INTERVENSI PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
Diagnosa I : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan
nafsu
makan Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24
jam
diharapkan masalah nutrisi dapat diatasi, yang ditandai dengan kriteria hasil :
Peningkatan nafsu makan dan peningkatan BB
Dapat mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Dapat mengiikuti diet yang dianjurkan
Intervensi : 1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. R/ : Kesejhteraan bayi/ ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan. keh amilan. 2. Dapatkan riwayat kesehatan : catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35 tahun). R/
:
Remaja
dapat
cenderung
malnutrisi/anemia,
dan
klien
lansia cenderung obesitas /diabetes gestasional. 3. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet R/ : Menetukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode pranatal, laju basal metabolik meningkat 20% (khususnya pada kehamilan lanjut) karena peningkatan aktivitas tiroidyang berhubungan dengan pertumbuhan fetus
dan jaringan pada ibu, menjadi potensial resiko terhadap klien dengan nutrisi buruk. 4.
Timbang berat badan klien : pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan informasi tentang penambahan pranatal yang optimum. R/ : Ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan/atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retradasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah.
5.
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual / muntah. Kesampingkan muntah pernisiosa (hiperemesis gravidarum). R/ : Mual/muntah Mual/muntah trimester trimester I dapat berdampak berdampak negatif pada status status nutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
6.
Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hemotokrit (Ht) R/ :Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dl atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37% dipertimbangkan anemia pada trimester I.
7.
Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan tepat. R/ : Yayasan penyelenggara program makanan suplemen membantu meningkatkan secara optimal nutrisi ibu/janin.
Diagnosa 2 : Ketidaknyamanan b/d perubahan fisik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien dapat menerima atau merasa nyaman dengan perubahan fisik yang terjadi, dengan kriteria hasil :
Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan ketidaknyamanan.
Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberikan kelegaan.
Melaporkan berhasil /tidak penatalaksanaan ketidaknyamanan.
Intervensi : 1. Catat adanya/derajat rasa tidak nyaman minor. R/ : Memberikan informasi untuk memilih intervensi: petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan dan nyeri. 2. Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal. Gunakan model-model/ gambar atau kelemahlembutan khususnya untuk klien dengan infibulasi atau sirkumisi pada wanita. R/ : Ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal dapat terjadi, khususnya pada klien asing yang telah mengalami sirkumisiatau infibulasi (dengan jalan, setelah pengangkatan klitoris,labia minora,dan aspek medial dari labia mayora, area yang kasar ditempelkan diatas vagina untuk menutup). 3. Mual/muntah: Anjurkan meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun tidur (mis : makan roti kering )makan sedikit dan sering, dan menghindari bau-bau menyengat R/ : Menurunkan kemungkinan gangguan gastrik yang dapat disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada lambung yang kosong atau peningkatan yang sensitivitas/tidak suka terhadap bau menyengat, makanan yang pedas, atau makanan tetentu. 4. Anjurkan penggunaan bra penyokong. Tinjau perawatan puting (mis : buka dn diamkan selama 20 menitsetiap hari supaya terkena udara :hindari penggunaan sabun.) 5. Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan produk susu dikurangi. R/ : Membantu dalam memperbaiki keseimbangan kalsium/fosfordan menurunkan keram otot. Diagnosa 3 : Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan masalah kekurangan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Mengidentifiksi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekuensi dan keparahan mual muntah.
Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
Mengidentifikasi
tanda-tanda
dan
gejala-gejala
dehidrasi
yang
memerlukan tindakan. Intervensi : 1. Auskultasi denyut jantung janin (DJJ) R/ : Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola hidatidosa 2. Tentukan frekuensi dan beratnya mual/muntah R/ : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon gonadotropin korionik (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat, dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual dan muntah pada trimester pertama. 3. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin, dan penurunan berat badan setiap hari. R/ : Membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol (hiperemesis gravidarum). Pada awalnya muntah dapat menyebabkan alakalosis,dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit. Muntah yang tidak dapat diatasi atau yang berat dapat menimbulkan asidosis, memerlukan intervensi lanjut. 4. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat,makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit, dan makanan tinggi karbohidrat (mis: popcorn,roti kering sebelum bangun tidur). R/ : Membantu dalam menimbulkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung. 5. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, tekanan darah (TD), suhu, masukan /haluaran, dan berat jenis urine. Timbang berat badan klien dan bandingkan dengan standar. R/
: Indikator dalam menentukan untuk mengevaluasi tingkat/ kebutuhan hidrasi.
Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien dapat memahami proses dan perjalanan/ perubahan fisiologis yang sebenarnya, yang dapat dilihat dengan kriteria hasil :
Menjelaskan perubahan fisiologis/psikologis normal berkaitan dengan kehamilan trimester pertama
Menunjukan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan kesehatan.
Mengidentifikasi tanda-tanda bahya kehamilan.
Intervensi : 1. Buat hubungan perawat- klien yang mendukung dan terus me nerus. R/ : Peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi
dan
meningkatkan
tanggung
jawab
individu
trhadap
kesehatan. 2. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat iniberkenaan dengan perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya. R/
:
Memberikan
informasi
untuk
membantu
mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana perawatan. 3. Klarifikasi kesalahpahaman R/ : Ketakutan biasanya timbul timbul dari kesalahan informasi informasi dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya. 4. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien atau pasangan R/
:
Penerimaan
penting
untuk
mengembangakan
dan
mempertahankan hubungan. 5. Berikan bimbingan antisipasi, meliputi diskusi tentang nutrisi, latihan, tindakan yang nyaman, istirahat, pekerjaan, perawatan payudara, aktivitas seksual, dan kebiasaan /gaya hidup sehat. R/
:
Invormasi
mendorong
penerimaan
tanggung
jawab
meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri. 6. Diskusikan perkembangan anak dengan menggunaan gambar
dan
R/ : Visualisasi meningkatkan realita akan anak dan menguatkan proses pembelajaran. 7. Rujuk klien /pasangan pada kelas persiapan kelahiran anak. Berikan daftar bacaan yang dianjurkan. R/ : Penambahan pengetahuan membantu menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan dan meningkatkan rasa percaya diri, pasangan dapat mengatur persiapan kelahiran anak. Diagnosa 5 : Resiko cedera b/d pemajanan terhadap teratogen/agen infeksius
Kriteria hasil :
memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri diri sendiri dan janin.
Tidak meminum obat tampa memberitahu dokter kandungannya.
Tidak merokok,minum alkohol,dan obat-obat terlarang.
INTERVENSI; 1 Diskusikan kesehatan ibu R/;
Kesejahteraan
kesejahteraan
janin
secara
ibu,kususnya
langsung
selama
berhubungan
trimester
dengan
pertama,saat
perkembangan sistem organ paling rentanterhadap cedera dari vaktor lingkungan/keturunan. 2. Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman,menggunakan kondom. R/ ; Kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat meningkatkan
risiko
kelamin[PHS],kususnya
transmisi HIV,bila
penyakit klien
hubungan tidak
menetahuiriwat/kontakseksual pasangan. 3.Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien.Timbang BB.Diskusikan kurva penambahan BB normal untuk setiap trimester. R/; Malnutrisipada ibu dihubungkan dengan IUGR pada janin dan bayi BBLR.Obesitas ibu pragravid telah dihubungkan denga kelahiran partem. 4. Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal.
R/ ;Memberikan invor masi tentang gestasi janin;menggambarkan IUGR;mengidentifikasikan kehamilan multipel. Diagnosa 6 : Resiko keletihan b/d peningkatan metabolisme.
Kriteria hasil: Memodifikasi
gaya
hidup
untuk
memenuhi
perubahan
kebutuhan/tingkat energi. Melaporkan adanya peningkan energi.
