BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
Praktek Belajar Lapangan (PBL) di desa Meurandeh Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang dengan tujuan menghasilkan bidan yang mempunyai pengalaman luas dalam pemecahan masalah-masalah yang di hadapi dengan menggunakan manajemen kebidanan. B. TUJUAN
-
-Tujuan Umum
: - Untuk mengetahui pengertian Alat kontrasepsi
-Tujuan Khusus
:
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang Alat kontrasepsi pada ibu Mengetahui penting nya keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi Meningkatkan kepedulian terhadap ibu Meningkatkan kesejahteraan ibu C.
MANFAAT
- Bagi mahasiswi Menjadi dasar untuk terjun dan berkecimpung dalam pelayanan kesehatan di masyarakat serta meningkatkan pengalaman bagi mahasiswi untuk mengetahui masalah yang terdapat di masyarakat dan memecahkan masalah tersebut menurut prioritasnya. Selain ini juga bisa menjadi bahan perbandingan mahasiswa terhadap teori yang didapat di pendidikan formal dengan lingkungan nyata yang non formal. -Bagi Masyarakat Membantu masyarakat dalam menemukan masalah yang terdapat pada dirinya serta membantunya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat terhadap kesehatan individu dan lingkungan.sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, juga membantu masyarakat dalam mengambil keputusan terhadap hal yang menyangkut kesehatan diri,keluarga,dan lingkungan. -Bagi pendidikan Menjadi bahan pertimbangan untuk Kegiatan Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa kedepannya serta menjadi penentu keberhasilan pendidikan dalam memberikan pembelajaran bagi mahasiswa. Selain itu,juga menjadi dasar untuk perbaikan manajemen pendidikan d ari segala aspek. -Bagi Ibu
Ibu dapat mengetahui berbagai macam jenis alat kontrasepsi beserta keuntungan dan kerugian pemakaian alat kontrasepsi
BIODATA PENULIS
Nama Tempat /Tanggal Lahir Alamat
: Devata Yuna :Lhokseumawe 07 July 1992 : Langsa
Pekerjaan
: Mahasiswi Akademi Bustanul Ulum Langsa
Semester
: 4(Empat)
Tingkat
: II A
Status
: Mahasiswi
Hobi
: Belajar, Membaca,
Motto
: Never Give Up Before To Try
Prinsip
: Cuek Is The Best
BIODATA PENULIS
Nama Tempat /Tanggal Lahir Alamat
: Devata Yuna :Lhokseumawe 07 July 1992 : Langsa
Pekerjaan
: Mahasiswi Akademi Bustanul Ulum Langsa
Semester
: 4(Empat)
Tingkat
: II A
Status
: Mahasiswi
Hobi
: Belajar, Membaca,
Motto
: Never Give Up Before To Try
Prinsip
: Cuek Is The Best
BAB II HASIL KEGIATAN
-
Gambaran Umum Lokasi Keluarga Binaan Data Geografi Desa
: Meurandeh
Kecamatan
: Manyak Payed
Kabupaten
: Aceh Tamiang
Propinsi
: aceh
Batas wilayah
Utara
: Laut
Selatan
:Sungai
Timur
: desa alur nunang
Barat
: Sungai
-
Data Demografi Jumlah KK
: 281 kk
Jumlah keluarga binaan
:1
Jumlah anggota keluarga
: 8 orang ASUHAN KEBIDA
NAN KOMUNITAS
KELUARGA Ny.Y I.
PENGKAJIAN
1.
Identitas Keluarga
2.
Nama KK
: Tn.yahya
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: aceh
Pendidikan
: SD
Status pernikahan
: Sah
Lama pernikahan
: 15 tahun
Alamat
: Meurandeh
Anggota Keluarga NO.
Nama Lengkap
Umur
L/P
Hubungan
Pendidikan
Pekerjaan
Keterangan
Keluraga 1.
Yahya
34 tahun
L
Suami
SD
Nelayan
Sehat
2.
Yanti
31 tahun
P
Istri
SD
IRT
Sehat
3.
Agus
14 tahun
L
Anak
SMP
Pelajar
Sehat
3.
4.
Tedi
12 tahun
L
Anak
SD
Pelajar
Sehat
5.
Rizki
9 tahun
L
Anak
SD
Pelajar
Sehat
6.
Radit
7 tahun
L
Anak
SD
Pelajar
Sehat
7
Raivan
4 tahun
L
Anak
-
-
Sehat
8
Livia
11 bulan
P
Anak
-
-
Sehat
Status Kesehatan Keluarga No
Umur
L/P
Gangguan kesehatan yang sedang/
Kondisi saat ini
Pernah di derita, kapan? 1 4.
31 tahun
P
Asma pernah diderita sebelum menikah menikah
Sehat
Data kesehatan ibu Kesehatan ibu cukup baik
5.
Data kesehatan bayi Bayi dengan usia 11 bulan dengan BB :17,5 Kg, imunisasi tidak lengkap.
6.
Data lingkungan
a)
Bentuk rumah
: papan
b)
Lantai rumah
: tanah
c)
Ventilasi rumah
d)
Sumber penerangan
: listrik
e)
Sumber air
: sumur
f)
Pembuangan tinja
: sungai
g)
Pembuangan limbah
: sungai
h)
Ternak
: tidak ada
7.
Data lain-lain
: Tidak memadai.
Jaminan kesehatan social
: jamkesmas
Kegiatan social yang diikuti
: pengajian
Kendaraan yang digunakan
: sepeda motor
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, KEBUTUHAN
Analisa Data Ibu berusia 31 tahun dengan akseptor KB tidak aktif Diagnose
: akseptor KB tidak aktif
Masalah No 1. 2.
: kurangnya pengetahuan ibu mengenai alat kontrasepsi
Dasar : kurangnya komunikasi ibu terhadap tenaga kesehatan Masalah Bobot Perhitungan Score Sifat masalah 1 2/2 x 1 2 Kemungkinan dapat diubah
masalah
2
2/2 x 2
2
Pembenaran Ancaman kesehatan Masalah mudah diubah hanya
3.
