BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Belakang
Epilep Epilepsi si adalah adalah seranga serangan n berkal berkalaa yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh lepas lepas muatan muatan listrik listrik neuron kortikal secara berlebihan. 1 Sedangkan epilepsi pasca trauma adalah epilepsi yang terjadi sebagai akibat komplikasi dari trauma kepala. Epilepsi tidak harus terjadi langsung setelah trauma kepala, namun dapat terjadi dalam jangka waktu 5 tahun setelah trauma kepa kepala. la. Epile Epileps psii dika dikata taka kan n pasc pascaa traum traumaa apab apabil ilaa terjad terjadii 2 atau atau lebi lebih h kejan kejang g tanp tanpaa provokasi pada pasien yang mengalami trauma kepala.5 Secara epidemiologi, epidemiologi, angka kejadian epilepsi secara umum yaitu 5-1 kasus per 1 1 orang. orang. Epilepsi Epilepsi sering sering muncul muncul pada pada anak-a anak-anak nak atau pada pada usia usia tua lebih dari dari ! tahun." #ntuk epilepsi pasca trauma, dihubungkan dengan angka kejadian trauma kepala. $i #S, angka kejadian trauma kepala tiap tahunnya yaitu 2 dari 1. populasi, dimana sebagian besar mengenai mengenai laki-laki laki-laki dibanding dibandingkan kan perempuan. perempuan. %ngka %ngka kejadian kejadian kejang segera setelah trauma kepala yaitu &1-15' pada usia dewasa dan &"-"5' pada anak-anak.! (emungkinan untuk terjadinya epilepsi pasca trauma kepala dihubungkan dengan berat ringannya trauma kepala, dimana munculan kejang dalam 5 tahun pasca trauma kepala berkisar ,)' pada trauma kepala ringan, 1,2' pada trauma kepala sedang, dan 1' pada trauma kepala berat. 5 $engan semakin meningkatnya kasus kecelakaan berlalu lintas lintas yang yang menyeb menyebabk abkan an semakin semakin tingg tingginy inyaa kejadi kejadian an trauma trauma kepala, kepala, secara secara tidak tidak langsu langsung ng juga juga berkon berkontrib tribusi usi terhad terhadap ap pening peningkata katan n kasus kasus epileps epilepsii pasca pasca trauma trauma di kemudian harinya. (omplikasi (omplikasi yang dapat ditimbulkan ditimbulkan dari epilepsi, baik itu epilepsi pasca trauma trauma ataupun epilepsi secara umum yaitu dalam hal psikososial berupa rasa cemas, depresi, dan percobaan bunuh diri yang lebih sering muncul daripada populasi umum yang normal di 1
sampi samping ng komp kompli likas kasii akib akibat at peng penggu guna naan an obat obat anti anti epil epilep epsi si jang jangka ka panj panjan ang g yang yang menyebabkan penurunan *ungsi kogniti* dan daya ingat. +ika hal ini terjadi pada anakanak, akan terjadi gangguan dalam hal belajar. entu komplikasi ini secara langsung akan menyebabkan kemunduran hebat dari *ungsi hidup ses eorang. " #ntu #ntuk k meng menghi hind ndari ari komp kompli likas kasii yang yang telah telah dise disebu butk tkan an di atas, atas, dibu dibutu tuhk hkan an ketajaman berpikir dalam mendiagnosa pasien yang dicurigai epilepsi. $iagnosa epilepsi yang salah dapat menyebabkan kerusakan berlajut dari sistem sara*, sama halnya dengan akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan obat epilepsi jangka panjang. +ika pasien telah didiagnosa dengan epilepsi, semua pasien usia dewasa yang menderita epilepsi tersebut harus harus direnc direncana anakan kan terapi terapi kompre komprehen hensi*, si*, mulai mulai dari dari modi*ik modi*ikasi asi gaya gaya hidup hidup hingga hingga medikamentosa."
1.2. Batasan Masalah
akalah ini membahas mengenai epilepsi yang muncul pasca trauma kepala.
1.3. Tujuan Penulisan
ujua ujuan n penu penuli lisan san maka makalah lah ini ini adal adalah ah untu untuk k menam menamba bah h peng pengeta etahu huan an dan dan pemahaman mengenai epilepsi yang muncul pasca trauma kepala.
1.4. Met!e Penulisan
enulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang mengacu pada berbagai literatur. BAB II TIN"AUAN PU#TA$A
2.1 De%inisi De%inisi E&ile&si E&ile&si 2
sampi samping ng komp kompli likas kasii akib akibat at peng penggu guna naan an obat obat anti anti epil epilep epsi si jang jangka ka panj panjan ang g yang yang menyebabkan penurunan *ungsi kogniti* dan daya ingat. +ika hal ini terjadi pada anakanak, akan terjadi gangguan dalam hal belajar. entu komplikasi ini secara langsung akan menyebabkan kemunduran hebat dari *ungsi hidup ses eorang. " #ntu #ntuk k meng menghi hind ndari ari komp kompli likas kasii yang yang telah telah dise disebu butk tkan an di atas, atas, dibu dibutu tuhk hkan an ketajaman berpikir dalam mendiagnosa pasien yang dicurigai epilepsi. $iagnosa epilepsi yang salah dapat menyebabkan kerusakan berlajut dari sistem sara*, sama halnya dengan akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan obat epilepsi jangka panjang. +ika pasien telah didiagnosa dengan epilepsi, semua pasien usia dewasa yang menderita epilepsi tersebut harus harus direnc direncana anakan kan terapi terapi kompre komprehen hensi*, si*, mulai mulai dari dari modi*ik modi*ikasi asi gaya gaya hidup hidup hingga hingga medikamentosa."
1.2. Batasan Masalah
akalah ini membahas mengenai epilepsi yang muncul pasca trauma kepala.
1.3. Tujuan Penulisan
ujua ujuan n penu penuli lisan san maka makalah lah ini ini adal adalah ah untu untuk k menam menamba bah h peng pengeta etahu huan an dan dan pemahaman mengenai epilepsi yang muncul pasca trauma kepala.
