Laporan PBL Modul 1 Sulit berkemih Kelompok 7 Tutor: dr. Rusdi Effendi, SpKJ
Adeta Yuniza M Annisa Safitrie Choirul Anam Dwiana Rosida Irfan Aziz Ferdian Kriswindari K
2015730002 2015730011 2015730022 2015730032 2015730062 2015730074
Nadya Anis Multazam Nurul Amelia H Raischa Sekar R Ray Dermawan Sasqia Rakhmi L Yusman Malik
2015730100 2015730104 2015730108 2015730110 2015730119 2015730134
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
Kata pengantar Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kebesaran dan kehendak-Nya sehingga dapat diselesaikannya Tugas PBL ini. Shalawat beserta Salam kepada junjungan alam Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya,. Laporan ini merupakan kelengkapan bagi mahasiswa agar dapat memahami konsep masalah yang telah diberikan. Laporan ini dirancang sedemikian rupa agar materi yang akan disajikan ringkas tetapi jelas. Laporan ini juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Materi
modul ini disintesis disintesis dari berbagai berbagai sumber sumber baik dari pakar dan Buku yang telah telah
direkomendasikan. Modul ini disusun terutama untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen sebagai laporan hasil pleno dalam rangka studi kasus. Penulis telah berusaha untuk menyeleraskan kasus ini seringkas dan sejelas mungkin tetapi lengkap, serta mudah dipahami. Namun tiada gading yang tak retak Penulis juga menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar, bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan. kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar laporan ini menjadi lebih baik dan berdaya berdaya guna dimasa dimasa yang akan akan datang. Harapan penulis mudah-mudahan laporan yang sederhana ini benar-benar membuktikan bahwa pelajar dapat dapat berperan serta dalam pembangunan pembangunan kesehatan kesehatan masyarakat masyarakat pada kenyataan kenyataan sehari-hari dan bermanfaat bagi pembaca, rekan pelajar dan ibu pertiwi. Amin
Jakarta, 12 April 2017 Kelompok 7
Daftar isi Kata pengantar ............................................ ................................................................... ............................................. ............................................. .............................. .......2 Skenario ........................................... .................................................................. ............................................. ............................................ ......................................... ................... 4 Kata sulit .......................................... ................................................................. ............................................. ............................................ ......................................... ...................4 Kata atau kalimat kunci ......................................... ............................................................... ............................................. .......................................... ................... 4 Mind map........................................................ .............................................................................. ............................................ ............................................ ........................... ..... 4 Pertanyaan ........................................... ................................................................. ............................................ ............................................ ...................................... ................ 5 Pembahasan ............................................. ................................................................... ............................................ ............................................ .................................. ............ 6 1.
Jelaskan tentang te ntang anatomi dari sistem urogenital pada laki-laki! ................................ ................................ 6
2.
Jelaskan tentang histologi dari sistem sist em urogenital pada laki-laki! laki-l aki! ............................... ............................... 9
3.
Jelaskan tentang fisiologi dari sistem sis tem urogenital pada laki-laki! laki -laki! .............................. .............................. 14
4.
Penyakit apa saja yang memiliki gejala sulit berkemih? .......................................... .......................................... 22
5.
Apa saja saj a faktor yang menyebabkan sulit s ulit berkemih? ....................... .............................................. ......................... .. 23
6.
Jelaskan bagaimana patomekanisme dari sulit sul it berkemih menurut skenario! ........... 25
7.
Bagaimana hubungan antara demam dengan sulit berkemih yang terjadi pada
skenario? .......................................... ................................................................ ............................................ ............................................ .................................... .............. 26 8.
Bagaimana alur diagnosis pada skenario? ................................ ...................................................... ................................ .......... 27
9.
Jelaskan tentang DD1 (Fimosis)! ......................................... ............................................................... .................................... .............. 31
10.
Jelaskan tentang DD2 ( Balanitis)! .................................................. ....................................................................... ..................... 32
11.
Jelaskan tentang DD3 (Infeksi Saluran Kemih)! .................................................. .................................................. 33
12.
Bagaimana prevalensi dan epidemiologi penyakit pen yakit pada skenario s kenario ?...................... 37
Kesimpulan .......................................... ................................................................ ............................................ ............................................ .................................... .............. 38 Daftar pustaka............................................................ .................................................................................. ............................................. .................................... .............39
Skenario Seorang anak laki-laki usia 2 tahun, diantar kedua orangtuanya ke Rumah sakit dengan keluhan menangis setiap buang air kecil. Kencing menetes dan kadang-kadang disertai demam yang sudah dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Hari ini anak tersebut tidak bisa kencing. Tidak ada riwayat anggota keluarga mengalami keluhan seperti ini.
