BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Campak atau Rubeola atau Rubeola adalah adalah penyakit infeksi yang paling sering diderita manusia manusia dan dapat dapat menye menyebab babkan kan kompli komplikas kasii yang yang serius serius bahkan bahkan kematia kematian. n. Sebelum Sebelum tersediany tersedianyaa vaksin vaksin campak, campak, penyaikit penyaikit ini telah menginfeks menginfeksii 90% anak sebelum sebelum usia mereka mencapai mencapai 15 tahun. nfeksi campak !uga dianggap dianggap men!adi men!adi penyebab ter!adinya te r!adinya lebih dari " !uta kasus kematian serta 1.5000 hingga #0.000 kasus kebutaan diseluruh dunia setiap setia p tahunnya.1 Campak merupakan penyakit endemis terutama di negara yang sedang berkembang. $i ndonesia sendiri, penyakit ini dikenal se!ak lama. $i masa lampau lampau campak dianggap dianggap harus sebuah hal yang harus ter!adi pada setiap anak, mereka mereka beranggapa beranggapan n !ika seorang anak terkena terkena campak, campak, tidaklah tidaklah perlu diobati, karena mereka akan sembuh dengan sendirinya. da anggapan bah&a semakin banyak ruam semakin baik, bahkan ada kepercayaan dimasyarakat untuk mempercepat timbulnya ruam. " 'ematian pada penyakit campak biasanya diakibatkan oleh komplikasi, seperti pneumonia dan ensefalitis. Sampai sekarang &abah dan ke!adian luar biasa campak campak masih masih sering sering ter!adi ter!adi di beberap beberapaa daerah daerah dengan dengan angka angka kesaki kesakitan tan dan angka angka kematia kematian n cukup cukup tinggi tinggi.. Cara Cara yang yang paling paling efektif efektif untuk untuk menceg mencegah ah dan memberantas penyakit campak adalah melalui vaksinasi, yang merupakan kendala di bebe beberap rapaa daer daerah ah teru teruta tama ma pede pedesaa saan n dima dimana na akse aksess pelay pelayan anan an kese keseha hata tan, n, khususnya program imunisasi masih terbatas.
"
Secara biologis campak mempunyai sifat adanya ruam yang !elas, tidak memerlu memerlukan kan penulu penuluran ran he&an he&an perant perantara ara dan vektor vektor,, adany adanyaa siklus siklus musima musiman n dengan periode bebas penyakit, tak adanya penularan secara tetap, hanya memiliki satu seroti serotipe pe virus virus dan adany adanyaa vaksin vaksin campak campak yang yang efekti efektif. f. Sifat(s Sifat(sifat ifat bilogi bilogiss campak tampak serupa dengan cacar. )al ini menimbulkan optimisme bah&a campak dapat dieradikasi dari muka bumi, sebagaimana yang dapat dilakukan
1
pada penyakit cacar. Cakupan imunisasi yang * 90% akan menghasilkan daerah bebas campak. " +eberapa negara seperti merika, ustralia dan beberapa negara lainnya telah memasuki tahap eliminasi campak. ada sidang C$C-)-/) tahun 199# menyimpulkan bah&a campak dimungkinkan untuk dieradikasi, karena satu( satunya pe!amu host atau reservoir campak hanya pada manusia dan adanya vaksin vaksin dengan dengan potensi potensi yang yang cukup cukup tinggi tinggi dengan dengan efikas efikasii vaksin vaksin 25 persen persen.. $iperkirakan eradikasi akan dapat dicapai 10(15 tahun setelah eliminasi. 3
BAB II
"
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Campak Campak atau Rubeola atau Rubeola merupakan merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh oleh virus virus Morbilivirus dan Morbilivirus dan secara khas terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium prodromal, erupsi, dan konvalesens. ",4 enyakit ini dapat menginfeksi manusia disega disegala la usia usia namun namun umumn umumnya ya menyer menyerang ang anak anak dan sangat sangat mudah mudah menular menular.. Seseorang yang menderita campak dapat menularkan pada 90% orang yang belum mendapat imunisasi apabila kontak dengannya. 5,
2.2. Epie!i"l"gi
ada negara berkembang, campak menyerang 30 !uta anak setiap tahunnya dan menye menyebab babkan kan !utaan !utaan kemati kematian. an. Campak Campak menyeb menyebabka abkan n ter!adi ter!adiny nyaa 15.000 15.000 hingga #0.000 kasus kebutaan diseluruh dunia setiap tahunnya. ada tahun 1992, kasu kasuss cam campak pak per per 100. 100.00 000 0 popu popula lasi si tota totall yang ang di data data oleh oleh World orld Health Health Organization /) adalah 1.# di merika serikat, 2." di eropa, 11,1 di &ilayah timur mediterenia, mediterenia, 4." di sia tenggara, tenggara, 5." di &ilayah pasisfik barat dan #1. di afrika.5 ,,2 6enurut Centers for Disease Control and Prevention C$C, Prevention C$C, #0 % dari "1, 5 !uta anak yang tidak mendapatkan vaksin campak berasal, paling banyak dari 5 negara yakni berturut(turut, ndia #,4 !uta !i&a, akistan 1 !uta !i&a, 7teopia 1,1 !uta !i&a, ndonesia 0, !uta !i&a, dan Congo 0, !uta !i&a. Satu keluarga di 7thiopia bisa kehilangan satu kali pendapatan bulanannya, !ika ada satu anak anak yang yang menderi menderita ta campak campak didalam didalam keluar keluarga. ga. Campak Campak menyeb menyebabk abkan an kematian anak diseluruh dunia. 400 'ematian setiap hari, dalam 1# !am, ironisnya vaksin campak sudah tersedia lebih dari 50 tahun lamanya
$i ndonesia penyakit campak mendapatkan perhatian serius se!ak tahun 190, 190, setelah setelah ter!adi ter!adiny nyaa &abah &abah campak campak yang yang cukup cukup serius serius di pulau pulau 8ombo 8ombok k dilaporkan 330 kematian di antara 1".10 kasus dan pulau bangka ## kematian dianta diantara ra 40 40 kasus kasus pada pada tahun tahun yang yang sama. sama. Sampai Sampai sekaran sekarang, g, permas permasalah alahan an campak men!adi sumber perhatian dan keprihatinan. /abah dan ke!adian luar
3
biasa campak masih sering ter!adi. Salah satu diantaranya adalah &abah di kecamatan Cikeusal('ab. Serang pada tahun 1921, dengan C: mencapai 15%. ada ke!adian luar biasa campak di $esa +ondokodi('ab. Sumba +arat pada bulan gustus 1924 s.d ebruari 1925, 50 % anak balita campak dengan C: 5,3 %. "
2.#. Eti"l"gi
Campak disebabkan oleh Morbilivirus, salah satu virus :; dari famili Paramyxoviridae , dengan rincian sebagai berikut<
", 4, #
1. +entuk =irus +erbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. $i dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lon!ong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat :;, merupakan struktur heliks nukleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering menun!ukkan ton!olan pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin. ",4
>ambar ".1 +entuk =irus Campak sumber < 'uliah ?mum dr. :aihan Sp. '
". 'etahanan =irus
4
ada temperatur kamar virus campak kehilangan #0% sifat infeksifitasnya selama 3(5 hari, pada 3@C &aktu paruh umurnya " !am, pada 5#@C hanya satu !am. ada media protein ia dapat hidup dengan suhu (0@C selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4(#@C dapat hidup selama 5 bulan. =irus tidak aktif pada ) asam. leh karena selubung luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu kamar dapat mati dalam "0% ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. $alam 1-4000 formalin men!adi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Aripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik. "
3. Struktur ntigenik nfeksi dengan virus campak merangsang pembetukkan neutralizing antibody !omplement fixing antibody dan haemagglutinine inhibition antibody" munoglobulin kelas g6 dan g> muncul bersama(sama diperkirakan 1" hari setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar "1 hari. 'emudian g6 menghilang dengan cepat sedangkan g> tinggal tidak terbatas dan !umlahnya terukur, sehingga g> menun!ukkan bah&a pernah terkena infeksi &alaupun sudah lama. ntibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikkan antigen hemaglutinin murni. "
2.$. Pat"genesis
6anusia adalah satu(satunya inang asli untuk virus campak. enularan campak ter!adi secara droplet melalui udara, ter!adi antara 1(" hari sebelum timbul ge!ala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. nfeksi dimulai di mukosa hidung-faring. $i tempat a&al infeksi, penggandaan virus sangat minimal dan !arang dapat ditemukan virusnya. =irus masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel mononuklear mencapai kelen!ar getah bening lokal. ",9 =irus kemudian bermultiplikasi dengan sangat perlahan dan disitu mulailah penyebaran ke sel !aringan limforetikular :7S seperti limpa, dimana virus menyerang limfosit. =irus campak dapat bereplikasi dalam limfosit tertentu yang
5
membantu penyebaran ke seluruh tubuh. 5(# hari sesudah infeksi a&al, fokus infeksi terbentuk yaitu ketika ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah viremia primer dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, kon!ungtiva, saluran napas, kulit, kandung kemih, dan usus. ada hari 9(10 fokus infeksi yang berada di epitel saluran napas dan kon!ungtiva, mengalami nekrosis pada satu sampai dua lapisan. ada saat itu virus dalam !umlah banyak masuk kembali ke dalam pembuluh darah viremia sekunder dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem pernafasan dia&ali dengan keluhan batuk pilek disertai selaput kon!ungtiva yang tampak merah. ",9 2.%.
Pat"fisi"l"gi
ada stadium prodromal terdapat hiperplasia !aringan limfe. $istribusi yang luas dari giant !ell multinuklear sel retikuloendotel /arthin(inkeldey akibat fusi(fusi sel dan inklusi intranuklear terlihat dalam !aringan limfoid di seluruh tubuh limfoid, tonsil, terutama apendiks. 'eadaan tersebut ter!adi selama masa inkubasi, biasanya 9(11 hari. Sebagai reaksi terhadap virus, ter!adi proses peradangan epitel saluran pernafasan, kon!ungtiva dan kulit yang mana terbentuk eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. ",4,10 :espon imun ini diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat dan ruam yang menyebar ke seluruh tubuh, tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak 'oplik, merupakan tanda pasti untuk menegakkan diagnosis. :uam pada kulit ter!adi sebagai akibat respon delayed hypersensitivity terhadap antigen virus, sebagai hasil interaksi sel A imun dan sel yang terinfeksi virus dalam pembuluh darah kecil dan berlangsung sekitar 1 minggu. 'e!adian ini tidak tampak pada kasus yang mengalami defisit sel A 4. ada kulit, reaksi terutama ter!adi di sekitar kelen!ar sebacea dan folikel(folikel rambut.10
2.&.
'anifestasi Klinis
1. ase rodromal
#
ase ini berlangsung "(4 hari, virus terdapat dalam air mata, sekresi hidung dan tenggorokan, urin, serta darah. ada stadium prodromal dapat ditemukan eksantema di mukosa pipi yang merupakan tanda patognomonis campak yaitu bercak koplik, !on#ungtivitis !oryza dan !ough tanda 3C, disertai demam ringan sampai sedang.
",10
>ambar "." 'on!ungtivitis Sumber< http<--diseasesdoctor.com-&p(content-uploads-"015-0-Con!unctivitis.!peg
+ercak koplik adalah bintik(bintik ber&arna putih kelabu, berukuran sebesar butir pasir dikelilingi areola ber&arna kemerahan, kadang(kadang bercak tersebut bersifat hemoragis. Selain itu cenderung timbul berhadapan dengan gigi molar ba&ah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan mukosa pipi. 6eski !arang, bercak dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir ba&ah, langit(langit dan karunkula lakrimalis. +ercak koplik terdiri atas eksudat serosa dan proliferasi sel(sel endotel, serupa dengan yang terdapat pada lesi(lesi kulit. +ercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam &aktu 1"(12 !am. 'etika menghilang pada mukosa penderita masih ditemukan bercak diskolorisasi mukosa kemerahan. ",4,10
>ambar ".3 'oplik Spot $ikutip dari Sumber< http<--rumahvaksinasigrogol.org-&p(content-uploads-"014-1"-koplik(spot.!pg
'elen!ar limfe pada sudut rahang dan daerah servikal posterior sering
mengalami
pembesaran
disertai
splenomegali
ringan.
8imfadenopati mesenterik menyebabkan timbulnya rasa nyeri abdomen. erubahan patologis campak yang khas pada lapisan mukosa usus buntu mengakibatkan penyumbatan lumen disusul munculnya ge!ala apendisitis. erubahan ini cenderung mereda dengan menghilangnya bercak koplik. ",10
". ase 7rupsi :uam makulopapular muncul 14 hari setelah a&al infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. :uamBruam kulit biasanya mulai sebagai makula tidak tegas, terdapat pada bagian samping atas leher penderita, di belakang telinga, sepan!ang batas rambut dan pada bagian belakang pipi. Setiap lesi berubah men!adi makulopapular bersamaan dengan penyebaran cepat ruam kulit di seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada dalam &aktu kurang lebih "4 !am pertama, disertai panas tinggi. " $alam "4 !am berikutnya, lesi(lesi menyebar menutupi punggung, abdomen, seluruh lengan dan paha. roses menghilangnya ruam kulit berlangsung
dari
atas
ke
ba&ah
dengan
urutan
sesuai
proses
pemunculannya. 8esi pada &a!ah mulai menghilang pada hari ke "(3, yaitu pada saat lesi mencapai kaki. $era!at penyakit berhubungan langsung dengan luas dan penyatuan ruam(ruam tersebut.
",10
2
>ambar ".4 :uam makulopapular Sumber< http<--&&&.atsu.edu-faculty-chamberlain-images-92#phil6easbodlores.!pg
3. ase 'onvalesens ada fase akhir, ruam men!adi hiperpigmentasi dan kadang(kadang deskuamasi, ge!ala(ge!ala lainnya menghilang. " 2.(.
Diagn"sis
$iagnosis campak biasanya dapat dibuat berdasarkan ge!ala klinis yang sangat berkaitan, yaitu koriDa dan kon!ungtivitis disertai batuk dan demam tinggi pada beberapa hari serta diikuti timbulnya ruam yang memiliki ciri khas, yaitu dia&ali dari belakang telinga kemudian menyebar ke ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh dan selan!utnya mengalami hiperpigmentasi dan deskuamasi. Eadi diagnosis campak dapat ditegakkan secara klinis. Campak yang bermanifestasi tidak khas disebut campak atipikal. ",#
2.(.1. Pe!eriksaan Pen)n*ang
1. Eumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relatif. 10 ". solasi dan identifikasi virus< S&ab nasofaring dan sampel darah yang diambil dari pasien "(3 hari sebelum onset ge!ala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit terutama selama masa demam campak merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. Selama stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan mukosa hidung. 10 3. Serologis< konfirmasi serologi campak berdasarkan pada kenaikan empat kali titer antibodi antara sera fase akut dan fase penyembuhan atau pada penampakkan antibodi g6 spesifik campak antara 1(" minggu setelah onset ruam kulit. +agian utama dari respon imun ditu!ukan langsung pada
9
protein ;. )anya pada kasus campak yang tidak khas, yang pasti bereaksi terhadap protein 6 yang ada.
9,10
2.+. Diagn"sis Baning
:uam kulit pada campak harus dibedakan dari eksantema subitum, rubela, mononukleosis infeksiosa, meningokoksemia, demam skarlatina,
penyakit
riketsia, penyakit serum dan ruam kulit akibat obat, dan lain(lain. $iagnosis bandingnya antara lain < ",#,10 •
'on!ungtivitis kut
•
6anifestasi $ermatologis
•
ediatric 7nteroviral nfections
akibat $emam $engue •
•
ediatric :ocky 6ountain Spotted ever
Drug $ruptions
•
7rythema nfectiosum
•
:ubella
•
6ononucleosis nfeksius
•
ediatric Sepsis
•
'a&asaki $isease
•
ediatric AoFic Shock Syndrome
•
6eningitis •
•
arvovirus +19 nfection
:oseola nfantum in 7mergency 6edicine
•
Scarlet ever
2.,. Penatalaksanaan an Pen-egaan 2.,.1 Penatalaksanaan
Aidak adanya terapi yang spesifik pada kasus campak akut. asien campak tanpa penyulit dapat berobat !alan. nak harus diberikan cukup cairan dan kalori,
10
sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran dan antikonvulsan dipelukan. Sedangkan campak dengan penyulit, pasien perlu dira&at inap. ada kasus infeksi sekunder yang diakibatkan bakteri diberikan terapi antibiotik. $i rumah sakit pasien dira&at dibangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan dan diet yang memadai. ",11 emberiaan suplementasi vitamin telah menun!ukkan bukti yang baik terhadap perbaikan out!ome pada pasien(pasien dengan malnutrisi dan pasien( pasien dengan defisiensi vitamin .
#,11
ada pemberian vitamin dosis tinggi
rekomendasi /) dan ?;C7 pada ?sia # bln(1 thn < 100.000 unit dosis tunggal p.o dan pada ?sia *1 thn < "00.000 unit dosis tunggal p.o. $osis tersebut diulangi pada hari ke(" dan 4 minggu kemudian bila telah didapt tanda defisiensi vitamin . pabila terdapat malnutrisi dilan!utkan 1500 ? tiap hari. 1"
2.,.2. Pen-egaan
encegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. rogram imunisasi campak secara luas baru dikembangkang pelaksanaannya pada tahun 192". " da dua !enis pencegahan campak yaitu < 1. munisasi aktif encegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. ada tahun 19#3 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu 1 vaksin yang berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan tipe 7dmonstone +, dan " vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan dalam larutan formalin dicampur dengan garam alumunium. ;amun se!ak tahun 19#, vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan tidak digunakan lagi, oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat menimbulkan ge!ala atypical measles yang hebat1. =aksin yang berasal dari virus campak yang dilemahkan berkembang dari 7dmonstone strain men!adi strain Sch&arD
11
19#5 dan kemudian men!adi strain 6oraten 19#2. $osis baku minimal pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan, namun dilaporkan bah&a pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama. ",1"
>ambar ".5 =aksin campak Sumber< https<--suvisutrisno93.files.&ordpress.com-"013-1"-campak.!pg
=aksin campak sering dipakai bersama(sama dengan vaksin rubela dan parotitis epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri( tetanus(polio vaksin dan lain(lain. 8aporan beberapa peneliti menyatakan bah&a kombinasi tersebut pada umumnya aman dan tetap efektif.
"
>ambar ".# Ead&al munisasi $ Sumber < http<--idai.or.id-public(articles-klinik-imunisasi ". munisasi pasif Campak dapat dicegah dengan mmune serum globulin gamma globulin dengan dosis 0,"5 ml-kg++ intramuskuler, maksimal 15 ml dalam &aktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. erlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi, anak(anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke (2 dari masa inkubasi, maka !umlah
1"
antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan dera!at perlindungan yang diharapkan.
",10
'ontraindikasi vaksin< reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan, imunodefisiensi keganasan hematologi atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan !angka pan!ang, infeksi )= dengan imunosupresi berat.
"
2.1/. K"!plikasi 20$0&
1. 8aringitis akut 8aringitis timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya, ditandai dengan distres pernafasan, sesak, sianosis, dan stridor. 'etika demam menurun, keadaan akan membaik dan ge!ala akan menghilang.
",4
". +ronkopneumonia +ronkopneumonia adalah komplikasi campak yang sering di!umpai 5,"%. yang sering disebabkan invasi bakteri sekunder, terutama neumokokus, Stafilokokus, dan )emophilus influenDa. neumonia ter!adi pada sekitar #% dari kasus campak dan merupakan penyebab kematian paling sering pada penyakit campak.
",#
3. 'e!ang demam 'e!ang dapat timbul pada periode demam, umumnya pada puncak demam saat ruam keluar. "
4. 7nsefalitis 7nsefalitis adalah penyulit neurologik yang paling sering ter!adi, biasanya ter!adi pada hari ke 4( setelah timbul ruam, dan se!umlah kecil pada periode pra(erupsi. 7nsefalitis simptomatik timbul pada sekitar 1<1000. $iduga !ika ensefalitis ter!adi pada &aktu a&al penyakit maka invasi virus memainkan peranan besar, sedangkan ensefalitis yang timbul
13
kemudian menggambarkan suatu reaksi imunologis. >e!ala ensefalitis dapat berupa ke!ang, letargi, koma, dan iritabel. 'eluhan nyeri kepala, frekuensi nafas meningkat, t%it!hing , disorientasi, !uga dapat ditemukan. emeriksaan cairan serebrospinal menun!ukkan pleositosis ringan, dengan predominan sel mononuklear, peningkatan protein ringan, sedangkan glukosa dalam batas normal.
5.
",4,
&uba!ute &!lerosing Panen!ephalitis SS7 SS7 $a&sonGs disease merupakan kelainan degeneratif susunan saraf pusat yang disebabkan oleh infeksi oleh virus campak yang persisten, suatu penyulit lambat yang !arang ter!adi. Semen!ak penggunaan vaksin meluas, ke!adian SS7 men!adi sangat !arang. 'emungkinan untuk menderita SS7 pada anak yang sebelumnya pernah campak adalah 0,#( "," per 100.000. 6asa inkubasi timbulnya SS7 rata(r ata tahun.
",4
>e!ala SS7 didahului dengan gangguan tingkah laku, iritabilitas dan penurunan intelektual yang progresif serta penurunan daya ingat, diikuti oleh inkoordinasi motorik, dan ke!ang yang umumnya bersifat mioklonik. Selan!utnya pasien menun!ukkan gangguan mental yang lebih buruk,
ketidakmampuan
ber!alan,
kegagalan
berbicara
dengan
komprehensi yang buruk, dysphagia, dapat !uga ter!adi kebutaan. ada tahap akhir dari penyakit, pasien dapat tampak diam atau koma. ktivitas elektrik di otak pada 77> menun!ukkan perubahan yang progresif selama sakit yang khas untuk SS7 dan berhubungan dengan penurunan yang lambat dari fungsi sistem saraf pusat. 8aboratorium< eningkatan globulin dalam cairan serebrospinal, antibodi terhadap campak dalam serum meningkat 1< 1"20
#,14
#. titis media nvasi virus ke telinga tengah umumya ter!adi pada campak. >endang telinga biasanya hiperemia pada fase prodromal dan stadium erupsi. Eika ter!adi invasi bakteri men!adi otitis media purulenta. "
14
. 7nteritis dan diare persisten +eberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret pada fase prodromal. 'eadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus. $iare persisten bersifat protein losing enteropathy sehingga dapat memperburuk status giDi."