1.4. Met!e Penulisan
enulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang mengacu pada berbagai literatur. BAB II TIN"AUAN PU#TA$A
2.1 De%inisi De%inisi E&ile&si E&ile&si 2
Epilep Epilepsi si adalah adalah mani*es mani*estasi tasi ganggu gangguan an otak otak dengan dengan berbag berbagai ai etiolo etiologi gi namun namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron neuron kortikal kortikal secara berlebihan. berlebihan.1 ani*estasi biologiknya berupa gerak otot atau suatu modalitas sensorik, tergantung dari neuron kortikal mana yang melepaskan muatan listrik. +ika neuron daerah somatosensorik yang melepaskan muatan, maka timbul perasaan protopatik atau propiosepti*. %pabila korteks panca indra yang melepaskan muatan listrik, maka perasaan panca indra yang akan muncul. 1 (ejang yang timbul sekali, belum boleh dianggap sebagai epilepsi. imbulnya parestesia yang mendadak, belum boleh di anggap sebagai mani*estasi epileptik. etapi suatu mani*estasi motorik dan sensorik ataupun sensomotorik apapun yang timbulnya secara /tiba-tiba0 dan /berkala0 adalah epilepsi.1 Epilepsi yang juga disebut /kejang ayan0 ditandai dengan akti*itas berlebihan yang tidak terkendali dari sebagian atau seluruh sistem sara* pusat. 3rang yang memiliki *akto *aktorr pred predis ispo posis sisii munc muncul ulny nyaa epil epilep epsi si akan akan mend mendap apat at seran seranga gan n bila bila nila nilaii basal basal eksitabilitas sistem sara* atau bagian yang peka terhadap keadaan epilepsi meningkat di atas nilai ambang kritisnya. Selama besarnya eksitabilitas tetap dijaga di bawah nilai ambang ini, serangan epilepsi tidak akan terjadi. 2 2.2 De%inisi E&ile&si Pas'a Trau(a Epilepsi post trauma adalah epilepsi yang terjadi sebagai akibat komplikasi dari
trauma kepala. Epilepsi tidak harus terjadi langsung setelah trauma kepala, namun dapat terjadi dalam jangka waktu 5 tahun setelah trauma kepala. 5 Epil Epilep epsi si dika dikata taka kan n pasc pascaa traum traumaa apab apabil ilaa terja terjadi di 2 atau atau lebi lebih h kejan kejang g tanpa tanpa provokasi pada pasien yang mengalami trauma kepala. %pabila kejang terjadi dalam ) hari setelah trauma kepala, ini dinamakan kejang dengan provokasi. 5 2.3 )esik Terja!in*a Terja!in*a E&ile&si Pas'a Trau(a Trau(a - erjad erjadii pada pada 1-25' 1-25' dari traum traumaa kepa kepala la tertu tertutu tup p yang yang telah telah dibu dibukti ktika kan n adan adanya ya
kerusakan struktural otak melalui neuroimaging.
3
-
erjadi pada 5' dari total trauma kepala tertutup intensitas sedang-berat tanpa
-
adanya temuan kerusakan struktural otak dari neuroimaging. Sekitar 5"' dari pejuang perang di (orea dan 4ietnam yang menderita trauma tusuk pada kepala.5 (orelasi antara berat ringannya trauma kepala terhadap munculnya epilepsi pasca
trauma yaitu a. rauma kepala ringan, terjadi kehilangan kesadaran, amnesia post trauma 6" menit, tanpa adanya *raktur pada tulang tengkorak. 7esiko terjadinya kejang dalam 5 tahun yaitu ,)'. b. rauma kepala sedang, terjadi kehilangan kesadaran, amnesia post trauma dalam waktu " menit hingga 28 jam atau disertai *raktur pada tulang tengkorak. 7esiko terjadinya kejang dalam 5 tahun yaitu 1,2'. c. rauma kepala berat, terdapat kontusio serebri atau hematom intraserebral atau kehilangan kesadaran atau amnesia post traumatik dalam waktu &28 jam. 7esiko terjadinya kejang dalam 5 tahun yaitu 1'. 5 2.4 Etilgi E&ile&si #e'ara U(u( 1. 9diopatik 9stilah idiopatik bagi julukan epilepsi yang tidak diketahui etiologinya diganti
dengan istilah kriptogenik. :al ini karena sudah sedikit demi sedikit diketahui sebab epilepsi, walaupun masih bersi*at *ragmentaris. $alam bidang biokimia, epilepsi yang hingga kini di anggap sebagai epilepsi idiopatik adalah kurangnya jumlah ;at <%=% gama-aminobutyric acid pada sel neuron. Substansi serebral itu dapat dianggap sebagai antikonvulsan alamiah. ada orang-orang tertentu ;at itu kurang cukup, sehingga neuron-neuron kortikalnya mudah sekali terganggu dan bereaksi dengan melepaskan muatan listriknya secara menyeluruh. 1 %danya perbedaan individual tersebut tercermin pada *enomena klinis yang dikenal sebagai / febrile convulsion0, yaitu kejang umum yang timbul pada waktu bayi atau anak kecil yang mendapat demam. ada satu anak, kejang muncul saat suhu º
tubuh di atas 8 >, tetapi pada anak yang lain, kejang umum sudah muncul pada
4
º
demam "),? >. $emam merupakan keadaan dimana ambang lepas muatan listrik neuron-neuron kortikal direndahkan, sehingga kejang umum dapat terjadi. 1 2. umor Serebri $apat menyebabkan menurunnya potensial membran neuron, sehingga pelepasan muatan listrik menjadi lebih cepat. enurunnya potensial membran neuron disebabkan oleh terjadinya penimbunan setempat dari acetylcholine. Acetylcholine merupakan ;at yang dapat merendahkan potensial membran post sinaps. (ondisi ini akan menyebabkan pelepasan muatan listrik segera pada otak yang akhirnya memunculkan kejang.1 engaruh tumor terhadap pelepasan muatan listrik tidak terjadi secara terus menerus. @epasan muatan listrik hanya terjadi sewaktu-waktu saja, sehingga mani*estasi klinis nya pun juga sewaktu-waktu. :al ini karena acetylcholine setempat harus mencapai suatu konsentrasi tertentu untuk dapat merendahkan potensial membran sehingga lepas muatan listrik dapat terjadi. 3leh karena itulah *enomena lepas muatan listrik epileptik terjadi secara berkala.1 ". 9skemia Epilepsi terjadi melalui mekanisme yang sama dengan tumor otak. 8. rauma kepala rauma kepala, yang beresiko menyebabkan epilepsi adalah trauma kepala yang disertai penurunan kesadaran lebih dari " menit, amnesia post-trauma yang lebih dari " menit, dan adanya temuan radiologi yang menunjukkan adanya
5. !. ). ?.
