Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
LBM 3 DESAIN UJI FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI PENGOBATAN HERBAL
STEP 1 Uji in vitro : Penelitian yang dilakukan pada tabung uji atau media kultur di
laboratorium, penelitian dilakukan di luar sistem tubuh, Uji in vivo : penelitian yang dilakukan dalam sistem tubuh, memakai hewan coba, atau di suatu sistem di dalam dalam tubuh, Bixin : Zat yang terkandung dalam selaput biji kesumba keling yang mengandung tanin, steroid, terpenoid, flaonoid, dan !at pewarna De!in "ene#iti!n: model atau rancangan bagaimana penelitian akan dilakukan
STEP " 1# "# '# )#
$pa kelebih kelebihan an dan dan kekurang kekurangan an uji uji in itro itro dan dan in io% io% &elaska &elaskan n cara meran merancan cang g desain desain pene peneliti litian% an% (erika (erikan n contoh contoh dari dari uji uji in itro itro dan dan uji in io io (agaimana (agaimana cara mempertim mempertimbangk bangkan an pemilihan pemilihan subjek subjek uji uji pada peneliti penelitian an in itro itro
dan in io *# (agaimana (agaimana menentuk menentukan an metode metode uji pada pada penelitian penelitian in itro itro dan in io% io% +# $pa saja faktor faktorfakto faktorr dari subjek subjek uji yang yang berpenga berpengaruh ruh dalam dalam penelitian penelitian in io io dan in itro -# $pa saja saja model model peneliti penelitian an e.perimen e.perimental tal pada pada uji farmakologi farmakologi%% /# $pa saja parameter parameter yang yang di ukur ukur dalam dalam penelitian penelitian in in itro itro dan in in io% io% 0# (agaimana (agaimana mempertimb mempertimbangka angkan n uji analisa analisa dari farmako farmakologi logi dan toksikolog toksikologi% i% 1# $pa tujuan dilakukannya uji farmokologi dan toksikologi% 11# (agaimana cara pengambilan sample dalam uji in itro % 1"# $pa saja !at aktif selain bi.in yang yang dapat ditemukan dalam tanaman 2esumba 2eling berdasarkan golngannya%
STEP '
%$A"! &e#e'i(!n )!n &e&*r!n+!n *ji in vitro )!n in vivo,
In vivo : Terletak di dalam tubuh manusia
sadar atau teranestesi4
digunakan hewan utuh dan kondisi hidup 3baik
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
dalam
lingkungan yang terkendali S-!r!t (e.!n -+ )i+*n!&!n sangat banyak tgt jenis obatnya, missal yang jelas (!r* )i#!&*&!n /ontro# terhadap galur5spesies, jenis kelamin, umur, berat badan 3mempengaruhi dosis4 dilakukan pada minimal 0 "eie -!&ni ro)ent1(e.!n 2en+er!t )!n non harus dilakukan ro)ent# $lasannya krn system fisiologi dan patologi pada manusia merupakan perpaduan antara rodent dan non rodent# &e&*r!n+!n 2ebutuhan sample yang digunakan lebih banyak 6ahal dan lama Tidak bisa untuk menelititi farmakokinetik
In vitro : Terletak di dalam suatu system tetapi di luar tubuh manusia dilakukan mikroorganisme pada tidak hidup tetapi dalam lingkungan terkontrol,
misalnya di dalam tabung reaksi atau cawan Petri &enis &enis pene peneli litia tian n ini ini bertu bertuju juan an untu untuk k menj menjel elask askan an peng pengar aruh uh dari dari aria ariabe bell
eksperimental eksperimental pada subset dari bagian pokok suatu organisme# organisme# 7al ini cenderung untuk memfokuskan pada organ , jaringan , sel , komponen sel, protein , dan 5 atau biomolekul tingkat penyederhanaan sistem yang diteliti lebih besar , sehingga peneliti dapat
fokus pada sejumlah komponen# Sebagai contoh , identitas protein dari sistem kekebal kekebalan an tubuh tubuh 3 misalny misalnyaa antibo antibodi di 4 , dan mekanism mekanismee yang yang mengen mengenali ali dan mengik mengikat at antige antigen n asing asing akan akan tetap tetap sangat sangat jelas jelas jika tidak tidak untuk untuk penggu penggunaa naan n ekstensif kerja in itro untuk mengisolasi protein , mengidentifikasi selsel dan gen yang yang mempro memproduk duksi si mereka mereka , mempel mempelajar ajarii fisik fisik sifat sifat interak interaksi si mereka mereka dengan dengan antigen , dan mengidentifikasi bagaimana interaksi mereka menyebabkan sinyal selu selule lerr yang ang meng mengak akti tifk fkan an kom kompone ponen n lain lain dari dari sist sistem em keke kekeba bala lan n tubu tubuh h 8espon seluler adalah spesies spesifik , lintas analisis bermasalah spesies # 6etode baru spesies sasaran yang sama , studi multi organ yang tersedia untuk memotong hidup , pengujian lintasspesies &e&*r!n+!n : - (anyak percobaan biologi seluler dilakukan di luar organisme atau sel 9 karena kondisi pengujian mungkin tidak sesuai dengan kondisi di dalam organisme, ini dapat mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dengan situasi yang muncul dalam organisme hidup# $kibatnya, hasil eksperimen tersebut sering dijelaskan dengan in itro, bertentangan dengan in io# - amun, kondisi yang terkendali hadir dalam sistem in itro berbeda secara signifikan dari yang in io, dan dapat memberikan hasil yang menyesatkan# ;leh karena itu, dalam studi in itro biasanya diikuti oleh studi io#
