STEP 1: Kolesterol Total : - Kolesterol total merupakan hitungan total /gabungandari jumlah kolesterol baik, kolesterol
jahat, dan trigliserida dalam dalam setiap setiap desiliter darah darah HDL: - (High Desity Lipoprotein)biaasa disebut kolesterol baik karena tidak mengandung banyak lemak seperti ldl tetapi mengandung banyak protein, dana aman untuk tubuh walau jumlahnya banyak - HDL(high density lipoprotein/alfa lipoprotein) Protein di plasma darah yang memperbaiki kerusakan dan mengurangi kolesterol di tubuh. Mengangkut kolesterol dari jaringan tubuh ke hati, untuk dibuang dari tubuh (lwt e mpedu) dan ada juga di reabsopsi ulang (badan golgi di hati). Menyimpan alipoprotein C dan E (bahan metabolism untuk membuat kilomikron dan VLDL) LDL: - (low density lipoprotein )kolesterol yang dapat menumpuk pada pembuluh darah arteri, membentuk plak yang membuat arteri menjadi sempit dan kurang fleksibel (aterosklerosis) Untuk mengangkut kolesterol dr hati ke jaringan perifer untuk mensitesis membrane. TG: - salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus sete lah mengalami hidrolisis - bentuk lemak lain yang bisa berasal dari makanan atau dibentuk se ndiri oleh tubuh Skor Framingham : -Kriteria Framingham adalah suatu kriteria untuk mendiagnosis congestive heart failure (CHF) —atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan gagal jantung kongestif.
STEP 2 1. Apakah hubungan jenis kelamin dengan usia pada kasus ?
2. apa hubungan pola makan dengan kasus di scenario ? Asupan makanan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi seseorang. Asupan Energi yang berlebih secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (over weight), dan obesitas. Makanan dengan kepadatan Energi yang tinggi (banyak mengandung lemak dan gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) (Gibney, 2009) Perilaku makan yang tidak baik sehingga terjadi kelebihan nutrisi
juga memiliki kontribusi dalam obesitas, hal ini didasarkan karena kecepatan pembentukan sel-sel lemak yang baru, danmakin besar kecepatan penyimpanan lemak Misalnya, banyak orang yang lebih memilih makanan yang cepat saji, padahal makanan tersebut banyak mengandung lemak, kalori dan gula yang berlebih, sedangkan kandungan seratnya rendah 3. apa hubungan kurang olahraga dengan kondisi di scenario ? Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal .
obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal (Guyton, 2007). 4. apa hubungan pekerjaan pasien dengan kondisi di scenario ?
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas. Hal ini didasari oleh aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas. Oleh karena itu pada orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan, yang berimbas penurunan berat badan (Guyton, 2007). Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor: 1) tingkat aktivitas dan olahraga secara umum; 2)angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab duapertiga dari pengeluaran energi orang normal. Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting . Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn metabolism 13 basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat , (guyton) 5. Apa hubungan riwayat penyait keluarga dengan kondisi pasien ? (lebih ke genetiknya) Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetic yang pasti untuk menimbulkan obesitas masih sulit ditentukan,karena anggota ke luarga umumnya memiliki kebiasaan makan dan pola aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti terkini menunjukkan bahwa 20-25% kasus obesitas dapat disebabkan faktor genetik. Gen dapat berperan dalam obesitas dengan menyebabkan kelainan satu atau lebih jaras yang mengatur pusat makan dan pengeluaran energi serta penyimpanan lemak. Penyebab monogenik (gen tunggal) dari obesitas adalah mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik tersering untuk obesitas yangditemukan sejauh ini, defisiensi leptin kongenital, yangdiakibatkan mutasi gen, yang sangat jarang dijumpai dan mutasireseptor leptin, yang juga jarang ditemui. Semua bentuk penyebab monogenik tersebut hanya terjadi pada sej umlah kecil persentase dari seluruh kasus obesitas. Banyak variasi gen sepertinya berinterakasi dengan faktor lingkungan
untuk mempengaruhi jumlah dan distribusi l emak (Guyton,2007) 6. Bagaimana proses fisiologi keseimbangan energy dan berat badan? Keseimbangan energy Energy makanan Nutrient pool Kerja : -Kerja internal -Kerja eksternal Cadangan energy Energy expenditure – Basal metabolic rate, - diet induce thermogenesis,- Activity energy cost Energy dalam molekul 50 % menjadi panas 50 % menjadi ATP 25 % panas, 25 % energy untuk kerja
7. Bagaimana Interpretasi fraksi lipid plasma pada kasus ? 8. Apakah diagnosis status gizi berdasarkan IMT ? Menurut WHO: Berat badan kurang IMT < 18,5 Kisaran normal IMT 18,5-24,9 BB lebih IMT >25 Praobesitas IMT 25-29,9 Obesitas tingkat 1 IMT 30-34,9 Obesitas tingkat 2 IMT 35-39,9 Obesitas tingkat 3 IMT >40
BMI pada ibu di scenario yaitu 35,3 yang artinya org tersebut termasuk obesitas tingkat 2 9. Apa saja komplikasi yang dapat ditimbulkan ? - Hipertensi: BB yg berlebih sudah tentu akan meningkatkan beban jantung dlm memompa darah keseluruh tubuh. Ha ini menyebabkan tekanan darah cenderung akan lebih tinggi. - DM Obesitas dpt menyebabkan penyakit diabetes mellitus tipe II.Biasanya 80% penderita DM tipe II adlh org yg mengalami obesitas atau riwayat obesitas.Pada umumnya, penderita diabetes mempunyai kadar lemak yg abnormal dlm darah. - PJK Meningkatnya factor resiko PJK sejalan dgn terjadinya penambahan BB seseorang. Pengaruh kegemukan pd PJK tidak selalu berdiri sendiri, biasanya diperburuk oleh factor risiko lain seoerti hipertensi, diabetes, dan hyperlipidemia. - Arthritis dan Gout Gout merupakan slh satu bentuk penyakit arthtritis atau lebiih tepatnya radang sendi akibat meningkatnya kadar asam urat dan terbentuknya Kristal asam urat pada sendi. Penyakit ini sering menyerang penderita kegemukan yg mengalami kelebihan BB >30% dr BB ideal dan kandungan asam urat dlm darahnya t inggi. 10. Apakah Tujuan evaluasi indeks Framingham ?
Tujuan sebenarnya dari nilai Framingham adalah untuk mengetahui seber apa besar kemungkinan peluang seorang pasien dislipidemia mendapatkan komplikasi penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease). Perkiraan hasil nilai Framingham ini pun untuk prediksi selama 10 tahun ke depan. Pada tahun 1998 ada buku beredar yang berjudul ‘Prediction of Coronary Heart Disease using Risk Factor Categories’. Buku hebat ini ditulis Wilson, D’Agostino, Levy et al. Dalam buku ini dijelaskan bahwa penyakit jantung koroner dapat diprediksikan melalui faktor risiko yang ada. Prediksi ini berlaku selama 10 tahun ke depan (maksimal 12 tahun) dan ditujukan pada individu yang berumur sekitar 30 sampai 74 tahun. Ada pun prediktor yang digunakan antara lain: - Age - Diabetes - Smoking - JNC-V blood pressure categories - NCEP total cholesterol categories - LDL cholesterol categories 11. Bagaimana tatalaksa pada kasus ? ( farmakoterapi dan non farmakoterapi ) a. Non Farmakologi Terapi diet Bertujuan untuk membuat deficit 500-1000 kcal/hari. Aktivitas fisik yang lama sangat membantu pada pencegahan peningkatn BB.Terjadi pengurang resiko kardiovaskular dan diabetes. Untuk pasien obesitas, terapi harus dimulai secara perlahan, dan intensitas sebaiknya ditingkatkan secara bertahap. Contoh: Seminggu 3 kali jalan 30 menit 5 kali seminggu 45 menit (dengan aktivitas ini pengeluaran enerbi bertambah banyak sebanyak 100-200 kalori per hari. Terapi perilaku strategi yg spesifik meliputi pengawasan mandiri thdp kebiasaan mkn dan aktivitas fisik,manajemen stress. b. Farmakologi Sibutamin untuk menghalangi penyerapan zat gizi dari usus.jika ditambah diet rendah kalori dan aktivitas fisik terbukti efektif menurunkan BB. Dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung Tidak boleh untuk PJK, gagal jantung kongestif, menghambat absorpsi lemak sebanyak 30% Orlisilat Terapi bedah hanya diberikan kepada pasien obesitas berat secara klinis dengan BMI >40 atau >35. Terapi bedah dilakukan sebagai alternative terakhir untuk pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita obese yg ekstrem. IPD 12. Berapakah nilai normal Kolesterol Total,HDL,LDL? Nilai normal: Kolesterol total: Nilai rujukan: <200 mg/dl - Interpretasi: 200-239 mg/dl diwaspadi terjadi PJK 240 mg/dl resiko terjadinya PJK Setiap 1% peninggian kolesterol akan meningkatkan 2% terjadinya PJK HDL:
-
LDL: -
Nilai rujukan: lk2 35-55 mg/dl, pr 45-65 mg/dl Interpretasi: 36-44 mg/dl: diwaspadai terjadinya PJK 35 mg/dl: resiko terjadinya PJK Nilai rujukan: <130 mg/dl Interpretasi: 130-159 mg/dl: diwaspadai terjadinya PJK 160 mg/dl: resiko terjadinya PJK
TG: -
Nilai rujukan: <200 mg/dL Interpretasi: 200-399: diwaspadai terjadinya PJK 400: resiko terjadinya PJK PJK penyakit jantung coroner (penyakit yg disebabkan oleh penyumbatan sebagian atau menyeluruh dr satu atau lebih pembuluh darah coroner atau c abang2nya. 13. Apa saja Tipe Tipe Obesitas? Tipe-tipe obesitas Berdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan Dalam beberapa tipe (Purwati, 2001) yaitu : 1) Tipe Hiperplastik, adalah kegemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal terjadi pada masa anak-anak.Upaya menurunkan berat badan ke kondisi normal pada masa anak-anak akan lebih sulit. 2) Tipe Hipertropik, kegemukan ini terjadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel normal . Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa dan upaya untuk menurunkan berat akan lebih mudah bila dibandingkan dengan tipe hiperplastik. 3) Tipe Hiperplastik dan Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada masa anak - anak dan te rus berlangsung sampai setelah dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan pada tipe ini merupakan yang paling sulit, karena dapat beresiko terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degeneratif. Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu: a). Tipe buah apel (Adroid), pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhanlemak yang berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Tipe ini pada umumnya dialami pria dan wanita yang sudah menopause. Lemak yang menumpuk adalah lemak jenuh. b). Tipe buah pear (Genoid), tipe ini mempunyai timbunan lemak pada bagian bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat. Tipe ini banyak diderita oleh perempuan. Jenis timbunan lemaknya adalah lemak tidak jenuh