PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KROMATOGRAFI KERTAS I.
JUDUL PERCOBAAN
: Kromatografi Kertas
II.
TANGGAL PERCOBAAN
: Sabtu, 10 Maret 2018
III.
TUJUAN PERCOBAAN
:
1.
Untuk mengetahui cara pemisahan pigmen warna dari tinta dengan menggunakan metode kromatografi kertas.
2. Untuk mengetahui pengaruh jenis tinta terhadap perubahan hasil percobaan kromatografi kertas. 3. Menentukan R f f suatu suatu senyawa. IV. TINJAUAN PUSTAKA
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Kromatografi konvensional fasa geraknya berwujud cair dan fasa diam berwujud padat atau cair. Dengan kemajuan teknologi, fasa gerak tidak selalu cair. Fasa gerak untuk kromatografi modern lebih bervariasi, bisa berwujud gas, cair atau fluida (Hendayana, 2006). Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Twest (1906) seorang ahli botani dari Rusia. Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi differensial komponen sampel diantara dua fase. Menurut pengertian ini kromatografi selalu melibatkan dua fase, yaitu fase diam (st ationary phase) dan fase gerak (gerak phase). Fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben), sedangkan fase gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut, atau gas pembawa yang inert. Gerakan fase gerak ini mengakibatkan terjadinya migrasi differensial komponen dalam sampel (Soebagio, dkk., 2004). Kromatografi kertas adalah metode pemisahan dengan kerja dua fase yaitu fase diam dan fase gerak yang hasil kerja kedua fase ini berupa rambatan warna yang dapat terlihat pada kertas kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan antar totolan dari sampel dan totolan dari baku (Triwahyuni dan Susilawati, 2003).
1
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
Kromatografi adalah metode fisika untuk pemisahan dalam komponen-komponen yang akan diditribusikan antara dua fase, salah satunya merupakan lapisan stasioner dengan permukaan yang luas dengan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir lambat (perkolasi) menembus atau sepanjang lapisan stasioner. Dalam semua teknik kromatografi, zat terlarut yang dipisahkan beremigrasi sepanjang satu kolom dan tentu saja dasar pemisahan terletak berbeda-beda laju migrasi untuk zat terlarut yang berlainan (Underwood, 1994). Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana, mudah dan murah. Jenis kromatografi ini terutama banyak digunakan untuk identifikasi kualitatif walaupun untuk analisis kuantitatif juga dapat dilakukan. Fasa diam dalam kromatografi berupa air yang terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik nonpolar. Berdasarkan kedua hal itu kromatografi kertas dapat digolongkan kedalam kromatografi partisi. Dalam kromatografi kertas fasa gerak merembes kedalam kertas karena efek kapiler. Rembesan fasa gerak pada kertas karena dapat dilakukan dengan teknik menaik (ascending) atau dengan teknik menurun (descending). Pelaksanaan pemisahan dengan metode kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap penotolan cuplikan, tahap pengembangan dan tahap identifikasi atau penampakan noda. Kromatografi kertas sangat berguna untuk pemisahan zat anorganik, organik dan biokimia dalam jumlah yang sedikit. Kromatografi kertas terbukti sangat berharga dalam biokimia dimana seringkali dijumpai sampel kecil dan kompleks. Pada tahap penampakan noda atau identifikasi. Jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rfnya. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen (fasa gerak) Beberapa sifat fisika umum dari molekul yang dipakai sebagai sampel teknik pemisahan kromatografi adalah: 1. Kecenderungan molekul untuk teradsorpsi oleh partikel-partikel padatan yang halus. 2. Kecenderungan molekul untuk melarut pada fase cair.