Kata sulit -
Kata atau kalimat kunci 1. Anak laki-laki usia 2 tahun 2. Keluhan utama tidak bisa kencing 3. Kencing menetes dan disertai demam sejak 5 hari yang lalu dan menangis ketika kencing 4. Riwayat penyakit keluarga,tidak ada yang menderita penyakit yang sama
Mind map
Pertanyaan 1. Jelaskan tentang anatomi dari sistem urogenital pada laki-laki! 2. Jelaskan tentang histologi dari sistem urogenital pada laki-laki! 3. Jelaskan tentang fisiologi dari sistem urogenital pada laki-laki! 4. Penyakit apa saja yang memiliki gejala sulit berkemih? 5. Apa saja faktor yang menyebabkan sulit berkemih? 6. Jelaskan bagaimana patomekanisme dari sulit berkemih menurut skenario! 7. Bagaimana hubungan antara demam dengan sulit berkemih yang terjadi pada skenario? 8. Bagaimana alur diagnosis pada skenario? 9. Jelaskan tentang DD1 (Fimosis)! 10. Jelaskan tentang DD2 ( Balanitis)! 11. Jelaskan tentang DD3 (Infeksi Saluran Kemih)! 12. Bagaimana prevalensi dan epidemiologi penyakit pada skenario?
Pembahasan 1. Jelaskan tentang anatomi dari sistem urogenital pada lakilaki! Terdiri dari organ reproduksi dan urinaria, yaitu organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.
1. Ginjal
-
Organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas.
-
Ginjal di bungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa.
-
Diluar kapsual fibrosa terdapat jaringan lemak da nada rongga perirenal yang di batasi oleh fasia gerota
-
Disebelah kranial ginjal terdapat kelenjar suprarenal,bersama – sama dengan ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia gerota.
-
Struktur ginjal di bagi 2, medulla dan korteks.
-
Fungsi ginjal untuk mrnyaring sisa hasil metabolism dari toksin dari darah, serta mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit tubuh, yang kemudian di buang melalui urin.
-
Persarafan melalui pleksus renalis yang seratnya berjalan lama dengan arteri renalis
2. Ureter
-
tabung kecil yang berfunsi mengalirkan urin dari pelvis ginjal ke dalam buli – buli
- pada orsng dewasa panjangnya 25 – 30 cm dan diameternya 3 – 4 cm yang dindingnya terdisi atas mukosa yang dilapisi sel transisional, otot polos sirkuler, dan otot polos longitudinal.
-
Kontraksi kedua otot polos itulah yang menyebabkan gerakan peristaltikuntuk mengalirkan urin.
3. Buli – buli
-
Terdiri dari 3 lapis otot detrusor yang saling beranyam, yakni (1) otot yang paling dalam adalah longitudinal, (2) yang ditengah otot sirkuler, (3) paling luar longitudinal.
-
Menampung urin pada dewasa 300 – 450 ml
-
Pada saat kosong terletak di simfisis pubis dan pada sadar penuh berada di atas simfisis.
-
Buli – buli mendapatkan vaskularisasi dari cabang arteria iliaka interna, yakni arteria vesikalis superior, yang menyilang di depan ureter.
-
System vena dari buli – buli bermuara ke dalam vena iliaka interna.
4. Uretra
-
Tabung yang menyalurkan urin dari buli – buli
-
Pada pria uretra di bagi 2 ada posterior dan anterior.
-
Perbesaran antara uretra dengan buli – buli terdapat Sfingter uretra yang terdiri atas otot polos yang dipersarafai oleh sistem simpatetik dimana saat buli – buli
penuh maka Sfingter terbuka. 5. Kelenjar Prostat
-
Mengandung kolesterol, garam eospolipid, untuk kelangsungan hidup sperma.
-
Terdiri dari beberapa zona, yaitu zona perifer, zona sentral, zona fransisional, zona prespropastik sfingter, zona anterior.
-
Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu cairan ejakulasi.
6. Testis
- Normalnya ada 2 di dalam skrotum kanan dan kiri -
Terbungkus oleh jaringan tunika
-
Tiap lobus terdapat tubulus seminiferi, di dalam tubulus seminifri terdapat sel spermatogonia dan sel Sertoli sedangkan di antara tubuli semiferni terdapat sel Leydig.
7. Epididimis
-
terdiri dari kaput, korpus, kauda epididimis.