kerusakan pada struktur otak. " asien pasca operasi kraniektomi. 9n*eksi >AS seperti meningitis atau ense*alitis enyakit neurodegenerati*, seperti %l;heimerBs dan demensia
2.+ E&i!e(ilgi E&ile&si Pas'a Trau(a %ngka kejadian epilepsi yaitu 5-1 kasus per 1 orang, namun 5-"'
diantaranya salah diagnosis sebagai epilepsi. Epilepsi sering muncul pada anak-anak atau pada usia tua lebih dari ! tahun. Epilepsi lebih sering terjadi pada orang-orang dengan
5
gangguan belajar. @ebih dari 2 kelainan genetik dapat menyebabkan epilepsi, dan angka kejadiannya yaitu 2' dari total penderita epilepsi. " $i #S, angka kejadian trauma kepala tiap tahunnya yaitu 2 dari 1. populasi, dimana sebagian besar mengenai laki-laki dibandingkan perempuan. $ari jumlah tersebut, 2-5' diantaranya mengalami kejang segera setelah trauma kepala provokated sei;ure, dan jika dilihat dari usia, lebih banyak mengenai anak-anak dibandingkan usia dewasa. %ngka kejadian kejang segera setelah trauma kepala yaitu &1-15' pada usia dewasa dan &"-"5' pada anak-anak. ! 2., $lasi%ikasi E&ile&si ada tahun 1C!C, International League Againts Epilepsi 9@%E menyusun
/ International Classification of Epileptic Seizures0 berdasarkan atas pola kejang yanng muncul. ola tersebut terdiri atas a. gambaran klinis serangan kejang b. pola EE< saat serangan kejang c. pola EE< pada masa antar serangan Sistem internasional ini sudah diterima dengan baik, namun peristilahannya tidak digunakan oleh segenap dokter di seluruh dunia. 9stilah yang dianjurkan oleh klasi*ikasi internasional itu adalah kejang tonik klonik umum, sedangkan sebagian klinisi masih menamakannya grand mal . Epilepsi absens dipakai untuk menamakan petit mal . (ejang parsial kompleks digunakan untuk menjuluki epilepsi psikomotor atau epilepsi lobus temporalis. $an dikenal istilah epilepsi parsial sederhana untuk menamakan epilepsi *okal.1 ada tahun 1C)2, komisi 9@%E menyusun kembali klasi*ikasi epilepsi dalam /he 9nternational >lassi*ication o* Epilepsies0. %dapun klasi*ikasi sindroma epilepsi tersebut ialah sebagai berikut 1. Epilepsi umum a. Epilepsi umum primer yang berarti idiopatik, kriptogenik, *ungsional
b. c. d. e.
atau jinak pada masa anak dan remaja Epilepsi absens atau petitmal Epilepsi absens mioklonik (onvulsi tonik klonik umum atau gran mal Epilepsi absens yang berkombinasi dengan grand mal 6
2. Epilepsi umum sekunder baik yang simptomatik, lesional atau ganas pada masa bayi, anak dan remaja. a. =erbagai jenis epilepsi umum akibat ense*alopati spesi*ik b. =erbagai jenis epilepsi umum akibat ense*alopati non-spesi*ik Sindroma Dest Sinroma @enno-
2.- Pat%isilgi E&ile&si a. Epilepsi asca rauma rauma pada kepala akan menyebabkan kerusakan pada struktur otak. (ondisi
ini akan menyebabkan bergesernya lapisan lemak pada membran sel yang berada pada reseptor protein, kemudian terjadi pelepasan asam amino eksitotoksik yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut terhadap pompa ion. 8
memicu
masuknya
leukosit.
asuknya
leukosit
kemudian
menyebabkan terjadinya reaksi in*lamasi yang berujung pada gangguan pompa ion. 8 (adar kalsium yang tinggi pada intrasel menyebabkan akti*asi en;im *os*olipase. En;im *os*olipase melalui kerja prostaglandin kemudian menyebabkan pelepasan asam lemak bebas dan radikal bebas. %sam lemak bebas kemudian akan merusak barier darah otak dan radikal bebas merusak $A% pada inti sel. 8 Selain menyebabkan pelepasan asam lemak bebas dan radikal bebas, kadar kalsium yang tinggi pada intra sel juga akan menyebakan kerusakan protein sitoskeletal sel seperti tubulin dan spektrin. $an terakhir, kalsium juga akan merusak
7
struktur mkitokondria sel, yang kemudian menyebabkan kegagalan pada proses metabolik sel neuron.8 =agaimana trauma kepala menyebabkan epilepsi dihubungkan dengan terjadinya perubahan pada lingkungan ionik sel sara* seperti telah dijelaskan di atas. %kumulasi kalium ekstrasel akan menyebabkan dihasilkannya akti*itas listrik yang kemudian memunculkan depolarisasi membran. ada keadaan normal, akumulasi kalium ini akan dihancurkan oleh kehadiran sel glial. Aamun pada kondisi pasca trauma, mekanisme pertahanan oleh sel glial akan mengalami gangguan. 8 b. Epilepsi Fokal Epilepsi *okal terjadi sebagai akibat penumpukan acetylcholine pada neuronneuron yang berada disekitar lesi, sehingga mani*estasi yang muncul tergantung pada lokasi terjadinya lesi. $ari mani*estasi yanng muncul, kita dapat memperkirakan lokasi lesi pada otak.1 Epilepsi *okal dapat disebabkan oleh 1 jaringan perut di otak yang mendorong jaringan neuron di dekatnya, 2 adanya tumor yang menekan daerah otak, " rusaknya suatu area pada jaringan otak, atau 8 kelainan sirkuit setempat yang diperoleh secara kongenital. 2 @esi semacam ini dapat menyebabkan pelepasan impuls yang sangat cepat pada neuron setempat. =ila kecepatan pelepasan impuls ini melebihi beberapa ratus per detik, gelombang sinkron akan mulai menyebar di seluruh regio kortikal di dekatnya.
8
=ila gelombang eksitasi menyebar ke seluruh korteks motorik, gelombang ini menyebabkan 0deretan0 kontraksi otot yang progresi* di seluruh sisi tubuh yang berlawanan, yang secara khas dimulai dari regio mulut dan secara progresi* beruntun menjalar ke bawah sampai ke tungkai, namun pada saat lain dapat menjalar ke arah yang berlawanan.(eadaan ini disebut epilepsi jackson! Serangan epilepsi *okal dapat terbatas hanya di suatu area otak, namun pada sebagian besar kasus, sinyal yang kuat dari daerah korteks yang mengalami kejang dapat merangsang bagian mesense*alik sistem aktivasi otak sedemikian kuatnya sehingga serangan epilepsi grand mal juga terjadi. 2 c. Epilepsi
etit mal ditandai dengan hilangnya kesadaran sejenak tanpa disertai kejangkejang pada otot skeletal. :al ini terjadi karena substansi retikularis di bagian rostral dari mesense*alon melakukan blokade sejenak terhadap inti-inti intralaminar talamik, sehingga kesadaran hilang sejenak. ada EE< akan tampak adanya gelombang lambat yang terkait pada gelombang runcing / spike"ave0 yang muncul " kali dalam satu detik.
kejang parsial. Aamun kejang umum petit mal tidak disebabkan oleh trauma kepala. (ejang yang muncul segera early onset seizure setelah trauma kepala biasanya adalah kejang umum tonik-klonik, sedangkan kejang yang muncul setelah *ase akut late onset seizure bisa berupa kejang apa saja. ? Epilepsi pasca trauma C' nya terjadi dalam waktu 2 tahun setelah trauma kepala, dimana 1? bulan pertama merupakan waktu yang paling beresiko untuk munculnya kejang. asien yang mengalami kejang berulang pasca trauma kepala pada satu tahun pertama setelah trauma memiliki kemungkinan untuk remisi lebih kecil. 1 b. Epilepsi
berna*as, yang terkadang menimbulkan sianosis. Sinyal yang dijalarkan dari otak ke visera juga seringkali menimbulkan proses miksi dan de*ekasi. 2 unculnya peristiwa ngompol pada pasien dengan epilepsi grdand mal terjadi karena gerakan tonik klonik otot dari kandung kemih yang menyebabkan kandung kemih yang penuh dengan urin mengeluarkan isinya. =egitu juga buih tampak keluar dari mulut penderita grand mal, karena air liur yang terkumpul di ruang mulut terkocak-kocak oleh karena otot perna*asan berkejang tonik klonik. 1 (ejang grand mal biasanya berlangsung selama beberapa detik sampai " G 8 menit. (ejang ini juga ditandai dengan keadaan depresi pascakejang di seluruh sistem sara*H pasien tetap dalam keadaan stupor selama satu sampai beberapa menit sesudah serangan kejang berakhir dan kemudian seringkali tetap lelah dan tertidur selama berjam-jam sesudahnya.2 ada hewan percobaan dan bahkan pada manusia, serangan gland mal ini dapat ditimbulkan melalui pemberian ;at perangsang neuron, seperti obat pentilentetra;ol, atau dengan menimbulkan keadaan hipoglikemia akibat insulin, atau dengan cara mengalirkan listrik langsung melalui otak.erekaman listrik pada talamus serta pada *armasio retikularis batang otak selama serangan gland mal, menunjukkan gambaran akti*itas bervoltase tinggi yang khas di kedua area tersebut, yang serupa dengan gambaran rekaman dari korteks serebri.3leh karena itu, mungkin, serangan gland mal ini tidak hanya disebabkan oleh akti*itas yang abnormal pada talamus dan korteks serebri tetapi juga disebabkan oleh akti*ivasi yang abnormal di bagian batang otak pada sistem aktivasi otak itu sendiri yang terletak di bawah talamus. 2 Sebagian besar pasien yang mengalami serangan grand mal mempunya *aktor predisposisi herediter untuk epilepsi, yakni kira-kira 1 dari setiap 5 sampai 1 penderita. ada pasien semacam ini, *aktor-*aktor yang dapat meningkatkan
11
eksitabilitas sirkuit 0epileptogenik0 abnormal yang cukup untuk menimbulkan serangan meliputi 1 rangsangan emosi yang hebat, 2 alkalosis akibat pernapasan yang berlebihan, "obat-obatan, 8 demam, dan 5 suara bising atau cahaya yang menyilaukan.2 =ahkan pada beberapa orang yang tidak mempunyai *aktor predisposisi genetik, lesi traumatik dengan jenis tertentu di hampir setiap bagian otak dapat menimbulkan kelebihan eksitabilitas di area otak setempat, yang akan kita bicarakan nanti secara singkatH keadaan ini, juga kadang-kadang menghantarkan sinyal-sinyal ke dalam sistem aktivasi otak untuk menimbulkan kejang grand mal. 2 enyebab timbulnya akti*itas yang berlebihan pada neuron selama serangan grand mal mungkin disebabkan oleh aktivasi simultan yang masi* di sebagian besar jaras sara* yang terjalin satu sama lain di seluruh otak.Faktor utama yang dianggap dapat menghentikan serangan sesudah beberapa menit adalah kelelahan neuronFaktor kedua yang mungkin adalah inhibisi aktif oleh neuron-neuron inhibitor yang diaktivasi oleh serangan sebelumnya. 2 c. Epilepsi etit al Epilepsi %bsens rimer
Epilepsi petit mal hampir selalu melibatkan sistem aktivasi talamokortikal otak. Epilepsi ini biasanya ditandai dengan timbulnya keadaan tidak sadar atau penurunan kesadaran selama " sampai " detik, dan selama waktu serangan, pasien merasakan kontraksi otot seperti kedutan t"itch-like, yang biasanya terjadi di daerah kepala, terutama pengedipan mataH keadaan ini selanjutnya diikuti dengan kembalinya kesadaran dan