Potensi diubah
masalah
4.
Penonjolan masalah
dapat
1
3/3 x 1
1
1
3/3 x 1
1
Total
perlu diberi KIE Ibu akan mengerti pentingnya menggunakan alat kontrasepsi Keluarga sudah mengerti manfaat dari menggunakan alat kontrasepsi
4
III. ANTISIPASI MASALAH
Ibu tidak dapat menggunakan jenis-jenis alat kontrasepsi lainnya IV. TINDAKAN SEGERA
Berikan KIE tentang alat kontrasepsi kepada ibu V. PERENCANAAN
Lakukan kunjungan rumah pada tanggal 10 juli 2012 s/d 14 juli 2012 pukul 16.00 WIB.
Berikan pendidikan kesehatan tentang Alat kontrasepsi VI. PELAKSANAAN
-
Melakukan kunjungan rumah pada tanggal 12 juli 2012 pukul 16.00 WIB untuk meningkatkan pengetahuan dan keinginan ibu menggunakan KB
-
Memberikan pendidikan kesehatan, manfaat dan efek samping tentang Alat kontrasepsi kepada ibu VII. EVALUASI
Telah melakukan kunjungan rumah
Ibu sudah mulai mengerti tentang keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi
Dan ibu akan mencoba mengggunakan KB alamiah PENDOKUMENTASIAN SOAP
S
: Ny.Y berusia 31 tahun akseptor KB tidak aktif TB
A
: 150 cm
Respirasi
: 20 x/i
Pols
: 82 x/i
TD
: 120/80 mmHg
Temp
: 37 oC
: Ny.Y berusia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
keadaan umum baik. P
:
1.
Informasikan kepada ibu tentang alat kontrasepsi mengenai manfaat dan efek sampingnya
2.
Memberikan konseling kepada ibu :
Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu beserta keuntungan dan kerugiannya
Menganjurkan ibu untuk mencoba menggunakan alat kontrasepsi lainnya ( KB Alamiah ) Evaluasi(14-7-2012)
Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi
Ibu ingin mencoba alat kontrasepi alamiah
BAB III SAP ( SATUAN ACARA PENYULUHAN )
Topic
:Alat kontrasepsi pada ibu
Sub topic
: a. pengertian alat kontrasepsi b. keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi c. jenis-jenis alat kontrasepsi
Sasaran Waktu
: keluarga Tn.Y : tanggal 12 s/d 14 juli 2012 pukul 16.00 WIB
Tempat I.
: rumah keluarga Tn.Y
TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan tentang KB, ibu diharapkan bisa memahami bahwa KB sangat penting baik secara fisik, moril maupun materil. II.
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan dapat :
Mengetahui pentingnya tujuan pemakaian alat kontrasepsi
Mengetahui macam-macam jenis KB
Mengetahui manfaat dan efek samping alat kontrasepsi bagi ibu Tahap Pembukaan
Kegiatan Mengucapkan salam
Waktu 5 menit
Menjelaskan tujuan penyuluhan Penyajian
Menjelaskan materi penyuluhan
15 menit
Informasi tentang alat kontrasepsi Informasi tentang bagaimana cara penggunaan alat kontrasepsi Memberikan kesempatan bertanya Menjawab pertanyaan dari peserta Penutup
Menyimpulkan materi penyuluhan Mengucapakan salam
III.
ALAT /MEDIA DAN SUMBER PENYULUHAN
10 menit
IV.
Alat
: buku
Media
: lembar balik
EVALUASI
1.
Prosedur
: penilaian secara lisan
2.
Jenis
: Tanya jawab
MATERI KELUARGA BERENCANA ALAT KONTRASEPSI
A. Pengertian Alat kontrasepsi adalah tindakan yang membantu individu / pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu,menghindari kelahiran yang tidak di inginkan,mendapatkan kelahiran yang di inginkan,mengatur jarak kelahiran,menentukan jumlah anak dalam keluarga. B.Macam-macam jenis alat kontrasepsi hormone 1.Pil oral kombinasi Keuntungan:
Efektifitas tinggi
Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
Tidak mengganggu hubungan sfksual
Siklus haid teratur
Dapat di hentikan setiap saat
Dapat digunakan sejak usia remaja sampai menopause Keterbatasan
Mual terutama 3 bulan pertama
Perdarahan bercak
Pusing
Berat badan naik sedikit
Nyeri pada payudara
Berhenti haid
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap malam. 2.Mini pil Keuntungan
Sangat efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu hubungan seksual
Tidak mempengaruhi ASI
Kesuburan cepat kembali
Nyaman dan mudah di gunakan
Kerugian
Mengalami gangguan haid seperti pendarahan bercak
Harus diminum stiap hari dan pada waktu yang sama lupa minum pil ½ tablet saja sudah cukup untuk menghilang kan proteksi kontrasepsinya. 3. Kontrasepsi suntikan a.suntikan progestin saja (depoprovera 3 bulan) Keuntungan:
Sangat efektif
Tidak mempengaruhi ASI
Efek samping sedikit
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Mencegah beberapa penyebab penyakit radsang panggul Kerugian:
Sering di temukan gangguan haid
Pada waktu tertentu harus kembali untuk suntikan
Peningkatan berat badan. b.suntikan kombinasi (cyclopem 1 bulan) Keuntungan:
Sangat efektif
Resiko terhadap kesehatan kecil
Tidak perlu di lakukan pemeriksaan dalam
Janka panjang Kerugian:
Haid tidak teratur
Mual,sakit kepala,nyeri pada payudara
Dapat menyebab kan efek samping serius seperti serangan j antung dan stroke
Peningkatan berat badan 4.Kontrasepsi implant/AKBK Keuntungan:
Daya guna tinggi
Member perlindungan jangka panjang
Tidak perlu melakukan periksa dalam
Tingkat kesuburan cepat kembalisetelah implant di cabut Kerugian:
Nyeri kepala,pusing Peningkatan/penurunan berat badan Nyeri payu darah Perubahan moed/kegelisahan 5.Alat kontrasepsi dalam rahim Keuntungan:
Dapat di gunakan semua wanita usia reproduksi
Sangat efektif
Tidak ada intraksi dengan obat-obat
Meningkatkanhubungan seksual karena tidak perl u takut hamil Kerugian:
Perubahan siklus haid,haid lebih banyak/sedikit
Kemungkinan AKDR keluar sendiri
Tidak baik digunakan wanita yang bergontaganti pasangan 6.kontap/kontrasepsi mantap a.Tubek tomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan pada wanita komplikasi/masalah:
1.
nyeri pada luka operasi
2.
Infeksi lokal pada luka operasi
3.
Gangguan Haid
4. b.vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses pertilisasi penyatuan ovum dengan seperma tidak terjadi QUESTION
1.
kenapa setelah menggunakan alat kontrasepsi pil saya ser ing kepala ?
a.
Jawab :itu dari efek samping buk,sering sakit kepala dan meningkat nya berat badan,..
2.
apa masalah dari kontrasepsi tubektomi (pemotongan saluran telur) ?
a.
Jawab:
nyeri pada luka operasi
Infeksi lokal pada luka operasi
Gangguan Haid BAB IV PENUTUP KESIMPULAN
Alat kontrasepsi adalah tindakan yang membantu individu / pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu,menghindari kelahiran yang tidak di inginkan,mendapatkan kelahiran yang di inginkan,mengatur jarak kelahiran,menentukan jumlah anak dalam keluarga. DAFTAR PUSTAKA
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KONTRASEPSI
BKKBN,2003.panduan praktis pelayanan kontrasepsi.yayasan bina pustaka sarwono P: Jakarta
IBI,2002.standar pelayanan kebidanan .PP IBI : Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan Indonesia sehat 2015 maka perlu diadakan kesehatan bagi keluarga karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Keluarga dijadikan unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga yang akan mempengaruhi keluarga pula, keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan (Effendi, Nasrul, 1995). Masalah kurangnya pengetahuan tentang KB merupakan masalah yang tidak dirasakan oleh keluarga, karena keluarga terutama di desa masih menganut kebiasaan-kebiasaan adat istiadat yang dapat merugikan kesehatan. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misal : pendidikan , sosial, ekonomi, pengetahuan dan yang paling kuat mempengaruhi adat istiadat, diantaranya adalah KB.Pada saat ini Negara kita sedang menghadapi masalah dengan peningkatan jumlah penduduk 5 juta per tahun. Tingginya angka kemiskinan dan angka kematian ibu dan bayi menjdi permasalahan yang perlu ditindak lanjuti (Manuaba IBG, 1998). Dengan harapan ibu dapat mengikuti program KB dan dengan keikutsertaan ibu dalam program KB dapat mengurangi angka kelahiran dan angka kematian (Depkes Perawatan Kesehatan Masyarakat, 1994).
1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat pada kasus dimasyarakat dan me ndapat pengalaman yang nyata tentang peran, fungsi dan tugas Puskesmas baik di dalam maupun di luar gedung di wilayah binaan, sert a mampu bersikap etis, rasional dan profesional dalam menimbulkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
1.2.2
Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mampu :
1.
Melakukan pengkajian pada keluarga Tn ”K" dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang KB.
2.
Menginterpretasi data dasar sesuai dengan data yang ada.
3.
Merumuskan masalah sesuai dengan data dasar.
4.
Menyusun prioritas masalah sesuai dengan perumusan masalah yang sudah ada.
5.
Menyusun rencana Asuhan Kebidanan sesuai dengan masalah yang sudah ditetapkan
6.
Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
7.
Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan.
1.3
Batasan Dan Ruang Lingkup
Mengingat waktu dan kemampuan yang terbatas, maka penulis membatasi makalah ini dengan Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Pada Tn ”K” dengan Salah Satu Anggota Keluarga Tidak Menggunakan KB.
1.4
Lokasi Dan Waktu
Pendekatan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komunitas ini dilakukan selama praktek kerja lapangan di Desa Hulaan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik pada tanggal 26-01-2015 sampai 14-02-2015.
1.5 1.5.1
Metode Penulisan Studi kepustakaan
Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari literatur yang berhubungan dengan KB.
1.5.2
Praktek langsung
Merupakan suatu pendekatan yang dilakukan penulis secara langsung pada keluarga Tn ”K” yang
mempunyai masalah tentang KB. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan bersama-sama dengan keluarga binaan. Adapun pendekatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang didapatkan melalui keuntungan rumah, wawancara, observasi/pengamatan langsung dan pemeriksaan fisik.
1.5.3
Bimbingan dan konseling
Dalam penulisan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
1.2 Tujuan 1.3
Batasan dan Ruang Lingkup
1.4
Lokasi dan Waktu
1.5
Metode Penulisan
1.6
Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Konsep Dasar Keluarga
2.1.1
Pengertian
2.1.2
Tipe Keluarga
2.1.3
Struktur Keluarga
2.1.4
Fungsi Keluarga
2.1.5
Ciri Keluarga
2.2
Perawatan Kesehatan Keluarga
2.2.1
Pengertian
2.2.2
Tujuan
2.2.3
Tugas-tugas Keluarga
2.2.4
Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
2.2.5
Hambatan dalam Pemecahan Masalah
2.2.6
Tipologi Masalah Kesehatan
2.2.7 2.3
Ketidakmampuan Keluarga dalam Melaksanakan Tugas Konsep Keluarga Berencana
2.3.1
Pengertian
2.3.2
Tujuan Gerakan KB
2.3.3
Tiga Fase Kebijaksanaan
2.3.4
Macam-macam Kontrasepsi
2.3.5
Memilih Metode Kontrasepsi
2.4
Konsep Makanan Pendamping ASI
2.4.1
Pengertian
2.4.2
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat
2.4.3
Permasalahan dalam pemberian MP-ASI
2.5
Konsep Asuhan Kebidanan
BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1
Pengkajian Data
3.2
Interpretasi Data Dasar
3.3
Perumusan Masalah
3.4
Susunan Prioritas
3.5
Rencana Pengembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan 5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 2.1.1
Konsep Dasar Keluarga Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung dalam hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinterksi satu sama lain, dan didalam peranannya masing-masing mempertahankan kebudayaan. (Effendy, Nasrul. 1998 : 32) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI. 1998) Jadi, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih yang tergabung dalam sebuah hubungan perkawinan atau pengangkatan dan tinggal dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2.1.2
Tipe Keluarga
1.
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak.
2.
Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan anak saudara, misalnya :
nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dan lain-lain. 3.
Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu dan merupakan satu keluarga inti. 4.
Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5.
Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama. 6.
Keluarga kabitas (cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
2.1.3
Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam -macam, diantaranya adalah : 1.
Partilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2.
Martilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa g enerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3.
Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keliarga sedarah istri. 4.
Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5.
Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.4
Fungsi keluarga
2.1.4.1 Fungsi Biologis 1.
Untuk meneruskan keturunan.
2.
Memelihara dan membesarkan anak.
3.
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
4.
Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2.1.4.2 Fungsi psikologis 1.
Memberi kasih sayang dan rasa aman.
2.
Memberi perhatian diantara anggota keluarga.
3.
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4.
Memberikan identitas keluarga.
2.1.4.3 Fungsi Sosialisasi 1.
Membina sosialisasi pada anak.
2.
Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3.
Menerukan nilai-nilai budaya keluarga.
2.1.4.4 Fungsi Ekonomi 1.
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2.
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua. 2.1.4.5 Fungsi Pendidikan 1.
Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak
sesuai bakat dan minat yang dimilikinya. 2.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dan memenuhi perannya sebagai
orang dewasa. 3.
2.1.5
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ciri-ciri Keluarga
1.
Diikat dalam satu tali perkawinan.
2.
Ada hubungan darah.
3.
Ada ikatan batin.
4.
Ada tanggungjawab masing-masing anggotanya.
5.
Ada pengambil keputusan.
6.
Kerjasama diantara anggota keluarga.
7.
Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
8.
Tinggal dalam suatu rumah.
2.2
Perawatan Kesehatan Keluarga
2.2.1
Pengertian
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) : Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur (Effendy, Nasrul. 1998 : 38).
2.2.2 1.
Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya. 2.
Tujuan khusus
a.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
oleh keluarga. b.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar
dalam keluarga. c.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan Asuhan Kebidanan terhadap anggota
keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya. d.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah anggota keluarganya.
2.2.3
Tugas-tugas Keluarga
Menurut Freeman (1981) tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu :
Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang te pat. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat mem bantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
2.2.4
Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
1.
Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :
a.
Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
b.
Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatannya sendiri.
c.
Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan.
2.
Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil
a.
Umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b.
Menderita kekurangan gizi/anemia.
c.
Menderita hipertensi.
d.
Primipara dan multipara.
e.
Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3.
Keluarga dimana anak yang menjadi resiko tinggi, karena :
a.
Lahir prematur/BBLR.
b.
Berat badan sukar naik.
c.
Lahir dengan cacat bawaan.
d.
ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e.
Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anak.
4.
Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga :
a.
Anak tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.
b.
Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cek-cok dan ketegangan.
c.
Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d.
Salah satu anggota (suami/istri) meninggal atau lari meninggalkan keluarga.
2.2.5
Hambatan dalam Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga
1.
Hambatan dari Keluarga
a.
Pendidikan keluarga yang rendah.
b.
Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana).
c.
Kebiasaan-kebiasaan yang melekat.
d.
Sosial budaya yang tidak mendukung.
2.
Hambatan dari Perawatan
a.
Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti DHN Kit, transportasi.
b.
Kondisi alam (geografi yang sulit).
c.
Kesulitan dalam komunikasi (bahasa).
d.
Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.
2.2.6 1.
Tipologi Masalah Kesehatan dan Keperawatan Keluarga Ancaman Kesehatan
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan yang termasuk ancaman kesehatan yaitu : a.
Penyakit keturunan, seperti asthma bronkiale, DM.
b.
Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC, gonorrhoe, hepatitis dan
sebagainya. c.
Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
keluarga, seperti anak terlalu banyak, sedangkan penghasilan keluarga kecil. d.
Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan disembarang tempat,
rumah tangga terlalu curam.
e.
Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga.
f.
Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stres antara lain :
1)
Hubungan keluarga yang kurang harmonis.
2)
Hubungan orang tua dengan anak tegang.
3)
Orang tua tidak dewasa.
g.
Sanitas buruk, diantaranya :
1)
Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik.
2)
Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat.
3)
Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumbar air minum.
4)
Seloka/tempat pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat.
5)
Sumber air minum tidak memenuhi syarat.
6)
Kebisingan.
7)
Polusi udara.
h.
Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan
1)
Merokok.
2)
Minuman keras.
3)
Tidak memakai alas kaki.
4)
Makan obat tanpa resep.
5)
Kebiasaan makan daging mentah.
6)
Hygiene personal kurang.
i.
Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah.
j.
Riwayat persalinan sulit.
k.
Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peran ibu karena
meninggal, anak laki-laki memainkan peranan ayah. l.
Imunisasi anak tidak lengkap.
2.
Kurang/Tidak Sehat adalah :
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan diantaranya : a.
Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa.
b.
Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan
normal. 3.
Situasi Krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk dalam hal sumber daya keluarga, yaitu perkawinan kehamilan persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, penambahan anggota keluarga, misal bayi baru lahir, abortus, anak masuk sekolah, anak remaja, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga, pindah rumah.
2.2.7
Ketidakmampuan Anggota Keluarga dalam Melaksanakan Tugas-tugas Kesehatan
Ketidakmampuan Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga disebabkan : 1.
Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta.
2.
Rasa takut akibat masalah yang diketahui.
3.
Sikap dan falsafah hidup.
Ketidaksanggupan Keluarga Mengambil Keputusan dalam Melakukan Tindakan yang Tepat, disebabkan : 1.
Tidak memahami, mengenal sifat, berat dan luasnya masalah.
2.
Masalah kesehatan yang tidak begitu menonjol.
3.
Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber
daya keluarga. 4.
Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.
5.
Ketidakcocokan pendapat dari anggota-angota keluarga.
6.
Tidak tahu fasilitas yang ada.
7.
Takut ada akibat tindakan.
8.
Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
9.
Fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau.
10. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan. 11. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.
Ketidakmampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit karena : 1.
Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit,
gejala dan perawatan serta pertumbuhan dan perkembangan anak. 2.
Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3.
Kurang/tidak ada fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk perawatan.
4.
Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
Ketidakmampuan Memelihara Lingkungan Rumah yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan 1.
Sumber-sumber keluarga tidak cukup.
2.
Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
3.
Konflik personal dalam keluarga.
(Nasrul, Effendy. 1998)
2.3 2.3.1
Konsep Keluarga Berencana Pengertian
Keluarga berencana (family plaining) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi, sedangkan kontrasepsi adalah cara untuk memcegah terjadinya konsepsi dengan alat dan obat-obatan (Mochtar, Rustam. 1998 : 2 55).
2.3.2. a.
Tujuan Gerakan KB Nasional Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar bagi terwujudkan masyarakat yang sekahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk di Indonesia.
b.
Tujuan Khusus
1.
Meningkatkan jumlah kesadaran penduduk, keluarga untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2.
Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.
3.
Meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara menjarangkan kelahiran.
2.3.3.
Sasaran Program KB
1.
Pasangan Usia Subur (PUS) usia muda yang belum ke-KB.
2.
PUS istirahat dan PUS yang sudah ber-KB.
3.
Pemuda terutama remaja untuk penanaman penghayatan NKKBS.
4.
Peserta KB lestari dan purna kencana (peserta KB yang sudah menopause) untuk menjadi kader
atau penggerak program KB. 5.
Keluarga masyarakat yang masih sukar untuk diajak ber-KB dan keluarga masyarakat didaerah
terpencil dan sulit dijangkau. 6.
Kaum pria sebagai usaha meningkatkan peran dan partisipasinya dalam pelaksanaan program
perkembangan NKKBS. 7.
KPKIA yang mengarah pada kesejahteraan balita dan ibunya.
2.3.4. 1.
Tiga Fase Kebijaksaan untuk Mencapai Sasaran
Fase Menunda atau Mencegah Kehamilan (bagi PUS yang usia istrinya kurang dari 20 tahun),
prioritas : pil oral, IUD mini bagi kontra indikasi pil oral, seder hana. Ciri-ciri kontrasepsi : a)
Reversibilitas tinggi kembalinya kesuburan 1005 terjamin karena peserta belum punya anak.
b)
Efektifitas tinggi, karena kegagalan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan resiko tinggi.
2.
Fase Menjarangkan Kehamilan (PUS usia istri 20-30 tahun atau 35 tahun)
Merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran 2-4. Prioritas : IUD, mini pil, pil oral kombinasi, implant sederhana dengan ciri-ciri kontrasepsi : a)
Efektivitas cukup tinggi.
b)
Reversibilitas cukup tinggi, karena peserta masih mengharapkan punya anak.
c)
Dapat dipakai 2-4 tahun (jangka panjang).
d)
Tidak menghambat ASI.
3.
Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan (PUS usia istri > 30 tahun terutama diusia 35
tahun), sebaiknya setelah mempunyai 2 orang anak. Prioritas : kontap, IUD, implant, suntik, sederhana, pil. Ciri-ciri kontrasepsi : Efektivitas sangat tinggi, permanen dan tidak menambah kelainan yang ada (memenuhi indikasi, kontra indikasi).
2.3.5.
Macam-macam Kontrasepsi
1.
Metode Sederhana
a.
Tanpa alat : Metode kalender, suhu badan basal, metode serviks, coitus interuptus.
b.
Dengan alat :
Mekanis : kondom, diafragma, kap serviks, spons, (intravaginal). Kimiawi :spermisid (vagina cream, jelly, foam, suppositoria tablet atau busa). 2.
Metode Modern
a.
Hormonal
1)
Injeksi atau suntikan : 1 bulan (cyclofem), 3 bulan (depoprovera).
2)
Per oral (pil oral combine,mint pil, morning after pil).
3)
Inflant (norflant, implanon, indoplant).
4)
IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
b.
Kontrasepsi mantap
1)
MOW (Medis Operatif Wanita)
2)
MOP (Medis Operatif Pria)
2.3.6.
Memilih Metode Kontrasepsi
1.
Syarat
a.
Aman dan tidak berbahaya.
b.
Dapat diandalkan.
c.
Sederhana
d.
Murah.
e.
Dapat diterima orang banyak.
f.
Pemakaian jangka lama.
g.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam memilih metode kontrasepsi
h.
Faktor pasangan, umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah ada yang diinginkan, pengalaman
kontrasepsi yang lain. i.
Faktor kesehatan, status kesehatan, riwayat hamil, riwayat keluarga, pemerisaan fisik,
pemeriksaan panggul. j. 2.4. 2.4.2.
Faktor metode kontrasepsi, efektifitas, keuntungan, kerugian (efek samping) biaya. Konsep Asuhan Kebidanan Definisi
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
2.4.3.
Tujuan Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn “S” dengan ketidakikutsertaan KB dalam konteks keluarga
bertujuan untuk : 1.
Merencanakan keluarga berencana.
2.
Mengatur jarak interval antar kehamilan.
3.
Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.4.4.
Sasaran Asuhan Kebidanan
Sasaran Asuhan Kebidanan adalah pasangan usia subur dan seluruh anggota keluarga yang tinggal serumah karena KB sangat penting bagi pasangan usia subur untuk me rencanakan keluarga berencana.