2
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
3. Kecenderungan molekul untuk teratsir. Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan dengan proses berlipat ganda, artinya selama proses berlangsung terjadi berulang kali kontak adsorbsi; atau partisi dari komponen-komponen yang dipisahkan (Mulja, 1994). Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik – teknik yang sama dengan kromatografi lapisan tipis, tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi cair-cair yang fase diamnya hanya berupa air yang diadsorpsikan pada kertas. Teknik sangat sederhana dengan menggunakan lembaran selulosa yang mengandung kelembaban tertentu. Totolan kecil cuplikan pada sekitar 3 cm dari satu pinggiran kertas. Lembaran yang telah diberi totolan dimaukan kedalam bejana pengembang. Pada kromatografi kertas ini harus dicegah hilangnya kelembaban air dan dijaga agar atmosfer dalam bejana selalu jenuh dengan fasa gerak. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran zat-zat yang komponen-komponen yang akan dipisahkan, didistribusikan antara dua fase yaitu fase stasioner (fase diam) dan fase mobil (fase bergerak). Fase stasioner cenderung menahan komponen dalam campuran sedangkan fase bergerak cenderung menghanyutkannya. Pada kromatografi kertas, kertas saring berperan sebagai fase stasioner sedangkan pelarut berperan sebagai fase bergerak. Jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga R fn ya. Harga R f dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen (fasa gerak) (Soebagio, dkk., 2004). Faktor retensi (R ƒ) didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh zat terhadap jarak tempuh pelarut. Nilai R ƒ biasanya dinyatakan dalam desimal, dengan dua angka di belakang koma. Jika nilai R ƒ suatu larutan adalah nol, solut tetap berada pada fasa diam dan oleh karenanya tidak bergerak. Jika nilai R ƒ = 1 artinya solut tidak mempunyai afinitas terhadap fasa diam dan bergerak sesuai dengan gerakan pelarut hingga garis depan. Untuk menghitung nilai R ƒ, ukur jarak tempuh zat dibagi dengan jarak tempuh
3
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
pelarut (seperti telah disebutkan sebelumnya). Sebagai contoh, jika zat bergerak sejauh 9,9 cm dan garis depan pelarut bergerak sejauh 12,7 cm, maka
nilai faktor
retensinya
adalah
9,9/12,7
=
0,779
atau
0,78.
Nilai R ƒ bergantung pada temperatur dan pelarut yang digunakan dalam percobaan, oleh karena itu, beberapa pelarut menghasilkan beberapa nilai R ƒ untuk campuran senyawa yang sama (Wikipedia). V.
VARIABEL PERCOBAAN :
A. Variabel Kontrol
: Jenis kertas, volume air, ukuran kertas, jenis
eluen (air garam), volume eluen. B. Variabel Manipulasi
: Jenis tinta
C. Variabel Respon
: Noda warna yang akan terbentuk.
VI. ALAT DAN BAHAN A. Alat:
1. Gelas 2. Lidi 3. Gunting B.
Bahan:
1. Tinta spidol 2. Tinta bolpoin 3. Tinta Henna 4. Tinta stabilo 5. Kertas saring 6. Air 7. Garam
4
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS VII. ALUR PERCOBAAN
Air Garam - dimasukkan ke dalam gelas.
Kertas saring - diukur dengan menggunakan penggaris (p = 14 cm dan l = 4 cm) - diberikan tanda batas bawah = 1,5 cm dari bawah dan batas atas = 9 cm dari bawah. - pada garis batas bawah diberi titik noda dari sampel.
- dipasang dengan ujung yang ada tanda berada di air tetapi jangan sampai tanda tersebut tercelup air. - diamati perubahan pada tanda tinta hingga air garam naik tepat pada tanda batas atas. - diulangi percobaan dengan jenis tinta yang berbeda.
Noda warna
5
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS VIII. HASIL PENGAMATAN
No. Perc 1.
Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan
Sebelum
Tinta Spidol
Air Garam
Kertas saring
- dimasukkan ke
- diukur dengan menggunakan
dalam gelas.
penggaris (p = 14 cm dan l = 4 cm) - diberikan tanda batas bawah = 1,5 cm dari bawah dan batas - pada garis batas bawah diberi titik noda dari tinta spidol
Warna akan memisah Komponen
dalam
berwarna.
saring
menjadi
dapat
Garam
menjadi
ungu,
berbentuk
kuning,
orange,
serbuk kristal
merah, dan biru.
orange, merah, dan
Tanda
memanjang
biru dengan panjang
putih.
sejauh 7,5 cm pada
7,5 cm pada kertas
Kertas saring
kertas saring.
saring.
tidak
berwarna - dipasang dengan ujung yang ada tanda berada
Kesimpulan
Tanda pada kertas
Air
berwarna
atas = 9 cm dari b awah.
Dugaan/Reaksi
Sesudah
berubah
warna.
beberapa tinta
spidol
terurai
menjadi
warna ungu, kuning,
R f =
putih.
di air tetapi jangan sampai tanda tersebut tercelup air. - diamati perubahan pada tanda tinta hingga air garam naik tepat pada tanda batas atas.
