LAPORAN PENDAHULUAN KISTA KONJUNGTIVA A. PENGERTIAN Kista konjungtiva adalah kantung konjungtiva berdinding tipis atau vesikel yang berisi cairan. Vesikel ini dapat berkembang baik pada atau di bawah konjungtiva. kista konjungtiva umumnya tidak tida k memerl memerlukan ukan tindakan operasi teta tetapi pi cuku cukup p dibe diberikan rikan pengobatan pengobatan anti inflam inflamasi asi saja saja.. kala kalaupun upun natinya tambah membesar maka tindakan operatif perlu direncanakan.
B. ETIOLOGI Kista Konjungtiva dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik yang diyakini ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya kista. Sebagian besar kista konjungtiva konjungtiva pada anak-anak bersifat jinak dan karena perkembangan perkem bangan abnormal.
C. PATOFISIOLOGI Kista Ko Konjungt njungtiva iva dapat diseb disebabkan abkan oleh berb berbagai agai fakto faktor, r, ter termasuk masuk faktor genetik yang diyakini ikut berpe berpengaruh ngaruh terhadap terhadap tumbu tumbuhnya hnya kista kista.. Sebagian besar kista konjungtiv konjungtiva a bersifat berkembangan abnormal. Kista
konjungtiva
meningkatkan
volume
intraokular
dan
mempe me mpenga ngaruh ruhii mas masa. a. Me Meskip skipun un mas masa a sec secara ara his histol tologi ogis s jin jinak, ak, itu dap dapat at mengganggu pada struktur orbital atau yang berdekatan dengan mata. Dan bisa juga dianggap ganas apabila mengenai struktur anatomis. Ketajaman visual atau kompromi lapangan, diplopia, gangguan motilitas luar mata, atau kelainan pupil dapat terjadi dari da ri invasi atau kompr kompresi esi isi intraorbital sekunder untuk tumor padat atau perdarahan. Tidak berfungsinya katup mata atau disf di sfun ungsi gsi
kel elen enja jarr
lakr la krim imal al
dapa da patt
meny me nyeb ebabk abkan an
ker erat atop opati ati
eksp ek spos osur ur,,
keratitis, keratit is, dan penipisan kornea. ertumbuhan kista ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. dar ah. ada fund fundus us ter terlih lihat at ber bercak cak ku kunin ning g men mengki gkilat lat,, dap dapat at me menonj nonjol ol ke dalam badan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi neovaskularisasi dan pendarahan. !arna iris tidak normal.
D. MANIFESTASI KLINIS "eberapa tanda dan gejala kista konjungtiva yaitu # a. $yeri orbital# jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran khas
%pseudotumor& jinak dan 'stula
karotid-kavernosa b. roptosis# pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas). c. embengkakan
kelopak# mungkin
jelas
pada
pseudotumor,
eksoftalmos endokrin atau 'stula karotid-kavernosa d. alpasi# bisa
menunjukkan
massa
yang
menyebabkan
distorsi
kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel. e. *erak mata# sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin atau dari lesi saraf +++, +, dan + pada 'sura orbital (misalnya sindroma Tolosa unt) atau sinus kavernosus f. Ketajaman
penglihatan# mungkin
terganggu
langsung
terkenanya saraf optik atau retina, atau tak
akibat
langsung akibat
kerusakan vaskuler.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK a. oto polos orbit# mungkin menunjukkan erosi lokal (keganasan), dilatasi
foramen
terkadang
optik
kalsi'kasi
(meningioma,
(retinoblastoma,
glioma tumor
saraf
optik)
kelenjar
dan
lakrimal).
Meningioma sering menyebabkan sklerosis lokal. b. /T scan orbit# menunjukkan lokasi tepat patologi intraorbital dan memperlihatkan adanya setiap perluasan keintrakranial. c. enogra' orbital# mungkin membantu. emeriksaan diagnostic pada mata secara umum sebagai berikut #
a. Kartu mata Snellen0 mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) 1 mungkin terganggu dengan kerusaakan kornea, lensa, a2ueus atau vitreus b. 3apang penglihatan 1 penurunanan yang disebabkan oleh /S, massa tumor pada hipo'sis0 otak, karotis atau patologis arteri serebral atau *laukoma. c. Tonogra' 1 mengkaji intraokuler (T+4) (normal 56-67 mmg) d. *onioskopi 1 membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup pada glaukoma. e. 4ftalmoskopi 1 mengkaji struktur internal okuler, mencatat atro' lempeng optic, papiledema, perdarahan retina dan mikroanurisme. f. emeriksaan darah lengkah, laju sedimentasi (38D) 1 menunjukkan anemia sistemik 0 infeksi.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN enatalaksanaan
kista
konjungtiva
bervariasi
bergantung
pada
ukuran, lokasi, dan tipe kista seperti # a. terapi medis (obat-obatan) b. tindakan yang lebih radikal yaitu mengangkat secara total massa tumor c. lainnya tidak membutuhkan terapi. d. radioterapi (sinar) dan kemoterapi.
G. KOMPLIKASI *laukoma,
adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak
normal atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan. Keratitis
ulseratif, yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu
terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea. Keratitis
merupakan kelainan akibat terjadinya in'ltrasi sel radang
pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.
LANDASAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KISTA KONJUNGTIVA 1. PENGKAJIAN a. Pengkajan I!en""a# Pa#en $ama
# /M
#
Masuk ke 9S # Tanggal 3ahir # :mur
#
;enis kelamin #
# #
$. Pengkajan R%a&a" Ke#e'a"an 9i=ayat
kesehatan dahulu
9i=ayat
kesehatan keluarga
9i=ayat
kesehatan sekarang
(. Pe)e*k#aan Pen+njang Da#a* Da"a Pengkajan Ma"a Pa!a Pa#en
1. Ak","a#- I#"*a'a"
*ejala perubahan aktivitas biasanya 0 hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan
. Makanan- (a*an
Mual 0 muntah (glaucoma akut) /. Ne+*0#en#0*
*ejala *angguan penglihatan (kabur0 tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat0 merasa di ruang gelap. englihatan bera=an0 kabur, tampak lingkaran cahaya0 pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia. erubahan kacamata 0 pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak). upil menyempit dan merah 0 mata keras dengan kornea bera=an (glaucoma akut). eningkatan air mata.
. N&e*- ken&a)anan
*ejala Ketidaknyamanan ringan0 mata berair (glaukoma kronis). $yeri tiba-tiba0 berat menetap atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)
Pengkajan 11 F+ng#0na2 G0*!0n 5. P02a Pe*#e3# Dan Penanganan Ke#e'a"an
Tanyakan persepsi asien terhadap penyakitnya Tanyakan
tentang
penggunaan
obat-obat
tertentu
(misalnya
kortikosteroid, klorokuin , klorproma>in, ergotamine, pilokarpin)
Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau 6. P02a N+"*# Me"a$02k
Tanyakan kebiasaan makanan yang dikonsumsi asien, apakah asien sebelumnya jarang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin <, dan vitamin 8 ?. P02a E2)na#
Tanyakan bagaimana pola "<" dan karakteristiknya "erapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin
erubahan aktivitas biasanya0hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan 7. P02a I#"*a'a" 4 T!+*
Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat0tidur yang berhubungan dengan gangguan penglihatan (seperti# pusing)
"agaimana perasaan asien setelah bangun tidurA
"agaimana asien menggambarkan dirinya
apa pekerjaan asien Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan asien seperti# pasangan, teman.
Tanyakan
apakah
ada
masalah
keluarga
berkenaan
dengan
pera=atan penyakit asien E. P02a Sek#+a2"a# 4 Re3*0!+k#
Tanyakan masalah seksual asien yang berhubungan dengan penyakitnya
Tanyakan kapan asien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan menopause
Tanyakan apakah asien mengalami kesulitan0perubahan dalam pemunuhan kebutuhan seks 5F. P02a K03ng !an T02e*an# S"*e#
apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam beberapa tahun terakhir
apa yang dilakukan asien dalam menghadapi masalah dan apakah tindakan tersebut efektif untuk mengatasi masalah tersebut atau tidak
Tanyakan apakah ada pengaruh agama dalam kehidupan Tanyakan apakah ada pantangan keagamaan . DIAGNOSA
Gangguan
persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori
dariorgan penerima.
Gangguan
citra
tubuh berhubungan dengan
leher,efek samping penanganan, factorbudaya
atau
pembedahan spiritual
yangberpengaruh
kepala pada
perubahanpenampilan
Kecemasan atau ansietas b.d kurangnya pemahaman terhadap perawatan pascaoperatif.. $yeri akut berhubungan dengan trauma, peningkatan T+4, imGamasi, intervensi bedah, atau pemberian tets mata dilator.
9esiko tinggi cedera yang berhubungan dengan penurunan lapang pandang.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kondisi prognosis dan pengobatan proses penyakit ditandai dengan keluarga merasa bingung
/. INTERVENSI N0 5
D7. Ke3e*a%a"an *angguan rasa nyaman
T+j+an Dan C*"e*a Ha#2
In"e*,en#
Setelah diberikan 5. Kompres tepi
berhubungan dengan
asuhan
palpebra atau
imGamasi pascabedah
kepera=atan
mata dalam
diharapkan klien
keadaan
dapat melakukan
tertutup dengan
tindakan untuk
larutan salin
mengurangi
selama kurang
nyeri0fotofobia0eks
lebih ? menit.
udasi. Dan
6. :sap eksudat
menunjukkan
secara perlahan
perbaikan keluhan
dengan kapas
dengan criteria
yang sudah
hasil#
dibasahi salin
H penurunan skala nyeri H asien tidak tampak gelisah H TT normal
dan setiap mengusap hanya dipakai satu kali. ?. "eritahu klien agar tidak menutup mata yang sakit @.
klien mengidenti'kas i sumber allergen yang lain. Tekankan pentingnya kacamata pelindung bagi klien yang bekerja dengan bahan kimia iritan. 6
9esiko tinggi cedera yang
Setelah diberikan 5. "ersihkan
berhubungan dengan
asuhan
sekret mata
penurunan lapang
kepera=atan
dengan cara
pandang.
diharapkan tidak
yang benar.
terjadi gangguan
6. erhatikan
penglihatan pada
keluhan
pasien.
penglihatan kabur yang dapat terjadi setelah penggunaan tetes mata dan salep mata ?. *unakan kaca mata gelap
?
arga diri rendah
Setelah diberikan 5. "uat hubungan
berhubungan dengan
asuhan
terapiutik
perubahan actual dalam
kepera=atan
pera=at pasien.
penampilan ditandai
selama ? I 6@ jam
dengan mata merah dan
diharapkan klien
konsep diri
edema kelopak mata.
tidak merasa malu
tanpa penilain
6.
Tingkatkan
dan dapat
moral
menyesuaikan diri ?. Dorong pasien dengan keadaan
untuk
'siknya dengan
menghargai
criteria hasil#
hidup sendiri
H pasien
dengan cara
menyatakan
lebih sehat
gambaran diri lebih
dengan
nyata.
membuat sendiri dan menerima diri sebagai diri sendiri saat ini.
. IMPLEMENTASI +mplementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana kepera=atan oleh pera=at terhadap pasien.
8. EVALUASI 8valuasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.
DAFTAR PUSTAKA "ruce, ;ames. 6FFC.3ecture notes oftamologi hal @@-@7. 8rlangga Medical
Series#;akarta. /arpenito
,3ynda ;uall.6FFB."uku Saku
Diagnosis
Kepera=atan
8d
5F.;akarta#8*/ +sti2omah,+ndriana
$.6FF7.
Kepera=atan
Klien
*angguan
Mata.
;akarta#8*/ Sidarta, ilyas.6FF6.Dasar teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata.
akultas Kedokteran :+#;akarta. Sidarta, ilyas.6FF6.+lmu penyakit
seto#;akarta. + utu ;uniartha Semara utra
mata
8disi
ke-6
hal.
-E.
Sagung