-
=ala =alam m biok biokim imia ia,, fisi fisiol olog ogis is stoi stoiki kiom omet etri ri kons konsen entr tras asii non nonak akti tiff dapa dapatt mengakibatkan en!im dalam arah terbalik, misalnya beberapa en!im dalam siklus 2rebs mungkin tampak memiliki tatanama, salah#
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
-
=$ dapat mengadopsi konfigurasi lainnya, seperti $ =$ #
-
Protein lipat mungkin berbeda seperti dalam sel ada kepadatan tinggi protein lain dan ada sistem untuk membantu lipat, sementara in itro, kondisi kurang bergerombol dan tidak membantu#
-
Ke#e'i(!n
2ebutuhan sample yang digunakan lebih sedikit 6urah dan cepat =alam penelitian in itro yang lebih cocok dibandingkan in io untuk menyimpulkan tindakan mekanisme biologis# =engan ariabel yang lebih sedikit dan perseptual diperkuat menyebabkan reaksi halus, hasil yang umumnya lebih jelas# in itro lebih cocok untuk mengamati efek keseluruhan percobaan pada subjek hidup onto( :
-
-
uji pada mikroba jika antibiotic9 pada sel kanker dari hewan utk obat anti kanker9 pada plasmodium utk obat anti malaria9 pada jamur missal candida pada obat anti keputihan5candidiasis9 pada cacing utk obat cacing9 pada irus utk obat antiirus9 pada bagian organ tertentu dari hewan contoh obat asma bronkodilator diuji pada otot polos trachea marmot9 pada jantung hewan dalam chamber utk obat angina dan aritmia9 dll#
4i+n!i5 P!*#ette M%6 Pierre 4i+n!i 708$89% Discovering Life, Manufacturing Life: How the experimental method shaped life sciences% Ber#in: S"rin+er% ISBN 8;<=$;3>??;>
0% Je#!&!n /!r! 2er!n/!n+ )e!in "ene#iti!n, 1# >ariabel dalam Penelitian Eksperimen =alam penelitian eksperimen dikenal beberapa ariabel# >ariabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen# >ariabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan
mendapatkan
ariabel eksperimental
dampak5akibat
dari
eksperimen
sering disebut
(treatment variable), dan ariabel yang tidak dengan
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut ariabel noneksperimental# >ariabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala# ?ntuk mengetahui pengaruh aribel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan ariabel eksperimen yang berbeda atau yang berariasi# >ariabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk
kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol# @ni disebut ariabel kontrol atau controlled variabel # $kan tetapi, sebagian lagi dari ariabel noneksperimen ada di luar kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan# &enis ariabel ini disebut ariabel ekstrane atau extraneous variabel # =alam setiap eksperimen, hasil yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh ariabel eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh ariabel ekstrane# ;leh karena itu, setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya ariabel pengganggu ini#
(entukbentuk =esain Penelitian Eksperimen 6enurut Sugiyono 3"11:-'4 terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: 314 pre-experimental ( nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretest posttest, intec-group comparison; 3"4 true-experimental, meliputi posttest only control design, pretest-control group design9 3'4 f actorial experimental 9 dan 3)4 Quasi experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group design# Penjelasan mengenai bentukbentuk desain tersebut adalah sebagai berikut# 3a4 preexperiments =isebut preexperiments karena desain ini belum merupakan desain sungguh sungguh# 6asih terdapat ariabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya ariabel dependen# 7asil eksperimen yang merupakan ariabel dependen itu ukan sematamata dipengaruhi oleh ariabel independen# 7al ini dikarenakan tidak adanya ariabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random# =alam preexperimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai berikut# 314 one-shot case study &enis
one-shot
case
study
dimaksudkan
untuk
menunjukkan
kekuatan
pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian# $dapun bagan dari one-
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
shot case study adalah sebagai berikut# A
; Pengamatan atau pengukuran terhadap
Perlakuan terhadap ariabel independen
ariabel dependen (Observation or
3Treatment of independent variable)
measurement of dependent
=engan A: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan ;: kejadian pengukuran atau pengamatan# (agan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobserasi hasilnya#
one
group
pretest-posttest
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan# (entuk bagan desain tersebut adalah sebagai berikut# ;1
A
;"
Pretest
Treatment
Posttest
Pengaruh perlakuan: ; 1 C ;"# =esain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan# 2elemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis 3tidak menghasilkan perbedaan ;1 dan ;"4, maturitation 3subjek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai
tidak
sesuai
instrument penelitian#
dengan
nilai
2ejelekannya
yang
yang
berlaku4,
paling
fatal
serta adalah
pembuatan tidak
akan
menghasilkan apapun# 3'4 the comparison
static-group
Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen 3yang diberi perlakuan4 dan yang lain tidak
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol# 6asalah yang akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti# ;leh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak# $dapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut# A
;1 ;"
;1 : hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan ; ": hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi perlakuan# Pengaruh perlakuan: ; 1 C ;"# 2etiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak ariabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga aliditas internal penelitian menjadi rendah# ( b) true experiments =isebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua ariabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen# &adi, aliditas internal 3kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian4 menjadi tinggi# Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata 3"11 : //4 adalah untuk menyelidiki
kemungkinan
saling
hubungan
sebab
akibat
dengan
cara
mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan# True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu# $tau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random# Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah: pretest posttes control group design, posttest-only control group design, extensions of true experimental design, multigroup design, randomi!ed bloc" design, latin square design, factorial design $dapun penjelasan mengenai jenisjenis penelitian tersebut dapat dielaborasi sebagai berikut# 314 pretest-posttes design
control
group
=alam desain ini terdapat dua grup diberi pretest
untuk
mengetahui
yang dipilih
perbedaan
secara random
keadaan
awal
kemudian
antara
group
eksperimen dan group kontrol# 7asil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak berbeda secara signifikan#
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
(agan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut# 8
;1
8
;'
A
;" ;)
Pengaruh perlakuan adalah: 3; " ;14 3;) ;'4# 3"4 posttest-only control group design =alam desain ini terdapat dua kelompok yang masingmasing dipilih secara random 384# Drup pertama diberi perlakuan 3A4 dan grup yang lain tidak# (agan penelitian ini adalah sebagai berikut# 8 8
A
;1 ;"
Pengaruh adanya perlakuan adalah 3;1:; "4# =alam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test &ika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan# c# $esign
#actorial
=esain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya ariabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil# Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest# Drup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama# d# Quasiexperiments Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen purapura# (entu k desain ini merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit dilaksanakan# =esain
ini mempunyai
ariabel
kontrol tetapi tidak digunakan
sepenuhnya
untuk mengontrol ariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen# =esain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai ariabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya# =alam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol# (entukbentuk quasiexperiments antara lain: (%) Time &eries $esign
grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten# Setelah
kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan# (') onequivalent control group design
=esain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random
3% Beri&!n /onto( )!ri *ji in vitro )!n *ji in vivo, In vitro - uji pada mikroba jika antibiotic9 - pada sel kanker dari hewan utk obat anti kanker9 - pada plasmodium utk obat anti malaria9 - pada jamur missal candida pada obat anti keputihan5candidiasis9 - pada cacing utk obat cacing9 - pada irus utk obat antiirus9 - pada bagian organ tertentu dari hewan contoh obat asma bronkodilator diuji pada otot polos trachea marmot9 - pada jantung hewan dalam chamber utk obat angina dan aritmia9 dll#
•
(tt":11/(e2e)*8%.or)"re%/o2108$018@1031!"!;i(;'e)!n-!; !nt!r!;in;vivo;in;vitro;)!n;ex;vivo1 *t& o'!t erti#it! digunakan hewan uji tikus5rat galur Sprague
•
=owley5S= bukan istar atau jenis tikus lainnya, krn tikus jenis S= memiliki anak banyak shg pengamatan akan lbh baik dg jumlah sample yg banyak# Ut& *ji "!in&i##er digunakan mencit5mice jika utk menilai nyeri ringan
•
yakni dengan penyuntikan asam asetat glacial ke peritoneum mencit, tapi jika sasarannya nyeri tekanan digunakan tikus bias istar atau S=, karena tikus akan dijepit ekornya atau telapak jarinya dengan alat tertentu, sementara kalo nyeri berupa panas, digunakan boleh mencit atau tikus krn hewan akan diletakkan di hot plate# Ut& !nti)i!'eti&!, seharusnya digunakan babi atau sapi yg pankreasnya
•
banyak kemiripan dg manusia, namun dengan tikus sudah cukup dengan adanya keterbatasan subyek uji Ut& !ntie2eti&1!nti 2*nt!( digunakan burung merpati, krn bisa
•
dirangsang utk muntah berkalikali sbg kuantifikasi, sementara hewan lain hanya muntah sekali# Ut& o'!t !nti(i"erteni , digunakan kucing atau anjing teranestesi, krn
•
system kardioaskulernya paling mirip dg manusia Ut& o'!t !ntiin#!2!i digunakan baik tikus yang disuntik karagenan di
•
•
bawah kulitnya shg melepuh atau telinga mencit disuntik croton oil, bahkan kaki tikus sering dipotong utk menimbang udem yg terbentuk *t& !nti"ireti&1"en*r*n "!n! , digunakan kelinci utk diukur suhu duburnya setelah disuntik pyrogen Ut& !!2 *r!t digunakan ayam5burung yg dikasih makan jus hati ayam 3ayam makan ayam4 krn metabolisme asam urat pada manusia mirip dg yg terjadi dg biokimiawi di keluarga burung#
•
Uji t!2in! digunakan tikus atau mencit, krn tubuhnya kuat dan tahan di
• •
dalam air, hewan diuji dg berenang dan lari di treadmill# Uji #i'i)o, digunakan tikus dalam keadaan estrus5siap menerima pejantan# Ut& *ji &!n&er , digunakan punggung tikus yg diimplan dg sel kanker,
•
atau paruparu tikus setelah dipejankan ben!o3a4pirena H!i#n-! 'er*"! : efek farmakologi, dosis terapi E=*Fdosis yang menghasilkan *G efek maksimum#
<% B!+!i2!n! /!r! 2e2"erti2'!n+&!n "e2i#i(!n *'je& *ji "!)! "ene#iti!n in vitro )!n in vivo5 e'*t&!n /onto(n-! :
Spesies yang ideal untuk uji toksisitas sebaiknya memenuhi criteria kriteria sebagai berikut: ♠ (erat badan lebih kecil dari 1 kg ♠ 6udah di ambil darahnya dan jumlah darah yang dapat diambil cukup banyak ♠ 6udah dipegang dan dikendalikan ♠ Pemberian materi mudah dilakukan dengan berbagai rute 3oral, ♠ ♠ ♠
subkutan4 6udah dikembangbiakan dan mudah dipelihara di laboratorium Bama hidup relatie singkat Hisiologi diperkirakan sesuai5identik dengan manusia5hewan yang
dituju 7K**2!.!ti%088<%Ber!(!'!t )en+!n /o'!%o+-!&!rt!:G!)j!( M!)! Univerit- Pre9
(e.!n
2esehatan hewan bebas dari penyakit =isesuaikan dengan tujuan penelitian 2ebutuhan bahan makanan di sesuaikan berat badan (( disesuaikan dengan rancangan penelitian
7Ber!(!'!t )en+!n (e.!n /o'! UGM9
Prosedur pengujian dapat dibagi menjadi ) tahapan kegiatan, yaitu pemilihan hewan uji, pemberian perlakuan, pengamatan dan pelaporan# 1# Pemilihan 7ewan ?ji# Paling tidak hal yang harus diperhatikan dalam memilih hewan uji, yaitu : a# species dan strain hewan yang akan digunakan, b# usia, c# jenis kelamin dan d# jumlahnya#
