PENGAUDITAN II PENGAUDITAN SIKLUS PEROLEHAN MODAL DAN PEGEMBALIANNYA
Dosen Pengampu: Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, M.SC.,Ak.
Oleh : KELOMPOK : 10 NAMA :
NIM :
1. Ni Putu Meydiani Chintia Dewi
1607532009
2. Nyoman Ratna Candradewi
1607532010
3. Ni Wayan shintya Dharmayatri
1607532021
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI NON REGULAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1. Akun-akun Dalam Siklus
Akun-akun dalam silklus perolehan modal dan pengembaliannya bergantung pada tipe operasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi tersebut ditandai. Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologu
yang diikuti untuk akun laiinya. Untuk
memahami dengan baik prosedur audit untuk banyak akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya, maka akan dibahas mengenai (1) pengauditan utang wesel dan beban bunga yang bersangkutan, (2) pengauditan modal saham biasa, agio saham biasa, dividen, dan laba ditahan.
2. Utang Wesel
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yan g terdiri dari pokok pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Wesel diterbitkan untuk berbagaimacam tujuan, dan aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman. Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam perjanjian kredit. Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan bunganya sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan pembayaran. Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah:
Menentukan apakah pengendalian internal atas utang wesel memadai.
Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi dengan benar.
Kewajiban untuk utang wesel serta utang bunga yang bersangkutan telah ditetapkan dengan benar.
Pengungkapan terhadap utang wesel dan bunga yang terkait telah memenuhi empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
2.1.Pengendalian Internal
a. Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi terlebih dahulu : Apabila wesel diperbaharui, diperlukan beberapa persetujuan mencakup jumlah pinjaman, tingkat bunga, tanggal pembayaran bunga, angsuran, dan aset yang dijadikan agunan.
b. Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman maupun bunga : Pembayaran pokok pinjaman dan d an bunga periodik harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. c. Dokumen dan catatan yang memadai : Hal ini menyangkut penyelenggaraan catatan pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar. d. Verifikasi independen secara periodic : Secara periodic catatan detil wesel harus direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan yang diselenggarakan oleh orang yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan catatan detail. 2.2.Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Pengujian pengendalian atas utang wesel beserta bunganya, harus dititik beratkan pada pengujian atas empat pengendalian seberti yang telah dibahas pada bab b ab sebelumnya. Auditor juga harus memeriksa ketelitian catatan penerimaa dari pencarian pinjaman serta pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunganya.
2.3.Prosedur Analitis
Prosedur analitis penting dalam pegauditan utang wesel karena pengujian rinci ebban bunga dan utang bunga sering kali dapat ditiadakan apabila hasilnya memuaskan. Prediksi independen auditor atas beban bunga, dengan menggunakan saldo utang berjalan pada tingkat bunga, akan membantu auditor dalam menilai kewajaran beban bunga dan menguji kemungkinan adanya utang wesel yang tidak dicatat. 2.4.Pengujian Rinci Saldo
Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah daftar utang wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor dari klien. Apabila terjadi sejumlah transaksi yang menyangkut utang wesel selama tahun yang diaudit, akan menjadi tidak praktis bagi auditor untuk menggunakan skedul seperti itu. Ada dua tujuan audit saldo yang penting dalam audit atas utang wesel: a. Utang wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan (kelengkapan)
b. Utang wesel yang tercantum dalam daftar telah dicatat dengan akurat (ketelitian). Selain tujuan audit saldo, empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan juga penting untuk utang wesel karena hal tersebut tercantum dalam persyaratan
standar
akuntansi keuangan. 3. Ekuitas Pemilik
Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik dengan perseroan tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang pemegang sahamnya biasanya hanya sedikit, transaksi yang menyangkut akun modal selama satu periode jarang sekali terjadi. Sebaliknya dalam perusahaan public, verifikasi ekuitas pemilik jauh lebih kompleks karena perusahaan memiliki pemegang saham yang banyak d an sering terjadi perubahan idividu yang memagang saham. 3.1. Pengendalian Internal
Sejumlah pengendalian internal penting sekali ba gi ekuitas pemilik, seperti: a) Otoritas Transaksi Secara Tepat
Berikut adalah sejumlah transaksi yang biasnya memerlukan otoritas khusus:
Peneribitan Modal Saham. Pengotoritasan meliputi jenis ekuitas yang diterbitkan, jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai pari saham, saham, preferensi saham yang bukan saham biasa dan tanggal penerbitan.
Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham biasa atau saham preferen , saat pembelian kembali, dan jumlah yang harus dibayar untuk sahamsaham tersebut harus mendapat otorisasi dari dewan komisaris.
Pengumuman Deviden. Dewan komisaris harus mengotorisasi bentuk dividen, jumlah debiden per lembar saham, dan tanggal pencatatan dan tanggal pembayaran dividen.
b) Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Tepat
Apabila perushaan menagani sendiri catatan transaksi saham dan saham yang beredar, pengendalian internal harus memadai untuk memastikan bahwa:
Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan perusahaan.
Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang memiliki saham perusahaan pada tanggal pencatatan dividen.
Potensi terjadinya kecurangan aset diminimalkan.
Penugasan personal yang tepat, prosedur pembukuan yang memadai, dan ve rifikasi informasi dalam catatan internal secara independen adalah pengendalian penting untuk tujuan ini. Sebagai cara untuk mengawasi modal saham, banyak perusahaan menyelenggarakan buku sertifikat saham dan master file modal saham para pemegang saham. Catatn sertifika saham mencatat saham yang diterbitkan dan saham yang dibeli kembali sepanjang perjalanan perusahaan. Master file modal saham para pemegang saham adalah catatan saham beredar pada suatu saat tertentu. Master file berfungsi sebagai pengecheck ketelitian catatan sertfikat saham dan saldo modal saham biasa dibuku besar. S elain itu master file ini juga berguna sebagai dasar untuk pembayaran dividen. Pengendalian internal yang memengaruhi pembayaran dividen meliputi:
Check untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan berdasarkan catatn sertifikat saham oleh seseorang yang tidak bertanggung-jawab atas catatan modal saham.
Setelah chek disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi independen tentang nama pemegang saham dan jumlah rupiah yang tertulis pada check serta rekonsiliasi jumlah total check untuk pembayaran dividen dengan total dividen yang diotorisasi diotorisasi dalam notulen rapat.
Sebaiknya diselenggarakan akun imprest dividen yang terpisah untuk mencegah pembayaran dividen yang lebih besar daripada jumlah yang diotoisasi.
c) Registrasi Independen dan Agen Transfer Saham
Tanggung jawab registrasi independen adalah memastiakan bahwa saham diterbitkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan d ewan komisaris. Apabila terjadi perubahan dalam pemilik saham, registar bertanggung jawab untuk menadatangani semua sertifikat saham baru yang diterbitkan dan memastikan bahwa sertifikat saham yang lama telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku. Banyak perseroan besar juga menggunakan jasa
agen
transfer
saham
untuk
menyelenggrakan
pecatatn
saham,
termasuk
mendokumentasikan perpindahan (transfer) pemilik saham.
3.2. Pengauditan Modal Saham dan Agio Saham
Empat hal yang menjadi perhatian utama auditor dalam pengauditan modal saham dan agio saham: 1) Transaksi yang terjadi telah dibukukan (tujuan transaksi-kelengkapan) 2) Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi dan telah dicatat dengan tepat (tujuan audit transaksi-keterjadian dan ketelitian) 3) Modal saham telah dicatat dengan akurat aku rat (tujuan audit saldo- ketelitian) 4) Modal saham telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat (keempat tujuan penyajian dan pengungkapan) Dua hal pertama menyangkut pengujian pengendalian dan substantive golongan transaksi, sedangkan dua hal berikutnya menyangkut pengujian detail saldo dan pengungkapan yang bersangkutan.
1) Transaksi yang Telah Terjadi Dibukukan
Tujuan ini dapat dengan mudah dicapai apabila perusahaan klien mengguunakan registrasi independen atau agen transfer. Auditor bisa menggirimkan konfirmasi kepada mereka untuk menanyakan transaksi apa yang telah terjadi dan keakuratan transaksi yang ada, dan kemudian memastikan apakah semua transaksi telah terjadi. 2) Transaksi Modal Saham Terbukukan Sungguh-Sungguh Terjadi dan Dicatat Dengan Tepat
Pengujian yang eksentif dibutuhkan untuk transaksi-transaksi yang menyangkut penerbitan modal saham. Tujuan transaksi keberadaan biasanya dapat diuji dengan memeriksa otorisasi sebgaimana tercantum dalam notulen rapat dewan komisaris. Auditor memeriksa keakuratan catatan transaksi modal saham yang dilakukan secara tunai dengan cara mengirim konfirmasi kepada agen transfer dan menelusur jumlah transaksi yang tercatat di pembukuan ke penerimaan kas.
4. Modal Saham Dibutuhkan Dengan Tepat
Auditor memeriksa saldo akhir dalam akun modal saham dengan pertama-tama menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal ne raca. Konfirmasi dari agen transfer adalah cara paling sederhana untuk mendapat informasi ini. Apabila tidak terdapat agen transfer, auditor harus mengandalkan pada catatan saham yang ada dan akuntansi untuk semua saham yang beredar dalam catatan sertifikat saham, memeriksa sertifikat saham yang sudah tidak laku lagi, dan menghitung sertifikat saham yang sudah tidak berlaku lagi, dan menghitung sertifikat yang masih kosong. Setelah auditor puas bahwa jumlah saham yang beredae telah ditentukan dengan benar, nilai pari dibukukan dalam akun modal saham dapat diperiksa dengan mengalihkan jumlah lembar saham dengan nilai pari saham. Saldo akhir dalam akun agio saham adalah jumlah residual, ini bisa di audit dengan memeriksa jumlah transaksi elama tahun tahu n yang diperiksa dan menambahkan atau mengurangkannya dari saldo awal akun Pertimbangan penting ketika mengaudit tujuan saldo tentang ketelitia untuk modal saham adalah memeriksa kebenaran jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan laba per lembar saham. Tidak sulit untuk menentukan jumlah saham yang benar untuk digunakan dalam perhitungan, apabila perusahaan hanya memiliki satu golongan saham dengan jumlah transaksi yang tidak banyak. Masalah akan menjadi kompleks apabila terdapat sekuritas yang dapat dikontroversi, opsi saham, atau waran saham yang beredar. Auditor harus memiliki pemahaman tentang standar akuntansi yang relevan sebelum memeriksa jumlah saham untuk menetapkan dasar dan laba per lembar saham 5. Modal Saham Disajikan dan Diungkap dengan Tepat
Sumber informasi terpenting untuk menentukan apakah kesempatan tujuan penyajian dan pengungkapan untuk aktivitas modal saham telah terpenuhi adalah anggaran dasar perusahaan, notulen rapat dewan komisaris, dan analisa auditor tentang transaksi modal sagam. Auditor harus memastikan baywa setiap golongan saham telah di deskripsikan dengan tepat termasuk jumlah saham yang diterbitkan dan semua gak yang melekat pada setiap golongan saham. Auditor juga harus memeriksa ketepatan penyajian dan pengungkapan opsi saham, waran saham, dan sekuritas
bisa dikonversi dengan memeriksa dokumen-dokumen atau bukti-bukti lain yang memuat kesepakatan yang bersangkutan. 6. Pengauditan Deviden
Titik berat pengauditan deviden adalah paa transaksi deviden, bukan pada saldo akhir, kecuali apabila terdapat utang deviden. 7. Pengauditan Laba Ditahan
Pada kebanyakan perusahaan, transaksi-transaksi yang menyangkut laba ditahan hanyalah pencatatan laba bersih untuk tahun buku yang yang bersangkutan dan pengumuman deviden. Perubagan lain dalam laba ditahan busa berupa koreksi laba tahun yang lalu, penyesuaian tahun yang lalu di debetkan atau dikreditkan langsung ke laba ditahan, d itahan, dan lalu di debetkan atau dikreditkan langsung ke laba ditahan, dan penempatan atau penghentian penyisihan laba ditahan. Untuk memulai pengauditan atas laba ditahan, auditor pertama-tama menganalisis laba diyahan selama periode yang di audit. Skedul audit yang menunjukkan analisis, biasanya merupakan bagian dari arsip permanen, mencakup deskripsi setiap transaksi yang mempengaruhi akun ini. Untuk mengaudit pengkreditan atas laba ditahan untuk laba bersih yang diperoleh selama taun yang diaudit, auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal dalam laba ditahan ke angka laba bersih yang tercantu, dalam laporan laba-rugi. Sudah barang tentu prosedur ini harus dilakukan pada akhir audit, ketika semua ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih telah sesuai dilakukan. Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan atas laba ditahan, selain yang disebablan oleh laba bersih dan deviden, auditor harus memastikan apakah transaksi transaksi telah dimasukkan. Sebagai contoh, penyesuaian terhadap kejadian tahun lalu dapat dimasukkan kedalan standar akuntansi keuangan. Setelah auditor yakin bahwa transaksi-transaksi terbukukan sudah digolongkan dengan benar sebagai transaksi laba ditahan, tahap berikutnya adakah memutuskan apakah transaksi-
transaksi tersebut telah dicatat dengan benar. Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan akurasi tergantung pada sifat transaksi. Auditor juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi tidak dibukukan. Sebagai contoh apabila klien mengumumkan deviden saham, maka harga pasar sekuritas yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan mendebet laba ditahan dan mengkreditkan modal saham. Demikian pula, apabila laporan keuangan berisi penyisihan laba ditahan, auditor harus mengevaluasi apakah masih diperlukan penyisihan pada tanggal neraca. Standar akuntansi mensyaratkan perjanjian dan pengungkapan informasi berkaitan dengan laba ditahan. Perhatian utama auditor adalah pada penentuan apakah tujuan penyajian dan pengungkapan terpenuhi, terutama yang berkaitan dengan pengungkapan setiap pembatasan pembayaran deviden. Seringkali, perjanjian dengan bank, pemegang saham dan kreditor lain melarang atau membatasi jumlah deviden yang dapat dap at dibayar klien. Pembatasan ini harus diungkap dalam catatan kaki pada laporan keuangan.