LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ADENOTONSILITIS ADENOTONSILITIS KRONIS
Disusun Oleh :
MASYKUR KHAIR
PENDIDIKAN PROFESI NERS KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSIT UNIVERSI TAS ISLAM I SLAM SULT SULTAN AGUNG SEMARANG 20!
ADENOTONSILITIS KRONIS K"nse# Me$is
A% Pene&'i(n Adenotonsilitis kronis adalah radang kronis pada tonsila palatine dan adenoid (Gotlieb, 2005). Adenotonsilitis kronis adalah infeksi yang menetap atau berulang dari tonsil dan adenoid. Denisi adenotonsilitis kronis yang berulang terdapat pada pasien dengan infeksi ! atau lebih per tahun. "irri khas dari adenotonsilitis kronis adalah kegagalan dari terapi dengan antibioti#. (George, $%%&) Adenotonsilitis kronik adalah keradangan kronik pada tonsil sebagai akibat hipertro folikel'folikel getah bening disertai hipertro adenoid yang teradi pada anak. )% Anatomi Dan Fisiologi $. Anatomi a. Adenoid Adenoid merupakan kumpulan jaringan limfosid sepanjang dinding posterior nasofaring di atas batas platum mole.adenoid terletak posterior-superior dinding nasofaring di antara basis tengkorak dan dinding belakang nasofaring pada garis media. Permukaan bebasnya di lapisi epitel pseudo kompleks kolumner bersilia, permukaan dalamnya tidak berkapsul. Permukaan bebasnya mempunyai celahcelah (kripte) yang dangkal seperti lekukan saja. b. Tonsil Tonsil merupakan jaringan limfoid yang terletak di fosa tonsilaris pada kanan kiri orofaring. Batas fosa tonsilaris adalah bagian depan plika anterior yang di bentuk oleh otot-otot palatoglosus dan bagian belakang plika posterior yang dibentuk oleh otot palatofaringeus terdapat macam tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatine dan tonsil lingual yang ketiganya membentuk lingkaran yang di sebut cincin !aldeyer.
2. "ungsi a. Adenoid Adenod yang dalam keadaan normal berperan membantu sistem imunitas tetapi bila telah terjadi infeksi kronis maka akan terjadi pengikisan dan fibrosis dari jaringan limfoid. Pada penyembuhan jaringan limfoid tersebut akan diganti oleh jaringan perut yang tidak berguna. b. Tonsil "ungsi tonsil yang sesungguhnya belum jelas di ketahui, tetapi ada beberapa teori yang dapat diterima antara lain # $embentuk %at-%at anti dalam sel plasma pada !aktu terjadi reaksi seluler 1) $engadakan limfositosis dan limfositolisis. 2) $enangkap dan menghancurkan benda-benda asing maupun mikroorganisme 3) yang masuk ke dalam tubuh melalui tubuh dan hidung. (&upardi dan 'skandar, *)
". E'i"l"*i Penyebab
tersering
pada
adenotonsilitis
kronis
adalah
bakteri
streptococcus β hemoliticus grup A, selain karena bakteri dapat di sebabkan oleh +irus, kadang-kadang dapat disebabkan oleh bakteri seperti spirochaeta
dan treponema
incent ($arenstein, ) "aktor predisposisi # . angsangan yang menahun.(merokok, makanan) . Pengaruh cuaca . /ygiene mulut yang buruk. (0urbaiti dan 1liaty. 223)
D% P('"+si"l"*i Adenoid merupakan kumpulan jaringan limfoid di sepanjang posterior dan nasofaring, fungsi utama dari adenoid adalah sebagai pertahanan tubuh, dalam hal ini apabila terjadi in+asi bakteri melalui ujung hidung yang menuju nasofaring, maka sering terjadi in+asi sistem pertahananya berupa sel-sel leucosit, apabila sering terjadi in+asi kuman maka adenoid semakin lama akan semakin membesar karena sebagai kompensasi bagian atas maka dapat terjadi hiperplasi adenoid. Akibat dari hiperplasi ini akan timbul sumbatan kuana dan sumbatan tuba eusthacius. Akibat sumbatan tuba eusthacius akan terjadi otitis media akut berulang, otitis media kronik dan akhirnya dapat terjadi otitis media superatif kronik. Akibat hyperplasia adenoid juga akan menimbulkan gangguan tidur, tidur ngorok, retardasi mental, dan pertumbuhan fisik berkurang.
Pada tonsillitis kronis karena proses radang yang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid di ganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripte melebar. &ecara klinik kripte tampak diisi oleh detritus. proses ini berjalan terus sampai menembus kapsul dan terjadi pelekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.(4otlieb, 3)
E% T(n$( $(n Ge,(l( Geala adenotonsilitis kronis adalah sering sakit menelan, hidung tersumbat sehingga nafas leat mulut, tidur sering mendengkur karena nafas leat mulut sedangkan otot'otot relaksasi sehingga udara menggetarkan dinding saluran nafas dan u*ula, sleep apnea symptoms, dan maloklusi. +a#ies adenoid mulut selalu membuka, hidung ke#il tidak sesuai umur, tampak bodoh, kurang pendengaran karena adenoid terlalu besar menutup torus tubarius sehingga dapat teradi peradangan menadi otitis media, rhinorrhea, batuk'batuk, palatal phenamen negatif ($ansjoer, ). -asien yang datang dengan keluhan sering sakit menelan, sakit leher, dan suara yang berubah, merupakan tanda'tanda terdapat suspek abses peritonsiler. F% Pen('(l(-s(n((n -ada keadaan dimana terdapat adenotonsilitis kronis berulang lebih dari kali per tahun selama dua tahun berturut'turut, maka sangat dianurkan
melakukan
operasi
adenotonsilektomi
dengan
#ara
kuretase. ndikasi adenotonsilektomi $. +okal infeksi 2. /eberadaan adenoid dan tonsil sudah mengganggu fungsi'fungsi yang lain, #ontoh sakit menelan. (4otlieb , 5 , 3)
G% Pe.e&i-s((n Penun,(n* $. -emeriksaan radiologi !'foto soft tissue nasofaring radio adenoid, untuk melihat adanya pembesaran pada adenotonsilitis kronis. 2. -emeriksaan A1 H% K".#li-(si 1. "aringitis 2. Bronchitis 3. &inusitis kronik 4. 6titis media kronik 5. 6titis media superati+ kronik 6. 7omplikasi secara hematogen atau limfogen (endokarditis, miositis, nefritis, indosiklitis, dermatitis, dan furunkulosis) (4otlieb , 5 , 3)
I. Pathway ATK
Bakteri streptococcus β hemotiticus, +irus 'n+asi tonsil dan adenoid Adenotonsilitis
1pitel mukosa dan jaringan melebar 7ripte diisi oleh detritus /iperplasi adenoid &akit menelan
hidung tersumbat
Peradangan
Adenoiektomi
Peningkatan suhu tubuh
7etidak efektifan jalan napas
Prosedur pembedahan Anastesi
Pra operasi
post operasi
7urang pengetahuan luka insisi
8emas 9takut
situasi krisis /emoragi permukaan tonsil
esti cedera
7asar dan gundul
sakit menelan
Perubahan proses keluarga
ketidak nyamanan
4anggan menelan menolak untuk menelan
esti 4angguan pemenuhan nutrisi
0yeri
Asuhan Keperawatan A. Pengkajian
% dentitas. 2% /eluhan utama. 3iasanya klien dengan Adenotonsilitis kronik akan mengalami nyeri
telan, demam,
badan
lesu,
nafsu
makan berkurang
(anore!ia), hidung buntu, tidur mendengkur. /% 4iayat /eperaatan. (% 4iayat penyakit sekarang. -ada umumnya klien adenotonsilitis mengalami nyeri telan, peningkatan suhu tubuh, anore!ia (hilangnya nafsu makan). % 4iayat penyakit dahulu. ebelumnya klien pernah sakit adenotonsilitis atau tidak, sebelumnya klien pernah masuk rumah sakit atau tidak, nama penyebab penyakitnya. 1% 4iayat penyakit keluarga. Di keluarga ada yang
pernah
menderita
penyakit
adenotonsilitis atau penyakit tertentu (misal 13", D, 61 dll). !% -ola'-ola /esehatan (% -ola persepsi dan tata hidup sehat. eliputi peraatan diri dan #ara meraat kesehatan dirinya. % -ola nutrisi dan metabolisme. -eradangan yang teradi menyebabkan klien mengalami anore!ia sehingga pola makannya terganggu. #. -ola eliminasi. eliputi kebiasaan 3A/ dan 3A3, arnanya, konsistensi, frekuensi, dan bau baik sebelum masuk rumah sakit atau masuk rumah sakit. d. -ola istirahat dan tidur. eliputi lama tidur klien, sebelum masuk rumah sakit dan setelah masuk rumah sakit, serta gangguan aktu tidur. e. -ola aktitas dan latihan. eliputi akti*itas klien dirumah dan masyarakat serta lamanya klien berakti*itas.
f. -ola persepsi dan konsep diri. Dapat teradi ke#emasan terhadap keadaan penyakitnya dan hal itu
merupakan dampak
psikologi
klien. /onsep
meliputi body image, ideal, harga diri, peran dan identitas. g. -ola sensori dan kognitif.
diri
Daya pengelihatan, pendengaran, pen#iuman, perabaab dan perasa teradi gangguan atau tidak, pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. h. -ola hubungan dan peran. eliputi hubungan klien dengan teman sebaya, masyarakat, keluarga dan peran klien dalam keluarga. i. -ola penanggulangan stress. eliputi penyebab stress, koping terhadap stress, adaptasi terhadap stress dan peme#ahan masalah. . -ola tata nilai dan keper#ayaan. Agama dan keyakinan serta ritualitas. 5. -emeriksaan +isik a. /eadaan umum. 3iasanya klien adenotonsilitis akan mengalami peningkatan suhu, tonsil membengkak dan adanya nyeri tekan. b. /epala dan leher. Adanya pembengkakan pada tonsil, kemerahan pada tonsil, bibir kering, kriptus melebar dan terisi detritus. #. 1ingkat kesadaran. /lien tidak mengalami gangguan kesadaran (#ompos mentis). d. 1ingkat respirasi. /lien tidak sesak (44 20 kali7menit), tidak menggunakan alat bantu pernafasan, suara nafas tambahan tidak ada. e. istem thorak dan abdomen. 1idak terdapat kelainan, bentuk dada simetris, pada nafas teratur, pada daerah abdomen tidak ditemukan nyeri tekan. f. istem integuman. Akral hangat, turgor kulit baik, kelembaban kulit baik. g. istem #ardio*askuler. -ada pemeriksaan antung iramnya teratur, tidak didapatkan takikardia mapun bradikardia. h. istem gastrointestinal. 8idah kotor, nyeri telan, penurunan nafsu makan. i. istem muskuluskeletal. 1idak ada gangguan otot pada anggota gerak. )% Di(*n"s( Ke#e&(('(n % -eningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan (in9amasi). 2% Gangguan rasa nyaman (nyeri) tenggorokan, proses pembedahan.
berhubungan dengan nyeri
/% 4esti gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri telan, anore!ia. !% /etidakefektifan alan nafas berhubungan dengan hidung buntu, pembesaran tonsil. C. Intervensi
$. D! peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan. 1uuan Dalam aktu $ ! 2: am suhu tubuh turun. /riteria 6asil a. 1idak 1eradi 6ipertermi b. 11; dalam batas normal nter*ensi a. oniter tanda'tanda *ital 47 peningkatkan suhu tubuh menandakan infeksi berlanut b. 3eri kompres dingin pada lipat ketiak, dahi dan belakang kepala 47 perpindahan panas se#ara kenduksi #. Anurkan pada penderita untuk memakai pakaian tipis dan menyerap
keringat
47 memper#epat proses e*aparasi d. Atur *entilasi ruangan dengan baik 47 memperlan#ar sirkulasi udara e. Anurkan penderita untuk minum sedikit tapi sering 47 memper#epat e*aparasi f. /olaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti pinetik 47 anti piretik dapat membantu memper#epat menurunkan suhu tubuh 2. D! Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan nyeri tenggorokan. 1uuan
#. Anurkan klien untuk makan7minum sedikit tapi sering 47 meningkatkan intake #airan dan makanan serta melatih kempuan menelan d. 3ila perlu berikan #airan melalui ; dan atau makan selalui selang 47 memberikan #airan pengganti dan uga makanan ika /lien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut =. D! 4esti Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri telan, anore!ia. 1uuan
mengubah
pemberian nutrisi. #. 3ersihkan mulut klien sebelum dan sesudah makan. 47 membersihkan sisa makanan dan memberikan rasa nyaman sehingga nafsu makan meningkat. d. 3erikan makan dalam umlah ke#il dan dalam aktu yang sering dengan teratur. 47 meningkat intake makanan dalam memenuhi kebutuhan tubuh. e. /onsultasi dengan ahli gi>i. 47 merupakan sumber efektif untuk mengidentikasi kebutuhan kalori7nutrisi tergantung pada usia, 33, keadaan penyakit sekarang. :. D! /etidakefektifan alan nafas berhubungan dengan hidung buntu, pembesaran tonsil. 1uuan ?alan nafas menadi efektf dalam aktu $ ! 2: am. /riteria 6asil a. $enunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) b. &aturasi 6 dalam batas normal
nter*ensi a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan +entilasi
47
posisi
yang
baik
dan
nyaman
dapat
membantu
memaksimalkan adekuatnya intake oklisegen b. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam 47 istrahat dapat membantu untuk mengurangi penggunaan energi berlebih sehingga kebutuhan oksigen tetap stabil #. $onitor respirasi dan status 6 47 untuk mengetahui kemauan dan perkembangaan kondisi klien d. /olaborasi dalam pemberian oksigen tambahan bila perlu 47 untuk membantu memenuhi kebutuhan oksigen klien
Daftar Pustaka
Gotlieb, ?, 1he +uture 4isk f "hild 6ood leep Disordered 3reathing, 8@@-, *ol 2,
Arief,dkk.,200$,
1onsilitis
/ronis,
dalam
/edokteran. edia Aeskulapius, +/B, ?akarta.
/apita
elekta