Noda warna
6
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
2.
Tinta Bolpoin
Air Garam
Kertas saring
- dimasukkan ke
- diukur dengan menggunakan
dalam gelas.
penggaris (p = 14 cm dan l = 4 cm) - diberikan tanda batas bawah =
tidak
atas = 9 cm dari bawah. - pada garis batas bawah diberi
Tanda pada kertas Warna akan memisah Komponen berubah menjadi
dalam
beberapa tinta bolpoin dapat
berwarna.
saring
Garam
menjadi hitam dan warna.
terurai
menjadi
berbentuk
ujungnya kebiruan.
warna
hitam dan
Tanda
ujungnya
serbuk kristal
1,5 cm dari bawah dan batas
titik noda dari tinta bolpoin.
Air
memanjang
kebiruan.
berwarna
sejauh 0,3 cm pada
dengan panjang 0,3
putih.
kertas saring.
cm
Kertas saring
pada
kertas
saring.
berwarna - dipasang dengan ujung yang ada tanda berada di air tetapi jangan sampai tanda tersebut
putih.
tercelup air. - diamati perubahan pada tanda tinta hingga air garam naik tepat pada tanda batas atas.
Noda warna
7
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
2.
Tinta Bolpoin
Air Garam
Kertas saring
- dimasukkan ke
- diukur dengan menggunakan
dalam gelas.
penggaris (p = 14 cm dan l = 4 cm) - diberikan tanda batas bawah =
tidak
atas = 9 cm dari bawah. - pada garis batas bawah diberi
Tanda pada kertas Warna akan memisah Komponen berubah menjadi
dalam
beberapa tinta bolpoin dapat
berwarna.
saring
Garam
menjadi hitam dan warna.
terurai
menjadi
berbentuk
ujungnya kebiruan.
warna
hitam dan
Tanda
ujungnya
serbuk kristal
1,5 cm dari bawah dan batas
titik noda dari tinta bolpoin.
Air
memanjang
kebiruan.
berwarna
sejauh 0,3 cm pada
dengan panjang 0,3
putih.
kertas saring.
cm
pada
kertas
saring.
Kertas saring berwarna
- dipasang dengan ujung yang ada tanda berada
putih.
di air tetapi jangan sampai tanda tersebut tercelup air. - diamati perubahan pada tanda tinta hingga air garam naik tepat pada tanda batas atas.
Noda warna
7
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
3.
Tinta Henna Air Garam - dimasukkan ke dalam gelas.
Kertas saring - diukur dengan menggunakan
penggaris (p = 14 cm dan l = 4 cm) - diberikan tanda batas bawah = atas = 9 cm dari bawah. - pada garis batas bawah diberi
- dipasang dengan ujung yang ada tanda berada di air tetapi jangan sampai tanda tersebut
tidak
Tanda pada kertas Warna akan memisah Komponen
berwarna.
saring
berubah menjadi
Garam
menjadi
orange, warna.
berbentuk
beberapa tinta
dalam
henna
dapat
terurai
menjadi
kuning dan hijau.
warna
orange,
Tanda
memanjang
kuning dan hijau .
berwarna
sejauh 3,2 cm pada
dengan panjang 3,2
putih.
kertas saring.
cm
serbuk kristal
1,5 cm dari bawah dan batas
titik noda dari tinta henna.
Air
Kertas saring
pada
kertas
saring.
berwarna putih.
tercelup air. - diamati perubahan pada tanda tinta hingga air garam naik tepat pada tanda batas atas.
Noda warna
8
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
3.
Tinta Henna
Air Garam
Kertas saring
- dimasukkan ke dalam gelas.
- diukur dengan menggunakan
penggaris (p = 14 cm dan l = 4 cm) - diberikan tanda batas bawah = atas = 9 cm dari bawah. - pada garis batas bawah diberi
- dipasang dengan ujung yang ada tanda berada di air tetapi jangan sampai tanda tersebut
tidak
Tanda pada kertas Warna akan memisah Komponen
berwarna.
saring
berubah menjadi
Garam
menjadi
orange, warna.
berbentuk
beberapa tinta
dalam
henna
dapat
terurai
menjadi
kuning dan hijau.
warna
orange,
Tanda
memanjang
kuning dan hijau .
berwarna
sejauh 3,2 cm pada
dengan panjang 3,2
putih.
kertas saring.
cm
serbuk kristal
1,5 cm dari bawah dan batas
titik noda dari tinta henna.
Air
pada
kertas
saring.
Kertas saring berwarna putih.
tercelup air. - diamati perubahan pada tanda tinta hingga air garam naik tepat pada tanda batas atas.
Noda warna
8
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS IX.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan yang telah kami lakukan adalah kromatografi kertas dengan variabel sebagai berikut: 1. Variabel Kontrol
: Jenis kertas, volume air, ukuran kertas, jenis
eluen (air garam), volume eluen. 2. Variabel Manipulasi : Jenis tinta 3. Variabel Respon
: Noda warna yang akan terbentuk.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pemisahan warna penyusun suatu bahan pewarna (tinta) dengan menggunakan metode kromatografi kertas serta mengetahui pengaruh jenis tinta yang digunakan terhadap hasil pengamatan, maka dari itu digunakan tiga tinta berbeda pada percobaan ini yaitu tinta spidol, tinta bolpoin, dan tinta henna. Prinsip dari kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbs didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fasa diam dan kepolaran komponen
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS IX.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan yang telah kami lakukan adalah kromatografi kertas dengan variabel sebagai berikut: 1. Variabel Kontrol
: Jenis kertas, volume air, ukuran kertas, jenis
eluen (air garam), volume eluen. 2. Variabel Manipulasi : Jenis tinta 3. Variabel Respon
: Noda warna yang akan terbentuk.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pemisahan warna penyusun suatu bahan pewarna (tinta) dengan menggunakan metode kromatografi kertas serta mengetahui pengaruh jenis tinta yang digunakan terhadap hasil pengamatan, maka dari itu digunakan tiga tinta berbeda pada percobaan ini yaitu tinta spidol, tinta bolpoin, dan tinta henna. Prinsip dari kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbs didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fasa diam dan kepolaran komponen berpengaruh kerena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki keplaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak. Untuk prinsip kerja kromatografi kertas adalah pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna. Langkah pertama pada percobaan ini yaitu meyiapkan alat dan bahan dengan benar. Selanjutnya adalah pembuatan eluen dengan cara melar utkan garam dalam air dan terbentuk larutan air garam yang merupakan senyawa polar. Kemudian kertas saring yang telah dipotong dengan ukuran yang sama, diberi noda sampel (tinta spidol, tinta bolpoin, dan tinta henna). Percobaan pertama dilakukan dengan kertas saring yang berukuran 14 cm x 4 cm. Pertama, merangkai alat percobaan dengan rangkaian gelas kaca yang telah diisi air garam, kemudian pasang kertas saring pada lidi yang di letakkan melintang diatas gelas seperti gambar dibawah:
9
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
Langkah selanjutnya yaitu beri tanda menggunakan tinta spidol hitam pada kertas saring pada batas bawah dengan jarak 1.5 cm dari ujung. Kemudian masukkan kertas dengan batang kayu yang telah diberi tanda dengan tinta spidol kedalam gelas dengan bagian yang terdapat tanda dengan tinta berada di bagian bawah. Tanda yang telah dibuat dengan tinta pada kertas tidak boleh terkena air garam, jadi hanya sebagian dari bagian bawah kertas yang menyentuh air. Setelah kertas dimasukkan, ditunggu dan diamati hingga air garam merambat sampai tanda batas atas untuk memperoleh hasil akhir berupa komponen-komponen warna penyusun substansi yaitu bahan pewarna berupa tinta hitam. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil berupa komponen warna penyusun tinta hitam dari paling bawah adalah ungu, kuning, orange, merah, dan biru. Tanda memanjang sejauh 7,5 cm pada kertas saring. Maka R f dapat dihitung dengan: R f = =
ℎ 7,5 7,5
=1 Jika nilai R ƒ = 1 artinya solut tidak mempunyai afinitas terhadap fasa diam dan bergerak sesuai dengan gerakan pelarut hingga garis depan. Percobaan kedua dilakukan dengan kertas saring yang berukuran 14 cm x 4 cm. Pertama, merangkai alat percobaan dengan rangkaian gelas kaca yang telah diisi air garam, kemudian pasang kertas saring pada lidi yang di letakkan
