RMK PENGAUDITAN II (EKA446 C3) SAP 8
Disusun oleh : KELOMPOK 6
Ida Ayu Tari Purnama Sasti
(1506305018 / Absen 04)
Komang Dessica Indriyanti
(1506305074 / Absen 09)
A.A. Gede Indra Pramana
(1506305075 / Absen 10)
Made Pradnyandari Puteri Utami
(1506305096 / Absen 13)
PROGRAM REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2017
8.
Pengauditan Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya
Siklus perolehan modal dan pengembaliannya menyangkut perolehan sumbersumber modal melalui pinjaman berbunga dan ekuitas pemegang saham serta pengembalian modal. Siklus ini juga mencakup pembayaran bunga dan dividen. Empat
karakteristik
siklus
perolehan
modal
dan
pengembaliannya
mempengaruhi akun-akun tersebut: 1. Hanya relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun, tetapi setiap transaksi seringkali sangat material. Sebagai contoh, perusahaan jarang menerbitkan obligasi, tetapi begitu obligasi diterbitkan jumlahnya biasanya material. Oleh karena ukuran besar itulah, sebagai bagian dari pemeriksaan atas saldo akun neraca, auditor memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam siklus ini sepanjang tahun. Skedul atau daftar kebanyakan akun yang ada dalam siklus ini berisi saldo awal, transaksi yang terjadi sepanjang tahun yang diaudit, dan saldo akhir tahun. 2. Kesalahan penyajian atau penghilangan satu transaksi saja bisa material. Akibatnya, tekanan utama auditor dalam pengauditan akun- akun tersebut seringkali diletakkan pada tujuan audit saldo kelengkapan dan ketelitian. 3. Terdapat hubungan hukum antara entitas klien dengan pemegang saham, obligasi, atau dokumen lain serupa itu. Dalam pengauditan transaksi-transaksi dalam siklus ini, auditor harus sangat cermat untuk memastikan bahwa persyaratan hukum yang mempengaruhi laporan keuangan telah terpenuhi dan disajikan dan diungkapkan dengan memadai. 4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan keuitas. Dalam mengaudit kewajiban berbunga, auditor harus secara simultan memeriksa pula beban bunga dan utang bunga. Demikian pula halnya dalam pengauditan ekuitas pemilik, dividen yang diumumkan, dan utang dividen. Auditor seringkali mempelajari transaksi-transaksi yang berkaitan dengan perolehan modal pada saat ia mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien, yang dilaksanakan sebagai bagian prosedur penilaian risiko. selain itu, apabila, perusahaan publik menerbitkan tambahan utang atau sekuritas pada suatu tahun tertentu, ketentuan Bapepam mengharuskan adanya pertimbangan auditor atas informasi keuangan yang dimaksudkan ke dalam prospektus penawaran sekuritas baru oleh klien. Dalam melaksanakan hal tersebut, auditor biasanya mengidentifikasi risiko 1
bisnis untuk aktivitas perolehan modal yang harus dipertimbangkan dalam perancangan prosedur audit untuk transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya. Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya tergantung pada tipe organisasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi tersebut didanai. Semua perseroan memiliki modal saham dan laba ditahan, tet api hanya sedikit yang memiliki saham preferen, agio saham, dan saham dibeli kembali (treasury stock ). Seperti halnya siklus yang lain, kas merupakan akun yang terpenting dalam perolehan modal maupun dalam pengembaliannya selalu melibatkan akun kas. Karakteristik yang unik dari siklus perolehan modal dan pengembaliannya mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun-akun dalam siklus ini. Siklus ini biasanya mencakup akun-akun sebagai berikut: (1)
Utang wesel
(2)
Utang kontrak
(3)
Utang hipotik
(4)
Utang obligasi
(5)
Beban bunga
(6)
Utang bunga
(7)
Laba ditahan disishkan
(8)
Saham dibeli kembali
(9)
Dividen diumumkan
(10)
Kas di bank
(11)
Modal saham biasa
(12)
Modal saham preferen
(13)
Agio saham
(14)
Modal sumbangan
(15)
Laba ditahan
(16)
Utang dividen
(17)
Modal pemilik (perseorangan)
(18)
Modal sekutu ( persekutuan)
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologi yang diikuti untuk akun-akun lainnya.