8. Vas defrens
-
Otot polos pendapatan persarafan simpatetik sehingga dapat berkontraksi menyalurkan sperma ke ureter posterior
9. Vesikula Seminalis
-
Menghasilkan cairan fruktosa untuk nutrisi pada sperma.
10. Penis
-
Terdiri atas 3 korpora berbentuk silindris, yaitu 2 buah korpora kavernosa yang berada di sebelah ventralnya dan 1 korpus spongiosum.
2. Jelaskan tentang histologi dari sistem urogenital pada lakilaki! 1. GINJAL a. Korteks
Keterangan : 1. Tubulus kontortus proksimalis viseral 2. Tubulus kontortus distalis 3. Kapsula Bowman pars parietal
4. Kapsula Bowman pars 5. Kavum Bowman 6. Glomerulus
b. Medula
1.
2.
Pars desenden Ansa henle (segmen tebal) (segmen tipis) Pars asenden Ansa Henle (segmen tebal)
3. Ansa Henle 4. Duktus koligens
2. URETER
1. Epitel Transisional
4. Tunika muskularis sirkularis
2. Lamina propia 3. Tunika Muskularis longitudinalis
5. Tunika Adventitia
3. KANDUNG KEMIH
1. Epitel transisisonil
2. Lamina propria (mengandung jaringan fibrioelastis / padat) 3. Lamina propria (mengandung jaringan ikat jarang / longgar) 4. TESTIS 1. Tubulus seminiferus 2. Spermatogenesis 3. Sifat Klonal Sel Benih Pria
4. 5. 6.
Spermiogenesis Sel sertoli Jaringan Intrastitiel
Tubulus seminiferus: Sel Sertoli dan spermatogenesis.
Pada dua potongan melintang tubulus seminiferus yang tampak, sebagian besar jenis sel terkait dapat terlihat. Di luar tubulus terdapat sel mioid (M) dan fibroblas (F). Di dalam dekat membran basal terdapat banyak spermatogonia yang mencolok, sel kecil yang membelah secara mitosis tetapi membentuk populasi yang mengalami meiosis. Sel meiotik tumbuh dan mengalami sinapsis kromosomal menjadi spermatosit primer (PS), yang terhenti selama 3 minggu pada profase pembelahan meiosis pertama; selama masa ini terjadi rekombinasi. Spermatosit primer merupakan sel spermatogenik terbesar dan biasanya banyak dijumpai pada semua iingkat di antara membran basal dan lumen" Masing-masing membelah membentuk spermatosit sekunder, yang jarang terlihat pada sediaan karena selsel ini segera mengalami pembelahan meiosis kedua dan membentuk dua spermatidhaploid. Spermatid bundar (RS) yang baru terbentuk berdiferensiasi dan kehilangan volumenya
menjadi spermatid panjang (LS) dan akhirnya menjadi sel sperma yang motil dan sangat khusus. Semua tahap spermatogenesis dan spermiogenesis terjadi dengan sel yang berhubungan erat dengan permukaan sel Sertoli (SC) yang berdekatan dan menjalankan sejumlah fungsi penunjang. Kedua gambardengan perbesaran 750x. Spermiogenesis
Spermiogenesis merupakan tahap akhir produksi sperma dan merupakan proses transformasi spermatid menjadi spermatozoa, yaitu selyang sangat dikhususkanuntuk menyampaikan DNA pria kepada ovum. Tidak terjadi pembelahan sel selama proses ini berlangsung.
Jaringan Interstisial
Jaringan interstisial testis merupakan temPat produksi androgen. Ruang di antara tubulus seminiferus terisi oleh jaringan ikat yang mengandung sel mast, makrofag, saraf, pembuluh darah dan limfe, termasuk kapiler bertingkap. Selama pubertas, sel interstisial, atau sel Leydig, menjadi jelas sebagai sel bulat atau poligonal dengan inti di pusat dan sitoplasma eosinofilik dengan banyak tetes lipid halus.
5. DUCTUS INTRATESTICULARIS
Duktus genital intratestis adalah tubulus lurus (tubuli recti), rete testis, dan ductuli efferentes
Duktus-duktus tersebut membawa spermatozoa dan cairan dari tubulus
seminiferus ke ductus epididymidis. •
Tubulus rectus dan rete testis
R : Rete testis CT: connective tissue (jaringan ikat mediastinum) (pembuluh darah) T: Tubulus (lurus pendek)/tubulus rectus
S: tubulus Seminiferus V:
Blood
vessel
Rete testis dan ductuli efferentes
E: ductuli Efferentes
R: Rete testis
CT: connective tissue (jaringan ikat mediastinum)
V: Blood vessel (p. Darah)
6. DUCTUS GENITAL EKSKRETORIK
Duktus genital ekskretorik mencakup ductus epididymidis, ductus deferens (vas deferens), dan uretra. •
Ductus Epididymidis
TV: Tunica Vaginalis DE: Ductus Epididymidis
B: sel basal kecil SM: Smooth Muscle (otot polos)
V: Blood vessel (pembuluh darah)
Ductus deferens (vas deferens)
M: Mukosa
A: Tunuka Adventitiaa
L-SM: Longitudinal-Smooth Muscle
E: Lapisan Epitel tebal
C-SM: Circularly-Smooth Muscle
LP: Lamina Propria
7. PENIS
Komponen utama penis adalah tiga massa silindris dari jaringan erektil, dan urethra penis, yang terbungkus kulit.
Dua di antara silinder-silinder ini terdapat corpora
cavernosa yang terletak di dorsal
Uretra penis
UG: Urethra gland (kelenjar uretra)
CC: Corpora Cavernosa
PU: Penis urethra (uretra penis)
HA: Heliciane
CS: Corpus Spongiosum
TA: Tunika Albuginea
3. Jelaskan tentang fisiologi dari sistem urogenital pada lakilaki! GINJAL Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peri tubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula. Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur. Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka ta mpak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1.Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal. 2.Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses. 3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria). b. Fungsi Ginjal:
1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna). 3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi. 4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa. c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :
1. Tes untuk protein albumin Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine. 2. Mengukur konsentrasi urenum darah Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di at as kadar normal (20 – 40) mg%. 3. Tes konsentrasi Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenisnya naik. d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
Peredaran Darah Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior. Persyarafan Ginjal Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas
ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari : a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik. 3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate. 2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus. 3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Proses Miksi (Rangsangan Berkemih). Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki – laki terdiri dari : 1. Uretra Prostaria 2. Uretra membranosa 3. Uretra kavernosa Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi. C. Urine (Air Kemih)
1. Sifat – sifat air kemih - Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya. - Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. - Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya. - Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak. - Baerat jenis 1.015 – 1.020. - Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam). 2. Komposisi air kemih
- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air - Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin - Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat - Pigmen (bilirubin, urobilin) - Toksin - Hormon 3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali. 4. Tahap – tahap Pembentukan Urine
a. Proses filtrasi Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja. b. Proses reabsorpsi Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis. c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. 4. Mikturisi Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. 5. Ciri – ciri Urine Normal Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.
4. Penyakit apa saja yang memiliki gejala sulit berkemih? Penyakit dengan Keluhan Sulit Berkemih 1. Fimosis Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) keproksimal sampai kekorona glands. Pada usia 3-4 tahun, penis tumbuh dan berkembang. Epitel prepusium menghasilkan debris yang mengumpul didalam prepusium dan memisahkan prepusium dari glans penis. Ereksi berkala menyebabkan prepusium dilatasi sehingga terjadi retraksi dan dapat ditarik ke proksimal. Fimosis dapat menyebabkan gangguan aliran urine berupa sulit kencing, pancaran urine mengecil, menggembungnya ujung prepusium penis, dan meninmbulkan retensi urine. 2. Balanopostitis Balanopostitis disebabkan oleh bakteri ataupun kandida dan iritasi dari iritan eksterna. Sering terjadi pada anak-anak 2-5 tahun karena higine kurang baik. Inflamasi mukosa permukaan pada prepusium yang terjadi secara akut dan kronik. Seringkali adanya iritasi, kemerahan, eksdat, dan edema glans.
3. Infeksi Saluran Kemih Bagian Bawah a. Sistitis Akut Disebabkan karena inflamasi pada mukosa buli-buli yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke buli-buli terutama uretra. Bakterinya berupa E. coli, Enterococci, Proteus dan Staphylococcus aureus. Nyeri yang disebabkan pada sistitis ini karena kontraksi buli-buli. b. Prostatitis Disebabkan karena inflamasi pada kelenjar prostat yang bisa disebabkan oleh bakteri atau non-bakteri. Bakteri pada prostatitis biasanya adalah E. coli, Proteus spp, Klebsiella spp, Pseudomonas spp, enterobacter spp, Serratia spp. Pasien dengan prostatitis bakterial akut tampak demam, meninggigil, sakit daerah perineal dan mengeluh adanya gangguan miksi.
