BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. Peng Penger erti tian an Dispnea adalah gejala pertama yang dirasakan pasien akibat terganggunya
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam alveoli yang berisi cairan. Dispnea Dis pnea akan semakin parah apabila melakukan aktivitas yang berat seperti naik tangga dan mengangkat beban yang berat. (Bradero et al, 2008). edangkan pengertian dispnea menurut Djojodibroto (200!) dispnea adalah gejala gejala subjek subjekti" ti" berupa berupa keingi keinginan nan penderi penderita ta untuk untuk mening meningkat katkan kan upaya upaya untuk untuk mendap mendapatk atkan an udara udara pernap pernapasan asan.. #arena #arena dispne dispneaa si"atny si"atnyaa subjek subjekti" ti" sehing sehingga ga dispnea tidak dapat diukur. Dispne Dispneaa atau sesak sesak napas napas adalah adalah perasaa perasaan n sulit sulit bernap bernapas as ditand ditandai ai dengan dengan napa napass yang yang pend pendek ek dan dan peng penggu guna naan an otot otot bant bantu u pern pernapa apasan san.. Disp Dispne neaa dapa dapatt ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveol alveolar, ar, ganggu gangguan an dindin dinding g dada, dada, penya penyakit kit obstru obstrukti kti"" paru paru (em"ise (em"isema, ma, bronkitis, asma), kecemasan. ($rice dan %ilson, %ilson, 200&). Dyspnea atau sesak na"as di bedakan menjadi 2 yaitu ' . Dyspnea akut dengan dengan aal yang tiba*tiba merupakan penyebab umum kunjungan ke ruang gaat darurat. $enyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru*paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada. kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, $enyakit $aru 2. Dyspnea kronis +bstru +bstrukti kti"" #ronis #ronis ($$+#) ($$+#),, em"isem em"isema, a, in"lam in"lamasi asi paru*p paru*paru aru,, tumor tumor,, kelainan pita suara. B. Etiologi Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruan ruang g "isio "isiolo logi gi meni mening ngka katt maka maka akan akan dapa dapatt meny menyeb ebab ab kan kan gang ganggu guan an pada pada pertukaran gas antara +2 dan +2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat meningkat sehingga terjadi sesak napas. $ada orang normal normal ruang mati ini hanya hanya berjum berjumlah lah sediki sedikitt dan tidak tidak terlalu terlalu pentin penting, g, namun namun pada pada orang orang dalam dalam keadaan keadaan patolo patologis gis pada pada saluran saluran pernap pernapasn asn maka maka ruang ruang mati mati akan akan mening meningkat kat.. Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea. Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurnan terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka
makinbesar gradien tekanan transmural yang harusdibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan
pengembangan
paru
yang
normal.
$enyebab
menurunnya
compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya jaringan paru dengan jaringan ikat "ibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama. -dapun menurut menurut Djojodibroto (200!) $enyebab dispnea adalah ' istem kardiovaskuler ' gagal jantung 2 istem pernapasan ' $$+#, $enyakit parenkim paru, hipertensi pulmonal, / 1
"aktor mekanik di luar paru (asites, obesitas, e"usi pleura) $sikologis (kecemasan) ematologi (anemia kronik) +tot perna"asan yang abnormal (penyakit otot, kelumpuhan otot).
C. Patofisiologi esak napas merupakan keluhan subjekti" dari seorang yang menderita
penyakit paru. #eluhan ini mempunyai jangkauan yanga luas, sesuai dengan interpretasi seseorang mengenai arti sesak napas tadi. $ada dasarnya, sesak napas baru akan timbul bila kebutuhan ventilasi dapat meningkat pada beberapa keadaan seperti aktivitas jasmani yang bertambah atau panas badan yang meningkat. $ato"isiologi sesak napas dibagi sebagai berikut ' +ksi enasi arin an menurun
#ebutuhan oksigenasi meningkat
#er a $erna asan 3enin kat #ejadian sesak napas tergantung dari tingkat keparahan dan sebabnya. $erasaan itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls ke otak dari sara" yang berakhir di paru paru, tulang iga, otot dada atau dia"ragma, ditambah dengan persepsi dan interpretasi pasien. $ada bebrapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan memikirkan penyebabnya. $asien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara, sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada. D. Manis festasi Klinis Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan
napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial
atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstrukti" paru (em"isema, bronkitis, asma), kecemasan ($rice dan %ilson, 200&). $arenkim paru tidak sensiti" terhadap nyeri, dan sebagian besar penyakit paru tidak menyebabkan nyeri. $leura parietalis bersi"at sensiti", dan penyakit peradangan
pada
pleura
parietalis
menimbulkan
nyeri
dada.
Batuk adalah gejala umum penyakit pernapasan. al ini disebabkan oleh ' timulasi re"leks batuk oleh benda asing yang masuk ke dalam larink, • -kumulasi sekret pada saluran pernapasan baah. Bronkitis kronik, asma, tuberkulosis, dan pneumonia merupakan penyakit dengan gejala batuk yang •
mencolok (handrasoma, 200&). $emeriksaan sputum4 dahak sangat berguna untuk mengevaluasi penyakit paru. ediaan apusan gram dan biakan sputum berguna untuk menilai adanya in"eksi. $emeriksaan sitologi untuk sel*sel ganas. elain itu, dari arna, volum, konsistensi, dan sumber sputum dapat diidenti"ikasi jenis
•
penyakitnya. emoptisis adalah batuk darah atau sputum dengan sedikit darah. emoptisis berulang biasanya terdapat pada bronkitis akut atau kronik, pneumonia, karsinoma bronkogenik, tuberkulosis, bronkiektasis, dan
•
emboli paru. 5ari tabuh adalah perubahan bentuk normal "alan6 distal dan kuku tangan dan kaki, ditandai dengan kehilangan sudut kuku, rasa halus berongga pada dasar kuku, dan ujung jari menjadi besar. 7anda ini ditemukan pada tuberkulosis, abses paru, kanker paru, penyakit kardiovaskuler, penyakit hati kronik, atau saluran pencernaan. ianosis adalah berubahnya arna kulit menjadi kebiruan akibat meningkatnya jumlah b terreduksi dalam
•
kapiler ($rice dan %ilson, 200&). onki basah berupa suara napas diskontinu4 intermiten, nonmusikal, dan pendek, yang merupakan petunjuk adanya peningkatan sekresi di saluran napas besar. 7erdapat pada pneumonia, "ibrosis, gagal jantung, bronkitis, bronkiektasis. %hee9ing4 mengik berupa suara kontinu, musikal, nada tinggi, durasi panjang. %hee9ing dapat terjadi bila aliran udara secara cepat meleati saluran napas yang mendatar4 menyempit. Ditemukan pada asma, bronkitis kronik, $+D, penyakit jantung. tridor adalah hee9ing yang terdengar saat inspirasi dan menyeluruh. 7erdengar lebih keras di leher
dibanding di dinding dada. :ni menandakan obstruksi parsial pada larink atau trakea. $leural rub adalah suara akibat pleura yang in"lamasi. uara mirip ronki basah kasar dan banyak (eviono, dkk, 2008). E. Komplikasi Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskuler, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstrukti" paru (em"isema, bronkitis, asma), kecemasan. ($rice dan %ilson, 200&) esak napas dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti asma, penggumpalan darah pada paru paru sampai pneumonia. esak napas juga dapat disebabkan karena kehamilan. Dalam bentuk kronisnya, sesak napas atau dispnea merupakan suatu gejala penyakit penyakit seperti asma, em"isema, berupa penyakit paru paru lain.
;. Pemeriksaan Penn!ang inar < dada − 7es ;ungsi $aru ' dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea − 7= ' peningkatan pada luasnya bronkitis dan kadang kadang pada asma, − − − − − − − − −
− − − −
penurunan em"isema. #apasitas inspirasi ' menurun pada em"isema. >olume residu ' meningkat pada em"isema, bonkitis kronis, asma, dispnea ;?> 4 ;> @D- ' memperkirakan prognesi proses penyakit kronis. Bronkogram 5D= dan Di"erensial #imia darah putum ' kultur untuk menentukan adanya in"eksi, mengidenti"ikasi patogen. ?#@ ;aal $aru ' >?; menurun Aji -lergen Aji $ro"okasi Bronkus
". Penatalaksanaan Me#is Antuk mengatasi sesak napas, biasanya obat yang diberikan adalah obat •
•
obatan yang melebarkan saluran pernapasan yang menyempit. Antuk menghindari sesak napas terjadi secara berulang, perlu diketahui dan diobati penyebab terjadinya sesak napas, misal ' obat 7B bila sesak napas karena penyakit 7B, dan obat asma bila karena penyakit asma.
•
Antuk keadaan darurat, yang paling utama adalah memberikan posisi senyaman mungkin pada klien agar membantu mempermudah proses pernapasan. 3eninggikan bagian kepala hingga dada dalam posisi berbaring atau mendudukkan pasien dengan tegap dengan tahanan depan
•
dan belakang. Antuk mengatasi sesak napas pada anita hamil disarankan untuk menjaga postur tubuh dengan benar, seperti duduk atau berdiri tegak, kurangi dan perlambat pergerakan, seperti berjalan dengan lebih lambat, seperti memberi sandaran pada tubuh bagian atas saat tidur.
BAB II KON$EP A$UHAN KEOERA%A&AN A A$UHAN KEPERA%A&AN I PEN"KA'IAN (. I#entitas
3endapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis. ). Ri*a+at kese,atan
a b c d
#eluhan utama' klien mengeluh sesak na"as, nyeri dada. iayat penyakit sekarang' asma, ;, -3:, :$-. iayat penyakit dahulu' pernah menderita asma, ;, -3:, :$-, batuk. iayat penyakit keluarga' mendapatkan data riayat kesehatan keluarga pasien
-. Pola kese,atan fngsional
al*hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah ' a
$ola manajemen kesehatan*persepsi kesehatan Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan , adanya "aktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen.
b
$ola metabolik*nutrisi #ebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi karena ekspansi paru menjadi pendek. #lien yang kurang gi9i, mengalami kelemahan otot perna"asan.
c
$ola eliminasi $erubahan pola de"ekasi (darah pada "eses, nyeri saat devekasi), perubahan berkemih (perubahan arna, jumlah, "erkuensi)
d
-ktivitas*latihan -danya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi seseorang. -ktivitas berlebih dibutuhkan oksigen yang banyak. +rang yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
e
$ola istirahat*tidur -danya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
"
$ola persepsi*kogniti" asa kecap lidah ber"ungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
g
$ola konsep diri*persepsi diri #eadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk4 kurus).
h
$ola hubungan dan peran #ebiasaan berkumpul dengan orang*orang terdekat yang memiliki kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
i
$ola reproduksi*seksual $erilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji
j
$ola toleransi koping*stress -danya stress yang memengaruhi status oksigenasi pasien.
k
#eyakinan dan nilai tatus ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.
. Pemeriksaan fisik
a b c
#esadaran' kesadaran menurun 77>' peningkatan "rekuensi perna"asan, suhu tinggi ead to toe 3ata' #onjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva sianosis (karena hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie ( karena emboli atau endokarditis)
2
3ulut dan bibir' 3embran mukosa sianosis, berna"as dengan mengerutkan mulut
idung ' $erna"asan dengan cuping hidung
/
Dada' etraksi otot bantu na"as, pergerakan tidak simetris antara dada kanan dan kiri, suara na"as tidak normal.
1
$ola perna"asan' perna"asan normal (apneu), perna"asan cepat (tacypnea), perna"asan lambat (bradypnea)
II
DIA"NO$A KEPERA%A&AN
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan oksigenasi ada lah' a Bersihan jalan na"as tidak e"ekti" berhubungan dengan produksi mukus banyak. b $ola na"as tidak e"ekti" berhubungan dengan hipoventilasi atau hiperventilasi c #erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan per"usi ventilasi. :::. :C7?>?C: #?$?-%-7-C D6 . Bersihan jalan na"as tidak e"ekti" berhubungan dengan produksi mukus banyak C+ ' -
Respiratory Status: Airway patency
KRITERIA HASIL : $engeluaran sputum pada jalan napas dari skala (keluhan ekstrim) ditingkatkan ke − −
skala (keluhan sedang ) :rama napas sesuai yang diharapkan dari skala (keluhan ekstrim) ditingkatkan ke
−
skala (keluhan sedang ) ;rekuensi pernapasan sesuai yang diharapkan (keluhan ekstrim) ditingkatkan ke skala (keluhan sedang )
C: ' a
3anajemen 5alan Capas Buka jalan napas pasien
2 / 1 & b
$osisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. :denti"ikasi $asien untuk perlunya pemasangan alat jalan napas buatan #eluarkan secret dengan suction -uskultasi suara napas, catat bila ada suara napas tambahan 3onitor rata*rata respirasi setiap pergantian shi"t dan setelah dilakuakan tidakan
suction uksion 5alan Capas -uskultasi jalan napas sebelum dan sesudah suction 2 :n"ormasikan keluarga tentang prosedur suction Berikan +2 dengan menggunakan nasal untuk mem"asilitasi suksion nasotrakheal / entikan suksion dan berikan oksigen bila $asien menunjukkan bradikardi peningkatan saturasi oksigen 1 -tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. & 5elaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan ' +2, uction, :nhalasi.