2
Perbedaannya hanya pada nama akun yang diaudit. Sebagai contoh, dalam menentukan pengujian rinci saldo utang wesel, auditor mempertimbangkan risiko bisnis, materialitas pelaksanaan, risiko inheren, hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, dan hasil dari prosedur analitis. Auditor biasanya menetapkan materialitas pada tingkat rendah karena pada umumnya dimungkinkan untuk mengaudit secara lengkap saldo akun dan transaksi yang mempengaruhi saldo akun utang wesel. Demikian pula, auditor biasanya menetapkan risiko inheren pada tingkat rendah karena nilai akun yang benar biasanya mudah ditentukan. Demikian pula, auditor biasanya lebih menekankan pada tujuan audit saldo kelengkapan untuk pengungkapan utang wesel, seperti jaminan dan pembatasan penggunaan utang wesel. 8.1
Utang Wesel
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya wesel diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara suatu bulan sampai satu tahun, tapi ada juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam tujuan, dan properti atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka lebih dari 90 hari, bunga biasanya dibayar secara bulanan atau kwartalan. Gambar 8.1 melukiskan akun-akun yang digunakan untuk utang wesel serta bunga yang bersangkutan. Auditor biasanya meakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan bunganya sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan pembayaran, karena pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi dalam banyak kasus, karena transaksi jarang terjadi, tidak ada transaksi modal yang dimasukkan dalam sampel oleh auditor untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Oleh karena itu auditor biasanya menguji transaksi ini sebagai bagian dari siklus pembelian dan pembayaran. Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah:
Pengendalian internal atas utang wesel memadai
3
Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi
Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo
Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkait memenuhi keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
Gambar 8.1 Akun Utang Wesel dan Akun-akun Bunga Terkait
Pengendalian internal bagi utang wesel terdiri dari empat pengendalian yaitu: (1) Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi terlebih dahulu. Kewenangan pemberian persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau manajemen tingkat tinggi. Biasanya diperlukan beberapa tandatangan persetujuan dalam perjanjian kredit yang mencakup jumlah pinjaman, tingkat bunga, tanggal pembayaran bunga dan angsuran, dan aset yang dijadikan agunan. Apabila wesel diperbaharui (diperpanjang), diperlukan persetujuan yang sama seperti halnya penerbitan wesel baru. (2) Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya. Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran pokok pinjaman harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima suatu copy wesel, sama seperti halnya ketika ia menerima copy faktur dari penjual dan laporan penerimaan barang. Bagian utang akan secara otomatis menerbitkan check atau electronic funds transfer untuk wesel yang telah jatuh tempo,
4
dengan cara yang sama seperti ketika ia menyiapkan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa. Suatu copy wesel akan menjadi dokumen pendukung pembayaran wesel. (3) Dokumen dan catatan memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan catatan pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh pejabat yang ditunjuk. Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda “LUNAS” dan disimpan oleh pejabat yang berwenang. (4) Verifikasi independen secara periodik . Secara periodik catatan detil wesel harus direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan yang diselenggarakan
oleh
pemegang
wesel
oleh
seseorang
bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan detail.
yang
tidak
Pada saat yang
sama seseorang yang independen harus melakukan perhitungan ulang biaya bunga wesel untuk menguji ketelitian catatan pembukuan. 8.2
Ekuitas Pemilik
Pengauditan ekuitas pemilik pada perusahaan perseroan publik bersifat jauh jauh lebih kompleks dibandingkan pada perusahaan perseroan tertutup karena memiliki pemegang saham yang banyak dan sering terjadi perubahan individu yang memegang saham. Akun-akun ekuitas pemilik dalam perusahaan perseroan publik meliputi : modal saham biasa; agio saham; laba ditahan dan dividen yang bersangkutan.
Gambar 8.2 Akun-akun Ekuitas Pemilik dan Dividen
5
Gambar 8.2 tersebut melukiskan akun-akun spesifik dalam ekuitas pemilik dengan tujuan untuk menentukan : (a) Pengendalian internal atas modal saham dan dividen yang memadai. (b) Transaksi-transaksi ekuitas pemilik dicatat dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam enam tujuan audit transaksi. (c) Saldo-saldo ekuitas pemilik dicatat dengan benar, sebagaimana dirumuskan dalam delapan tujuan audit saldo, dan telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat, sebagaimana dirumuskan dalam empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan untuk ekuitas pemilik. Sejumlah pengendalian internal merupakan perihal yang sangat penting bagi ekuitas pemilik, di mana beberapa diantaranya yaitu se bagai berikut. (1) Otorisasi Transaksi Secara Tepat Banyak transaksi ekuitas pemilik harus mendapat otorisasi dari dewan komisaris karena hampir setiap transaksi ekuitas pemilik bersifat material. Sejumlah transaksi yang umumnya memerlukan otorisasi khusus: a. Penerbitan Modal Saham. Pengotorisasian meliputi jenis ekuitas yang diterbitkan (apakah akan menerbitkan saham biasa atau saham preferen), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai pari saham, preferensi saham yang bukan saham biasa, dan tanggal penerbitan. b. Pembelian Kembali Modal Saham. Pembeli kembali saham biasa atau saham preferen, saat pembelian kembali, dan jumlah yang harus dibayar harus memperoleh otorisasi dari dewan komisaris. c. Pengumuman Dividen. Dewan komisaris harus mengotorisasi bentuk dividen (dalam bentuk tunai atau saham), jumlah dividen per lembar saham, dan tanggal pencatatan dan tanggal pembayaran dividen. (2) Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Tepat Pengendalian internal harus memadai apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan saham yang beredar. Hal tersebut diperlukan dalam memastikan bahwa : a. Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan perusahaan. b. Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang memiliki saham perusahaan pada tanggal pencatatan dividen. c. Potensi terjadinya kecurangan aset dapat diminimalkan.
6
Penugasan personel yang tepat, prosedur pembukuan yang memadai, dan verifikasi informasi dalam catatan internal secara independen adalah pengendalian penting untuk tujuan ini. Klien juga harus memiliki kebijakan yang dirumuskan secara baik untuk penyiapan sertifikat saham dan pencatatan transaksi modal saham. Saat penerbitan dan pencatatan modal saham, klien harus menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta ketentuan-ketentuan dalam dasar perusahaan. Nilai pari saham, jumlah saham yang diotorisasi untuk diterbitkan perusahaan, serta pajak yang harus dibayar berkenaan dengan penerbitan saham, semua berpengaruh terhadap penerbitan dan pencatatan. Banyak perusahaan menyelenggarakan buku sertifikat saham dan master file modal saham para pemegang saham sebagai cara untuk mengawasi modal saham. Catatan sertifikat saham mencatat saham yang diterbitkan dan saham yang dibeli kembali sepanjang perjalanan perusahaan. Catatan transaksi modal saham mencakup nomor sertifikat saham, jumlah saham yang diterbitkan, nama pemegang saham, dan tanggal penerbitan. Jika saham dibeli kembali, buku catatan sertifikat saham harus mencatat sertifikat saham yang ditarik kembali dan tanggal penarikannya. Master file modal saham para pemegang saham adalah catatan saham beredar pada suatu saat tertentu. Master file berfungsi sebagai sarana untuk mengecek ketelitian catatan sertifikat saham dan saldo modal saham biasa di buku besar. Selain itu, master file modal saham para pemegang saham juga berguna sebagai dasar untuk pembayaran dividen. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen harus diawasi sebagaimana halnya pada penyiapan dan pembayaran gaji/upah. Pengendalian internal yang mempengaruhi pembayaran dividen meliputi: a. Cek untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan berdasarkan catatan sertifikat saham oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab atas catatan modal saham. b. Setelah cek disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi independen tentang nama pemegang saham dan jumlah rupiah yang tertulis pada cek serta rekonsiliasi jumlah total cek untuk pembayaran dividen dengan total dividen yang diotorisasi dalam notulen rapat. c. Sebaiknya diselenggarakan akun imprest dividen yang terpisah untuk mencegah pembayaran dividen yang lebih besar daripada jumlah yang diotorisasi. 7
(3) Registrar Independen dan Agen Transfer Saham Setiap perusahaan dengan saham terdaftar di bursa efek wajib memiliki registrar independen sebagai pengendalian untuk mencegah penerbitan saham yang tidak sesuai dengan peraturan. Tanggung jawab registrar independen adalah memastikan bahwa saham yang diterbitkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan komisaris. Jika terjadi perubahan dalam kepemilikan saham, registrar bertanggung jawab untuk menandatangani semua sertifikat saham baru yang diterbitkan dan memastikan bahwa sertifikat saham yang lama telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku, sebelum sertifikat pengganti diterbitkan. Banyak perseroan besar juga menggunakan jasa agen transfer saham untuk menyelenggarakan pencatatan saham, termasuk mendokumentasikan perpindahan (transfer) kepemilikan saham. Penggunaan agen transfer akan membantu memperkuat pengendalian atas catatan saham dengan cara meletakkan catatan di tangan pihak organisasi independen dan sekaligus mengurangi biaya pencatatan dengan
menggunakan
tenaga
spesialis.
Banyak
pula
perusahaan
yang
menggunakan jasa agen transfer untuk pembayaran dividen tunai kepada para pemegang saham yang dapat meningkatkan keandalan pengendalian internal.
8
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi 2. Yogyakarta : STIE YKPN.
9