LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATA KEPERAWATAN N PASIEN PASIEN DENGAN APENDISITIS APENDISITI S UNTUK MEMENUHI TUGAS PENDIDIKAN PROFESI NERS DEPARTEMEN SURGICAL RUANG 13 RSSA MALANG
Oleh : DIEN ISNAINI NIM : 150070300113028
PROGRAM PROFESI NERS URUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNI!ERSITAS "RAWIA#A 201$
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATA KEPERAWATAN N R%13 DI RSUD D&% SAIFUL ANWAR ANWAR MALANG
Disusun Oleh: Dien Isnaini 150070300113028 Kelompok 20
Relah diperiksa kelengkapannya ada: Hari
:
anggal
:
Dan dinya!akan memenuhi kompe!ensi
"enge!ahui# $ersep!or Klinik $ersep!or )kademik
% 'I$(
&
% 'I$(
&
Kepala Ruang 13
%
& 'I$(
LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
A. DEFINISI Apendisitis adalah radang yang timbul pada apendiks dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui (Mansjoer et al, !!!" . In#eksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah (edema" dan semakin iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding apendiks". Apendisitis per#orasi terjadi ketika sekresi mukus terus berlanjut, dan tekanan dalam ruang appendiks terus meningkat dan menyebabkan obstruksi $ena, edema bertambah, bakteri menembus dinding apendiks, lalu arteri terganggu dann terjadi in#ark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene dan pe%ahnya dinding apendiks yang telah rapuh. (&u%el et al, !'"
Intraoperative photograph showing the perforated appendix held by a pair of Babcock’s forceps while the gloved hand of the surgeon held the inflamed cecum. Sumber Sanda et al (!''" )er#orated appendi%itis in a septuagenarian.
*. E+I-I
Apendisitis akut disebabkan oleh proses radang bakteria yang di%etuskan oleh beberapa #aktor pen%etus. Ada beberapa #aktor yang mempermudah terjadinya radang apendiks, diantaranya '. Faktor bstruksi Sekitar /!0 obstruksi disebabkan oleh hiperplasia jaringan lymphoid sub mukosa, 120 karena stasis #ekal, 30 karena benda asing dan sebab lainnya '0 diantaranya sumbatan oleh #ekalit, parasit dan %a%ing.
Photograph of the operative specimen with the scalpel pointing to the fecalith protruding from the lumen of the appendix Sumber Sanda et al (!''" )er#orated appendi%itis in a septuagenarian.
. Faktor *akteri In#eksi enterogen merupakan #aktor patogenesis primer pada apendisitis akut. *akteri yang ditemukan biasanya E.%oli, *a%teriodes #ragililis,
Splan%hi%us,
-a%to4ba%ilus,
)seudomonas,
*a%teriodes
splani%us. 1. 5e%enderungan #amiliar 6al ini dihubungkan dengan terdapatnya mal#ormasi yang herediter dari organ apendiks yang terlalu panjang, $askularisasi yang tidak baik dan letaknya yang memudahkan terjadi apendisitis.
3. Faktor ras dan diet
Faktor ras berhubungan dengan kebiasaan dan pola makanan sehari4hari. Adapun )enyebab terjadinya per#orasi menurut *aretto et al (!'!" adalah '. -ambatnya diagnosis dan penentuan kebutuhan pembedahan (penundaan pembedahan karena dianggap tidak memiliki komplikasi" . )ada pria, tingginya resiko terjadi appendi%ular #ae%oliths and %al%uli meningkatkan resiko apendisitis per#orasi 1. )erubahan kekuatan dinding kolon termasuk dinding appendi7 seiring bertambahnya usia menjadi penyebab tingginya kejadian apendisitis per#orasi pada lansia. 3. Menurut penelitian yang dilakukan oleh )en#old et al (!!8" pada anak usia 9 ! tahun, penundaan terapi selama '4! jam atau bahkan 38 jam menjadi #aktor penyebab terjadinya apendisitis per#orasi pada penderita apendisitis akut. 2. )ada sebuah laporan kasus oleh :hen et al (!''" didapatkan bah;a salah satu penyebab apendisitis akut yang kemudian menjadi apendisitis per#orasi adalah tumor jinak pada apendiks dan menyebabkan obstruksi lumen dan merangsang produksi mu%us pada apendiks hingga terjadi rupture dinding apendiks. Meski demikian, tumor jinak apada apendiks sangat jarang ditemukan. :. )A+FISI-I Apendisitis merupakan peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh bakteria yang di%etuskan oleh beberapa #aktor pen%etus, kemungkinan oleh #ekalit (massa keras dari #eses", tumor atau benda asing bstruksi pada lumen menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan intralumen. +ekanan di dalam sekum akan meningkat. 5ombinasi tekanan tinggi di seikum dan peningkatan #lora kuman di kolon mengakibatkan sembelit, 6al ini menjadi pen%etus radang di mukosa apendiks. )erkembangan dari apendisitis mukosa menjadi apendisitis komplit, yang meliputi semua lapisan dinding apendiks tentu dipengaruhi oleh berbagai #aktor pen%etus setempat yang
menghambat pengosongan lumen apendiks atau mengganggu motilitas normal apendiks. +ekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia, menghambat aliran lim#e, terjadi ulserasi mukosa dan in$asi bakteri. In#eksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah (edema" dan semakin iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding apendiks". )ada saat inilah terjadi apendisitis #okal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. angren dan per#orasi khas dapat terjadi dalam 341/ jam, tapi ;aktu tersebut dapat berbeda4beda setiap pasien karena ditentukan banyak #aktor. *ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. 6al tersebut akan menyebabkan obstruksi $ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. )eradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan ba;ah. 5eadaan ini disebut dengan apendisitis supurati# akut. *ila kemudian arteri terganggu akan terjadi in#ark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. *ila dinding yang telah rapuh itu pe%ah, akan terjadi apendisitis per#orasi (:or;in,!!! < uyton = 6all, !!/". )ada anak4anak, omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. 5eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang menjadi kurang memudahkan terjadinya per#orasi. )ada orang tua per#orasi mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah (Mansjoer, !!!".
D. MANIFES+ASI 5-INIS Adapun mani#estasi klinis dari appendisitis yaitu '. Nyeri kuadran ba;ah biasanya disertai dengan demam, mual, dan sering kali muntah. . )ada titik M%*urney (terletak dipertengahan antara umbili%us dan spina anterior dari ilium" nyeri tekan setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian ba;ah otot re%tum kanan. 1. Nyeri alih mungkin saja ada, letak appendiks mengakibatkan sejumlah nyeri tekan, spasme otot, dan konstipasi atau diare 3. +anda ro$sing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kiri ba;ah, yang menyebabkan nyeri pada kuadran kanan ba;ah"
2. >ika terjadi ruptur appendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar, terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk. E. 5M)-I5ASI '. 5omplikasi utama adalah per#orasi appediks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses apendiks . In#eksi luka post operati# terutama pada operasi open apendektomi yang memungkinkan terjadinya kontaminasi dinding abdomen terhadap bagian apendiks yang mengalami in#lamasi selama prosedur (&agmurlu,et al, 1. 3. 2. /. ?. 8. @.
!!/". Intraabdominal abses bstruksi intestinal Septi%emia )eritonitis )ylephlebitis, a septi% thrombophlebitis o# the portal $ein Entero%utaneous #istulae Fe$er
F. )EMEI5SAAN )ENBN>AN Bntuk menegakkan diagnosa pada appendi%itis didasarkan atas anamnesa ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. a. ejala appendi%itis ditegakkan dengan anamnesa, ada 3 hal yang penting adalah '. Nyeri mula 9 mula di epeigastrium (nyeri $is%eral" yang beberapa ;aktu kemudian menjalar keperut kanan ba;ah. . Muntah oleh karena nyeri $is%eral 1. )anas (karena kuman yang menetap di dinding usus" 3. ejala lain adalah badan lemah dan kurang na#su makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan di perut terasa nyeri. b. )emeriksaan yang lain '. -okalisasi >ika sudah terjadi per#orasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut,tetapi paling terasa nyeri pada titik M% *urney. . +est e%tal
)ada pemeriksaan re%tal tou%her akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi. 1. +anda ro$sing (C" Melakukan palpasi kuadran ba;ah kiri yang se%ara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan ba;ah 3. Bji )soas Dilakukan dengan rangsangan otot psoas le;at hiperekstensi sendi panggul kanan atau #leksi akti# sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. *ila apendiks yang meradang menepel di m. poas mayor, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.
