HEMATEMESIS MELENA
Pengertian Hematem Hematemesis esis adalah adalah muntah muntah darah dan melena melena adalah adalah pengelu pengeluaran aran faeses faeses atau tinja tinja yang ang berwar berwarna na hitam hitam seperti seperti ter yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh adan adany ya perd perdara araha han n salu salura ran n maka makan n bagi bagian an atas. atas. Wa Warn rnaa hema hemate teme mesi siss tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara drah dengan asam lambun lambung g dan besar besar keciln kecilnya ya perdarahan perdarahan,, sehing sehingga ga dapat berwarna berwarna seperti seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal. Biasanya terjadi hematemesis bila ada perdarahan di daerah proksimal jejunun jejunun dan melena melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama bersama-sama dengan hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis atau melena melena sulit dipakai dipakai sebagai sebagai patokan untuk untuk mendu menduga ga besar besar keciln kecilnya ya perdarahan saluran makan bagian atas. at as. Hematemesis Hematemesis dan melena melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas • •
Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.
Kela Kelain inan an lamb lambun ung g dan duoden duodenum um:: tukak tukak lamb lambun ung g dan duoden duodenum um,, keganasan dan lain-lain. •
Peny Penyak akit it
dara darah: h:
leuk leukem emia ia,,
DIC DIC
(dis (disse sem minat inated ed
intr intrav avas ascu cula lar r
coagulation), purpura trombositopenia dan lain-lain. •
Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
•
Pemaka Pemakaia ian n obat-ob obat-obatan atan yang yang ulsero ulserogen genik ik:: golon golonga gan n salis salisil ilat, at,
kortikosteroid, alkohol, dan lai-lain. lai-lain. Penting Penting sekali sekali menentu menentukan kan penyebab penyebab dan tempat tempat asal perdarahan perdarahan saluran saluran makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran
2
makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran makan makan bagian atas (Hilmy 1971: 58 %) Pembentukan aktif jaringan ikat
Proses regenerasi sel hati dalam bentuk yang tergagnggu
Kegaga Kegagala lan n parenk parenkim im hati hati
Hipert Hipertens ensii portal portal
Nafsu makan makan Mual-muntah Perut tak enak menyempit Kelemahan Cepat lelah
1. Prubahan nutrisi nafas
Ensel Enselfa falo lopat patii
Varises esofagus esofagus
Ascite Ascitess
Penekanan diafragma diafragma
Tekanan meningkat
Ruang paru
Pembuluh darah pecah
Sakit perut
Hematemisis
Melena
2. Keseimbangan cairan nafas 3. Gangguan perfusi jaringan 4.Cemas.
Diagnosis Anamnesis, pemeriksaan pemeriksaan fisik dan laboratorium
Sesak
5. Gangguan pola
3
Dilakukan anmnesis yang teliti dan bila keadaan umum penderita lamah atau kesadaran menurun maka dapat diambil aloanamnesis. Perlu ditanyakan riway riwayat at peny penyak akit it dahul dahulu, u, misa misaln lny ya hepati hepatitis tis,, peny penyakit akit hati hati mena menahu hun, n, alkoh alkohol olis isme me,, peny penyakit akit lamb lambun ung, g, pemaka pemakaia ian n obat-ob obat-obat at ulser ulseroge ogeni nik k dan penyakit penyakit darah seperti: leukemia leukemia dan lain-lain lain-lain.. Biasanya Biasanya pada perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya varises esofagus tidak dijumpai adanya keluhan rasa nyeri atau pedih di daerah epigastrium dan gejala gejala hematem hematemesi esiss timbul timbul secara mendad mendadak. ak. Dari hasil hasil anamnes anamnesis is sudah sudah dapat diperkirakan jumlah perdarahan yang keluar dengan memakai takara yang praktis seperti berapa gelas, berapa kaleng dan lain-lain. Pemeriksaan fisik penderita perdarahan saluran makan bagian atas yang perlu diperhatikan diperhatikan adalah keadaan umum, umum, kesadaran, nadi, tekanan darah, tanda-t tanda-tand andaa anem anemia ia dan geja gejala la-g -geja ejala la hipo hipovo vole lemi mik k agar agar denga dengan n segera segera diketahui keadaan yang lebih serius seperti adanya rejatan atau kegagalan fungsi hati. Disamping itu dicari tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hepatis, seperti spider naevi, ginekomasti, eritema palmaris, caput medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema tungkai. Pemeri Pemeriks ksaan aan labo laborato ratoriu rium m sepert sepertii kadar kadar hemo hemoglo globi bin, n, hema hematokr tokrit, it, leukosit, sediaan darah hapus, golongan darah dan uji fungsi hati segera dilakukan secara berkala untuk dapat mengikuti perkembangan penderita.
Pemeriksaan Radiologik Radiologik
Pemerik Pemeriksaan saan radiologi radiologik k dilakuk dilakukan an dengan dengan pemerik pemeriksaan saan esofagogram esofagogram untuk daerah esofagus dan diteruskan dengan pemeriksaan double contrast pada lambung lambung dan duodenum. duodenum. emeriksaan emeriksaan tersebut dilakukan dilakukan pada berbagai berbagai posisi terutama pada daerah 1/3 distal esofagus, kardia dan fundus fundus lambung lambung untu untuk k menc mencar arii ada/ ada/ti tida dakn kny ya vari varise ses. s. Untu Untuk k mend mendap apatk atkan an hasi hasill yang ang diharapk diharapkan, an, dianju dianjurkan rkan pemerik pemeriksaan saan radiologi radiologik k ini ini sedini sedini mungk mungkin, in, dan sebaiknya segera setelah hematemesis berhenti.
Pemeriksaan endoskopik endoskopik
4
Dengan adanya berbagai macam tipe fiberendoskop, maka pemeriksaan secara endoskopik menjadi sangat penting untuk menentukan dengan tepat tempat tempat asal dan sumber sumber perdarahan perdarahan.. Keuntung Keuntungan an lain lain dari pemerik pemeriksaan saan endoskopik adalah dapat dilakukan pengambilan foto untuk dokumentasi, aspi aspira rasi si cair cairan an,, dan dan biops iopsii untu untuk k peme pemeri riks ksaa aan n sito sitopat patol olog ogik ik.. Pada Pada perdarahan saluran makan bagian atas
yang sedang berlangsung, berlangsung,
pemeriksaan pemeriksaan endoskopik dapat dilakukan dilakukan secara darurat atau sedini mungkin setelah hematemesis berhenti.
Pemeriksaan ultrasonografi ultrasonografi dan scanning scanning hati
Pemeriksaan dengan ultrasonografi atau scanning hati dapat mendeteksi penyakit penyakit hati kronik seperti sirosis hati yang mungkin mungkin sebagai penyebab penyebab perdarahan saluran makan bagian atas. Pemeriksaan Pemeriksaan ini memerlukan memerlukan peralatan dan tenaga khusus yang yang sampai sekarang hanya hanya terdapat dikota besar saja.
Terapi
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mung mungki kin n dan sebai sebaikn kny ya diraa diraatt di rumah rumah sakit sakit
untuk untuk mend mendapa apatka tkan n
pengawasan yang teliti dan pertolongan yang lebih lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan makan bagian bagian atas meliput meliputii : 1.
Peng Pengaw awas asan an dan dan pen pengo goba bata tan n umu umum m •
Pender Penderita ita harus harus diist diistira irahat hatkan kan mutl mutlak, ak, obat-ob obat-obat at yang ang
meni menim mbulk bulkan an efek efek sedati sedatiff morfi morfin, n, meper meperid idin in dan parald paraldeh ehid id sebaiknya dihindarkan. •
Penderita dipuasakan selama perdarahan masih berlangsung
dan bila perdarahan berhenti dapat diberikan makanan cair. •
Infus cairan langsung dipasang dan diberilan larutan garam
fisiologis selama belum tersedia ters edia darah. •
Peng Pengaw awas asan an terha terhada dap p tekan tekanan an dara darah, h, nadi nadi,, kesa kesada dara ran n
penderita dan bila bila perlu dipasang dipasang CVP monitor. monitor.
5
•
Peme Pemeri riks ksaa aan n kada kadarr hemo hemogl glob obin in dan dan hema hemato tokr krit it perl perlu u
dilakukan untuk mengikuti keadaan perdarahan. •
Transf Transfus usii darah darah diper diperlu lukan kan untuk untuk meng menggat gatii darah darah yang yang
hila hilang ng dan dan memp memperta ertahan hankan kan kadar kadar hemo hemogl glob obin in 50-70 50-70 % harga harga normal. •
Pemberian Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, K, 4 x 10
mg/h mg/hari ari,, karba karbasok sokrom rom (Adon (Adonaa AC), AC), antasi antasida da dan golong golongan an H2 rese resepto ptorr
antag antagon onis is (sim (simet etid idin in atau atau
rani raniti tidi din) n) berg bergun unaa
untu untuk k
menanggulangi perdarahan. •
Dilaku Dilakukan kan klism klismaa atau laveme lavemen n dengan dengan air biasa biasa disertai disertai
pemberian pemberian antibiotika antibiotika yang tidak diserap oleh usus, sebagai tindadakan sterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati hepatik. 2.
Pema Pemasa sang ngan an pipa pipa nasonaso-ga gastr strik ik
Tuju Tujuan an pema pemasan sanga gan n pipa pipa naso naso gastri gastrik k adala adalah h untuk untuk aspira aspirasi si cairan cairan lambung, lavage (kumbah lambung) dengan air , dan pemberian obatobatan. obatan. Pemberian Pemberian air
pada kumbah kumbah lambun lambung g akan menyeba menyebabka bkan n
vasokontriksi lokal sehingga diharapkan terjadi penurunan aliran darah di mukos mukosaa lamb lambun ung, g, deng dengan an demi demiki kian an perdar perdaraha ahan n akan akan berhe berhent nti. i. Kumbah lambung ini akan dilakukan berulang kali memakai air sebanyak 100100- 150 ml sampa sampaii caira cairan n aspira aspirasi si berwa berwarna rna jerni jernih h dan bila bila perlu perlu tindakan ini dapat diulang setiap 1-2 jam. Pemeriksaan endoskopi dapat segera dilakukan setelah cairan aspirasi lambung sudah jernih. 3.
Pemb Pember eria ian n pitr pitres esin in (va (vaso sopr pres esin in))
Pitresin Pitresin mempun mempunya yaii efek vasokoktrik vasokoktriksi, si, pada pemberi pemberian an pitresin pitresin per infus akan mengakibatkan kontriksi pembuluh darah dan splanknikus sehingga menurunkan tekanan vena porta, dengan demikian diharapkan perdarahan varises dapat berhenti. Perlu diingat diingat bahwa pitresin dapat menran menrangsan gsang g otot polos sehing sehingga ga dapat terjadi terjadi vasokontri vasokontriksi ksi koroner, karena itu harus berhati-hati dengan pemakaian obat tersebut terutama pada penderita penyakit penyakit jantung iskemik. Karena itu perlu pemeriksaan pemeriksaan
6
elekt elektroka rokardi rdiogr ogram am dan dan anamn anamnes esis is terhada terhadap p
kemu kemung ngki kina nan n adany adanyaa
penyakit penyakit jantung jantung koroner/iskemik. koroner/iskemik. 4.
Pem Pemasan asanga gan n bal balon on SB Tube Tube
Dilakukan pemasangan balon SB tube untuk penderita perdarahan akibat pecahnya pecahnya varises. Sebaiknya Sebaiknya pemasangan pemasangan SB tube dilakukan dilakukan sesudah penderita tenang dan dan kooperatif, sehingga sehingga penderita penderita dapat diberitahu dan dijel dijelaska askan n makna makna pemakai pemakaian an alat tersebut, tersebut, cara pemasan pemasangan ganny nyaa dan kemungkinan kerja ikutan yang dapat timbul pada waktu dan selama pemasangan. pemasangan. Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang baik dengan pemakaian SB tube ini dalam menanggulangi perdarahan saluran makan bagian atas akibat pecahnya varises esofagus. Komplikasi pemasangan SB tube yang berat seperti laserasi dan ruptur esofagus, obstruksi jalan napas tidak pernah dijum dijumpai. pai. 5.
Pema Pemaka kaia ian n baha bahan n skle sklero roti tik k
Bahan sklerotik sodium morrhuate 5 % sebanyak 5 ml atau sotrdecol 3 % seba sebany nyak ak 3 ml deng dengan an bant bantua uan n fibe fibere rend ndos osko kop p yang ang flek fleksi sib bel disuntikan dipermukaan varises kemudian ditekan dengan balon SB tube. Tind Tindaka akan n ini ini tidak tidak meme memerl rluk ukan an narko narkose se umum umum dan dan dapat dapat diul diulan ang g beberapa kali. Cara pengobatan ini sudah mulai populer dan merupakan salah salah satu pengobata pengobatan n yang yang baru dalam dalam menang menanggul gulang angii perdarahan perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya varises esofagus. 6. Bila Bila
Tindakan op opera erasi usahausaha-usa usaha ha
penan penanggu ggulan langa gan n
perdar perdaraha ahan n
diata diatass
meng mengal alam amii
kegagala kegagalan n dan perdarahan perdarahan tetap berlang berlangsun sung, g, maka maka dapat dipiki dipikirkan rkan tindakan operasi . Tindakan operasi yang basa dilakukan adalah : ligasi varises esofagus, transeksi esofagus, pintasan porto- kaval. Operasi efektif dianjurkan setelah 6 minggu perdarahan berhenti dan fungsi hari membaik. Prognosis
Pada umumnya penderita dengan perdarahan saluran makan bagian atas yang yang diseba disebabka bkan n pecahny pecahnyaa varises varises esofagus esofagus mempu mempuny nyai ai faal hati yang yang
7
buruk/.terganggu sehingga sehingga setiap perdarahan baik besar maupun maupun kecil menga engaki kiba batk tkan an
kega kegaga gala lan n
hati hati
yang ang
bera berat. t.
Bany Banyak ak
fakt faktor or
yang ang
mempengaruhi prognosis penderita seperti faktor umur, kadar Hb, tekanan darah darah sela selam ma peraw perawata atan, n, dan dan lain lain-l -lai ain. n. Hasi Hasill pene peneli liti tian an Hern Hernom omo o menunjukan bahwa angka kematian penderita dengan perdarahan saluran makan makan bagia bagian n atas dipe dipenga ngaruh ruhii oleh oleh faktor faktor kadar kadar Hb waktu waktu diraw dirawat, at, terja terjadi di/t /tid idak akny nyaa
perd perdara araha han n
ulan ulang, g,
kead keadaa aan n
hati hati,,
sepe sepert rtii
ikte ikteru rus, s,
suk sukarn arnya
dal dalam
encefalopati dan golongan menurut kriteria Child. Mengingat
tin tinggi gginya
angk ngka
kematia atian n
dan dan
mena menang nggu gula lang ngii perd perdar arah ahan an saku sakura ran n maka makan n bagi bagian an atas atas maka maka perl perlu u dipertimbangkan tindakan yang bersifat preventif terutama untuk mencegah terjadinya sirosis hati.
PENGKAJIAN HEMATEMESIS DAN MELENA A. Riwayat Kesehatan
1. Riwa Riway yat men mengi gida dap p: Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus peptikum 2. Kanker Kanker saluran saluran pencernaa pencernaan n bagia bagian n atas 3. Riway Riwayat at penya penyakit kit darah, darah, misal misalny nyaa DIC DIC 4. Riway Riwayat at pengg penggunaa unaan n obat-obat obat-obat ulseroge ulserogenik nik 5. Kebi Kebiasa asaan an/g /gay ayaa hid hidup up : Alkoholisme, kebiasaan makan B. Pengkajian Umum
1. Intake Intake : anorexia, anorexia, mual, mual, muntah muntah,, penuruna penurunan n berat berat badan. badan. 2. Elim liminasi asi : •
BAB :
konstipasi atau diare, adakah melena melena (warna darah hitam, konsistensi pekat, jumlahny jumlahnya) a) •
BAK :
warna gelap, konsistensi pekat
8
3. Neu Neurose rosens nsor orii : adanya penurunan kesadaran (bingung, halusinasi, koma). 4. Resp espira irasi : sesak, dyspnoe, hipoxia 5. Aktif tifitas tas : lemah, lelah, letargi, penurunan tonus otot C. Pengkajian Pengkajian Fisik
1. Kesadaran, Kesadaran, tekanan tekanan darah, darah, nadi, nadi, temper temperatur, atur, respiras respirasii 2. Ins Inspeksi : Mata : conjungtiva (ada tidaknya anemis) Mulut : adanya isi lambung yang bercampur darah Ekstremitas : ujung-ujung jari pucat Kulit : dingin 3. Ausku skultas ltasii : Paru Jantung : irama cepat atau lambat lambat Usus : peristaltik menurun menurun 4. Perkusi : Abdomen Abdomen : terdengar sonor, kembung atau tidak Reflek patela : menurun 5. Stud Studii dia diagn gnos osti tik k Pemerik Pemeriksaan saan darah : Hb, Ht, RBC, Protrombin, Protrombin, Fibrinog Fibrinogen, en, BUN, serum, serum, amonoiak, albumin. Pemeriksaan urin : BJ, warna, kepekatan Pemeriksaan penunjang : esophagoscopy, endoscopy, USG, CT Scan.
D. Pengkajian Pengkajian Khusus
Pengkajian Kebutuhan Fisiologis 1. Oksigen
Yang dikaji adalah : •
Jumlah serta warna darah hematemesis.
9
•
Warna kecoklatan : darah dari lambung kemungkinan masih
tertinggal, potensial aspirasi. a spirasi. •
Posisi tidur klien : untuk mencegah adanya muntah masuk
ke jalan nafas, mencegah renjatan. •
Tanda-tanda renjatan : bisa bisa terjadi apabila apabila jumlah jumlah darah >
500 cc dan dan terjadi secara kontinyu. kontinyu. Jumlah Jumlah perdarahan perdarahan : observasi observasi tanda-tanda tanda-tanda hemodin hemodinam amik ik
yaitu yaitu tekanan darah,
nadi, nadi, pernap pernapasa asan, n, tempe temperatu ratur. r. Biasa Biasany nyaa tekana tekanan n darah darah (sisto (sistoli lik) k) 110 mmHg mmHg,, pernafasan cepat, nadi 110 x/menit, x/menit, suhu antara 38 - 39 derajat Celcius, Celcius, kulit dingin pucat atau cyanosis pada bibir, ujung-ujung ekstremitas, sirkulasi darah ke ginjal berkurang, menyebabkan urine berkurang.
2. Cairan
Keadaa Keadaan n yang ang perlu perlu dika dikaji ji pada pada klie klien n dengan dengan hema hematem temesi esiss mele melena na yang yang berhubungan berhubungan dengan kebutuhan cairan yaitu jumlah jumlah perdarahan yang terjadi. Jumlah darah akan menentukan cairan pengganti. Dikaji : macam perdarahan/cara pengeluaran darah untuk menentukan lokasi perdarahan serta jenis jenis pembuluh pembuluh darah yang yang pecah. Perdarahan yang terjadi secara tiba-tiba, warna darah merah segar, serta keluarnya secara kontinyu menggambarkan perdarahan yang terjadi pada saluran pencernaan bagian atas dan terjadi pecahnya pembuluh darah arteri. Jika fase emergency sudah berlalu, berlalu, pada fase berikutny berikutnyaa lakukan pengkajian pengkajian terhadap : •
Keseim Keseimba banga ngan n intake intake output. Pengkaj Pengkajian ian ini ini dilaku dilakukan kan pada klien klien hematemesis melena yang disebabkan oleh pecahnya varices esofagus sebagai akibat dari cirrochis hepatis yang sering mengalami asites dan edema.
•
Pemberian cairan infus yang diberikan pada klien.
•
Output urine dan catat jumlahnya per 24 jam.
•
Tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit yang menurun, mata cekung, jumlah jumlah urin yang yang sedikit. Untuk klien klien dengan hemetemesis hemetemesis melena melena sering mengalami gangguan fungsi f ungsi ginjal.
10
3. Nutrisi
Dikaji : •
Kemampuan klien untuk beradaptasi dengan diit : 3 hari I
cair selanjutnya makanan lunak. •
Pola makan klien
•
BB sebelum terjadi perdarahan
•
Kebersihan mulut : karena hemetemesis dan melena, sisa-
sisa perdarahan •
\dap \dapat at
menja enjad di
sum sumber
infeks feksii
yang ang
meni enimbulkan lkan
ketidaknyamanan.\
4. Temperatur
Klie Klien n dengan dengan hemat hematem emesi esiss mele melena na pada pada umum umumny nyaa meng mengal alam amii kenai kenaika kan n tempe temperat ratur ur seki sekita tarr 38 - 39 dera deraja jatt Celc Celciu ius. s. Pada Pada kead keadaa aan n pre pre renja renjata tan n temperatur kulit menjadi dingin sebagai akibat gangguan sirkulasi. Penumpukan sisa perdarahan merupakan sumber infeksi pada saluran cerna sehingga suhu tubuh klien dapat meningkat. Selain itu pemberian infus yang lama juga dapat menjadi sumber infeksi yang menyebabkan suhu tubuh klien meningkat. 5. Eliminasi
Pada klien hematemesis melena pada umumnya mengalami gangguan eliminasi. Yang perlu dikaji adalah : •
Jumlah serta cara pengeluaran akibat fungsi ginjal terganggu. Urine
berkurang dan biasanya biasanya dilakukan dilakukan perawatan tirah baring. baring. •
Defikasi, perlu dicatat jumlah, warna dan konsistensinya.
6. Perlindungan
Latar belakang sosio ekonomi klien, karena pada hematemesis melena perlu dilakukan beberapa tindakan sebagai penegakan diagnosa dan terapi bagi klien. 7. Kebutuhan Fisik dan Psiologis
Perlindungan terhadap bahaya infeksi. Perlu dikaji : kebersihan diri, kebersihan lingkungan lingkungan klien, kebersihan alat-alat tenun, mempersiapka mempersiapkan n dan melakukan melakukan pembilasan pembilasan lambung, lambung, cara pemasangan pemasangan dan perawatan pipa lambung, lambung, cara persiapan dan dan pemberian pemberian injeksi injeksi IV atau IM.
11
Perlindungan terhadap bahaya komplikasi : •
Kaji persiapan pemeriksaan endoscopy (informed concern).
•
Persiapan
yang
berhubungan
dengan
pengambila pengambilan/pem n/pemeriksaa eriksaan n darah.
8. Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul m uncul adalah: •
Defisit Defisit volume volume cairan cairan sehubun sehubungan gan dengan dengan perdaraha perdarahan n (kehila (kehilanga ngan n secara aktif)
•
Potensial gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan hipovolemik karena perdarahan.
•
Tidak efektifnya pola napas sehubungan dengan asites dan menurunnya menurunnya pengembangan pengembangan diafragma. diafragma.
•
Potensial inferksi sehubungan dengan berkurangnya sel darah putih.
•
Gangguan rasa nyaman: nyeri sehubungan dengan rasa panas/terbakar pada mukosa lambung lambung dan rongga mulut. mulut. atau spasme otot dinding dinding perut.
•
Kurangn Kurangnya ya pengetahu pengetahuan an sehubun sehubungan gan dengan dengan kurangny kurangnyaa inform informasi asi tentang penyakitnya.
•
Kecemasan sehubungan dengan penyakitnya.
•
Risiko tinggi terjadinya gangguan kesadaaran.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN Resiko Resiko Tinggi Tinggi kurang kurang Kebutuhan cairan terpenuhi i. volume cairan sehu sehubu bung ngan an deng dengan an Kriteria : perdarahan Tanda vital dalam batas ∗ Data Subyektif : normal. Klie Klien n puassa puassa , meras merasaa Turgor kulit normal. ∗ haus, sering berkeringat Membr embran an mukos ukosaa ∗ Data Obyektif : mukosa mukosa lembab. mulut mulut keri kering ng,, munta muntah h Produks Produksii urine urine output output ∗ dara darah h seri sering ng (3 kali kali)) seimbang diru diruma mah h saki sakit, t, bera berak k Munt Muntah ah dara darah h dan dan ∗ darah campur campur kencin kencing g berah darah berhenti berhenti berwarna merah kecoklatan.
INTERVENSI Ukur dan catat pemasukkan pemasukkan dan pengeluaran.
RASIONAL Dokumentasi Dokumentasi yang akurat membantu membantu meng-iden meng-identifikas tifikasii kehilangan kehilangan cairan atau memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan cairan dan mempengaruhi tindakan selanjutnya.
Monitor vital sign
Hipoten Hipotensi, si, tachikar tachikardi, di, pening peningkata katan n respirasi respirasi merupa merupakan kan indikasi kekurangan cairan.
laborasi : Monit or or • parentral
Keluarn Keluarnya ya darah yang yang berlebi berlebihan han dapat dapat meny menyebab ebabkan kan hipovelemia, kolaps sirkulasi. c ai ai ra ran
Monitor laboratorium • ; Hb, Hct
Penuruna Penurunan n volume volume cairan cairan petens petensial ial untuk terjadiny terjadinyaa dehidrasi, dehidrasi, kolaps kardiovaskuler kardiovaskuler tidak seimbangnya seimbangnya cairan dan elektrolit. Anemia, Hct rendah terjadi akibat kehilangan cairan pada saat muntah darah dan berak darah
Daftar Pustaka
Soeparman: Ilmu penyakit dalam Jilid II, FK-UI, Jakarta. 1984 Long, Phips, Medical surgical nursing, Philadelphia, WB. Sounders. 1991 Junadi, P. et all, Kapita Kapita selekta, Media Aesculapius, Aesculapius, FK-UI, Jakarta. 1984
Daftar Pustaka
Soeparman: Ilmu penyakit dalam Jilid II, FK-UI, Jakarta. 1984 Long, Phips, Medical surgical nursing, Philadelphia, WB. Sounders. 1991 Junadi, P. et all, Kapita Kapita selekta, Media Aesculapius, Aesculapius, FK-UI, Jakarta. 1984