melintang diatas gelas. Langkah selanjutnya yaitu beri tanda 10
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
menggunakan tinta bolpoin hitam pada kertas saring pada batas bawah dengan jarak 1.5 cm dari ujung. Kemudian masukkan kertas dengan batang kayu yang telah diberi tanda dengan tinta spidol kedalam gelas dengan bagian yang terdapat tanda dengan tinta berada di bagian bawah. Tanda yang telah dibuat dengan tinta pada kertas tidak boleh terkena air garam, jadi hanya sebagian dari bagian bawah kertas yang menyentuh air. Setelah kertas dimasukkan, ditunggu dan diamati hingga air garam merambat sampai tanda batas atas untuk memperoleh hasil akhir berupa komponenkomponen warna penyusun substansinya. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil berupa komponen warna penyusun tinta hitam dari paling bawah adalah hitam dan biru. Tanda memanjang sejauh 0,3 cm pada kertas saring. Maka R f dapat dihitung dengan: R f = =
ℎ 0,3 7,5
= 0,04 Percobaan ketiga dilakukan dengan kertas saring yang berukuran 14 cm x 4 cm. Pertama, merangkai alat percobaan dengan rangkaian gelas kaca yang telah diisi air garam, kemudian pasang kertas saring pada lidi yang di letakkan
melintang diatas gelas. Langkah selanjutnya yaitu beri tanda
menggunakan tinta henna pada kertas saring pada batas bawah dengan jarak 1.5 cm dari ujung. Kemudian masukkan kertas dengan batang kayu yang telah diberi tanda dengan tinta henna kedalam gelas dengan bagian yang terdapat tanda dengan tinta berada di bagian bawah. Tanda yang telah dibuat dengan tinta pada kertas tidak boleh terkena air garam, jadi hanya sebagian dari bagian bawah kertas yang menyentuh air. Setelah kertas dimasukkan, ditunggu dan diamati hingga air garam merambat sampai tanda batas atas untuk memperoleh hasil akhir berupa komponen-komponen warna penyusun substansinya. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil berupa komponen warna penyusun tinta hitam dari paling bawah adalah orange, kuning, dan hijau. Tanda memanjang sejauh 3,2 cm pada kertas saring. Maka R f dapat dihitung dengan:
11
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
R f = =
ℎ 3,2 7,5
= 0,43 Dari percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan tiga jenis tinta didapat kan hasil yakni tinta spidol terdiri dari komponen warna penyusun yang lebih banyak daripada tinta bolpoin dan henna. Dalam hal ini fase diam adalah air garam yang terikat pada selulosa kertas saring sedangkan fase geraknya adalah tinta yang dipisahkan komponen warnanya. Air garam merupakan senyawa polar yangmana akan mudah menarik senyawa polar pula. Berdasarkan hasil pengamatan tinta s pidol lebih mudah terurai komponen warnanya. Hal ini membuktikan bahwa senyawa dalam tinta spidol lebih polar daripada tinta henna dan tinta bolpoin. Dengan tingkatan: tinta spidol > tinta henna > tinta bolpoin.
X.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Komponen dalam tinta spidol dapat terurai menjadi warna
ungu,
kuning, orange, merah, dan biru dengan panjang 7,5 cm pada kertas saring dengan R f = 1. 2. Komponen dalam tinta bolpoin dapat terurai menjadi warna hitam dan ujungnya kebiruan. dengan panjang 0,3 cm pada kertas saring dengan R f = 0,04. 3. Komponen dalam tinta henna dapat terurai menjadi warna orange, kuning dan hijau dengan panjang 3,2 cm pada kertas saring dengan R f = 0,43. 4. Pada kromatografi kertas jenis tinta dapat mempengaruhi hasil percobaan dengan adanya perbedaan noda warna yang terbentuk dan panjang substansi yang diuji dengan akhir dari noda warna yang terbentuk.
12
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS XI.
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar. 2006. Pemisahan kimia . Bandung: PT SKM. Soebagio, dkk. 2003. Kimia Analitik II . Malang: JICA. Triwahyuni, Endang dan Erna Susilawati. 2003. Identifikasi Zat Warna Sintetis pada Agar- agar Tidak Bernerk yang dijual di Pasar Doro Pekalongan dengan Metode Kromatografi Kertas. Jurnal Litbang . Vol. II, NO. 1. Semarang. Wikipedia.
Tanpa
tahun.
Kromatografi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_kertas,
diakses
Kertas. pada
tanggal 10 Maret 2018.
XII.
LAMPIRAN FOTO
13
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK III KROMATOGRAFI KERTAS
14