LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU DAN TELUR
MENTEGA (MODERN)
(Bovine sp)
Oleh :
Nama : Syifa Amalia
NRP : 133020239
No. Meja : 2 (Dua)
Kelompok : I
Tgl Praktikum : 14 April 2016
Asisten : Yuni Qurrota Ayun
Tgl Pengumpulan : 18 April 2016
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pembuatan mentega adalah untuk diversifikasi produk olahan pangan (susu), salah satu untuk mengawetkkan susu, meningkatkan nilai ekonomis, dan untuk mengetahui cara pembuatan mentega.
PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip dari percobaan pembuatan mentega adalah berdasarkan perubahan kedudukan globula lemak dalam air susu menjadi emulsi air dalam lemak sehingga membentuk tekstur yaitu semi padat.
MentegaSusu murni : Whipping cream1 : 1Churning (menggunakan mixer)Buttermilk (ukur volume)Pencucian dengan air dinginPenyimpanan dalam kulkasPengisianMentegaSusu murni : Whipping cream1 : 1Churning (menggunakan mixer)Buttermilk (ukur volume)Pencucian dengan air dinginPenyimpanan dalam kulkasPengisian
Mentega
Susu murni : Whipping cream
1 : 1
Churning
(menggunakan mixer)
Buttermilk (ukur volume)
Pencucian dengan air dingin
Penyimpanan dalam kulkas
Pengisian
Mentega
Susu murni : Whipping cream
1 : 1
Churning
(menggunakan mixer)
Buttermilk (ukur volume)
Pencucian dengan air dingin
Penyimpanan dalam kulkas
Pengisian
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN MENTEGADIAGRAM ALIR PEMBUATAN MENTEGA
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN MENTEGA
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN MENTEGA
Bakal MentegaBakal Mentega
Bakal Mentega
Bakal Mentega
Larutan garamLarutan garamPengulian (Alumunium Foil)Pengulian (Alumunium Foil)
Larutan garam
Larutan garam
Pengulian
(Alumunium Foil)
Pengulian
(Alumunium Foil)
PenimbanganPenimbangan
Penimbangan
Penimbangan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan MentegaGambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Mentega
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Mentega
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Mentega
PROSES PEMBUATAN MENTEGA
Penimbangan Penimbangan Sterilisasi ToplesSterilisasi Toples
Penimbangan
Penimbangan
Sterilisasi Toples
Sterilisasi Toples
Perendaman garam dengan air dinginPerendaman garam dengan air dingin
Perendaman garam dengan air dingin
Perendaman garam dengan air dingin
Penyimpanan dalam kulkasPenyimpanan dalam kulkasPengulian (Alumunium foil)Pengulian (Alumunium foil)Churning menggunakan mixerChurning menggunakan mixer
Penyimpanan dalam kulkas
Penyimpanan dalam kulkas
Pengulian (Alumunium foil)
Pengulian (Alumunium foil)
Churning menggunakan mixer
Churning menggunakan mixer
Selai nanasSelai nanas
Selai nanas
Selai nanas
Mentega Mentega
Mentega
Mentega
Gambar 2. Proses Pembuatan MentegaGambar 2. Proses Pembuatan Mentega
Gambar 2. Proses Pembuatan Mentega
Gambar 2. Proses Pembuatan Mentega
HASIL PENGAMATAN
KETERANGAN
HASIL
Basis
200 gram
Bahan Utama
Susu murni
Bahan tambahan
Whipping cream
Berat Produk
37,9 gram
% Produk
18,95 %
Organoleptik
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kenampakan
Putih kekuningan
Khas mentega
Khas mentega
Lembut
Menarik
Mentega
Sumber : Meja 2, Kelompok I, 2016Sumber : Meja 2, Kelompok I, 2016
Sumber : Meja 2, Kelompok I, 2016
Sumber : Meja 2, Kelompok I, 2016
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan mentega diperoleh berat produk sebesar 37,9 gram dan % produk yaitu 18,95 %. Dengan basis 200 gram, bahan utama susu murni dan bahan tambahan whipping cream. Sifat organoleptik dari mentega yaitu berupa warna putih kekuningan, rasa khas mentega, aroma bau khas mentega, tekstur lembut, dan dengan kenampakan yang menarik.
Pembuatan mentega secara modern diawali dengan proses penimbangan. Proses penimbangan bertujuan untuk menghitung berat bahan sesuai dengan basis. Selanjutnya adalah proses pencampuran susu murni dan whipping cream bertujuan untuk melarutkan susu skim dalam susu murni sehingga didapat larutan yang homogen. Proses pendinginan bertujuan untuk menjaga suhu bahan didalam botol, agar bakal mentega yang sudah mulai terbentuk tidak mencair. Proses churning bertujuan untuk memisahkan lemak susu dari komponen lain seperti skim dan air, sehingga didapat bakal mentega. Proses penyaringan dilakukan untuk mendapatkan bakal mentega dan memisahkan dari buttermilk. Proses perendaman dengan air garam bertujuan untuk memberi citarasa pada bakal mentega dan menarik air yang terkandung pada bakal mentega. Pengulian dengan alumunium foil bertujuan untuk menghilangkan kadar air dan pembungkusan bertujuan untuk mencegah oksidasi dan hidrolisis lemak. Pendinginan bertujuan agar bakal mentega tidak men mencair dan terbentuk mentega.
Fungsi susu pada pembuatan mentega adalah mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis (sweet cream) atau yang asam. Mentega dari lemak yang asam mempunyai cita rasa yang kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat diasamkan dengan penambahan pupukan murni bakteri asam laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurissasikan, sehingga memungkinkan terjadinya fermentasi. Lemak susu dinetralkan dengan garam-garam karbonat, kemudian dipasteurisasi. Sedangkan bakteri yang diinokulasikan biasanya bakteri Sterptococcus citrovorus, S.paracitrovus, Lactobacillus lactis dan Bacillus viscosus sacchari (Tania, 2012).
Fungsi whipping cream adalah dapat membantu dalam pembentukan tekstur mentega, karena dengan penambahan whipping cream maka pembentukan globula lemak akan lebih mudah pada saat penumbukan (Tania, 2012).
Garam merupakan bahan tambahan utama dalam pembuatan mentega dan berperan dasar terhadap karakteristik rasa.
Perubahan yang terjadi pada pembuatan mentega adalah pada pembuatan mentega terjadi perubahan fisik yaitu dari cair menjadi padat, selain itu juga terjadi perubahan tekstur, aroma, dan rasa. Pada perubahan kimia terjadi perubahan komponen pada mentega. Pada perubahan biologis terjadi perubahan yang diakibatkan oleh bekteri yang ada pada proses pembuatan mentega.
Proses churning yaitu proses agitasi untuk mendapatkan bakal mentega dari susu dengan cara penumbukan hingga menyebabkan pemisahan lemak susu (bakal mentega) dari komponen lain dari susu yaitu air dan skim. Churning dilakukan supaya lemak lemak susu betul-betul dipisahkan dari bahan susu lainnya. Churning dilakukan dengan alat churn (churner), yaitu sebuah panci besar berbentuk drum silinder, atau kerucut yang dapat berputar pada kecepatan tertentu, sehingga terjadilah pengocokan krim yang ada didalamnya. Jika pengocokan susu atau krim pada temperature yang cocok terus menerus dikocok dan terantuk-antuk pada baling-baling, maka globula-globula lemak akan berkumpul menjadi gumpalan-gumpalan lemak bakal mentega. Turut serta dalam gumpalan-gumpalan lemak ini bagian-bagian padat lainnya dari susu juga air. Sisa dari susu disebut susu tumbuk atau buttermilk (Anjarsari, 2010).
Selama proses churning atau pengocokan, krim susu yang dikocok mengalami perubahan, yaitu krim kocok yang lembut, krim kocok yang agak kaku, dan yang terakhir ialah perubahan secara mendadak dimana terjadi pemisahan antara granula kuning dan bakal jadi mentega dalam buttermilk (Anjarsari, 2010)
Sebelum proses pengadukan (agitasi), krim dinetralkan sampai berpH kira-kira 6,8-7,2 dan kemudian di pasteurisasi. Netralisasi dapat mencegah berkembangnya flavor yang tidak dikehendaki selama pemanasan dan juga diduga dapat menghasilkan mentega yang mempunyai sifat tahan simpan yang lebih baik dalam keadaan dingin (Anjarsari, 2010).
Perendaman dengan air dingin (suhunya 5-100 C) tujuannya adalah agar lemak lebih banyak terbentuk, karena tingkat pengadukan ditentukan juga oleh suhu adukan. Bahwa lemak akan meleleh atau rusak dalam keadaan suhu yang tinggi. Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah dengan kenaikan suhu dan akan berkurang dengan adanya penurunan suhu. (Ketaren, 1986).
Pencucian bakal mentega yang sudah jadi dilakukan dengan air dingin sebanyak tiga kali dan pencucian yang terakhir ditambahkan gram sebanyak 7,5 gram. Pencucian dengan air dingin bertujuan untuk mencuci atau membersihkan bakal mentega dari komponen susu lainnya seperti skim dan untuk lebih memadatkan lemak susu hasil churning. Pencucian sebanyak tiga kali bertujuan untuk mengoptimalisasi pendapatan bakal mentega dan pada pencucian terakhir ditambahakan dengan garam, hal ini bertujuan untuk member rasa pada bakal mentega dan untuk menguatkan struktur bakal mentega karena garam dapat menyerap air dari bakal mentega. Disamping itu, pencucian dilakukan untuk penghilangan rasa asam (Anjarsari, 2010).
Garam yang digunakan dalam proses pembuatan mentega adalah garam dapur (NaCl). Sifat dehidrasi garam dan kemampuannya untuk mengubah tekanan osmotik mengakibatkan garam ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan pembusuk-pembusuk lainnya sehingga garam dapat juga difungsikan sebagai pengawet dalam mentega (Tania, 2012).
Mentega yang digarami biasanya memiliki flavor yang lebih tajam daripada yang tidak digarami. Penambahan garam biasanya sekitar 2,5%. Mentega yang tidak bergaram berasa manis, karena itu sering disebut sweet butter, sweet butter tidak selalu dibuat dari sweet cream (Anjarsari, 2010).
Pengulian dilakukan diatas meja khusus. Pada proses pengulian, bakal mentega diberi garam untuk mendapatkan konsentrasi mentega yang dikehendaki. Tahap penggulian dimaksudkan untuk:
Menghilangkan sisa air
Membuat gumpalan-gumpalan lemak
Supaya garam terbagi rata
Mengeluarkan susu sisa tumbuk (Anjarsari, 2010).
Penumbukkan mentega sebaiknya dengan penuh tenaga dan tumbukan keras, agar cepat terbentuk bakal mentega kemudian besar kecil ukuran tempat (botol) penumbuk juga berpengaruh pada hasil bakal mentega (Astri, 2009).
Penumbukan mentega tidak bisa dengan menggunakan botol plastik, selain hasilnya tidak optimal, botol plastik tidak bisa memberi tekanan yang kuat saat penumbukan, kemudian pada saat penyimpanan atau perendaman dengan air es botol plastik bukan penghantar panas atau dingin yang baik sehingga tidak terserap pada air dan bakal mentega dalam botol tersebut (Astri, 2009).
Selain dari komposisi hal ini juga dapat terjadi akibat faktor kekuatan dan kecepatan pada proses churning, dimana jika lebih kuat dan lebih cepat maka mentega akan lebih cepat terbentuk dan tekstur kekompakan mentega akan lebih kokoh, karena globula lemak yang terjadi pada mentega akan lebih besar dan menyebabkan perubahan fasa mentega lebih cepat menjadi padat atau dapat dikatakan perubahan susu menjadi mentega akan lebih cepat (Astri, 2009).
Lemak yang terdapat dalam mentega mudah menyerap rasa dan bau, serta cita rasa dari makanan yang disimpan didalam lemari es. Karena itu mentega harus dikemas dengan bahan yang kedap udara, kedap air, dan rapat, agar penyerapan bau tersebut tidak terjadi (Anjarsari, 2010).
Bakal mentega ini dibungkus dengan aluminium foil agar tidak terkena panas, cahaya, oksigen, yang dapat mempengaruhi proses ketengikan pada lemak juga agar bentuknya tidak berubah. Ketengikan terjadi diakibatkan oleh adanya proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak yang terjadi pada suhu kamar atau saat proses pengolahan produk. Cahaya merupakan akselator terhadap timbulnya ketengikan, dan kombinasi antara cahaya dan udara dapat mempercepat proses oksidasi. Ketengikan terjadi karena adanya dekomposisi peroksida dalam lemak (Ketaren, 1986).
Mentega cepat sekali mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh cahaya, enzim, dan logam berat. Beberapa kerusakan pada mentega dan pecahannya:
Penyerapan Bau
Mentega dapat menyerap bau yang terdapat disekitarnya (tainting). Pencegahannya dengan memberikan ruangan tempat penyimpanan mentega dan mentega selalu disimpan dalam keadaan tertutup
Hidrolisa
Mentega mudah terhidrolisa menjadi gliserol dan asam lemak. Proses hidrolisa ini disebabkan adanya aktivitas enzim lipase. Enzim lipase menguraikan lemak menjadi asam lemak bebas. Pencegahannya dengan melakukan penyimpanan mentega pada suhu rendah ( < 10oC).
Oto-oksidan
Tejadinya ketengikan pada mentega karena disebabkan teroksidasinya asam lemak jenuh menjadi gugus keton dan aldehid. Proses ini dikatalisis oleh cahaya, enzim, dan logam berat. Sebagai contoh: ketengikan yang disebabkan oleh pembebasan asam lemak oleh enzim lipase yang disebut lipolysis. Pencegahannya dengan penambahan antioksidan (Anjarsari, 2010).
Jenis mentega banyak dipengaruhi oleh jenis krimnya serta variasi pengolahan selama pembbuatan mentega tersebut sehingga menghasilkan jenis mentega yang beraneka ragam dan dapat dikelompokan sebagai berikut:
Mentega dibuat dari pasteurized cream atau unpasteurized cream.
Mentega yang dibuat dari krim yang diperam (ripened cream).
Mentega yang digarami atau mentega yang tidak digarami.
Mentega yang dibuat dari sweet cream atau sour cream
Mentega yang dibuat tidak mengalami penyimpanan (segar) dan telah mengalami penyimpanan
Mentega yang dibuat diperternakan (dairy butter) atau di pabrik (creamery butter) (Winarno, 1992).
Berdasarkan rasanya, dibedakan menjadi 2 jenis. Unsalted Butter (mentega tawar atau yang tidak ditambahkan garam) dan Salted Butter (yg dlm proses pembuatannya ditambahkan garam) Contoh : Merk Wijsman (hanya salted butter), Elle & Vire, Orchid, Blue Triangle, Anchor, Golden Fern.
Cacat atau penyimpangan tekstur pada mentega, yaitu:
Crumbly, lemak tidak bersatu, Nampak kering dan mudah pecah berkeping-keping. Hal ini disebabkan karena pengolahan yang kurang baik
Gummy, mentega melekat pada atap rongga mulut, dan terasa seperti gum. Hal ini terjadi bila ransum sapi mengandung tepung biji kapas, sehingga susu yang mengandung tinggi gliseridanya mempunyai titik leleh yang tinggi. Mentega terasa keras, waktu tempering yang lama.
Leaky, mentega menunjukan adanya butir-butir air pada sampel yang diambil diatas trier. Mentega tidak mampu menjaga kadar airnya, karena ukuran butir-butir air yang diperoleh besar-besar. Hal ini disebabkan proses yang kurang sempurna dalam mereduksi ukuran air, sehingga dapat terdistribusi merata dalam masa mentega.
Mealy atau grainy, mentega dengan mudah dikenali bila mentega yang sebagian telah dipres antara lidah dan atap rongga mulut, terasa kasar atau butir-butir.
Regged boring, mentega pada trier mempunyai tekstur yang kasar dan lengket.
Spongy atau weak. Mentega yang terlalu mudah meleleh pada suhu kamar. Hal ini disebabkan karena proses kristalisasi lemak yang kurang cukup (Anjarsari, 2010).
Ciri mentega yang baik adalah mentega yang dikemas. Mentega adalah produk yang peka terhadap perubahan suhu, cahaya, dan aroma. karenanya mentega selalu dikemas dalam kertas alumunium, kaleng, kertas berlapis lilin, atau karton tebal. kemasan ini dirancang khusus agar tidak mudah tembus cahaya, panas, dan aroma tajam. Pilihlah mentega yang kemasannya tidak cacat, robek, penyok dan berjamur. Lalu aroma, aroma mentega terbentuk dari berbagai senyawa kimia seperti diasetil, lakton, butirat, dan laktat. Mentega yang baik harus bebas dari bau rasa tengik, pahit dan asam. Pilihlah mentega yang aromanya segar, kuat, dan khas mentega. Kemudian warna. Warna mentega yang baik adalah antara kuning muda atau pucat hingga kuning tua. Warna ini dari betakaroten krim atau kepala susu yang dipakai. Jika susu yang digunakan berasal dari sapi yang diberi pakan biji-bijian dan banyak mengandung betakaroten, maka warna mentega akan sangat baik. Pilih mentega berwana kuning merata. Warna yang tidak merata pertanda adanya bakteri atau mikroba yang mulai merusak mentega. Dan tekstur. Tekstur mentega harus lembut,semipadat mirip lilin. Jika berminyak atau lengket, berarti mentega sudah tidak baik.
CCP pada pembuatan mentega yaitu saat proses churning. Karena churning berfungsi untuk memisahkan bakal mentega dengan komponen lain dari susu. Lalu pengeluaran air, hal ini sangat berpengaruh terhadap tekstur yang akan dihasilkan.
Berdasarkan SNI maka dapat disimpulkan bahwa mentega yang dibuat telah sesuai dengan syarat mutu karena mentega yang terbentuk memiliki bau, rasa, warna, dan tekstur yang normal.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan mentega diperoleh berat produk sebesar 37,9 gram dan % produk yaitu 18,95 %. Dengan basis 200 gram, bahan utama susu murni dan bahan tambahan whipping cream. Sifat organoleptik dari mentega yaitu berupa warna putih kekuningan, rasa khas mentega, aroma bau khas mentega, tekstur lembut, dan dengan kenampakan yang menarik.
SARAN
Praktikan disarankan agar lebih memahami prosedur, dan lebih cekatan. Agar diperoleh produk yang baik dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, Bonita (2010), Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Astri, Paramitha Dewi, (2009), Pembuatan Mentega , Ahttp://astriparamithadewi .blogspot.com/2009/12/teknologi-pengolahan-susu-mentega.html. (Diakses : 15 April 2016)
Ketaren S, (1986), Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Paramithadewi, (2009), MENTEGA http://astriparamithadewi.blogspot.com/2009/12/teknologi-pengolahan-susu-mentega.html (Diakses : 15 April 2016)
Sutisna, Nana. (2012), Teknologi Pengolahan Pangan II, Universitas Pasundan Bandung, Bandung.
Tania, Iqbal, (2012), Mentega, http://mon-devoir.blogspot.com/2012/08/mentega .html. (Diakses : 15 April 2016).
Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN HASIL PENGAMATAN
W produk = (W mentega+alumunium foil) – W alumunium foil
= 39,0 – 1,1
= 37,9 gram
% Produk =W produkW basis x 100 %\
=37,9200 x 100 % = 18,95 %
SNI
Tabel SNI 1995 : Syarat Mutu Mentega
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
1
1.1
1.2
1.3
Keadaan
Bau
Rasa
Penampakan pada suhu dibawah 30oC
Normal
Normal
Normal
2
Air
%, b/b
Maks.10,0
3
Lemak susu
%, b/b
Maks 80,0
4
4.1
4.2
Asam lemak bebas sebagai asam butirat
Bilangan Reichert Meissel
Bilangan Polanske
%, b/b
%, b/b
--
Maks 0,8
23-12
1,6-1,8
5
Garam dapur (NaCl)
mg/kg
Maks 4
6
Bahan tambahan makanan
Sesuai SNI-01-0222-1995 dan peraturan Men Kes No 722/Men Ken/Per/IX/88
7
Cemaran logam :
Besi
Tembaga
Timbal
Seng
Raksa
Timah
Arsen
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks 1,5
Maks 0,1
Maks 0,1
Maks 40,0
Maks 0,03
Maks 40,0/250*
Maks 0,1
8
Cemaran mikroba :
Saureus
Salmonella
koloni/g
koloni/100 g
Mak 1,0x102
Negatif
(SNI, 1995).
KUIS
Sebutkan perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi pada mentega !
Jawab :
Perubahan Fisik : tekstur cair menjadi semi padat, aroma susu berubah menjadi aroma rempah dari mustard, dan juga rasa menjadi khas mayonnaise.
Perubahan Kimia : terjadi perubahan komponen pada mayonnaise.
Perubahan Biologis : kuman dari kuning telur mati dengan adanya proses pemanasan dan juga penambahan cuka.
Apa fungsi mustard dan komposisi mustard pada mayonaise !
Jawab :
Mustard berfungsi sebagai pemberi warna pada mayonnaise dan juga pemberi rasa yang khas pada mayonnaise. Komposisi mustard yaitu biji mustard, rempah-rempah, cuka, dan gula.
Jelaskan mekanisme kerja bakteri pada pembuatan yoghurt !
Jawab :
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus bekerja secara simbiosis mutualisme, dimana Streptococcus thermophillus memulai fermentasi laktosa menjadi asam laktat, da menyebabkan penguraian protein susu melalui kerja enzim proteolitik. Hal ini menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus yang mulai berkembang bila pH menufun sampai kira-kira 4.5. Lactobacillus bulgaricus akan menghasilkan asam amino histidin, valin, dan glisin yang akan menstimulasi pertumbuhan Streptococcus thermophillus . Streptococcus thermophillus akan memproduksi asam format yang dapat menstimulasi pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus. Lactobacillus bulgaricus berperan pada pembentukan aroma dan rasa, sedangkan Streptococcus thermophillus berperan pada pembentukan flavor.
Sebutkan tujuan pengulian pada pembuatan mentega !
Jawab :
Menghilangkan sisa air
Membuat gumpalan-gumpalan lemak menjadi masa yang kompak
Supaya garam terbagi rata
Mengeluarkan sisa-sisa susu tumbuk
Sebutkan jenis penstabil pada ice cream !
Jawab : gelatin, CMC, karagenan, dll.
DISKUSI MODUL
Apa fungsi dari proses churning pada pembuatan mentega?
Jawab :
Proses churning yaitu proses agitasi untuk mendapatkan bakal mentega dari susu dengan cara penumbukan hingga menyebabkan pemisahan lemak susu (bakal mentega) dari komponen lain dari susu yaitu air dan skim. Churning dilakukan supaya lemak lemak susu betul-betul dipisahkan dari bahan susu lainnya. Churning dilakukan dengan alat churn (churner), yaitu sebuah panci besar berbentuk drum silinder, atau kerucut yang dapat berputar pada kecepatan tertentu, sehingga terjadilah pengocokan krim yang ada didalamnya. Jika pengocokan susu atau krim pada temperature yang cocok terus menerus dikocok dan terantuk-antuk pada baling-baling, maka globula-globula lemak akan berkumpul menjadi gumpalan-gumpalan lemak bakal mentega. Turut serta dalam gumpalan-gumpalan lemak ini bagian-bagian padat lainnya dari susu juga air. Sisa dari susu disebut susu tumbuk atau buttermilk (Anjarsari, 2010).
Apa fungsi emulsifier pada pembuatan mentega dan margarin?
Jawab :
Pada pembuatan mentega dan margarin, penambahan emulsifier berfungsi untuk (1) mengurangi daya percik produk apabila digunakan untuk menggoreng karena air yang ada di dalam produk diikat oleh lemak, (2) memperpanjang umur simpan, sebab produk dinyatakan rusak apabila terjadi pemisahan komponen lemak dan air, (3) memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar, dan (4) mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan penggorengan. (Anjarsari, 2010)
Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat pengadukan krim !
Jawab :
Tingkat pengadukan krim ditentukan oleh :
Suhu adukan, suhu optimumnya adalah 5 – 10 ° C
Kandunga lemak mentega, konsentrasi optimumnya 30-35%
Jumlah krim dalam alat optimumnya 1/3 sampai ½ penuh.
Penahanan sebelum diaduk, optimumnya 10°C semalam atau 3°C sampai 4°C selama 3 jam. (Buckle et al, 1987 dalam Anjarsari)