Stuktur Pasar dan Strategi Penetapan Harga
Materi Pertemuan 8
A. Asumsi – Asumsi Yang Melandasi Terbentuknya Pasar
Manajer yang berada dalam manajemen bisnis harus mengenal pasar yang akan
dimasuki atau tempat penjualan produk-produk industry yang dihasilkan,
apakah bersifat kompetitif atau tidak kompetitif, karena strategi penetapan
harga produk yang memaksimumkan keuntungan perusahaan sangat tergantung
pada struktur pasar yang ada, di mana produk itu akan dijual. Pada dasarnya
dikenal 4 struktur pasar yang dipandang dari sudut banyaknya penjual atau
produsen di pasar itu, yakni : persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, oligopoli, dan monopoli.
Sebelum membahas masing-masing bentuk pasar ini, perlu diketahui
asumsi yang melandasi bentuk – bentuk pasar. Berikut merupakan tabel yang
berisikan asumsi – asumsi yang melandasi bentuk pasar :
"No. "Asumsi-asumsi "Penerima Harga "Penentu Harga "
" " "(Price Takers) "(Price Makers) "
" " "Persaingan "Persaingan "Oligopoli "Monopoli "
" " "Sempurna "Monopolistik " " "
"1. "Banyaknya "Banyak "Banyak "Beberapa "Satu "
" "Penjual " " " " "
"2. "Kondisi Biaya "Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa output yang "
" " "menurun dalam produksi jangka pendek (diminishing "
" " "return), akan menyebabkan biaya marginal meningkat. "
" " "Asumsi ini tidak penting dalam pasar oligopoly dan "
" " "monopoli, karena biaya marjinal yang konstan atau "
" " "menurun mungkin saja terjadi, meskipun output dalam "
" " "produksi jangka pendek menurun. "
"3. "Banyaknya "Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa terdapat "
" "Pembeli "banyak pembeli, sehingga dominasi kekuatan dalam "
" " "keputusan harga tidak dapat dilakukan oleh satu atau "
" " "beberapa pembeli yang kuat. Dalam kasus apabila hanya "
" " "terdapat beberapa pembeli yang kuat dan mampu "
" " "mempengaruhi harga beli, maka pasar dikatakan berada "
" " "dalam situasi oligopsoni (oligopsony), sedangkan "
" " "apabila hanya terdapat satu pembeli tunggal yang mampu "
" " "mempengaruhi harga beli dikatakan bahwa pasar berada "
" " "dalam situasi monopsoni (monopsony). "
"4. "Kondisi "Subtitusi "Subtitusi "Subtitusi "Tidak ada "
" "Permintaan "Identik "sangat serupa "terbatas "subtitusi "
"5. "Fungsi Tujuan "Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa perusahaan "
" " "ingin memaksimalkan keuntungan jangka pendek (short run"
" " "profit maximization). Asumsi ini mungkin tidak tepat "
" " "untuk pasar oligopoli, dimana horizon waktu biasanya "
" " "jangka panjang, karena keuntungan jangka pendek yang "
" " "tinggi akan merangsang pesaing – pesaing baru memasuki "
" " "pasar sehingga menyebabkan pasar berubah menjadi lebih "
" " "kompetitif. "
"6. "Variabel "Untuk semua bentuk pasar diasumsikan bahwa perusahaan "
" "Strategik "dapat menyesuaikan harga dan kuantitas yang ditawarkan,"
" " "kecuali untuk pasar persaingan sempurna apabila harga "
" " "telah berada dalam kondisi keseimbangan pasar, maka "
" " "perusahaan hanya mengatur kuantitas produk yang "
" " "ditawarkan. Perusahaan yang berada dalam pasar bukan "
" " "persaingan sempurna mungkin juga dapat menyesuaikan "
" " "usaha promosi mereka, desain produk, dan saluran "
" " "distribusi, dan oleh karena itu mereka dapat "
" " "menyesuaikan harga jual dan kuantitas produk yang di "
" " "tawarkan. "
"7. "Ekspektasi "Tidak ada, karena terdapat banyak perusahaan sejenis "
" "dari Reaksi "dalam pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan "
" "Pesaing "monopolistik. Perusahaan – perusahaan yang ada itu, "
" " "semuanya relatif kecil terhadap pasar, dengan kata lain"
" " "setiap perusahaan hanya memiliki pangsa pasar (market "
" " "share) yang relatif kecil, sehingga tindakan – tindakan"
" " "dari perusahaan yang satu tidak di ketahui oleh "
" " "perusahaan yang lain. Pesaing – pesaing mungkin "
" " "mengabaikan atau menyesuaikan dengan tindakan – "
" " "tindakan perusahaan, tergantung pada apakah "
" " "mempengaruhi atau tidak mempengaruhi tujuan – tujuan "
" " "pesaing itu. "
" " "Tidak ada juga pada pasar monompoli, karena produsen "
" " "produk produk monopoli hanya ada satu, sehingga tidak "
" " "ada pesaing dalam pasar monopoli. "
B. Klasifikasi Pasar
Klasifikasi pasar menurut bentuk dan strukturnya dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis
pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang
dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil
interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di
pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima
harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat
homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli
tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A,
produsen B, atau produsen C. Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak
akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.
Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan
kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak
mampu mempengaruhi pasar. Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat
dikatakan pasar persaingan sempurna yaitu :
Semua perusahaan memproduksi barang/produk yang homogenitas. Produk
yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada
konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi yang
sempurna. Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan
sempurna tentang harga produk dan input yang dijual sehingga konsumen tidak
akan mengelami perlakuan harga jual yang berbeda dari suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya.
Output sebuah perusahaan relatif kecil dibandingkan dengan output
pasar. Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap relatif
kecil dibandingkan dengan jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar dengan menjual produknya
dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar karena perusahaan tidak
mampu mempengaruhi harga pasar.
Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar, hal ini disebabkan oleh
adanya faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tak ada biaya yang harus
dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi.
Karakteristik pasar persaingan sempurna, antara lain sebagai berikut:
1. Terdapat banyak penjual dan pembeli. Kondisi ini menyebabkan pembeli
maupun penjual tidak dapat mempengaruhi harga. Penentuan harga didasarkan
pada kekuatan permintaan dan penawaran atau mekanisme pasar. Jadi, penjual
dalam pasar persaingan sempurna merupakan penerima harga atau price taker.
2. Barang yang diperjualbelikan sifatnya homogen. Barang yang
diperjualbelikan di pasar ini merupakan barang substitusi untuk barang dari
produsen lain. Sifat ini menunjukkan bahwa tidak ada ketergantungan
terhadap satu penjual saja sehingga pembeli bebas memilih untuk membeli di
penjual mana pun.
3. Adanya kebebasan dari produsen untuk membuka atau menutup usaha. Pada
prinsipnya, suatu usaha dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Jika
laba yang diperoleh banyak, produsen akan terus mengembangkan usahanya.
Namun, jika kegiatan usahanya mengalami kerugian, produsen kemungkinan akan
berpindah ke jenis usaha lain.
4. Adanya kemudahan dari pelaku pasar untuk memperoleh informasi mengenai
pasar. Pembeli dan penjual mempunyai pengetahuan yang luas tentang pasar
baik harga, kualitas, dan kuantitas barang. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya titik keseimbangan atas harga barang yang diperjualbelikan di
pasar.
5. Tidak adanya hambatan buatan terhadap pergerakan harga (tidak ada campur
tangan pemerintah). Hal ini terjadi karena pergerakan harga ditentukan oleh
kekuatan pasar, yaitu interaksi antara permintaan dan penawaran. Contoh
hambatan buatan adalah kebijakan pemerintah dan pengaruh perusahaan
tertentu.
2. Pasar Monopoli
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual)
adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang
menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau
sering disebut sebagai "monopolis".
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan
atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan
diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga
barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga
memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga
terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau
membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi
mencarinya di pasar gelap (black market).
Karakteristik Pasar Monopoli, antara lain sebagai berikut:
1. Hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar.
2. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan
barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli
tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan
monopoli itu, dan konsumen tidak dapat berbuat suatu apapun didalam
menentukan syarat jual beli.
3. Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikann oleh
barag lain yang ada didalam pasar. Barang-barang tersebut merupakan satu-
satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip yang
dapat menggantikan.
4. Promosi iklan kurang diperlukan. Oleh karena perusahaan monopoli adalah
satu-satunya perusahaan didalam industri, ia tidak perlu mempromosikan
barangnya dengan menggunakan iklan. Walau ada yang menggunakan iklan, iklan
tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, melainkan untuk
memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
5. Hambatan, secara langsung maupun tidak langsung, diciptakan oleh
perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk memonopoli pasar. Perusahaan
monopolis akan berusaha menyulitkan pendatang baru yang ingin masuk ke
pasar tersebut dengan beberapa cara, salah satu di antaranya adalah dengan
cara menetapkan harga serendah mungkin. Dengan menetapkan harga ke tingkat
yang paling rendah, perusahaan monopoli menekan kehadiran perusahaan baru
yang memiliki modal kecil. Perusahaan baru tersebut tidak akan mampu
bersaing dengan perusahaan monopolis yang memiliki kekuatan pasar, image
produk, dan harga murah, sehingga lama kelamaan perusahaan tersebut akan
mati dengan sendirinya. Cara lainnya adalah dengan menetapkan hak
paten atau hak cipta dan hak eksklusif pada suatu barang, yang biasanya
diperoleh melalui peraturan pemerintah. Tanpa kepemilikan hak paten,
perusahaan lain tidak berhak menciptakan produk sejenis sehingga menjadikan
perusahaan monopolis sebagai satu-satunya produsen di pasar.
6. Harga, perusahaan di pasar monopoli dapat mempengaruhi penentuan harga.
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam
pasar, maka ia mempunyai kekuasaan penuh dalam menentukan harga barang yang
dijualnya dipasar.
Dengan mengadakan pengendalian terhadap produksi dan jumlah barang
ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang
dikehendakinya. Seringkali harga dibuat serendah mungkin agar perusahaan
lain tidak dapat masuk. Contoh produk: microsoft windows, perusahaan
listrik negara (PLN).
Kelebihan Pasar Monopoli:
1. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
2. Dapat meningkatkan daya saing bilamonopoli diperoleh karena kemampuan
efisiensi
3. Mudah mengontrol kepentingan orang banyak bila monopoli dilakukan negara
4. Dapat meningkatkan inovasi (penemuan baru) bila monopoli terbentuk
karena pemberian hak cipta dan hak paten
Kelemahan Pasar Monopoli:
1. Perusahaan lain sulit memasuki pasar
2. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
3. Jumlah produk tergantung monopolis
4. Monopolis umumnya bertindak boros
5. Timbul eksploitasi terhadap pemilik faktor produksi dan pembeli/konsumen
3. Pasar Oligopoli
Pasar Oligopoli dari segi bahasa berasal dari kata olio yang berarti
beberapa dan poli yang artinya penjual adalah pasar di mana penawaran satu
jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan
lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memosisikan dirinya sebagai
bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka
dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha
promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktik oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan
juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha
untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan
harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku
usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada.
Karakteristik pasar oligopoli, antara lain sebagai berikut:
1. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
Secara teoristis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di
dalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis
biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus
tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan-
perusahaan dalam industri dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi
(concentration ratio).
Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar
oligopoli dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai
dengan delapan perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (four
firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60% output dalam
industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil
mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu
industri dinyatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%.
Dapat juga diukur delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8
80, berarti 80% penjualan output dalam industri dikuasai oleh delapan
perusahaan terbesar.
2. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated Product)
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan
peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat
output yang dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mencapai
kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna
perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan
laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan
harga dan output, maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar
perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non
pricing strategy). Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk
diferensiasi adalah industri mobil, rokok, film kamera. Sedangkan yang
menghasilkan produk homogen adalah industri baja, pipa, paralon, seng dan
kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang
oligopolistik. Semakin besar tingkat diferensinya, perusahaan makin tidak
tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli
dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari
perusahaan-perusahaan lawan.
Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli
yang menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri
oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas
konsumen terhadap produk (merek) tertentu.
3. Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence
Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan
mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms)
maupun yang masih di luar industri (potensial firms). Karenanya guna
menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah
ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices) yang
membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
4. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya
bersaing dalam harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi
non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut :
1) Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat
berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup
kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industri untuk
memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing
nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar
perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang
diambil.
Kelebihan pasar oligopoli:
1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
2. Mampu melakukan penelitian dan
pengembangan produk.
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen
karena adanya persaingan penjual.
4. Adanya penerapan teknologi baru
Kekurangan pasar oligopoli:
1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong
timbulnya inflasi
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada
kerjasama antar oligopolis karena semangat
bersaing kurang
4. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik
faktor produksi
5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
6. Bisa berkembang ke arah monopoli
C. Pasar Persaingan Sempurna dan Ciri - Cirinya
Pasar persaingan sempurna adalah suatu struktur pasar dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli dimana masing-masing tidak dapat mempengaruhi
keadaan pasar.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Adapun ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut.
a. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
b. Barang yang diperdagangkan bersifat homogen.
c. Terdapat kebebasan keluar masuk pasar (free entry dan free exit), baik
bagi pembeli maupun penjual.
d. Tidak ada hambatan dalam mobilitas sumber ekonomi dari satu usaha ke
usaha lain.
e. Kurva permintaan yang dihadapi seorang produsen adalah garis lurus
horizontal, artinya harga cenderung stabil walaupun jumlah barang yang
terjual mengalami perubahan.
f. Penjual dan pembeli memahami keadaan pasar secara sempurna.
g. Pembeli dan penjual bebas mengadakan perjanjian, tanpa ada campur yangan
pemerintah.
h. Pemerintah tidak ikut campur tangan tentang harga, baik langsung maupun
tidak langsung.
Sebagai implikasi dari ciri-ciri tersebut, maka seorang produsen tidak
dapat mengubah harga pasar yang berlaku. Seorang produsen hanya sebagai
pengambil harga (price taker). Dan dalam jangka pendek hal penting yang
harus diperhatikan oleh produsen yang berada pada pasar persaingan sempurna
adalah menentukan jumlah produksi yang dapat mendatangkan keuntungan
maksimum. Hal tersebut dapat tercapai jika pendapatan marjinal (MR) sama
dengan biaya marjinal (MC) dan juga sama dengan harga outputnya.
Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan akan menambah skala produksinya
dan tidak menutup kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk
dalam industri jika ada keuntungan lebih (harga jual atau P di atas biaya
ratarata atau AC). Akibatnya penawaran output di pasar akan bertambah dan
mendorong harga turun sampai pada posisi di mana harga jual sama dengan
biaya produksi.
Akhirnya keuntungan menjadi normal, dan hal ini akan merangsang adanya
perluasan kapasitas produksi maupun pendirian pabrik baru. Keadaan tersebut
dinamakan ekuilibrium jangka panjang (harga jual atau P sama dengan biaya
rata-rata atau AC minimum).
Pembentukan Harga
Pada pasar persaingan sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga
bentuk kurva permintaan dan penawaran pada pasar sempurna berupa garis
lurus mendatar sejajar dengan sumbu jumlah barang (OQ). Berapa pun jumlah
barang yang dibeli atau yang ditawarkan tidak akan menaikkan atau
menurunkan harga barang. Dan kurva tersebut juga merupakan kurva pendapatan
rata-rata atau AR (Average Revenue) dan pendapatan marginal atau MR
(Marginal Revenue).
Grafik Keseimbangan Perusahaan
Pada pasar persaingan sempurna, grafik keseimbangan dapat digambarkan dalam
dua macam. Pertama, grafik keseimbangan pada perusahaan yang menghasilkan
keuntungan maksimum dan grafik yang menggambarkan adanya kerugian minimum.
Untuk menggambarkan grafik keseimbangan perusahaan yang menghasilkan laba
maksimum/keuntungan maksimum harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini.
1) Kurva AR = MR dan sejajar dengan sumbu OQ.
2) Kurva AC (Average Cost) selalu berada di bawah kurva AR dan MR.
3) Kurva MC (Marginal Cost) selalu memotong kurva AC minimum yang
menunjukkan bahwa produksi pada saat itu terjadi efisiensi produksi.
Adapun grafik keseimbangan perusahaan pada pasar persaingan sempurna yang
menggambarkan kerugian minimum harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1) Kurva AR = MR sejajar dengan sumbu OQ.
2) Kurva AC berada di atas kurva AR dan MR, atau kurva AR dan MR berada di
bawah titik terendah kurva AC.
3) Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum. Sebelum memotong AC, kurva AC
memotong kurva MR dan saat itulah menunjukkan produksi menderita kerugian
minimum.
Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
Kebaikannya antara lain sebagai berikut.
1) Pembeli sangat mengetahui harga pasar sehingga sangat kecil terjadi
kerugian atau kekecewaan.
2) Konsumen merasa sejahtera, karena bebas memasuki pasar.
3) Terdapat persaingan murni, karena barang yang diperjualbelikan homogen.
4) Harga cenderung stabil karena keadaan pasar dapat diketahui sebelumnya.
5) Mudah memilih atau menentukan barang yang diperjualbelikan.
6) Barang yang diproduksi dapat diperoleh dengan ongkos yang serendah-
rendahnya.
Adapun kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1) Hanya terdapat satu atau dua industri/pasar yang mendekati persaingan
sempurna, sedang sektor yang lain banyak ketidaksempurnaan.
2) Terdapat faktor eksternal yang tidak diperhitungkan dalam posisi
kesejahteraan optimum konsumen.
3) Tidak ada barang subtitusi karena bersifat homogen.
D. Memaksimumkan Keuntungan Ekonomis dalam Pasar Persaingan Sempurna
Melalui Pengendalian Input dan Output Produksi
a. Pengendalian Input
Sebagaimana telah diketahui dalam konsep analisis produksi bahwa
tingkat output produksi ditentukan oleh tingkat penggunaan input, sehingga
pengendalian input dapat juga dilakukan untuk memaksimumkan keuntungan
ekonomis dalam pasar persaingan sempurna. Misalkan, apabila fungsi produksi
jangka pendek hanya menggunakan satu input variabel tenaga kerja, fungsi
produksi nya adalah : Q = f(L). Penentuan tingkat output Q yang
memaksimumkan keuntungan ekonomis dalam pasar persaingan sempurna dapat
dilakukan melalui pengendalian input tenaga kerja, karena input tenaga
kerja (L) mempengaruhi tingkat output Q. dengan demikian secara konseptual
dapat dijelaskan sebagai berikut :
TR = R(Q), artinya penerimaan total tergantung pada tingkat output
yang dijual di pasar. Kemudia TC = C(Q), artinya biaya total produksi
tergantung pada tingkat output yang diproduksi. Dengan dmeikian keuntungan
ekonomis dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Arinya tingkat keuntungan ekonomis tergantung tingkat ouput yang
dijual di pasar. Selanjutnya karena Q = f(L) berarti : Artinya
tingkat keuntungan ekonomis tergantung pada tingkat penggunaan input tenaga
kerja, L dalam produksi jangka pendek.
Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan ingin
memaksimumkan keuntungan ekonomis dalam pasar persaingan sempurna melalui
pengendalian input produksi, adalah sebagai berikut :
1. Mencari informasi tentang harga produk (P) yang berlaku di pasar dan
harga dari input produksi Pi.
2. Mencari infromasi tentang penerimaan rata-rata produk (average revenue
product = ARP) dan penerimaan marjinal produk (marginal revenue
product = MRP) dari input produksi.
Penerimaan rata-rata produk dari input produksi (ARP) menunjukkan
penerimaan rata-rata per unit produksi itu, dihitung sebagai : ARP =
TR / I = (P x Q) / I = P x (Q/I) = P x AP. Dengan demikian ARP dari
input produksi dihitung sebagai harga produk (P) dikalikan dengan
produk rata-rata dari input produksi (AP), jadi : ARP = P x AP.
Catatan : I = input produksi
Penerimaan marjinal produk dari input produksi (MRP) menunjukkan
tambahan penerimaan total per tambahan penggunaan satu unit input
produksi itu, dihitung sebagai : MRP = Karena dalam pasasr
persaingan sempurna P = MR, maka MRP dihitung sebagai harga produk (P)
dikalikan dengan produk marjinal dari input produksi (MP), jadi MRP =
P x MP.
3. Memeriksa aturan-aturan yang berlaku sebagai berikut :
a. Jika harga input produksi (Pi) lebih kecil daripada atau sama dengan
ARPI-maksimum
( ), maka tentukan input produksi pada tingkat di mana harga
dari input produksi itu sama dengan penerimaaan marjinal produk (Pi
= MRPi). dengan demikian apabila perusahaan menggunakan n jenis
input variable, katakanlah x1, x2,…, xn dengan masing-masing harga
input itu adalah P1, P2, …, Pn maka tentukan input produksi pada
tingkat penggunaan, di mana :
MRPx1 = P1 ; MRPx2 = P2 ; …….; MRPxn = Pn
b. Jika harga input produksi (Pi) lebih besar daripada ARPI-maksimum
(), maka manajer harus memutuskan untuk menutup perusahaan atau
tidak melakukan aktivitas produksi, dan untuk itu tidak perlu
menggunakan input produksi. Dalam hal ini perusahaamm hanya menanggung
kerugian sebesar biaya tetap total ()
4. Menghitung keuntungan atau kerugian ekonomis. Apabila perusahaan
menggunakan n jenis input variable, katakanlah x1, x2, …., xn, dengan
masing-masing harga input itu adalah p1, p2,…, pn, maka keuntungan
ekonomis atau kerugian ekonomis dihitung melalui :
Keterangan :
- P = harga produk
- Q* = f(X1,X2, …., Xn)
- Xi = tingkat penggunaan input Xi
- Pi = harga dari input Xi (I = 1, 2, …, n)
b. Pengendalian Output
Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan ingin memaksimumkan
keuntungan ekonomis dalam pasar persaingan sempurna melalui pengendalian
output produksi adalah sebagai berikut :
1. Mencari informasi tentang harga produk (P) yang berlaku di pasar.
2. Mencari informasi tentang biaya variable rata – rata (AVC) dan biaya
marjinal (MC) dari proses produksi. Sebagai telah di bahas dalam
konsep analisis biaya, informasi ini dapat diperoleh melalui melakukan
pendugaan fungsi biaya produksi jangka pendek. Sebagai misal apabila
pendugaan fungsi biaya total produksi jangka pendek dengan menggunaan
model regresi kubik adalah :
TC = a + bQ + cQ2 + dQ3
Maka fungsi biaya variable rata – rata (AVC) dan biaya marjinal (MC)
adalah :
AVC = TVC/Q = (bQ + cQ2 + dQ3)/Q = b + cQ + dQ2
MC = TC/Q = TVC/Q = b + 2cQ + 3dQ2
3. Memeriksa aturan – aturan yang berlaku sebagai berikut :
Jika P AVCminimum , maka tentukan output produksi jangka pendek pada
tingkat dimana P = MC.
Jika P < AVCminimum , maka manajer harus memutuskan untuk menutup
perusahaan atau tidak melakukan aktivitas produksi, karena apabila
berproduksi, tingkat kerugian akan lebih besar daripada TFC.
4. Menghitung keuntungan atau kerugian ekonomis , melalui :
Π = TR – TC = (P x Q) – {(AVC x Q) + TFC}
= (P – AVC)Q - TFC
Materi Pertemuan 9
9.1 PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah pasar dimana hanya terdapat pengusaha tunggal,
sehinga tidak memungkinkan terjadinya substitusi yang sempurna terhadap
barang yang ditawarkan oleh si pengusaha monopoli. Pengusaha tunggal
tersebut menetapkan kebijakan harga jual, kuantitas produksi serta
kebijakan lainnya. Dalam pasar monopoli pengusahanya adalah tunggal, tetapi
penjual dari komoditas monopoli bisa saja banyak.
Bentuk pasar monopoli dibedakan menjadi bentuk pasar monopoli murni
dan near monopoli. Bentuk monopoli murni adalah pasar dalam bentuk ekstrem.
Pasar near monopoly adalah suatu pasar yang hanya terdiri dari satu orang
pengusaha atau perusahaan dalam suatu lokasi tertentu (daerah yang
membatasi wilayah penjualan komoditas). Sebagai contoh near monopoly adalah
penjual sate di suatu daerah tertentu merupakan monopoli murni untuk daerah
tersebut, tetapi ia disebut near monopoly karena di luar daerah tersebut
juga ada penjual sate yang sama. Pasar near monopoly biasanya bersifat
lokal. Dengan demikian, suatu perusahaan mungkin disebut monopoli murni
untuk suatu daerah tertentu, dan mungkin disebut near monopoly untuk
beberapa daerah.
Secara umum perusahaan monopoli menyandang predikat buruk karena
dikonotasikan dengan perolehan keuntungan yang melebihi normal dan
penawaran (supply) komoditas yang lebih sedikit bagi masyarakat, meskipun
dalam praktiknya tidak selalu demikian, sehingga tidak pernah mencapai
tingkat efisiensi.
9.2 CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah industry yang terdiri dari satu perusahaan.
Dengan demikian, komoditas yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari
tempat lain.
Tidak mempunyai komoditas pengganti yang mirip (close substitute).
Komoditas yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikan
oleh komoditas lain yang ada dalam pasar.
Tidak dimungkinkannya perusahaan-perusahaan lain masuk industry karena
adanya hambatan yang bersifat legal, undang-undang teknologi
(teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah untuk
dicontoh), modal yang besar.
Perusahaan monopoli merupakan satu-satunya perusahaan di pasar yang
menentukan harga (price maker) atau (price setter).
Promosi iklan kurang diperlukan karena perusahaan monopoli adalah satu-
satunya perusahaan dalam industry.
9.3 HAMBATAN PERUSAHAAN MASUK PASAR
Ciri utama dari monopoli adalah tertutup pintu masuknya ke pasar
(barries to entry) sehingga pesaing tidak dapat masuk kepasar dan bersaing
dengan penguasa pasar. Secara konseptual terdapat beberapa jenis hambatan
bagi perusahaan untuk memasuki pasar, antara lain:
Skala usaha ekonomis (economies of scale). Suatu jenis hambatan yang
penting bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar adalah skala usaha
yang ekonomis dari perusahaan yang telah berada dalam pasar itu.
Perusahaan yang memiliki skala usaha ekonomis ditantai dengan kurva
biaya rata-rata jangka panjang (LAC) yang menurun sepanjang suatu
range output yang besar, relatif terhadap permintaan untuk produk yang
dihasilkan itu. Dengan demikian perusahaan baru yang ingin memasuki
pasar jenis produk ini harus mendirikan pabrik atau fasilitas produksi
yang tinggi sehingga biaya produksi menjadi rendah. Jenis hambatan
pada skala usaha ekonomis ini menyebabkan tidak semua perusahaan dapat
bebas memasuki pasar. Contohnya industri yang memiliki derajat
kekuatan pasar yang besar karena skala usaha ekonomis adalah listrik,
telepon, dll.
Hambatan yang diciptakan oleh pemerintah. Pemberian lisensi terbatas
merupakan cara monopoli yang jelas diciptakan oleh pemerintah. Sebagai
contoh: Pada tahun 1996 di Indonesia telah ramai diperbincangkan
tentang pengembangan mobil nasional dimana pemerintah hanya memberikan
lisensi tunggal kepada PT. TIMOR PUTRA NASIONAL untuk mengembangkan
mobil merk TIMOR yang bekerjasama dengan perusahaan otomotif Korea
Selatan, KIA Motor. PT. TPN diberi keringanan bea masuk impor selama 3
tahun sehingga mobil TIMOR dapat dijual dengan harga murah sekitar Rp.
35 juta per unit mobil. Hambatan yang diciptakan oleh pemerintah ini
telah mengakibatkan banyak produsen mobil jepang mengeluh karena tidak
mampu bersaing.
Hambatan dalam memperoleh input produksi. Salah satu kekuatan pasar
yang dimiliki oleh perusahaan dalam pasar tertentu dapat diperoleh
melalui pengendalian terhadap input produksi beberapa bahan baku. Jika
suatu perusahaan mengendalikan semua bahan baku penting yang
dipergunakan untuk memproduksi produk tertentu, maka perusahaan lain
yang ingin memasuki pasar produk tersebut itu akan sulit untuk
memperoleh bahan baku.
Hambatan karena loyalitas merk. Kekuatan pasar suatu perusahaan dapat
juga diciptakan melalui loyalitas konsumen terhadap merk dari produk
itu, sehingga perusahaan baru mengalami kesulitan memasuki pasar
karena sulit untuk bersaing dengan produk yang telah disenangi oleh
konsumen dalam pasar itu.
9.4 Memaksimumkan Laba Ekonomi melali Pengendalian Output
Manajer yang bekerja pada perusahaan yang beroperasi dalam pasar
monopoli dapat menentukan titik output maupun harga pada kurva permintaan
pasar yang akan memaksimumkan keuntungan ekonomisbagi perusahaan monopoli
itu. Dalam praktek dapat terjadi variasi pengambilan keputusan yang
memaksimumkan keuntungan ekonomis bagi perusahaan dalam pasar monopoli.
Sebagai misal, ada perusahaan monopoli yang memilih menetapkan harga
terlebih dahulu dan kemudian membiarkan permintaan pasar yang menentukan
berapa banyak unit produk yang akan dijual.
Prinsip utama dalam memaksimumkan keuntungan bagi perusahaan yang
beroperasi pada semua bentuk pasar, termasuk pasar monopoli adalah
beroperasi pada kondisi keseimbangan penerimaan marjinal (MR) sama dengan
biaya marginal (MC) , jadi beroperasi pada titik keseimbangan perusahaan
dimana MR = MC
Menentukan tingkat output optimum yang menyamakan penyamaan marginal
dengan biaya marginal, Dengan demikian perusahaan monopoli harus beroperasi
pada titik keseimbangan perusahaan dimana : MR = MC , maka penerimaan
marjinal dapat di tentukan sebagai berikut :
MR = f(Q) = (-a/b) + (2/b)Q
Selanjutnya apabila pendugaan fungsi biaya total :
TC = f(Q) , menggunakan model regresi kubik : TC = a + bQ + cQ2 + dQ3
Maka biaya marjinal dapat di tentukan sebagai berikut :
MC = TC/Q = TVC/Q = b + 2eQ + 3dQ3
9.5 Memaksimumkan Laba Ekonomi melali Pengendalian Input
Sebagaimana telah diketahui dalam konsep analisis produksi, tingkat
output produksi ditentukan oleh tingkat penggunaan input, sehingga
pengendalian input dapat juga dilakukan untuk memaksimumkan keuntungan
ekonomis dalam pasar monopoli. Misalkan, apabila fungsi produksi jangka
pendek hanya menggunakan satu input variabel tenaga kerja, fungsi produksi
nya adalah : Q = f(L). Penentuan tingkat output Q yang memaksimumkan
keuntungan ekonomis dalam pasar monopoli dapat dilakukan melalui
pengendalian input tenaga kerja, karena input tenaga kerja (L) mempengaruhi
tingkat output Q. dengan demikian secara konseptual dapat dijelaskan
sebagai berikut :
TR = R(Q), artinya penerimaan total tergantung pada tingkat output
yang dijual di pasar. Kemudia TC = C(Q), artinya biaya total produksi
tergantung pada tingkat output yang diproduksi. Dengan dmeikian keuntungan
ekonomis dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Arinya tingkat keuntungan ekonomis tergantung tingkat ouput yang dijual di
pasar. Jadi dengan acuan rumus di atas, maka di dapat rumus sebagai berikut
:
Keterangan :
- P = harga produk
- Q* = f(X1,X2, …., Xn)
- Xi = tingkat penggunaan input Xi
- Pi = harga dari input Xi (I = 1, 2, …, n)
9.6 Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar Persaingan Monopolistik adalah suatu pasar dimana tedapat banyak
produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated
product). Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap
produk yang dihasilkan pasti memilki karakter tersendiri yang membedakan
dengan produk lainnya. Contoh : shampoo, pasta gigi, dan lain-lain.
Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut akan
tetapi stiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri
khusus misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, aroma, kemasan dan lain-
lain.
Pada pasar monopolisik produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli dan
oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena
perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah
berpindah ke merek yang lain, dan tetap memilih merek tersebut walau
produsen menaikkan harga. Contohnya sepeda motor yang ada di Indonesia,
produk sepeda motor memang bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki
ciri khas sendiri. Sebutkan saja sepeda motor Honda dimana ciri khususnya
adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin
yang staabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek memiliki pelanggan
setia masing-masing.
Pada pasar persaingan Monopolistik harga bukanlah faktor yang bisa
mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra
yang baik di dalam benak masyarakat sehingga membuat mereka mau membeli
produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh
terhadap penjualan perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus
aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
Ciri-ciri Pasar Persaingan monopolistik
1. Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistik namun
demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna.
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini sifat yang paling penting dalam membedakan antara pasar
persaingan monopolistik dan persaingan sempurna. Seperti telah
diterangkan, dalam persaingan sempurna prodksi berbagai perusahaan
adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk membedakan yang mana yang
merupakan produksi sesuatu perusahaan dan yang mana pula produksi
perusahaan lainnya. Produksi dalam pasar persaingan monopolistik berbeda
coraknya (diferentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan
diantara produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang tidak
mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistik dapat mempengaruhi harga. Namun demikian,
kekuasaan mempengaruhi harga relative lebih kecil, kalau dibandingkan
dengan perusahaan oligopoli dan monopoli, sehingga perbedaan ini
menyebabkan pembeli semakin bersifat memilih.
4. Kemasukan kedalam Industri Relatif Mudah.
Semua perusahaan dapat memasuki atau meninggalkan pasar ini tanpa
hambatan apapun. Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha
didalam pasar persaingan monopolistik tidak akan banyak mengalami
kesukaran. Tetapi dalam memasuki pasar tidaklah semudah seperti dalam
pasar persaingan sempurna.
5. Persaingan Promosi Penjualan sangat Aktif
Untuk mempengaruhi citarasa pembeli para pengusaha melakukan persaingan
bukan harga ( non-price competition), tetapi lebih mengarah pada mutu
dan desain produk melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, meberikan
syarat penjualan yang menarik dan sebagaianya.
Diferensiasi Produksi
Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik akan berusaha
untuk memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus dan yang
dapat dengan jelas dibedakan dari produksi perusahaan-perusahaan
lainnya. Maka dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan
suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode, dan merek yang
berbeda-beda. Terdapatnya berbagai variasi dari suatu jenis barang
adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolistik yang tidak
terdapat dalam persaingan sempurna.
Promosi Penjualan Melalui Iklan
Didalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapakan dan
membuat iklan adalahsuatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan
hasil produksinya. Perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk
mencapai salah satu atau gabungan dari tiga tujuan yang dinyatakan
dibawah ini:
1. Untuk memberikan informasi mengenai produk
2. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif
3. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen
Kebaikan, pandangan yang mendukung pengiklanan:
1. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih
baik dalam menentukan jenis produk.
2. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu produk.
3. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi massa seperti radio,
televisi, surat kabar dan majalah.
4. Iklan menaikkan kesempatan kerja.
Keburukan, pandangan yang mengkritik pengiklanan:
1. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan.
2. Iklan tidak selalu memberikan informasi yang benar.
3. Iklan bukan cara efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam
perekonomian.
4. Iklan dapat menjadi penghambat terhadap perusahaan baru yang masuk
kedalam industry.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat penilaian tentang kebaikan dan
keburukan iklan atau sampai dimana iklan memberi sumbangan kepada
masyarakat. Dengan demikian, untuk menghindari keburukan iklan
diperlukan untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan diantaranya
melalui:
Iklan harus memberikan keterangan yang benar dan jujur mengenai produk
yang dipromosikannya.
Diperlukan untuk membuat peraturan yang bertujuan mengawasi perusahaan
dalam membuat iklan
Kegiatan pengiklanan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi
penghambat bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar tersebut.
Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik
Ciri-ciri persaingan monopolistik seperti yang diterangkan dalam
bagian sebelumnya menimbulkan pengaruh yang cukup penting keatas corak yang
dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik. Kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah lebih
elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi elastisnya tidak sampai
mencapai elastis sempurna. Maka pada hakikatnya kurva permintaan keatas
barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah bersifat
menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan
curam). Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak
bersifat elastis sempurna.
Keseimbangan Jangka Pendek
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit dan
akibatnya kurva MR tidak berimpit dengn kurva permintaan, keseimbangan yang
dicapai suatu perusahaan dalam persaingan pasar monopolistik adalah sama
dengan didalam monopoli. Bedanya, didalam monopoli yang dihadapi adalah
permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistik
permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan
permintaan pasar.
" "
" " "
Dua keadaan perusahaan monopolistik ditujukan dalam gambar diatas.
Yang ditunjukkan dalam gambar (a) adalah keadaan dimana perusahaan
memperoleh keuntungan. Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila
perusahaan memproduksi pada tingkat dimana keadaan MC=MR tercapai. Maka
keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah produksi adalah Q dan pada
tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABC menunjukkan
jumlah keuntungan mkasimum yang dinikmati perusahaan monopolistik. Dalam
gambar (b) yang ditunjukkan adalah keadaan dimana perusahaan mengalami
kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC=MR tercapai,
ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q. Pada
tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita
digambarkan oleh kotak PABC.
Keseimbangan Jangka Panjang
Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam gambar diatas (a)
akan menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri
tersebut. Dalam persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada
perusahaan-perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normalakan
menyebabkan pertambahan dalam jumlah perusahaan dipasar. Sebagai akibatnya
setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada
berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan
menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan
marginal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh anak
panah dalam gambar diatas (a). Kemasukan perusahaaan baru dan perpindahan
kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaaan hanya
mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistik
setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal didalam jangka panjang.
Kelebihan Dan Kelemahan Pasar Monopolistik
Adapun kelebihan dan kelemahan dari pasar monopolistik adalah sebagai
berikut:
Kelebihan:
a. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen
untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
b. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk
selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
c. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam
menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal
terhadap produk yang dipilihnya.
d. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian
besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.
Kelemahan:
a. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik
dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak
memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
b. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar
monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis
yang cukup tinggi.
c. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga
akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk
yang harus dibayar oleh konsumen
9.7 Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik
1. Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistik namun
demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna.
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini sifat yang paling penting dalam membedakan antara pasar
persaingan monopolistik dan persaingan sempurna. Seperti telah
diterangkan, dalam persaingan sempurna prodksi berbagai perusahaan
adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk membedakan yang mana yang
merupakan produksi sesuatu perusahaan dan yang mana pula produksi
perusahaan lainnya. Produksi dalam pasar persaingan monopolistik berbeda
coraknya (diferentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan
diantara produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang tidak
mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistik dapat mempengaruhi harga. Namun demikian,
kekuasaan mempengaruhi harga relative lebih kecil, kalau dibandingkan
dengan perusahaan oligopoli dan monopoli, sehingga perbedaan ini
menyebabkan pembeli semakin bersifat memilih.
4. Kemasukan kedalam Industri Relatif Mudah.
Semua perusahaan dapat memasuki atau meninggalkan pasar ini tanpa
hambatan apapun. Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha
didalam pasar persaingan monopolistik tidak akan banyak mengalami
kesukaran. Tetapi dalam memasuki pasar tidaklah semudah seperti dalam
pasar persaingan sempurna.
5. Persaingan Promosi Penjualan sangat Aktif
Untuk mempengaruhi citarasa pembeli para pengusaha melakukan persaingan
bukan harga ( non-price competition), tetapi lebih mengarah pada mutu
dan desain produk melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, meberikan
syarat penjualan yang menarik dan sebagaianya
9.8 Memaksimumkan Keuntungan Ekonomis dalam Pasar Persaingan Monopolistik
Karena perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic
menjual produk diferensiasi, kurva permintaan dari perusahaan memiliki
slope negatif dan mengambil bentuk hampir serupa dengan kurva permintaan
dari perusahaan dalam pasar monopoli.Namun karena output dari masing-masing
perusahaan itu relaif kecil dibandingkan terhadap kuantitas output total
yang di jual dalam persaingan monopolistik, maka diasumsikan bahwa
keputusan manajerial yang berkaitan dengan output produksi dan harga jual
dilakukan secara bebas oleh masing-masing perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik itu. Setiap perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan
monopolistik akan memaksimumkan keuntungan melalui menentukan harga jual,
P, dan output yang ditawarkan, Q, pada kondisi keseimbangan perusahaan di
mana : MR = MC.
9.9 Keputusan Iklan Optimal
Di dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapakan dan
membuat iklan adalahsuatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil
produksinya. Perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai salah
satu atau gabungan dari tiga tujuan yang dinyatakan dibawah ini:
1. Untuk memberikan informasi mengenai produk
2. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif
3. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen
Kebaikan, pandangan yang mendukung pengiklanan:
1. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih
baik dalam menentukan jenis produk.
2. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu produk.
3. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi massa seperti radio,
televisi, surat kabar dan majalah.
4. Iklan menaikkan kesempatan kerja.
Keburukan, pandangan yang mengkritik pengiklanan:
1. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan.
2. Iklan tidak selalu memberikan informasi yang benar.
3. Iklan bukan cara efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam
perekonomian.
4. Iklan dapat menjadi penghambat terhadap perusahaan baru yang
masuk ke dalam industri.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat penilaian tentang kebaikan dan
keburukan iklan atau sampai dimana iklan memberi sumbangan kepada
masyarakat. Dengan demikian, untuk menghindari keburukan iklan diperlukan
untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan diantaranya melalui:
Iklan harus memberikan keterangan yang benar dan jujur mengenai
produk yang dipromosikannya.
Diperlukan untuk membuat peraturan yang bertujuan mengawasi
perusahaan dalam membuat iklan
Kegiatan pengiklanan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi
penghambat bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar tersebut.
Materi Pertemuan 10
A. Pasar Oligopoli
1. Pengertian
Pasar Oligopoli berasal dari kata 'olio' yang memiliki arti beberapa dan
poli yang memiliki arti penjual. Jadi pasar oligopoly merupakan suatu pasar
yang terdiri dari beberapa penjual . Dalam Pasar Oligopoli ini,tiap penjual
yang terlibat di dalamnya memiliki keterkaitan satu sama lain. Ciri
keterkaitan tersebut,akan sangat terlihat dalam kenijakan penetapan harga,
Bila suatu perusahaan telah menetapkan untuk menurunkan harga
produknya,maka perusahaan lain pasti akan mengikuti kebijakan tersebut. Dan
tiap perusahaan memiliki kecenderungan untuk menetapkan kebijakannya
sendiri,dan tiap kebijakan baru yang dibuat oleh suatu perusahaan tertentu
akan langsung direspon oleh perusahaan lainnya. Adapun contoh dari pasar
oligopoly di antaranya ; perusahaan industry handphone,perusahaan industri
sepeda motor,perusahaan industri sabun mandi,dll.
2. Ciri – ciri Pasar Oligoli
Adapun ciri – ciri pasar oligopoli di antaranya ;
1. Perusahaan di pasar oligoli menghasilkan barang standar dengan corak
yang beragam
2. Promosi melalui iklan dilakukan secara terus menerus
3. Hanya terdapat sedikit penjual,biasanya 3 sampai 10 penjual yang
menjual barang substitusi.
4. Terdapat rintangan sehingga pasar sulit dimasuki
5. Keputusan harga yang diambil oleh perusahaan harus dipertimbangkan
perusahaan lain.
3. Perusahaan Oligopoli yang Berperilaku Non-kooperatif
Perusahaan yang berpeilaku non-kooperatif yang dimaksud disini , adalah
suatu bagian dari perilaku strategis yang bertujuan untuk mempengaruhi
lingkungan pasar di mana mereka bersaing. Perilaku non-kooperatif untuk
meningkatkan laba perusahaan dengan mengorbankan pesaing. Dalam perusahaan
oligopoli yang berperilaku Non kooperatif. Perusahaan ini tidak
mengakomodasi perubahan-perubahan harga dari perusahaan lain, dengan
demikian diantara perusahaan-perusahaan oligopoli yang berperilaku non
kooperatif itu saling terjadi persaingan antara perusahaan yang satu dengan
lainnya. Contoh apabila pesaing yang satu meningkatkan harga jual produk,
perusahaan yang lain akan mempertahankan harga jual produk sejenis, agar
dapat meningkatkan penjualan terhadap produk itu dalam pasar
oligopoli. Selain itu perusahaan oligopoli yang berperilaku non kooperatif
berkompetisi tidak hanya dalam harga jual produk, akan tetapi juga dalam
faktor-faktor bukan harga, seperti promosi melalui iklan, kualitas produk,
saluran distribusi pemasaran, pelayanan purna jual dan lain-lain. Dalam
pasar oligopoli, dimana perusahaan perusahaan yang saling berkompetisi atau
berperilaku non kooperatif, dimana bentuk kurva permintaan pasar oligopoli
akan sulit digambarkan secara tepat. Hal ini disebabkan apabila suatu
perusahaan oligopoli ingin merubah harga itu dengan mengubah kebijaksanaan
harga yang menguntungkan perusahaan pesaing itu. Dengan demikian suatu
perusahaan oligopoli tidak pernah mengetahui secara tepat bagaimana
perusahaan pesaing akan bereaksi, sehingga menyebabkan manajer yang bekerja
pada perusahaan oligopoli yang berperilaku non kooperatif hanya dapat
menduga kurva permintaan dan penerimaan marjinal dari perusahaan sendiri
melalui pengumpulan data permintaan produk.
10.4 Perusahaan – perusahaan Oligopoli yang Berperilaku Kooperatif
Perusahaan – perusahaan oligopoli yang memproduksi produk homogen
murni atau produk diferensiasi yang berperilaku kooperatif pada umunya
membentuk kartel untuk mengendalikan pasar melalui pengaturan output
produksi dan penetapan harga secara bersama – sama agar memaksimumkan
keuntungan ekonomis dari kartel. Kartel merupakan suatu kelompok perusahaan
yang bertujuan membatasi atau mengurangi kekuatan kempetisi dalam suatu
pasar. Kartel dapat di berbentuk kolusi terbuka seperti asosiasi dari
Negara – Negara pengekspor minyak yang membentuk OPEC (Organization of
Petrileum Exporting Countries) atau berbentuk kolusi rahasia di antara
perusahaan – perusahaan oligopoly itu. Bagaimanapun juga kartel yang
berbentuk kolusi rahasia di antara anggota – anggotanya sangat sulit
dibuktikan karena hanya diketahui secara implisit dari perilaku mereka
dalam pasar oligopoly, sehingga kita tidak akan membahas perilaku dari
kelompok ini dalam pasar oligopoly.
Kartel terbuka merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi
produk, umumnya homogen, meskipun dapat berupa produk diferensiasi yang
memiliki manajemen terpusat (seperti Sekretariat Jenderal OPEC) yang
disepakati bersama dan berfungsi untuk menentukan harga kartel yang sama,
selanjutnya berdasarkan harga itu baru ditentukan output kartel yang harus
di produksi menggunakan prinsip keseimbangan kartel yang memaksimumkan
keuntungan kartel dimana : MR = MCc , disini MR adalah penerimaan marjinal
sedangkan MCc adalah biaya marjinal kartel.
10.5 Strategi Memaksimumkan Keuntungan dari Perusahaan yang Memiliki Banyak
Pabrik
Pembahasan pada topik – topik terdahulu lebih banyak dilakukan pada
perusahaan yang hanya memiliki satu pabrik yang memproduksi satu jenis
produk untuk dijual dalam satu jenis pasar. Pembahasan tiga topik berikut
akan mengemukakan perusahaan yang memiliki banyak pabrik (multiple plants)n
yang memproduksi banyak produk untuk dijual di banyak pasar. Dalam
pembahasan ini akan dibatasi hanya pada perusahaan – perusahaan yang
memiliki kekuatan pasar. Sehingga konsep – konsep yang dikemukakan berikut
akan berlaku bagi perusahaan – perusahaan yang berada dalam stuktur pasar :
persaingan monopolistic, oligopoly, monopoli.
Perusahaan yang memiliki kekuatan pasar sering memproduksi output
pada lebih dari satu pabrik. Dalam situasi ini mungkin saja setiap pabrik
memiliki kondisi biaya yang berbeda. Sebagai contoh akan dikemukakan
perusahaan – perusahaan ban kelas dunia yang memiliki banyak pabrik yang
tersebar di berbagai wilayah seperti di tunjukan pada table di bawah ini :
Distribusi Pabrik dari Beberapa Perusahaan Ban Kelas Dunia, 1993
"Perusahaan"Wilayah Distribusi Pabrik "Total "
"Asia "Afrika dan Timur Tengah "Eropa "Amerika Latin "Australia "Amerika
Utara " " "Michelin "4 "2 "30 "3 "0 "13 "52 " "Bridgestone "11 "2 "5 "5 "2
"9 "34 " "Goodyear "9 "3 "7 "10 "4 "12 "45 " "Yokohama "8 "0 "0 "0 "0 "2
"10 " "Sumitomo "5 "0 "8 "0 "0 "2 "15 " "Continental "1 "2 "12 "1 "0 "5 "21
" "Pirelli "0 "3 "8 "6 "0 "2 "19 " "
Beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan memiliki
banyak pabrik, memproduksi satu jenis barang untuk di jual dalam satu jenis
pasar, yang ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis adalah sebagai berikut
:
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari produk Q = f(P), menemukan
fungsi permintaan invers P = f1(Q), dan menentukan penerimaan marjinal
dari penjualan produk tersebut , MR = f(Q). Fungsi permintaan dapat
diduga dengan menggunakan model yang sesuai apakah mdoel regresi
linear atau regresi non linear.
2. Mencari Informasi tentang biaya marjinal dari masing – masing pabrik
(MC1 ; I = 1,2,3…n).
3. Menentukan fungsi output total dari seluruh pabrik dengan melakukan
penjumlahan dari semua fungsi biaya marjinal invers, sebagai berikut :
QT = {Qi = f1(MCi) }
= {Qi = f1(MCi) } + {Q2 = f1(MC2) }….. + {Qn = f1(MCn) }
Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total yang tergantung
pada biaya marginal total seperti : QT = f(MCT).
4. Menentukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan ekonomis
dari perusahaan yang memiliki banyak pabrik, melalui menetapkan
kondisi di mana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal total,
MR = MCT..
5. Agar meminimumkan biaya total untuk memproduksi output total sebesar
QT, alokasikan rencana produksi output total itu pada n buah pabrik
sedemikian rupa sehingga biaya marjinal dari unit output terakhir yang
diproduksi dalam measing – masing pabrik itu sama melalui :
MC1 = f(Qi) = MCT ; MC2 = f(Q2) = MCT ; …………; MCn = f(Qn) = MCT
6. Sebelum rencana utnuk memproduksi output total QT dilaksanakan perlu
diperiksa atura – aturan berikut :
a. Jika P > ATCT, tetapkan produksi total sebesar output total QT dan
alokasikan produksi total itu pada n buah sesuai konsep di atas, untuk
itu perusahaan yang memiliki banyak pabrik akan memperoleh keuntungan
ekonomis.
b. Jika AVCT < P < ATCT, tetapkan produksi total sebesar output toal QT,
dan alokasikan produksi total itu pada n buah pabrik sesuai konsep di
atas, untuk itu perusahaan akan meminimumkan kerugian ekonomis dengan
nilai yang lebih kecil daripada biaya tetap total dari seluruh pabrik
(TFCT)
c. Jika P < AVCT, manajer harus menghentikan produksi atau menutup usaha,
dan untuk itu perusahaan akan menderita kerugian ekonomis sebesar
biaya tetap total dari semua pabrik (π = -TFCT). Nilai biaya total
rata – rata maupun biaya variabel rata – rata dari semua pabrik
ditentukan sebagai berikut :
TCT = TC1 + TC2 + … + TCn
TVCT = TVC1 + TVC2 + … + TVCn
ATCT = TCT/QT dan AVCT = TVCT/QT
7. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak
pabrik sebagai berikut :
π = TR – TCT = (P x QT) – (TC1 + TC2 + … + TCn)
6. Strategi Memaksimumkan Keuntungan dari Perusahaan yang Memproduksi
Banyak Produk (Multiproduct Firms)
Strategi ini ditujukan bagi perusahaan yang memproduksi banyak produk
yang bersifat komplementer dalam proses produksi. Ada beberapa langkah
yang dapat diikuti apabila suatu perusahaan memproduksi jenis produk yang
komplementer dalam proses produksi dari suatu pabrik untuk dijual dalam
satu jenis pasar, ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis. Langkah-
langkahnya sebagai berikut :
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan dari masing-masing produk Qi
= f(Pi), menemukan fungsi permintaan invers Pi = f-1(Q), dan
menentukan penerimaan marjinal dari penjualan produk itu, MRi =
f(Qi), di mana I = 1, 2, 3, …, n. Fungsi permintaan dapat diduga
menggunakan model yang sesuai apakah model regresi linear atau
regresi non-linear.
2. Mencari informasi tentang biaya marjinal dari produksi produk-
produk komplemen itu (MC). Sebagaimana telah dibahas dalam konsep
analisis biaya, informasi ini dapat diperoleh dengan melakukan
pendugaan fungsi biaya jangka pendek dari proses produksi bersama.
Makan akan memperoleh fungsi biaya marjinal sebagai berikut : MC =
f(Q).
3. Menentukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan
ekonomis dari perusahaan yang memproduksi produk-produk
komplementer itu dengan cara menetapkan kondisi di mana penerimaan
marjinal total sama dengan biaya marjinal, MRT = MC.
4. Memeriksa aturan-aturan yang berlaku, sebagai berikut :
a) Jika penerimaan marjinal dari masing-masing produk (MRi) pada
tingkat output produk yang memaksimumkan keuntungan itu bernilai
positif, tentukan output produksi untuk produk itu sebesar Qi =
Q, yang merupakan kuantitas yang berada pada titik keseimbangan
perusahaan, di mana MRT = MC.
b) Jika terdapat nilai penerimaan marjinal (MR) dari satu atau
lebih produk yang negative, tetapkan nilai MR = 0 untuk
penerimaan marjinal yang bernilai negative itu, kemudian lakukan
perhitungan kembali output produksi dari produk itu. Kuantitas
output dari masing-masing produk yang diproduksi harus
menghasilkan nilai penerimaan marjinal (MR) yang positif.
Selanjutnya output dari produk yang lain dihitung kembali pada
keadaan MRT = MC, di sini MRT adalah penerimaan marjinal total
dari jenis produk yang memiliki marjinal positif.
5. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memproduksi n
jenis produk komplementer dalam produksi, sebagai berikut :
10.7 Strategi Memaksimumkan Keuntungan dari Perusahaan yang Memiliki Banyak
Pasar (Multimarket Firms)
Perusahaan yang memiliki banyak pasar pada umumnya melakukan praktek
diskriminasi harga, di mana perusahaan menetapkan harga jual berbeda untuk
produk serupa yang dijual pada kelompok konsumen yang berbeda. Ada
beberapa langkah yang dapat diikuti apabila perusahaan yang memiliki satu
pabrik dan memproduksi satu jenis produk untuk dijual dalam n buah pasar,
ingin memaksimumkan keuntungan ekonomis. Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Melakukan pendugaan fungsi permintaan produk dari masing-masing
pasar, yaitu : Qi = f(Pi), menemukan fungsi permintaan inver yaitu
: Pi = f-1(Qi) dan menentukan penerimaan marjinal yang diperoleh
dari masing-masing pasar itu, MRi = f(Qi), di mana I = 1, 2, 3 ..n.
Selanjutnya dari setiap fungsi penerimaan marjinal (MRi) ditentukan
fungsi penerimaan marjinal invers, sebagai berikut : Qi = f-1(MRi),
di mana I = 1, 2, 3, ..n. Fungsi permintaan dapat diduga
menggunakan model yang sesuai apakah model regresi linear atau
regresi non linier.
2. Menentukan fungsi penerimaan marjinal total dari seluruh pasar yang
ada dengan cara melakukan penjumlahan dari semua fungsi penerimaan
marjinal invers, sebagai berikut :
Dengan demikian akan terbentuk fungsi output total yang tergantung
pada penerimaan marjinal total, sebagai berikut : QT = f(MRT).
dalam hal ini diperlukan suatu proses penjumlahan horizontal yang
mensyaratkan MR1 = MR2 = …. = MRn = MRT. selanjutnya ditentukan
fungsi penerimaan marjinal total melalui penentuan fungsi output
total invers, sebagai berikut : MRT = f-1(QT).
3. Mencari informasi tentang biaya marjinal dari proses produksi (MC).
Sebagaimana telah dibahas dalam konsep analisis biaya, informasi
ini dapat diperoleh melalui pendugaan fungsi biaya jangka pendek
dari pabrik. Dengan demikian akan diperoleh fungsi biaya marjinal
dari pabrik, sebagai berikut : MC = f(Q), di mana MC adalah biaya
marjinal sedangkan Q adalah output produksi.
4. Menentukan titik keseimbangan yang memaksimumkan keuntungan
ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak pasar, melalui
penerapan kondisi di mana penerimaan marjinal total sama dengan
biaya marjinal, MRT = MC. Dari titik keseimbangan ini akan
diperoleh nilai output total QT.
5. Agar memaksimumkan penerimaan dalam penjualan output total sebesar
QT, alokasikan output total itu pada n buah pasar sedemikian rupa
sehingga penerimaan marjinal dari unit output terakhir yang dijual
dalam masing-masing pasar itu sama, melalu solusi berikut :
MR1 = fQ1) = MRT ; MR2 = f(Q2) = MRT ; ……. ; MRn = f(Qn) = MRT
Dengan demikian kondisi yang memaksimumkan penerimaan untuk
penjualan output total sebesar QT adalah melalui alokasi penjualan
pada n buah pasar sedemikian rupa agar : MR1 = MR2 = …. = MRn
6. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki n buah
pasar, sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Vincent Gaspersz.1994.Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Gaspersz. Vincent. 2005. Ekonomi Manajerial (Pembuatan Keputusan
Bisnis). Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama