Bahan ringkasan UAS Teori Akuntansi.Full description
bab 12 KEPEMIMPINAN
PENGAUDITAN II SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI
Disusun Oleh : Rekatama Adityas A. (EA-D/142160125) Alfian Rifai
(EA-D/142160127) (EA-D/142160127)
Faris Ramadhana S.
(EA-D/142160135) (EA-D/142160135)
Dedi Irawan
(EA-D/142160137) (EA-D/142160137)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2018
A. SAMPEL REPRESENTATIF DAN NONREPREENTATIF Sampel representatif ( representatif sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Ini berarti item- item yang dijadikan smpel populasi serupa dengan item yang tidak dijadikan sampel. Cara untuk mengetahui apakah sampel representatif adalah dengan
melakukan
audit
lebih
lajut
atas
populasi
secara
keseluruhan.Sedangkan sampel nonrepresentatif adalah sampel yang memiliki kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Kedua kesalahan tersebut dapat mengakibatkan sampel menjadi tidak representatif. Risiko dari kedua jenis kesalahan yang terjadi disebut dengan risiko nonsampling dan risiko sampling. 1) Risiko nonsampling ( Nonsampling Risk ) : adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor unuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif. 2) Risiko sampling ( Sampling Risk ) : adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif.
Risiko sampling adalah bagian yang melekat akibat
menguji lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan.
Jika populasi
sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, auditor menerima populai yang salah karena sampel tidak cukup meawakili populasi. Auditor memiliki 2 cara untuk mengendalikan risiko sampling : a.
Menyesuaikan ukuran sampel.
b.
Menggunakan metodepemilihan item sampel yang tepat dari populasi.
1.
Sampling Statistik vs Sampling Nonstatistik Dan Pemilihan Sampel Probabilistik vs Nonprobabilistik a. Sampling statistik vs sampling nonstatistik Metode sapling audit dapat dibedakan menjadi 2 kategori utama yaitu sampling statistik dan nonstatistik yang kedua melibatkan 3 tahap : -
Perencanaan sampel : bertujuan untuk memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara memberikan risiko
sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan non sampling. -
Pemillihan sampel dan melakukan pengujian : pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana memilih sampel dari populasi dan auditor baru dapat melaksanakan pegujian audit setelah item sampel dipilih.
-
Pengevaluasian hasil : penarikan kesimpulan berdasarka pengujian audit.
1)
Sampling Statistik ( statistical sampling ) : sampling ini menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengukur risiko sampling dalam merencanakan sampel, dan dalam mengevaluasi hasil.
2)
Sampling nonstatistik ( nonstatistical sampling) : auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling
bermanfaat
dalam
situasi
tertentu
dan
mencapai
kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. b. Pemilihan sampel probabilistik vs sampel nonprobabilistik 1) Sampel
Probabilistik
:
pemilihan
sampel
probabilistik
(
probabilistic sample selection ) adalah auditor memilih secara acak item- item sehingga setiap item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukan dalam sampel. 2) Sampel nonprobabilistik : auditor memilih item sampel dengan menggunakan
pertimbangan
profesional
bukan
metoe
probabilististik. 3) Penerapan smpling statistik dan nonstatistik dalam metode praktik serta metode pemilihan sampel. Auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan metode sampling statistik maupun nonstatistik, namun harus diterapkan dengan hati- hati, dan semua langkah dalam proses harus diikuti. Jika sampel harus bersifat nonprobabilistik maka statistik.
metode yang tepat digunakan adalah metode evaluasi
B. METODE PEMILIHAN SAMPEL Metode pemilihan sampel probabilistik : 1. Pemilihan sampel terarah ( directed sample selection ) : pemilihan sampel berdasarkan kriteria pertimbangan sendiri. Sedangkan pendekatan yang sering digunakan adalah sebagai berikut : -
Pos yang mungkin mengandung salah saji
-
Pos yang mengandung karakteristik populasi terpilih
-
Cakuapan nilai uang yang besar
2. Pemilihan sampel blok ( block sample election ) : auditor memilih pos pertama dalam suatu blok dan sisanya dipilih secara berurutan. Pemilihan sampel tersebut dapat diterima apabila blok yang digunakan masuk akal. 3. Pemilihan sampel sembarangan ( haphazard sample selection ) : adalah pemilihan sampel atau pos tanpa bias yang disengaja leh auditor. Auditor mamilih item populasi tanpa memandang ukurannya, sumber,atau karakteristik lainnya yang membedakan.
Metode pemilihan sampel probabilistik : 1. Pemilihan sampel acak sederhana ( random sample ) : setiap kombinasi dari populasi yang mungkin memiliki kesempatan yang sama dimasukkan ke dalam sampel. Metode yang digunakan antara lain : -
Tabel angka acak : metode untuk memastikan bahwa semua item dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Angka acak adalah serangkaian digit yang memiliki probabilitas yang sama untuk muncul selama jangka panjang dan tidak memiliki pola yang dapat diidentifikasi.
-
Angka acak yang dihasilkan komputer : sebagian besar acak yang digunakan auditor dihasilkan oleh komputer menggunakan salah satu dari jenis program.
2. Pemilihan sampel sistematis ( systematic sample selection ): auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item- item yang akan dijadikan sampel berdasrkan ukuran interva tersebut.
3. Pemilihan sampel probabilitas yang profesional dengan ukuran dan bertahap. Ada 2 cara untuk memperoleh sampel yang menekankan item- item populasi dengan jumlah yang tercatatat yang lebih besar : -
Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi individual bersifat proporsional dengan jumlah tercatatnya.
-
1.
Membagi populasi ke dalam subpopulasi.
Sampel Untuk Tingkat Pengecualian Auditor menggunakan sampling pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk mengestimasi persentase itemitem populasi yang memiliki karakteristik atau atribut kepentingan. 3 jenis
pengecualian
dalam
populasi
data
akuntansi
yang
harus
diperhatikan : -
Penyimpangan atau deviasi dari pengendalian yang ditetapkan klien
2.
-
Salah saji moneter dalam populasi data transaksi
-
Salah saji moneter dalam populasi rincian saldo akun
Aplikasi Sampling Audit Nonstatistik Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan sampling audit pada pengujian substantif dan pengujian pengendalian atas transaksi, dan langkah tersebut dibagi kedalam 3 tahap. 1)
Tahap merencanakan sampel , meliputi : - Menyatakan tujuan audit - Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan - Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian - Mendefinisikan populasi - Mendefinisikan unit sampling - Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi - Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah
- Mengestimasi tingkat pengecualian populasi - Menentukan ukuran sampel awal
2)
Tahap memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit , meliputi: - Memilih sampel - Melaksanakan prosedur audit
3)
Tahap mengevaluasi hasil, meliputi : - Menggeneralisasi dari smpel ke populasi - Menganalisis pengecualian - Memutuskam akseptabilitas populasi
C. SAMPLING AUDIT STATISTIK Metode yang sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah smpling atribut. Perbedaan utama terletak pada perhitungan ukuran sampel awal yang menggunakan tabel dikembangkan dari distribusi
probabilitas statistik dan sampel dan
perhitungan tingkat pengucualian yang diestimasi dengan menggunakan tabel yang serupa seperti tingkat menghitung ukuran sampel. Distribusi sampling adalah frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa karakteristik tertentu.
D. MENGEVALUASI PENYIMPANGAN Menghitung tingkat penyimpangan sampel dan tingkat penyimpangan tertinggi yang dihitung. Setelah menyelesaikan prosedur-prosedur audit, auditor membuat ikhtisar penyimpangan untuk setiap pengendalian yang diuji dan mengevaluasi hasilnya. Sebagai contoh, jika ditemukan 2 penyimpangan dalam sampel yang berisi 50 unsur, tingkat penyimpangan sampel adalah 4% (2:50)
Jika tingkat penyimpangan tertinggi yang dihitung lebih rendah dari tingkat penyimpangan yang diterima, auditor dapat menyimmpulkan bahwa pengendalian dapat diandalkan. Jika tingkat penyimpangan tertinggi yang dihitung melebihi tingkat penyimpangan yang dapat diterima, auditor harus menyimpulkan bahwa pengendalian tidak berjalan pada tingkat yang dapat diterima.