%.
)emeriksaan -aboratorium '. -eukosit meningkat sebagai respon #isiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang pada appendi%itis akut dan per#orasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi. Menurut *aretto et al (!'!", perbandingan nilai leukosit dan neutrophil pada pasien apendisitis akut dan per#orasi apendisitis sebagai berikut
)emeriksaan hite %ell %ount Median (range" Neutrophil %ount Median (range" Serum :4rea%ti$e protein
Apendisitis Akut '1.8 (3.8 9 8.? '!4@l" ''. ('.8 9 /.? '!4@l" '/ (!.91@! mgl"
)er#orasi Apendisitis '3.8 (1.? 9 ?.2 '!4@l" '.3 (1 9 3 '!4@l" '!! (!.1?93!1 mgl"
Median (range" Sumber *arreto et al (!'!" GA%ute )er#orated Appendi%itis An Analysis # isk Fa%tors +o uide Surgi%al De%ision MakingH
. 6b (hemoglobin" nampak normal 1. -aju endap darah (-ED" meningkat pada keadaan appendi%itis in#iltrat 3. Brine penting untuk melihat apa ada ins#eksi pada ginjal. d. )emeriksaan adiologi Foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnose appendi%itis akut, ke%uali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut '.
Adanya sedikit #luid le$el disebabkan karena adanya udara dan %airan
. 1.
5adang ada #ekolit (sumbatan" )ada keadaan per#orasi ditemukan adanya udara bebas dalam dia#ragma
. )ENA+A-A5SANAAN a" )era;atan prabedah perhatikan tanda 9 tanda khas dari nyeri 5uadran kanan ba;ah abdomen dengan rebound tenderness (nyeri tekan lepas", peninggian laju endap darah, tanda psoas yang positi#, nyeri tekan re%tal pada sisi kanan. )asien disuruh istirahat di tempat tidur, tidak diberikan apapun juga per orang. :airan intra$ena mulai diberikan, obat 9 obatan seperti laksati# dan antibiotik harus dihindari jika mungkin. b" +erapi bedah Appendi%itis tanpa komplikasi, appendiktomi segera dilakukan setelah keseimbangan %airan dan gangguan sistemik penting. *isa dengan open appende%tomy, laparaskopi, atau midline laparatomy.
%" +erapi antibiotik, +erapi antibioti% ini diberikan tetapi anti intra$ena harus diberikan selama 2 9 ? hari jika appendi%itis telah mengalami per#orasi.
6. )EN:EA6AN 5M)-I5ASI
'. 5omplikasi berupa apendisitis per#orasi yang lebih luas bisa di%egah dengan penatalaksanaan yang tepat ;aktu dan tepat terapi. 5arena per#orasi apendisitis merupakan kasus ambulatory %are sensiti$e %ondition (A:S:" . penyebab paling sering dari keterlambatan pemberian terapi adalah adanya mani#estasi lain yang mengarah pada diagnose gangguan I yang lain seperti anomali digesti# %ongenital dan kehamilan. oleh karena itu, pasien dengan ri;ayat anomali digesti# %ongenital dan atau sedang mengandung sebaiknya memeriksakan penyakit segera saat merasakan keluhan nyeri abdomen ()en#old et al, !!8". . -e$in et al (!!?" meneliti bah;a Nonoperati$e management pada per#orasi apendisitis dapat mengurangi komplikasi akibat e#ek postoperati$e. Nonoperati$e management dilakukan dengan melakukan e$aluasi hasil :+ terkait udara e7traluminal, appendi%olith, as%ites diluar kuadran kanan ba;ah, dan e#usi. >ika hasil :+ menunjukkan
penumpukan %airan
unilo%ular maka disebut GsimpleH dan tidak membutuhkan terapi operati$e. GkompleksH jika didapati penumpukan %airan multilo%ular (+he abdomen ;as %on%eptually di$ided into #i$e se%tors the right and le#t upper uadrants, the -J and le#t lo;er uadrant, and the pel$is. +he number o# se%tors in ;hi%h a %olle%tion ;as present ;as re%orded". Nonoperati$e management dilakukan
dengan
memberikan
terapi
triple
antibioti%
(ampi%illin$an%omy%in, gentami%in and %lindamy%in" on admission. Nyeri dikontrol dengan morphine.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. )EN5A>IAN 5E)EAA+AN '. Akti$itas istirahat ejala
Malaise
. Sirkulasi +anda 1. Eliminasi
+akikardi
ejala
5onstipasi pada a;al a;itan, Diare, penurunan bising usus atau bahkan peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat apendisitis per#orata
+anda
Distensi abdomen, nyeri tekannyeri lepas, kekakuan.
3. Makanan %airan ejala
Anoreksia , mual, muntah
2. Nyeri kenyamanan ejala Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbili%us, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik M%*urney (setengah jarak antara umbili%us dan tulang ileum kanan", meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti tiba4tiba diduga per#orasi atau in#ark pada apendiks +anda )erilaku berhati4hati, berbaring kesamping atau telentang dengan lutut ditekuk, meningkatnya nyeri pada kuadran kanan ba;ah karena posisi ekstensi kaki kanan posisi duduk tegak. /. 5eamanan Demam K 18,!!: ?. )ernapasan +akipnea, pernapasan dangkal.
*. DIANSA 5E)EAA+AN '. Nyeri berhubungan dengan penekanan ujung4ujung sara#, pelepasan mediator kimia (histamine, bradikinin, prostaglandin", distensi jaringan usus oleh in#lamasi . 6ipertermi berhubungan dengan proses in#lamasi 1. isiko de#isit $olume %airan berhubungan dengan muntah, mual, pembatasan makanan dan %airan, kadang4kadang diare 3. esiko penyebaran in#eksi berhubungan dengan per#orasi atau ruptur appendiks, peritonitis, pembentukan abses 2. Ansietas berhubungan dengan ren%ana pembedahan, nyeri /. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual,muntah dan pembatasan makanan . ?. angguan pola tidur berhubungan dengan Fisiologis Demam, mual, posisi, nyeri. :. EN:ANA IN+ELENSI 5E)EAA+AN
'. Nyeri berhubungan dengan penekanan ujung4ujung sara#, pelepasan mediator kimia (histamine, bradikinin, prostaglandin", distensi jaringan usus oleh in#lamasi Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC :
Nyeri akut *erhubungan dengan: kerusakan jaringan
4 4 4 4
4 4
4
4
4
4
4
DS: Laporan secara verbal DO: Posisi untuk menahan nyeri Tingkah laku berhati-hati Gangguan tidur mata sayu! tampak capek! sulit atau gerakan kacau! menyeringai" Ter#okus pada diri sendiri $okus menyempit penurunan persepsi %aktu! kerusakan proses berpikir! penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan" Tingkah laku distraksi! contoh : jalan-jalan! menemui orang lain dan&atau aktivitas! aktivitas berulang-ulang" 'espon autonom seperti diaphoresis! perubahan tekanan darah! perubahan na#as! nadi dan dilatasi pupil" Perubahan autonomic dalam tonus otot mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku" Tingkah laku ekspresi# contoh : gelisah! merintih! menangis! %aspada! iritabel! na#as panjang&berkeluh kesah" Perubahan dalam na#su makan dan minum
•
•
•
•
•
•
Pain Level! pain control! com#ort level Setelah dilakukan tin#akan kepera%atan selama () Pasien tidak mengalami nyeri! dengan kriteria hasil: *ampu mengontrol nyeri tahu penyebab nyeri! mampu menggunakan tehnik non#armakologi untuk mengurangi nyeri! mencari bantuan" *elaporkan bah%a nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri *ampu mengenali nyeri skala! intensitas! #rekuensi dan tanda nyeri" *enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi
NIC : Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensi# termasuk lokasi! karakteristik! durasi! #rekuensi! kualitas dan #aktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan +antu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan ,ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan! pencahayaan dan kebisingan ,urangi #aktor presipitasi nyeri ,aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi jarkan tentang teknik non #armakologi: napas dala! relaksasi! distraksi! kompres hangat& dingin +erikan analgetik untuk mengurangi nyeri: (())) Tingkatkan istirahat +erikan in#ormasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri! berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur *onitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