2.4.5.
Metode Asuhan Kebidanan
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada PUS digunakan manajemen kebidanan menurut Helen Varney.
2.4.6.
Proses Manajemen Menurut Helen Varney
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah dengan metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. I.
Pengolahan data :
Pada pengumpulan data ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu : A.
Data Obyektif
1.
Alamat
Meliputi antara lain lokasi tempat tinggal keluarga, kecamatan, RT, RW, alamat untuk mengetahui dimana tempat tinggal keluarga untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah (Nasrul Efendi, 1995 ; 257) 2.
Identitas Keluarga
a.
Nama kepala keluarga : untuk dapat mengenal kepala keluarga dan mencegah kekeliruan bila ada
kesamaan nama (Christina Ibrahim, 1984 ; 84).
b.
Umur : untuk menentukan kematangan sebuah keluarga, perkawinan yang sehat dilakukan pada
usia diatas 20 tahun bagi wanita dan diatas 25 tahun bagi pria (Depag RI ; 2002). c.
Agama : dinyatakan untuk mengetahui kepercayaan yang dianut oleh keluarga.
d.
Pendidikan : digunakan untuk menentukan bahasa yang digunakan dalam penyampaian informasi.
e.
Pekerjaan : untuk menentukan taraf hidup dan sosial ekonomi keluarga tersebut (Christina
Ibrahim, 1984 ; 85). f.
Perkawinan : untuk menentukan keadaan alat reproduksi ayah dan ibu (Sulaiman,1983 ; 84).
3.
Susunan anggota keluarga
Dinyatakan untuk mengetahui silsilah keluarga dari keluarga istri dan keluarga suami, serta keluarga yang telah dibina. B.
Data Khusus :
1.
Imunisasi
Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi setiap anggota keluarga. 2.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Untuk menilai keterjangkauan keluarga terhadap sarana kesehatan dan apabila dalam keluarga ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan kepercayaan keluarga pada tenaga kesehatan. 3.
Jenis penyakit yang sering diderita
Untuk menilai tingkat kesehatan masing-masing anggota keluarga penanganan apa saja yang sudah diterima dan hasil yang didapat, apakah penyakit yang diderita dapat disembuhkan dengan tuntas atau belum. 4.
Pemeriksaan kehamilan
Untuk memantau kehamilannya oleh petugas kesehatan-kesehatan, berapa kali periksa kehamilan, apakah sudah pernah imunisasi TT, apakah sudah mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 tablet dan Vit. B complek serta yodium, penyuluhan bahaya kehamilan, gizi buruk. 5.
Pertolongan persalinan
Ditanyakan pada ibu siapa penolong persalinan y ang lalu, apakah pada persalinan yang lalu ada penyulit seperti pendarahan, SC, solutio placenta. 6.
Kebiasaan menyapih
Ditanyakan untuk menilai nutrisi pada anak khususnya dalam pemberian ASI pada bayi.
7.
Pemberian makanan tambahan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu melaksanakan program ASI eksklusif pada saat anaknya masih bayi yaitu pemberian ASI sampai bayi berusia 6 bulan dan sete lah itu diberikan makanan tambahan. 8.
Tanggapan terhadap KB
Ditanyakan untuk menilai apakah ibu melaksanakan program KB serta menilai pengetahuan ibu bertahap KB yang telah dipilih dan digunakan tentang manfaat dan efek samping dari K B. 9.
Pola hidup
k.
Pola tidur : Tidur sangat penting untuk menentukan kondisi setiap anggota keluarga.
l.
Pola makan : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada keluarga dan untuk mengetahui bahan
makanan apakah yang dikonsumsi oleh keluarga. m.
Pols kebersihan diri : Menjaga kebersihan diri ibu dapat membantu mencegah infeksi, diusahakan
mandi dengan air bersih dan ganti pakaian setiap kali kotor. n.
Pola eleminasi : Untuk mengetahui pola buang air besar dan pola buang air kecil anggota keluarga,
dan untuk mengetahui fungsi alat pencernaan. 10. Adat kebiasaan Pada adat kebiasaan digunakan untuk me ngetahui diadakannya selamatan atau ritual khusus. 11. Penggunaan waktu senggang Penggunaan waktu senggang keluarga menggunakan waktu untuk berkumpul bersama anggota keluarga, nonton TV. C.
Data Obyektif
Dilakukan pemeriksaan antara lain : 1.
Tanda-tanda vital
-
Suhu normal 360-370C jika >380kemungkinan terjadi infeksi.
-
Nadi normal 90-120x/menit.
-
Pernafasan normal 30-40x/menit.
2.
Pemeriksaan fisik
Kepala
:
Kulit kepala bersih atau kotor, ada benjolan atau tidak.
Muka
:
Kesimetrisan, tidak ada conjungtivitis, sklera mata tidak kuning, selaput lendir mata pucat
Hidung
:
Tidak ada polip, keluar cairan atau tidak.
Telinga
:
Simetris atau tidak, keluar cairan atau tidak.
Mulut
:
Bibir pucat atau tidak, ada caries atau tidak.
Leher
:
Ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
Tangan
:
Simetris atau tidak, ada kelainan atau tidak.
Dada
: Pernafasan normal atau tidak.
Perut
:
atau tidak.
Kaki
:
Ada bekas operasi atau tidak. Simetris atau tidak, ada kelainan atau tidak.
Punggung :
Simetris atau tidak.
Anus
Ada haemorroid atau tidak.
Genetalia
: :
Ada varises atau tidak. Ada condilomatalata atau tidak, ada condilomaaccuminata atau
tidak.
II.
Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
III.
Perumusan Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien.
IV.
