I.
UKURAN-UKURAN EP EPIDEMIOLOGI Epid Epidem emio iolo logi gi meru merupa paka kan n stud studii tenta tentang ng kejad kejadia ian n yang yang berk berkait aitan an deng dengan an
kesehat kesehatan/k an/kejad ejadian ian penyaki penyakitt (kecela (kecelakaa kaan, n, keterba keterbatasa tasan n dan kemati kematian) an) pada pada sebuah sebuah populasi, serta bagaimana tingkat kesehatan dan perjalanan penyakit tersebut mempengaruhi hereditas, lingkungan biologis, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Epidemiologi juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi (pen (peny yebar ebaran an))
masa masala lah h
kese keseha hata tan n
pada pada
seke sekelo lomp mpok ok
oran orang/ g/m masyar asyarak akat at
sert sertaa
determinannya (faktor-faktor yang mempengaruhinya). Untuk menentukan menentukan besarnya besarnya peluang/risik peluang/risiko o terjadinya terjadinya suatu penyakit sampai terjadinya kematian di sebuah populasi, untuk mengetahui perubahan status kesehatan dalam periode tertentu, ataupun untuk membandingkan status kesehatan antara dua kelompok populasi yang berbeda, diperlukan sebuah pengukuran dalam epidemiologi. Konsentrasi pengukuran epidemiologi adalah masalah kesehatan. asalah kesehatan ini sangatlah beraneka ragam, tergantung dari macam masalah kesehatan yang akan diukur dan diteliti, di makalah ini akan dibahas tentang pengukuran epidemiologi umum serta epidem epidemiol iologi ogi oral . !iharapkan !iharapkan dengan dengan pengukuran pengukuran epidemiologi, epidemiologi, penentuan penentuan faktor yang mempunyai sebab akibat dan penentuan upaya pencegahan dan penanggulangan dapat mudah dilaksanakan dan juga efisiensi tercapai. "engukuran dalam epidemiologi bersifat kuantitas, jadi yang dinilai adalah nilainilai kuantitas. Untuk melakukan pengukuran tersebut, terlebih dahulu harus mengenal parameter matematis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara a ntara jumlah kejadi kejadian an penyak penyakit it dengan dengan besarny besarnyaa popula populasi si kejadi kejadian an penya penyakit kit terjadi terjadi,, yaitu yaitu rasio, rasio, proporsi dan rate rate.. #ecara umum, bentuk bentuk dasar rumus untuk rasio, proporsi dan rate adalah adalah sama, sama, yaitu
x ( k ) . "erbedaan perhitungan dari berbagai ukuran penilaian y
terletak pada penetapan $ ,y dan nilai yang diberikan pada k. %asio merupakan perbandingan antara dua kejadian. &ilai rasio didapat dengan pembagian suatu kuantitas dengan kuantitas lainnya, misalnya
a . &ilai a, disebut b
sebagai sebagai numerat numerator/ or/pem pembil bilang ang dan nilai nilai b, disebu disebutt denume denumerato rator/p r/peny enyebu ebut. t. &ilai &ilai pembilang dan penyebut boleh berbeda dan denumerator mungkin tidak memuat numerator serta antara numerator dan denumerator boleh tidak ada hubungan antar keduanya. 'enis rasio ada , ada yang memiliki satuan, misalnya jumlah dokter per **.*** penduduk dan yang tidak memiliki satuan, misalnya sex ratio (karena penyebut
1
dan pembilang satuannya sama). +ontoh kasus dengan penghitungan rasio, misalnya sex ratio !K ratio !K 'akarta (laki-laki * orang dan perepempuan * orang) adalah ,0. "roporsi merupakan tipe rasio yang unsur numeratornya adalah bagian dari unsur denominatornya. Ukuran ini jika dikalikan dengan ** (persen), maka sering disebut persentase frekuensi. isalnya, 1 kasus demam berdarah dari 0 orang, berarti 28
proporsinya adalah
56
x 100 2 0*3. "roporsi digunakan untuk melihat komposisi
suat suatu u 4ari 4ariabe abell dalam dalam popu popula lasin sinya ya.. +iri +iri dari dari prop propor orsi si adal adalah ah tida tidak k memp mempun unya yaii satuan/dimen satuan/dimensi, si, karena satuan dari pembilang dan penyebutny penyebutnyaa sama, sehingga saling meniadakan. Rate merupa merupakan kan tipe tipe rasio rasio yang yang diguna digunakan kan untuk untuk mengku mengkuant antifi ifikasi kasi proses proses dinami dinamik k (perist (peristi5a i5a)) yang yang berlan berlangsu gsung ng dalam dalam suatu suatu batas batas 5aktu 5aktu tertent tertentu, u, seperti seperti pertumbuhan
dan
kecepatan.
Rate
meru erupaka akan
nilai
untuk
mengukur
kemungkinan/ probability probability kejadian dalam populasi terhadap beberapa peristi5a tertentu, misalny misalnyaa kasus kasus atau atau kemati kematian an karena karena penyak penyakit it infeksi infeksi.. "erhitu "erhitunga ngan n rate dihitung dengan dengan cara pembag pembagian ian jumlah jumlah indi4i indi4idu du yang yang mengal mengalami ami perist peristi5a i5a (numer (numerato ator), r), dengan jumlah total keseluruhan yang mungkin mengalami peristi5a/populasi berisiko (denominator) dan perkalian dengan suatu konstanta/tetapan (6), biasanya kelipatan *, tapi tapi umumny umumnyaa pengal pengaliny inyaa adalah adalah **, **, yang yang kita sering sering sebut sebut dengan dengan persen persentase tase.. !engan format umum yaitu
numerator x F . Rate merupakan bentuk khusus dari denominator
suat suatu u prop propor orsi si yang yang mem memuat uat 5akt 5aktu u (ata (atau u fakt faktor or lain lain). ). +iri +iri ukur ukuran an rate adalah memp mempun unya yaii satu satuan an ukur ukuran an dan dan besa besarny rnyaa tidak tidak terba terbatas tas (seca (secara ra teorit teoritis is nilai nilainy nyaa tebent tebentang ang dari * hingga hingga tak terhin terhingga gga). ). !alam !alam contoh contoh,, rumus rumus rate rate dapat menja5ab pertanyaan, jika sejumlah $ kasus penyakit atau kematian yang terjadi pada populasi yang besarnya y, berapa banyak kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada populasi yang
besarnya
k,
sehingga
x rate jumlah yangdiharapkan = y k
rate 2
dapat
didefinisikan
menjadi
x ( k ) . isalnya, kasus !7! tahun y
**0 di kota 8 adalah ** orang, penduduk di kota 8 tahun **0 sebanyak 9*.***, jadi rate nya rate nya adalah
400 30.000
x 1000 =13,3 / *** penduduk. !engan mengetahui jumlah
rate dari suatu peristi5a yang dinyatakan dalam $, maka frekuensi yang terjadi pada 2
dan pembilang satuannya sama). +ontoh kasus dengan penghitungan rasio, misalnya sex ratio !K ratio !K 'akarta (laki-laki * orang dan perepempuan * orang) adalah ,0. "roporsi merupakan tipe rasio yang unsur numeratornya adalah bagian dari unsur denominatornya. Ukuran ini jika dikalikan dengan ** (persen), maka sering disebut persentase frekuensi. isalnya, 1 kasus demam berdarah dari 0 orang, berarti 28
proporsinya adalah
56
x 100 2 0*3. "roporsi digunakan untuk melihat komposisi
suat suatu u 4ari 4ariabe abell dalam dalam popu popula lasin sinya ya.. +iri +iri dari dari prop propor orsi si adal adalah ah tida tidak k memp mempun unya yaii satuan/dimen satuan/dimensi, si, karena satuan dari pembilang dan penyebutny penyebutnyaa sama, sehingga saling meniadakan. Rate merupa merupakan kan tipe tipe rasio rasio yang yang diguna digunakan kan untuk untuk mengku mengkuant antifi ifikasi kasi proses proses dinami dinamik k (perist (peristi5a i5a)) yang yang berlan berlangsu gsung ng dalam dalam suatu suatu batas batas 5aktu 5aktu tertent tertentu, u, seperti seperti pertumbuhan
dan
kecepatan.