5. Apa saja faktor yang menyebabkan sulit berkemih?
Secara garis besar penyebab kesulitan berkemih dapat diklasifikasi menjadi 5 jenis yaitu; akibat : 1. Obstruksi, Obstruksi pada saluran kemih bawah dapat terjadi akibat faktor intrinsik, atau faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal dari sistem saluran kemih dan bagian yang mengelilinginya seperti pembesaran prostat jinak, tumor buli-buli, striktur uretra, phimosis, paraphimosis, striktur uretra, karsinoma prostat, batu uretra, dan lainn ya. Sedangkan faktor ekstrinsik, sumbatan berasal dari sistem organ lain, contohnya jika terdapat massa di saluran cerna yang menekan leher buli-buli, sehingga membuat kesulitan berkemih. Dari semua penyebab, yang terbanyak adalah akibat pembesaran prostat jinak. 2. Infeksi Penyebab kedua akibat infeksi yang menghasilkan peradangan, kemudian te rjadilah edema yang menutup lumen saluran uretra. Reaksi radang paling sering terjadi adalah prostatitis akut, yaitu peradangan pada kelenjar prostat dan menimbulkan pembengkakan pada kelenjar tersebut. Penyebab lainnya adalah uretritis, infeksi herpes genitalia, batu uretra, vulvovaginitis, dan lain-lain. 3. Faktor trauma. Penyebab terakhir adalah akibat trauma atau komplikasi pasca bedah. Trauma langsung yang paling sering adalah straddle injury, yaitu cedera dengan kaki mengangkang, biasanya pada anak-anak yang naik sepeda dan kakinya terpeleset dari pedalnya, sehingga jatuh dengan uretra pada bingkai sepeda. 3. Neurologi Secara neurologi kesulitan berkemih dapat terjadi karena adan ya lesi pada saraf perifer, otak, atau sumsum tulang belakang.. Kerusakan terjadi pada saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian atau seluruhnya. Lesi ini bisa menyebabkan kelemahan otot detrusor dan inkoordinasi otot detrusor dengan sfingter pada uretra.
5. Farmakologi Obat yang menggunakan bahan anti kolinergik, seperti trisiklik antidepresan, dapat membuat kesulitan berkemih dengan cara menurunkan kontraksi otot detrusor pada bulibuli. Obat-obat simpatomimetik(adregenik), seperti dekongestan oral, juga dapat menyebabkan kesulitan berkemih dengan meningkatkan tonus alpha-adrenergik pada prostat dan leher bulibuli. Dalam studi terbaru obat anti radang non steroid ternyata berperan dalam pengurangan kontraksi otot detrusor lewat inhibisi mediator prostaglandin.
6. Jelaskan bagaimana patomekanisme dari sulit berkemih menurut skenario!
Patofisiologi phimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir, karena terdapat adesi alamiah antara preputium dengan glans penis. Sampai usia 3-4 tahun, penis tumbuh dan berkembang. Debris yang dihasilkan oleh epitel preputium (smegma) mengumpul di dalam preputium dan perlahan-lahan memisahkan preputium dengan glans penis. Smegma terjadi dari sel-sel mukosa preputium dan glans penis yang mengalami deskuamasi oleh bakteri yang ada di dalamnya. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat preputium terdilatasi perlahan-lahan sehingga preputium menjadi retraktil dan dapat di tarik kearah proksimal. Pada usia 3 tahun, 90% preputium sudah dapat diretraksi. Pada sebagian anak, preputium tetap lengket pada glans penis, sehingga ujung preputium mengalami penyimpangan dan akhirnya dapat mengganggu fungsi miksi. Biasanya anak menangis dan pada ujung penis tampak menggelembung. Air kemih yang tidak lancar, kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang tidak dapat di duga. Kalau sampai terjadi infeksi, anak akan menangis setiap buang air kecil dan dapat pula di sertai demam. Ujung penis yang tampak menggelembung di sebabkan oleh adanya penyempitan pada ujung preputium karena terjadi perlengketan dengan glans penis yang tidak dapat di tarik ke arah proksimal. Adanya penyempitan tersebut menyebabkan terjadi gangguan aliran urine pada saat miksi. Urine terkumpul di ruang antara preputium dan glans penis, sehingga ujung penis tampak menggelembung.
7. Bagaimana
hubungan
antara
demam
dengan
sulit
berkemih yang terjadi pada skenario? Berawal dari Fimosis yaitu, prepusium penis yang tidak dapat di retraksi ke proksimal sampai ke korona glandis. Pada Fimosis Kongenital akan ditemukan fenomena Balloning dimana berkembangnya ujung prepusium penis akibat adanya desakan pancaran air seni yang tidak diimbangi dengan besarnya lubang pada ujung prepusium penis. Karena adanya fenomena ini maka akan menyebabkan gangguan aliran urin berupa sulit kencing. Jika ditambah dengan hygiene yang kurang bersih maka akan semakin bertambahnya penumpukan bakteri pada bagian yang mengembang dan terjadilah Infeksi yang akan menyebabkan demam.
