Makalah: “Alat Pengecilan Ukuran Bahan Ukuran Bahan Hasil Pertanian” Pertanian” Makalah ini Dibuat untuk untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tugas Mata Kuliah Satuan Operasional Industri Pangan Pangan II
Disusun Oleh: Ani Nurhayati
(C1061151002) (C1061151002)
Veronika Triarti Setia Rini
(C1061151018) (C1061151018)
Rosiana
(C1061151020)
Chelsyana Cherry
(C1061151034) (C1061151034)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan kami tugas membuat makalah ini, sehingga kami dapat lebih memahami materi i ni. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pontianak, 6 Maret 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2 C. Tujuan Makalah........................................................................................ 3 BAB II ..................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ................................................................................................. 4 A. Pengertian Pengecilan Ukuran dan Caranya ............................................ 4 B. Jenis-Jenis Alat Pengecilan Ukuran beserta Prinsipnya ........................... 6 C. Gambar Alat Pengecilan Ukuran............................................................ 12 BAB III ................................................................................................................. 14 PENUTUP ......................................................................................................... 15 A. Kesimpulan ............................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di bidang pertanian, dihasilkan berbagai macam bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan lainnya. Bahan pangan tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Terkadang bentuk dan ukuran bahan pangan mentah berukuran lebih besar dari pada kebutuhan sehingga ukuran bahan tersebut harus diperkecil sesuai dengan yang dibutuhkan. Kegiatan atau cara yang dilakukan dalam melakukan pengecilan bahan tersebut merupakan teknik pengecilan ukuran bahan hasil pertanian.Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan cara meningkatkan efisiensi penanganan pascapanen. Secara ekonomis penggunaan mesin pengecil ukuran lebih mudah dilakukan dan lebih murah jika dibandingkan secara manual. Selain itu, operasi pengecilan ukuran merupakan salah satu perlakuan pendahuluan yang dapat mempermudah proses-proses selanjutnya Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran, pemotongan dan penggilingan. Pengecilan ukuran bahan merupakan pengecilan secara mekanis tanpa mengubah sifat-sifat kimia dari bahan. Pentingnya pengecilan ukuran adalah mengubah sifat-sifat fisik bahan yang sangat diperlukan untuk penangan lanjut, seperti perlakuan pemindahan, pengaliran dan pengangutan bahan dan perlakuan pemanasan, pendinginan sampai dengan pencampuran bahan baik yang mencakup perubahan fisik, mekanis, kimia, dan mikrobiawi bahan. Pengecilan ukuran dapat dibedakan menjadi pengecilan ukuran yang ekstrim atau penggilingan pengecilan ukuran yang relatif masih berukuran lebih besar atau sering menjadi bentuk khusus atau pemotongan. Pengecilan ukuran merupakan usaha untuk mengurangi ukuran bahan dengan kerja mekanis, membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di bidang industri pangan adalah penggilingan butiran-butiran gandum menjadi tepung. Dalam proses pemecahan biasa
1
mengaplikasikan berbagai macam gaya pemecahan diantaranya, gaya pukul, gaya sobek dan gaya tekan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan yaitu faktor dari bahan diantaranya varietas, kekerasan, struktur mekanis dan kadar air. Faktor dari alat pemecah yaitu kontruksi alat, operasi dan kinerja alat (Kartasapoetra, 1994). Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bagian padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas dalam industri pangan adalah penggilingan butiran-butiran gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan pangan kering seperti sayuran. Pemotongan digunakan untuk memecahkan potongan besar bahan pangan menjadi ptongan-potongan kecil yang sesuai untuk pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle,1982). Peralatan pengecil ukuran bahan hasil pertanian dapat dikelompokkan menjadi mesin penghancur, mesin penggiling, mesin penggiling sangat halus, dan mesin pemotong. Prinsip kerja masing-masing alat di atas berbeda-beda. Aksi utama dari mesin penghancur adalah kompresi. Mesin penggiling menerapkan pukulan dan gilingan serta kadang-kadang dikombinasikan dengan kompresi. Mesin penggiling sangat halus bekerja dengan menerapkan prinsip gesekan. Mesin pemotong bekerja dengan menggunakan aksi potong.
B. Rumusan masalah 1)
Apakah yang dimaksud dengan pengecilan ukuran dan cara pengecilan ukuran bahan hasil pertanian?
2) Apakah jenis-jenis alat pengecilan ukuran beserta prinsip kerja dari alat pengecilan ukuran tersebut? 3) Apa saja contoh dari alat pengecilan ukuran ?
2
C. Tujuan Makalah 1) Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan pengecilan ukuran dan cara pengecilan ukuran bahan hasil pertanian. 2) Untuk mengetahui jenis-jenis alat pengecilan ukuran bahan hasil pertanian beserta prinsip kerjanya. 3) Untuk mengetahui contoh dari alat pengecilan ukuran bahan hasil pertanian.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengecilan Ukurandan Caranya
Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukkan pada suatu operasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian yang berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia. Pengecilan ukuran dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada saat penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata. Pengecilan ukuran dapat diartikan juga sebagai suatu bentuk proses penghancuran dari pemotongan bentuk padatan menjadi bentuk yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Terdapat empat cara yang diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran, yaitu (1) kompresi, pengecilan ukuran dengan tekstur yang keras; (2) impact atau pukulan, digunakan untuk bahan padatan dengan tekstur kasar; (3) attrition, digunakan untuk menghasilkan produk dengan tekstur halus dan; (4) cutting, digunakan untuk menghasilkan produk dengan ukuran dan bentuk tertentu (Mc. Cabe, et. al.,1976). Menurut Henderson dan Perry (1982), pada prinsipnya pengecilan ukuran diklasifikasikan menurut produk akhir yang dihasilkan. Yang pertama adalah pengecilan ukuran ekstrim yaitu merubah dimensi ukuran bahan secara s ignifikan, misalnya penggilingan dan penggerusan. Kedua adalah pengecilan bahan yang menghasilkan ukuran produk yang masih berdimensi besar atau nisbah produk akhir dengan awalnya tidak terlalu signifikan, misalnya pada proses pemotongan dan pengemasan. Semua cara yang digunakan untuk memotong partikel zat padat dan dipecahkan menjadi kepingan – kepingan yang lebih kecil dinamakan size reduction atau pemecahan/ pengecilan ukuran. Di dalam industri pengolahan, zat
padat diperkecil dengan berbagai cara yang sesuai dengan tujuannya. Produk – produk komersial biasanya harus memenuhi spesifikasi yang sangat ketat dalam hal ukuran maupun bentuk partikelnya yang
sangat berpengaruh terhadap
4
reaktifitas zat padat tersebut. Pemecahan ini juga dapat memisahkan komponen yang mungkin tidak diinginkan dengan cara mekanik,
serta dapat juga
memperkecil bahan – bahan berserat untuk memudahkan proses penanganannya. Secara umum tujuan dari size reduction atau pemecahahan ini adalah: Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan
tertentu Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia
yang terpaut pada padatan tertentu. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi. Penyesuaian dengan kebutuhan spesifikasi produk atau mendapatkan
bentuk tertentu. Untuk menambah luas permukaan padatan. Mempermudah pencampuran bahan secara merata.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat size reduction : Ukuran umpan, Size reduction ratio, Distribusi ukuran partikel dii arus produk, Kapasitas, Sifat bahan, seperti hardness, abrasiveness, stickiness, densitas, dll. Kondisi basah atau kering.
Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, yaitu: a.
Kompresi (tekanan)
Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap buah, Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang keras. Alat dari kompresi ini dinamankan chrushing rolls. b. Impak (pukulan) Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran dengan memanfaatkan gaya impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalam waktu yang singkat. Prinsip kerja
5
dari impact adalah dengan memukul buah. Alat yang biasa digunakan yaitu hammer mill. c. Atrisi (gesekan) Atrisi menghasilkan zat yang sangat halus dari bahan yang lunak dan tidak abrasif. d. Pemotongan Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan ujung suatu benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur permukaan yang terbentuk oleh proses pemotongan relatif halus, pemotongan lebih cocok dilakukan untuk sayuran dan bahan lain yang berserat. B. Jenis-Jenis Alat Pengecilan Ukuran beserta Prinsipnya
Berdasarkan cara kerja dan ukuran produk yang diperoleh, maka peralatan size reduction dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:
1.
Crusher (mesin pemecah)
2.
Grinder (mesin giling)
3.
Ultrafine Grinder (mesin giling ultra halus)
4.
Cutting machine (mesin pemotong)
Peralatan yang digunakan :
a. Hammer Mill Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force).
b. Disc Mill Disk Mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan produk dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan lainnya. Alat ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan penghancur biji kedelai dalm keadaan kering maupun basah.
6
c. Multi Mill Multi mill bekerja dengan impact . Sama seperti hammer millimpact dilakukan cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa besi, sehingga momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat memecah ikatan antara padatan bahan.
d. Attrition mill mempunyai piring-piring yang biasanya terbuat dari baja. Piring piring (circular disc) tersebut berputar. Sumbu piring biasanya horizontal tapi terkadang vertikal. Bahan yang digunakan biasanya partikel-partikel solid yang lunak.
e. Jaw Chruser Prinsip seperti gigi geraham menghancurkan makanan.Jaw Crusher adalah type crusher yang paling umum, dimana sistem kerjanya memampatkan / menghimpit material hingga hancur, biasa digunakan untuk menghancurkan batu jenis batu yang keras, seperti batu kali, batu pegunungan, batu mineral, batu emas, batu mangan, batu besi, dsb.
f. Roller Mills Prinsip kerja roller mill/penggilingandigunakan untuk menggiling dan menghancurkan gandum di tanaman selelear pengolahan. Hal ini dirancang untuk mendapatkan tepung dan semolina dalam tepung dan pabrik semolina dengan mengolah gandum dibersihkan.
g. Fluid Energy Mills Dalam jenis ini, patikel partikel zat padat dapat melayang didalam udara dan dibawa dengan kecepatan tinggi dalam lintasan berbentuk lingkaran atau elips. Sebagian dari pengecilan berlangsung pada waktu partikel menumbuk atau menggosok dinding kamar pengurung, namun sebagian besarnya diperkirakan terjadi karena atrisi antar partikel. Dengan klasifikasi dalam partikel-partikel besar yang dijaga tetap berada didalam
7
penggiling sampai ukurannya sudah cukup kecil sesuai dengan yang dikehendaki. h. Cutting Pada mesin ini proses pemotongan dilakukan agar diperoleh ukuran blok mie yang sesuai dengan standar diaman standar tersebut tergantung dari jenis mie masing-masing. Ketajaman pisau dan ketapatan pisau pemotong merupakan hal yang harus diperhatikan. Mie yang baik adalah yang mampu berdiri dengan tegak pada keempat sisinya. Hal ini dipengaruhi oleh ketepatan pemotongan serta kelipatan mie.
i. Pengayakan Pengayakan merupakan salah satu metode untuk memisahkan fraksi-fraksi tertentu sesuai dengan keperluan dari suatu material yang baru mengalami grinding/penghalusan bahan. Pengayakan dilakukan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen. Ayakan yang digunakan mempunyai dua ukuran yaitu ukuran panjang dan mesh number (jumlah lubang dalam 1 inchi). Seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana beras yang dianalisis dimasukkan ke dalam ayak yang paling atas. Terdapat empat ayakan yang tesusun dari yang paling besar sampai paling rapat dengan ukuran sebagai berikut: D1 = 20 mesh / 0,850 mm; D2 = 60 mesh / 0,25 mm; D3 = 80 mesh / 0,18 mm; D4 = 100 mesh / 0,15 mm.
Macam-macam alat pengecil ukuran dan prinsip kerjanya antara lain :
1.
Hammer Mill Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan
8
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul dapat juga terjadi sedikit gaya sobek.
2.
Disc Mill Disc mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan produk dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan lainnya. Alat ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan penghancur biji kedelai dalm keadaan kering maupun basah. Disk mill merupakan alat yang memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama seperti dengan stone mill. Keduanya sama-sama memiliki dua piringan yang dipasangkan pada sebuah shaft. Terdapat dua macam disk mill yaitu (1) disk mill yang bergerak pada satu roda dan roda lainnya stasioner dan (2) disk mill dimana kedua rodanya bergerak. Pada keadaan pertama, satu piringan terpasang permanen (stasioner) pada badan mesin. Sedangkan pada keadaan kedua, piringan berputar bersamaan dalam arah putaran yang berlawanan satu dengan lainnya. Bahan yang akan diproses dimasukkan melalui bagian atas alat (corong pemasukan) yang mempunyai penampung bahan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus (AEL, 1976).
3.
Multi Mill Multi mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer millimpact dilakukan cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa besi, sehingga momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat memecah ikatan antara padatan bahan. Perbedaan hammer mill dengan multi mill terletak pada besi yang digunakan untuk menghantam bahan. Pada multi mill besi yang digunakan mempunyai dua sisi, salah satu sisi berujung runcing dan satu sisi berujung tumpul. Putaran alat pun dapat dirubah-rubah sesuai dengan ujung besi yang mana yang akan digunakan. Dengan alat seperti ini maka dapat digunakan untuk berbagai jenis bahan sehingga disebut multi mill.
9
4.
Attrition Mill Terdiri atas dua plat kasar yang saling berhadapan, satu diam dan satunya lagi berputar. Material diumpankan ke ruang diantara kedua plat, dan diperkecil melalui pemecahan dan penggeseran. Kehalusan output dikendalikan oleh jenis plat dan spacing. Attrition Mills mempunyai prinsip kerja seperti pekerjaan mengampelas.
5.
Jaw crusher Prinsip kerjanya seperti gigi geraham menghancurkan makanan. Sistem kerjanya memampatkan / menghimpit material hingga hancur, biasa digunakan untuk menghancurkan batu jenis batu yang keras, seperti batu kali, batu pegunungan, batu mineral, batu emas, batu mangan, batu besi, dsb. Unjuk kerja dari Jaw Crusher sangat-sangat ditentukan oleh ukuran Fly wheel ( Roda Gila) nya dan kekuatan Shaft, karena kedua komponen tersebut berperan vital.
6.
Roller Mills Prinsip kerja roller mill/penggilingan digunakan untuk menggiling dan menghancurkan gandum di tanaman selelear pengolahan.Gulungan bekerja paralel secara otomatis dibuka dan ditutup oleh sistem pneumatik yang digerakkan oleh sebuah unit kontrol elektronik. Gandum bersih memasuki pabrik rol dalam cermin suatu cerat dan proses penggilingan dimulai. Indikator tingkat Capacitive menyesuaikan jumlah butir, yang memasuki pabrik rol dari i nlet, yang mengontrol gulungan makan. Biji-bijian, yang mengalir secara teratur melalui gulungan, mengalami pengolahan. Sistem penyesuaian, yang menyediakan pendekatan yang sangat tepat dari gulungan satu sama lain, dapat dengan mudah diintegrasikan dengan sistem otomatisasi. Udara, yang tersedot melalui sistem pneumatik melalui saluran udara khusus diciptakan, menyediakan aliran biasa gabah antara gulungan. Efisiensi dari pabrik rol meningkat karena fitur tersebut. Produk digiling dibuang ke dalam hopper, yang ditempatkan di bawah pabrik rol dan kemudian disampaikan melalui suatu sistem pneumatik.
10
7. Fluid Energy Mills Prinsip kerja fluid energy mills umpan masuk didekat bawah bagian lingkar melalui injector venture. Klasifikasi hasil gilingan berlangsung pada belokkan lingkar sebelah atas. Pada waktu arus gas mengalir dibelahan itu dengan kecepatan tinggi, partikel-partikel besar terlempar kearah luar menumbuk dinding luar sedangkan partikel-partikel halus mengumpul melalui dinding dalam. Suatu bukaan pengeluar yang dipasang pada dinding dalam membawa partikel halus itu ke pemisah siklon dank e karung pengumpul hasil. Mesin ini banyak digunakan pada industry farmasi.
8. Cutting Alat yang digunakan pada tahap ini disebut Cutting machine. Prinsip kerja mesin ini adalah untaian mie dari tahap pengukusan dilewatika pada sebuah roller, lalu melewati cutter untuk dipotong sesuai ukuran dan dilipat dengan cangkulan yang mendorong bagian tengah potongan mie.
9. Pengayakan Prinsip kerja pada saat proses sizing adalah seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana ayak dengan anyaman paling rapat ditempatkan paling bawah dan anyaman paling besar ditempatkan paling atas dan pengayak tersebut diguncangkan secara mekanik selama beberapa waktu tertentu. Pada proses ini dilakukan 3 variasi waktu yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Partikel yang tertahan pada suatu ayak tertentu adalah yang lulus dari ayakan diatasnya. Partikel dari tiap ayakan lalu ditimbang dan setiap partikel yang dapat lulus dari ayakan ditampung dalam suatu wadah yang ditempatkan pada dasar susunan. Mesin pengayak tersebut tersusun dari beberapa tingkatan ayakan. Ayakan yang paling kasar ditempatkan dibagian atas sedangkan yang paling halus diletakkan dibagian bawah. Partikel beras yang tertahan pada suatu ayakan tertentu adalah ayak yang lulus diatasnya, maka hanyak diperlukan dua angka saja untuk menentukan jangkauan ukuran suatu tokokan, angka pertama berdasarkan ayak yang meluluskannya dan yang kedua ayak yang menahannya.
11
C. Gambar Alat Pengecilan Ukuran
1. Hammer Mill (mesin pemecah)
2. Disc Mill (mesin penggiling)
3. Multi Mill
12
4. Attrition Mill
5. Jaw Chrusher
6. Roller Mill
13
7. Fluid Energy Mills
8. Cutting machine
8. Pengayakan
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengecilan ukuran (size reduction) artinya membagi-bagi suatu bahan padat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanis atau menekan. Pengecilan ukuran bahan dapat dilakukan dengan cara pukulan, tekanan, gesekan, dan pemotongan. Tujuan dari pengecilan ukuran ini adalah untuk memenuhi suatu bahan spesifikasi tertentu agar sesuai dengan bentuk dan Untuk menambah luas permukaan padatan serta Mempermudah proses produksi. Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, Alat yang digunakan pada pengecilan ukuran ini adalah Hammer mill, Disc mill, Attrition mill, Jaw chrusher, dan Roller mill, Fluid energy mills, Cutting dan Pengayak. Alat-alat tersebut bekerja pada skala besar yang mendukung meningkatkan produktivitas kerja dalam industri. Dengan adanya alat tersebut pengecilan ukuran bahan yang dilakukan pada hasil pertanian dapat menghasilkan suatu produk yang memenuhi standar tertentu sehingga dapat menarik para konsumenuntuk membelinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB :Bogor Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra Hudaya: Jakarta. Stumba, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra Hudaya : Jakarta Brennan, JG., J.R. Butlers, N.D. Cowell, dan A.E.V.Lilly. 1974. Food Engineering Operations . Essex : Applied Science Publisher.
McCabe, W.L. dan J.C. Smith. 1976. Unit Operations of Chemical Engineering. Tokyo : McGraw Hill, Inc.
Raharjo, M. 1976. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian . Purwokerto : Universitas Jendral Soedirman. Smith, H.P. 1955. Farm Machinery and EquipmentInc . Fourth Edition, NewYork: Mc Graw-Hill Book Co. Sahara, Z. 2010. Sifat Reologi Bahan Pangan . Andi Offset. Yogyakarta.
Raharjo. 2010. Kimia dasar . Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Soedojo, P. 2008 . Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi . Gadjah Mada.
16