Susunan Masalah Prioritas
Pada langkah ini dilakukan penyusunan masalah yang diprioritaskan sesuai dengan penghitungan skor. Untuk mengatasi masalah keluarga yang dibina secara keseluruhan tidak mungkin. Oleh karena itu, perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan yang mengancam ke hidupan dan mengancam kesehatan keluarga itulah yang menjadi prioritas utama. Agar dapat melakukan
prioritas masalah keluarga tetap maka dilakukan pembobotan masalah dengan menggunakan bahasa prioritas. Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas, sebagai berikut
No
Kriteria
1
Sifat masalah
Nilai
Bobot 1
Skala : Ancaman kesehatan
2
Tidak/kurang sehat
3
Krisis
1
No
Kriteria
Nilai
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
Bobot 2
Skala :
3
Dengan masalah
2
Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0
Potensial masalah dapat diubah
1
Skala :
4
Tinggi
3
Cukup
2
Rendah
1
Menonjol masalah
1
Skala Masalah berat harus ditangani
2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani
1
Masalah tidak dirasakan
0
(Nasrul Effendy, 1998)
Skoring : 1.
Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2.
Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot
3.
Jumlahnya skor untuk semua kriteria
4.
Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.
V.
Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa/masalah yang telah diidentifikasi/antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. 1.
Beri penyuluhan pada ibu tentang pengertian KB, manfaat KB, macam-macam KB, pandangan ibu
yang keliru tentang KB Rasional: Menambah pengetahuan ibu tentang KB dan dapat berubahperilakunya
2.
Berikan konseling kepada ibu untuk memilih dan menggunakan kontrasepsi
Rasonal: Konseling membantu ibu dalam mengambil keputusan untuk memilih alat kontrasepsi yang cocok.
3.
Libatkan suami untuk memberikan motivasi
Rasional: Dorongan suami yang adekuat dan pengetahuan yang positif tentang KB.
VI.
Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh/intervensi dilaksanakan secara efektif dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh tenaga kesehatan.
VII.
Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dar i asuhan yang sudah diberikan meliputi penyuluhan tentang kegunaan KB.
BAB 3 TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN DALAM KASUS KELUARGA PADA KELUARGA TN. ‘K’ DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA TIDAK BER -KB
I.
PENGKAJIAN
Tanggal
: 06 Februari 2015
1.
Data Umum
A.
Data Subyektif
Kecamatan
: Menganti
Kelurahan
: Hulaan
RT/ RW Alamat
Pukul : 14.00 WIB
: 09/ 04 : Jl. Telogobedah, Ds. Hulaan
Kepala Keluarga Nama
: Tn. ‘K’
Umur
: 42 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
: ± Rp. 1.000.000,- per bulan
Keadaan kesehatan
: sehat
Susunan Keluarga Nama
Jenis
Umur
kelamin
Hubungan
Pekerjaan/
Keadaan
No. KIA/
dengan KK
sekolah
kesehatan
KB
waktu K1 imunisasi yg dapat Tn. ‘K’
L
42 th
Suami
Swasta
Sehat
-
IRT
Sehat (Tidak
-
(KK) Ny. ‘A’
P
35 th
Istri
ber-KB) An. ‘C’
P
13 th
Anak pertama
SMP
Sehat
-
An. ‘L’
L
11 th
Anak
SMP
Sehat
-
SD
Sehat
-
TK
Sehat
-
kedua An. ‘J’
P
9 th
Anak ketiga
An. ‘A’
P
5 th
Anak keempat
Tipe keluarga adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam pengambilan keputusan adalah suami sebagai kepala keluarga.Hubungan dalam keluarga c ukup harmonis.
Genogram
Keterangan
:
: Laki- laki : Perempuan
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Garis yang di bina
: ibu yang tidak ber- KB
2.
Data Khusus
Keadaan kesehatan keluarga 1)
Bila anggota keluarga ada yang sakit berobat ke puskesmas
2)
Jenis penyakit yang sering di derita keluarga : sakit mata, batuk, pilek, panas
3)
Tanggapan keluarga terhadap KB : keluarga Tn. ‘K’ menyatakan bahwa KB merupakan salah satu
program pemerintah dan mereka menyetujui adanya program ini namun keluarga Tn. ‘K’ mengakui
keterbatasan mereka atas pengetahuan tentang KB yang masi kurang. 4)
Pola hidup/ pola kebiasaan sehari- hari
a.
Pola makan
-
Kebutuhan gizi keluarga ditinjau dari kuantitas : semua anggota keluarga makan 3x sehari dengan
nasi, sayur, dan lauk. -
Kebutuhan gizi keluarga dari segi kualitas
a)
Bahan makanan pokok adalah nasi, sebelum dimasak beras dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu
b)
Jenis lauk pauk : tahu, tempe, telur, kadang daging
c)
Jenis sayuran : kangkung, kacang panjang, sawi
b.
Pola kebiasaan keluarga
-
Kebiasaan tidur dan istirahat
-
Kebiasaan tidur keluarga teratur, Bapak, Ibu dan anak- anaknya tidak ada yang tidur siang.
Sedangkan tidur malam ± 8 jam (21.00- 05.00) -
Kebiasaan BAB/ BAK
Setiap hari BAB ± 1 kali/ hari, konsistensinya lembek.BAK ayah, ibu, anak pertama sampai anak ke tiga ± 3- 4x/ hari warnanya kuning jernih, sedangkan anak ke empat ± 4- 5x/ hari warnanya kuning jernih. -
Penggunaan waktu senggang
Ayah
: waktu senggang digunakan untuk beristirahat dan menonton tv
Ibu
: waktu senggang digunakan untuk beristirahat dan menonton tv
-
Pola aktivitas
Sehari- hari Bapak bekerja di salah satu Sekolah Dasar di Desa Hulaan sebagai seorang penjaga keamanan (satpam ). Sedangkan Ibu sehari- hari melakukan pekerjaan ibu rumah tangga seperti memasak, membereskan rumah,dll. -
Pola religious
Dalam keluarga menganut agama Islam dan melaksanakan ibdah sholat sesuai ajaran -
Data sosia, budaya dan ekonomi
Dalam keluarga sering diadakan selamatan seperti selamatan 7 bulanan yang dilakukan pada kehamilan sebelumnya.