timbulnya
kembali aktivitas
sebelumnya.7angkaian
kejadian
keseluruhan ini disebut absence syndrome atau absence epilepsy.asien mengalami serangan seperti ini satu kali dalam beberapa bulan atau, pada kasus yang jarang, dapat mengalami serangkaian serangan yang cepat, yaitu satu serangan diikuti dengan 12
serangan yang lainnya.Serangan petit mal biasanya terjadi pertama kali pada anakanak masa akil balik dan menghilang pada umur " tahun.(adangkala, serangan epilepsi petit mal dapat memicu serangan grand mal. 2
Epilepsi petit mal dinamakan sebagai epilepsi absens karena terjadi kehilangan kesadaran yang hanya sejenak. $ikatakan sebagai epilepsi absens primer karena serangan absens muncul pada anak-anak yang berusia 8 sampai 1 tahun dan lenyap secara spontan menjelang atau setelah usia 1 tahun. 1 d. Epilepsi Fokal Epilepsi *okal dapat melibatkan hampir setiap bagian otak, baik regio setempat pada korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam pada serebrum dan batang otak. Epilepsi *okal paling sering disebabkan oleh lesi organik setempat atau adanya kelainan *ungsional.2 >iri-ciri epilepsi *okal diantaranya /
erdapat riwayat penyakit yang mendasari
/
%ura
/
%danya akti*itas motorik *okal selama kejang "
%da tipe lain epilepsi *okal yang disebut kejang psikomotor , yang dapat menyebabkan timbulnya 1 periode amnesia singkatH 2 serangan kemarahan yang abnormalH " ansietas, rasa tak nyaman, atau rasa takut yang timbul mendadakH danIatau 8bicara inkoheren yang singkat atau bergumam dari ungkapan yang bertele-teletrite phrase. (adangkala pasien tidak dapat mengingat aktivitas yang telah dilakukannyaselama serangan, namun pada saat lain, ia menyadari segala sesuatu yang telah dilakukannya tetapi tidak mampu mengendalikannya.Serangan
13
kejang tipe ini seringkali melibatkan bagian limbik otak, seperti hipokampus, amigdala, septum danIatau bagian korteks temporalis. 2
e. Epilepsi %bsens ioklonik rimer
Serangan jenis epilepsi ini terdiri atas hilangnya kesadaran sejenak yang disertai oleh mioklonia pada otot-otot proksimal. $an mioklonia adalah gerak klonik involunter pada sekelompok otot. 1
*. Epilepsi %bsens yang =erkombinasi dengan
erjadi serangan hilang kesadaran sejenak pada remaja atau orang dewasa muda yang mendahului timbulnya kejang tonik klonik umum atau yang timbul setelah kejang tonik klonik umum selesai. 1
2.0 Diagnsis E&ile&si $iagnosis epilepsi paling utama ditegakkan melalui anamnesis. idak ada
pemeriksaan *isik yang khas untuk epilepsi. enyaksikan sendiri timbulnya serangan epileptik atau aloanamnesis yang sesuai dengan jenis-jenis serangan epileptik merupakan satu-satunya syarat kokoh yang menentukan diagnosis epilepsi. 1 emeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosa epilepsi yaitu 1. emeriksaan darah, diantaranya berupa glukosa darah, elektrolit, *ungsi ginjal, *ungsi hati dan kimia urin, dibutuhkan untuk mencari tau penyakit yang mendasari kejang. " 2. EE< EE< dapat menyumbangkan in*ormasi untuk menegakkan diagnosis epilepsi, namun EE< tidak boleh dijadikan alat yang menyodorkan diagnosis dan juga tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis epilepsi. %pabila ada keragu-raguan berdasarkan pertimbangan klinis, keragu-raguan tersebut tidak dapat diseleseaikan oleh EE< secara mutlak. 1
14
%dapun pola-pola EE< yang khas untuk epilepsi dengan berbagai etiologi ialah sebagai berikut 1. #isritmia bilateral , berupa pola klasik yang terdiri dari kompleks gelombang runcing lambat atau gelombang tajam lambat, yang khas untuk grand mal. 2. #isritmia derajad $, berupa gelombang tajam *okal yang mengarah pada epilepsi *okal, akibat lesi atro*ik. ". #isritmia derajad % atau !, berupa gelombang delta *okal, yang mungkin menunjuk pada lesi neoplasmatik. 8. &ola kompleks gelombang runcing lambat , dimana kompleks muncul " kali dalam satu detik, khas untuk petit mal. 5. #isritmia dengan gelombang runcing-lambat yang tidak khas' dengan letupan yang teridiri dari gelombang-gelombang runcing, mengarah pada mioklonik epileptik.1 Stimulasi cahaya dan hiperventilasi tetap merupakan prosedur standar untuk pemeriksaan EE<. asien tetap dalam kondisi sadar dan dijelaskan kepada pasien bahwa prosedur tersebut dapat memicu timbulnya kejang. emeriksaan EE< tidak dapat dilakukan pada pasien syncope karena dapat menghasilkan positi* palsu. " ". Aeuroimaging Aeuroimaging dapat digunakan untuk mengidenti*ikasi adanya abnormalitas struktural yang mendasari kejadian epilepsi. 79 merupakan pilihan utamanya. 79 penting untuk kondisi a. Seseorang yang memang dicurigai telah mengalami epilepsi *okal dari anamnesa, pemeriksaan *isik dan pemeriksaan EE<. b.Seseorang yang mengalami kejang berulang setelah bebas dari obat lini pertama." 8. 4ideo, yang dipasang oleh keluarga pasien atau teman pasien saat serangan kejang muncul agar diagnosa epilepsi lebih mudah ditegakkan. Aamun, hal ini tetap harus dengan persetujuan pasien." 15
5. E(<, dianjurkan pada pasien yang disertai penurunan kesadaran, terutama pada pasien-pasien usia tua dan pasien yang mengalami aritmia jantung sebagai pemicu epilepsi."