Rate
meru erupaka akan
nilai
untuk
mengukur
kemungkinan/ probability probability kejadian dalam populasi terhadap beberapa peristi5a tertentu, misalny misalnyaa kasus kasus atau atau kemati kematian an karena karena penyak penyakit it infeksi infeksi.. "erhitu "erhitunga ngan n rate dihitung dengan dengan cara pembag pembagian ian jumlah jumlah indi4i indi4idu du yang yang mengal mengalami ami perist peristi5a i5a (numer (numerato ator), r), dengan jumlah total keseluruhan yang mungkin mengalami peristi5a/populasi berisiko (denominator) dan perkalian dengan suatu konstanta/tetapan (6), biasanya kelipatan *, tapi tapi umumny umumnyaa pengal pengaliny inyaa adalah adalah **, **, yang yang kita sering sering sebut sebut dengan dengan persen persentase tase.. !engan format umum yaitu
numerator x F . Rate merupakan bentuk khusus dari denominator
suat suatu u prop propor orsi si yang yang mem memuat uat 5akt 5aktu u (ata (atau u fakt faktor or lain lain). ). +iri +iri ukur ukuran an rate adalah memp mempun unya yaii satu satuan an ukur ukuran an dan dan besa besarny rnyaa tidak tidak terba terbatas tas (seca (secara ra teorit teoritis is nilai nilainy nyaa tebent tebentang ang dari * hingga hingga tak terhin terhingga gga). ). !alam !alam contoh contoh,, rumus rumus rate rate dapat menja5ab pertanyaan, jika sejumlah $ kasus penyakit atau kematian yang terjadi pada populasi yang besarnya y, berapa banyak kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada populasi yang
besarnya
k,
sehingga
x rate jumlah yangdiharapkan = y k
rate 2
dapat
didefinisikan
menjadi
x ( k ) . isalnya, kasus !7! tahun y
**0 di kota 8 adalah ** orang, penduduk di kota 8 tahun **0 sebanyak 9*.***, jadi rate nya rate nya adalah
400 30.000
x 1000 =13,3 / *** penduduk. !engan mengetahui jumlah
rate dari suatu peristi5a yang dinyatakan dalam $, maka frekuensi yang terjadi pada 2
peristi5a tersebut dapat dibandingkan secara logis diantara berbagai populasi, dan faktor-faktor yang menunjang perbedaan pengamatan yang terjadi dapat dicari. Ukuran-ukuran epidemiologi dapat dibagi menjadi , yaitu ukuran epidemiologi umum dan ukuran epidemiologi oral . 7erikut penjelasan kedua ukuran tersebut . Ukur Ukuran an Epid Epidem emio iolo logi gi Umu Umum m Ukuran-ukuran epidemiologi umum terdiri dari 9, yaitu a. Ukur Ukuran an 6rek 6rekue uens nsii "erhitungan frekuensi penyakit sangatlah penting dalam epidemiologi. Ukuran frekuensi dimaksudkan untuk menilai keadaan penyakit pada suatu populasi tertent tertentu, u, menguk mengukur ur kejadia kejadian n penyaki penyakitt atau kematia kematian n pada pada suatu suatu popula populasi. si. Ukuran Ukuran frekuen frekuensi si merupa merupakan kan dasar dasar dari epidem epidemiol iologi ogi deskri deskripti ptif. f. Ukuran Ukuran frekuensi suatu kejadian diamati dan diukur dengan menggunakan "re4alensi dan nsidensi. Kedua ukuran ini lebih menggunakan rate. ) "re4 "re4al alen ensi si Untuk mengukur pre4alensi dari suatu penyakit, diperlukan melakukan sebuah sur4ai pada studi cross-sectional dengan sampel acak pada suatu populasi yang mengalami suatu kondisi tertentu pada 5aktu tertentu. "re4al "re4alens ensii menguk mengukur ur keberad keberadaan aan penyaki penyakit, t, dan angka angka pre4al pre4alensi ensi digunakan untuk mengukur jumlah orang yang sakit di dalam suatu populasi tertentu dan pada suatu periode 5aktu tertentu pula. "re4alensi merupakan ukuran yang menggambarkan frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka 5aktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu (gambar ). "ada perhitungan angka pre4alensi, nume numera rato torr-ny nyaa beru berupa pa suat suatu u perio periode de 5aktu 5aktu.. !enu !enume mera rato torr angk angkaa pre4alensi adalah jumlah penduduk, yang digunakan adalah jumlah selu seluru ruh h
pen pendudu duduk k
tan tanpa
mempe emperh rhit itun ungk gkan an
pendu endudu duk k
yang ang
kebal/berisiko, sehingga dapat dikatakan angka pre4alensi sebenarnya bukanlah suatu rate yang rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.
3
:erdapat :erdapat angka pre4alensi, yaitu a) Perio Periode de Prev Preval alen ence ce Periode Prevalence yaitu jumlah penderita kasus lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka 5aktu te rtentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka 5aktu yang bersangkutan bersangkutan.. &ilai Periode Prevalence hanya digunakan untuk penyakit Kanker dan Kelainan 'i5a. %umus Periode %umus Periode Prevalence adalah Prevalence adalah
jum lahkasus lah kasuslama lama ∧baru pada pada periode periode tertentu tertentu x 100 jum lah penduduk di pertengahan periode yang sama b) Poin Pointt Preva Prevale lenc ncee Point Prevalence yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Point itu. Point Prevalence dapat dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan yang diselenggara diselenggarakan. kan. %umusnya %umusnya adalah,
jum lahkasuslama lah kasuslama ∧baru padatitik waktu waktu tertentu tertentu x 100 jum lah penduduk pada saat waktu yang sama +ontoh kasus, suatu daerah dengan jumlah penduduk tanggal 'uli ;;; sebanyak 0*.*** orang, dilaporkan keadaan penyakit #"8 pada bulan 'anuari <0 kasus, aret 0* kasus, 'uli 9* kasus baru dan 0 kasus lama. Periode 75 + 50+ 30 + 15 150.000
Prevalence
2
x 1000= 1,1 per 1000 penduduk
Point Prevalence Prevalence (pada bulan 'uli) 2 30 + 15 150.000
x 100.000= 3 per 100.000 penduduk
8ngka 8ngka Point Prevalence Prevalence dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyeb menyebabk abkan an pening peningkat katan an atau penuru penurunan nan angka angka terseb tersebut, ut, beriku berikutt diantaranya
4
Meningkatnya Point Prevalence . 8ngka insiden/jumlah
Menurunnya Point Prevalence enurunnya jumlah penderita
penderita baru meningkat baru . =amanya masa sakit menjadi asa sakit menjadi lebih pendek lebih panjang/meningkat 9. migrasi penderita . Emigrasi orang sehat 0. migrasi tersangka pendekrita
Emigrasi penderita migrasi orang sehat eningkatnya
angka
atau mereka yang berisiko kesembuhan dan meningkatnya tinggi menderita
angka kematian
>ambar >rafik pre4alensi (data %# untuk pengidap schi?oprenia selama 0 tahun) ) nsidensi nsidensi mengukur kemunculan penyakit, yaitu suatu ukuran frekuensi kejadian/penderita kasus baru suatu penyakit dalam suatu populasi tertentu selama suatu periode 5aktu tertentu pula (gambar ). Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus terdapat data tentang jumlah penderita baru dan jumlah penduduk dalam sebuah populasi yang mungkin terkena penyakit baru ( population risk ). 8ngka
insidensi dari suatu penyakit, biasa digunakan dalam studi
cohort/prospective, dengan membuat suatu kelompok orang yang saat 5
ini tidak terpapar penyakit tapi memiliki berisiko suatu penyakit, kemudian peneliti
mengikuti
kelompok tersebut
untuk melihat
bagaimana perkembangan penyakitnya. 8ngka insiden dinyatakan dengan
x ( k ) . y
nsiden merupakan nilai yang sangat berguna dalam epidemiologi deskriptif untuk menerangkan/menentukan seseorang/kelompok yang menderita atau terancam/berisiko, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan program pencegahan dan penanggulangan serta menentukan sasaran utama dalam suatu program.
>ambar >rafik nsidensi (@olf ;11) #ecara garis besar ada macam angka insidensi, yaitu Insidence Rate (%)/ Insidence Density dan Insidence Cumulati. a) Insidence Rate (%)/ Insidence Density % dari kejadian suatu penyakit adalah jumlah kasus/penderita baru yang ditemukan terjadi di suatu penduduk/populasi yang mungkin terkena penyakit baru tersebut selama periode 5aktu tertentu (umumnya tahun, dihitung saat pertengahan tahun). %umus %, adalah
6
%
2
jumlahkasus atau penderita yang baruterjangkit penyakit jumlah penduduk ( populasi ) berisiko penyakit pada waktutertentu isalnya, pada tahun ;<<, sebanyak kasus penyakit tertentu dilaporkan terjadi dalam suatu kota berpenduduk .***. berapakah % per **.*** penduduk kota selama tahun tersebutA % 2
412 212.000
=194,3 / **.***.
+iri-ciri % adalah memiliki satuan, yaitu per 5aktu (tanpa satuan ini maka % kehilangan maknanya) dan besar % berkisar antara * sampai tidak terhingga. % digunakan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi, mengetahui risiko terkena masalah kesehatan yang akan dihadapi dan untuk mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan. b) Cumulative Insidence (+) + atau insiden kumulatif merupakan salah satu modifikasi dari nilai %, dimana yang dihitung adalah proporsi indi4idu yang pada a5al periode dalam keadaan bebas penyakit dan beralih menjadi sakit selama periode tersebut atau mempunyai risiko terkena penyakit pada akhir periode. !alam hal ini, pembilang merupakan bagian dari penyebut, sehingga insiden kumulatif merupakan indi4idu sehat yang terkena penyakit selama periode tertentu dan merupakan nilai risiko rata-rata bagi indi4idu dalam populasi untuk terkena penyakit tertentu dalam periode tertentu pula. "erhitungan dengan menggunakan + lebih tepat karena berdasarkan lamanya 5aktu risiko terjadi, yaitu +
2
jum lahindividu yang terkena penyakit selama periode tertentu jumlahindividu dalam populasi pada awal periode tersebut acam-macam + i.
!ttack Rate
7
!ttack Rate menghitung jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan
jumlah
penduduk
yang
mungkin
terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama. !ttack Rate bermanfaat untuk memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit, dimana makin tinggi !ttack Rate, maka makin tinggi pula kemampuan penularan penyakit tersebut. %umus yang digunakan dalam !ttack Rate, yaitu
jumlah penderita barudalam satu saat jumlah penduduk yang mungkinterkena penyakit tersebut dalam waktu ii.
"econdary !ttack Rate (#8%) "econdary !ttack Rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan
dengan
jumlah
penduduk
dikurangi
penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. "econdary !ttack Rate
digunakan untuk
menghitung penyakit menular dalam suatu populasi yang kecil (misalnya dalam satu keluarga). %umus yang digunakan, yaitu #8%
2
jumlah penduduk − penduduk yang terkena serangan pertama
¿ ¿
jumlah penderita baru pada serangan kedua
¿
c) Bubungan nsidensi dan "re4alensi #uatu perubahan pre4alensi penyakit dapat mencerminkan suatu perubahan dalam insidensi atau outcome, bahkan keduanya. Bubungan insidensi dan pre4alensi, kaitannya adalah dengan masa inkubasi suatu penyakit, yaitu masa inkubasi penyakit yang cepat dapat memberi gambaran bah5a peningkatan insidensi penyakit belum pasti akan diikuti dengan peningkatan pre4alensi, hal ini disebabkan masa inkubasi mempengaruhi dan biasanya diikuti dengan hasil akhir dari penyakit yaitu sembuh 8
atau mati. "enyakit yang masa inkubasinya lama, biasanya diikuti oleh peningkatan angka insiden dan akan diikuti pula dengan angka pre4alensi. 8ngka pre4alensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit/durasi sakit. =amanya sakit/durasi sakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut, yaitu sembuh, mati ataupun kronis. Bubungan antara ketiganya dapat didefinisikan
Prevalensi= Insidensi x Duration
sebagai P= I x D
.
atau
%umus tersebut, hanya berlaku jika dipenuhi
syarat, yaitu () &ilai insidensi dalam 5aktu yang cukup lama bersifat konstanC dan () =ama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil, dimana keduanya tidak menunjukkan perubahan yang mencolok. >ambaran hubungan tersebut, adalah (gambar 9)
>ambar 9 Bubungan antara "re4alensi dan nsidensi b. Ukuran 8sosiasi Ukuran asosiasi digunakan untuk mengukur keeratan hubungan asosiasi antara faktor risiko (exposure) dengan penyakit (outcome). Ukuran ini memperlihatkan eratnya hubungan statistik antara suatu faktor studi tertentu dengan suatu penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan tersebut. 9
!alam prakteknya ukuran asosiasi digunakan untuk menilai faktor penyebab atau pencegah masalah kesehatan tertentu. Ukuran rasio (perbandingan relatif) adalah rasio frekuensi penyakit dengan membandingkan antara kelompok terpajan dengan yang tidak terpajan. Ukuran perbedaan efek (perbandingan absolut) adalah perbedaan antara ukuran frekuensi penyakit suatu kelompok terpajan dengan yang tidak terpajan. Ukuran risiko, dapat diartikan sebagai derajat ketidakpastian. %isiko 2 *, berarti adanya kepastian suatu peristi5a tidak akan terjadi. Bubungan antara pemaparan dan akibatnya diukur dengan menggunakan ukuran asosiasi, yaitu relatif/relative dan absolut. "engukuran-pengukuran ini dipergunakan dalam studi case-control /retrospektif . ) %elatif a) Relative Risk (%%) %% adalah pengukuran kemungkinan mendapatkan penyakit pada kelompok yang terpajan dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpajan.
%%
2
insidenkelompok yangterpajan ( expose ) . insiden kelompok yangtidak terpajan ( non−expose ) %% menggunakan kelompok dengan membandingkan rasio kedua insidensinya. %% digunakan untuk menyatakan risiko pada suatu kelompok yang terpajan suatu faktor (misalnya laki-laki, hipertensi atau merokok) dibandingkan dengan risiko pada suatu kelompok referensi yang tidak terpajan (misalnya perempuan, normotensi, bukan perokok). +ontoh perhitungan %%, menghitung hubungan antara merokok dengan penyakit kanker prostat, dari *** perokok, ;* nya menderita +a prostat dan dari *** yang bukan perokok, 9* nya menderita +a prostat. 'ika ditanyakan besarnya risiko yang ditanggung oleh perokok untuk terkena +a prostat dibandingkan dengan yang bukan perokok dapat dijelaskan sebagai berikut Ca Prostat
Ju!a"
Risiko 10
D
-
Perokok
;*
;*
***
*,*;
#ukan Perokok
9*
;<*
***
*,*9
Ju!a"
*
11*
***
RR $ %&'
Kesimpulannya, perokok yang mempunyai risiko menderita +a prostat 9 kali lebih besar dibandingkan dengan yang bukan perokok. b) #dds Ratio (%) % biasanya digunakan pada penelitian kasus kontrol atau cohort , juga pada penelitian retrospektif. % merupakan perbandingan antara odd expose pada kasus dengan odd expose pada kontrol. !inyatakan
dengan,
oddexpose pada kasus oddexpose pada kontrol
=
%
odd expose case . odd expose control
2 +ontohnya,
mengetahui hubungan antara merokok dengan kanker prostat, dari *** perokok, ;* nya menderita +a prostat dan dari *** yang bukan perokok, 9* nya menderita +a prostat. !itanyakan besarnya risiko yang ditanggung oleh perokok untuk terkena +a prostat dibandingkan dengan bukan perokok. Ca Prostat
Risiko
D
-
Perokok
;*
;*
;*/;*
#ukan Perokok
9*
;<*
9*/;<*
Ju!a"
;*/9*
;*/;<*
OR $ %&(
Kesimpulannya, besar risiko untuk menderita +a prostat pada perokok adalah 9, kali lebih besar dibandingkan dengan risiko menderita prostat pada yang bukan perokok. ) 8bsolut 11
a) Risk deerence (perbedaan risiko) / !ttributable Risk (8%) / $xcess Risk (E%) / !bsolute Risk (8%) 8% merupakan pengukuran dengan dasar asosiasi/hubungan sebab akibat, yang membedakan kedua kelompok yang memungkinkan beresiko terpajan suatu kejadian penyakit (gambar ). 'adi, 8% adalah pengukuran risiko pada kelompok terpajan dikurangi dengan risiko pada kelompok tidak terpajan. ( AR =risiko kelompok terpajan−risiko kelompok tidak terpajan ).
8% berguna
untuk
mengukur
besarnya
masalah
kesehatan
masyarakat yang disebabkan oleh suatu pemajan dan juga bermanfaat
untuk melakukan penilaian prioritas
untuk aksi
kesehatan masyarakat. 8% juga digunakan untuk memperkirakan penurunan risiko terkait perubahan kebiasaan.
>ambar >rafik !ttributable Risk c. Ukuran !ampak "otensial Ukuran dampak potensial digunakan untuk memperkirakan kontribusi faktor studi yang diteliti terhadap terjadinya/tercegahnya suatu masalah kesehatan/ penyakit tertentu pada populasi tertentu. !alam praktiknya, ukuran dampak potensial digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi suatu 12
program inter4ensi terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat. Ukuran ini juga berguna untuk meramalkan eicacy, eectiveness suatu pengobatan dan strategi inter4ensi pada suatu populasi. +ontoh pengukurannya adalah ) !ttributable Risk (8%) 8% dapat memberikan informasi tentang risiko penyakit tertentu pada kelompok terpajan yang dapat disebabkan oleh suatu pajanan dan jumlah kasus penyakit tertentu pada kelompok populasi yang terpajan yang dapat dihilangkan apabila pajanan tersebut dikurangi.
AR =risiko kelompok terpajan−risiko kelompok tidakterpajan ), atau dinyatakan sebagai selisih antara risiko pada kelompok terpajan dengan risiko pada kelompok tidak terpajan. +ontoh, kasus hubungan antara merokok dengan kanker paru, dari ** perokok berat, 0 orang menderita +a paru (besar risiko
5 100
= 0,05 ) dan dari ** bukan
perokok, orang menderita +a paru (besar risiko AR =0,05 −0,02=0,03
2 100
= 0,02 ), jadi
(93 insidensi +a paru disebabkan oleh
kebiasaan merokok). ) !ttributable Risk Persent (8%3) 8%3 memberikan informasi tentang risiko proporsi penyakit tertentu pada kelompok populasi terpajan yang dapat disebabkan oleh suatu pajanan dan jumlah kasus penyakit tertentu yang dapat dihilangkan jika pajanannya dieliminir. 8%3 dinyatakan dengan, 8% 2 8%3 2
risiko populasi −risiko tidakterpajan risikotidak terpajan AR x 100 risikoterpajan
9) Population !ttributable Risk ("8%) "8% dinyatakan sebagai pembagian risk deerence dengan rate kejadian pada populasi yang terpajan. "8% menerangkan tentang risiko terkena penyakit tertentu pada seluruh populasi studi baik terpajan maupun tidak terpajan yang disebabkan pada sebuah pajanan dan jumlah kasus penyakit tertentu pada seluruh populasi baik yang terpajan maupun tidak terpajan yang dapat dihilangkan apabila pajanan tersebut. 13
"8% 2 insiden (populasi) F insiden (tidak terpajan) 2 risiko populasi F risiko tidak terpajan ) Population !ttributable Risk Percent ("8%3) "8%3 dikenal juga dengan sebutan etiolo%ic raction (E6) yang memberikan informasi tentang proporsi risiko terjadinya penyakit pada seluruh populasi yang dapat dicegah dengan mengeli minasi pajanannya. %umusnya adalah "8%3 2
risiko populasi −risiko tidakterpajan x 100 risiko tidak terpajan
0) Prevent &raction ("6) "6 merupakan proporsi dari kasus baru potensial yang dapat dicegah oleh faktor pajanan dalam seluruh populasi jika faktor pajanan tidak ada. %umusnya adalah "6 2
risiko tidak terpajan−risiko populasi x 100 risiko tidak terpajan
Ukuran ini pada studi inter4ensi sering disebut eicacy.
Pengukuran Angka Keatian ) Mortality Rate/Mortality Ratio*
!e5asa ini di seluruh dunia muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menulusuri penyakit dan mengkaji data populasi. "enulusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang distandarisasi, yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandarisasi. ortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik 4ital untuk Kematian. !i kalangan masyarakat, ada 9 hal umum yang dapat menyebabkan kematian, yaitu () !egenerasi organ 4ital dan kondisi terkaitC () #tatus penyakitC dan (9) Kematian akibat lingkungan atau masyarakat, misalnya bunuh diri, kecelakaan, pembunuhan, bencana alam, dsb. acam-macam jenis 8ngka Kematian dalam epidemiologi, antara lain 8. 8ngka Kematian Kasar (Crude Death Rate) 8ngka Kematian Kasar (Crude Death Rate) sering disingkat 8KK/+!%, merupakan jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka 5aktu 14
(umumnya tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan 5aktu yang bersangkutan. stilah +rude/Kasar digunakan karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan 4ariabel-4ariabel seperti usia, jenis kelamin atau
4ariabel
lain.
