HIPERLIPIDEMIA
DEFINISI
Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia/ dislipidemia) adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid / lemak dalam darah melewati batas normal.
Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misal : diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversible ( berulang ). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti β – Bloker , diuretik, kontrasepsi oral (estrogen, gestagen).
Penggolongan hiperlipidemia berdasarkan konsentrasi lipoprotein (WHO tahun 1970):
ETIOLOGI
Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik)
Penyebab sekunder, seperti :
Usia kadar lipoprotein, terutama LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
Jenis kelamin pria memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan normal, tetapi menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.
Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
Obesitas
Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh, seperti : mentega, margarin, whole milk, es krim, keju, daging
Kurang melakukan olahraga
Penggunaan alkohol
Merokok
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Gagal ginjal
Kelenjar tiroid yang kurang aktif
Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil KB, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu)
PREVALENSI
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari UI (tahun 2000) yang meneliti prevalensi Dislipidemia pada lanjut usia di kota padang, dengan 205 sampel lansia di peroleh hasil sebagai berikut; >50% responden mengalami hiperlipidemia dan wanita lebih banyak yang mengalami hiperlipidemia dibanding pria (71,7% vs 28.3%)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sudijanto Kamso yang dimuat dalam jurnal kesehatan masyarakat vol.2 no.2 (2007) diperoleh hasil bahwa lebih dari 45% pada populasi study (dari 205 lansia di padang) mengalami dislipidemia dan obesitas.
METABOLISME LIPID DAN PATOFISIOLOGI
Lipid plasma utama terdiri atas kolesterol, trigliserida, phosfolipid dan free fatty acid. Namun karena lipid ini bersifat hidrofobik maka sirkulasinya dalam darah adalah dalam bentuk kompleks lipid-protein atau lipoprotein. Plasma lipoprotein sendiri, berdasarkan densitasnya, terdiri atas: kilomikron, VLDL, LDL dan HDL. Komposisi dan fungsi dari tiap lipoprotein ini berbeda-beda. Kandungan terbanyak dari LDL, misalnya, adalah kolesterol (50%) dan phospolipid (25%), sedangkan kandungan terbanyak dari HDL adalah protein (50%).
Metabolisme lipid dan lipoprotein pada dasarnya terbagi atas:
Extrahepatic pathway
Kolesterol dan free fatty acid yang masuk kedalam tubuh lewat asupan akan diserap di intestinal mikrovili dimana mereka akan dirubah menjadi kolesterol ester dan trigliserida. Kedua zat ini kemudian dikemas dalam bentuk kilomikron dan disekresi kedalam sistem limfatik dan memasuki sirkulasi sistemik. Dikapiler jaringan lemak dan otot, trigliserida mengalami hidrolisis menjadi mono dan diglyserida. Akibatnya, ukuran kilomikron menjadi berkurang dan karenanya ditransfer menjadi HDL. Kilomikron yang tersisa, meskipun mengalami penurunan volume, masih tetap mengandung kolesterol dan trigliserida yang berpotensi menimbulkan hiperlipidemia. Kilomikron ini kemudian dikeluarkan dari sistem sirkulasi oleh hepar, meskipun sebagian kolesterol disekresi sebagai asam empedu kedalam kantung empedu.
Endogenous pathway
Jalan ini dimulai dengan hidrolisis VLDL oleh lipoprotein lipase yang kemudian disirkulasikan ke jaringan lemak dan otot. Trigliserida yang ada pada zat ini kemudian diambil oleh lemak dan otot sekitar, sedangkan komponen permukaannya ditransfer kebentuk HDL. Sekitar 50% dari VLDL dikeluarkan oleh hepar melalui LDL reseptor. Selain itu, hepar juga dapat mengeluarkan LDL (suatu lipoprotein yang mengandung cholesterol ester dan apoprotein B-100). HDL sendiri merupakan suatu lipoprotein yang disintesa di hepar dan intestinum dan terdiri atas 50% protein dan 20% kolesterol. HDL ini bersifat protektif terhadap aterosklerosis.
Gambar: Metabolisme lipid dan lipoprotein.
Sesaat setelah terjadinya peningkatan kadar LDL dan atau kolesterol, sejumlah monosit akan melekat pada permukaan endotel arteri dan selanjutnya melakukan migrasi kedalam ruangan subendotel. Setelah berbulan-bulan akan terjadi penumpukan kolesterol dan makrofag dalam ruangan subendotel ini dan disebut foam cell. Foam sell yang bertumpuk kemudian akan menimbulkan fatty streak. Sejalan dengan peningkatan kadar kolesterol, sejumlah sel otot halus muncul pada permukaan subendotel. Sel otot halus ini kemudian secara progresif memproduksi kolagen dan membentuk fibrous cap di atas inti lemak dari lesi. Kolagen yang terbentuk secara terus menerus kemudian menimbulkan bentuk athresclerotik yang disebut fibrous plaque.
FAKTOR RESIKO
Usia
Obesitas
Asupan makanan tinggi lemak jenuh
Pola hidup tidak sehat
Kurang aktivitas fisik
Diabetes
Stress
GEJALA
Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit.
Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala - gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).
DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida sebaiknya perderita berpuasa dulu minimal selam 12 jam.
Kadar Lemak Darah
Pemeriksaan Laboratorium
Kisaran yang Ideal ( mg/dl darah )
Kolesterol total
Kilomikron
VLDL
LDL
HDL
Perbandingan LDL dengan HDL
Trigliserida
120 – 200
Negatif (setelah berpuasa selama 12 jam)
1 – 30
60 – 160
35 – 65
< 3,5
10 – 160
TUJUAN TERAPI
Penurunan Kolesterol total dan LDL
Mengurangi resiko pertama / berulang dari infark miokard, angina gagal jantung, stroke, iskemia atau kejadian lain pada penyakit arterial perifer seperti karotid stenosis atau aneurisme arteri abdominal.
Untuk setiap penurunan 1 % LDL, maka terjadi penurunan resiko penyakit jantung koroner sebanyak 1 %.
Untuk setiap 1 % HDL, maka terjadi penurunan resiko penyakit jantung koroner sebesar 2 %.
PENGOBATAN NON-FARMAKOLOGI
Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL olahraga bisa membantu mengurangi kadar LDL. Olahraga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL.
Biasanya pengobatan terbaik unutk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol atau trigliserida tinggi adalah :
Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan
Berhenti merokok
Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya.
Menambah porsi olahraga
Menkonsumsi obat enurun kadar lemak (jika diperlukan)
PENGOBATAN FARMAKOLOGI
Obat-obatan yang digunakan unutk menurunkan kadar lemak darah
Jenis Obat
Contoh
Cara Kerja
Resin
Kolestiramin
Kolestipol
Mengikat asam empedu di usus
Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah
Asam Nikotinat
Niasin
Mengurangi kecepatan pembentukan VLDL LDL
Penghambat Koenzim A reduktase
-Fluvastin
-Lovastatin
-Pravastatin
-Simvastatin
Menghambat pembentukan kolesterol
LDL
Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
Derivat asam fibrat
Klofibrat
Fenofibrat
Gemfibrosil
Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase katabolisme lipoprotein
Probukol
Probukol
Menurunkan LDL
Penggunaan obat kombinasi:
Obat
Efek terhadap lipoprotein
Tipe hiperlipoproteine-mia untuk pemberian tunggal
Tipe hiperlipoproteinemia untuk pemberian kombinasi
Efek samping
Penghambat HMGCoA reduktase
LDL
IIa
IIb dengan asam nikotinat
Myositis, gangguan hepar, rabdomyolisis
Resin
LDL
IIa
IIa berat dengan penghambat HMGCoA reduktase atau asam nikotinat
Gangguan cerna, asidosis hiperkloremia
Asam nikotinat
LDL, VLDL, HDL
IIa, IIb, IV
IIb dan IV berat dengan fibrat
Cutaneus flush, gangguan saluran cerna, gangguan hepar, hiperglikemia, hiperpururice
Fibrat
IDL, VLDL, HDL
III, IV
IIb dan IV berat dengan asam nikotinat
Myositis, gangguan saluran cerna, batu empedu, gangguan erektil
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 1995, Farmakologi dan Terapi Ed.4, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Anonym, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
http:///www.google.com//perpustakaanunika/dislipidemiapadalansiapadang tanggal akses 2 Oktober 2011.
http://www.4share.com/kiliahhiperlipidemia tanggal akses 24 September 2011.
STUDY KASUS
MN, seorang pria 48 tahun dengan riwayat hipertensi dan merokok (1bungkus/hari) dating ke klinik untuk tes kolesterol. Ia melaporkan tidak pernah mengalami nyeri dada atau riwayat infark miokard, stroke, atau penyakit arteri perifer. Ia tidak memiliki saudara kandung dan kedua orang tua hidup tanpa ada riwayat jantung koroner (PJK).
Riwayat kesehatan pasien : hipertensi selama 9 tahun, riwayat gout
Riwayat keluarga : ayah dan ibu hidup tanpa riwayat PJK atau diabetes.
Riwayat social : bekerja sebagai programmer computer dan duduk di mejanya sepanjang hari, tidak berolahraga secara teratur; minum alcohol.
Obat-obatan : aspirin 80 mg sekali sehari,
verapamil SR 180 mg sekali sehari
Tanda vital : BP 142/86 mmHg, denyut nadi 71/menit, pernafasan 16/menit, suhu 37°C, tidak ada nyeri dada, sesak nafas atau pusing.
Laboratorium : kolesterol total 256 mg/dL (6,63mmol/L),
Trigliserida 235 mg/dL (2,66 mmol/L),
Kolesterol HDL 27 mg/dL (0,70 mmol/L),
Glukosa 115 mg/dl (6,38 mmol/L), data laboratorium lainnya semua dalam batas normal.
Pertanyaan:
Apa penilaian anda tentang resiko PJK pada MN
Tentukan tujuan pengobatan untuk MN
Susunan rencana terapi nonfarmakologi dan farmakologi untuk MN
Jawaban:
Penilaian tentang resiko PJK pada MN:
Tuan MN beresiko mengalami PJK karena memiliki beberapa factor resiko pencetus PJK yakni mengalami hiperlipidemia ( HDL rendah 27mg/dL. Kolesterol total tinggi 256mg/dL), hipertensi (BP 14 142/86 mmHg), kadar glukosa darah yang cukup tinggi (115mg/ml), kebiasaan merokok, minum alcohol dan kurang berolahraga. Jika factor pencetus tersebut tidak segera diperbaiki maka PJK tidak terelakkan lagi.
Jika hiperlipidemia pada pasien tidak segera ditangani kemungkinan plak lemak akan tumbuh terus secara progresif selama bertahun-tahun pada pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya penyumbatan, jika terjadi pada jantung maka dapat menyebabkan PJK.
Tujuan pengobatan untuk MN:
Penurunan kolesterol total dan trigliserida, serta peningkatan HDL
Susunan rencana terapi non farmakologi dan farmakologi untuk MN
Terapi non-farmakologi:
Pengaturan diet.
Menghilangkan factor resiko dengan cara menghentikan merokok dan minum alcohol, mengawasi kadar glukosa darah, dan olahraga.
Melakukan aktifitas olah raga ringan disela-sela kegiatan kerjanya selama dikantor, seperti jalan ditempat agar tidak selalu duduk saja.
Terapi farmakologi:
Sesuai dengan hasil pemeriksaan diatas, dapat diketahui bahwa tuan MN mengingalami hiperlipidemia type tiga yang ditandai dengan kadar LDL normal, rendahnya kadar HDL, dan tingginya kadar kolesterol total dan trigliseridanya. Oleh karena itu, terapi yang cocok untuk tuan MN adalah golongan fibrat, dan obat yang kami pilihkan adalah klorfibrat dengan aturan pakai tiga kali sehari 1 kapsul (500mg) setelah makan.
Selain itu alasan kami memilihkan obat tersebut untuk tuan MN adalah karena klorfibrat ini dapat memperbaiki toleransi glukosa, sehingga selain dapat mengobati hiperlipidemia obat ini juga sekaligus dapat mengatasi masalah tingginya kadar gula darah dari tuan MN.