. 6ipertermi berhubungan dengan proses in#lamasi Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi H'(e&)e&*'+ +erhubungan dengan : 4 penyakit& trauma 4 dehidrasi DO&DS: kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal serangan atau konvulsi kejang" kulit kemerahan pertambahan '' takikardi ,ulit teraba panas& hangat •
•
• • • •
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC: Thermoregulasi
Intervensi
NIC :
Setelah dilakukan tindakan kepera%atan selama((())pasien menunjukkan : Suhu tubuh dalam batas normal dengan kreiteria hasil: Suhu ./ 0 .12 3adi dan '' dalam rentang normal Tidak ada perubahan %arna kulit dan tidak ada pusing! merasa nyaman
*onitor suhu sesering mungkin *onitor %arna dan suhu kulit *onitor tekanan darah! nadi dan '' *onitor penurunan tingkat kesadaran *onitor 4+2! 5b! dan 5ct *onitor intake dan output +erikan anti piretik: ,elola ntibiotik: ((((((((()) Selimuti pasien +erikan cairan intravena ,ompres pasien pada lipat paha dan aksila Tingkatkan sirkulasi udara *onitor TD! nadi! suhu! dan '' 2atat adanya #luktuasi tekanan darah *onitor hidrasi seperti turgor kulit! kelembaban membran mukosa"
1. isiko de#isit $olume %airan berhubungan dengan muntah, mual, pembatasan makanan dan %airan, kadang4kadang diare Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Resiko Defisit Volume Cairan +erhubungan dengan: 4 ,ehilangan volume cairan secara akti# DS : 4 5aus DO: 4 Penurunan turgor kulit&lidah 4 *embran mukosa&kulit kering 4 Peningkatan denyut nadi! penurunan tekanan darah! penurunan volume&tekanan nadi 4 Pengisian vena menurun 4 Perubahan status mental 4 ,onsentrasi urine meningkat 4 Temperatur tubuh meningkat 4 ,ehilangan berat badan secara tiba-tiba 4 Penurunan urine output 4 5*T meningkat 4 ,elemahan
NOC: NIC : $luid balance Pertahankan catatan intake dan 5ydration output yang akurat 3utritional Status : $ood *onitor status hidrasi and $luid 6ntake kelembaban membran Setelah dilakukan tindakan mukosa! nadi adekuat! tekanan kepera%atan selama()) de#isit darah ortostatik "! jika diperlukan volume cairan teratasi dengan *onitor hasil lab yang sesuai kriteria hasil: dengan retensi cairan +93 ! urine *empertahankan 5mt ! osmolalitas urin! albumin! output sesuai dengan usia total protein " dan ++! +7 urine normal! *onitor vital sign setiap ;menit Tekanan darah! nadi! suhu 0 jam tubuh dalam batas normal ,olaborasi pemberian cairan 6< Tidak ada tanda tanda *onitor status nutrisi dehidrasi! 8lastisitas turgor +erikan cairan oral kulit baik! membran +erikan penggantian nasogatrik mukosa lembab! tidak ada rasa haus yang berlebihan sesuai output ;= 0 ==cc&jam" Orientasi terhadap %aktu Dorong keluarga untuk dan tempat baik membantu pasien makan dan irama 7umlah ,olaborasi dokter jika tanda pernapasan dalam batas cairan berlebih muncul meburuk normal tur kemungkinan tran#usi 8lektrolit! 5b! 5mt dalam Persiapan untuk tran#usi batas normal Pasang kateter jika perlu urin dalam batas p5 *onitor intake dan urin output normal setiap > jam 6ntake oral dan intravena adekuat •
•
•
•
• • • •
•
•
• • • •
3. esiko penyebaran in#eksi berhubungan dengan per#orasi atau ruptur appendiks, peritonitis, pembentukan abses Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Risikopenyebaran infeksi $aktor-#aktor risiko : 4 ,erusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan 4 Peningkatan paparan lingkungan patogen 4 Pertahan primer tidak adekuat kerusakan kulit! trauma jaringan! gangguan peristaltik"
NOC : 6mmune Status : 6n#ection ,no%ledge control 'isk control Setelah dilakukan tindakan kepera%atan selama(( pasien tidak mengalami in#eksi dengan kriteria hasil: ,lien bebas dari tanda dan gejala in#eksi *enunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya in#eksi leukosit dalam 7umlah batas normal perilaku *enunjukkan hidup sehat imun! Status gastrointestinal! genitourinaria dalam batas normal
• • •
•
•
•
•
•
• •
• • • •
•
NIC : Pertahankan teknik asepti# +atasi pengunjung bila perlu 2uci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kepera%atan Gunakan baju! sarung tangan sebagai alat pelindung Ganti letak 6< peri#er dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan in#eksi kandung kencing Tingkatkan intake nutrisi +erikan terapi antibiotik:))))))))))))))))))))))))))))))))) *onitor tanda dan gejala in#eksi sistemik dan lokal Pertahankan teknik isolasi k&p 6nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan! panas! drainase *onitor adanya luka Dorong masukan cairan Dorong istirahat jarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala in#eksi ,aji suhu badan pada pasien neutropenia setiap ? jam
2. Ansietas berhubungan dengan ren%ana pembedahan, nyeri Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kecemasan berhubungan dengan ,risis situasional! perubahan status kesehatan! perubahan konsep diri)
NOC : NIC : 4 ,ontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan kecemasan ,oping Setelah dilakukan asuhan Gunakan pendekatan yang selama (((((klien menenangkan kecemasan teratasi dgn kriteria 3yatakan dengan jelas harapan hasil: terhadap pelaku pasien mampu ,lien 7elaskan semua prosedur dan mengidenti#ikasi dan apa yang dirasakan selama mengungkapkan gejala prosedur cemas Temani pasien untuk memberikan *engidenti#ikasi! keamanan dan mengurangi takut mengungkapkan dan +erikan in#ormasi #aktual menunjukkan tehnik untuk mengenai diagnosis! tindakan mengontol cemas prognosis
•
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
DO&DS: 6nsomnia ,ontak mata kurang ,urang istirahat +er#okus pada diri sendiri 6ritabilitas Takut 3yeri perut Penurunan TD dan denyut nadi Diare! mual! kelelahan Gangguan tidur Gemetar noreksia! mulut kering Peningkatan TD! denyut nadi! '' ,esulitan berna#as +ingung +loking dalam pembicaraan Sulit berkonsentrasi
•
•
•
•
•
•
• •
•
•
/. 5etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual,muntah dan pembatasan makanan . Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Ketidakseimban!an nutrisi NOC: kuran! dari kebutu"an tubu" a3utritional status: de@uacy o# +erhubungan dengan : nutrient ,etidakmampuan untuk b3utritional Status : #ood and memasukkan atau mencerna $luid 6ntake nutrisi oleh karena #aktor biologis! c4eight 2ontrol psikologis atau ekonomi) Setelah dilakukan tindakan DS: kepera%atan selama()nutrisi 4 3yeri abdomen kurang teratasi dengan 4 *untah indikator: 4 ,ejang perut lbumin serum 4 'asa penuh tiba-tiba setelah Pre albumin serum makan 5ematokrit DO: 5emoglobin 4 Diare Total iron binding capacity 4 'ontok rambut yang berlebih 7umlah lim#osit 4 ,urang na#su makan 4 +ising usus berlebih 4 ,onjungtiva pucat 4 Denyut nadi lemah
,aji adanya alergi makanan ,olaborasi dengan ahli giAi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Bakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi jarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian) *onitor adanya penurunan ++ dan gula darah *onitor lingkungan selama makan 7ad%alkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan *onitor turgor kulit *onitor kekeringan! rambut kusam! total protein! 5b dan kadar 5t *onitor mual dan muntah *onitor pucat! kemerahan! dan kekeringan jaringan konjungtiva *onitor intake nuntrisi 6n#ormasikan pada klien dan keluarga tentang man#aat nutrisi ,olaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti 3GT& TP3 sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan) tur posisi semi #o%ler atau #o%ler tinggi selama makan ,elola pemberan anti emetik:))))) njurkan banyak minum Pertahankan terapi 6< line 2atat adanya edema! hiperemik! hipertonik papila lidah dan cavitas oval
?. angguan pola tidur berhubungan dengan Fisiologis Demam, mual, posisi, nyeri Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
#an!!uan pola tidur berhubungan dengan: $isiologis : Demam! mual! posisi! nyeri) DS: 4 +angun lebih a%al&lebih lambat 4 Secara verbal menyatakan tidak #resh sesudah tidur DO : 4 Penurunan kemempuan #ungsi 4 Penurunan proporsi tidur '8* 4 Penurunan proporsi pada tahap . dan ? tidur) 4 Peningkatan proporsi pada tahap tidur 4 7umlah tidur kurang dari normal sesuai usia
'O+: nCiety 2ontrol 2om#ort Level Pain Level 'est : 8Ctent and Pattern Sleep : 8Ctent ang Pattern Setelah dilakukan tindakan kepera%atan selama () gangguan pola tidur pasien teratasi dengan kriteria hasil: 7umlah jam tidur dalam batas normal Pola tidur!kualitas dalam batas normal Perasaan #resh sesudah tidur&istirahat *ampu mengidenti#ikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
NIC : Sleep 8nhancement 4 Determinasi e#ek-e#ek medikasi terhadap pola tidur 4 7elaskan pentingnya tidur yang adekuat 4 $asilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur membaca" 4 2iptakan lingkungan yang nyaman 4 ,olaburasi pemberian obat tidur
DAFTAR PUSTAKA
*aretto,et al. (!'!". Indian Journal of Medical Sciences !ol" #$" GA%ute )er#orated Appendi%itis An Analysis # isk Fa%tors +o uide Surgi%al :hen,& et al. (!''". BM% &astroenterology vol '' ()*+" G)er#orated a%ute appendi%itis resulting #rom appendi%eal $illous adenoma presenting ;ith
small bo;el obstru%tion a http;;;.biomed%entral.%om'3?'41!''12K
%ase
reportH
:or;in, EliOabeth. ( !!'". Buku saku patofisiologi. >akarta E: uyton = 6all. (!!/". Buku a,ar fisiologi kedokteran edisi- .. >akarta E:. -e$in, +. (!!?". Pediatric /adiologi Journal vol )0" GNonoperati$e management o# per#orated appendi%itis in %hildren %an :+ predi%t out%omePH httpSpringer S%ien%eC*usiness Media, In%.%omK Masjoer, A., dkk., (!!!". 1apita selekta kedokteran" >ilid . >akarta Media Aes%ulapius. )en#old et al (!!8". International Journal of 2ealth &eographics vol 7 -*# . Geographi% disparities in the risk o# per#orated appendi%itis among %hildren in hio !!'9!!1H(http%reati$e%ommons.orgli%ensesby.!", Sanda,* et al. (!''". 3nnals of 3frican Medicine !ol" '4 ()+. G)er#orated appendi%itis in a septuagenarianH. ;;;.annalsa#rmed.org &agmurlu,A et al (!!/". Surgical 5ndoscopy vol (64+" 7 -aparos%opi% appende%tomy #or per#orated appendi%itis a %omparison ;ith open appende%tomy. httpSpringer S%ien%eC*usiness Media, In%.%omK &aOkan, = 6an,S . (!'!". +QberkQloO $e +oraks Dergisi $ol. 28 (1". G Pathophysiology clinical evaluation and treatment options of spontaneous pneumothorax’" ilkinson,> = Ahern, N (!'". Buku Saku 8iagnosa 1eperawatan 9anda Intervensi 9ic 1riteria 2asil 9oc. >akarta )rima Medika.