B.
Data Obyektif
1.
Rumah
Luas Jenis rumah
: 5 x 20cm : tersendiri
Letak
: jauh dengan sarang vector
Dinding
: tembok
Atap
: genteng
Lantai
: tegel
Cahaya
: terang
Ventilasi
: cukup
Jendela
: ada
Jumlah ruangan
:7
Keterangan A
: ruang tamu
B
: ruang tv + ruang makan
C
: kamar tidur
D
: dapur
E
: kamar mandi + WC
2.
Sumber air minum
Asal
: sumur
Nilai air
: bersih
Konsumsi air
: seluruh keluarga merasa terpenuhi untuk mandi, masak, dan minum. Air yang di
konsumsi untuk minum dimasak terlebih dahulu sampai mendidih. 3.
Pembuangan sampah
Sampah di bakar sendiri oleh keluarga Tn. ‘K’ atau dibuang ke tempat pembuangan sampah.
4.
Kamar mandi dan jamban
a.
Kamar mandi ada dan bersih
b.
Jenis jamban yang digunakan keluarga adalah leher angsa
Jarak dengan sumber air dekat dan bersih 5.
Pekarangan dan selokan
Pengaturan
: teratur
Kebersihan
: cukup bersih
Air limbah
: teratur
Peralatan pekarangan 6.
: keluarga punya sapu, sekrup, tempat sampah
Pemeriksaan umum Ny. ‘A’
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Berat badan sekarang
: 60kg
Tanda- tanda vital Tekanan darah
: 90/60 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36,50C
Pernapasan
7.
: 24x/ menit
Pemeriksaan fisik
Kepala
: rambut hitam,tidak ada benjolan
Muka
: tidak pucat, tidak oedema
Mata
: simetris, sclera tidak kuning, conjungtiva merah muda
Hidung
: bersih, tidak ada cairan yang keluar
Mulut
: tidak ada stomatitis, tidak pucat
Leher
: tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada bendungan kelenjar limfe dan tidak ada
bendungan kelenjar thyroid Ekstermitas atas : simetris, kuku tidak pucat Ketiak
: tidak ada penambahan putting susu
Payudara
: simetris, tidak ada massa atau benjolan
Ekstermitas bawah : simetris, tibia baik, tidak oedema, kuku tidak pucat Punggung
: tidak ada kelainan bentuk punggung
Anus
: tidak hemoroid
8. Hb
Pemeriksaan lainnya : 12gr %
II.
ANALISA DATA Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. ‘K’ disebabkan faktor kurangnya pengetahuan
keluarga tentang KB dan salahnya informasi yang diperoleh keluarga dari masyarakat sekitar. Akibat dari kurangnya pengetahuan ini menimbulkan ketidakmampuan keluarga untuk me ngatasi masalah kesehatan khussnya dalam penggunaan alat ko ntrasepsi.Oleh karena itu intervensi pertama yang harus dilakukkan adalah memberikan penjelasan informasi tentang alat kontrasepsi.Bila respon keluarga terhadap upaya ini positif maka langkah selanjutnya adalah mengadakan intervensi dengan melibatkan keluarga secara aktif sampai pengambilan keputusan, sehingga keluarga dapat merasakan serta meningkatkan pengetahuan keluarga tentang Keluarga Bere ncana.
III.
INTERPRETASI DATA DASAR Tanggal
Diagnosa
Data Dasar
06 Februari
WUS usia 35
Ny. ‘A’ sejak setengah tahun yang lalu
2015
tahun dengan
tidak lagi menggunakan KB setelah
jumlah anak 4
sebelumnya menggunakan KB PIL karena
orang dan tidak
masalah kesehatan. Ny. ‘A’ usia 35 tahun
ber-KB
sudah memiliki 4 orang anak dengan usia
Pukul : 14.00 WIB
anak terkecil 5 tahun, mengakui belum menggunakan KB karena belum paham tentang KB yang cocok untuknya.
IV.
PRIORITAS MASALAH No.
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1
Sifat masalah
3/ 3 x 1
1
Tahu/ tidak tahu dan memerlukan penyuluhan
Skala tidak/ kurang
segera
sehat 2
Kemungkinan
2/ 2 x 2
2
Maslaah mudah diubah
masalah dapat
dengan penyuluhan yang
diubah dengan
tepat
mudah 3
Potensial masalah untuk diubah
3/ 3 x 1
1
Masalah dapat diubah dengan penyuluhan yang tepat terutama partisipasi
keluarga dalam mendukungnya 4
Menonjolnya
0/ 2 x 1
0
Keluarga tidak menyadari kurangnya pengetahuan
masalah
tersebut merupakan masalah yang harus segera ditangani. Total
V.
4
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Tanggal
: 06- 02- 2015
Pukul
: 14.45 WIB
Diagnosa S
: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 orang dan tidak ber- KB : - ibu mengatakan sudah mengerti tetang Keluarga Berencana dan macam- macam alat
kontrasepsi.
O
4
: KU
: Baik
Kesadaran : Composmentis Tekanan darah
: 90/ 60 mmHg
Nadi
: 88x/ menit
Suhu
: 36.50C
Respirasi
: 24x/ menit
A
: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 dan tidak ber-KB
P
:
-
Berikan penjelasan pada ibu tentang macam- macam alat kontrasepsi
-
Motivasi ibu untuk ber-Kb dan menggunakan alat kontrasepsi yang cocok dengan kondisinya saat
ini -
Anjurkan ibu untuk menggunakan KB sederhana sementara, selama ibu belum ber-Kb jangka
panjang/ kontrasepsi mantap.
CATATAN PERKEMBANGAN II Tanggal : 09 Februari 2015 Pukul
Diagnosa
S
: 15.00 WIB
: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 orang dan tidak ber- KB
: - ibu mengatakan sudah mengerti tetang Keluarga Berencana dan macam- macam alat
kontrasepsi dan sudah memutuskan untuk menggunakan KB berjangka panjang (IUD ).