LAPORAN TETAP PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I PENGECILAN UKURAN
Tasya Dita Salsa 05031181722010
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2018
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi spesifikasi tertentu, agar sesuai dengan efisiensinya. Agar memenuhi spesifikasi tersebut, ukuran partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih macam mesin yang akan digunakan dan kedua memilih cara operasinya. Guna memperoleh hasil yang sama pada peralatan ukuran sering dipasang saringan. Pengecilan ukuran merupakan suatu tindakan penanganan yang dilakukan dalam suatu mata rantai penanganan hasil pertanian yang bertujuan untuk memperkecil ukuran dan memperbesar luas permukaan dari bahan hasil pertanian sehingga akan lebih mudah untuk ditangani ke proses selanjutnya (Rahmadian et al ., 2012). Bahan hasil pertanian dalam bentuk padat pada umumnya memiliki ukuran yang besar dan kurang sesuai dengan kebutuhan untuk konsumsi maupun untuk diolah di pabrik. Selain itu, bentuk yang besar akan menyulitkan dalam hal penyimpanan. Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi pada bahan hasil pertanian dalam bentuk cair ataupun gas yang cenderung lebih mudah ditangani daripada bentuk padat. Dengan adanya hal tersebut, maka dibutuhkan suatu penanganan untuk dapat menyesuaikan bahan hasil pertanian yang ukurannya besar tersebut menjadi ukuran yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pabrik maupun konsumen langsung. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menangani hal ini adalah metode pengecilan ukuran. Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama, tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair attau bahan padat (Syah et al ., 2013).
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum pengecilan ukuran ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip pengecilan ukuran dan mengetahui hubungan pengecilan ukuran dengan luas permukaan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi enam bidang sisi berbentuk bujur sangkar kongruen berbentuk bujur sangkar. Kubus memiliki enam sisi, dua belas rusuk dan delapan titik sudut. Sifat-sifat yang dimiliki oleh kubus hampir sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh balok yang membedakan hanya ukurannya saja. Kubus memiliki sisi yang sama di semua sisinya. Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh permukaan bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan kubus perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yakni banyak bidang pada kubus dan bentuk masing-masing bidang. Jaring-jaring kubus merupakan rentangan dari permukaan kubus Sehingga untuk menghitung luas permukaan kubus sama dengan menghitung luas jaring jaringnya. Sebuah kubus memiliki enam buah sisi yang berbentuk persegi yang berukuran sama, ke enam sisi persegi tersebut adalah sisi ABCD, ABFE, ADHE, CDHG, BCGF, dan EFGH. Karena panjang setiap rusuk kubus s dan setiap sisi nya berbentuk persegi yang sama (Feriana et al ., 2016). 2.2. Luas Permukaan
Luas permukaan adalah total keseluruhan permukaan suatu benda, yang dihitung dengan menjumlahkan seluruh permukaan pada benda tersebut. Setiap bidang mempunyai rumus yang berbeda, jadi pertama-tama kamu harus menentukan bidang yang harus dihitung luasnya. Mengingat rumus luas permukaan beragam bidang akan mempermudah perhitunganmu di kemudian hari. Luas permukaan menyatakan luasan permukaan suatu benda padat tiga dimensi. Mengukur luas permukaan suatu benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan alat ukur baku dan alat ukur tidak baku. Alat ukur tidak baku merupakan alat ukur yang tidak mempunyai kepastian ukuran, artinya ketika kita mengukur luas permukaan suatu benda dengan dua alat ukur tidak baku yang berlainan, misalnya dengan buku akan diukur luas permukaan sebuah meja, maka akan dihasilkan luas permukaan yang berbeda (Syahbana et al ., 2013).
