APENDICITIS A. Pengertian. Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (94 inci), mele meleka katt pada pada seku sekum m tepa tepatt di bawa bawah h katu katup p ileo ileose seka kal l Appe Append ndik ikss beri berisi si maka makana nan n dan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum !arena pengosongannya tidak e"ekti" dan lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap in"eksi Appendiks merupakan peradangan pada appendiks (umbai cacing) !ira-kira #$ populasi akan akan mengal mengalami ami appendiks appendiks pada pada waktu waktu yang yang bersam bersamaan aan dalam dalam hidup hidup mereka mereka %ria %ria lebih lebih cenderung terkena appendiks dibanding wanita Appendiks lebih sering menyerang pada usia 10 sampai &0 tahun Append Appendiks iks per"or per"orasi asi adalah adalah merupa merupakan kan kompli komplikas kasii utama utama dari dari appendi appendiks, ks, dimana dimana appendi appendiks ks telah telah pecah pecah sehing sehingga ga isis isis appendi appendiks ks keluar keluar menuju menuju rongga rongga peiniu peinium m yang yang dapat dapat menyebabkan peritonitis atau abses Appendiktomi adalah pengangkatan terhadap appendiks terimplamasi dengan prosedur atau pendekatan endoskopi B. Etiologi. - %enyebab belum pasti - 'aktor yang berpengaruh bstruksi hiperplasi kelenjar getah bening (*0$), "ecalt (massa keras dari "eses) &+$, • corpus alienum (4$), striktur lumen (1$) n"eksi .oli dan steptococcus • /umor • C. Patofisiologi Apendisitis biasanya disebaban oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia "olikel lim"oi lim"oid, d, "ekali "ekalit, t, benda benda asing, asing, strikt striktur ur karena karena "ibros "ibrosis is akibat akibat peradan peradangan gan sebelu sebelumny mnya, a, atau atau neoplasma bstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan akin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas elastisitas dinding apendiks apendiks mempunyai mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan penekanan tekanan intralumen /ekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran lim"e yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa %ada saat inilah terjadi terjadi apendisitis akut "okal yang ditandai oleh nyeri epigastrium ila ila sekres sekresii mukus mukus terus terus berlan berlanjut jut,, tekana tekanan n akan terus terus mening meningkat kat 2al terseb tersebut ut akan akan meny menyeba ebabk bkan an obstr obstruks uksii 3ena, 3ena, edem edemaa bert bertam ambah bah,, dan dan bakt bakter erii akan akan mene menemb mbus us dind dindin ing g %eradangan %eradangan yang timbul meluas meluas dan mengenai mengenai peritoneum peritoneum setempat sehingga menimbulkan menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah !eadaan ini disebut dengan apendisitis supurati" akut ila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi in"ark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa ila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis per"orasi ila ila semua semua proses proses di atas atas berjal berjalan an lambat lambat,, omentum omentum dan usus usus yang yang berdeka berdekatan tan akan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut in"iltrat apendikularis %eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang %ada anak-anak, karena
omentum lebih pendek dan apediks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis !eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya per"orasi edangkan pada orang tua per"orasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah %athway Appendicitis n"eksi akibat bakteri, 3irus, jamur, "eses yang membatu, pola hidup, benda asing
Apendiksitis
n"lamasi
dema (erisi %us)
n"eksi
akteri "lora usus
Apendik (bawah kanan rongga abdomen)
bs usus
Abses sekunder
!onstipasi 5angsang syara" reseptor %el3is
7ia"ragma
6yeri 8umlah lekosit
2iperthermy
2ati
D. Manifestasi Klinik 1 6yeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual, muntah dan hilangnya na"su makan 6yeri tekan local pada titik curney bila dilakukan tekanan & 6yeri tekan lepas dijumpai 4 /erdapat konstipasi atau diare + 6yeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum * 6yeri de"ekasi, bila appendiks berada dekat rektal # 6yeri kemuh, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau ureter : %emeriksaan rektal positi" jika ujung appendiks berada di ujung pel3is 9 /anda 5o3sing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara paradoksial menyebabkan nyeri kuadran kanan 10 Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi akibat ileus paralitik 11 %ada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat ber3ariasi %asien mungkin tidak mengalami gejala sampai terjadi ruptur appendiks E. Komplikasi Apendisitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi penyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai kecendrungan menjadi progresi" dan mengalami per"orasi !arena per"orasi jarang terjadi dalam : jam pertama, obser3asi aman untuk dilakukan dalam masa tersebut /anda-tanda per"orasi meliputi meningkatkan nyeri, spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonotis umum atau abses yang terlokalisasi, ileus, demam, malise, dan leukositosis semakin jelas ila per"orasi dengan peritonitis umum aatu pembentukan abses telah terjadi sejak pasien pertama kali datang, d iagnosis dapat ditegakkan dengan pasti ila terjadi peritonitis umum terapi spesi"ik yang dilakukan adalah operasi untuk menutup asal per"orasi edangkan tindakan lain sebagai penunjang tirah baring dalam posisi "owler medium (setengah duduk), pemasangan 6;/, puasa, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian penenang, pemberian antibiotik berspektrum luas dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur, trans"usi untuk mengatasi anemia, dan penanganan syok septik secara intensi", bila ada ila terbentukabses apendiks akan teraba massa di kuadrankanan bawah yang cenderung menggelembung ke arah rektum atau 3agina /erapi dini dapat diberikan kombinasi antibiotik (misalnya ampisilin, gentamisin, metronida
F. Pemeriksaan Penunang a >aboratorium ? 2b normal ? >eukosit normal atau meningkat (bila lanjut umumnya leukositosis, @10,000mm&) ? 2itung jenis segmen lebih banyak ? >7 meningkat (pada appendicitis in"iltrate) b 5otgen appendicogram 2asil positi" berupa ? 6on-"illing ? %artial "illing ? ouse tail ? .ut o"" 5ontgen abdomen tidak menolong kecuali telah terjadi peritonitis !. Penatalaksanaan 1 ebelum operasi a bser3asi 7alam :-1 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendisitis seringkali masih belum jelas 7alam keadaan ini obser3asi ketat perlu dilakukan %asien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan >aksati" tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya %emeriksaan abdomen dan rektal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodik 'oto abdomen dan thoraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulit lain %ada kebanyakan kasus, diagnosis ditegakkan denagn lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 1 jam setelah timbulnya keluhan b ntubasi bila perlu c Antibiotik perasi apendiktomi & %asca operasi %erlu dilakukan obser3asi tanda-tanda 3ital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernapasan Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah aringkan pasien dalam posisi "owler %asien dikatakan baik bila dalam 1 jam tidak terjadi gangguan elama itu pasien dipuasakan ila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada per"orasi atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai "ungsi usus kembali normal !emudian berikan minum mulai 1+ mljam selam 4-+ jam lalu naikkan menjasi &0 mljam !eesokan harinya diberikan diberikan makanan saring, dan hari berikutnya diberikan makanan lunak atu hari pascaoperasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selam B&0 menit %ada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar 2ari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang 4 %enatalaksanaan gawat darurat non-operasi ila tidak ada "asilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti dalam perotonitis akut 7engan demikian, gejala apendisitis akut akan mereda, dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang
B. Konsep Dasar Asu"an Kepera#atan %roses keperawatan merupakan kerangka kerja perawat saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien %roses keperawatan merupakan pendekatan kerja yang sistematis terorganisasi, "leksibel dan berkelanjutan /ahap = tahap dalam proses keperawatan saling ketergantungan satu dengan lainnya dan bersi"at dinamis dan disusun secara sisematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ketahap yang lain $. Pengkaian %engkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data baik subyek maupun obyek, adapun tujuan pengkajian adalah memberikan gambaran yang terus menerus mengenai kesehatan pasien %ada tahap pengkajian ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara lain a. Mengumpulkan tentang data pasien 7ata dasar adalah data yang menyangkut semua aspek dari pasien yang terdiri dari data = data biogra"i, keluhan utama, riwayat sebelum sakit, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan lingkungan kea daan psiksosisal dan aspek spiritual biasanya data dasar ini diperoleh pada saat pertama kali perawat kontak dengan pasien edangkan data yang di"okuskan kepada pasien masalah kesehatan pada saat itu adalah 1) Akti3itas istirahat dengan gejala malaise ) irkulasi darah memperlihatkan tanda takikardi &) liminasi dengan gejala konstipasi pada awitan awal, diare (kadang-kadang) serta tanda distensi abdomen, nyeri tekannyeri lepas, kekakuan, penurunantidak ada bising usus 4) ntegritas ego dengan gejala perasan cemas, takut marah, apatis, "aktor-"aktor stress multiple , misalnya "inansial, hubungan gaya hidup , disertai dengan tanda tidak dapat beristirahat, peningkatan ketegangan peka rangsang, stimulai simpatis +) akanan cairan anoreksia , mualmuntah *) 6yeri kenyamanan dengan gejala nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik c urney ( setengah jarak antara umbilicus dengan tulang ileum kanan ) meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam ( nyeri tiba-tiba diduga per"orasi atau in"ark pada appendisitis ) !alau berbagai rasa nyeri gejala tak jelas ( sehubungan dengan lokasi appendiks, contoh retrosekal atau sebelah ureter ) dengan perilaku berhati-hati berbaring kesamping atau terlentang dengan lutut ditekuk meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan posisi duduk tegak, nyeri lepas pada sisi kiri di duga in"lamasi peritoneal #) !eamanan tandanya demam biasanya rendah %erna"asan tandanya takipnea, pernapasan dangkal :) %enyuluhan atau pembelajaran riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen contoh pielitis acut batu uretra, salpingitis acut,ileitis regional
b. Mentabulasi data 7ata yang telah dikumpulkan selanjutnya ditabulasi c. Menganalisa data 7ata yang telah ditabulasi segera dianalisa sehingga didapati kesimpulan yang dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan
%.DIA!N&SA KEPE'A(ATAN DAN INTE')ENSI $.'esiko tinggi tera*i infeksi +.* ti*ak a*ekuatn,a perforasiperitonitis sekun*er ter"a*ap proses inflamasi Tuuan ti*ak tera*i infeksi
perta"anan
utama
Kriteria:
a b c d e "
%enyembuhan luka berjalan baik /idak ada tanda in"eksi seperti eritema, demam, drainase purulen /ekanan darah @90*0 mm2g 6adi C 100Bmenit dengan pola dan kedalaman normal Abdomen lunak, tidak ada distensi ising usus +-&4 Bmenit
Intervensi:
a b c d e "
!aji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri Daspadai nyeri yang menjadi hebat Awasi dan catat tanda 3ital terhadap peningkatan suhu, nadi, adanya pernapasan cepat dan dangkal !aji abdomen terhadap kekakuan dan distensi, penurunan bising usus >akukan perawatan luka dengan tehnik aseptik >ihat insisi dan balutan .atat karakteristik drainase lukadrain, eriitema !olaborasi antibiotik
%.N,eri +.* *istensi aringan usus ole" inflamasi a*an,a insisi +e*a" Kriteria hasil:
a b c
%ersepsi subyekti" tentang nyeri menurun /ampak rileks %asien dapat istirahat dengan cukup
Intervensi:
a b c d e "
!aji nyeri .atat lokasi, karakteristik nyeri %ertahankan istirahat dengan posisi semi "owler 7orong untuk ambulasi dini Ajarkan tehnik untuk perna"asan dia"ragmatik lambat untuk membantu melepaskan otot yang tegang 2indari tekanan area popliteal erikan antiemetik, analgetik sesuai program
/. 'esiko tinggi kekurangan 0airan tu+u"+.* inflamasi peritoneum *engan 0airan asing munta" praoperasi pem+atasan pas0a operasi Kriteria hasil;
a embran mukosa lembab
b /urgor kulit baik c 2aluaran urin adekuat 1 cckg jam d /anda 3ital stabil Intervensi:
a b c d e " g
Awasi tekanan darah dan tanda 3ial !aji turgor kulit, membran mukosa, capilary re"ill onitor masukan dan haluaran .atat warna urinkonsentrasi Auskultasi bising usus .atat kelancara "latus erikan perawatan mulut sering erikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi erikan cairan E dan lektrolit
1. Kurang pengeta"uan tentang kon*isi prognosis *an ke+utu"an pengo+atan +.* kurang informasi Kriteria a enyatakan pemahamannya tentang proese penyakit, pengobatan b erpartisipasidalam program pengobatan Intervensi
a b c d
!aji ulang embatasan akti3itas paska oerasi 7orong akti3itas sesuai toleransi dengan periode istirahatperiodik 7iskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi denti"ikasi gejala yang memerlukan e3aluasi medik, contoh peningkatan edemaeritema luka, adanya drainase (7oenges, 199&)
nyeri,
DAFTA' P2STAKA
7oenges, arilynn (199&) 'en0ana Asu"an Kepera#atan disi & 8akarta ;. %rice, A, Dilson,> (1994) Patofisiologi Proses-Proses Pen,akit uku %ertama disi 4 8akarta ;. melt