BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob dan mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingiva. Jaringan periodontal yang terinflamasi memproduksi sejumlah besar sitokin proinflamasi, terutama interleukin 1 beta (IL-1!, IL-", prostaglandin #$, dan tumor nekrosis faktor alpha (%&'-!, yang dapat menyebabkan gangguan sistemik pada tubuh manusia. Periodontitis dapat mempengaruhi kehamilan melalui infiltrasi bakteri dari periodonsium. %oksin yang diproduksi oleh bakteri menstimulasi respon
inflamasi kronik. Proses ini dapat menginduksi terjadinya
bakteremia yang se)ara tidak langsung memi)u respon fase akut hepatik yang mengakibatkan produksi sitokin, prostaglandin, dan interleukin yang dapat mempengaruhi kehamilan.
1.2
Skenario
&*, perempuan berusia $+ tahun dengan gravida 6 para 2032 (" kali hamil, memiliki $ anak lahir hidup usia kehamilan $ minggu prematur/ keguguran$ anak hidup! dengan usia kehamilan 1+ minggu datang ke dokter gigi dengan keluhan sakit, merah, dan bengkak pada gusi dan mudah berdarah ketika kontak. Pasien mengatakan tidak ada ri0ayat trauma, merokok, al)ohol, atau penggunaan obat terlarang. i0ayat kesehatan rongga mulutnya didapatkan gingivitis kronis yang berlanjut ke penyakit periodontal. 2ebelum kehamilan, pasien pernah melakukan pera0atan terhadap penyakit yang telah didiagnosa sebagai periodontitis kronis ringan sampai sedang melalui pemeriksaan menyeluruh jaringan periodontalnya, termasuk pemeriksaan jaringan lunak, perdaran, dan eksudat. Pasien telah menjalani
pera0atn
pembersihan
jaringan
nekrotik
se)ara
bedah.
Pemeriksaan klinis rongga mulutnya diperoleh multiple karies pada gigigigi molar ba0ah kanan, merah dan bengkak pada margin gingiva, dan sakit saat tekanan ringan.
1
Pasien menerima pera0atan antibioti) untuk penyakitnya tersebut dan pasien mendapatkan pera0atan dari dokter kandungan sehubungan dengan ri0ayat kehamilannya, dokter kandungannya mendiagnosa keguguran yang tidak bisa tertolong karena ada kebo)oran )airan serviks setelah melalui pemeriksaan fisik pasien dan sonografi terhadap janin. 3ayi lahir mati kurang dari 4 jam setelah induksi. %idak ada kelainan kehamilan dan pemeriksaan geneti) menunjukkan tidak ada kelainan kromosom.
1.3
Rumusan Masala
1. 3agaimana pengaruh kelainan periodontal terhadap kehamilan pasien5 $. 6pakah hubungan antara kelai nan perio dontal denga n kebo)oran )airan serviks yang dialami oleh pasien5 /. 3agaimana proses terjadinya multiple karies pada ibu hamil5 7. *engapa bayi yang dikandung pasien hanya mampu bertahan kurang dari 4 jam setelah induksi5 8. 9ntuk pera0atan yang dilakukan ibu hamil apakah hanya boleh diberi antibioti)5 ". 3agaimanakah pengaruh kehamilan terhadap kelainan periodontal5 4. Pera0atan apa saja yang tidak boleh dilakukan terhadap pasien yang sedang hamil5
1.!
Learning "#$e%t
1. periodontal pada saat kehamilan $. *ekanisme *ekanisme terjadinya terjadinyakelainan gangguan kehamilan akibat dari kelainan periodontal /. Pera0atan yang bol eh dan tidak boleh dilakukan pada ibu hamil untuk meredakan kelainan periodontal 7. Penelitian yang menguatkan pendapat tentang pengaruh kelainan periodontal terhadap kehamilan
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
S&EP 1
1. :ravida " para $/ $ ; pasien memiliki ri0ayat kehamilan " kali, memiliki $ anak lahir hidup dengan usia kehamilan $ minggu, tidak ada ri0ayat kelahiran premature, mengalami / kali keguguran, dan memiliki $ anak lahir hidup. $. Induksi ; merupakan suatu proses untuk merangsang terjadinya kontraksi janin sebelum kontraksi se)ara alami terjadi.
arena terjadi se)ara kronis, perkembangan penyakit ini terjadi se)ara lambat dan biasanya tidak menimbulkan nyeri.
2.2
S&EP 2
1. 3agaimana pengaruh kelainan periodontal terhadap kehamilan pasien5 $. 6pakah hubungan antara kelainan periodontal dengan kebo)oran )airan yangproses dialami oleh pasien5 /. serviks 3agaimana terjadinya multiple karies pada ibu hamil5 7. *engapa bayi yang dikandung pasien han ya mampu bertahan kurang dari 4 jam setelah induksi5
3
8. 9ntuk pera0atan yang dilakukan ibu hamil apa kah hanya boleh diberi antibioti)5 ". 3agaimanakah pengaruh kehamilan terhadap kelainan periodontal5 4. Pera0atan apa saja yang tida k boleh dila kukan terhadap pasien yang sedang hamil5
2.3. S&EP 3
1. Infeksi jaringan periodontal yang dialami oleh ibu hamil sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kehamilan pasien tersebut. =ua hal yang sering dikaitkan dengan dampak dari kelainan jaringan periodontal pada saat kehamilan adalah terjadinya kelahiran premature dan 33L atau berat bayi lahir rendah. Infeksi pada jaringan penyangga ini dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi prostaglandin. Prostaglandin ini yang kemudian dapat memi)u terjadinya kontraksi pada uterus sehingga menyebabkan bayi lahir se)ara premature. 2elain itu, adanya bakteri dari jaringan periodontal yang kemudian menyebar melalui pembuluh darah dapat menghambat penyerapan nutrisi oleh janin sehingga janin lahir dengan berat yang rendah. 2. >elainan periodontal dengan kebo)oran serviks yang dialami oleh pasien sangat berkaitan. Infeksi bakteri pada jaringan periodontal yang terjadi pada pasien menyebabkan peradangan berlebihan pada rongga mulut. 3akteri-bakteri tersebut kemudian dapat menyebar ke tubuh melelui aliran darah. Penyebaran bakteri ini kemudian dapat menyebabkan terjadinya dilatasi serviks dan kontraksi uterus.
3. %erdapat multiple karies pada pemeriksaan klinis oleh dokter gigi menunjukkan kondisi rongga mulut ibu yang buruk. >aries ii juga berhubungan dengan adanya morning si)kness yang terjadi pada saat kehamilan.
4
4. 3ayi hanya mampu bertahan kurang dari 4 jam setelah induksi terjadi karena janin masih dalam keadaan yang sangat lemah. *engingat bah0a umur bayi masih 1+ minggu, janin belum siap untuk dilahirkan sehingga ketahanan bayi sangat rendah. 2elain itu, kenaikan progesterone dan esterogen ibu dapat menghambat IL-1 yang kemudian berakibat dengan terganggunya
system
imun.
2istem
imun
yang
terganggu
ini
menyebabkan perla0anan terhadap bakteri menurun dan menyebabkan janin sulit untuk bertahan.
5. Pemberian antibiotik untuk ibu hamil umumnya tidak dianjurkan selama kehamilan dan menyusui. Meskipun obat ini memang bermanfaat, akan tetapi harus dikonsumsi hanya bila memang sangat diperlukan, karena bisa menghadirkan efek samping yang berbahaya. Bahkan antibiotik bisa menyebabkan resiko bayi aat lahir, dan !anita hamil harus berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum memutuskan minum antibiotik selama kehamilan. Antibiotik kategori A : "ntibiotik ini adalah jenis yang paling •
aman, karena tidak membahayakan janin pada trimester pertama atau pada saat mau melahirkan. #ontohnya Myostatin. •
Antibiotik kategori B : "dalah antibiotik yang mayoritas dianggap aman selama kehamilan, karena tidak ada bukti aat lahir atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan.
•
$al
ini
termasuk penisilin,
cefxime,
amoksisilin, ibuproven, ampisilin, dll. Antibiotik kategori C : "da data yang ukup mengenai efek samping dari antibiotik jenis ini selama kehamilan, sehingga harus dihindari selama kehamilan. $al ini termasuk Batrim,
•
monistat, ipro, di%uan, dll. Antibiotik kategori D : antibiotik jenis ini harus dihindari apapun alasannya selama kehamilan dan pengobatan
5
kehamilan, karena diketahui menyebabkan aat lahir atau menyebabkan
komplikasi
yang
berhubungan
dengan
kehamilan. "ntibiotik kategori ini termasuk o&ytetrayline, napro&en, dll. '. Pengaruh dari kehamilan terhadap kelainan jaringan periodontal berkaitan erat dengan perubahan hormone pada ibu. Pada saat kehamilan, hormone progesterone dan esterogen akan meningkat. =engan meningkatnya hormone ini, dapat menghambat aktivitas dari interleukin yang berperan dalam pematangan se limfosit % dan 3, serta aktivasi makrofag dan sel &>.
pelepasan
histamine
dan
en?im
proteolitik
sehingga
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah.
(. Pera0atan yang harus dihindari pada saat hamil adalah s)alling. 2)alling atau pembersihan karang gigi ini dapat meningkatkan resiko terjadinya bakterimia pada ibu hamil. 2elain karena gingiva menjadi lebih sensitive dan mudah berdarah, perdarahan yang terjadi saat proses s)alling dapat menyebabkan bakteri pada periodontal masuk ke pembuluh darah dan mempengaruhi janin yang dikandung ibu.
6
2.!
S&EP !
2.'
S&EP ' 1. *ekanisme terjadinya kelainan periodontal pada saat kehamilan $. *ekanisme terjadinya gangguan kehamilan akibat dari kelainan
periodontal /. Pera0atan yang boleh dan tid ak boleh dilakukan pada ibu hami l untuk meredakan kelainan periodontal 7. Penelitian yang menguatkan pendapat tentang pengaruh kelainan periodontal terhadap kehamilan
2.(
S&EP )
1. Mekanisme ter$a*in+a kelainan ,erio*ontal ,a*a sa at keamilan
7
Pada masa kehamilan terjadi beberapa perubahan baik se)ara fisik maupun fisiologis. Perubahan ini terjadi karena tubuh mempersiapkan diri untuk proses melahirkan serta untuk perkembangan janin. Perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi sistem dalam tubuh yang berdampak terhadap @siologis bagian-bagian tubuh termasuk rongga mulut. Pada masa kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormone yang sangat signifikan. %erutama hormone progesterone dan esterogen. Pada akhir trimester ke-/, progesterone dan esterogen men)apai level pun)aknya yaitu 1ngml dan "ngml yang masing-masing merupakan 1 dan / kali lebih tinggi daripada saat masa menstruasi. >edua hormone ini memiliki efek yang sangat penting pada tubuh yang juga akan mempengaruhi keadaan dari rongga mulut ibu. >edua hormone ini bersama-sama dapat menstimulasi produksi prostaglandin, khususnya P:#1 dan P:#$ yang merupakan mediator inflamasi. 2ehingga akhirnya gingiva menjadi lebih sensitive terhadap akumulasi plak dan bakteri pada gigi.
meningkatkan
2edangkan
hormone
diferensiasi progesterone
sel,
dan
memiliki
menurunkan beberapa
keratinisasi.
fungsi
seperti
meningkatkan permeabilitas kapiler, meningkatkan pembentukan kapilerkapiler baru di jaringan gingiva, menyebabkan kenaikan )airan krevikuler gingiva, mempengaruhi pola produksi kolagen, dan meningkatkan kerusakan folat yang dibutuhkan untuk pemeliharaan jaringan. >adar progesteron yang meningkat selama masa kehamilan juga dapat memi)u terjadinya peradangan gingiva dengan menghambat produksi interleukin-" (IL-"!. Interleukin-" berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit 3, limfosit % dan mengaktifk an sel makrofag dan sel &>, dimana sel-sel tersebut berperan menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah, sehingga dengan dihambatnya produksi IL-" mengakibatkan gingiva rentan terhadap peradangan. Progesteron juga merangsang produksi prostaglandin (P:#$! dimana P:#$ merupakan mediator yang poten dalam respon inA amasi. Prostaglandin sendiri berperan sebagai imunosupresan, sehingga mengakibatkan peradangan gingiva semakin meningkat.
Pengaru ormon tera*a, ,erkem#ang#iakan #akteri
8
Peningkatan level hormon estrogen dan progesteron juga dapat meningkatkan persentase bakteri P.intermedia, karena hormon tersebut digunakan oleh bakteri P.intermedia sebagai substansi menadione (vitamin >! yang
dibutuhkan
untuk
perkembangbiakannya.
3akteri
P.intermedia
merupakan bakteri patogen penyakit periodontal. 2ementara itu, perubahan respon imun maternal selama kehamilan yang mengakibatkan tertekannya respon limfosit % maternal juga dapat mempengaruhi respon jaringan gingiva terhadap plak. 2elain itu, selama kehamilan juga terjadi perubah an komposisi pada plak subgingiva. 2eperti yang disebutkan oleh >ornman dan Loes)he, selama kehamilan pada trimester kedua terjadi peningkatan terjadinya gingivitis dan perdarahan gingiva, tanpa terjadi peningkatan kadar plak.