2.1
$(&likasi E&ile&si -
Stigma sosial dan isu dalam pekerjaan
-
asalah psikososial cemas, depresi, dan percobaan bunuh diri lebih sering muncul daripada populasi umum yang normal
-
enurunan *ungsi kogniti* dan daya ingat akibat penggunaan obat anti epilepsi jangka panjang."
2.11
Tatalaksana E&ile&si
indakan terapeutik yang dipilih untuk penatalaksanaan epilepsi tergantung pada apakah epilepsi tersebut idiopatik ataukah simptomatik. Epilepsi simptomatik yang disebabkan oleh suatu proses akti* harus ditindak. Seperti halnya dengan tumor serebri, hematom subdural dan abses serebri. :al-hal tersebut tentu harus ditatalaksana melalui tindakan operasi.1 EE< seringkali dipakai untuk menentukan tempat asal dari gelombang paku abnormal, yang terdapat pada kelainan otak organik yang merupakan *aktor predisposisi serangan epilepsi *okal.=ila tempat ini dapat ditemukan, tindakan eksisi pembedahan pada *okus tersebut seringkali dapat mencegah serangan berikutnya.2 etapi epilepsi simptomatik yang disebabkan oleh suatu proses yang tidak akti* lagi seperti yang timbul karena ense*alitis atau meningitis yang sudah berlalu, kendatipun si*atnya simptomatik, tindakan terapeutik yang layak diberikan adalah dengan terapi medikamentosa. Sebaliknya pada epilepsi yang dianggap idiopatik tidak ditindak secara kausati*.1
16
a. 3perati* indakan operati* terbukti e*ekti* dalam menatalaksana kejang. enurut penelitian yang dilakukan oleh eter % Dinkler, dari 1 %gustus 1CC" hingga 1" maret 21", dari 22 pasien yang menjalani pembedahan, 12 pasien menjadi bebas kejang, dua pasien memperlihatkan pengurangan kejadian kejang C', tujuh pasien mengalami pengurangan kejang &5', dan satu pasien tidak terjadi perubahan. C
b. edikamentosa engobatan %E$ bersi*at individual, tergantung pada tipe kejang, sindroma epilepsi, gaya hidup, dan kemampuan pasien untuk patuh dalam berobat. $iagnosa epilepsi perlu dievaluasi ulang jika gejala kejang tetap berlanjut meskipun telah mendapat %E$ lini pertama dosis optimum. engobatan %E$ harus dimulai dari dosis tunggal. +ika terapi inisial ini tidak berhasil, maka dapat dicoba monoterapi dari obat yang lain. 3bat kedua diberikan mulai dari dosis maksimum, sementara obat pertama secara perlahan diturunkan dosisnya. erapi kombinasi dilakukan jika monoterapi gagal mencapai kondisi bebas kejang. " emberian %E$ direkomendasikan setelah serangan epilepsi kedua. %E$ juga dapat diberikan segera setelah serangan kejang pertama tanpa provokasi, asalkan 1. erdapat de*isit neurologis 2. EE< menunjukkan akti*itas epileptik ". Seseorang yang beresiko terjadinya kejang berulang 8. =rain imaging menunjukkan adanya abnormalitas structural." erapi maintenens dibutuhkan untuk menghindari e*ek samping obat. (epatuhan pasien dalam meminum obat dapat dicapai melalui a.
Edukasi pasien dan keluarganya mengenai kondisi pasien saat ini dan pengobatan yang dibutuhkan 17
b. c. d.
enghilangkan stigma yang muncul berhubungan dengan penyakit enggunakan regimen terapi sesimple mungkin :ubungan yang baik antara petugas kesehatan, pasien epilepsi dan
keluarganya." Dsis at antie&ile&si &arenteral obat
$osis status loading
$ia;epam
.2 mgIkg
atau 1-2
$osis pemeliharaan mg
2 mg 7 malam hari
7 @ora;epam
.1 mgIkg 94
ida;olam
.1-." mgIkg 94
atau 9 atau S>
itrate to control re*ractory sei;ures i* needed
klona;epam
1 mg 94 atau S>
Fenitoin
2 mgIkg 94
8-5 mgIkgIhari 94 atau 9
Fos*enitoin
2 mgIkg 94 atau 9
8-5 mgIkgIday 94
atau 9
divided 9$ Fenobarbital
1-15 mgIkg
1-" mgIkgIday 94
atau 9
12 mgI hari S> Sebagai antikonvulsan pro*ilaks, obat yang dijadikan pilihan utama adalah *enitoin karena e*icacy dan bioabilitas nya. ada kondisi pasca trauma, terjadi perubahan *isiologik tubuh seperti asidosis metabolik, peningkatan aliran darah otak tiba-tiba, dan peningkatan tekanan intrakranial. 3leh karena itu, digunakan *enitoin sebagai obat pilihan utama. Selain karena e*eknya kerjanya yang lebih e*ekti* dalam mencegah kejang, juga karena minimnya e*ek samping yang dimilikinya. ! Pilihan Tera&i untuk E&ile&si Pas'a Trau(a
emberian %E$ %nti-Epileptic $rugs e*ekti* sebagai pro*ilaks untuk mengontrol kejang yang muncul pada 1 minggu pertama setelah trauma kepala kejang yang diprovokasi. Aamun penggunaan %E$ jangka panjang tidak 18
direkomendasikan untuk kejang tanpa provokasi setelah trauma kepala. $iperlukan tindakan bedah untuk penatalaksaan lebih lanjut. 5
BAB III LAP)AN $A#U#
Seorang pasien laki-laki berusia 1C tahun datang ke 9<$ 7S# $r $jamil adang pada tanggal 1 September 215 dengan I!entitas
Aama +enis kelamin
n. = @aki-laki 19
#sia %lamat ekerjaan
1C tahun entawai ahasiswa
$eluhan uta(a
(ejang berulang sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. )i5a*at Pen*akit #ekarang / (ejang berulang sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. (ejang diawali kaku pada
kedua tangan dan kaki selama lebih kurang 15 detik, kemudian diikuti kelonjotan seluruh tubuh selama lebih kurang " detik. Saat kejang mata mendelik ke atas, mulut berbusa dan pasien mengompol. Frekuensi kejang terjadi lebih kurang 2 kali dalam waktu 2 jam. asien tidak sadar setelah kejang selama lebih kurang 1-2 menit. / (elemahan anggota gerak tidak ada / $emam tidak ada / 7iwayat batuk lama, keringat malam, dan penurunan berat badan tidak ada. / Ayeri kepala tidak ada / ual dan muntah menyemprot tidak ada. / 7iwayat keluar cairan dari telinga tidak ada.