Species mamalia yang umum digunakan adalah ti&*5 2en/it )!n &e#in/i# ?ntuk unggas digunakan embrio ayam 3percobaan in ovo4# 2emajuan teknik laboratorium yang ada sekarang dan reaksi dari pemerhati hak binatang telah membuka kemungkinan penggunaan hanya organ, jaringan atau sel saja menggantikan hewan uji 3kultur organ atau kultur sel melalui percobaan in vitro4# Teknik ini sangat penting terutama dalam upaya mengungkap mekanisme teratogenesis suatu agensia# =i @ndonesa hewan uji yang populer digunakan adalah mencit dan tikus, karena itu tulisan ini selanjutnya akan membicarakan pengujian dengan menggunakan hewan uji tersebut# • 7ewan betina yang digunakan adalah betina dara sedangkan untuk jantan dipilih pejantan yang sudah terbukti baik fertilitasnya# 7ewan dikawinkan di malam hari dengan cara mencampur 1 jantan dengan ' betina dalam satu kandang# &ika keesokan harinya ditemukan adanya sumbat agina 3vaginal plug 4 atau adanya sperma di agina yang dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopis apusan agina, maka itu pertanda perkawinan sudah berlangsung dan hari tersebut dtentukan sebagai hari ke nol kebuntingan# • ¨ah hewan uji yang digunakan paling tidak sebanyak " ekor betina bunting untuk tiap kelompok perlakuan# 2arena kelompok perlakuan biasanya terdiri atas paling tidak ' taraf dan 1 kelompok kontrol, maka jumlah hewan bunting yang dibutuhkan adalah / ekor# "# Pemberian Perlakuan# • ?ntuk agensia berupa senyawa kimia, dosis tertinggi perlakuan sebaiknya tidak I 1 mg5kg berat badan per hari dengan pemberian per oral atau subkutan, sedangkan untuk agensia lain disesuaikan dengan besaran paparan yang mungkin diterima dari lingkungan# • =osis tertinggi sebaiknya lebih kecil dari angka B=* dan " kelompok dosis berikutnya ditata dengan interal sama di bawah dosis tertinggi tadi 3misalnya B=*, "5' B=*, 15' B=*, dan kontrol4# • 2elompok kontrol disesuaikan dengan percobaan# $turan yang umum digunakan adalah apabila agensia dilarutkan dengan suatu pelarut maka kepada kelompok kontrol diberikan pelarut saja dengan cara pemberian yang persis sama dengan cara pemberian pada kelompok perlakuan# ?ntuk kontrol positif dapat dipilih agensiaagensia yang sudah dikenali memiliki efek teratogenik# Penggunaan kontrol positip adalah untuk menilai kepekaan strain yang digunakan# •
atau intramuskuler# Pertimbangan utama dalam pemilihan cara cara itu adalah kemiripannya dengan cara masuk agensia toksis tadi ke dalam tubuh# • =urasi perlakuan disesuaikan dengan tujuan pengujian# ?ntuk pengujian toksisitas perkembangan umum perlakuan dapat diberikan selama masa kebuntingan# =apat juga diberikan perlakuan tunggal 1 kali saja pada titik waktu spesifik jika yang akan diamati adalah efek suatu agensia terhadap perkembangan organ tertentu# • Jang paling umum dilakukan adalah pemberian perlakuan dalam beberapa hari saja, yaitu selama masa organogenesis 3hari ke + hingga hari ke 1*4# '# Pengamatan# • 6eskipun pengujian ini disebut uji tokskologi perkembangan ruang lingkup pengamatan tidaklah terbatas pada embrio yang sedang berkembang itu saja melainkan juga mencakup beberapa bagian pengamatan terhadap induk# • @nduk hewan coba diamati kondisi kesehatannya setiap hari dan halhal khusus seperti adanya gejala keracunan atau kematian dicatat# (erat badan ditimbang paling tidak sekali ' hari# =ata berat badan selain sebagai petunjuk efek toksik terhadap induk juga digunakan untuk menentukan jumlah pemberian perlakuan 3mg5kg berat badan4# 7ewan coba dipelihara dengan baik selama kebuntingan dan selanjutnya dikurbankan 1 hari sebelum melahirkan 3tikus hari ke"5"19 mencit hari ke104# (etina tidak dibiarkan sampai melahirkan karena jika itu terjadi ia akan memakan anakanaknya yang cacat# 7ewan uji dibedah caesar dengan membuat irisan di garis tengah entral tubuh mulai dari area bukaan genitalia hingga ke leher# 8ongga perut dan rongga dada dibuka dan organ dalam tubuh diamati# ?terus diangkat dan ditimbang bersamasama dengan embrio di dalamnya# Selanjutnya uterus ditempatkan di dalam cairan fisiologis, lalu dibelah dan embrionya dilepas# • Pada saat ini juga status implantasi dipastikan: fetus yang berkembang penuh dan merespon sentuhan dikategorikan fetus hidup9 fetus yang berkembang penuh dan tidak ada tandatanda autolisis tetapi tidak merespon sentuhan dikategorikan fetus mati9 implantasi yang menunjukkan adanya ciriciri fetus tetapi mengalami autolisis digolongkan sebagai fetus yang diresorpsi pada tingkat lanjut 3late resorption49 implantasi yang tidak menunjukkan adanya karakteristik fetus digolongkan pada fetus yang mengalami resorpsi dini 3early resorption4# Selanjutnya oarium diamati dan jumlah corpora lutea dihitung# ¨ah corpora lutea umumnya bersesuaian dengan jumlah implantasi karena corpora lutea adalah petunjuk folikel yang beroulasi dan
•
•
berubah menjadi badan hormonal yang berperan dalam mempertahankan kebuntingan# 2ehilangan sebelum implantasi dapat dihitung berdasarkan selisih antara jumlah corpora lutea dengan jumlah implantasi# Tandatanda keracunan induk diamati pada organorgan visceral # 2elenjar timus diamati ukuran, warna dan adanya tandatanda hemoragi# Pulmo diamati ukuran, warna dan jumlah lobusnya, demikian juga hepar diamati ukuran, warna, tekstur dan jumlah lobusnya# Bambung dibuka dengan sayatan sepanjang curvatura besar dan permukaan mukosalnya diamati# Dinjal diamati bentuk, ukuran, warna dan kelainan yang mungkin terlihat dari luar, dan selanjutnya dibelah untuk mengamati struktur internalnya# Tiap tiap kelainan dicatat dan sedapat mungkin didokumentasikan dengan fotografi dan jaringan yang mengalami kelainan tersebut difiksasi dengan formalin atau larutan (ouin dan diproses melalui metode parafin untuk pembuatan sediaan bagi pengamatan histologis# Pengamatan fetus dimulai dengan penimbangan berat badan# Penimbangan hendaknya dilakukan ketika fetus masih segar 3segera setelah uterus dibuka, sebelum fetus difiksasi4# Pengamatan malformasi dimulai dari daerah kepala# Pertamatama diperhatikan bentuk dan ukuran kepala serta adanya tandatanda gangguan penutupan 3closure defect 4# =i kepala harus terdapat " tonjolan mata 3masih tertutup4, " nares, * papila fascialis,dan " pinnae# 6ulut dan bibir diamati ukuran, betuk dan adanya gangguan perkembangan# 6ulut dibuka untuk mengamati dan memastikan ada tidaknya celah di langitlangit mulut 3cleft palate4# 2emudian aspek entral dan dorsal tubuh diamati apakah ada closure defect , dan dilanjutkan dengan pengamatan tungkai# Pada tungkai diamati ukuran, kelengkapan ruas dan arah rotasi 5 fleksi bahu, siku, telapak dan jemari# ¨ah jemari 3masing masing * depan dan * belakang4 dihitung dan adanya kelainan pada jumlah ukuran, fusi atau adanya selaput dicatat# Ekor juga diamati keberadaan, ukuran dan pembengkokannya# Ekor selanjutnya diangkat dan jarak antara bukaan anus dengan genitalia diperkirakan untuk penentuan jenis kelamin 3jarak tersebut sangat dekat pada betina dan jauh pada jantan4# Selanjutnya kirakira setengah bagian dari jumlah fetus yang diperoleh difiksasi dengan alkohol 0* G dan setelah beberapa hari dieiserasi dan dikuliti# Hiksasi dipertahankan hingga " mnggu, kemudian fetus diwarnai dengan lcian blue dan li!arin *ed & dan selanjutnya dibuat transparan dalam gliserin# =engan teknik ini dapat diamati secara langsung komponen tulang 3merah4 dan kartilago 3biru4 fetus dan kelainannya# Pengamatan rangka meliputi adanya hambatan atau percepatan penulangan, kelainan bentuk dan jumlah komponen rangka# 8angka diamati mulai dari
cranium, sternum, columna vertebralis, os pectoralis, os pelvis, tulangtulang tungkai dan terutama jemari# ¨ah komponen tulang telapak dan jemari yang telah mengalami penulangan dihitung# 2elainan struktur komponen rangka yang sering teramati adalah hambatan osifikasi, penambahan atau pengurangan jumlah costae, centrum ertebra berbentuk kupukupu, costae menggelombang, fusi rusuk, fusi ertebra, tungkai pekuk dan lain lain •
Sedangkan uji in vivo digunakan hewan utuh dan kondisi hidup (baik sadar atau teranestesi). Syarat hewan yg digunakan sangat banak tgt jenis obatna! missal ang jelas harus dilakukan control terhadap galur"spesies! jenis kelamin! umur! berat badan (mempengaruhi dosis)! dan harus dilakukan pada minimal 2 spesies yakni rodent/hewan mengerat dan non rodent . #lasanna krn sstem $siologi dan patologi pada manusia merupakan perpaduan antara rodent dan non rodent. Selain itu pemilihan jenis hewan g dipilih pun harus tepat menggambarkan kondisi g diinginkan. %ontohna & - utk obat fertilitas digunakan hewan uji tikus"rat galur Sprague 'owle"S' bukan istar atau jenis tikus lainna! krn tikus jenis S' memiliki anak banak shg pengamatan akan lbh baik dg jumlah sample g banak. - Utk uji painkiller digunakan menit"mie jika utk menilai neri ringan akni dengan penuntikan asam asetat glaial ke peritoneum menit! tapi jika sasaranna neri tekanan digunakan tikus bias istar atau S'! karena tikus akan dijepit ekorna atau telapak jarina dengan alat tertentu! sementara kalo neri berupa panas! digunakan boleh menit atau tikus krn hewan akan diletakkan di hot plate. - Utk antidiabetika! seharusna digunakan babi atau sapi g pankreasna banak kemiripan dg manusia! namun dengan tikus sudah ukup dengan adana keterbatasan subek uji - Utk antiemetik/anti muntah digunakan burung
