni).
&esak nafas dan stridor
#
Byeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.
:
ejala radang umum seperti demam, malaise
-
atuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
4
ejala commmon cold seperti bersin+bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari #@ derajat celsius.
3
ejala influen7a seperti bersin+bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni lebih dari #@ derajat celsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan nyeri diseluruh tubuh .
@
Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hiperemis, membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru
2
bstruksi jalan nafas apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, air hunger, sesak semakin bertambah berat, pemeriksaan fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan epigastrium yang dapat menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa anak. 1
Laringitis "kut Demam, malaise, gelaja rinigaringitis, suara parau sampai afoni, nyeri ketika menelan atau berbicara, rasa kering ditenggorokan, batuk kering yang kelamaan disertau
dahak
kental,
gejala
sumbatan
laring
sampai
sianosis.
Pada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama di atas dan bahwa pita suara. iasanya tidak terbatas di laring, juga ada tanda radang akut dihitung sinus peranasak, atau paru.
2
Laringitis 'ronik
&uara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga sering mendehem tanpa sekret. Pada pemeriksaan tampak mukosa laring hiperemis. !idak rata, dan menebal. ila tumor dapat dilakukan biopsi. #
Laringitis tuberkulosis !erdapat gejala demam, keringat malam, penurunan berat badan, rasa kering, panas, dan tertekan di daerah laring, suara parau beriminggu+minggu dan pada stadium lanjut dapat afoni, bentuk produktif, gemoptisis, nyeri menelan yang lebih hebat bila gejala+gejala proses aktif pada paru. Dapat timbul sumbatan jalan napas karena edema8 tumberkuloma, atau paralysis pita suara. &esuai dengan stadium dari penyakit, pada laringoskop akan terlihat8 1
&tadium infiltrasi $ukosa laring membengkak, hiperemis (bagian posterior), dan pucar. !erbentuk tuberkel di daerah submukosa, tampak sebagai bintik+bintik kebiruan. !uberkel membesar, menyatu sehingga mukosa di atasnya meregang. ila pecah akan timbul ulkus.
&tadium ulserasi lkus membesar, dangkal, dasarnya ditutupi perkijuan dan terasa.
#
&tadium perikondritis lkus makin dalam mengenai kartilago laring, kartilagi aritenoid, dan epiglottis* terbentuk nanah yang berbau sampai terbentuk sekuester. 'eadaan umum pasien sangat buruk, dapat fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara, dan subglotik.
(
#emeriksaan #enn)ang
1
5oto rontgen leher "P 8 bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (&teeple sign). !anda ini ditemukan pada -AC kasus.
Pemeriksaan laboratorium 8 gambaran darah dapat normal. 0ika disertai infeksi sekunder, leukosit dapat meningkat.
#
Pada pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan mukosa laring yang sangat sembab, hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan subglotis yaitu pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan tampak dibawah pita suara.
Laringitis Akt
Pemeriksaan apusan dari laring untuk kultur dan uji resistensi pada kasus yang lama atau sering residif.
Laringitis tberklosis
Pemeriksaan laboratorium hasil tahan asam dari sputum atau bilasan lambung, foto toraks menunjukkan tanda proses spesifik baru, laringoskopi langsung*tak langsung, dan pemeriksaan P".
*
#rognosis
Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu. Bamun pada anak khususnya pada usia 1+# tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomiaik.
+
#enatalaksanaan 'e$is
Laringitis Akt
!erapi pada laringitis akut berupa mengistirahatkan pita suara, antibiotik, menambah kelembaban, dan menekan batuk. bat+obatan dengan efek samping yang menyebabkan kekeringan harus dihindari. Penyayi dan para profesional yang mengandalkan suara perlu dinasehati agar membiarkan proses radang mereda sebelum melanjutkan karier mereka. saha bernyayi selama proses radang berlangsung dapat mengakibatkan perdarahan pada laring dan perkembangan nodul korda %okalis selanjutnya. !erapi pada laringitis kronis terdiri dari menghilangkan penyebab, koreksi gangguan yang dapat diatasi, dan latihan kembali kebiasaan menggunakan %ocal dengan terapi bicara. "ntibiotik dan terapi singkat steroid dapat mengurangi proses radang untuk sementara waktu, namun tidak bermanfaat untuk rehabilitasi jangka panjang.
Laringitis !ronik
Diminta untuk tidak banyak bicara dan mengonati peradangan di hitung, faring, serta bronkus yang mungkin menjadi penyebab. Diberikan antibiotik bila terdapat tanda infeksi dan ekspektoran. ntuk jangka pendek dapat diberikan steroid. Laringitis kronis yang berlangsung lebih dari beberapa minggu dan tidak berhubungan dengan penyakit sistemik, sebagian besar berhubungan dengan pemajanan rekuren dari iritan. "sap rokok merupakan iritan inhalasi yang paling sering memicu laringitis kronis tetapi laringitis juga dapat terjadi akibat menghisap kanabis atau inhalasi asap lainnya. Pada kasus ini, pasien sebaiknya dijauhkan dari faktor pemicunya seperti dengan menghentikan kebiasaan merokok.
Laringitis Tberklosis
Pengobatan dengan mengistirahatkan pita suara dan dengan pemberian obat anti nyeri biasanya telah mencukupi. Pemberian obat antituberkulosis primer dan skunder. Pada infeksi bakteri, antibiotik yang tepat harus diberikan.!rakeostomi bila timbul sumbatan jalan napas.
2.2 LANDASAN TE,RITIS AS-AN !E#ERA/ATAN 1
#engka)ian 1
#engka)ian I$entitas !lien
1
Pasien (diisi lengkap)8 nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, pekerjaan, alamat, tanggal masuk =&.
Penanggung 0awab (diisi lengkap) 8 (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, pekerjaan, alamat)
2
#engka)ian Ri0aat !eseatan
1
=iwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit). 'aji apakah klien demam, tidak enak badan, kesulitan menelan, sakit tenggorokan, rasa gatal dan kasar di tenggorokan, tenggorokan kering, batuk kering kesulitan bernapas (pada anak+anak), dan suara serak*hilang. ,
=iwayat kesehatan yang lalu $engkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. $isalnya,
sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah menjalani perawatan di =&. #
=iwayat kesehatan keluarga $engkaji adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis.
3
2
#emeriksaan Fisik
1.
'eadaan umum
.
/&
#.
!anda ?ital ( tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
:.
'esadaran
#engka)ian 11 Fngsional Gor$on
1
Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan 1
!anyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit laringitis yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien
'aji apakah klien merokok atau minum alkohol
#
"pakah klien mengetahui tanda dan gejala penyakitnya
:
"pakah klien mengetahui penyebab penyakit laringitis
Pola nutrisi metabolik 1
!anyakan kepada klien bagaimana pola makan dan minumnya sebelum sakit dan setelah sakit
agaimana jumlah asupan makanan dan minuman klien
#
'aji apa makanan kesukaan klien
:
'aji riwayat alergi makanan maupun obat+obatan tertentu.
-
"pakah klien mengalami sulit menelan, sakit tenggorokan, anoreksia
4
"pakah makan dan minum klien berkurang karena sakit tenggorokan dan sakit saat menelan
#
Pola eliminasi 1
'aji bagaimana pola miksi dan defekasi klien apakah mengalami gangguan
'aji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya
#
"pakah klien merasakan nyeri saat "' dan "
:
"pakah penyakit ini mengganggu kenyamanan saat "' dan "
:
Pola akti%as latihan 1
-
'aji kebiasaan dan %olume urine
"pakah akti%itas terganggu karena penyakit yang dihadapinya
Pola istirahat tidur 1
'aji perubahan pola tidur klien, berapa lama klien tidur dalam sehari
"pakah klien mengalami gangguan dalam tidur, misalnya karena nyeri tenggorokan
4
Pola kognitif persepsi 1
'aji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan pada panca indra
"pakah klien mengalami serak atau hilang suaranya untuk berkomunikasi
#
agaimana kemampuan berkomunikasi, memahami serta berinteraksi klien terhadap orang lain
:
iasanya klien mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena suara yang parau atau bahkan hilang dan rasa nyeri di tenggorokan.
3
Pola persepsi diri dan konsep diri -
"pakah klien merasa rendah diri karena penyakitnya, misalnya karena ketidakmampuan berkomunikasi dengan baik
4
"pakah sering merasa marah, cemas, takut, depresi, karena takut kehilangan suaranya
@
Pola peran hubugan 1
'aji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di =umah &akit dan bagaimana hubungan sosial klien dengan masyarakat sekitarnya
"pa klien mengalami sulit bersosialisasi dengan orang lain karena kesulitan komunikasi yang dirasakannya
2
Pola reproduksi dan seksualitas 1
1A
11
"pakah ada pengaruh penyakit klien dengan seksualitasnya
Pola koping dan toleransi stress 1
'aji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah
"pakah klien menggunakan obat+obatan untuk menghilangkan stres
#
'aji sumber pendukung klien disaat stres.
Pola nilai dan kepercayaan 1
'aji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya
"pakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien
#
'aji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.
Diagnosa ke"era0atan ang $a"at mnl 1 ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat
proses inflamasi 2 angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi. 3 9ipertermi berhubungan dengan infeksi bakteri 9aemophilus 6nfluen7ae. 4 =esiko terhadap ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan masukan oral dan kenyamanan mulut.
B"BD" Diagnosa 18ersihan nafas
tidak
jalan
N,5
efektif
B/ 6ersian )alan 1 Air0a
B6/ management
nafas ti$ak efektif 7". 4+38
7#engatran
berhubungan dengan sekresi
Defenisi8 'etidakmampuan
na"as8 7".+%8
berlebihan sekunder akibat
untuk
"kti%itas 8
proses
penghalang
inflamasi
(p. #A@) Definisi
penghalang
jelas
dari
8
atau
saluran1 uka jalan napasE dengan
pernafasan
untuk
mempertahankan
'etidakmampuan sekresi
sekresi
untuk
jelas
atau
dari
saluran
pernafasan mempertahankan
teknik chin lift atau jaw trust
Posisikan pasien pada posisi %entilasi yang maksimal
9asil yang disarankan8
jalan
napas yang jelas
1 &putum berlebih
jalan
napas yang jelas
untuk 1
atasan karakteristik8
)alan
# mengidentifikasi pasien yang
&tatus
membutuhkan aktual *
pernapasan80alan
penyisipan potensi jalan
napas paten
nafas
6ndikator 8 1
atuk tidak muncul
$engeluarkan
: tunjukkan terapi fisik dada yang cepat - keluarkan
secret
dengan
!idak adanya batuk
sputum dari jalan
mendorong batuk atau
# 'esulitan bersuara
napas
suctioning
: 'elebihan dahak - atuk yang tidak efektif
4 dorongan pelan, pernapasan dalam, pemutaran, dan
batuk 3 instruksikan
bagaimana
batuk yang efektif @ dengarkan suara pernapasan angguan rasa nyaman nyeri
!ontrol neri ". 32&
#ain
berhubungan dengan iritasi
6ndicator8
7'ana)emen neri8 ". 412
laring
sekunder
akibat1 $engenali
infeksi.
faktor
yang
berhubungan
management
"kti%itas8
1 Lakukan
pengkajian
Defenisi8 merasakan kurang, unakan langkah prefentif
secara
bantuan, dan kelebihan fisik,# unakan
termasuk
psikospiritual,
lingkungan
dan dimensi social.
penyakit
berhubungan angguan pola tidur $elaporkan ketidaknyamanan $elaporkan gelisah
bantuan
nonanalgesik
: 'enali tanda gejala nyeri
atasan karakteristik8 ejala
langkah
nyeri
komprehensif lokasi
karakteristik,
durasi,
frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi
yang
bser%asi reaksi non %erbal dari ketidaknyamanan # unakan teknik komunikasi terapeutik
untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien : 'aji
budaya
yang
mempengaruhi
respion
nyeri - Determinasi
akibat
nyeri
terhadap kualitas hidup 4 antu pasien dan keluarga untuk
mencari
dan
menemukan dukungan 3 /ontrol ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri @ 'urangi
factor
presipitasi
nyeri 2 Pilih
dan
lakukan
penanganan nyeri
1A "jarkan
pasien
untuk
memonitor nyeri 11 'aji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan
inter%ensi 1 erikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri 1# <%aluasi keefektifan control nyeri 1: !ingkatkan istirahat 1- 'olaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri
tidak
berhasil 14 $onitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
DAFTAR #-STA!A
"bdurrahman $9. AA4. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Edisi ke2. 5akultas 'edokteran ni%ersitas 6ndonesia. 0akarta. ecker F, Bauman 99 G Pfalt /=. AA3. "cute laryngitis in
9ermani ,'artosudiro & G "bdurrahman . AA4. uku Ajar Ilmu Kesehatan !elinga "idung !enggorok Kepala Leher , edisi ke -. 5akultas 'edokteran ni%ersitas 6ndonesia. 0akarta. 0hon &D G $a%es $D. AA4. &urgical "natomyof the 9ead and Beck. In B#ron$"ead and %e&k surger# 'tolar#ngolog#.ed#.?ol 6,&".Filkins Publisher. $ansjoer, "rif. 1222. 'apita &elekta 'edokteran,