2. 'on!ungtivitis $itandai dengan mata merah, pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan fotofobia. 'adang(kadang ter!adi infeksi sekunder oleh bakteri. =irus campak atau antigennya dapat dideteksi pada lesi kon!ungtiva pada hari(hari pertama sakit. 'on!ungtivitis diperburuk dengan ter!adinya hipopion dan pan(oftalmitis yang dapat menyebabkan kebutaan. "
9.
enyulit lainya dapun beberapa penyulit lainnya yang sering ter!adi seperti Hemorrhagi! bla!k measles, :eaktivasi atau memberatnya penyakit A+, Arombositopenia. ",4,#
2.11. Pr"gn"sis
+iasanya campak sembuh dalam (10 hari setelah timbul ruam. +ila ada penyulit infeksi sekunder-malnutrisi berat, maka penyakit men!adi berat. 'ematian pada penyakit campak biasanya diakibatkan oleh komplikasi, seperti pneumonia dan ensefalitis.4
15
BAB III LAPAN KASUS
#.1.
Ientitas Pribai
;ama
< nak. 6..:
;o. C6
< 0(0(5"(5
Aanggal 8ahir
< " gustus "009
Eenis 'elamin
< 8aki(laki
?sia
< 5 tahun 11 bulan
Suku +angsa
< ndonesia
gama
< slam
lamat
< $usun Se!ahtera $esa Aan!ung Aerban(Aerban +aru, ceh Aamiang
Status
< +elum 6enikah
eker!aan
< Sis&a Sekolah $asar
Aanggal 6asuk
< 1" gustus "015, pukul "0.10 /+
Aanggal 'eluar
< 1" gustus "015, pukul 11.30 /+ S
#.2 i3a4at Per*alanan Pen4akit
'eluhan ?tama
< $emam
:i&ayat enyakit Sekarang < asien datang dengan keluhan demam, yang mula dirasakan pasien se!ak 3 hari sebelum masuk rumah sakit S6:S. $emam a&alnya terasa ringan, lama kelamaan semakin meninggi. $emam terasa ditinggi dimalam hari dan menurun dengan obat penurun panas namun tidak mencapai suhu normal. asien !uga mengeluhkan batuk pilek yang dikeluahkan se!ak lama, sebelum demam timbul, ciri batuk tidak berdahak dan disertai gatal tenggorokan.
1#
:uam kemerahan H, mulai ter!adi 1 hari setelah demam. :uam muncul dari badan dan belakang leher-telinga kemudian men!alar perlahan keseluruh tubuh. ada a&alnya ruam tidak gatal, namun kemudian mulai menimbulkan gatal ketika telah men!alar keseleruh tubuh, gatal(gatal memberat menurut penuturan keluar asien 5 !am S6:S. asien !uga mengeluhkan mata merah yang timbul " hari setelah demam dan ruam merah, mata berair dan gatal. 8uka dimulut dan nyeri otot disangkal. Satu !am sebelum masuk rumah sakit pasien !uga mengeluhkan mual muntah sebanyak 3F-hari yang berisi makanan yang dimakan, darah dan lendir tidak ditemukan. ;afsu makan pasien !uga mengalami penurunan i3a4at Pen4akit Tera)l) < disangkal i3a4at pengg)naan "bat i3a4at Kel)arga
< arasetamol Syrup < asien menyangkal adanya keluhan yang sama dalam keluarga
i3a4at alergi
i3a4at Kea!ilan
< asien menyangkal adanya alergi obat
< ;C dilakukan sebanyak I # kali selama kehamilan di Sp.> dan +idan, pasien lahir pada usia kehamilan 9 bulan dengan cara spontan ditolong oleh bidan dengan berat badan "00 gr dan pan!ang badan 42 cm
i3a4at i!)nisasi
#.#.
< )epatitis + $A olio +C> Campak
< 3 kali < 3 kali < 4 kali < 1 kali < 1 kali
Pe!eriksaan 5isik
Stat)s 6eneralisata 1
'esadaran
< Compos 6enis
;adi
< 92 F-menit
rekuensi pernapasan < 12 F-menit Suhu
< 39,# o C Fila
Satus giDi
< normal
+erat badan
< 1# kg
Ainggi badan
< 11" cm
K)lit
/arna
< Sa&o matang
Aurgor
< baik
7ritema
< :uam merah di seluruh tubuh disertai gatal
arut cacar < ;egatif Sianosis
< ;egatif
kterus
< ;egatif
7dema
< ;egatif
nemia
< ;egatif
Kepala
?kuran
< ;ormosefali
:ambut
< )itam, sukar dicabut
/a!ah
< Simetris, edema (, deformitas (
6ata
< upil bulat isokor J 3 mm-3 mm, :C8 H-H, :CA8 H-H, 'on!ungtiva anemis H-H, Sklera ikterik (-(.
Aelinga
< Serumen (-(, normotia
)idung
< ;C) (
6ulut
<
(
+ibir < +ibir kering H, mukosa basah H, sianosis (.
(
8idah < Aremor (, beslag (, hiperemis (.
( Aonsil < )iperemis (-(, A1.- A1 ( aring < )iperemis H
12
Leer
npeksi
< Simetris, retraksi (
Aekanan vena !ugularis :("cm) ", embesaran '>+ (
T"raks
nspeksi ( Statis
< Simetris, bentuk normochest
( $inamis < ernapasan torakoabdominal, retraksi (
alpasi
<
$epan +elakang erkusi
'anan remitus normal remitus normal
'iri remitus normal remitus normal
'anan Sonor Sonor
'iri Sonor Sonor
<
$epan +elakang
uskultasi < 'anan =esikuler =esikuler
$epan +elakang
'iri =esikuler =esikuler
Jant)ng
nspeksi
< ctus cordis tidak terlihat
alpasi
< ctus cordis teraba, thrill (
erkusi
< +atas(batas !antung
tas
< Sela iga
'iri
< dua !ari medial linea mid(clavicula kiri
'anan < linea parasternal kanan uskultasi < +E * +E , bising !antung (
19
Ab"!en
nspeksi
< Simetris, distensi (
alpasi
< ;yeri tekan (, defans muscular (
)epar < Aidak 8ien
< Aidak
>in!al < +allotement ( erkusi
< Aimpani, shifting dullness (, ?ndulasi (
uskultasi < eristaltik H ;ormal.
6enetalia
< Aidak $iperiksa
An)s
< Aidak $iperiksa
T)lang Belakang < Simetris, gibus (, deformitas ( Kelen*ar Li!fe
< embesaran '>+ (
Ekstre!itas
< kral hangat-dingin, C:A K3 detik 7dema (-(, ucat (-( , eritema H-H
#.$. Pe!eriksaan Pen)n*ang Lab"rat"ri)! 712 Ag)st) 2/1%0 P)k)l 2/81# 9IB: 7ritrosit < 4.0" F 10#-mm3 )emoglobin < 11.5 g% 8eukosit < 4.100-mm 3 Arombosit < 115.000-mm 3 )ematokrit < 3#,0% #.%. Diagn"sis
$iagnosis +anding < ( 6orbili ( $) ( S $iagnosis 'er!a
< bservasi ebris e.c 6orbili H Susp. $)
#.&. Penatalaksanaan ( $iet 6( ( =$ :8 40 gtt-menit mikro
"0
( ( ( (
n!. CefotaFime 50mg-1" !am n!. ;orages "50mg-2!am k-p,Ao* 32oC 8erDin syr " F C arasetamol syr 4 F cth
#.(. 5"ll"3;)p Tgl 1"-2-15
0".15
Pe!eriksaan S< $emamH, +atuk pilek
Hmata merah H
Diagn"sa bservasi ebris ( ( e.c 6orbili
Penatalaksanaan $iet 6( =$ :8 40 gtt-menit
(
mikro n!. CefotaFime 50mg-1"
;< 12 F-menit
(
!am n!. ;orages "50mg-2!am
Ao < 39,# o C Fila
k-p,Ao* 32oC ( 8erDin syr " F C ( arasetamol syr 4 F cth ( $iet 6( ( =$ :8 40 gtt-menit
< Sens< C6 E < 92 F-menit
13-2-15
S< $emamH, +atuk ilek
bservasi ebris
14.30
H, erut kembung
e.c 6orbiliH
H,:uam merah H
S
mikro ( n!. CefotaFime 50mg-2
< Sens< C6 E < 90F-i ;< 12F- Ao < 3#,2 oC 'epala< kon!ungtiva anemis H-H
( ( ( ( (
!am n!. ;orages "00mg-2!am n!. :anitidin 15mg -2!am =it. "00.000 ? 8erDin syr " F C arasetamol syr 4 F cth
:- Cek $arah :utin ?lang
Aonsil A"-A", hiperemis H-H aring hiperemis H-H kaku kuduk ( Aoraks< S< =esikuler H-H SA< (-( bdomen< Soepel, peristaltik H ;
"1
7Ftremitas atas< akral hangat-merah H-H 7Ftremitas ba&ah< 14-2-15
akral hangat-merah H-H S< $emamH, +atuk ilek
bservasi ebris
15.00
H, :uam merah H
e.c 6orbiliH
< Sens< C6
$)
E < 90F-i
( $iet 6( ( =$ :8 30 gtt-menit mikro ( n!. CefotaFime 50mg-2 !am n!. ;orages "00mg-2!am n!. :anitidin 15mg -2!am 8erDin syr " F C arasetamol syr 4 F cth
;< "0F- Ao < 3,3 oC 'epala< kon!ungtiva anemis H-H 3xPulv
Aonsil A"-A", hiperemis H-H aring hiperemis H-H
( ( ( ( ( mbroksol 1" mg ( $eFa 0,3 ( =it. C 1 mg ( sidi Syr 3 F 1 Cth :- Cek $arah :utin ?lang dan hoto Ahoraks .
Aoraks< S< =esikuler H-H SA< (-( bdomen< Soepel, peristaltik H ; 7Ftremitas atas< akral hangat-merah H-H 7Ftremitas ba&ah< akral hangat-merah H-H
""
15-2-15
S< +atuk ilek H,
bservasi ebris
10.00
:uam merah H
e.c 6orbiliH
berkurang
$)
mikro ( n!. CefotaFime 50mg-2
< Sens< C6
!am ( n!. :anitidin 15mg -2!am ( 8erDin syr " F C ( arasetamol syr 4 F cth ( mbroksol 1" mg ( $eFa 0,3 ( =it. C 1 mg ( sidi Syr 3 F 1 Cth
E < 90F-i ;< 12F- Ao < 3#,3 oC 'epala<
( $iet 6( ( =$ :8 30 gtt-menit
3xPulv
kon!ungtiva anemis (-( Aonsil A"-A", hiperemis
asien ulang tas ermintaan
H-H
Sendiri pukul 11. 30 /+
aring hiperemis H-H kaku kuduk ( Aoraks< S< =esikuler H-H SA< (-( bdomen< Soepel, peristaltik H ; 7Ftremitas atas< akral hangat-merah H-H 7Ftremitas ba&ah< akral hangat-merah H-H
5"ll"3 )p Pe!eriksaan Pen)n*ang 8
1. 8aboratorium darah Tanggal 7ritrosit )emoglobin 8eukosit Arombosit )ematokrit
12+<1% 4,0" 11,5 4.100 115.000 3#,0
1#+<1%
3,39 9,2 ".#00 29.000 "9,
Sat)an F 10 mm3 g% mm 3 mm 3 % #
"3
2. ai"l"gis
oto thoraF -lateral
'esimpulan < Cor dan ulmo normal, Sudut kardio dan kosto frenikus ta!am, tulang(tulang intak. Cavitas Ahoraks dalam batas normal
#.+.
Pr"gn"sis
d vitam
< $ubia ad bonam
d funtionam
< $ubia ad bonam
d sanationam < $ubia ad bonam BAB I= PE'BAHASAN > KESI'PULAN
$.1. Pe!baasan
Campak atau Rubeola merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus Morbilivirus dan secara khas terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium prodromal, erupsi, dan konvalesens. ada fase prodormal maka tanda klinis yaitu !on#ungtivitis !oryza dan !ough tanda 3C akan muncul. ",# 'etiga tanda ini
"4
disertai demam ringan sampai sedang
serta dapat ditemukan eksantema di
mukosa pipi yang merupakan tanda patognomonis campak yaitu bercak koplik. asien mengalami demam se!ak tiga hari S6:S, kemudian diikuti dengan tiga tanda utama campak yaitu !on#ungtivitis !oryza dan !ough" ;amun dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan bercak koplik pada pasien. :uam makulopapular muncul 14 hari setelah a&al infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. :uamBruam kulit biasanya mulai sebagai makula tidak tegas, terdapat pada bagian samping atas leher penderita, di belakang telinga, sepan!ang batas rambut dan pada bagian belakang pipi.
",4
asien
mengeluhkan ruam kemerahan yang mulai ter!adi " hari setelah demam. :uam muncul dari badan dan belakang leher-telinga kemudian men!alar perlahan keseluruh tubuh. $iagnosis campak biasanya dapat dibuat berdasarkan ge!ala klinis, namun terdapat sederatan pemerikasaan penun!ang untuk menun!ang diagnosis yakni isolasi dan identifikasi virus dan pemeriksaan serologis berupa kenaikan empat kali titer antibodi antara sera fase akut dan fase penyembuhan atau pada penampakkan antibodi g6 spesifik campak antara 1(" minggu setelah onset ruam kulit. )anya pada kasus campak yang tidak khas, yang pasti bereaksi terhadap protein 6 yang ada.
",9,10
. $iagnosis banding campak sangatlah beragam, karena
penyakit ini terkait dengan ruam kulit dan demam maka manifestasi dermatologis akibat $emam $engue dan :ubella campak !erman perlu dipertimbangkan.
#,10
.
Arombositopenia adalah salah satu penyulit yang ter!adi pada kasus campak. ",4 $itemukan dua atau tiga patokan klinis pertama $engue disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis demam berdarah dengue. Selain itu penurunan-peningkatan kadar )ematokrit sebesar * "0% dari standar !uga men!adi acuan pada penegakan diagnosis $+$. 8eukopenia ter!adi selama periode demam dan pra demam.
",#,4
ada kasus kali ini pasien mengalami penurunan kadar trombosit secara bertahap pada pera&atan dirumah sakit 115.000 mm 3 pada hari pertama ra&atan dan 29.000 mm 3 pada hari kedua ra&atan namun tidak mengalami perubahan yang signifikan pada kosentarsi hematokrit 3#,0 % pada hari pertama ra&atan
"5
dan "9, % hari kedua ra&atan. 8eukopenia dialami pasien pada hari ra&atan ke( " ".#00 mm 3 pasien tidak mengalami demam pada hari tersebut. Aidak adanya terapi yang spesifik pada kasus campak akut. asien campak tanpa penyulit dapat berobat !alan. nak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran dan antikonvulsan dipelukan. Sedangkan campak dengan penyulit, pasien perlu dira&at inap. $i rumah sakit pasien dira&at dibangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keaadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan dan diet yang memadai. ",11 emberian vitamin dosis tinggi ?sia # bln(1 thn < 100.000 unit dosis tunggal p.o dan pada ?sia *1 thn < "00.000 unit dosis tunggal p.o. $osis tersebut diulangi pada hari ke(" dan 4 minggu kemudian bila telah didapt tanda defisiensi vitamin . pabila terdapat malnutrisi dilan!utkan 1500 ? tiap hari.
1"
asien merupakan penderita campak yang mememiliki beberapa penyulit, seperti trombositopenia, kon!ungtivitis dan infeksi saluran pernafasan atas, oleh karena itu pasien di an!urkan untuk dira&at dirumah sakit. Selama ra&atan, pasien mendapatkan terapi suportif yang adekuat berupa pemberian cairan hairan ;ormal Saline :inger 8aktat dan $iet 6(. Aerapi farmokologis yang diberikan pada pasien berupa terapi suportif yaitu, pemberian antitusif-ekspektoran, vitamin , antipiretik dan vitamin. emberian antibiotika sefotaksim di administrasikan supaya mencegah timbulnya infkesi sekunder nasokomial dirumah sakit, karena :S?$ ceh tamiang belum memilki ruang isolasi sistem pernafasan. emberian Psdii 'olium $xtra!t sidii Syurp L ada hari ra&atan ke(3 diharapkan dapat meningkat kadar trombosit pada pasien. encegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. ;amun terdapat pula kegagalan vaksin yakni terbagi men!adi primer dan sekunder. $ikatakan primer apabila tidak ler!adi serokonversi setelah diimunisasi dan sekunder apabila tidak ada proteksi setelah er!adi serokonversi. +erbagai kemungkinan yang menyebabkan tidak ter!adinya serokonversi ialah< a danya antibodi yang diba&a se!ak lahir yang dapat menetralisir virus vaksin campak yang masuk, b =aksinnya yang rusak, c
"#
kibat pemberian imunoglobulin yang diberikan bersama(sama. 'egagalan sekunder dapat ter!adi karena potensi vaksin yang kurang kuat sehingga respons imun yang ter!adi tidak adekuat dan tidak cukup untuk memberikan perlindungan pada bayi terhadap serangan campak secara alami.",10 rang tua pasien mengatakan bah&a pasien mendapatkan munasi dasar lengkap, termasuk imuniasi campak pada usia 9 bulan. ;amun nyatanya pasien menderita campak, hal ini tidak menutup kemungkinan terdapatnnya bias informasi yang disampaikan orang tua, atau pun bisa dikarenakan kegagalan vaksin baik primer dan sekunder.
$.2. Kesi!p)lan
1. Campak merupakan penyakit infeksi virus endemis yang cukup infeksius. Sebelum tersedianya vaksin campak, penyaikit tersebut telah menginfeksi 90% anak sebelum usia mereka mencapai 15 tahun. $alam beberapa kasus tertentu campak memiliki komplikasi yang cukup seirus dan berakibat fatal, bahkan dapat mengakibatkan kematian. ". $iagnosis penyakit ini dapat dengan mudah ditenggakan dengan ge!ala klinis, oleh karena itu diharapakan dokter dan praktisi kesehatan dapat mengenalinya dengan segara serta menentukan modalitas penatalaksanaan yang sesuai. Selain itu dokter !uga harus bisa menganilisa diagnosis banding dan penyulit yang menyertai kasus campak. 3. Aidak adanya terapi yang spesifik pada kasus campak akut. nak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberiaan antipiretik, antitusif, ekspektoran dan antikonvulsan dipelukan. Sedangkan campak dengan penyulit, pasien perlu dira&at inap. ada kasus infeksi sekunder yang diakibatkan bakteri diberikan terapi antibiotik. 4. /alaupun pencegahan pada campak
melalui vaksinasi sudah mulai
digalak se!ak tahun 192", namun kasus campak masih sering ter!adi, terutama didaerah pedesaan dan kumuh. leh karena itu perlu digiatkan kembali edukasi tenaga medis dan pasien terhadap campak, baik pengenalan, pencegahan dan penanggulangannya.
"
DA5TA PUSTAKA
1.
/orld )ealth rganiDation. "01". 6l"bal 'easles an )bella Strategi- Plan 2/12;2/1/. merika Serikat.
http<--&&&.&ho.int-about-licensing-copyrightform-en-indeF.html. Mdiakses pada 15 gustus "014N. 2.
Soedarmo SS, >arna ), )adinegoro S:S, Satari ). "010. ?a!pak . $alam +uku !ar nfeksi dan ediatri tropis cetakan
kedua. +adan enerbit $. Eakarta. #.
Silalahi 8evi, "004. Campak . http<--&&&.tempointeraktif.com. Mdiakses pada 15 gustus "014N.
$.
)erry >arna, leF Chaerulfatah, Dhali 6S, $!atnika Setiabudi. "005. '"rbili 7?a!pak0 )be"la0 'easles: . $ala. edoman
"2
$iagnosis dan Aerapi lmu 'esehatan nak. p "34("3#. 7disi . +agian lmu 'esehatan nak ' ?;$ < +andung. %.
6ayo Clinic. 6easles. "00. http<--&&&.nlm.nih.gov-medlineplus-measles.html. Mdiakses pada 15 gustus "014N.
&.
Selina SPC dan Fennelly G. 2015. Measles : ractice 7ssentials. http<--emedicine.medscape.com-article-9##""0( medication. Mdiakses pada 15 gustus "014N.
(.
Centers for $isease Control and revention. "015. 6easles Cases and utbreaks. http<--&&&.cdc.gov-measles-cases(outbreaks.html. Mdiakses pada 15 gustus "014N.
+.
/orld )ealth rganiDation. "009. /eekly epidemiological record< 6easles vaccines< /) position paper. http<--&&&.&ho.int-&er . Mdiakses pada 15 gustus "014N.
,.
+rooks, >eo , +utel, Eanet S, 6orse S . "005. 'ikr"bi"l"gi Ke"kteran . 7disi . Aer!emahan. Salemba 6edika. Eakarta.
1/.
+ehrman, 'liegman, rvin. "01". Nels"n8 Il!) Keseatan Anak . 15th ed. ener!emah< /ahab S, ;oerhayati, Sunarto, Soebono ), Euffrie 6, :ad!iman, dkk. =olime ke(3. 7>C. Eakarta.
11.
6uller C, 'ramer E. "015. ?"nn@s ?)rrent Terap4 2/1%. 6easles. 7lsvier. hiladelphia. merika Serikat.
12.
/orld )ealth rganiDation. "013. P"-ket B""k "f H"spital ?are 5"r ?ilren. "nd. /) ublshing. ;e& Oork. merika Serikat.
1#.
)ooker, 7dmond, StPppler, 6elissa C. 6easles :ubeola. "002 http<--&&&.medicinenet.com-measlesrubeola-article.htm . Mdiakses pada 15 gustus "014N.
1$.
;ational nstitute of ;eurological $isorders and Stroke. "00. Subacute Sclerosing anencephalitis. http<--&&&.ninds.nih.gov-disorders-subacutepanencephalitis-subacu tepanencephalitis.htm. Mdiakses pada 15 gustus "014N.
"9