9
penyebab gingivitis pada 0anita yang tidak hamil. >ehamilan meningkatkan respon gingival terhadap plak dan memodifikasi gambaran klinisnya. %idak ada perubahan yang dapat terjadi pada gingiva selama kehamilan tanpa keterlibatan faktor lo)al. 2. Mekanisme gangguan keamilan aki#at *ari kelainan ,erio*ontal
Penyakit periodontal merupakan suatu bentuk peradangan pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri, terutama bakteri :ram negatif, anaerob, dan mikroaerofilik. 3akteri harus berkolonisasi pada sulkus gingiva untuk dapat menyerang pertahanan host, merusak barier epitel krevikular atau memproduksi substansi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. 3akteri-bakteri
seperti
Actinobacillus
actinomycetemcomitans,
Phorpyromonas gingivalis, Tannerella forsythensis, dan Treponema denticola merupakan kelompok bakteri yang sering ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada periodontitis. Fusobacterium nucleatum adalah bakteri yang dihubungkan dengan kelahiran yang prematur. >enyataannya, Fusobacterium
nucleatum erat kaitannya dengan penyakit periodontal, maka dapat diasumsikan bah0a gangguan kelahiran seperti kelahiran prematur lebih disebabkan oleh karena proses inflamasi yang melalui plasenta yang berasal dari rongga mulut. 3akteri-bakteri tersebut mampu menghasilkan lipopolisakarida, protein, dan sitokin yang memi)u peradangan melalui peredaran darah. Perdarahan pada gingiva dapat memi)u terjadinya bakterimia dan selanjutnya bakteri dan produknya akan terba0a sistem peredaran darah masuk melalui plasenta. 3akterimia seringkali terjadi pada orang dengan kondisi periodont al yang tidak sehat, yaitu adanya perdarahan pada gingiva baik se)ara spontan maupun pada saat menyikat gigi. 3akteri patogen periodontal tersebut kemudian merangsang produksi prostaglandin dan komponen peradangan yang dapat menyebabkan dilatasi serviks dan kontraksi uterus yang memi)u terjadinya kelahiran prematur. 3akteri dapat menyebabkan infeksi dan lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri akan menyebar ke dalam rongga rahim. 3akteri dan produknya
10
akan berinteraksi pada membran, memi)u produksi prostaglandin atau se)ara langsung menyebabkan kontraksi otot rahim dan dilatasi serviks sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan terus berlanjut proses kerusakannya. Lipopolisakarida dapat merangsang pelepasan modulator imun seperti P:#$ dan %&' yang dibutuhkan pada 0aktu kelahiran normal.
11
In-lamasi in-eksi *esi*ua / korioamnion
angsangan untuk terjadinya persalinan se)ara biokimia0i diterangkan sebagai berikut; infeksi dapat men)etuskan berbagai komponen biokimia0i baik lokal maupun sistemik. *ikroorganisme melepaskan en?im protease yang menghidrolisis barier mukus serviks sehingga mikroorganisme dapat menembus memasuki serviks. Protease yang dihasilkan mikroorg anisme tersebut akan melemahkan jaringan kolagen pada selaput membran korioamnion. *ikroorganisme tersebut juga melepaskan en?im sialadase yang mempengaruhi asam sialat sebagai komponen mukus serviks sehingga daya pertahanan mukus serviks hilang. Pada umumnya mikroorganisme ini adalah jenis anaerob yang menghasilkan garam dari asam lemak yang akan menghambat fibroblas dan melemahkan kekuatan membran korioamnion. Infeksi menyebabkan pembentukan fosfolipase 6$ yang menginisiasi sintesis prostaglandin
sebagai
inisiator
kontraksi uterus.
merangsang pembentukan sitokin
dan mediator
Infeksi inflamasi.
korioamnion Penelitian
membuktikan bah0a interleukin-1 (IL-1! dan IL-" didapatkan dengan kadar yang tinggi pada ibu yang bersalin prematur. Jalur pertama yang menginisiasi persalinan preterm adalah pelepasan endotoksin
dan
eksotoksin
dari
12
mikroorganisme
yang
menginvasi
korioamnion dan desidua, akan mengaktivasi desidua dan selaput janin untuk memproduksi sejumlah sitokin seperti; %&'-, Interleukin-I-, Interleukin-I-, interleukin-", iterleukin-C, dan granulo)yte )olony stimulating fa)tor (:-D2'!. 2elanjutnya sitokin, endotoksin dan eksotoksin menstimulasi sintesis prostaglandin dan melepaskan serta menga0ali kemotaksis, infiltrasi dan aktivasi neutrofil yang pada akhirnya akan menyebabkan sintesis dan pelepasan metaloprotease dan substansi bioaktif lainnya. Prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus, sedangkan metaloprotease akan menyerang selaput korioamnion yang berakibat robeknya selaput janin. *etaloprotease juga mengubah kolagen di serviks dengan )ara melunakkannya. Jalur kedua yang bisa beperan adalah prostaglandin dehidrogenase di jaringan korion yang dapat menghambat produksi prostaglandin di )airan amnion, menghambat masuknya prostaglandin ke miometrium sehingga men)egah terjadinya kontraksi uterus. Infeksi korionik dapat menurunkan aktivitas dehidrogenase ini, menyebabkan peningkatan jumlah prostaglandin yang men)apai miometrium. Jalur ketiga melibatkan janin itu sendiri. Pada janin yang terinfeksi, terjadi peningkatan )orti)otropin-releasig hormone (D
13
Penyakit periodontal akan mempengaruhi kehamilan melalui berbagai )ara seperti diba0ah ini. *ekanisme biologi yang diajukan adalah; •
Penyebaran se)ara hematogen bakteri yang hidup di periodontal ke unit feto-plasental. Penyebaran hematogenus dari organisme ini biasanya tidak terus menerus, yang merupakan karakteristi k dari proses perjalanan penyakit periodontal. >ondisi kronis dan siklik dari infeksi periodontal memberikan peluang untuk penyebaran hematogenus berulang dari kuman patogen, dan paparan langsung mikroba terhadap daerah vaskularisasi periodontal, hati dan saluran plasental-fetal pada 0anita hamil. >uman-kuman ini dengan mudah men)apai jalan keluar ke sirkulasi perifer, terutama pada saat mengunyah, atau pada saat menggosok gigi. 3akteriemia biasanya transien, biasanya kurang dari 1 jam tapi pada kondisi periodontal yang lebih berat, lebih banyak jumlah mikroba dan ragamnya. 3akteriemia rekuren diper)aya sebagai pokok penyebab dari terpantaunya hubungan peningkatan level serum DP dengan penyakit periodontal. DP adalah protein yang dihasilkan pada fase akut, ditemukan meningkat pada 0anita hamil penderita penyakit periodontal. Peningkatan DP adalah pertanda peningkatan kerja hepar sebagai respons terhadap fase akut dan peningkatan DP pada 0anita hamil dikaitkan dengan persalinan preterm.
14
Eang lebih penting, adalah penemuan kuman patogen dari periodontal mulut, diantaranya Porphyromonas gingivalis di darah tali pusat bayi preterm mengindikasikan bah0a fetus dapat terpapar dengan kuman tersebut, di dalam rahim, juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan kadar Ig* spesif ik organisme ini di tali pusat. 2ebab itulah, selama kehamilan organisme-organisme ini mempunyai kemampuan untuk •
memaparkan diri kepada fetus didalam kandungan. %ranslokasi produk-produk bakteri se)ara tidak langsung (misalnya; endotoksin, lipopolisakarida spesifik (LP2! %elah dikonfirmasi melalui berbagai penelitian bah0a mediator proinflamasi seperti P:-#$ dan interleukin 1- (IL-1! pada 0anita dengan persalinan preterm, kadarnya lebih tinggi dalam )airan )elah gingiva (:ingival Drevi)ular 'luid :D'! dan serum darah.
menimbulkan produksi IL-1 dan P:-#$ pada korioamnion dan sel-sel trophoblast, suatu proses yang dihubungkan dengan kelahiran preterm. 2e)ara khusus, baik Porphyromonas gingivalis dan Damphyloba)ter re)tus mempunyai kapasitas untuk menyebar dari ruangan subkutan tidak hanya menuju organ-organ ibu (hepar dan uterus!, tetapi juga lebih penting lagi, pada jaringan plasenta dan fetus. %ranslokasi ini diikuti dengan peningkatan mediator inflamasi dalam plasenta. Lebih jauh lagi, infeksi patogen periodontal menginduksi perubahan signifikan konfigurasi plasenta, terutama pada area kritis yang berhubungan dengan pertukaran nutrien antara ibu dengan fetus. Lebih jauh lagi, paparan ibu terhadap P. gingivalis dan D. re)tus mengakibatkan pengurangan ukuran fetus (kelahiran prematur tidak terjadi pada men)it!. Penyusutan ukuran fetus bukan hanya salah satu komplikasi karena bayi yang baru lahir juga mengalami risiko tinggi kematian perinatal, mirip dengan lahir berat normal pada bayi manusia.
3. Pera0atan + ang *ilakukan ,a*a i#u amil
=alam melakukan pera0atan gigi dan mulut pada masa kehamilan, dokter gigi harus berhati-hati dengan mempertimbangkan perlindungan bagi ibu hamil dari )alon bayi yang sedang berkembang, khususnya pada trimester pertama. 6dakalanya dokter gigi menghindari pera0atan gigi dan mulut pada trimester pertama dengan berdasarkan pertimbangan ri0ayat medis pasien, misalnya pada pasien yang mengalami rasa lesu, pusing, mual dari muntahmuntah. Baktu pera0atan yang terbaik adalah pada trimester kedua. Pada umumnya pera0atan yang dilakukan terhadap pasien hamil dibatasi pada prosedur-prosedur operative yang sederhana, seperti penambalan karies gigi, pen)abutan gigi yang tidak menimbulkan komplikasi dari tindakan skelingroot planing. Pera0atan terutama ditujukan untuk mengontrol penyakit yang
sedang
terjadi
dan
menyingkirkan
faktor-faktor
yang
dapat
memperburuk keadaan rongga mulut pada akhir kehamilan dan setelah melahirkan.
16
Prosedur endodontik standart dapat dilakukan selama masa kehamilan, dilakukan dengan menggunakan tehnik yang asepsis dan menghindari keadaan yang dapat menimbulkan stress bagi pasien. Prosedur-prosedur yang dapat menimbulkan stress atau yang melelahkan bagi pasien, seperti pengambilan gigi terpendam sebaiknya dihindari atau ditunda dulu I. Pregnan)y tumor apabila menimbulkan gangguan,perdarahan yang berlebihan, dokter gigi dapat melakukan pera0atan dengan pembedahan pada masa kehamilan. Pera0atan yang dilakukan yaitu dengan melakukan eksisi, kauterisasi atau gingivektomi di ba0ah anestesi lokal. Ra*iogra-i gigi.
Penggunaan radiograph sebaiknya dihindari terutama pada trimester pertama dari kehamilan. Pada saat ini perkembangan janin sangat peka terhadap radiasi. 3ila 0anita hamil terkena radiasi akan mengakibatkan keguguran, perubahan bentuk atau kelainan pertumbuhan pada janin dan kematian pada janin yang sedang dikandung. 6pabila
radiograph
diperlukan
sekali,
terutama
untuk membantu
menegakkan diagnosa yang tepat, pada pasien hamil harus diberikan pengamanan untuk menghindari terjadinya pengaruh negatif radiasi pada janin. 3aju timah atau apron dapat digunakan sebagai perlindungan yang adekuat. Pemakaian o#ato#atan. Pemberian obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan. 2eperti kita ketahui, dalam kedokteran gigi obat-obatan berfungsi untuk menyempurnakan hasil pera0atan gigi yang dilakukan. %etapi pada pasien hamil sebaiknya pemberian obat-obatan sedapat mungkin dihindari, terutama pada trimester pertama.
teratogenik
yaitu
terjadinya
gangguan
pertumbuhan
janin,
merupakan kejadian yang sungguh penting karena dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim, keguguran dan )a)at ba0aan yang sementara ataupun menetap. 'aktor penentu terjadinya pengaruh teratogenik pada penggunaan obat bagi 0anita hamil yaitu status fisiologi ibu, status patologi
17
ibu, usia kehamilan saat pemberian obat, kemudahan filtrasi obat melalui plasenta, dosis dan lama terapi obat dan daya teratogenik obat. 3eberapa obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran gigi belum menunjukkan pengaruh yang buruk pada janin. %etapi ada obat-obatan yang dengan )epat dapat melalui plasenta, dan setiap dokter gigi harus sadar akan kemungkinan pengaruh negatif yang mengenai janin. Pada tabel
1
menunjukkan
obat-obatan
yang
diindikasikan
dan
kontraindikasi pasien hamil. bat ini harus diketahui dokter gigi agar dapat memakai obat yang dan tidak menggunakan obat yang kontraindikasi.
!. Penelitian,enelitian +ang menguatkan ,en*a,at tentang ,engaru kelainan ,erio*ontal tera*a, keamilan Penelitian diambil dari data anamnesa dan pemeriksaan klinis yang •
dilakukan terhadap pasien poli kandungan 29= 9LI& 3anjarmasin yang datang untuk kontrol kehamilan rutin. 2ubjek pada penelitian ini
18
adalah para 0anita hamil trimester ke/ di poli kandungan 29= 9LI& 3anjarmasin yang datang untuk kontrol kehamilan rutin pada *ei 6gustus $1/ dan bersedia menjadi subjek penelitian. >riteria inklusi yaitu 0anita hamil trimester ketiga di poli kandungan 29= 9LI& 3anjarmasin dan kooperatif. >riteria ekslusi antara lain memiliki penyakit sistemik, memiliki kondisi malnutrisi, dan mengkonsumsi obat tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah pasien 0anita hamil trimester ke-/ yang melakukan kontrol di poli kandungan 29= 9LI& 3anjarmasin. 2ubjek penelitian adalah seluruh 0anita hamil trimester ke-/ di poli kandungan 29= 9LI& 3anjarmasin dating dengan keluhan pada gingival pada *ei- 6gustus $1/. Kariabel penelitian adalah kelainan jaringan periodontal pada 0anita hamil trimester ketiga. Pengumpulan data dia0ali dengan pengisian informed )onsent, kemudian anamnesa dan pemeriksaan klinis intra oral. =ata kemudian di)atat dan dianalisa.
bah0a angka
kejadian
gingivitis
kehamilan
(gingivitis gravidarum! di 29= 9lin 3anjarmasin masih )ukup
•
rendah yaitu tidak dengan men)apai setengah dari total pasien meskipun prosentase pasien yang normal masih lebih tinggi.
19
*enurut penelitian yang dilakukan di 9niversity of &orth Darolina, ibu hamil dengan tingkat keparahan periodontitis sedang sampai berat memiliki risiko untuk melahirkan sebelum 0aktunya 4 kali lebih tinggi dibanding ibu hamil dengan keadaan jaringan periodontal yang sehat. Pada penelitian yang dilakukan terhadap C8 ibu hamil sebelum dan sesudah melahirkan, disimpulkan bah0a penyakit periodontal berperan terhadap terjadinya kelahiran prematur. 6da empat bakteri yang berhubungan langsung antara pematangan plak dan periodontitis, yaitu 3akteriodes forshythus, Porphyromonas gingivalis,
6)tinoba)illus
a)tinomy)etem)omitans,
%reponema
denti)ola, yang ditemukan lebih banyak jumlahnya pada 0anita yang melahirkan
bayi
prematur
dibandingkan
dengan
0anita
yang
melahirkan tepat 0aktu. 3akteri-bakteri tersebut mampu menghasilkan lipopolisakarida, protein, sitokin, dan memi)u peradangan melalui peredaran darah. 3akteri patogen periodontal merangsang produksi prostaglandin dan komponen peradangan yang dapat menyebabkan dilatasi serviks dan kontraksi uterus. Proses perpindahan bakteri yang dapat memi)u terjadinya kelahiran prematur dapat dimulai dari adanya bakterimia. 3akterimia seringkali terjadi pada orang dengan kondisi periodontal yang tidak sehat, yaitu adanya perdarahan pada gingiva baik se)ara spontan maupun pada saat menyikat gigi. Perdarahan pada gingiva dapat memi)u terjadinya bakterimia dan selanjutnya peradangan akan melalui sistem peredaran darah masuk melalui plasenta. 3akteri dapat menyebabkan infeksi, dan lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri akan menyebar ke dalam rongga rahim. 3akteri dan produknya akan berinteraksi pada membran, memi)u produksi prostaglandin atau se)ara langsung menyebabkan kontraksi otot rahim dan dilatasi serviks sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan terus berlanjut proses kerusakannya. Peradangan pada jaringan periodontal dapat mempengaruhi kehamilan melalui bakteri :ram
20
negatif anaerob dan produknya seperti lipopolisakarida yang dapat merangsang pelepasan modulato r imun seperti P:#$ dan %&' yang dibutuhkan pada 0aktu kelahiran normal.
bakteri
itu
sendiri.
Penelitian
Dase-Dontrol yang
dilakukan 6rdakani dkk ($1/! juga menyimpulkan bah0a penyakit periodontal pada ibu hamil merupakan faktor risiko terhadap bayi dengan berat lahir rendah. &amun, menurut systemati) revie0 yang dilakukan Kett ore dkk, 0alaupun banyak penelitian yang menemukan hubungan yang positif antara penyakit periodontal dengan adverse events pada ibu hamil seperti kelahiran prematur ataupun 33L, hampir semua penelitian tidak memperhitungkan adanya faktor lain yang mempengaruhi kondisi kehamilan itu sendiri, seperti stres, kondisi sistemik, dan trauma semasa kehamilan, sehingga mungkin saja adanya faktor lain diluar kondisi mulut yang buruk dari ibu hamil yang mempengaruhi. •
Pada tahun 1++" pertama kali diaporkan bah0a kelainan periodontal merupakan faktor resiko untuk kelahiran prematur.
21
patogen forsythia,
:ram-negatif dan
(Porphyromonas
Dampyloba)ter
re)tus!,
gingivalis,
%annerella
lipopolisakarida
(LP2,
endotoksin!, dan mediator-mediator inflamasi (prostaglandin #$, interleukin-1, dan %&'-! yang berada di plasenta beresiko untuk kelahiran. ffenba)her menguji hipotesisnya dalam )ase-)ontrol melibatkan 1$7 subyek dengan )ase ibu dengan berat bayi lahir rendah dan sebagai )ontrol adalah ibu dengan berat bayi lahir normal. *asingmasing subyek menerima pera0atan periodontal. Pada pera0atan tersebut diketahui bah0a ibu dengan berat bayi lahir rendah memiliki kelainan periodontal yang parah atau terlihat adanya atta)hment lost daripada ibu dengan berat bayi lahir normal. 2ejak saat itu, penelitian mengenai hubungan kelainan periodontal dengan gangguan kehamilan menjadi sangat populer dalam penelitian kedokteran gigi. (
menyerupai
bakterimia
yang
terjadi
selama
infeksi
periodontal. '. nu)leatum terba0a sirkulasi darah dan diketahui hanya menuju plasenta, tidak organ lain seperti hati atau limpa.
22
BAB III PENU&UP
3.1
esim,ulan
*asa kehamilan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keadaan jaringan periodontal rongga mulut. elainan periodontal juga dapat menyebabkan beberapa gangguan kehamilan seperti bayi lahir premature, 33L (berat bayi lahir rendah!, bahkan keguguran.
23
DA&AR PUS&AA
6gueda 6, #)heverria 6, *anau D. 6sso)iation bet0een periodontitis in pregnan)y and preterm or lo0 birth 0eight; evie0 of the literature. *ed ral Patol Dir 3u)al $CM 1/(+!; #"+-#"18. 6priasari *6. dan edokteran :igi. $1$M1(1!;1$+-1/8 6rdakani 6<, #slami N, *eibodi *=, M :raber, #6. 1+47.2urgi)al =iseases in Pregnan)y. Philadelphia. B3 2aunders Dompany. $84-$8C. 3urket, L B. 1+41. ral *edi)ine, =iagnosis and %reatment .#d. >e-". Philadelphia. J3 Lippin)ot Dompany. illey, ay, LB. 1+48. 6n utline of ral 2urgery, Part 1. 3ristol. John Bright O 2ons Ltd. 14. >risnadi, 2., #ffendi, J.2, Pribadi, 6. $+. &d' Prematuritas' 3andung ; efika 6ditama. Lukman, =. 1++8. =asar-dasar adiologi =alam >edokteran :igi. #d. >e-$. Jakarta. Bidya *edika. /","$.
24
Lyn)h, *6. 1+C7. 3urket ral *edi)ine, =iagnosis and %reatment. #d. >e-C. Philadelphia. J3 Lippin)ot Dompany. C/4-C7. *) Darthy, '*. 1+4+. #mergen)ies in =ental Pra)ti)e. #d. >e-/. Philadelphia. B3 unders Dompany. 714-71C. PaGuette, =avid B. $". Periodontal (isease and the )is* for adverse
Pregnancy Outcomes. Jurnal :rand ounds in ral-2ys *ed$"M7;17-$7 Pirie *, Dooke I, Linden :, Ir0in D. evie0 dental manifestation of dental pregnan)y. J oyal Dollege of bstetri)ians 6nd :ynae)ologist $4M (+!; $1". intoko, 3imo. $8. >ebersihan mempengaruhi adanya gingivitis pada ibu hamil. =entika dental journal. Kol 1; 1-+. 2)ully, D. Dro0son, 6.1++/. *edi)al Problems in =entistri. #d. >e-/. Qford. Bright. ;$+$-$+". 2)ully, DM Da0son, 6. 1++8. 6tlas 3antu >edokleran :igi Penyakit *ulut, alih bahasa Lilian Eu0ono. e-$ Philadelphia. B3 2aunders Dompany. 1"7-1"4. 2oulissa, 6bdul :ani. $17. Hubungan +ehamilan dan Penya*it Periodontal. Jurnal P=:I Kol. "/, &o. / edokteran :igi. Jember ; 9niversitas Jember.
25