LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN FRAKTUR COLLUM FEMUR
Oleh :
ISMAIL RASMIN 201510461011038
PELATIHAN INSTRUMENTA INSTR UMENTATOR TOR KO PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIERSITAS MUHAMMADI!AH MALANG 2016 LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR COLLUM FEMUR
1" De#$%$&$ F'()*+' C,ll+- Fe-+' Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (E. Oerswari, 1989:144. Fraktur !emur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi"kondisi tertentu seperti degenerasi tulang#osteoporosis ($ong, 198%. &edangkan !raktur kolum !emur merupakan !raktur intrakapsular yang ter'adi pada bagian proksimal !emur, yang termasuk kolum !emur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput !emoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter.
2" E*$,l,.$ F'()*+' C,ll+- Fe-+' Fraktur ollum !emur sering ter'adi pada usia di atas )* tahun dan lebih sering pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasa menopause. Fraktur ollum !emur dapat disebabkan oleh trauma langsung, yaitu misalnya penderita 'atuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras ('alanan ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung, yaitu karena gerakan e+orotasi yang mendadak dari tungkai bawah. enyebab !raktur seara umum dapat dibagi men'adi tiga yaitu: a. -edera traumatik &ebagian besar !raktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghanuran, penekukan atau ter'atuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. -edera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal berikut, yakni: 1 -edera langsung, berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah seara spontan. emukulan biasanya menyebabkan !raktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. / -edera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada 'auh dari lokasi benturan. b. Fraktur atologik
0alam hal ini, kerusakan tulang ter'adi akibat proses penyakit akibat berbagai keadaan berikut, yakni: 1 umor tulang ('inak atau ganas, dimana berupa pertumbuhan 'aringan baru yang tidak terkendali dan progresi!. / 2n!eksi, misalnya osteomielitis, yang dapat ter'adi sebagai akibat in!eksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresi!, 3 akhitis, merupakan suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh de!isiensi 5itamin 0 yang mempengaruhi semua 'aringan skelet, biasanya disebabkan oleh de!isiensi diet, tetapi kadang"kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi 5itamin 0 atau oleh karena asupan kalsium atau !os!at yang rendah. . &eara spontan, dimana disebabkan oleh stress atau tegangan atau tekanan pada tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di bidang kemiliteran. 3" Kl(&$#$)(&$ F'()*+' C,ll+- Fe-+' a Fraktur ollum !emur sendiri dibagi dalam dua tipe, yaitu: 1. Fraktur intrakapsuler /. Fraktur e+trakapsuler Intrakapsuler
Ekstrakapsuler
F'()*+' $%*'()(/&+le' (% e)&*'()(/&+le'
b 6erdasarkan arah sudut garis patah dibagi menurut auwel :
−
ipe 2 : garis !raktur membentuk sudut 3*7 dengan bidang horiontal pada posisi tegak
−
ipe 22 : garis !raktur membentuk sudut 3*"%*7 dengan bidang horiontal pada posisi tegak
−
ipe 222: garis !raktur membentuk sudut %*7 dengan bidang horiontal
Kl(&$#$)(&$ P(+el& +%*+) F'()*+' K,l+- Fe-+' lasi!ikasi ini berdasarkan atas sudut yang dibentuk oleh garis !raktur dan bidang horiontal pada posisi tegak.
0islokasi atau tidak !ragment ( menurut ;arden
Kl(&$#$)(&$ G('e%& +%*+) F'()*+' K,l+- Fe-+'
4" M(%$#e&*(&$ Kl$%$& F'()*+' C,ll+- Fe-+' anda dan ge'ala yang terdapat pada pasien dengan !raktur !emur, yakni: 1 0e!ormitas 0aya tarik kekuatan otot menyebabkan !ragmen tulang berpindah dari tempatnya. erubahan keseimbangan dan kontur ter'adi, seperti: a. rotasi pemendekan tulang> b. penekanan tulang. / 6engkak (edema 6engkak munul seara epat dari lokasi dan ekstra5asasi darah dalam 'aringan 3 4 % )
yang berdekatan dengan !raktur. Ekimosis dari perdarahan subulaneous &pasme otot (spasme in5olunters dekat !raktur enderness ?yeri ?yeri mungkin disebabkan oleh spasme otot, perpindahan tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan. @ ehilangan sensasi 8 ergerakan abnormal 9 &yok hipo5olemik 1* repitasi (6lak, 1993:199. ada penderita muda ditemukan riwayat mengalami keelakaan berat namun pada penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan !raktur ollum !emur. enderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul. osisi panggul dalam keadaan !leksi dan eksorotasi. 0idapatkan 'uga adanya pemendekakan dari tungkai yang edera. ungkai dalam posisi abduksi dan !leksi serta eksorotasi.pada palpasi sering ditemukan adanya hematom di panggul. ada tipe impated, biasanya penderita masih dapat ber'alan disertai rasa sakit yang tidak begitu hebat. osisi tungkai tetap dalam keadaan posisi netral.
ada pemeriksaan !isik, !raktur kolum !emur dengan pergeseran akan menyebabkan de!ormitas yaitu ter'adi pemendekan serta rotasi eksternal sedangkan pada !raktur tanpa pergeseran de!ormitas tidak 'elas terlihat. anpa memperhatikan 'umlah pergeseran !raktur yang ter'adi, kebanyakan pasien akan mengeluhkan nyeri bila mendapat pembebanan, nyeri tekan di inguinal dan nyeri bila pinggul digerakkan.
5" Pe-e'$)&((% Pe%+%(%. F'()*+' C,ll+- Fe-+' royeksi A dan lateral serta kadang 'uga dibutuhkan a+ial. ada proyeksi A kadang tidak 'elas ditemukan adanya !raktur pada kasus yang impated, untuk ini diperlukan pemerikasaan tambahan proyeksi a+ial. ergeseran dinilai melalui bentuk bayangan tulang yang abnormal dan tingkat ketidakookan garis trabekular pada kaput !emoris dan u'ung leher !emur. enilaian ini penting karena !raktur yang terimpaksi atau tidak bergeser ( stadium 2 dan 22 ;arden dapat membaik setelah !iksasi internal, sementara !raktur yang bergeser sering mengalami non union dan nekrosis a5askular.
6" Pe%(*(l()&(%((% F'()*+' C,ll+- Fe-+'
−
2mpated Fraktur
ada !raktur intrakapsuler terdapat perbedaan pada daerah ollum !emur dibanding !raktur tulang di tempat lain. ada ollum !emur"periosteumnya sangat tipis sehingga daya osteogenesinya sangat keil, sehingga seluruh penyambungan !raktur ollum !emur tergantung pada pembentukan alus endosteal. $agipula aliran pembuluh darah yang melewati ollum !emur pada !raktur ollum !emur ter'adi kerusakan. $ebih"lebih lagi ter'adinya haemarthrosis akan menyebabkan aliran darah sekitar !raktur tertekan alirannya. &ehingga apabila ter'adi !raktur intrakapsuler dengan dislokasi akan ter'adi a5askular nekrosis.
−
enanggulangan 2mpated Fraktur
ada !raktur ollum !emur yang benar"benar impated dan stabil, penderita masih dapat ber'alan selama beberapa hari. ;e'alanya ringan, sakit sedikit pada daerah panggul. alau impatednya ukup kuat penderita dirawat 3"4 minggu kemudian diperbolehkan berobat 'alan dengan memakai tongkat selama 8 minggu. alau pada +"ray !oto
impatednya kurang kuat ditakutkan ter'adi disimpated, penderita dian'urkan untuk operasi dipasang internal !i+ation. Operasi yang diker'akan untuk impated !raktur biasanya dengan multi pin teknik perutaneus.
−
enanggulangan dislokasi !raktur ollum !emur
enderita segera dirawat dirumah sakit, tungkai yang sakit dilakukan pemasangan tarikan kulit (skin tration dengan buk"e+tension. 0alam waktu /4"48 'am dilakukan tindakan reposisi, yang dilan'utkan dengan pemasangan internal !i+ation. eposisi yang dilakukan dioba dulu dengan reposisi tertutup dengan salah satu ara yaitu: menurut leadbetter. enderita terlentang dime'a operasi. Asisten mem!iksir pel5is. $utut dan o+ae dibuat !leksi 9* untuk mengendurkan kapsul dan otot"otot sekitar panggul. 0engan sedikit adduksi paha ditarik ke atas, kemudian dengan pelan"pelan dilakukan gerakan endorotasi panggul 4%. emudian sendi panggul dilakukan gerakan memutar dengan melakukan gerakan abduksi dan ekstensi. &etelah itu dilakuakn test. Palm heel test : tumit kaki yang edera diletakkan diatas telapak tangan. 6ila posisi kaki tetap dalam kedudukan abduksi dan endorotasi berarti reposisi berhasil baik. &etelah reposisi berhasil dilakukan tindakan pemasangan internal !iksasi dengan teknik multi pin perutaneus. alau reposisi pertama gagal dapat diulangi sampai 3 kali, dilakukan open reduksi. 0ilakukan reposisi terbuka setelah tereposisi dilakukan internal !iksasi. Baam"maam alat internal !iksasi diantaranya: knowless pin, anellous srew, dan plate. ada !raktur ollum !emur penderita tua ()* tahun penanggulangannya agak berlainan. 6ila penderita tidak bersedia dioperasi atau dilakukan prinsip penanggulangan, tidak dilakukan tindakan internal !iksasi, aranya penderita dirawat, dilakukan skin traksi 3 minggu sampai rasa sakitnya hilang. emudian penderita dilatih ber'alan dengan menggunakan tongkat (ruth. alau penderita bersedia dilakukan operasi, yaitu menggunakan tindakan operasi arthroplasty dengan pemasangan prothese austine moore. " Pe%.)($(% F'()*+' C,ll+- Fe-+' engka'ian yang perlu dilakukan pada klien dengan !raktur !emur diantaranya adalah: 1. 2dentitas pasien 2dentitas ini meliputi nama, usia, $, 'enis kelamin, alamat, peker'aan, suku bangsa, dan pendidikan.
/. eluhan utama ada umumnya keluhan utama pada kasus !raktur adalah rasa nyeri. ?yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Cntuk memperoleh pengka'ian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan: a ro5oking Incident : apakah ada peristiwa yang men'adi !aktor memperberat dan !aktor yang memperingan# mengurangi nyeri b Duality o! ain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk. egion : radiation, relie!: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit men'alar atau menyebar, dan dimana rasa sakit ter'adi. d &e5erity (&ale o! ain: seberapa 'auh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa 'auh rasa sakit mempengaruhi kemampuan !ungsinya. e ime: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. 3. iwayat enyakit &ekarang engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari !raktur, yang nantinya membantu dalam membuat renana tindakan terhadap klien. 2ni bisa berupa kronologi ter'adinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang ter'adi dan bagian tubuh mana yang terkena. &elain itu, dengan mengetahui mekanisme ter'adinya keelakaan bisa diketahui luka keelakaan yang lain 4. iwayat kesehatan masa lalu ada riwayat kesehatan masa lalu, perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit in!eksi tulang ataupun osteoporosis. al ini merupakan in!ormasi yang penting dalam penanganan !raktur !emur pada klien %. iwayat kesehatan keluarga al ini menakup riwayat ekonomi keluarga, riwayat sosial keluarga, sistem dukungan keluarga, dan pengambilan keputusan dalam keluarga. ). iwayat sikososial
Berupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari"harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat @. ola"ola Fungsi esehatan a ola ersepsi dan ata $aksana idup &ehat ada kasus !raktur akan timbul ketidakadekuatan akan ter'adinya keaatan pada dirinya dan harus men'alani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. &elain itu, pengka'ian 'uga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak b ola ?utrisi dan Betabolisme ada klien !raktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari"harinya seperti kalsium, at besi, protein, 5it. - dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. E5aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan !aktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. &elain itu 'uga obesitas 'uga menghambat degenerasi dan mobilitas klien. ola Eliminasi Cntuk kasus multiple !raktur, misalnya !raktur humerus dan !raktur tibia tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu 'uga dika'i !rekuensi, konsistensi, warna serta bau !ees pada pola eliminasi al5i. &edangkan pada pola eliminasi uri dika'i !rekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan 'umlah. ada kedua pola ini 'uga dika'i ada kesulitan atau tidak. d ola idur dan 2stirahat &emua klien !raktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. &elain itu 'uga, pengka'ian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur. e ola Akti5itas arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien, seperti memenuhi kebutuhan sehari hari men'adi berkurang. Bisalnya makan, mandi, ber'alan sehingga kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. !
ola ubungan dan eran
lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. arena klien harus men'alani rawat inap, klien biasanya merasa rendah diri terhadap perubahan dalam penampilan, klien mengalami emosi yang tidak stabil. g ola ersepsi dan onsep 0iri 0ampak yang timbul pada klien !raktur yaitu timbul ketidakutan akan keaatan akibat !rakturnya, rasa emas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti5itas seara optimal, dan gangguan itra diri. h ola &ensori dan ogniti! ada klien !raktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal !raktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu 'uga pada kogniti!nya tidak mengalami gangguan. &elain itu 'uga, timbul rasa nyeri akibat !raktur. i
ola eproduksi &eksual 0ampak pada klien !raktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus men'alani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien.
'
ola enanggulangan &tress ada klien !raktur timbul rasa emas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul keaatan pada diri dan !ungsi tubuhnya. Bekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak e!ekti!
k ola ata ?ilai dan eyakinan Cntuk klien !raktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama !rekuensi dan konsentrasi. al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien. 8. emeriksaan Fisik 0ibagi men'adi
dua, yaitu
pemeriksaan
umum (status
generalisata
untuk
mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis. al ini perlu untuk dapat melaksanakan total are karena ada keenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam. a. ;ambaran Cmum erlu menyebutkan: 1 eadaan umum: baik atau buruknya yang diatat adalah tanda"tanda, seperti: / esadaran penderita: -omposmentis: berorientasi segera dengan orientasi sempurna
Apatis : terlihat mengantuk tetapi mudah dibangunkan dan pemeriksaan penglihatan , pendengaran dan perabaan normal &opor: dapat dibangunkan bila dirangsang dengan kasar dan terus menerus oma: tidak ada respon terhadap rangsangan &omnolen: dapat dibangunkan bila dirangsang dapat disuruh dan men'awab pertanyaan, bila rangsangan berhenti penderita tidur lagi. b. esakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus !raktur biasanya akut, spasme otot, dan hilang rasa. . anda"tanda 5ital tidak normal karena ada gangguan baik !ungsi maupun bentuk. d. ?eurosensori, seperti kesemutan, kelemahan, dan de!ormitas. e. &irkulasi, seperti hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri#ansietas, hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah, penurunan nadi pada bagian distal yang idera, apilary re!il melambat, puat pada bagian yang terkena, dan masa hematoma pada sisi edera. !.
eadaan $okal emeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah sebagai berikut : 1 $ook (inspeksi erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain sebagai berikut : a &ikatriks ('aringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi. b Fistula warna kemerahan atau kebiruan (li5ide atau hyperpigmentasi. 6en'olan, pembengkakan, atau ekungan dengan hal"hal yang tidak biasa (abnormal d osisi dan bentuk dari ekstrimitas (de!ormitas e osisi 'alan (gait, waktu masuk ke kamar periksa / Feel (palpasi ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi. ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan in!ormasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien. ang perlu diatat adalah: a erubahan suhu disekitar trauma (hangat dan kelembaban kulit. Capillary refill time ?ormal (3 % detik b Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat !luktuasi atau oedema terutama disekitar persendian ?yeri tekan (tenderness, krepitasi, atat letak kelainan (1#3 proksimal, tengah, atau distal
d Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, ben'olan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. &elain itu 'uga diperiksa status neuro5askuler. Apabila ada
ben'olan,
maka si!at
ben'olan perlu
dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya. ekuatan otot : otot tidak dapat berkontraksi (1, kontraksi sedikit dan ada tekanan waktu 'atuh (/, mampu menahan gra5itasi tapi dengan sentuhan 'atuh(3, kekuatan otot kurang (4, kekuatan otot utuh (%. ( -arpenito, 1999 3 Bo5e (pergerakan terutama lingkup gerak &etelah
melakukan
pemeriksaan
!eel,
kemudian
diteruskan
dengan
menggerakan ekstrimitas dan diatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. enatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat menge5aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. ;erakan sendi diatat dengan ukuran dera'at, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik * (posisi netral atau dalam ukuran metrik. emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas atau tidak. ergerakan yang dilihat adalah gerakan akti! dan pasi!. ( Ari! ButtaGin, /**8
9. emeriksaan 0iagnostik a. emeriksaan adiologi &ebagai penun'ang, pemeriksaan yang penting adalah HpenitraanI menggunakan sinar rontgen ( &inar J . Cntuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan / proyeksi yaitu A atau A dan lateral. 0alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang diari karena adanya superposisi. erlu disadari bahwa permintaan &inar " J harus atas dasar indikasi kegunaan. emeriksaan penun'ang dan hasilnya dibaa sesuai dengan permintaan. al yang harus dibaa pada &inar J mungkin dapat di perlukan teknik khusus, seperti hal hal sebagai berikut. ( Ari! ButtaGin, /**8 1 omogra!i: menggambarkan tidak satu struktur sa'a tapi struktur yang lain tertutup yang sulit di5isualisasi. ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur sa'a tapi pada struktur lain 'uga mengalaminya. / Byelogra!i: menggambarkan abang"abang sara! spinal dan pembuluh darah di ruang tulang 5ertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.
3 Arthrogra!i: menggambarkan 'aringan"'aringan ikat yang rusak karena ruda paksa. 4 -omputed omogra!i"&anning: menggambarkan potongan seara trans5ersal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b. emeriksaan $aboratorium 1 alsium &erum dan Fos!or &erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang. / Alkalin Fos!at meningkat pada kerusakan tulang dan menun'ukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang. Enim otot seperti reatinin inase, $aktat 0ehidrogenase ($0"%, Aspartat Amino rans!erase (A&, Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang 3 ematokrit dan leukosit akan meningkat ( Ari! ButtaGin, /**8 . emeriksaan lain"lain 1 emeriksaan
mikroorganisme
kultur
dan
test
sensiti5itas:
didapatkan
mikroorganisme penyebab in!eksi. / 6iopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih diindikasikan bila ter'adi in!eksi. 3 Elektromyogra!i: terdapat kerusakan konduksi sara! yang diakibatkan !raktur. 4 Arthrosopy: didapatkan 'aringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan. % 2ndium 2maging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya in!eksi pada tulang. ) B2: menggambarkan semua kerusakan akibat !raktur. ( Ari! ButtaGin, /**8