D6 ' $ola na"as tidak e"ekti" berhubungan dengan hipoventilasi atau hiperventilasi C+ ' − −
Respiratory Status: Ventilation Vital sign Status
#:7?:- -:= ' -uskultasi suara napas sesuai dari skala (keluhan ekstrim) ditingkatkan ke skala − −
(keluhan sedang ) Bernapas mudah dari skala (keluhan ekstrim) ditingkatkan ke skala (keluhan
−
sedang ) 7idak didapatkan penggunaan otot tambahan dari skala (keluhan ekstrim) ditingkatkan ke skala (keluhan sedang )
C: ' -iray management $engkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan − − −
− − − − − −
dan mengevaluasi intervensi. 3emposisikan pasien semi "oler supaya dapat berna"as optimal. Deteksi terhadap pertukaran gas dan bunyi tambahan serta kesulitan berna"as (ada tidaknya dispneu) untuk memonitor intervensi. Dapat memperbaiki4mencegah memburuknya hipoksia 3emberikan rasa nyamandan mempermudah pernapasan Deteksi status respirasi +bservasi adanya tanda tanda hipoventilasi 3onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi 3onitor vital sign
−
:n"ormasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki
pola na"as. -jarkan bagaimana batuk e"ekti" − 3onitor pola na"as − Vital sign monitoring 3ani"estasi distres pernapasan tergantung pada4indikasi derajat keterlibatan paru dan − −
− −
status kesehatan umum 7akikardia biasanya ada sebagai akibat demam4dehidrasi tetapi dapat sebagai respons terhadap hipoksemia elama periode aktu ini, potensial komplikasi "atal (hipotensi4syok) dapat terjadi. $erubahan "rekuensi jantung atau 7D menunjukkan baha pasien mengalami pasien mengalami nyeri, khusunya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat.
D6 . #erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan per"usi ventilasi.
C+ '
− Respiratory Status : as e!c"ange − Keseimbangan asam #asa$ Ele%trolit − Respiratory Status : &entilation −
Vital Sign Status
#:7?:- -:= ' − − −
-@D dalam batas normal tatus neurologis dalam batas normal 3endemonstrasikan batuk e"ekti" dan suara na"as yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu berna"as dengan mudah, tidak ada
− −
pursed lips) -@D dalam batas normal tatus neurologis dalam batas normal
C: ' Respiratory Status : as e!c"ange $osisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi − $asang mayo bila perlu − =akukan "isioterapi dada jika perlu − #eluarkan sekret dengan batuk atau suction − -uskultasi suara na"as, catat adanya suara tambahan − -tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. − 3onitor respirasi dan status +2 − atat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot − supraclavicular dan intercostal
−
3onitor suara na"as, seperti dengkur 3onitor pola na"as ' bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes,
−
biot -uskultasi suara na"as, catat area penurunan 4 tidak adanya ventilasi dan suara
−
− −
tambahan 3onitor 77>, -@D, elektrolit dan ststus mental +bservasi sianosis khususnya membran mukosa
Respiratory Status : &entilation >entilasi maksimal membuka area atelectasis. − $osisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya perna"asan. − .3encegah obstruksi4aspirasi. − $enurunan bunyi na"as dapat menunjukan atelektasis. onki menunjukan akumulasi − secret4ketidakmampuan untuk membersihkan jalan na"as yang dapat menimbulkan −
penggunaan otot aksesoris perna"asan dan peningkatan kerja perna"asan. $emasukan cairan yang banyak membantu mengencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.
D-;7- $A7-#-
@allo, udak, 200, #eperaatan #ritis, ?@, 5akarta. adim ujono, 2008, @astroenterologi, -lumni Bandung.
3oectyi, jahmien, 200, $engaturan 3akanan dan Diit untuk $ertumbuhan $enyakit, @ramedia $ustaka Atama 5akarta. melt9er, su9anna , #u%u A'ar Keperawatan (edi%al #eda". Brunner dan uddart. -lih bahasa -gung %aluyo, ?disi 8, jakarta, ?@, 200.