2.3. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Bahan padat bisa dihancurkan dengan delapan atau sembilan cara, tetapi hanya empat cara yang umum diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran. Keempat cara itu adalah kompresi, pukulan, atrisi, dan pemotongan . Pada umumnya, kompresi digunakan pada pengecilan ukuran padatan yang keras, pukulan digunakan untuk bahan padatan yang kasar, setengah kasar, dan halus. Atrisi digunakan untuk memperoleh produk-produk yang sangat halus, sedangkan pemotongan untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran tertentu, halus atau kasar. Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi spesifikasi tertentu agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi spesifikasi tersebut, ukuran partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih macam mesin yang akan digunakan dan kedua memilih cara operasinya. Guna memperoleh hasil yang sama pada peralatan ukuran sering dipasang saringan (Hidayat et al ., 2017). Pengecilan ukuran bisa merupakan operasi utama pada pengolahan pangan atau operasi tambahan. Pada pengecilan ukuran, bisa dibedakan antara pengecilan ukuran yang ekstrim yakni penggilingan dengan pengecilan ukuran yang produknya relatif berdimensi besar dalam pemotongan. Kemampuan mesin atau peralatan pengecilan ukuran ditentukan oleh kapasitas mesin, tenaga atau energi yang dibutuhkan tiap unit bahan, ukuran dan bentuk bahan sebelum dan sesudah pengecilan ukuran. Tujuan ekonomis dari proses pengecilan ukuran adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya yang minimum. Modal, biaya operasi, dan biaya perawatan memegang peranan penting dalam proses pengolahan. Ketiga hal tersebut harus diperhitungkan sebelum memilih jenis mesin pengecil ukuran. Pada umumnya pengetahuan tentang karakteristik bahan yang akan diolah, serta mesin yang akan digunakan perlu diketahui. Dalam pengecilan ukuran meliputi tatacara pemecahan, pemotongan dan penggilingan. Pengecilan ukuran dilakukan secara mekanis tanpa harus mengalami perubahan sifat-sifat kimianya. Bahan mentah lebih sering besar dari pada kebutuhan sehingga ukuran bahan harus diperkecil (Tambun et al ., 2016).
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum telah dilaksanakan pada hari Jum'at, tanggal 23 Maret 2018 pukul 08.00 s/d pukul 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
3.2. Alat Dan Bahan
jjjjjjjAlat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : 1) Penggaris, dan 2) Pensil. jjjjjjjjBahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : 1) Kotak kubus dengan berbagai ukuran.
3.3. Cara Kerja
Cara kerja pratikum kali ini adalah : 1.
Ukurlah luas sisi tiap kubus yang telah dibuat dengan penggaris.
2.
Hitung dan jumlahkan total luas tiap sisi kubus yang telah diukur.
3.
Amati dan analisis perbedaan luas masing masing kubus dan hubungkan dengan teori hubungan ukuran partikel dan luas permukaan.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum pengecilan ukuran ini adalah: Tabel 1. Hasil dari Praktikum Pengecilan Ukuran No.
1. 2. 3.
Bahan
Kubus 20 x 20 Kubus 10 x 10 Kubus 5 x 5
Jumlah kubus
1 buah 8 buah 64 buah
Luas Persegi
400 cm2 100 cm2 25 cm2
4.2. Grafik Grafik Antara Diameter dan Luas Permukaan
Luas Permukaan
2400 cm2 4800 cm2 9600 cm2
4.3. Pembahasan
Pengecilan ukuran memiliki beberapa manfaat dan tujuan dalam pengolahan pangan, diantaranya yaitu terjadinya peningkatan luas permukaan bahan terhadap rasio volume, sehingga dapat menaikkan kapasitas laju pengeringan, pemanasan, dan pendinginan, serta dapat menaikkan efisiensi dan laju ekstraksi komponen yang larut. Selain itu, apabila pengecilan ukuran dikombinasikan dengan proses pengayakan, maka pengecilan ukuran dapat menentukan ukuran bahan partikel yang dihasilkan sehingga memudahkan dalam proses pengklasifikasian ukuran. Proses pengecilan ukuran memiliki pengaruh terhadap nilai gizi pada bahan pangan yang diolah karena mengingat proses pengolahannya yang berlangsung secara cepat dan efisien sehingga tidak terlalu memakan banyak waktu dalam pengolahan yang dapat menyebabkan hilangnya kandungan nilai gizi makro maupun mikro dari bahan tersebut. Kemudian, proses pengecilan ukuran pada bahan pangan juga dapat meningkatkan efisiensi proses pengadukan bahan dan dapat memenuhi standar ukuran produk tertentu, misalnya untuk produk gula licing atau proses refining pada pengolahan cokelat. Semakin kecil ukuran partikel zat padat maka total luas permukaan sentuhan zat padat tersebut semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan apabila partikel dengan ukuran yang kecil itu dihitung dengan operasi perkalian maka hasil yang didapatkan akan lebih besar dalam satuan sentimeter kuadrat daripada partikel dengan ukuran yang lebih besar. Luas permukaan yang lebih besar dapat membantu kelancaran beberapa proses, seperti membantu proses ekstraksi suatu senyawa dengan meningkatkan luas kontak bahan dengan pelarut, mempercepat waktu pengeringan bahan, mempercepat proses pemasakan, dan lain sebagainya. Pengecilan ukuran juga mempengaruhi proses pengeringan bahan pangan karena ukuran partikel suatu bahan yang kecil akan mempermudah proses pengeluaran atau penghilangan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan menggunakan energi panas hingga mencapai kadar air yang dikehendaki dibandingkan dengan ukuran partikel yang lebih besar. Biasanya kandungan air bahan pangan dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh didalamnya karena mikroba membutuhkan air untuk pertumbuhan dan perkembangan.
BAB 5 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum pengecilan ukuran ini yaitu : 1. Pengecilan ukuran memiliki beberapa manfaat dan tujuan dalam pengolahan pangan. 2.
Pengecilan ukuran dapat menentukan ukuran bahan partikel yang dihasilkan sehingga memudahkan dalam proses pengklasifikasian ukuran.
3. Luas permukaan yang lebih besar dapat membantu kelancaran beberapa proses pengolahan bahan pangan. 4. Pengecilan ukuran dapat mempercepat proses pematangan bahan pangan sehingga tidak terlalu banyak memakan waktu dan menghilangkan nilai gizi. 5. Pengecilan ukuran dapat mempengaruhi proses pengeringan bahan pangan karena ukuran partikel yang kecil akan mempermudah proses pengeluaran kadar air.
DAFTAR PUSTAKA
Feriana, O. dan Putri, R. 2016. Desain Pembelajaran Volume Kubus dan Balok Menggunakan Filling dan Packing di Kelas V SD. Jurnal Kependidikan. 46(2), 149-163. Hidayat, B., Akmal, S., dan Surfiana, S. 2017. Pengaturan Ketebalan Irisan Ubi Kayu untuk Meningkatkan Rendemen dan Karakteristik Beras Siger (Tiwul Modifikasi). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 16(3), 178-185. Syah, H., Yusmanizar, U., dan Maulana, O. 2013. Karakteristik Fisik Bubuk Kopi Arabika Hasil Penggilingan Mekanis dengan Penambahan Jagung dan Beras Ketan. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 5(1), 36-44. Syahbana, A., Apriandi, K., dan Didi, K. 2013. Alternatif Pemahaman Konsep Umum Volume Suatu Bangun Ruang. Jurnal Edumatika. 3(2), 21-28. Rahmadian, O., Triyono, S., dan Warji. M. 2012. Uji Kinerja Hammer Mill dengan Umpan Janggel Jagung ( Performance Test Hammer Mill with Corn Feed Corncob). Jurnal Teknik Pertanian. 1(1), 11-16. Tambun, R., Limbong, H., dan Manurung, E. 2016. Pengaruh Ukuran Partikel, Waktu, dan Suhu pada Ekstraksi Fenol dari Lengkuas Merah. Jurnal Teknik Kimia. 5(4), 53-56.