EVIDENCE BASED OF NURSING (EBN) DIIT PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DI RUANG KIA UPT PUSKESMAS GARUDA
Disusun oleh:
Brenon
: 317072
Sani Sri Wulandari
: 317092
Cucun Cunenti
: 317073
Siti Mila Fazriyanti
: 317094
Dede Diah Sofiah : 317074
Tri Aulia Novitasari : 317098
Elsie Anggraini
: 317140
Vivin Sureni
Irvan Yuliana
: 317084
: 317101
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA 2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada tim penulis, juga shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang akhirnya tim penulis dapat menyelesaikan Evidence Based Of Nursing (EBN) Mengenai Diit Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi Di Ruang KIA UPT Puskesmas Garuda. Penulisan Evidence Based Of Nursing (EBN) ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Keperawatan Maternitas Program Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat. Dengan rendah hati tim penulis menyadari dalam penulisan Evidence Based Of Nursing (EBN) ini masih jauh dari kata sempurna, tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan yang tidak sedikit, tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari pembimbing dan berbagai pihak akhirnya Evidence Based Of Nursing (EBN) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata tim penulis mengharapkan semoga Evidence Based Of Nursing (EBN) ini dapat bermanfaat khususnya bagi tim penulis dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, November 2017
Tim Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .
Kehamilan dengan hipertensi ialah keadaan hipertensi yang diimbas oleh kehamilan. Istilah ini diadopsi oleh “The American College of Obstetrician and Gynecologist” untuk mengganti istilah preeklampsia dan eklampsia. Sindrom ini terdiri atas trias: yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema. Hipertensi jenis ini lazim menjangkiti primigravida (kehamilan minggu XX) berusia antara 20-35 tahun yang berasal dari lapisan social ekonomi tingkat bawah, dan menderita malnutrisi. Badan Kesehatan dunia memperkirakan ada 8% (eklamsia) dan 4% (hipertensi) dari 21 kasus penyebab kematian (selain abortus) yang ada. Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas maternal dan janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kahamilan atau timbul dalam kehamilan atau atau pada permulaan nifas. Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan tiga tahunan mengenai kematian ibu di Inggris pada tahun 1997-1999 ( Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi bahwa gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab tersering kedua kematian maternal dengan 5,2 kematian per satu juta ibu yang menderita pre-eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi merupakan penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira 10% dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini mengidentifikasi bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan ras. Seorang wanita hamil boleh dicurigai menderita hipertensi kehamilan, jika yang bersangkutan sering mengeluh pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian atas (ulu hati), nafsu makan lenyap, rasa mual,
dan muntah. Tanda yang mudah diperiksa alah pertambahan berat badan secara progresif (3kg tiap minggu). Sehingga perlu adanya penyusunan menu dan trik khusus untuk menanggulangi masalah tersebut tersebut seperti Diet Rendah Garam Garam karena nutrisi mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan dan penyembuhan hipertensi maupun komplikasi lain saat kehamilan. Fenomena yang terjadi di KIA UPT Puskesmas Garuda bahwa saat dilakukan pemeriksaan kehamilan didapatkan 20 ibu hamil yang menderita Hipertensi dalam 1 kali kunjungan dan sisanya mengalami amenia dan tekanan darah yang normal serta ibu hamil banyak yang mengeluh pusing dan belum terlalu mengetahui nutrisi atau diit yang baik dan bisa dikonsumsi untuk ibu hamil dengan hipertensi. Berdasarkan fenomena diatas, tim penulis tertarik untuk membandingkan diit pada ibu hamil dengan hipertensi dan didukung juga oleh beberapa penelitan yang telah melakukan intervensi mengenai diit terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah bagiamana keefektifan diit pada ibu hamil terhadap penurunan tekanan darah.
C. Tujuan Makalah
Mengetahui keefektifan diit pada ibu hamil terhadap penurunan tekanan darah.