%umus
+!%/8KK
2
jumlahseluruhkematian x K . jumlah penduduk pertengahan tahun 7. 8ngka Kematian "erinatal ( Perinatal 'ortality Rate) "eriode yang paling besar risiko kematian di kalangan masyarakat adalah periode perinatal dan periode setelah usia * tahun. !i dalam kedokteran klinis, e4aluasi terhadap kematian anak beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah lahir merupakan hal yang penting agar kematian yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode tersebut bisa dicegah. 8ngka Kematian "erinatal/ Perinatal 'ortality Rate/"% merupakan jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 1 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari < hari yang dicatat selama tahun per *** kelahiran hidup pada tahun yang sama (@B, ;1). "% dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. 6aktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya "% adalah •
7anyaknya bayi 77=% (7erat 7ayi =ahir %endah)
•
#tatus gi?i ibu dan bayi
•
Keadaan sosial ekonomi
•
"enyakit infeksi, terutama #"8
•
"ertolongan persalinan
%umusnya
adalah,
"%
2
jumlahkematian janin lahir usia kehamilan 28 minggu ataulebih + kematianbayi usia< 7 th ( sel jumlahbayilahir hidup pada tahun yang sama +. 8ngka Kematian 7ayi 7aru =ahir ( (eonatal 'ortality Rate) (eonatal 'ortality Rate/&%, merupakan jumlah kematian bayi berumur kurang dari 1 hari yang dicatat selama tahun per *** kelahiran hidup pada tahun yang sama. !engan diketahui &%, maka dapat diketahui tinggi rendahnya
usaha
pera5atan
postnatal,
kebutuhan
program
imunisasi, 15
pertolongan persalinan dan penyakit infeksi, terutama #"8. %umusnya adalah,
jumlahkematian bayiumur kurangdari 28 hari xK. jumlahlahir hidup pada tahun yang sama
&% 2
!. 8ngka Kematian 7ayi ( Inant 'ortality Rate) 8ngka Kematian 7ayi/ Inant 'ortality Rate/% didapat dari jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari tahun yang dicatat selama tahun per *** kelahiran hidup pada tahun yang sama. % digunakan sebagai indikator yang sensitif terhadap derajat kesehatan masyarakat. %umusnya adalah, % 2
jumlahkematian bayiumur 0 −1 tahundalam 1 tahun xK. jumlah kelahiranhidup pada tahun yang sama
E. 8ngka Kematian 7alita (nder &ive 'ortality Rate) 8ngka Kematian 7alita/nder &ive 'ortality Rate/U6% adalah jumlah kematian balita (ba5ah umur lima tahun) yang dicatat selama tahun per *** kelahiran hidup pada tahun yang sama. U6% digunakan untuk pengukuran status kesehatan bayi, dengan rumus yaitu, U6% 2
jumlah kematianbalita dalam 1 tahun x K . jumlah penduduk balita pada tahun yang sama
6. 8ngka Kematian "aska-&eonatal ( Postnatal 'ortality Rate) 8ngka kematian paska-neonatal diperlukan untuk menulusuri kematian di negara yang belum berkembang, terutama pada 5ilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya. Kejadian ini biasanya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi dan penyakit infeksi. 'adi, Postnatal 'ortality Rate didefinisikan sebagai kematian yang terjadi pada bayi usia 1 hari sampai tahun selama tahun per *** kelahiran hidup. %umusnya adalah, Postnatal
'ortality
Rate
2
jumlah kematianbayiusia 28 minggu−1 tahun x K . jumlahkelahiranhidup pada tahun yang sama >. 8ngka Kematian 'anin ( &etal Death Rate) stilah kematian janin sama dengan istilah lahir mati, sehingga 8ngka Kematian 'anin ( &etal Death Rate) merupakan angka kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. 'ika 16
bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan biasanya ditentukan dari pernapasan, detak jantung, detak tali pusat atau gerakan oto 4olunter. 8ngka Kematian 'anin/ &etal Death Rate/6!% merupakan proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode 5aktu tertentu, biasanya dalam tahun. %umus penghitungannya adalah, 6!%
2
jumlahkematian janin pada periode 1 tahun x K . jumlahkematian janin + janin lahir hidup pada periode yang sama B. 8ngka Kematian bu ( 'aternal 'ortality Rate) 8ngka Kematian bu/ 'aternal 'ortality Rate/% merupakan jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam tahun per *** kelahiran hidup pada tahun yang sama. :inggi rendahnya %, dipengaruhi oleh sosial ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas, pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan pertolongan persalinan dan pera5atan saat nifas. %umusnya adalah, % 2
jumlahkematian ibuhamil persalinandan ni!as dalam 1 tahun xK . jumlahlahir hidup pada tahun yang sama
. 8ngka Kematian #pesifik menurut Umur ( !%e "peciic Death Rate) 8ngka Kematian #pesifik menurut Umur/ !%e "peciic Death Rate/8#!% digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur, untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai 5ilayah dan untuk menghitung rata-rata harapan hidup. %umusnya, 8#!% 2
dx x 1000 ( permil ) dimana d$ adalah jumlah kematian px
yang dicatat dalam tahun pada penduduk golongan umur tertentu, sedangkan p$ adalah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tersebut. '. Cause "peciic 'ortality Rate (+#%) Cause "peciic 'ortality Rate (+#%) adalah jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka 5aktu tertentu ( tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut, maka rumusnya +#%
2
17
jumlah seluruhkematian karnasebab penyakit tertentu x K jumlah penduduk yang mungkinterkena penyakit tertentu pada tengahtahun . K. Case &atality Rate (+6%) Case &atality Rate (+6%) merupakan jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. +6% digunakan untuk mengetahui penyakit penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. %umusnya adalah, +6% 2
jumlah seluruh kematiankarna penyakit tertentu x K jumlah seluruh penderita penyakit tertentu
*. Ukuran Epidemiologi #ral Klinisi biasanya berfikir tentang kesehatan secara kualitatif. #elama melakukan pemeriksaan dan diagnosis, dokter gigi biasanya hanya melihat penyakitnya saja tetapi tidak mencoba melihat bagaimana kemungkinan penyakit tersebut di masa yang akan datang. "engukuran kesehatan gigi dan mulut populasi masyarakat, memiliki standart dan pendekatan yang objektif. !iagnosa yang spesifik berdasarkan gejala klinis, hasil radiografi, mikrobiologi atau pemeriksaan patologi membuat penentuan langkah apa yang harusnya diambil oleh dokter gigi. "engukuran epidemiologi oral cenderung unik, dalam hal ini dituntut penyamaan pemeriksa mengenai diagnosa penyakit gigi dan mulut, misalnya karies gigi dan periodontitis. "enentuan diagnosa yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan hasil yang baik. !i kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan mengukur atau menghitung sejumlah lesi dengan berbagai macam kriteria. "enggunaan pengukuran epidemiologi oral adalah untuk () engetahui proses biologi normal, maksudnya adalah mengetahui tahapan pertumbuhan jaringan gigi dan juga order o eruption gigi geligiC () engerti ri5ayat penyakit, misalnya dengan melakukan obser4asi perjalanan penyakit dan bagaimana keadaannya dalam populasiC (9) elihat distribusi penyakit, bisa berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, 5ilayah geografi dan status sosio-ekonomiC () engidentifikasi determinan dari penyakit, oleh karena masing-masing penyakit memiliki multifaktor penyebab penyakitC (0) elakukan pencegahan penyakit dan kontrol terhadap penyakit gigi dan mulutC dan () elakukan perencanaan dan e4aluasi 18
terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut, misalnya ketersediaan tenaga kesehatan ataupun alat-alat kesehatan yang ada di daerah terpencil. "engukuran penyakit gigi dan mulut memiliki sampel yang berasal dari orang pada populasi. +ontoh sampel yang representatif ditemukan pada sur4ai nasional, misalnya di U# (nited "tates) data populasinya terdapat pada (ational Center o +ealth "tatistic dan di ndonesia terdapat pada #ur4ei Kesehatan %umah :angga (#K%:) tahun **, ** dan %iset Kesehatan !asar tahun **<, **, *9.
Meto+e ,engukuran ,enyakit gigi +an u!ut
. Counts/Bitung +ara yang paling mudah untuk mengukur penyakit adalah dengan menghitung jumlah kasus yang terjadi. "engukuran yang simpel dari berbagai kasus sangat membantu pada kondisi yang tidak umum, dapat melihat besar-kecilnya pre4alensi atau menurun-meningkatnya pre4alensi. . Proportions/ "roporsi #ama dengan pengukuran epidemiologi umum, mengukur proporsi jika terdapat faktor determinan, denominator muncul. "ada proporsi tidak dimasukkan unsur 5aktu, jadi yang ditampilkam adalah diagnosa kasus. "roporsi dapat digunakan untuk menggambarkan pre4alensi karies anak sekolah, pre4alensi dari keseluruhan tooth loss pada orang de5asa, ataupun pre4alensi dari berbagai kondisi yang terjadi di suatu 5ilayah. 9. Rates/ 8ngka Rates merupakan angka yang menggunakan denominator yang terstandar dan unsur 5aktu dimasukkan kedalam penghitungannya. Rates biasanya tidak banyak digunakan pada penghitungan penyakit gigi dan mulut, kecuali untuk menggambarkan insidensi karies pada 5aktu tertentu dengan uji klinis dan juga untuk penghitungan tahunan hilangnya periodontal attachment pada studi longitudinal. . Indexes/ ndeks #eseorang yang menderita penyakit karies, hanya gigi dari 9 gigi yang ada memiliki intensitas/derajat keparahan yang rendah terhadap penyakit tersebut dibandingkan dengan seseorang yang memiliki lesi karies sebanyak dari 9 gigi yang ada. "re4alensi tidak membedakan derajat keparahannya, sehingga biasanya untuk melihat determinan dari penyakit 19
gigi dan mulut secara epidemiologi digunakan indeks. ndeks ini memiliki skala numerial dengan skor pada spesifik kriteria. #kor indeks dapat melihat penyakit gigi dan mulut yang dialami seseorang ataupun populasi. :erdapat berbagai macam tipe skala yang digunakan untuk mengukur penyakit, misalnya nominal, ordinal, inter4al dan rasio. #kala yang umum digunakan pada epidemiologi oral adalah skala ordinal, 5alaupun beberapa skala juga digunakan pada penghitungan statistik misalnya inter4al atau rasio. !i berbagai literatur, indeks dibagi menjadi ada yang re4ersibel dan ire4ersibel. ndeks ire4ersibel mengukur kondisi kumulatif yang tidak dapat kembali, misalnya karies gigi (yang sudah berkembang hingga gigi berlubang sampai dengan kehilangan gigi). ndeks re4ersibel dipakai pada kondisi inflamasi, seperti gingi4itis. "ada pengukuran/perhitungan penyakit gigi dan mulut, dapat menggunakan beberapa skala, hal ini tergantung pada kondisi, sehingga dokter gigi/praktisi sebaiknya mengontrol perkembangan dari pasien melalui serangkaian uji klinis.
Epidemiologi menyatukan antara ilmu dasar
dan
studi
klinis guna
meningkatkan pemahaman kita terhadap penyakit. !okter gigi dapat mengetahui faktor penyebab dan faktor risiko sehingga diagnosis dan rencana pera5atan dapat ditentukan dengan baik. Epidemiologi juga dapat menampilkan uji klinis yang berbasis bukti/data. "engukuran penyakit gigi dan mulut, yang akan dibahas adalah pengukuran karies gigi, penyakit periodontal, fluorosis pada gigi dan berbagai kondisi lain, yaitu seperti maloklusi, kanker mulut, clet lip, clet palate dan kesehatan rongga mulut serta kualitas hidup. a. "engukuran Karies >igi ndeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongan/kelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Ukuranukuran ini digunakan untuk mengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai yang berat. Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang atau kelompok diperlukan indeks karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam. 8da beberapa indeks karies yang biasa digunakan seperti ndeks !6 dan belakangan ini ndeks #i+ juga mulia dipergunakan. 20
#ejak a5al abad *, pengukuran tentang proporsi kehilangan gigi molar akibat permanen dan persentase erupsi gigi tetap yang terkena karies sudah dimulai. :ahun ;9*-an, di Bagersto5n (aryland), Klein, "almer dan Knutson pertama kali mendeskripsikan pengukuran karies gigi dengan indeks !6. Kemudian tahun ;1, juga diperkenalkan oleh #lack. !6 selanjutnya sejak saat itu, indeks !6 diterima dan dipraktekkan secara uni4ersal dan merupakan indeks yang paling mudah digunakan dan terbaik. ndeks !6, merupakan indeks ire4ersibel, maksudnya adalah jaringan keras gigi yang mengalami kerusakan maka gigi tersebut tidak dapat pulih/sembuh dan akan meninggalkan bekas kerusakan yang menetap. ndeks !6 mengukur total lie time caries experience/keseluruhan pengalaman hidup terhadap karies. Kategori gigi yang dihitung dalam !6, yaitu ! untuk gigi berlubang karena karies gigi dan masih dapat ditambal, untuk gigi yang hilang/dicabut
karena
karies
gigi
dan
6
untuk
gigi
yang
telah
ditambal/ditumpat karena karies dan dalam keadaan yang baik, bisa berupa cron, brid%e pontics dan tumpatan dari sekunder karies. #kor !6 ( Decay 'issin% &illed ) menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang dengan melakukan penjumlahan ! D D 6. "emeriksaan indeks !6 dapat diaplikasikan untuk keseluruhan gigi, dihitung per gigi (!6-:) ataupun dihitung per permukaan gigi (!6-#). !6 tidak membedakan kedalaman karies, misalnya karies superficial, media atau profunda.
"ada pengukuran, semua gigi diperiksa, kecuali gigi molar tiga
karena biasanya tidak tumbuh, sudah dicabut ataupun tidak berfungsi. #kor rata-rata
!6
kelompok
populasi
diperoleh
dari
jumlah D + " + F . enurut @B, kategori !6-: dimulai jumlahorang yang diperiksa dari *,* - , (sangat rendah)C , - , (rendah)C ,< - , (sedang)C ,0 - ,0 (tinggi) dan G , (sangat tinggi). "emeriksaan !6 dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan tidak memerlukan pemeriksaan radiograf untuk mendeteksi karies apro$imal. ndeks !6 digunakan untuk gigi permanen/tetap, sedangkan untuk gigi susu digunakan modifikasi dengan indeks def ( decay exoliate illed ). 85alnya indeks untuk gigi susu dinyatakan sebagai dmf, pertama kali dipakai 21
oleh >rubbel tahun ;. !ikarenakan kategori HmI sulit dideteksi apakah gigi susu telah hilang oleh karena karies atau tanggal secara normal atau ada sebab lain, jadi diganti komponen HmI diganti dengan HeI. Kategori gigi yang dihitung dalam def, yaitu d untuk gigi berlubang karena karies gigi, e untuk gigi yang diindikasikan untuk dicabut karena karies gigi dan f untuk gigi yang ditambal/ditumpat karena karies. !i beberapa penelitian, HeI tidak digunakan, jadi hanya df-t karena mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan, keraguan apakah gigi tersebut benar-benar menyebabkan hilang karena karies atau bukan. #eringkali gigi sulung hilang karena faktor resorbsi fisiologi atau trauma.
%umus
def-t
sama
dengan
!6-:,
yaitu
jumlah d + e + ! . jumlahorang yang diperiksa "rinsip batasan dalam indeks !6, diantaranya adalah •
#kor !6 tidak terkait dengan jumlah gigi yang berisiko dan tidak lansung memberikan indikasi intensitas serangan/keparahan dalam satu indi4idu. #kor !6 juga tidak memiliki denominator.
•
ndeks !6 memberikan bobot penilaian yang sama pada kondisi gigi yang missin% /dicabut, lubang yang tidak tertangani dan gigi yang ditumpat dengan baik.
•
ndeks !6 tidak 4alid jika gigi dicabut/hilang yang disebabkan bukan oleh karies gigi. >igi yang missin% bisa karena penyakit periodontal pada orang de5asa, bisa juga dicabut karena kebutuhan pera5atan orthodonti. 8turan mengenai kriteria tersebut harus ditentukan dengan seksama.
•
ndeks !6 dapat memberikan estimasi berlebihan dari pengalaman karies dengan restorasi pencegahan.
•
!ata !6 sedikit digunakan untuk perkiraan kebutuhan pera5atan ( Caies reatment (eeds).
•
ndeks !6 tidak dapat dihitung pada gigi yang dilakukan sealant. "ealant sudah ada sejak ;91, dan jelas tidak dimasukkan ke dalam kategori 6 indeks !6, karena sealant tidak dilakukan karena pengalaman karies.
•
Karies sekunder pada tumpatan permanen, tumpatan sementara dimasukkan ke dalam kategori !.
22
•
>igi yang sedang dalam pera5atan saluran akar dimasukkan ke dalam kategori 6.
•
Untuk !6#, permukaan gigi yang diperiksa adalah gigi anterior dengan empat permukaan fasial, lingual, mesial, distal sedangkan untuk gigi posterior ada 0 permukaan, fasial, lingual, mesial, distal dan oklusal.
•
"enghitungan !6#, bila gigi sudah dicabut karena karies, maka pada 5aktu menghitung permukaan yang hilang dikurangi satu permukaan, sehingga untuk gigi posterior dihitung permukaan dan untuk gigi anterior dihitung 9 permukaan. Untuk mengetahui distribusi dari pre4alensi karies pada populasi
dikembangkan ndeks #i+ (#ignificant +aries nde$). ndeks #i+ ini bukanlah indeks baru, 5alau baru dikenal sekitar tahun ***. 7rathal mengusulkan indeks #i+ digunakan sebagai standar pengukuran statistik epidemiologis yang lebih ditekankan pada indi4idu yang memilik angka karies yang tinggi pada suatu populasi. #i+ berdasarkan nilai distribusi !6 pada populasi, dan merupakan cara untuk mengekspresikan distribusi karies yang melampaui ratarata !6. ndeks #i+ bersama skor !6 akan memberikan ringkasan data yang lebih lengkap tentang karies pada seluruh penduduk. !istribusi yang tidak seimbang, memperbesar kesenjangan antara skor !6 dan nilai #i+. >lobal skor yang direkomendasikan tahun *0 untuk #i+ adalah 9.* atau kurang dari 9.*, dan jika diadopsi dan digunakan, akan memberikan informasi yang lebih lanjut mengenai distribusi dari karies gigi. ndeks #i+ mudah dihitung, skor #i+ diperoleh dari rata-rata !6-: pada sepertiga populasi yang mempunyai skor karies paling tinggi. Untuk mengukur/menghitung indeks ini, yang harus dilakukan adalah mengurutkan indi4idu sesuai dengan skor !6-: nya, kemudian memilih sepertiga dari populasi dengan skor karies paling tinggi, dan terakhir adalah menghitung !6-: untuk kelompok studi. etode lain untuk pengukuran karies gigi adalah dengan rain%ers hierarchy, merupakan desain skala ordinal untuk menyederhanakan pencatatan status karies suatu populasi dengan menggunakan lima ?ona keparahan serangan karies. 8dapula pengukuran dengan HkompositI sebagai indikator, yaitu 6#-: dengan menghitung restorasi yang baik pada gigi dan :-Bealth 23
dengan menghitung jaringan gigi yang sehat dan memberikan bobot numerik pada setiap gigi sehat, gigi yang ditambal dan gigi yang berlubang. ndeks U:& (tility reatment (eeds) digunakan untuk melihat kebutuhan pera5atan dalam
suatu
populasi.
%umus
yang
digunakan,
U:&
2
rata− rata D 100 . Kemudian untuk menghitung pre4alensi rata −rataD + rata −rataF terjadinya
karies
dalam
suatu
populasi,
dapat
dihitung
jumlah D"F −# x 100 . jumlahorang yang diperiksa b. "engukuran "enyakit "eriodontal "engukuran pada penyakit periodontal, diantaranya adalah •
"engukuran >ingi4itis in%ival Index (>) pada a5al ;* oleh =oe dan #ilness mulai digunakan untuk menilai derajat keparahan inflamasi. "engukuran > pada permukaan gingi4a, yaitu mesial, distal, bukal dan lingual. %umusnya adalah > 2
jumlahnilai keseluruhan : 4 . jumlah gigi yang diperiksa
asing-masing area diskor
oleh skala ordinal dari * F 9 dengan masing-masing kriterianya, yaitu -
* gingi4a normal.
-
inflamasi ringan/mild (sedikit perubahan 5arna, sedikit edema, tidak ada perdarahan saat probin% ).
-
inflamasi sedang/moderate (kemerahan, edema dan 5arna gusi mengkilar, serta perdarahan saat probin% ).
-
9 inflamasi berat/ severe (ditandai kemerahan dan edema, disertai ulserasi, dan perdarahan spontan).
> digunakan untuk menilai keadaan rongga mulut yang selektif, yaitu dimana gigi geligi sudah erupsi. > sebagai indeks dari gingi4itis, tidak memperhitungkan perubahan lebih dalam dari jaringan periodonsium, namun cukup sensitif untuk membedakan antara kelompok yang menderita gingi4itis ringan sampai yang parah, meskipun mungkin tidak membedakan antar kelompok rentang tengah. Jang menjadi standar pengukuran gingi4itis secara klinis adalah perdarahan setelah melakukan probin%.
24
"erbaikan selanjutnya dari indeks perdarahan pada gingi4a, yang biasa dikenal dengan 7" ( 0leedin% #n Probin% ) , ialah $astman Interdental 0leedin%
Index,
pengukuran
ini
lebih
sensitif
namun
tidak
direkomendasikan pada program kesehatan masyarakat, karena indeks dengan derajat sensiti4itas seperti ini jarang digunakan di sur4ei sehingga memerlukan studi cohort dan case-control , indeks tersebut memiliki kekuatan diskriminatif yang samar pada kondisi di lapangan, dan terutama terkait kontrol infeksi dari perdarahan gingi4a yang justru akan memperparah kondisi sebelumnya. "erkembangan berikutnya adala 'odiied in%ival Index (>), dengan rumus
dan
skor
yang
sama
dengan
>,
yaitu
>
2
jumlahnilai keseluruhan : 4 memiliki kriteria yaitu jumlah gigi yang diperiksa -
* tidak ada inflamasi
-
inflamasi ringan, sedikit perubahan 5arna, sedikit perubahan pada tektur tapi tidak melibatkan gingi4a margin dan papila gingi4a.
-
inflamasi ringan, sedikit perubahan 5arna, sedikit perubahan pada tektur dan melibatkan gingi4a margin dan papila gingi4a.
-
9 inflamasi sedang, 5arna mengkilat kemerahan, udem dan atau hipertrofi pada gingi4a margin dan papila gingi4a.
-
inflamasi berat, kemerahan, udem dan atau hipertrofi pada gingi4a margin dan papila gingi4a, prodarahan spontan atau terdapat ulserasi.
•
"engukuran "eriodontitis "engukuran pada periodontitis berdasarkan
keadaan klinis dimana
kehilangan perlekatan dan dengan mengetahui kedalaman probe (gambar 0). "eriodontitis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri dimana terjadi inflamasi jaringan gingi4a disertai dengan hilangnya perlekatan ligamen periodontal dan tulang al4eolar yang mendukung gigi geligi. anifestasi klinisnya mulai dari infeksi bakteri sampai respon dari host. Kebanyakan studi tentang periodontitis tergantung dari sur4ei radiografi yang melihat hilangnya tulang al4eolar dari gigi. "engukuran epidemiologi yang digunakan adalah Periodontal Index ("), yang a5alnya diperkenalkan oleh %ussel pada tahun ;0. " digunakan 25
untuk
mengukur
keparahan
inflamasi
gingi4a
maupun
destruksi
periodontal. #kor dihitung dengan menjumlahkan skor dari setiap gigi yang diperiksa lalu dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Kelemahan indeks ini adalah hasil pengukurannya bisa lebih rendah dari keadaan sebenarnya dikarenakan peralatan yang digunakan hanyalah kaca mulut tanpa menggunakan probe.
>ambar 0 "engukuran "eriodontitis dilihat dari kehilangan perlekata n dan adanya kedalaman poket Kriteria ", adalah -
* gingi4a normal.
-
terlihat daerah inflamasi pada daerah gingi4a bebas tetapi perluasannya tidak sampai mengelilingi gigi.
-
inflamasi terus meluas mengenai gigi.
-
menggunakan foto roentgen, bila ada resorbsi krista tulang al4eolar.
-
telah terjadi pembentukan saku/poket.
-
1 C destruksi disertai kehilangan fungsi pengunyahan, gigi goyang dan terkadang
terjadi
dritin%.
&ilai
"
per
orang,
jumlahnilai individual . jumlah gigi yang diperiksa Kon+isi k!inis
Ni!ai
ingkat ,enyakit
rentangan Nora! Gingi/itis ringan
skor PI *,* - *, *,9 F *,; 26
Mu!ai a+a ,enyakit ,erio+onta! 0u+a" a+a ,enyakit ,erio+onta! Penyakit ,erio+onta! terina! "engukuran lain adalah dengan "!
*,< F ,; %e4ersibel , F 0,* rre4ersibel 9,1 F 1,* ( Periodontal Disease Index) oleh
%amfjord, dimana pengukuran dilakukan hanya pada gigi , , , 9, , atau gigi lain yang dianggap perlu. Kriterianya adalah
•
-
* tidak ada inflamasi.
-
inflamasi ringan pada gingi4a belum seluruhnya terkena.
-
inflamasi sedang sekitar gigi telah terkena
-
9 gingi4itis parah, merah, udem, cenderung pendarahan dan ulserasi.
Periodontal reatment (eeds "engukuran
epidemiologi
yang
digunakan
untuk
mengukur
dan
memperkirakan kebutuhan pera5atan jaringan periodontal adalah +":& (Community Periodontal Index o reatment (eeds). +":& digunakan pertama kali tahun ;1 oleh 8inamo dkk dan dipromosikan mendunia oleh @B untuk dipergunakan. +":& memerlukan penggunaan periodontal probe khusus, dengan ujungnya bulat dengan diameter *,0mm, terdapat kode 5arna garis hitam antara 9,0 F 0,0 mm untuk memudahkan penglihatan dan penanda sirkular pada 1,0 mm dan ,0 mm. :ekanan probin% yang direkomendasikan tidak lebih dari * g (akan menimbulkan ketidaknyamanan). "emeriksaan +":& menggunakan sekstan, yaitu sekstan (kanan atas), elemen gigi < F C sekstan (anterior depan atas), elemen gigi 9 F 9C sekstan 9 (kiri atas), elemen gigi F
gusi,
kalkulus
supra
atau
subgingi4a
dan
poket/saku
periodontal, dangkal (-0 mm) atau dalam ( mm). Kriteria dari +":& adalah -
* gingi4a sehat / periodonsium sehat
tidak membutuhkan
pera5atan. 27
-
terlihat adanya perdarahan, langsung atau ketika menggunakan kaca setelah melakukan probin%
-
memerlukan perbaikan B.
terdapat kalkulus se5aktu probin% tetapi area hitam dari probe masih terlihat (9,0 F 0,0 mm dari ujung probe)
-
perbaikan B dan skeling.
9 poket mencapai - 0 mm (margin gingi4a terletak pada area hitam dari probe, 9,0 F 0,0 mm dari ujung probe)
perbaikan B dan
skeling. -
poket G mm (area hitam tidak lagi terlihat)
perbaikan B,
skeling dan pera5atan komprehensif. :ujuan +":& adalah -
endapatkan data tentang status periodontal masyarakat
-
erencanakan program penyuluhan
-
enentukan kebutuhan pera5atan (jenis tindakan, beban kerja, kebutuhan tenaga)
-
•
emantau kemajuan kondisi periodontal indi4idu
"engukuran "lak dan Kalkulus "engukuran plak dan kalkulus juga penting dalam pengukuran epidemiologi penyakit periodontal. 7iasanya pengukurannya dengan ndeks Bigiene ral/#ral +y%iene Index/B, dikembangkan oleh >reen dan ermillion. :ujuan B adalah sebagai studi epidemiologi penyakit periodontal, untuk menilai hasil guna dari penyikatan gigi, e4aluasi praktek kesehatan masyarakat dan untuk melihat jangka pendek maupun jangka panjang program kesehatan masyarakat. B terdiri dari komponen yaitu Debris Index (!) dan Calculus Index (+). >igi yang diperiksa hanya keenam gigi saja (gigi , , , 9, 9 dan ). ' 1 (
Kriteria DI :idak ada debris !ebris menutupi L /9 gigi
Kriteria CI :idak ada kalkulus #upragingi4a kalkulus
!ebris menutupi G /9 gigi
menutupi L /9 gigi #upragingi4a kalkulus menutupi G /9 gigi atau ada 28
%
!ebris menutupi G /9 gigi
flek subgingi4a kalkulus #upragingi4a kalkulus menutupi G /9 gigi atau ada
&ilai ! 2 &ilai + 2
subgingi4a di sekeliling gigi jumlahtotal nilai setiap gigi jumlah permukaan gigi yang diperiksa
&ilai B 2 &ilai ! D &ilai +. !erajat kebersihan mulut dikategorikan menjadi *,* F , (7aik/ ood ), ,9 F 9,* (#edang/ &air ), dan 9, - ,* (7uruk/ Poor ). ndeks "lak/ Pla1ue Index/" dikembangkan oleh #ilness dan =oe, pengukurannya berdasarkan pada ketebalan penumpukannya. 8lat yang digunakan untuk pengukuran ini yaitu kaca mulut, sonde dan blo5er. Kriteria skor " -
* tidak ada plak.
-
ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingi4a bebas dan permukaan gigi yang berdekatan.
-
penumpukan plak yang sedang didalam saku dan dapat terlihat oleh mata telanjang.
-
9 permukaan gigi tertutup oleh plak yang tebal
%umus " 2
total nilai plak . jumlah permukaan yang diperiksa
c. "engukuran 6luorosis pada >igi !ental fluorosis adalah hipomineralisasi dari enamel gigi yang disebabkan kelebihan konsumsi fluorida selama proses perkembangan gigi. 7erdasarkan kuantitas dan 5aktu konsumsi fluorida selama periode ini, penampakan klinis dari fluorosis mulai dari perubahan yang hampir tak terlihat sampai stain/bercak coklat yang buruk dengan lubang atau email yang rapuh. :erdapat beberapa indeks terkait pengukuran fluorosis pada gigi, diantaranya •
Deans &luorosis Index Deans &luorosis Index adalah indeks pertama yang menyusun kriteria untuk mengkategorikan fluorosis gigi pada < poin skala ordinal, yaitu normal, 1uestionable, vey mild, mild, moderate, moderately severe, dan severe (gambar
).
Deans &luorosis
Index
adalah indeks yang 29
direkomendasikan @B pada sur4ey dasar. !ean menggunakan < poin skala ini pada tahun ;9*, namun pada tahun ; !ean memperbaiki indeks fluorosis menjadi poin, dengan menggabungkan poin dan < menjadi severe. !iba5ah ini merupakan tabel yang menggambarkan skala penghitungan Deans &luorosis Index berserta kriterianya
Poin 0ka!a Normal
Kriteria
Email memperlihatkan permukaan translusen/tembus. "ermukaannya
Questionable
halus,
mengkilap
dan
biasanya
ber5arna krem putih pucat ( pale creamy hite). Email mengalami sedikit penyimpangan
dari
translusensi email yang normal, antara sedikit flek putih sampai bintik-bintik putih (hite spots).
Klasifikasi ini dipilih jika didiagnosis belum pasti bentuk paling ringan dari fluorosis ataupun normal. Very Mild
Kecil, opa1ue/buram, area putih kertas kecil yang sangat ringan yang meliputi kurang dari 03 dari permukaan gigi.
7iasanya 5ilayah buramnya tidak lebih dari - mm Mild
pada ujung cusps dari premolar atau molar dua. !aerah putih buram mencakup kurang dari 0*3 dari
Moderate
permukaan gigi. #emua permukaan gigi terkena
8trisi pada permukaan gigit. Severe
&oda cokelat mungkin ada. :ermasuk klasifikasi Hoderately se4ereI
dan
H#e4ereI.
#emua permukaan gigi terkena dan hipoplasia menandai keseluruhan gigi yang terkena.
:anda utama pada klasifikasi ini adalah lubang terpisah atau konfluen (discrete or conluent pittin% ).
&oda cokelat tersebar luas dan gigi seringkali menyajikan tampilan terkorosi.
30
•
>ambar !istribusi pengukuran fluorosis dengan Deans Index ooth "urace Index # &luorosis (:#6) :#6 merupakan indeks yang dikembangkan pada tahun ;1* dan sudah digunakan pada penelitian yang dilakukan di (ational Institute o Dental Research. #kala yang digunakan pada :#6 lebih sensitif jika dibandingkan dengan Deans Index untuk mengidentifikasi bentuk yang paling ringan dari fluorosis. #kala :#6 didefinisikan dalam skor -< pada masing-masing permukaan gigi di dalam mulut. Basil dari :#6 memberikan data distribusi ordinal daripada skor rata-rata (gambar <). 7erikut ini tabel :#6 beserta kriterianya
0ka!a
Kriteria
)+a!a skor* '
Enamel tidak menunjukkan adanya fluorosis. 1
Enamel menunjukkan adanya fluorosis, yaitu daerah dengan total perkamen ( parchment )-putih
kurang dari
sepertiga permukaan enamel. 31
"ada kategori ini fluorosis terbatas hanya untuk tepi insisal gigi
anterior
dan
ujung
cusp
gigi
posterior
(Msno5cappingM). (
:otal perkamen-putih fluorosis sepertiga dari permukaan, tetapi kurang dari dua pertiga.
%
:otal perkamen-putih fluorosis paling sedikit dua pertiga dari permukaan. 2
Enamel menunjukkan staining seperti tingkatan flourosis sebelumnya.
#taining didefinisikan sebagai perubahan 5arna berkisar ringan sampai coklat sangat gelap. 3
8da lubang terpisah (discrete pittin% ) pada enamel, dengan staining pada enamel yang masih utuh.
(=ubang) pit berupa cacat pada permukaan enamel dengan lantai kasar yang dikelilingi oleh dinding enamel utuh.
!aerah lubang biasanya ada stain atau berbeda 5arna dengan enamel sekitarnya. 4
8da lubang (discrete pittin% ) dan stainin% pada enamel yang utuh. 5
8da lubang konfluen (conluent pittin% ) pada permukaan enamel.
#ebagian besar enamel mungkin hilang dan anatomi gigi berubah.
8da noda coklat tua.
32
>ambar < !istribusi pengukuran fluorosis dengan :#6
•
hylstrup-&e2erskov Index (:6 nde$) :6 inde$ memiliki dasar biologis yang lebih kuat dibandingkan dengan Deans Index, karena nilai indeks dikembangkan dengan mengaitkannya dengan gambaran histologis enamel yang terkena. :6 indeks dapat digunakan pada gigi tertentu ataupun keseluruhan gigi geligi. Bampir sama dengan :#6, :6 indeks juga lebih memberikan data distribusi ordinal daripada skor rata-rata (gambar 1).
0ka!a
Kriteria
)+a!a skor* ' 1
(
&ormal translusensi dari enamel, setelah pengeringan udara. >aris putih sempit sesuai dengan perikimata.
N!ean 2 3uestionable / 4ery 'ild O. "ermukaan halus garis opak lebih jelas mengikuti 33
perikimata. #esekali pertemuan garis berdekatan.
"ermukaan oklusal #pacity tersebar L mm dan opacity jelas dari cuspal ridge. %
N!ean 2 3uestionable / 4ery 'ild O. "ermukaan halus "enggabungan dan tidak beraturan (daerah a5an) opacity.
>ambaran jelas dari perikimata sering terlihat antara opacity.
"ermukaan oklusal area konfluen menandai dari opacity. !aerah aus muncul hampir normal tetapi biasanya dibatasi oleh tepi enamel buram. 2
N!ean 2 4ery 'ild / 'ild O. "ermukaan halus #eluruh permukaan menunjukkan tanda opacity atau tampak putih seperti kapur.
7agian dari permukaan yang terekspos oleh atrisi tidak terpengaruh.
"ermukaan oklusal seluruh permukaan menunjukkan tanda opacity.
8trisi sering jelas tak lama setelah erupsi. 3
N!ean 2 ild / oderateO "ermukaan halus dan permukaan oklusal menampilkan seluruh permukaan ditandai opacity dengan kehilangan enamel terluar (lubang) L mm.
N!ean 2 "arah / "evereO. 4
"ermukaan halus "it secara teratur dalam band horisontal bands L mm di 4ertikal e$tension.
cclusal 4ertikal daerah konfluen L9 mm hilangnya enamel.
:erlihat 8trisi. 5
N!ean 2 "evereO "ermukaan halus Kehilangan enamel terluar di daerah yang
tidak
teratur
melibatkan
L/
dari
seluruh
permukaan. 34
"ermukaan klusal "erubahan morfologi disebabkan oleh penggabungan lubang dan atrisi.
N!ean 2 #e4ereO "ermukaan Balus dan klusal Kehilangan enamel terluar
6
yang melibatkan G / dari permukaan.
N!ean 2 #e4ereO "ermukaan Balus dan oklusal Kehilangan bagian utama
7
dari enamel dengan perubahan penampilan anatomi permukaan.
7iasanya +er4ical %im tidak terkena. N!ean 2 #e4ereO
>ambar 1 !istribusi pengukuran fluorosis dengan & Index •
!e4elopmental !efects f !ental Enamel nde$ (!!E) !!E inde$ sebaiknya dihindari jika diperlukan diagnosa fluorosis
sebelum
melakuan
pencatatan
enamel
opacity,
karena
seringkali
menimbulkan bias. #ur4ei nasional anak-anak di rlandia memodifikasi indeks ini, karena cendering mudah. !!E indeks ini mendiagnosis banding antara bentuk ringan dental fluorosis (1uestionable, very mild , dan mild ) dan non-fluorida opacity dari enamel. Karakteristi
#entuk 8!uorosis Ringan
Non-8!ouri+a Opacity
k O,acities Enae! 35
!aerah yang
7iasanya
terlihat
pada 7iasanya
terkena
atau dekat ujung puncak permukaan atau tepi insisal.
dapat
garis
bayangan sketsa pensilC garis
halusC
di
mengenai seluruh mahkota.
enyerupai
7entuk lesi
berpusat
mengikuti
garis
tambahan pada enamel, membentuk
#eringnya
lingkaran
atau
o4al.
irre%ular
Caps tidak pada cusp.
!emarkasi
7ayangan
terlihat
di
sekitar enamel normal.
@arna
#edikit lebih buram dari enamel
normal,
5arna
kertas putih. Incisal ed%e, ujung
cusp
'elas berbeda dari enamel yang normal.
7iasanya berpigmen pada saat erupsiC kuning krim ke oranye kemerahan gelap.
memiliki
penampilan buram. :idak menunjukkan noda pada saat erupsi (dalam derajat ringan, jarang).
>igi yang terkena
"aling sering pada gigi yang
kalsifikasinya
!apat terjadi pada semua
lambat (premolar, molar gigi. dua
dan
molar
:erbanyak
pada
tiga). permukaan labial gigi insisif
'arang pada insisif ba5ah. ba5ah. !apat terjadi secara 7iasanya
terlihat
enam tunggal.
7iasanya
satu 36
atau
delapan
gigi
sampai
tiga
gigi
yang
homolog. #angat jarang terkena. "ada gigi sulung. terjadi pada gigi sulung.
:idak ada. lubang enamel tidak terjadi dalam bentuk Bipoplasia 7erat
yang
lebih
ringan.
"ermukaan memiliki
email
:idak ada sampai parah. "ermukaan enamel tampak goresan, perabaan kasar.
penampilan
mengkilap, halus untuk perabaan.
!eteksi
:erlihat paling mudah di #ering terlihat di ba5ah cahaya yang kuatC paling mudah
terdeteksi
oleh
garis pandang tangensial
ba5ah cahaya yang kuat pada garis pandang tegak lurus terhadap permukaan gigi.
dengan mahkota gigi.
d. "engukuran Kondisi lain pada Epidemiologi Kesehatan >igi dan ulut 7eberapa kondisi yang dipelajari di epidemiologi kesehatan gigi dan mulut juga dilakukan pengukurannya, seperti maloklusi, kanker mulut, clet lip, clet palate dan kesehatan rongga mulut serta kualitas hidup. 7erikut pemaparannya
aloklusi Keadaan maloklusi sulit untuk didefinisikan dikarenakan persepsi yang berbeda pada setiap indi4idu dan kebudayaan mengenai apa itu masalah maloklusi. "ermasalahan ini telah ada sejak lama dan berkutat pada hal yang sama yaitu berpusat pada klasifikasi dan skor dari maloklusi.
37
Klasifikasi !n%el yang telah ada sejak abad ke ;, mungkin masih digunakan dalam rencana pera5atan tapi tidak dapat diterapkan dalam epidemiologi
yang
menggunakan
angka-angka
nominal.
8dapun
'alali%nment Index menaksir besarnya rotasi dan displacement dari gigi, sedangkan #cclusal &eature Index menunjukan seberapa parah keadaan croded / berjejal, hori?ontal. ndeks
interdigitasi B=!
antar
cups,
dan
overbite 4ertikal-
( +andicappin% 5abio-5in%ual
Deviation)
diterapkan dalam kesehatan masyarakat saat melakukan perkiraan kebutuhan pera5atan untuk program ortodonti masyarakat di Kota (e 6ork . >rainger megembangkan :" (reatment Priority Index) untuk memperkirakan kebutuhan pera5atan, sebuah indeks yang hanya digunakan sekali dalam studi nasional tentang kebutuhan ortodonti pada anak-anak. #etelahnya, indeks ini tidak pernah lagi diterapkan. #alah satu model indeks yang sukses digunakan untuk mengukur adalah #cclusal Index () yang mengukur ; karakteristik dari umur gigi, relasi molar, overbite,
over2et,
posterior
crossbite,
posterior
openbite,
tooth
displacement , relasi garis 5ajah, kehilangan gigi insisif permanen rahang atas.
!i eropa indeks :& ( Index o #rthodontic reatment (eed ) digunakan sejak pertama kali dikenalkan pada tahun ;1;. :& merupakan modifikasi dari skala orang s5edia dan kombinasi dari pengukuran fungsional dan estetik. klusi fungsional dikategorikan dalam lima tingkatan, dimana pengukuran estetik menggunakan * titik poin skala ordinal yang mengi?inkan setiap indi4idu menentukan persepsi estetik gigi geliginya sendiri. ndeks "8% (he Peer !ssessment Ratin% ) didesain untuk menemukan semua anomali oklusal yang mungkin ditemukan dalam sin%le skor. ni mungkin terlihat terlalu berlebihan, tetapi indeks "8% ditemukan sama dengan realitas . "encarian masih terus berlanjut untuk sebuah pengukuran yang meliputi berbagai hal dan +& ( Index o Complexity, #utcome, and (eed ) sampai di era milenium. ndeks ini menunjukkan korelasi yang baik dengan persepsi pasien pada 38
estetik, bicara, fungsi dan kebutuhan pera5atan. "erkembangan dari indeks ini menekankan pada tingkat kesulitan masalah komplek ini. ndeks ini meskipun digunakan tetapi tidak mena5arkan nilai lebih dibandingkan indeks yang lain. Kompleksitas dari maloklusi dan kesulitan yang muncul selama perkambangan indeks yang tidak adekuat, membuat para peneliti percaya bah5a maloklusi secara fungsional dan nyata tidak dapat dilakukan pengukuran dalam tujuan epidemiologi. #edangkan dalam usaha untuk menginterpretasi data dari overbite, crodin% dan kondisi klinis lainnya mungkin saja dilakukan. ndeks selanjutnya adalah !8 ( Dental !esthetic Index), dipublikasikan pada tahun ;1, !8 dimulai dari alasan bah5a pengaruh maloklusi terhadap masalah penyakit mulut lainnya diragukan dan keuntungan utama dari pera5atan ortodonti adalah efeknya yang memperbaiki sosial dan psikologis indi4idu. enurut @B, sebagai pemandu dan protokol sur4ey, menyarankan penggunaan !8 untuk merekam maloklusi menurut beberapa kategori yaitu () kehilangan insisif, kaninus, dan gigi premolar C () croded insisif atas dan ba5ah pada segmen anterior C (9) sela atau jarak di rahang atas dan mandibula pada segmen anterior C () diastema diantara insisif sentral rahag atasC (0) ketidakteraturan yang luas di daerah depan dari insisif rahang atas (rotasi atau displacement dari pergerakan normal)C () ketidakteraturan yang luas di daerah depan dari insisif rahang ba5ah (rotasi atau displacement dari pergerakan normal)C (<) over2et anterior rahang atas dan rahang ba5ahC (1) open bite 4ertikal anterior C dan (;) relasi molar anteroposterior
Kanker ulut #eperti kanker pada umumnya, peristi5a dari kanker mulut biasanya ditampilkan dalam bentuk proporsi atau rate. Umur-perhitungan rate setiap tahun dari kematian kanker mulur, sebagai contoh, turun dari 9, per **.*** populasi di tahun ;<* menjadi ;,; per **.*** di ;10. =ima tahun survival rate dari <3. #ebagai contoh, berati bah5a <3 dari orang yang didiagnosa 0 tahun sebelumnya masih mampu bertahan hidup. !ata kanker selalu dijaga dalam daftar di hampir seluruh negara. 39
nformasi disampaikan pada registrasi melalui dokter dan tenaga rumah sakit.
Clet 5ip and Clet Palate / +elah 7ibir dan "alatum "eristi5a dari celah bibir dan palatum biasanya ditampilkan sebagai proporsiC bah5a bayi dalam <** kelahiran mengalami kondisi ini, seperti halnya pada penyakit mulut yang bersifat jarang, sehingga lebih cocok ditampilkan dalam proporsi atau rate. +elah bibir dan palatum, sebagai salah satu kelainan kongenital, dilaporkan dalam sertifikat kelahiran di U#8, meskipun sistem ini belum dilakukan diseluruh dunia.
Kesehatan rongga mulut dan kualitas hidup eskipun secara filosofis lebih diperlukan untuk mengukur kesehatan ketimbang penyakit namun prakteknya epidemiologi berfokus pada pengukuran penyakit karena kesehatan sangat sulit untuk didefinisikan secara operasional. #aat konsep sulit didefinisikan, itu juga sulit utnuk diukur. 7eberapa penelitian berusaha membuat perkembangan dari indeks kesehatan mulut.
Kesehatan lebih dari sekedar tidak mengalami penyakit, beberapa komentator berpendapat bah5a perkiraaan subjekti4itas indi4idual tentang kesehatan mulutnya sama benarnya dengan pengertian dokter gigi. nilah yang membedakan dengan penghitungan penyakit, karena indikator subjekti4itas dan indikator klinis dari kesehatan mulut sangat sedikit berhubungan. B" (he #ral +ealth Impact Proile) mengukur pengaruh sosial dari kondisi mulut yang dirasakan oleh indi4idu dan berasal dari pernyataan yang diberikan oleh pasien gigi selama 5a5ancara. B" sebenarnya bera5al dari ; item skala tapi kemudian menjadi lebih ringkas menjadi item skala, dimana ukuran kesehatan rongga mulut kaitannya dengan kualitas hidup sebagai 4aliditas di 4ersi a5al dan lebih mudah untuk dikerjakan. ndeks lainnya yang telah dipakai secra meluas adalah >B8 (he eneral #ral +ealth !ssessment Index). >B8 40
terdiri dari item skala yang memperkirakan fungsi fisik, fungsi psikososial, dan rasa sakit atau ketidaknyamanan. ndeks sperti ini mempunyai potensi yang baik untuk merangking kerusakan di mulut yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari orang, sehingga memperluas perspektif kita tentang kesehatan mulut dan membantu baik rencana pera5atan klinis dan penelitian. "engukuran objektif dari karies atau periodontitis terlihat lebih sederhana dibandingkan memperkirakan pengaruh subjektif dari penyakit mulut dan disabilitas dalam kehidupan manusia.
DA8AR PU0AKA
. 7urt 7rian, 8. #tephan. **0. Dentistry, Dental Practice and the Community. th ed. Else4ier #aunders U# . >ordis, =eon. *. $pidemiolo%y. Else4ier #aunders U# 9. &. &asry. **1. Epidemiologi. %ineka +ipta 'akarta . #?klo, o4ses., and 'a4ier, 6. **<. $pidemiolo%y 0eyond the 0asics. 'ones and 7artlett "ublishers 7oston 0. etter, &orman., and atthe5s, an. ;;;. $pidemiolo%y and Public +ealth 'edicine. +hurchil =i4ingstone =ondon . @ebb, "., and 7ain, +. *. $ssential $pidemiolo%y *nd $dition. Uni4ersity "ress +ambridge UK
41
UNI9ER0IA0 INDONE0IA
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI )Uu +an Oral *
MAKALA:
Untuk tugas "rogram agister lmu Kedokteran >igi Komunitas
Annisa 0e,ta!ita& +rg. 42