merpati! krn bisa dirangsang utk muntah berkali-kali sbg kuanti$kasi! sementara hewan lain hana muntah sekali. - Utk obat antihipertensi! digunakan kuing atau anjing teranestesi! krn sstem kardiovaskulerna paling mirip dg manusia - Utk obat antiinamasi digunakan baik tikus ang disuntik karagenan di bawah kulitna shg melepuh atau telinga menit disuntik roton oil! bahkan kaki tikus sering dipotong utk menimbang udem g terbentuk - utk antipiretik/penurun panas ! digunakan kelini utk diukur suhu duburna setelah disuntik progen - Utk asam urat digunakan aam"burung g dikasih makan jus hati aam (aam makan aam) krn metabolisme asam urat pada manusia mirip dg g terjadi dg biokimiawi di keluarga burung. - Uji stamina digunakan tikus atau menit! krn tubuhna kuat dan tahan di dalam air! hewan diuji dg berenang dan lari di treadmill. - Uji libido! digunakan tikus dalam keadaan estrus"siap menerima pejantan. - Utk uji kanker! digunakan punggung tikus g diimplan dg sel kanker! atau paru-paru tikus setelah dipejankan ben*o(a)pirena
•
Hasilnya berupa & e+ek +armakologi! dosis terapi ,'/dosis ang menghasilkan 0 e+ek maksimum. 1enggunaan hewan perobaan untuk pengujian seara in vivo biasana menunjukkan hasil deviasi ang besar dibandingkan dengan perobaan in vitro! karena adana variasi biologis. Supaa variasi tersebut minimal! hewanhewan ang mempunai spesies ang sama atau strain ang sama! usia ang sama! dan jenis kelamin ang
sama! dipelihara pada kondisi ang sama pula (Malole dan 1ramono 24). •
•
Setelah diketahui khasiatna! obat harus aman. Maka diuji 567S876L698. Minimal obat harus menunjukkan keamanan seara akut! sub kronik dan kronik/uji toksisitas tak khas. :ji toksisitas kunina adalah menemukan '6S8S 567S87! maka hana bias dilakukan pada hewan utuh! keuali utk uji toksisitas spesi$k spt mutageni! kanker! kulit! dll @% B!+!i2!n! 2enent*&!n 2eto)e *ji "!)! "ene#iti!n in vitro )!n in vivo,
"#' 6acam6acam (entuk Pe nelit ian Pada umumnya penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu penelitian menurut sifat masalahnya dan menurut tujuannya# '+% 6enurut sifat masalahnya ($iren $i"ti, %-.%)/ 314 Penelitian 7istoris9 bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau, secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengealuasi, memerifikasi, dan mensintesiskan buktibukti untuk menegakkan faktafakta dan buktibukti guna memperoleh kesimpulan yang akurat# 0ontoh/ K Studi tentang Praktek (awon di Pulau &awa# 3"4 Penelitian =eskriptif9 bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, dan sifatsifat populasi daerah tertentu# $pabila, diambil beberapa sampelnya saja, diseebut surey deskriptif# 0on t oh/ K Studi tentang kebutuhan pendidikan keterampilan di =aerah A# K Surey Pendapat ?mum Tentang Sikap (erhemat 6asyarakat# K Penelitian Tentang =aya Serap Siswa S6$ dalam Pelajaran A# 3'4 Penelitian Perkembangan 3 $evelopment *esearch49 bertujuan untuk menyelidiki pola urutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu# 0on t oh/ K Studi Bongitudinal Pertumbuhan yang 6engukur Sifatsifat Perubahan A# K Studi
K
Studi Bapangan yang tentang 2elompok 6asyarakat Terpencil#
3*4 Penelitian Eksperimen; bertujuan utnuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi perlakukan dan membandingkan hasilnya dengan sssuatu atau lebih kelompok kontrol# 0ontoh/ K Eksperimen tentang gejalagejala alam
3+4 Penelitian 2orelasional, bertujuan untuk meneliti sejauhmana ariasi ariasi pada suatu faktorberkaitan dengan ariasiariasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi# 0ontoh/ K Studi tentang 7ubungan antara Pola (elajar dengan Prestasi (elajar# 3-4 Penelitian 2ausal 2omparatif, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat terjadinya suatu fenomena# tentang faktorfaktor yang mempengaruhi 0on t oh:KStudi produktiitas dan efisisensi perusahaan# 3/4 Penelitian Tindakan (action research4, yaitu bertujuan untuk mengembangkan keterampilanketeraampilan baru atau caracara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan cara penerapan langsung didunia kerja atau dunia aktual yang lain# 0on t oh/ K Penelitian tentang Program L@nsericeTrainingM untuk melatih para Penyluh Pertanian Bapangan# Penelitian Tindakan 2elas oleh DuruDuru di S6?
'+' (erdasarkan Tujuannya (*usidi, %--%)/ 314 Penelitian Penjajagan (1"sploratif 4, yaitu penelitian yang masih terbuka dan masih mencari unsurunsur, ciriciri, sifatsifat 3?
