LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR FEMUR
Disusun Oleh: Irwan Basri SN 11!"#
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK $!1% LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR FEMUR
A&
KONSEP PEN'AKIT 1& De(in e(inssi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh serta
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Aru W. Sudoyo.
2009. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya !raktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem ("runer # Sudarth (2002 dalam Suratun, 200$. Fraktur terbuka adalah !ragmen tulang meluas mele%ati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi in!eksi (&man, 'athleens, )lain *ane 'o+iol, S)heet+, inda *, 200$. Fraktur !emur adalah terputusnya kontinuitas batang !emur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (ke)elakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki de%asa. atah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang )ukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam syok (rihono, 20/. Klasi(i)asi (ra)*ur (e+ur a,a $ *i-e .ai*u :
/.
Fraktur 1ntrakapsuler !emur yang terjadi di dalam tulang
sendi, panggul dan melalui kepala !emur ()apital !raktur a.anya di ba%ah kepala !emur b. elalui leher dari !emur 2. Fraktur 3kstrakapsuler a.erjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter !emur yang lebih besar atau lebih ke)il dan atau pada daerah intertrokhanter. b. erjadi dibagian distal menuju leher !emur tetapi tidak lebih dari 2 in)i di ba%ah trokhanter ke)il. (Suratun dkk, 200$.
$& E*i/l/0i a. rauma langsung4 direct trauma yaitu apabila !raktur terjadi
di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang. b. rauma yang tak langsung4 indirect trauma ). isalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi !raktur pada pegelangan tangan. d. rauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya !raktur bila tulang itu sendiri rapuh4 ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan !raktur patologis. e. 'ekerasan akibat tarikan otot atah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.'ekuatan dapat
berupa
pemuntiran,
penekukan,
penekukan
dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan. ("et+ # So%den, 2009. & Mani(es*asi Klini) ani!estasi klinis !raktur adalah nyeri, hilangnya !ungsi,
de!ormitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan %arna yang dijelaskan se)ara rin)i sebagai berikut5 6yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai a& !ragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai !raktur merupakan
bentuk
bidai
alamiah
yang
diran)ang
untuk
meminimalkan gerakan antar !ragmen tulang. 2& Setelah terjadi !raktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan )enderung bergerak se)ara alamiah (gerakan luar biasa. ergeseran !ragmen pada !raktur !emur menyebabkan de!ormitas (terlihat maupun teraba ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas normal. 3kstremitas tidak dapat ber!ungsi dengan baik karena !ungsi normal otot tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot. 3& ada !raktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan ba%ah tempat !raktur. Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,7 sampai 7 )m (/ sampai 2 in)i.
Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya
,&
derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara !ragmen satu dengan lainnya.
8ji krepitus dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat. embengkakan dan perubahan %arna lokal pada kulit e& terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti !raktur. anda ini biasa terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah )edera. idak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap !raktur. 'ebanyakan justru tidak ada pada !raktur linear atau !isur atau !raktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain. iagnosis
!raktur
bergantung
pada
gejala,
tanda
!isik,
dan
pemeriksaan sinar-: pasien. "iasanya pasien mengeluhkan mengalami )edera pada daerah tersebut (Suratun dkk, 200$.
4& K/+-li)asi a. 'omplikasi A%al a.'erusakan Arteri e)ahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak
adanya
nadi,
;<
menurun,
)yanosis
bagian
distal,
hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. b. 'ompartement Syndrom 'omplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot, yang sering berhubungan dengan akumulasi )airan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot. =ejala > gejalanya men)akup rasa sakit karena ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang
berhubungan
dengan
tekanan
yang
berlebihan
pada
kompartemen, rasa sakit dengan perenggangan pasi! pada otot yang terlibat, dan paresthesia. 'omplikasi ini terjadi lebih sering pada !raktur tulang kering (tibia dan tulang hasta (radius atau ulna. ).Fat 3mbolism Syndrom erupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi !atal. al ini terjadi ketika gelembung-gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi jaringan yang rusak. =elombang lemak ini akan mele%ati sirkulasi dan dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh > pembuluh darah pulmonary yang menyebabkan sukar berna!as. =ejala dari sindrom emboli lemak men)akup dyspnea, perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah, marah, bingung, stupor, ta)hy)ardia, demam, ruam kulit pte)hie. d. 1n!eksi System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. ada trauma orthopedi) in!eksi dimulai pada kulit (super!i)ial dan masuk ke dalam. 1ni biasanya terjadi pada kasus !raktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e.A?askuler 6ekrosis A?askuler 6ekrosis (A@6 terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan dia%ali dengan adanya @olkmans 1s)hemia. 6ekrosis a?askular dapat terjadi saat suplai darah ke tulang kurang baik. al ini paling sering mengenai !raktur intras)apular !emur (yaitu kepala dan leher, saat kepala !emur berputar atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai darah. 'arena nekrosis a?askular men)akup proses yang terjadi dalam periode %aktu yang lama, pasien mungkin tidak akan merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah sakit.
&leh karena itu, edukasi pada pasien merupakan hal yang penting. era%at harus menyuruh pasien supaya melaporkan nyeri yang bersi!at intermiten atau nyeri yang menetap pada saat menahan beban !. Sho)k Sho)k terjadi karena
kehilangan
banyak
darah
dan
meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. 1ni biasanya terjadi pada !raktur. g. &steomyelitis, yaitu in!eksi dari jaringan tulang yang men)akup sumsum dan korteks tulang dapat berupa e:ogenous
(in!eksi
masuk
dari
luar
tubuh
atau
hematogenous (in!eksi yang berasal dari dalam tubuh. atogen dapat masuk melalui luka !raktur terbuka, luka tembus, atau selama operasi. uka tembak, !raktur tulang panjang, !raktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka amputasi karena trauma dan !raktur > !raktur dengan sindrom kompartemen
atau
luka
?askular
memiliki
osteomyelitis yang lebih besar b. 'omplikasi alam Waktu ama a. elayed 8nion (enyatuan tertunda elayed 8nion merupakan kegagalan
risiko
!raktur
berkonsolidasi sesuai dengan %aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. 1ni disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang. b. 6on union (tak menyatu enyatuan tulang tidak terjadi, )a)at diisi
oleh
jaringan
!ibrosa. 'adang-
kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor > !aktor yang dapat menyebabkan non union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan lunak, pemisahan lebar dari !ragmen )ontohnya patella dan !raktur yang bersi!at patologis. ). alunion
'elainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk
menimbulkan
de!ormitas,
angulasi
atau
pergeseran. (Suratun dkk, 200$. (& Pa*/(isi/l/0i ,an Pa*hwa. enyebab !raktur dapat
berma)am-ma)am,
termasuk
dorongan langsung pada tulang, kondisi patologis yang mendasarinya (rakitis atau !raktur spontan, kontraksi otot yang kuat dan tiba-tiba, serta dorongan tidak langsung dari jarak jauh, imobilisasi yang menyebabkan osteoporosis ("et+ and So%den, 2009. Se%aktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan
lunak
juga
biasanya
mengalami
kerusakan.
peradangan biasanya timbul hebat setelah !raktur. Sel-sel darah putih dan
sel
mast
berakumulasi
menyebabkan
peningkatan
aliran
darahketempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. i tempat patah terbentuk !ibrin (hematoma !raktur dan ber!ungsi sebagai jala-jala untuk melekatkan sel-sel baru. Akti?itas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru imatur yang disebut )allus. "ekuan !ibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati (;or%in, 2009. 1nsu!isiensi pembuluh darah atau penekanan serabut sara! yang berkaitan dengan pembengkakan yg tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan sara! peri!er. "ila tidak terkontrol pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dapat berakibat anoksia jaringan yang mengakibatkan rusaknya serabut sara! maupun
jaringan
otot.
'omplikasi
kompartemen ("runner # suddarth, 2002.
ini
dinamakan
sindrom
path%ay
( ansjoer, 2000
0& Pe+eri)saan Penun5an0 ada pasien !raktur adalah sebagai berikut5
a.
emeriksaan
luasnya !raktur. b. ; S)an5 untuk memperlihatkan !raktur juga dapat digunakan untuk mengidenti!ikasi kerusakan jaringan lunak. ). emeriksaan aboratorium a b mungkin meningkat atau juga dapat menurun (pendarahan b eukosit meningkat sebagai respon stress. ) 'reatinin, trauma meningkat beban kreatinin untuk klien ginjal. d. Arteriogram5 dilakukan bila di)urigai terjadi kerusakan ?askuler. (udak and =allo, (20/B
h& Pena*ala)sanaan a. edis enatalaksanaan
penatalaksanaannya
ber?ariasi
sesuai
men)akup
jenis
reduksi
!raktur. terbuka,
;ara traksi,
pemasangan gips, &<1F, &<3F, dan remodeling. Analgesik digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. osis dan jenisnya tergantung dari intensitas nyeri yang dirasakan ("et+ dan So%den, 2009. b. 'epera%atan a akukan penatalaksanaan kedaruratan pada !raktur yang baru ketika stuasi memungkinkan b 'aji lima tanda !raktur atau 7 (ain, allor, arastesia, ulse, dan ergerakkan. ) entukan mekanisme )edera d akukan imobilisasi pada bagian yang !raktur. (8djianti, Wajan *. 20/0. B&
ASUHAN KEPERA6ATAN 1& Pen0)a5ian Pri+er a. Air%ay 'aji adanya obstruksi jalan antara lain suara stridor, gelisah
karena hipoksia, penggunaan otot bantu perna!asan, sianosis b. "reathing
1nspeksi !rekuensi na!as, apakah terjadi sianosis karena luka tembus dada, !ail )hest, gerakan otot perna!asan tambahan. 'aji adanya suara na!as tambahan seperti ron)hi, %hee+ing. ). Sirkulasi 'aji adanya tanda-tanda syok seperti5 hipotensi, takikardi, takipnea, hipotermi,pu)at, akral dingin, kapilari re!illC2 detik, penurunan produksi urin. d. isability 'aji tingkat kesadaran pasien serta kondisi se)ara umum. e. 3ksposure "uka semua pakaian klien untuk melihat adanya luka. $& Pen0)a5ian Se)un,er
a.
'epala
'elainan atau luka kulit kepala dan bola mata, telinga bagian luar dan membrana timpani, )edera jaringan lunak periorbital b.
eher
Adanya luka tembus leher, ?ena leher yang mengembang ).
6eurologis
enilaian !ungsi otak dengan =;S d.
ada
emeriksaan kla?ikula dan semua tulang iga, suara na!as dan jantung, pemantauan 3'=.
e.
Abdomen
'aji adanya luka tembus abdomen, pasang 6= dengan trauma tumpul abdomen !.
el?is dan ekstremitas
'aji adanya !raktur, denyut nadi peri!er pada daerah trauma, memar dan )edera yang lain. =anong, William F (2009. & Dia0n/sa Ke-erawa*an .an0 Mun0)in Mun3ul
a.
6yeri akut b4d spasme otot, gerakan !ragmen tulang,
edema, )edera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress4ansietas, luka operasi. b. =angguan pertukaran gas b4d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran al?eolar4kapiler (interstisial, edema paru, kongesti. ). =angguan
mobilitas
!isik
b4d
kerusakan
rangka
neuromuskuler, nyeri, terapi restrikti! (imobilisasi. d. =angguan integritas kulit b4d !raktur terbuka, pemasangan traksi (pen, ka%at, sekrup e.
in!ormasi,
keterbatasan
kogniti!,
kurang
akurat4lengkapnya in!ormasi yang ada. 4& In*er7ensi Ke-erawa*an a. 6yeri akut b4d spasme otot, gerakan !ragmen tulang,
edema, )edera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress4ansietas, luka operasi. Setelah melakukan tindakan kepera%atan selama : 2B jam, nyeri berkurang, Kri*eria Hasil : / ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan
tehnik
non!armakologi
mengurangi nyeri, men)ari bantuan 2 elaporkan bah%a nyeri
berkurang
untuk dengan
menggunakan manajemen nyeri ampu mengenali nyeri (skala, intensitas, !rekuensi dan tanda nyeri B enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 7 anda ?ital dalam rentang normal In*er7ensi : Pain Mana0e+en*
a
akukan pengkajian nyeri se)ara komprehensi!
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, !rekuensi, kualitas dan !aktor presipitasi b &bser?asi reaksi non?erbal dari ketidaknyamanan ) =unakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien d 3?aluasi pengalaman nyeri masa lampau e 3?aluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidake!ekti!an kontrol nyeri masa lampau !"antu pasien dan keluarga untuk men)ari dan menemukan dukungan g 'urangi !aktor presipitasi nyeri h Ajarkan tentang teknik non !armakologi i3?aluasi kee!ekti!an kontrol nyeri j ingkatkan istirahat k 'olaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan b.
tindakan nyeri tidak berhasil =angguan pertukaran gas b4d perubahan aliran darah,
emboli, perubahan membran al?eolar4kapiler (interstisial, edema paru, kongesti. Setelah melakukan tindakan kepera%atan selama : 2B jam, gangguan pertukaran gas teratasi, Kri*eria Hasil : / endemonstrasikan
peningkatan
?entilasi
dan
oksigenasi yang adekuat 2 emelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress perna!asan endemonstrasikan batuk e!ekti! dan suara na!as yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu berna!as dengan mudah, tidak ada pursed lips B anda tanda ?ital dalam rentang normal In*er7ensi : Airwa. Mana0e+en* a "uka jalan na!as, guanakan teknik )hin li!t atau ja% thrust bila perlu b osisikan pasien untuk memaksimalkan ?entilasi
)
1denti!ikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
na!as buatan d asang mayo bila perlu e akukan !isioterapi dada jika perlu !'eluarkan sekret dengan batuk atau su)tion g Auskultasi suara na!as, )atat adanya suara tambahan h akukan su)tion pada mayo i"erika bronkodilator bial perlu j "arikan pelembab udara k Atur intake untuk )airan mengoptimalkan keseimbangan. lonitor respirasi dan status &2 Res-ira*/r. M/ni*/rin0
a
onitor rata > rata, kedalaman, irama dan usaha
respirasi b ;atat
pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan, retraksi otot supra)la?i)ular dan inter)ostal ) onitor suara na!as, seperti dengkur d onitor pola na!as 5 bradipena, takipenia, kussmaul, hiper?entilasi, )heyne stokes, biot e onitor kelelahan otot
diag!ragma
(gerakan
paradoksis !Auskultasi suara na!as, )atat area penurunan 4 tidak adanya ?entilasi dan suara tambahan g entukan kebutuhan su)tion dengan mengauskultasi )rakles dan ronkhi pada jalan napas utama h auskultasi suara paru setelah
tindakan
untuk
mengetahui hasilnya
).
=angguan
mobilitas
!isik
b4d
kerusakan
rangka
neuromuskuler, nyeri, terapi restrikti! (imobilisasi. Setelah melakukan tindakan kepera%atan selama : 2B jam, gangguan mobilias !isik kembali normal, Kri*eria Hasil : / 'lien meningkat dalam akti?itas !isik 2 engerti tujuan dari peningkatan mobilitas
em?erbalisasikan perasaan dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan berpindah B emperagakan penggunaan
alat
"antu
untuk
mobilisasi (%alker In*er7ensi : La*ihan Ke)ua*an a Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan se)ara rutin La*ihan un*u) a+2ulasi b Ajarkan teknik Ambulasi # perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga. ) Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan %alker d "eri penguatan positi! untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman. La*ihan +/2ilisasi ,en0an )ursi r/,a a Ajarkan pada klien # keluarga tentang )ara pemakaian kursi roda # )ara berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya. b orong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh ) Ajarkan
pada
klien4
keluarga
tentang
)ara
penggunaan kursi roda
d.
=angguan integritas kulit b4d !raktur terbuka, pemasangan
traksi (pen, ka%at, sekrup Setelah melakukan tindakan kepera%atan selama : 2B jam, gangguan intergitas kulit teratasi, Kri*eria Hasil : / 1ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan 2 elaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah kulit yang mengalami gangguan enunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan men)egah terjadinya sedera berulang B ampumelindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan pera%atan alami In*er7ensi : Pressure Mana0e+en*
a
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar b indari kerutan padaa tempat tidur ) *aga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering d obilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap dua jam sekali e onitor kulit akan adanya kemerahan !&leskan lotion atau minyak4baby oil pada derah yang tertekan g onitor akti?itas dan mobilisasi pasien h onitor status nutrisi pasien iemandikan pasien dengan sabun dan air hangat e.
(kerusakan kulit, taruma jaringan lunak, prosedur in?asi!4traksi tulang. Setelah melakukan tindakan kepera%atan selama : 2B jam, resiko in!eksi teratasi, Kri*eria Hasil : / 'lien bebas dari tanda dan gejala in!eksi 2 enunjukkan kemampuan untuk men)egah timbulnya in!eksi *umlah leukosit dalam batas normal B enunjukkan perilaku hidup sehat In*er7ensi : In(e3*i/n 8/n*r/l 9K/n*r/l in(e)si a "ersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain b ertahankan teknik isolasi ) "atasi pengunjung bila perlu d 1nstruksikan pada pengunjung untuk men)u)i tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien e !;u)i
=unakan sabun antimikrobia untuk )u)i tangan tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
kpera%atan g =unakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung h ertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat i"erikan terapi antibiotik bila perlu In(e3*i/n Pr/*e3*i/n 9-r/*e)si *erha,a- in(e)si a onitor tanda dan gejala in!eksi sistemik dan lokal
b onitor hitung granulosit, W"; ) onitor kerentanan terhadap in!eksi d "atasi pengunjung e Saring pengunjung terhadap penyakit menular !artahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko g "erikan pera%atan kuliat pada area epidema h 1nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
!.
'urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan b4d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap
in!ormasi,
keterbatasan
kogniti!,
kurang
akurat4lengkapnya in!ormasi yang ada. Setelah melakukan tindakan kepera%atan selama 2 : 2B jam, kurang penegtahuan teratasi, Kri*eria Hasil : / asien dan keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan 2 asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan se)ara benar asien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan pera%at4tim kesehatan lainnya In*er7ensi : a "erikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesi!ik b *elaskan pato!isiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan !isiologi, dengan )ara yang tepat. ) =ambarkan t anda dan g ejala yang b iasa m un)ul pada penyakit, dengan )ara yang tepat d =ambarkan proses penyakit, dengan )ara yang tepat e Sediakan in!ormasi pada pasien tentang kondisi, dengan )ara yang tepat !indari harapan yang kosong g iskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk men)egah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit h iskusikan pilihan terapi atau penanganan
i ukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan se)ond opinion dengan )ara yang tepat atau diindikasikan #& E7aluasi a. iagnosa / 5 elaporkan bah%a nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri b. iagnosa 2 5 endemonstrasikan peningkatan ?entilasi dan oksigenasi yang adekuat ). iagnosa 5 'lien meningkat dalam akti?itas !isik d. iagnosa B 5 elaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah kulit yang mengalami gangguan e. iagnosa 7 5 'lien bebas dari tanda dan gejala in!eksi !. iagnosa D 5 asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan (6urari! uda Amien. 20/
DAFTAR PUSTAKA
Aru W. Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. *ilid 111 3disi @. 1nterna ublishing. *akarta
;or%in 3li+abeth *. Buku saku pathofisiologi. 3disis , alih bahasa 6ike "udi Subekti, 3gi 'omara Euda, *akarta5 3=;, 2009.
=anong, William F (2009. "uku Ajar Fisiologi 'edokteran. 3=;, *akarta
Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suarati Dan !ike Budhi Su"ekti . *akarta5 3=;
udak and =allo, (20/B, #ritical #are !ursing, A Holistic Approach, *" ippin)ott )ompany. hiladelpia.
6urari! uda Amien. 20/. Aplikasi Asuhan $eperaatan "erdasarkan Diagnosa Medis % !A!DA !I# ! 'disi (e)isi *ilid +. Eogyakarta
&man, 'athleens, )lain *ane 'o+iol, S)heet+, inda *, 200$. anduan belajar 'epera%atan 3mergensi. *akarta 5 3=;
Suddarth oris Smith, (2009, he lippincott Manual of !ursing Practice, !i!th edition, *" rihono, 20/.
8djianti, Wajan *. 20/0. $eperaatan $ardio)askuler . *akarta5 Salemba medika
Wong, onna et al, 2009. "uku Ajar 'epera%atan @olume /. *akarta 5 3=;