)i5a*at Pen*akit Dahulu
- asien belum pernah memiliki riwayat kejang sebelumnya. - asien memiliki riwayat trauma kepala sekitar 1 tahun yang lalu. asien tidak sadar setelah trauma dan hilang ingatan selama lebih kurang 1 hari setelah kejadian. asien dirawat selama lebih kurang 2 minggu, pulang dalam keadaan sadar. - 7iwayat operasi kepala sebelumnya tidak ada. - 7iwayat batuk lama dan mengkonsumsi obat selama ! bulan tidak ada - 7iwayat nyeri kepala kronik progresi* tidak ada
20
)i5a*at Pen*akit $eluarga
-
idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
)i5a*at Pekerjaan !an #si Ekn(i
-
asien seorang mahasiswa dengan akti*itas *isik sedang-berat.
Pe(eriksaan 6isik
(eadaan umum
sakit sedang
Aadi
?Imenit
(esadaran
<>S 15 E8 ! 45
Aa*as
1!Imenit
ekanan darah
11I? mm:g
Suhu
"!,5 o>
== =
!5 kg 1) cm
=9
22,8C kgIm 2
#tatus Internus
7ambut
hitam, tidak mudah dicabut
(ulit dan kuku
tidak ditemukan sianosis
(eadaan regional (epala
tidak ditemukan kelainan
ata
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
:idung
tak ditemukan kelainan
elinga tidak ditemukan kelainan
21
@eher
+4 5-2 cm:23
(elenjar getah bening @eher idak teraba pembesaran (<= %ksila idak teraba pembesaran (<= 9nguinal idak teraba pembesaran (<= oraks aru 9nspeksi Simetris kiri dan kanan alpasi Fremitus kiri J kanan erkusi Sonor diseluruh lapangan paru %uskultasi Suara na*as vesikular, ronkhi -I-, whee;ing -I+antung 9nspeksi 9ktus tidak terlihat alpasi 9ktus teraba 1 jari medial @>S 79> 4 erkusi =atas atas 79> 99, kanan @S$, kiri 1 jari medial @>S 79> 4 %uskultasi =unyi jantug murni, irama regular, bising - %bdomen 9nspeksi erut tidak tampak membuncit alpasi Supel, hepar dan lien tidak teraba erkusi impani %uskultasi =ising usus K normal (orpus vertebrae 9nspeksi $e*ormitas - alpasi
#tatus Neurlgis
1. 2.
<>S 15 E 8!45 anda 7angsangan Selaput 3tak (aku kuduk - =rud;insky 9 - =rud;insky 99 - anda (ernig - anda eningkatan ekanan 9ntrakranial - upil isokor, diameter "mmI"mm , re*lek cahaya KIK, papil edema -, muntah proyektil
".
tidak ada, sakit kepala progresi* tidak ada 8. emeriksaan Aervus (ranialis A.9 3l*aktorius enciuman (anan Subjekti* K 3bjekti* dengan bahan A.99 3ptikus englihatan
K
(anan
(iri K K
(iri 22
ajam englihatan @apangan andang elihat warna Funduskopi
4isus 5I5 Aormal K idak diperiksa
4isus 5I5 Aormal K idak diperiksa
A.999 3kulomotorius =ola ata tosis ahaya 7e*leks %komodasi 7e*leks (onvergensi
(anan =ulat - =ebas ke segala arah - - -
(iri =ulat - =ebas ke segala arah - - -
=ulat, isokor K K K
=ulat, isokor K K K
A.94 roklearis
(anan K 3rtho -
(iri K 3rtho -
(anan K 3rtho -
(iri K 3rtho -
(anan
(iri
K K K K
K K K K
K =aik
K =aik
K =aik
K =aik
A.49 %bdusens
A.4 rigeminus otorik embuka mulut enggerakan rahang enggigit engunyah Sensorik - $ivisi 3*tlamika 7e*leks (ornea Sensibilitas -$ivisi aksila 7e*leks asseter Sensibilitas -$ivisi andibula
23
Sensibilitas
=aik
=aik
A.499 Fasialis (anan 7aut wajah Sekresi air mata enggerakan dahi enutup mata encibirIbersiul emperlihatkan gigi Sensasi lidah 2I" belakang :iperakusis
(iri Simetris K K K K K =aik -
K K K K K =aik -
A.4999 4estibularis Suara berbisik $etik %rloji Aistagmus 7inne est Deber est Scwabach est engaruh posisi kepala
(anan K K - K
(iri K K - K idak ada lateralisasi Sama -
Sama
A.9L
(iri K
K K
A.L 4agus (anan
(iri Simetris Simetris =aik +elas K eratur
%rkus *aring #vula enelan %rtikulasi Suara Aadi
A.L9 %sesorius (anan enoleh kekanan enoleh kekiri engangkat bahu kanan engangkat bahu kiri
(iri K K K K
A.L99 :ipoglosus (anan (edudukan lidah dalam (edudukan lidah dijulurkan
(iri Aormal Aormal 24
remor Fasikulasi %tropi
- - -
- - -
$isatria
-
emeriksaan (oordinasi >ara =erjalan
Sedikit menyeret - - -
7omberg test %taksia 7ebound henomen es umit @utut
=aik
$isgra*ia Supinasi-ronasi es +ari :idung
- baik baik
es :idung +ari
baik
emeriksaan Fungsi otorik %. =adan
7espirasi $uduk
=.=erdiri dan berjalan
>.Ekstermita s
(anan %kti* 5I5I5 Eutropi Eutonus
Superior (iri %kti* 5I5I5 Eutropi Eutonus
emeriksaan Sensibilitas Sensibilitas K taktil Sensibilitas K nyeri Sensibilitas K termis Sistem 7e*leks %. Fisiologis (ornea =erbangkis @aring asseter
eratur eratur
(ana n K
K - - - -
(anan %kti* 5I5I5 Eutropi Eutonus
9n*erior (iri %kti* 5I5I5 Eutropi Eutonus
Sensibilitas kortikal Stereognosis
K
engenalan 2 titik
K
(ir i K
K
(iri
=iseps riseps
(ana n KK KK
(7 %7
KK KK
KK KK
KK KK
25
=. atologis
(ana n
(ir i
@engan
(iri
=abinski
-
-
>haddoks 3ppenheim
- - - -
- - - -
ungkai
:o*mann romner
Fungsi 3tonom 1. iksi 2. $e*ekasi ". (eringat Fungsi @uhur (esadaran 7eaksi bicara
(ana n
-
-
neurogenic bladder tidak ada normal baik
=aik =aik
anda $emensia 7e*leks glabela
- -
7eaksi intelek
=aik
7e*leks Snout
-
7eaksi emosi
=aik
7e*leks enghisap
-
7e*leks emegang
-
7e*leks palmomental
-
Pe(eriksaan Laratriu(
$arah rutin
(imia (linik
:b @eukosit rombosit :ematokrit <$7 #reum >reatinin AaK ( K >a2K
15,1 grIdl C.1 Imm " 258.Imm " 85' 12 mgIdl 1C 1,2 1"C mmolI@ 8,1 mmolI@ C,1 mgIdl
)en'ana &e(eriksaan ta(ahan
1. EE< 2. (onsul bedah sara*
26
Diagnsis
$iagnosis (linis $iagnosis opik $iagnosis Etiologi $iagnosis Sekunder
Epilepsi grand mal pasca trauma intrakranial Susp. trauma -
Tera&i U(u( Elevasi kepala " 32 " liter permenit 94F$ Aa>@ ,C' 12jamIkol* $husus
Fenitoin " 1 mg 94 7anitidin 2 5 mg 94 Prgnsis Muo ad vitam Muo ad sanam Muo ad *ungsionam
$ubia ed bonam $ubia ed bonam $ubia ed bonam
BAB I7 DI#$U#I
27
elah dirawat seorang pasien laki-laki, 1C tahun pada tanggal 1 September 215 di =angsal Aeurologi 7S# $r $jamil adang dengan diagnosis kerja epilepsi grand mal pasca trauma. $iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan *isik, dan pemeriksaan penunjang. $ari anamnesa, rekan pasien mengatakan pasien mengalami kejang sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. (ejang telah terjadi sebanyak 2 kali, terjadi pada seluruh tubuh, mulut berbusa dan pasien mengompol. (ejang berlangsung selama lebih kurang "o detik dan terjadi penurunan kesadaran selama lebih kurang 1-2 menit. $ari gambaran kejang tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pasien mengalami kejang umum tonik klonik. @amanya kejang " detik menyingkirkan kemungkinan status epileptikus. (ejang bukan merupakan suatu diagnosa tunggal, tapi merupakan suatu gejala yang muncul akibat banyak penyebab. =erdasarkan literatur, penyebab kejang bisa karena *aktor genetik, tumor, meningitis, ense*alitis, trauma kepala, iskemia otak, dll. $ari anamnesa didapatkan bahwa tidak ada riwayat keluarga yang menderita kejang berulang seperti yang di alami pasien, menyingkirkan adanya peranan *aktor genetik. asien juga tidak mengalami demam, batuk khusunya batuk lama, riwayat keluar cairan dari telinga, dan penurunan berat badan, yang berarti untuk sementara telah menyingkirkan kemungkinan kejang akibat in*eksi otak. asien tidak mengalami kelumpuhan anggota gerak, dan nyeri kepala sebelumnya, untuk menyingkirkan kemungkinan kejang akibat iskemia otak. $ari pemeriksaan *isik, tidak ditemukan adanya kelainan baik dari status internus maupun status neurologikus. Sehingga untuk lebih mempertajam diagnosa, dibutuhkan pemeriksan penunjang. ada pasien ini dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa gula darah, elektrolit dan *ungsi ginjal. $ari hasil pemeriksaan tersebut, didapati semua dalam batas normal, yang berarti menyingkirkan kemungkinan penyebab kejang
28
akibat hipoglikemia, hiponatremia, atau hipokalemia. (emudian dari riwayat penyakit dahulu, pasien menyebutkan bahwa lebih kurang 1 tahun yang lalu, pasien pernah mengalami trauma kepala. asien tidak sadar setelah trauma dan sempat mengalami hilang ingatan selama lebih kurang 28 jam setelah trauma. 9ni mngarahkan pada trauma kepala berat, dimana jika dihubungkan dengan kejang nya saat ini, tidak menutup kemungkinan bahwa penyebab yang mendasari kejangnya adalah riwayat trauma kepala 1 tahun yang lalu. %khirnya berdasarkan anamnesa, pemeriksaan *isik dan pemeriksaan penunjang ini penulis merumuskan suatu diagnosa kerja epilepsi grand mal pasca trauma. $ibutuhkan pemeriksaan penunjang EE< untuk lebih memastikan diagnosa. ada pasien ini diberikan *enitoin " 1mg 94 dan 7anitidin 2 5mg 94. Fenitoin hanya dapat digunakan sebagai pengontrol kejang di saat serangan. 3bat ini tidak dapat digunakan sebagai pro*ilaks jangka panjang epilepsi tanpa provokasi. (husus untuk kasus ini, pilihan utama terapi adalah melalui tindakan bedah. #ntuk itu pasien dikonsulkan ke bagian bedah syara*.
DA6TA) PU#TA$A 1. ardjono, ahar, riguna Sidharta. (eurologi )linis #asar . $9%A 7%(N%. +akarta. 212 hal 8"C-5. 2. :all, . +akarta. 2) hal )?-?". 29