8. Bagaimana alur diagnosis pada skenario?
Anamnesis
1. Keluhan Utama : Tidak bisa berkemih 2. Riwayat Penyakit Sekarang
Onset dan durasi keluhan utama : Sejak kapan? Warna dan jumlah urin? Ada batu/tidak? Kencing berpasir, hematuria.
Gejala lain yang berhubungan : nyeri saat buang air kecil, demam, nyeri abdomen, mual, nyeri pinggang.
3. Melakukan anamnesis yg berkaitan dgn sistem
Nyeri : ginjal, buli-buli, Perineam, Testis Keluhan miksi : Gejala storage (iritasi) Frekuensi/poliuria, nokturia, disuria Gejala voiding (obstruksi) : Hesitansi, kencing mengedan, pancaran lemah, pancaran kencing bercabang, wanita kencing prepusium melembung, pancaran kencing terputus Gejala pasca miksi Akhir kencing menetes, kencing tidak puas, terasa ada sisa kencing
Perubahan warna urin : Hematuria, pyuria, warna coklat
Sistem ginjal : oliguria, poliuria, anoreksia, mual, muntah, cegukan, insomnia, gatal, oedema
Sistem reproduksi : disfungsi seksual, buah zakar tak teraba, membengkak penis bengkok
4. Menggali Riwayat Penyakit Dahulu 5. Riwayat Penyakit Keluarga : Penyakit yang di derita menyebabkan gangguan susah buang air kecil
6. Riwayat Imunisasi 7. Riwayat Kelahiran 8. Riwayat Psikososial : Makan jengkol/pete/jeroan? Sedang menggunakan obat/tidak? 9. Riwayat Pengobatan dan Alergi
Pemeriksaan Fisik Ginjal
Inspeksi Pemeriksaan inspeksi daerah pinggang dimulai dengan dengan meminta pasien
duduk relakss dengan membuka penutup pakaian pada daerah perut sebelah atas. Perhatikan Apakah ada pembesaran asimetri pada daerah pinggang/abdomen. Pembesaran mungkin karena tumor, hidronefrosis, abses paranefrik.
Palpasi ginjal dilakukan secara bimanual dengan memakai dua tangan. Tangan kiri diletakkan di sudut kosto-vertebra agar mengangkat ginjal ke atas, tangan kanan meraba ginjal di bawah arcus costa. Pd bayi dilakukan dengan meletakan ibu jari di anterior dan keempat jari disebelah posterior pada sudut kosto vertebra.
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan ketokan pada sudut kosto-vertebra. Terasa nyeri pd perkusi apabila tdpt pembesaran ginjal atau tumor ginjal
Auskultasi, suara bruit pada saat auskultasi di daerah epigastrium atau abdomen sebelah atas patut dicurigai adanya stenosis arteria renalis
Pemeriksaan Buli-buli
Pada buli-buli normal sulit untuk diraba, kecuali jika sudah terisi urine paling sedikit 150 mL. Diperhatikan adanya benjolan/massa. Massa di daerah suprasimf isis merupakan tumor ganas buli-buli/retensi urin. Pada palpasi dan perkusi dapat ditentukan batas atas buli-buli. Sering
kali dengan inspeksi terlihat buli-buli yang terisi penuh hingga
melewati batas atas umbilikus.
Pemeriksaan bimanual pada bulibuli dibawah pembiusan dilakukan untuk menentukan ekstensi dan mobilitas tumor buli-buli setelah reseksi. Pada pasien wanita palpasi bimanual delakukan dengan menekan buli-buli memakai tanganyang diletakkan di atas abdomen dan jari dari tangan yang lain pada vagina. Pada pria, tangan satu pada abdomen dan jari tangan lain mengangkat buli-buli melalui colok dubur. Pemeriksaan Genitalia Eksterna
Jika pasien blm sirkumsisi prepusisium harus diretraksi ke proksimal. Diperhatikan kemungkinan adanya kelainan pd penis/uretra. Antara lain: mikropenis, makropenis, hipospadia, korda, epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna, fimosis, fisel uretrokutan, dan ulkus tumor penis. Pemeriksaan Skrotum dan isinya
Apakah ada pembesaran skrotum/nyeri atau hipoplasi kulit skrotum yg dijumpai pd kriptorkismus . untuk membedakan antara massa padat dan massa kistus yang terdapat pada isi skrotum, dilakukan pemeriksaan transiluminasi pada isi skrotum. Pemeriksaan transiluminasi dilakukan pada tempat gelapdan menyinari skrotum. Jika isi skrotum tampak terawang berati berisi cairan kistus dan dikatakan sebagai transiluminasi positif. Colok dubur (Rectal toucher)
Pada pemeriksaan colok dubur yang dinilai adalah -tonus ani&refleks bulbokavernous -kemungkinan adanya massa di lumen rektum -menilai keadaan prostat Penilaian refleks bulbokavernous dilakukan dengan cara merasakan adanya refleks jepitan pada sfingter ani pada jari akibat rangsangan sakit yang kita berikan pada glands penis atau klitoris. Pada wanita yg sudah berkeluarga , perlu juga diperiksa colok vagina guna melihat kemungkinan adanya kelainan di dalam alat kelamin wanita antara lain massa di serviks, darah di vagina, atau massa di bulibuli. Pemeriksaan neurologi
Untuk mencari kemungkinan adanya kelainan neurologik yang mengakibatkan kelainan pada sistem urogenitalia, seperti lesi motor neuron atau lesi saraf perifer yang merupakan peyebab dari bulibuli.
9. Jelaskan tentang DD1 (Fimosis)! DEFINISI: Prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal s ampai ke korona glandis ETIOLOGI:
Pada bayi laki-laki baru lahir karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.
Pada fimosis kogenital karena terbentuknya jaringan parut di prepusium.
GEJALA KLINIS
Benjolan lunak di ujung penis (korpus smegma)
Gangguan aliran urin berupa sulit kencing, pancaran urin mengecil
Hygine lokal yang kurang bersih menjadikan infeksi pada preputium
Bayi menangis dan mengejan pada saat BAK karena timbul rasa sakit .
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tes urin dan tes darah (kultur) untuk menentukan infeksi dan apakah ada glukosa dalam urin. PENATALAKSANAAN
-Steroid topical (hydrocortisone 2.5%, betamethasone 0.05%, tria mcinolone 0.01%)
-Streching
-Surgical Method (Circumcision)
KOMPLIKASI
Akumulasi secret dan smegma di bawah prepusium dapat menimbulkan jaringan parut
Pada kasus berat mengakibatkan retensi urin
Penarikan prepusium secara paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa nyeri dan pembengkakkan glans penis yang disebut parafimosis
Timbul infeksi pada ureter menimbulkan kerusakan pada ginjal
Faktor risiko terjadinya kanker penis
10.
Definisi
Jelaskan tentang DD2 ( Balanitis)!
Balanitis adalah penyakit inflamasi pada ujung penis. Kebanyakan penyakit ini terjadi pada pria yang tidak melakukan sunat Epidemiologi 3-11 % anak laki-laki Etiologi - Infeksi candida albicans - Infeksi seks menular Gejala klinis - Edema - Kemerahan - Gatal dan berbau - Nyeri Penatalaksanaan - Metronidazole 400 mg 1x/hari - Co – amoxoclav 375 mg 1x/hari
11.
Jelaskan tentang DD3 (Infeksi Saluran Kemih)!
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DEFINISI
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.Infeksi ini melibatkan ginjal, ureter, bulibuli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin.
KLASIFIKASI
1. ISK Bawah
Sistitis akut adalah radang selaput mukosa kandung kemih (Vesica urinaria) yang timbulnya mendadak,bisa ringan dan sembuh spontan (self-limited disease) atau berat di sertai penyulit infeksi saluran kemih atas (pielonefritis akut).
Sistitis kronis adalah radang kandung kemih yang menyerang berulang-ulang (recurrent attact of cystitis) dan dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau penyulitpenyulit dari saluran kemih bagian atas dan ginjal.
Urethritis adalah infeksi/inflamasi dari urethra,bisa terjadi pada laki-laki yang disebabkan sexually transmitted disease dan wanita bisa timbul karena acut urethral syndrome.
Prostatitis adalah inflamasi dari glandula prostat
Epididimytis adalah inflamasi dari epididimis.
Orchitis adalah inflamasi dari 1 atau 2 testis pada la ki-laki yang biasanya disebabkan oleh bakteri.
2. ISK Atas.
Pielonefritis akut adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan interstitial, sekundermengenai tubulus, dan akhirnya dapat mengenai kapiler glomerulus disertai manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainankelainan radiologic.
Pielonefritis kronis adalah kelainan jaringan interstitial (primer) dan sekunder mengenai tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan dengan bakteriuria
(immediate atau late effect) dengan atau tanpa bacteriuria dan selalu disertai kelainan-kelainan radiologic (pielonefritis bacterial kronik), mungkin terjadi lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik
SISTITIS
Definisi
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh menyebarnyainfeksi dari uretra (Brunner & Suddarth, 2002).Sistitis adalah infeksi kandung kemih (Lyndon Saputra, 2009). Sistitis (cystitis) adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri. Sistitis merupakan inflamasi kandung kemih yang disebabkan oleh penyebaraninfeksi dari uretra (Nursalam & Fransisca, 2009)
EtiologiPenyebab dari sistitis antara lain: (Lyndon Saputra, 2009).
Pada wanita, kebanyakan infeksi kandung kemih diakibatkan oleh infeksiascenden yang berasal dari uretra dan seringkali berkaitan dengan aktivitasseksual
Pada pria, dapat diakibatkan infeksi ascenden dari uretra atau prostat tetapiagaknya lebih sering bersifat sekunder terhadap kelainan anatomik dari traktusurinarius.
Mungkin
berkaitan
dengan
kelainan kongenital
traktus
genitourinarius,
seperti“bladder neck obstruction”, stasis urine, refluks ureter, dan “neurogenic bladder”.
Lebih sering terjadi pada penderita diabetes
Dapat meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi atau diafragmayang tidak terpasang dengan tepat.
Kateterisasi urine mungkin menyebabkan infeksi
Patofisiologi Sistitis
Merupakan
asending
infection
dari
saluran
perkemihan.
Pada wanita
biasanya berupa sistitis akut karena jarak uretra ke vagina pendek (anatomi), kelainan periuretral,rektum (kontaminasi) feses, efek mekanik coitus, serta infeksi kambuhan organisme gramnegatif dari saluran vagina, defek terhadap mukosa uretra, vagina, dan genital eksternamemungkinkan organisme masuk ke vesika perkemihan. Infeksi terjadi mendadak akibatflora (E. coli) pada tubuh pasien.Pada laki-laki abnormal, sumbatan menyebabkan striktur uretra dan hiperplasi prostatik (penyebab yang palin sering terjadi). Infeksi saluran kemih atas penyebab penyakitinfeksi kandung kemih kambuhan (Nursalam & Fransisca, 2009).
Gambaran klinis Reaksi inflamasi menyebabkan mukosa buli-buli menjadi kemerahan (eritema), edema, dan hipersensitifitas, sehingga jika buli-buli terisi urin, akan mudah terangsang untuk segera berkontraksi, hal ini menimbulkan gejala frekuensi. Kontraksi buli-buli akan menyebabkan rasa sakit/nyeri di daerah suprapubik, dan mukosa buli-buli mudah berdarah dan menimbulkan hematuria. Tidak seperti gejala pada infeksi saluran kemih sebelah atas, sistitis jarang disertai dengan demam, mual,muntah,badan lemah, jika disertai hal-hal tersebut disertai nyeri pinggang bisa dicurigai infeksi sal uran kemih bagian atas. Rinalisis
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan urin berwarna keruh, berbau dan pada urin terdapat piuria,hematuria dan bakteriuria. Kultur urin sangan penting untuk mengetahui jenis kuman penyebab infeksi.
Terapi Antibiotik
Nitrofurantoin
Jangka pendek (1-3 hari)
Trimetroprimsulfametoksazol
Untuk membunuh mikroba yang ada di dalam saluran kencing, dengan efek samping resistensi antibiotik.
Ampisilin
Antikolinergik
Propantheline bromide
Untuk
mencegah
hiperiritabilitas
buli-buli Antiseptik
Fenazopiridin hidroklorida
Sebagai antiseptik saluran kemih
Prinsip manajement ISK bawah (salah satunya Sistitis) meliputi istirahat yang cukup, intake cairan yang cukup, antibiotik yang adekuat.
12.
Bagaimana prevalensi dan epidemiologi penyakit
pada skenario ?
Kesimpulan
Menurut diskusi kelompok kami, dan gejala yang didapat pada skenario yaitu anak laki-laki usia 2 tahun dengan keluhan tidak bisa kencing didahului oleh keluhan menangis saat buang air kecil, kencingnya menetes dan kadang-kadang disertai demam sejak 5hari yang lalu. Kami menyimpulkan diagnosis sementara yang paling mendekati adalah fimosis, tetapi masih dibutuhkan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.