PEEB@T@$ : 6etode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau lagkah langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu# &adi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyususn ilmu pengetahuan# Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode penelitian# 6etode penelitian biasanya mengacu pada bentukbentuk peneli tian# ($( @@@ 6ET;=E
'#1 6acammacam 6etode Penelitian 6engacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan pendekatannya ada empat macam metode penelitian : 314 6etode Eksperimen(2enguicoba"an), adalah penelitian untuk menguji apakah ariabelariabel eksperimen efektif atau tidak# ?ntuk menguji efektif tidaknya harus digunakan ariabel kontrol# Penelitian eksperimenadalah untuk menguji hiNpotesis yang dirumuskan secara ketat# Penelitian eksperimen biasanya dilakukan untuk bidang yang berssifat eksak# Sedangkan untuk bidang sosaial bisanya digunakan metode surey eksplanatory, metode deskriptif, dan historis# 3"4 6etode >erifikasi (3enguiaan), yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudaah digariskan itu tercapai atau sesuaai atau cocok ddengan harapan atau teori yang sudah baku# Tujuan daari penelitian erifikasi adalah untuk menguji teoriteori yang sudah ada guna menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuanpengetahuan baru# Bebih mutaakhirnya, metode erifikasi berkembang menjadi grounded research, yaitu metode yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data sebagai sumber teori 3teori berdasarkan data4# 3'4 6etode =eskriptif (mendes"ripsi"an), yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsurunsur, ciriciri, sifatsifat suatu fenomena# 6etode ini dimulai dengan mengumpulkan data, mengaanalisis data dan menginterprestasikannya# 6etode deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik surey, studi kasus 3bedakan dengan suatu kasus4, studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter# 3)4 6etode 7istoris (mere"onstru"si), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa lampau# =alam penerapannya, metode ini dapat dilakkan dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatifhistoris, yuridis, dan bibliografik# Penelitian historis bertujuan untuk menemukan generaalisasi dan membuat rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan, mengealuasi, memerifikasi serta mensintesiskan buktibukti untuk enegakkan faktafakta dan buktibukti guna memperoleh kesimpulan yang kuat#
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
?% A"! !j! !&tor;!&tor )!ri *'je& *ji -!n+ 'er"en+!r*( )!#!2 "ene#iti!n in vivo )!n in vitro,
$da beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan diantaranya: % #a"tor internal 6eliputi ariasi biologik, yaitu usia 3berpengaruh pada dosis yang harus diberikan4 dan jenis kelamin 3ada obatobat yang lebih peka untuk jantan dan untuk betina4# 2emudian ras dan sifat genetic, faktor faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap hewan yang akan di jadikan percobaan karena akan memepengaruhi hasil dari percobaan disebabkan oleh pengaruh dosis dan cairan tubuh hewan tersebut sehingga hasil dari pengamatan akan berbedabeda, sehingga memepengaruhi efek farmakologinya# Selain itu, status kesehatan dan nutrisi, bobot tubuh serta luas permukaan tubuh akan berpengaruh pada dosis yang harus diberikan# ' #a"tor e"sternal 6eliputi suplai oksigen, pemeliharaan lingkungan fisiologik 3keadaan kandang, suasana asing atau baru, pengalaman hewan dalam penerimaan obat, keadaan ruangan tempat hidup seperti suhu, kelembaban, entilasai, cahaya, kebisingan serta penempatan hewan4, pemilihan keutuhan struktur ketika menyiapkan jaringan atau organ untuk percobaan# Haktorfaktor tersebut dapat mempengaruhi hasil percobaan, dan mempengaruhi efek farmakologinya, apabila hewan yang sudah biasa di beri obat maka akan terlihat lebih rile. dan santai berbeda dengan hewan percobaan yang masih baru dan masih asing makan akan lebih berontak dan agresif, sehingga kita membutuhkan penelitian dan perawatan yang baik terhadap hewan percobaan sebelum melakukan percobaan# >% A"! !j! 2o)e# "ene#iti!n ex"eri2ent!# "!)! *ji !r2!&o#o+i,
@n Silico Screenings on physiological $ssays (iochemical or 6echanisms(ased $ssays @n >itro $ssays @n e.perimental situation outside the organisms# (iological or chemical work done in the test tube3 in itro is Batin for Lin glassM4 rather than in liing systems 1
Hilman Suhaili LBM 3 Herbal
E.amples include antifungal, antibacterial, organbased assays, cellular assays, etc io (ioassays Test performed in a liing system such as antidiabetic assays, <S assays, antihypertensie assays, etc# $nimalbased $ssays5Preclinical Studies 7uman trial5
$8% A"! t*j*!n )i#!&*&!nn-! *ji !r2o&o#o+i )!n to&i&o#o+i , $$% B!+!i2!n! /!r! "en+!2'i#!n !2"#e )!#!2 *ji in vitro , ter+!nt*n+ )!ri jeni !2"#e -!n+ !&!n )ite#iti:
1"# A"! !j! C!t !&ti e#!in 'ixin -!n+ )!"!t )ite2*&!n )!#!2 t!n!2!n Ke*2'! Ke#in+ 7 Bixa orellana L%9 'er)!!r&!n +o#on+!nn-!,
"
)
*
2;SEP 6$PP@D
uji farmakologi dan toksikologi
uji in vitro
pemilihan metode penelitian ang tepat
uji in vivo
pemilihan parameter
pemilihan hewan oba
pemilihan analisa data
+