Intervensi : 1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen trhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri. R/ : Membantu menyusun prioritas yang realistis dan waktu untuk menguji komitmen.Klien mungkin perlu untuk membuat penilaian, seperti perubahan shift kerja untuk mengatasi mual pagi hari (perubahan pada shift pagi hari selanjutnya) atau memberikan istirahat yang lebih, pemindahan pekerjaan atau tanggung jawab RT dan sebagainya. 2. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari, 8 jam setiap tidur malam. R/ : Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan perubahan jaringan ibu /janin. 3. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi. R/ : Kadar Hb rendah mengakibatkan kelemahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen. Diagnosa 7 : Konstipasi b/d relaksasi otot halus
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan masalah konstipasi dapat teratasi,dengan kriteria hasil :
Mempertahankan pola fungsi usus normal.
Mengidentifikasi perilaku yang memberatkan atau beresiko.
Melaporkan tindakan tepat yang dilakukan indifidun untuk
meningkatkan eliminasi. Intervensi : 1. Tentukan
kebiasaan
eliminasi
sebelum
kehamilan,
perhatikan
perubahan selama hamil. R/ : Pola eliminasi dipertahankan bila mungkin. Peningkatan kadar progesteron merilekskan otot polos saluran GI, mengakibatkan penurunan peristaltik dan meningkatkan reabsorbsi air dan elektrolit. Suplemen zat besi juga memperberat masalah-masalah konstipasi. 2. Kaji adanya hemoroid R/ : Varises rektum sering kali terjadi pada konstipasi yang lama, mengejan atau sebagai akibat dari peningkatan volume sirkulasi dan relaksasi
hormonal
pembuluh
darah.Adanya
hemoroid
dapat
menyebabkan nyeri saat devekasi, sehingga klien enggan untuk devekasi. 3. Berikan informasi diet tentang buah-buahan segar, sayuran, padipadian,serat, makanan kasar dan masukan cairan adekuat. R/ : BULK dan konsistensi dalam pilihan diet membantu meningkatkan keefektifan pola devekasi. 4. Diskusikan kewaspadaan penggunaan pelunak feses atau pembentuk BULK bila diet tidak efektif. R/ : Mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi dan menciptakan rutinitas regular. Diagnosa 8 : Resiko infeksi saluran kemih b/d kurang pengetahuan pe ngetahuan tentang
personal higiene. Kriteria hasil, klien dapat :
Mengidentifikasi
perilaku
yang
dapat
menurunkan
stasis
urinarius/resiko infeksi
Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi /intervensi.
Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi : 1. Berikan invormasi tentang tanda/ gejala ISK R/ : Ibu yang ISK berespon baik pada tindakan dan mungkin tidak serius ; namun hal ini dihubungkan dengan persalinan/ kelahiran praterm. 2. Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh sebelum dan saat memegang makanan dan setelah toileting. R/ : Banyak virus seperti sitomegalovirus (CMV) dapat diekskresi dalam urin selama lebih dari 4 tahun setelah pemajanan dan kemungkinan ditransmisikan melalui higienik yang buruk. 3. Anjurkan klien minum 6-8 gelas cairan selama sehari. Diskusikan peran residu asam dalam diet dan tambahan jus jeruk. R/ : Membantu mencegah pada stasis urinarius; dapat mengasamkan urin dan membantu mencegah ISK. 4. Berikan antibiotik (mis: ampisilin eritromisin) dengan tepat. R/ : Atasi infeksi sesuai indikasi. Perawatan harus dilakukan sesuai resep antibiotik pranatal, karena potensial berefek negativ pada janin. Diagnosa 9 : Peningkatan curah jantung b/d peningkatan volume
cairan Hasil yang diharapkan :
membedakan perubahan normal dan abnormal
Tekanan darah arteri arteri yang tetap normal
Bebas dari edema patologis
Menunjukan albumin tidak lebih dari 1+dalam urin
Intervensi :
1. Tinjau ulang proses fisiologik dan perubahan normal dan abnormal serta tanda atau gejala. R/ : Pada pranatal, volume darah sirkulasi dalam bentuk plasma dan selsel darah merah meningkat 30%-50% untuk memenuhi nutrisi ibu/janin dan kebutuhan oksigen serta sebagai pengaman terhadap kehilangan darah
selam
proses
kelahiran.Tubuh
berkompensasi
untuk
meningkatkan volume cairan dengan meningkatkan curah jantung melalui hipertrofi ventrikel. Efek hormonal progesteron dan relaksin menurunkan tahanan pada curah jantung dengan merelaksasi otot polos dalam dinding pembuluh darah.Meskipun ini adalah proses normal, klien secara maksimal dikompensasi dan dapat mengalami resiko terhadap hipertensi/kegagalan sirkulasi kemajuan kehamilan. 2. Dapatkan TD standar dan denyut nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari 30 mmHg atau diastolikmeningkat lebih dari 15 mmHg. R/ : Peningkatan pada tekanan darah dapat menendakan HAK. Nadi meningkat diatas 10 -15 dpm dapat menunjukan menun jukan stres jantung. 3. Auskultasi bunyi jantung;perhatikan adanya bunyi murmur. Tinjau ulang riwayat pemberat masalah jantung atau demam reumatik. R/
:
Ventrikel
mengkompensasi
jantung
dalam
peningkatan
keadaan
agak
hipertrofi
volume
sirkulasi
dan
untuk untuk
memaksimalkan curah jantung.Murmur sistolik dapat terjadi karena penurunan viksositas darah, perubahan posisi jantung,/torsi pembuluh darah besar. 4. Kaji lokasi/ tingkat edema. Bedakan antara edema fisiologis dengan edema yang dapat membahayakan. R/ : Edema dependen pada ekstermitas bawah sering terjadi, karena statis vena yang disebabkan oleh tekanan uterus dan efek-efek hormonal dari progesteron dan relaksin, yang merilekskan dinding pembuluh darah. 5. Kaji adanya varises pada kaki,vulva, rektum. R/ : Peningkatan beban cairan dan hormon relaksasi dari dinding pembuluh darah meningkatkan resiko terhadap pembesaran pembuluh
darahdan statis vena, khususnya pada klien yang gaya hidupnya memerlukan duduk atau berdiri lama. 6. Monitor kadar Hb dan Ht R/ : Hb rendah dapat menunjukan anemia, yang dapat meningkatkan frekuensi jantung dan beban kerja jantung; peningkatan Ht dapat menunjukan dehidrasi dengan perpindahan cairan HAK. Diagnosa 10 : Gangguan citra tubuh b/d perubahan biofisik
Kriteria hasil diharapkan klien dapat :
Mengungkapkan pemahaman/penerimaan perubahan tubuh
Mengungkapkan penerimaan terhadap diri sendiri dalam situasi kehamilan
Mendemonstrasikan citra diri positif dengan mempertahankan kepuasan terhadap penampilan secara menyeluruh.
Intervensi : 1. Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh, dan situasi pekerjaan, dan bagaimana hal ini dipandang oleh orang terdekat. R/ : Perasaan klien terhadap kehamilan mempengaruhi kemampuannya untuk mengembangkan perasaan positif terhadap perubahan bentuk tubuhnya, sebagaimana kemampuannya beradaptasi positif terhadap peran menjadi ortu. 2. Identifikasi hal mendasar dari harga diri klien sehubungan dengan perubahan karena hamil dan tanggung jawab yang berhubungan dengan peran baru tersebut. R/ : Perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena perubahan bentuk tubuh. Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi yang berdampak negativ terhadap kehamilan maupun kemampuan ortu pada klien dengan harga diri buruk dan integritas egonya lemah. 3. Kaji sistem pendukung seprti bibi, nenek, sebagainya.
cultural
healer ,
dan
R/ : Dukungan yang adekuat dapat membantu klien mengatasi perubahan bentuk tubuhnya secara positif dan mempertahankan harga diri positif. 4. Tinjau ulang perubaha fisiologis selama kehamilan : yakinkan klien bahwa perasaan yang campur aduk adalah normal. Sediakan suasana untuk pasangan mendiskusikan perasaan. R/ : Membantu menurunkan stres berhubungan dengan kehamilan. Mengungkapkan perasaan lain dari biasanya, sikap, dan pengalaman masa lalu. 5. Rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi. R/ : Klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang lebih untuk memudahkan peneriman diri/kehamilan. Diagnosa 11 : Perubahan penampilan peran b/d kurangnya tingkat
perkembangan. Intervensi : 1. Evaluasi respon klien/pasangan pada kehamilan, stresor individu dan keluarga, dan implikasi budaya dari kehamilan/melahirkan anak. R/ : Mengidentifikasi kebutuhan untuk membantu perencanaan untuk membantu perencanaan intervensi.Kemampuan klien/pasangan untuk beradaptasi
positif
terhadap
“krisis”
tergantung
pada
sistem
pendukung,keyakinan budaya, suber-sumber, dan mekanisme koping efektif yang diperkuat dalam hubungan dengan stresor terdahulu. 2. Dapatkan informasi tentang persiapan atau kurangnya persiapan yang dibuatutuk bayi. R/ : Dapat mengalami ketakutan bahwa perencanaan yang tampak akan mengakibatkan kematian pada bayi atau merencanakan terlebih dahulu potensial “menentang kehendak tuhan “.
3. Jelaskan labilnya emosi sebagai karakteristik kehamilan. Diskusikan ambivalensi yang normal. R/ : Membantu klien/pasangan memahami perubahan alam perasaan. Pasangan menyadari kebutuhan untuk memberikan dukungan/afeksi pada saat ini.
4. Berikan informasi dan anjurkan mengikuti kelas kelahiran anak. R/
:
Memberikan
kesempatan
untuk
mengungkapkan
secara
formal/nonformal tentang masalah, perasaan, dan dukungan s esama. 5. Kaji perilaku maladaptif (mis : menarik diri, marah/reaksi yang tidak tepat, perawatan diri yang kurang baik) R/ : Memberikan informasi tentang kemampuan klien untuk mengatasi stres dan kebutuhan akan intervensi. Diagnosa 12 : Perubahan pola seksualitas b/d kurang pengetahuan
Kriteria hasil diharapkan klien dapat menunjukan :
Membagi perasaan yang berhubungan dengan perubahan dalam hasrat seksual
Mengambil langkah yang diingini untuk mengatasi situasi
Melaporkam kepuasan dengan/penerimaan terhadap perubahan/ modifikasi yang diperlukan oleh kehamilan.
Intervensi : 1. Tentukan
pola
kebiasaan
aktivitas
seksual
pasangan
dengan
menggunakan akat pengkajian sesksual. Kaji dampak kehamilan pada pola dan respon pasangan terhadap perubahan. R/ : Cara pasangan mengatasi perubahan seksual dan pola seksual selama
kehamilan
dapat
mempengaruhi
hubungan.
Klien/
pasangandapat dibantu bila mereka mengetahui bahwa hasrat berkurang karena wanita tidak merasa sehat, akibat nyeri tekan payudara, kelelahan, mual, muntah, dan perubahan citra tubuh. Namun mereka
harus
mengetahui
bahwa
tidak
masalah
melanjutkan
aktivitas/pilihan seksual sesuai hasrat pasangan. 2. Tinjau ulang informasi tentang kenormalan perubahan-perubahan ini perbaiki kesalahan pengertian. R/: Membantu pasangan memahami perubahan-perubahan dari sudut fisiologis. Penurunan dorongan libido pada trimester pertama biasa terjadipada klien pranatal. Menurunkan hasrat mungkin sulit bagi pasangan, khususnya papa pasangan pria.
3. Kaji hubungan pasangan satu sama lain dan kemampuan untuk mengatasi penurunan frekuensi koitus seksual. R/ : Sifat dari hubungan sebelum kehamilan mempengaruhi seberapa baik pasangan mengatasinya selama kehamilan. 4. Rujuk pasangan untuk konseling bila masalah seksual tidak teratasi. R/ : Konseling profesional mungkin perlu untuk membantu pasangan mengatasi secara positif isu seksual pada kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA