LEMBAR PENGESAHAN Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi penilaian tugas bahasa Indonesia semester ganjil dengan judul “Pengaruh Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa Siswi SMA Negeri 1 Selong” Selong” yang disusun oleh: Ketua kelompok Nama lengkap
: Muhammad Ardiwinata
Anggota kelompok I. II.
Nama lengkap Nama lengkap
: Rinaldy Midyan Khairi : Shefira Mondyana Noer
Guru pembimbing : Nama
: Mikyal Fatanah SP.d
NIP
:
Menyetujui
Pembimbing
Ketua tim peneliti
MIKYAL FATANAH S.Pd NIP:
MUHAMMAD ARDIWINATA
Kepala Sekolah
H.SAHLAN S.Pd,M.Pd NIP: 19671231199103 19671231199103 1 123
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Muhammad Ardiwinata Kelas : XI IS 3 NIS : 12.13328 Judul tulisan : Pengaruh Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa Menyatakan bahwa makalah ini adalah A. Sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 2 orang,
1.
Nama Kelas
: Rinaldy Midyan Khairi : XI IS 3
2.
Nama Kelas
: Shefira Mondyana Noer : XI IS 3
B. Dikerjakan dibawah bimbingan, Nama Bidang Studi yang diampu NIP
: Mikyal Fatanah : Bahasa Indonesia :-
C. Orisinil karya tim ini tersusun tanpa ada unsur plagiatisme baik dalam aspek substansi maupun penulisan. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari terdapat kekeliruan maka kami siap mealkukan perbaikan demi kesempurnaan Karya tulis ini Pembimbing
Ketua tim peneliti
MIKYAL FATANAH S.Pd NIP:
MUHAMMAD ARDIWINATA
Kepala Sekolah
H. SAHLAN S.Pd,M.Pd NIP: 19671231199103 1 123
iii
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang kami susun dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa /Siswi SMA Negeri 1 Selong” dengan lancar dan tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan penilaian tugas bahasa Indonesia semester ganjil. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Sahlan S.Pd M.Pd atas kebijaksanaannya memberikan izin untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. 2. Ibu Mikyal Fatonah selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan kepada penulis Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini baik secara moril maupun materil. Penulis menyadari bahwa hasil karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna sempurnanya penelitian ini. Penulis juga berharap kiranya karya tulis ini bermanfaat bagi pihak penulis dan pembaca. Selong 16 November 2013
Penulis
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pengembangan pengetahuan siswa. Oleh karena itu, terdapat banyak aspek yang dapat dilihat dalam proses pendidikan. Salah satu aspek yang dimaksud prestasi belajar siswa. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai dan memahami setiap materi dalam pembelajaran. Dalam proses pendidikan, prestasi tersebut didasarkan pada hasil yang dieperoleh dalam evaluasi belajar. Salah satu hal yang sangat memengaruhi prestasi tersebut adalah minat baca siswa. Oleh karena itu membaca adalah salah satu cara agar siswa dapat berprestasi. Namun Indonesia masih tergolong negara dengan tingkat baca yang rendah dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Rendahnya minat baca ini terjadi pula di lingkungan pendidikan. Tentu memprihatinkan, namun hal ini justru menjadi salah satu tantangan pendidikan Indonesia untuk dijawab segera. Setidaknya ada dua faktor yang menjadi sebab rendahnya minat baca khususnya di lingkungan pendidikan formal. Faktor pertama adalah, banyaknya siswa yang belum menyadari pentingnya membaca untuk memperluas cakrawala pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini belum tumbuhnya orientasi membaca sebagai cara belajar individu. Sehingga membaca masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Faktor kedua adalah, institusi sekolah tidak memiliki sistem dan sarana prasarana yang memadai untuk menumbuhkan minat baca siswanya, walaupun ada sarana prasarana seperti perpustakaan sekolah contohnya, namun seringkali belum mampu menjawab persoalan yang ada. Kedua faktor tersebut apabila terbiarkan begitu saja, dikhawatirkan berdampak pada kualitas sumber daya manusia pendidikan kita. Membaca bukanlah faktor bawaan kelahiran, melainkan prilaku yang didapat setelah kelahiran. Artinya prilaku ini bisa dipupuk dan ditumbuhkemabangkan pada siswa seiring waktu berjalan. Membaca pada dasarnya mampu memberikan pengaruh individu, secara subtansial mampu mempengaruhi struktur berpikir dan prilaku. Hanya saja persoalan ini sering terabaikan. Sekolah sudah saatnya mengambil peranan dalam membangun minat baca pada siswa peserta didiknya. Peranan yang diambil bisa dengan adanya se buah kebijakan dan pelibatan stake holder yang ada. Membangun minat baca bisa dilakukan dengan cara kolektif dimana tujuan dan subtansinya tetap menyasar pada individu siswa. Cara kolektif ini bisa ditempuh salah satunya dengan membangun komunitas baca untuk para siswa. Dimana cara seperti ini masih jarang ditemui di sekolah-sekolah formal. Adanya komunitas baca bisa menjadi program bagi sekolah. Teknisnya komunitas baca sebagai sebuah cara efektif menumbuhkan minat baca dengan melibatkan siswa secara bersamaan, bersifat intensif, dan terkontrol. Cara tersebut untuk membiasakan siswa melakukan aktifitas baca dan mendekatkan dirinya dengan sumber-sumber bacaan. Adanya komunitas baca secara tidak langsung menuntut adanya dua hal yang sangat penting. v
Pertama, sumber daya manusia yang terlibat. Guru sebagai sosok yang memiliki intensitas tinggi terhadap siswa selayaknya mampu menjadi fasilitator program. Artinya guru mengorientasikan siswa bahwa membaca itu adalah sebagai cara kita untuk belajar.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan membaca ? 2. Apa saja manfaat membaca ? 3. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan minat baca siswa sangat rendah ? 4. Bagaimana cara meningkatkan minat baca siswa ?
C. Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui prestasi siswa. 2. Mengetahui minat baca siswa 3. Mengetahui hubungan minat baca dengan prestasi belajar
vi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian membaca Membaca merupakan satu di antara keterampilan berbahasa. Manfaat dari
membaca adalah kita akan memperoleh ilmu pengetahuan yang pastinya ilmu tersebut sangat berguna bagi kita. Sebelum kita mengenal jauh tentang membaca, ada baiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari membaca. Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif dengan tujuan memproleh pemahaman secara menyeluruh tentang suatu bacaan, serta penilaian terhadap keadaan, nilai, dan dampak ba caan. Kegiatan membaca merupakan aktifitas mental memahami apa yang disampaikan penulis atau bacaan. Membaca juga sebagai salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa yang menggunakan pendekatan sesuai rambu-rambu pembelajaran dalam kurikulum. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit melibatkan banyak hal, tidak sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktifitas pengenalan kata, pemahaman literal, intersepsi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata biasa berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggukan kamus. (http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/pengertian-membaca.html)
2. Faktor yang menyebabkan minat baca sangat rendah
Mengapa orang-orang (baik anak-anak maupun dewasa) Indonesia kurang berminat membaca? Padahal jika dicermati penerbitan buku, majalah maupun koran sangat meningkat. Tetapi sayang, minat ini hanya terbatas pada membaca koran dan majalah. Sedangkan minat baca yang dimaksud tentunya juga membaca buku yang memuat pengetahuan yang menyebabkan masyarakat suatu negeri memiliki penduduk yang cerdas dan mampu bersaing setaraf dengan masyarakat negeri lain di bidang apa saja didunia internasional.
Mengapa minat baca di Indonesia dikatakan rendah? Ada banyak teorinya. Pertama,
sistem pembelajaran belum memuat anak-anak, siswa, dan mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi vii
atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasikan karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan sebagainya. Kedua, banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dapat dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak. Nah, bagi orang tua seharusnya mengarahkan hal-hal segi positif dari internet itu. Ketiga, banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket. Keempat, budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat. Kelima, para ibu orang tua kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan, serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga. Sehingga tiap hari waktu luang sangat minim bahkan hampir tidak ada untuk membantu anak membaca buku dan belajar, hanya karena disibukkan urusan pribadi masing-masing. Keenam, sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka. Ketujuh, mempunyai sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa untuk membaca dan belajar demi kemajuan diri masingmasing untuk menambah ilmu pengetahuan. Dari sekian banyak penyebab rendahnya minat baca, semuanya kita kembalikan pada diri pribadi masing-masing untuk menyadari betapa penting manfaat dari membaca itu sendiri, dari poin pertama hingga terakhir itu tidak akan menjadi kendala kita untuk menumbuhkan sifat membaca dan mewariskannya.
3. Cara meningkatkan minat baca siswa
Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan minat baca anak sejak usia ini antara lain dilakukan dengan cara : Menekan harga buku bacaan maupun buku pelajaran agar terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Minat membeli buku masyarakat rendah, karena harga buku-buku saat ini relatif cukup mahal. Dengan demikian apabila harga buku dapat terjangkau, maka minat membeli buku bacaan oleh masyarakat akan menjadi tinggi. Dengan banyak memiliki buku, maka minat membaca buku akan menjadi meningkatkan secara bertahap. Buku bacaan dikemas dengan gambar-gambar yang menarik. Bahkan seorang penulis Henny Supolo Sitepu mengemukakan bahwa komik adalah salah satu bentuk bacaan yang bisa menjadi salah satu pintu masuk untuk kesenangan anak membaca. Pesan yang disampaikan mudah dicerna anak. Komik, semisal Tintin, dari gambar tokohnya sudah bisa berbicara dan bikin tertawa. Bahkan anak yang belum bisa baca-tulis pun akan menangkap ceritanya. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca anak-anak. Baik di rumah maupun di sekolah. Di sekolah, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menceriterakan kembali buku yang telah dibaca, mengadakan lomba meresensi buku, bedah buku, pameran buku bekerjasama dengan penerbit dan masyarakat pecinta viii
buku. Di rumah oranglah yang harus dapat menciptakan kondisi lingkungan agar anak gemar membaca. Para orang tua hendaknya menyediakan bacaan di rumah, seperti majalah, koran, kamus, buku ilmu pengetahuan, dsb. Menumbuhkan minat baca sejak dini. Bahkan sejak anak mengenal huruf. Glenn Doman dalam bukunya Mengajar Bayi Anda Membaca menyebutkan bahwa anak usia 18 bulan hingga empat tahun memiliki rasa ingin tahu yang amat besar. Keingintahuan tersebut tidak hanya muncul ketika melihat simbol yang tertera dalam buku. Meningkatkan frekuensi pameran buku di setiap kota/kabupaten dengan meli-batkan penerbit, LSM, perpustakaan, masyarakat pecinta buku, Depdiknas, dan sekolahsekolah. Dengan mewajibkan siswa untuk berkunjung pada pameran buku tersebut. Di rumah orang tua memberikan contoh membaca untuk anak-anaknya. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang tua agar orang tua dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya sebagaimana diuraikan berikut ini. Bagi orang tua, ada tips yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca anak. Tidak ada yang lebih penting untuk kesuksesan akademik seseorang, selain menjadi pembaca yang baik. Orang tua mengenal anak-anak mereka dengan baik dan dapat menyediakan waktu dan perhatian yang akan membimbing mereka berhasil dalam membaca. Berikut ini daftar cara-cara untuk membantu anak anda menjadi pembaca yang lebih efektif. Sediakan waktu luang untuk membacakan buku untuk anak anda setiap hari. Penelitian mengungkapkan bahwa dengan membacakan dengan suara lantang secara rutin kepada anak-anak akan menghasilkan perkembangan yang signi-fikan pada pemahaman membaca, kosa kata, dan pemenggalan kata. Baik anak anda dalam usia belum sekolah maupun yang sudah, hal itu akan membuat mereka berkeinginan untuk membaca dengan sendirinya. Kelilingi anak-anak anda dengan berbagai buku bacaan. Anak-anak yang memiliki berbagai macam jenis bacaan di rumahnya mendapatkan nilai le-bih tinggi pada standarisasi tes. Bujuklah anak anda untuk membaca dengan mengoleksi buku-buku bacaan yang menarik dan majalah yang se-suai dengan umur mereka. Letakkan buku bacaan di mobil, kamar mandi, tempat tidur, ruang keluarga, dan bahkan di ruang TV. Buatlah waktu membaca bersama keluarga. Sediakan waktu setiap hari 15 sampai 30 menit untuk seluruh anggota keluarga membaca bersama-sama dengan tenang. Dengan melihat anda membaca akan membuat anak anda ikut membaca. Hanya dengan berlatih 15 menit setiap hari cukup untuk meningkatkan minat baca mereka. Berikan dukungan pada berbagai aktivitas membaca mereka. Jadikan membaca sebagai bagian dari kehidupan anak anda. Biarkan mereka membaca menu, rambu jalanan, petunjuk pada mainan, ramalan cuaca, acar a TV, dan semua informasi praktis harian. Dan juga, pastikan mereka selalu memiliki bacaan untuk waktu luang mereka ketika sedang menunggu giliran saat pergi ke dokter, atau saat sedang di dalam mobil. Biasakan pergi ke perpustakaan. Ajak anak anda agar lebih banyak membaca dengan membawa mereka pergi ke perpustakaan setiap beberapa minggu untuk mendapatkan buku bacaan yang baru. Perpustakaan biasanya menyediakan program membaca untuk anak-anak segala usia dan mengembangkan minat membaca mereka. Ikuti terus perkembangan membaca anak anda. Cari tahu kemampuan membaca yang bagaimana untuk setiap level kelas. Kurikulum sekolah akan memberikan informasi tentang ini. Ikuti terus perkembangan mereka mendapatkan kemampuan dasar membaca melalui raport mereka. Perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah mereka ada kesulitan dalam membaca buku bacaannya. Para guru di sekolah tidak selalu mengetahui kesulitan atau masalah ix
membaca pada anak-anak sampai mereka serius bermasalah. Cari tahu apakah anak anda dapat melafalkan kata-kata, mengetahui kata-kata yang dilihatnya, menggunakan susunan kalimat untuk mengidentifikasi kata-kata yang tidak diketahui, dan mengetahui se-penuhnya apa yang mereka baca. Mencari pertolongan secepatnya jika ada masalah dalam membaca. Masa-lah dalam membaca tidak dapat hilang begitu saja seiring berlalunya wak-tu. Semakin cepat anak-anak mendapat bantuan, semakin cepat mereka menjadi pembaca yang baik. Pastikan anak anda mendapatkan bantuan dari guru-guru mereka, pembimbing, atau pusat pembelajaran secepatnya jika anda tahu anak anda mengalami masalah dalam membaca. Pakailah cara yang bervariasi untuk membantu anak anda. Untuk membantu anak dalam mengembangkan kemampuan membaca mereka, gunakan berbagai buku pedoman, program komputer, tape, dan materi-materi lain yang tersedia di toko. Permainan merupakan pilihan yang baik, karena cara ini akan dapat membantu anakanak mengembangkan kemampuan mereka sambil bergembira. Perlihatkan antusias anda saat anak membaca buku bacaannya. Reaksi anda memiliki pengaruh yang besar pada seberapa tinggi motivasi mereka untuk berusaha menjadi pembaca yang baik. Pastikan anda memberikan pujian yang tulus atas usaha keras mereka. Apabila perlu beri incentive kepada mereka sebagai hadiah dan pendorong atas aktivitas mereka dalam membaca. Sehingga upaya ini akan memberikan dorongan bagi anak untuk lebih gemar membaca dan mencintai buku-buku. (http://cicendekia.wordpress.com/2013/04/03/upaya-meningkatkan-minat-baca-siswa)
x
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Tempat penelitian
Lokasi penelitian mengenai Pengaruh Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa dilakukan di Perpustakaan Daerah Lombok Timur dan di kelas XI-IPS.3 SMA Negeri 1 Selong selama 5 minggu sejak 10 Oktober sampai 15 November.
B. Pendekatan penelitian
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif . penelitian kualitatif adalah riset atau penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui secara mendalam atau lebih detail objek dan subjek penelitian berupa pengetahuan tentang membaca .
C. Subjek penelitian
Peniliti meneliti pengaruh membaca terhadap prestasi belajar siswa. D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peniliti gunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu : 1. Metode wawancara Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi secara akurat dan dilakukan dengan narasumber yang terkait untuk memperoleh informasi/data tentang pengaruh membaca terhadap prestasi belajar siswa. 2. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji berbagai literatur yang terkait dengan masalah yangdibahas dalam penelitian, baik menggunakan sarana buku atau internet.
xi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar siswa. Di dalam proses belajar mengajar membaca merupakan salah satu aspek penting di dalamnya, karena tanpa membaca siswa tidak akan dapat memahami atau bahkan tidak mengerti penjelasan apa yang diberikan oleh gurunya. Oleh karena itu siswa diajarkan membaca sejak dini untuk menunjang proses belajar mengajar. Untuk menghasilkan siswa yang gemar membaca guru dituntut membuat siswa harus bisa membaca, khususnya guru bidang studi Bahasa Indonesia. Belajar erat hubungannya dengan membaca. Membaca merupakan sarana dan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia khususnya pelajar. Kegiatan membaca akan terlaksana apabila ada minat dari orang yang bersangkutan. Minat mempunyai daya dorong yang kuat dalam terwujudnya suatu kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka tidak ada daya tarik baginya dan siswa itupun akan sukar membaca. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam minat baca siswa cenderung pada pendidik dan orang tua dirumah. Disamping itu faktor sarana dan prasarana juga dapat menentukan dalam membina dan mengembangkan minat baca. Minat baca tidak hanya berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi, makin giat membaca maka makin banyak pengetahuan yang diperolehnya. Untuk mengetahui minat baca siswa terhadap prestasi, penulis melakukan anilis terhadap nilai rapor kelas X3 SMA Negeri 1 Selong 2012/2013. Data nilai Bahasa Indonesia kelas X3 Nama siswa Jumlah nilai 1. Alfia Tuzzahrok 8,69 2. Aulia Yunita Rizka 8.90 3. Baiq Rapikawati 7,90 4. Baig Zuraida Fahriani 7,92 5. Baiq Desi Hilyatil Amni 8,20 6. Beni Hamdani 7,97 7. Dedi Asmatullah 8,45 8. Dji Haduul Khairil Akbar 8,27 9. Hayati Dwi Titianita 8,99 10. Kharistini Rizki 8,49 11. Lalu Abdul Fattah Khairi 8,68 12. M. Ari Wisnu 8,19 13. Mahardani Utami Pratiwi 9,03 14. Miftahuddina Arifani 8,37 15. Miftahur Rizki 8,42 16. Muhammad Aji Saputra 8,33 xii
17. Muhammad Faisal 18. Nova Nurlaily 19. Nurul Anwar 20. Putri Nurindah Sari 21. Refani Auliana 22. Risma Sanji Pratiwi 23. Rizka Aljarikaini 24. Rizki Amalia 25. Rizwan Rizkiandi 26. Shefira Mondyana Noer 27. Siti Tuhfatul Anwariah 28. Sri Yulianti 29. Susma Aulia Rahmatin 30. Uliya Mardyanti 31. Widya Nusywari 32. Wina Ulfa Rabiatul Aini 33. Yusuf Arif Yanto
8,40 8,23 8,35 8,86 8,44 8,08 8,31 8,77 8,59 8,22 8,33 8,01 8,27 8,34 8,27 8,23 8,81
Berdasarkan data tersebut, penulis telah memberikan pertanyaan kepada semua anggota kelas X3 dan ternyata hasilnya sebagai berikut : Rata-rata yang nilainya 7 kebawah mengatakan “saya memang tidak suka membaca karena membaca itu membosankan” Rata-rata yang nilainya 8-9 mengatakan “saya memang suka membaca namun seringkali saya membaca ketika akan ada ulangan atau kuis” Rata-rata yang nilainya 9 keatas “saya selalu membaca, karena saya menyadari bahwa membaca itu dapat memperluas informasi”
xiii