D. Manfaat Makalah
Menambah wawasan mengenai diit pada ibu hamil terhadap penurunan tekanan darah.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Latar Belakang 1. Definisi Hipertensi
Hipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga pada ibu hamil setelah perdarahan dan infeksi. Hipertensi kronis adalah hipertensi yang diketahui terjadi terjadi sebelum kehamilan atau peningkatan tekanan tekanan darah > 140/90 mmhg sebelum usia gestasi 20 minggu, dan berlanjut hingga 6 minggu setelah melahirkan. Hipertensi gestasiona adalah hipertensi yang terjadi tanpa tanda lain pre-eklamsi. Didiagnosis jika setalah beristirahat, tekanan darah ibu meningkat >140/90 mmhg pada sedikitnya dua kali pemeriksaan,tidak lebih dari satu minggu setelah minggu ke-20 kehamilan pada wanita yang diketahui normotensif. Hipertensi yang didiagnosis untuk pertama kalinya pada kehamilan dan tidak membaik pada masa pascapartum juga diklasifikasikan hipertensi gestasional. Pre-eklamsi merupakan hipertensi yang didiagnosis berdasarkan proteinuria,jika proteinuria >1+ pada pemeriksaan dipstik atau >0,3 g/L protein dalam spesimen urine tangkapan bersih yang diperiksa secara acak atau eksresi 0,3 g protein / 24 jam. Jika tidak terdapat proteinuria, dicurigai preeklamsia jika hipertensi disertai dengan gejala seperti sakit kepala, penglihatan kabur,nyeri abdomen atau epigastrik, atau perubahan biokimia, terutama jumlah trombosit yang rendah dan kadar enzim hati yang tidak normal (mis. Alanin aminotransferase (ALT) aspartat aminotransferase (AST), dan gamma glutamil transpeptidase (GGT) ). Tanda-tanda dan gejala tersebut yang disertai tekanan darah sisitolik sisitolik >160 mmhg atau atau diastolik >
110 mmhg dan proteinuria 2+ atau 3+ dengan dipstik menunjukkan bentuk penyakit yang lebih berat. Eklamsia adalah didefinisikan sebagai awitan baru konvulsi selama kehamilan atau pascapartum,yang tidak berkaitan dengan kondisi patologis serebral yang terjadi pada ibu yang menderita pre-eklamsi. Pre-eklamsi yang terjadi pada hipertensi kronis : hal ini dapat terjadi pada ibu yang mengalami hipertensi sejak sebelum kehamilan (<20 minggu) yang menderita.
2. Klasifikasi
Secara internasional kejadian hipertensi terjadi dalam kehamilan dapat diperkirakan sebagai berikut : a. Primigavida sekitar 7-12 %. Makin meningkat pada : 1) Hamil ganda 2) Hidramnion atau hamil dengan DM 3) Kehamilan mola hidatidosa b. Pada kehamilan multigravida 5 ½ - 8% Pembagian HDK yang dianut oleh FIGO adalah sebagai berikut : a. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan (pre-eklamsia ringan dan berat,eklamsia) b. Hipertensi dalam kehamilan yang terjadi pada hipertensi kronis atau preeklamsi/eklamsia c. Hipertensi sementara (coincidental hypertention) d. Nama
lain
yang
dipakai
adalah
gestosis
EHP
(edema,hipertensi,proteinuria). Gestation berarti kehamilan, osis berarti abnormal atau gangguan. Gestosis berarti gangguan kehamilan dengan gejala edema,hipertensi dan proteinuria. Gestosis EHP dapat terjadi pada antepartum,intrapartum dan pascapartum. Berdasarkan gestosis EHP didapatkan gambaran klinis sebagai berikut :
a. Monosimtom gestosis EHP, hanya dijumpai salah satu dari gejala edema,hipertensi atau proteinuria b. Multisimtom gestosis EHP, dijumpai lebih dari satu gejala klinis Gambaran klinis preeklamsia ringan: a. Tekanan darah absolut 140/90 mmhg atau kenaikan sistolik 30 mmhg dan diastolik 15 mmhg b. Edema ringan dengan peningkatan BB 1kg/minggu c. Proteinuria diatas 0,3g/ 24 jam atau positif 1-2 Gambaran klinis preeklamsia berat, bila salah satu dari gejala berikut dijumpai : a. Tekanan darah 160/110 mmhg b. Edema umum dan paru disertai sesak dan sianosis c. Proteinuria diatas 5 g/24 jam atau plus 4-5 4 -5 d. Oliguria, urin kurang dari 500cc / 24 jam
3. Etiologi
Faktor predisposisi : a. Primigravida atau nullipara, terutama pada umur reproduksi ekstrem, yaitu remaja dan umur 35 tahun ke atas b. Multigravida dengan kondisi klinis : 1) Kehamilan ganda dan hidrops fetalis. 2) Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes mellitus. 3) Penyakit-penyakit ginjal. c. Hiperplasentosis : Molahidatidosa,kehamilan ganda, hi drops fetalis, ba yi besar, diabetes mellitus. d. Riwayat keluarga pernah pre-eklamsia atau eklamsia. e. Obesitas dan hidramnion f.
Gizi yang kurang dan anemi
g. Kasus-kasus dengan kadar asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi asam lemak tidak jenuh, kurang antioksidans.
4. Tanda Gejala
Belum diketahui dengan pasti. Proses iskemik uteroplasenter menyebabkan vasospasmus arteriole/kapiler secara umum sehingga menimbulkan kelainan patologis pada organ-organ vital. a. Pre-Eklamsia Ringan Kriteria : 1) Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan darah sistolik naik > 30 mmHg atau kenaikan tekanan darah diastolik > 15 mmHg tetapi < 160/110 mmHg. 2) Edema 3) Proteinuria, setelah kehamilan 20 minggu. b. Pre-Eklamsia Berat Kriteria : 1) Tekanan darah 160/110 mmHg. 2) Proteinuria lebih 5 gram/24 jam atau kualitatif 3+/4+. 3) Oliguria 500 ml/24 jam. 4) Nyeri kepala frontal atau gangguan penglihatan. 5) Nyeri epigastrium. 6) Edema paru atau sianosis. 7) Pertumbuhan janin intrauterin yang terlambat (IUFGR). 8) HELLP syndrome (H = Hemolysis; EL = Elevated Liver enzymes; LP = Low Platelet counts). c. Eklamsia Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma.
Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala pre-eklamsia (kejang-kejang timbul bukan akibat kelainan neu- rologik). d. Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan Adanya hipertensi yang persisten oleh sebab apapun juga yang ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau hipertensi persisten setelah 6 minggu pasca persalinan. Diagnosis klinik Diagnosis hipertensi kronik pada kehamilan ditegakkan berdasarkan gejala-gejala sebagai berikut : 1) Adanya riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau didapatkan hipertensi pada kehamilan kurang dari 20 minggu. 2) Ditemukan kelainan organik, misalnya : pembesaran jantung, kelainan ginjal, dan sebagainya. 3) Umur ibu di atas 30 tahun dan umumnya multigravida. 4) Bila terjadi superimposed preeclampsia, maka didapatkan : tekanan darah sistolik lebih dari 200 mmHg adanya perubahan perubahan
pada
pembuluh
darah retin berupa
eksudasi,
perdarahan, dan penyempitan. 5) Retensi air dan natrium tidak menonjol. Jarang didapatkan edema dan proteinuria. 6) Hipertensi masih temp didapatkan sampai 6 bulan pasca persalinan.
5. Pathway
6. Penatalksanaan
a. Diet Preeklamsi I Diet preeklamsi I diberikan pada pasien dengan preeklamsi berat. Makanan diberikkan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per oral, dan kekurangan diberikan secara parenteral. Makanan ini kurang energy dan zat gizi, karena itu hanya diberikan selama 1-2 hari b. Diet Preeklamsi II Diet preeklamsi II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsi I atau kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendahgaramI.makanan ini cukup energy dan gizi lainnya c. Diet Preeklamsi III Diet preeklamsi III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsi II atau kepada pasien dengan preeklamsi ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan iini cukup semua zat gizi.
Jumlah energy harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg setiap bulan. d. Kandungan nilai gizi pada buah pisang Kandungan
Nilai
Kalori
99 kalori
Protein
1.2 gram
Lemak
0.2 gram
Karbohidrat
25.8 mg
Serat
0.7 gram
Kalsium
8 mg
Fosfor
28 mg
Besi
0.5 mg
Vitamin A
44 RE
Vitamin B
0.08 mg
Vitamin C
3 gram
Air
72 gram
e. Kandungan nilai gizi ada yogurt Kandungan
Niilai
Vitamin B1
0.06 mg
Vitamin B2
0.28 mg
Vitamin B3
0.15 mg
Vitamin B6
0.06 mg
Vitamin B12
0.74 mg
Folate
14 mcg
f.
Vitamin C Vitamin E
1.0 Mg 0.12 mg
Vitamin K
0.4 mcg
Sodium
92 mg
Zinc
1.18 mg
Fluoride
24.0 mcg
Selenium
4.4 mcg
Calcium
24.2 mg
Magnesium
24 mg
Phosphorus
190 mg
Selenium
4.4 mcg
Kandungan nilai gizi pada biji ketumbar Kandungan
Nilai
Energy
298 kkal
Protein
12.37 g
Lemak
17.77 g
Serat
41.9 g
Kalsium
709 mg
Phosphor
409 mg
Magnesium
330 mg
Sodium
35 mg
Asam folat (B9)
1 mcg
Vitamin C
21 mg
7. Komplikasi
a. Gagal ginjal b. Gagal jantung c. Edema paru-paru d. Kelainan pembekuan darah e. Perdarahan otak dan kematian janin.
BAB III ANALISIS JURNAL
No
1
Judul Penelitian
Tujuan
Jenis
Sampel dan
Instrument atau
penelitian
Metode Penelitian
alat ukur
kuantitatif
Sampel: Sampel
Alat ukur yang
Menunjukkan
diambil sebesar
digunakan
hampir seluruh ibu
ibu dengan
Menurunan Tekanan pisang terhadap terhadap
18 orang dengan
adalah SOP dan
hamil mengalami
kehamilan
Darah Diastolik
penurunan penurunan tekanan
tehnik simple
lembar observasi penurunan penurunan tekanan
trimester III
Pada Ibu Hamil
darah pada ibu
random sampling
sebelum dan
darah diastolik
saja.
Hipertensi
hamil hipertensi
sesudah tindakan
sebesar 77,8% yang
Efektifitas Buah
Untuk menganalisa
Pisang Untuk
efektifitas buah
metode: preeksperimental design dengan pendekatan pendekatan one group pre post test design
Hasil penelitian
Kekurangan/kelema han
diberikan buah pisang selama selama 7 hari dengan dosis 3 kali sehari. Hasil analisa dengan uji Wilcoxon signed rank test didapatkan
1. Sampel hanya
nilai p=0,001 (p<0,05), artinya terdapat pengaruh pemberian buah pisang terhadap terhadap penurunan penurunan tekanan darah diastolik pada ibu hamil hipertensi 2
Pengaruh
Rebusan
Biji
Untuk mengetahui
Instrumen yang
Uji
pengambilan pengambilan data
digunakan
Friedman dan dari
dilakukan
mobilisasi dini
menggunakan
lembar observasi
hasil uji statistika
perbandingan perbandingan
terhadap
non probability
dan alat tes
ditemukan hasil p =
dengan
sampling secara
tekanan darah.
0,00 < α = 0,05
kelompok
purposive purposive
sehingga
kontrol
sampling yaitu
kesimpulanya
Ho
sebanyak 30
ditolak
H1
responden.
diterima berarti ada
waktu yang
pengaruh
rebusan
efektif untuk
ketumbar
meminum air
Ketumbar hubungan pengaruh
Sebagai
Penurun
Hipertensi Pada Ibu Hamil
Di
Jabon
Kecamatan post section
Mojoanyar Mojokerto
Desa penyembuhan penyembuhan luka
caesarea
Kuantitatif Sampel: Teknik
Metode: experimental,
biji sebagai
statistika
dan
penurun
1. Tidak
2. Tidak dijelaskan
rebusan
rancang bangun
hipertensi pada ibu
yang digunakan
hamil.
Senyawa
adalah one-shot
dalam
ketumbar
case study
yang
mempunyai
khasiat kalsium.
adalah kalsium
tersebut 3. Tidak dijelaskan tingkat keefektifannya minum rebusan
mempertahankan
biji ketumbar
kelancaran
tersebut
aliran
darah. 3
Pengaruh Non
Terapi
Untuk Menganalisis
Farmakologi Farmakologi pengaruh pengaruh
Yogurt
Terhadap Non
Terapi
Farmakologi Farmakologi
Penurunan Tekanan
Yogurt
Darah
Penurunan Tekanan
Ibu
Hipertensi
Hamil
Di Darah
Terhadap
Ibu
Puskesmas
Hipertensi
Gayaman
Puskesmas
Kecamatan
Gayaman
Gayaman
Kab.
Kuantitaif
Sampel:
sampel Instrumen
sebanyak
45
orang
yang
digunakan dalam
dan penelitian
Hasil uji wilcoxon menunjukkan
1. Pelaksanaan Penelitian Yang
ini bahwa nilai nilai Z
Terlalu Lama
pengambilan pengambilan
adalah
hitung sama dengan 2. Tidak
Ada
sampel
Tensimeter
-2,489 dengan p
Kelom
Pok
value (0,013) <
Pembanding
dengan
Hamil
purposive
untuk mengukur
Di
sampling
tekanan
Metode: desain Quasi. Responden yang mendapat
sebelum
darah (0,05) sehingga Ho dan
ditolak jadi ada
sesudah
perbedaan perbedaan tekanan
intervensi.
darah sebelum dan
Mojokerto
perlakuan
sesudah diberi
konsumsi yogurt
terapi yoghurt
selama 2 minggu
BAB IV SIMPULAN
Setelah dilakukan analisis dari beberapa jurnal tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa dari ketiga jurnal tersebut yang menurut kami efektif yaitu minum rebusan biji ketumbar, karena dilihat dari waktunya tidak begitu lama untuk menurunkan hipertensi dan terdapat cara untuk mengolah rebusan biji ketumbar tersebut, selain itu juga rebusan biji ketumbar tersebut bisa diminum oleh ibu hamil dari trimester pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh Rukiyah.2010. Asuhan kebidanan 4 Patologi. Jakarta: Tim Kapita Selekta. Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC http://chiiviolet.blogspot.com/2013/12/makalah-kehamilandenganhipertensi.html Manuaba IBG,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku Buku Kedokteran EGC. http://www.news-medical.net/health/Anti-Hypertensive-Drugs(Indonesian).aspx http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. “ Penuntun Penuntun Diet”;Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama