Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
LEMBAR PENILAIAN
Judul Percobaan Kelompok Tanggal Praktek
: Metode Thevenin Dan Norton : 1 (Satu) : 15 Maret 2016
1. Praktikan: No
Nama
Persetujuan (Tanda Tangan)
NIM
1
ACHMAD JAELANI
321 15 027
2
ANDI NURINDAH SARI
321 15 028
3
MUH. HIDAYAT ALWI
321 15 029
4
PARAMITA SARI
321 15 051
2. Catatan:
3. Penilaian: Skor :
Tgl ACC :
Laporan Diperiksa,
( Ashar AR,ST )
ii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................. ............................... .............................. ........ Lembar Penilaian ............................. .............................. ............................... ........ Daftar Isi...................................... .............................. .............................. .............. Daftar Gambar ............................. ............................... .............................. ............. Daftar Tabel ........................... ............................... .............................. .................. Daftar Lampiran ............................... ............................... .............................. ........ Bab I Pendahuluan .............................. .............................. ............................... ... A. Latar Belakang ............................. ............................... ....................... B. Tujuan................................................................................................. Bab II Teori Dasar ............................... .............................. ............................... ... A. Metode Thevenin .............................. .............................. .................. B. Metode Norton ............................ ............................... ....................... Bab III Metode Percobaan ............................. ............................... ....................... A. Alat dan Bahan ........................... ............................... ....................... B. Gambar Rangkaian Percobaan ............................ ............................. C. Prosedur Percobaan ............................... .............................. ............. D. Analisa Perhitungan .............................. .............................. ............. Bab IV Data dan Hasil Percobaan .............................. .............................. ............. Bab V Pembahasan ............................................................................................... A. Perhitungan secara Teori .............................. .............................. ........ B. Perbandingan Teori dan Praktek ........................... ............................. C. Analisa Hasil Praktikum..................... Praktikum................................................... .............................. .................. Bab VI Jawaban Pertanyaan............. .............................. .............................. ......... Bab VII Kesimpulan ............................. .............................. ............................... ... Daftar Pustaka Lampiran
i ii iii iv v vi 1 1 2 4 6 6 8 9 10 11 14 17 18 19
iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Metode Thevenin
2
2.2 Rangkaian listrik
3
2.3 VAB=VT
3
2.4 R AB AB=R T
3
2.5 Rangkaian Ekivalen Thevenin
4
2.6 Metode Norton
4
3.1 Rangkaian Kompleks Untuk Penyenerdahanaan Thevenin
6
3.2 Rangkaian Ekivalen Thevenin
6
3.4 Rangkaian Ekivalen Norton
7
5.2 Rangkaian mencari Vth
11
5.3 Rangkaian Mencari I N
12
iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel alat dan Bahan
Halaman 6
4.1 Hasil Percobaan Metode Thvenin dan Norton
10
4.2 Hasil Percobaan Rangkaian Ekivalen Metode Thevenin
10
4.3 Hasil Percobaan Rangkaian Ekivalen Metode Norton
10
5.1 Hasil Perhitungan Teori Metode Thevenin dan Norton
13
5.2 Perhitungan secara teori Ekivalen Thevenin
13
5.3 Perhitungan secara teori Ekivalen Norton
14
5.4 Perbandingan Teori dan Praktek Metode Thevenin & Norton
15
5.5 Perbandingan Teori dan Praktek Ekivalen Thevenin
15
5.6 Perbandingan Teori dan Praktek Ekivalen Norton
15
v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Asistensi
Lampiran 2
Copy Kartu Kontrol
Lampiran 3
Data Sementara
vi
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
vii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam dunia kelistrikan dikenal sebuah metode yang memudahkan dalam penghitungan sebuah nilai pada suatu rangkaian. metode tersebut yaknik Metode Thevenin dan Metode Norton. Dimana kedua metode ini terdapat berbagai prinsip dasar mengenai nilai yang terkandung dalam anilisis suatu rangkaian.
Kedua Metode ini adalah elemen dasar suatu tahap analisis, karena dalam metode ini telah di uji dengan cermat oleh parah ahli agar memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Dengan tujuan membuat praktikan dengan mudah menganalisis suatu rangkaian, maka kedua metode ini sangatlah diperlukan. Dengan mengetahui kedua metode tersebut diharapkan pratikan mampu mengetahui prinsip dasar suatu perhitungan. B. Tujuan Selesai melaksanakan percobaan, maka diharapkan dapat : a. Membandingkan hasil perhitungan metode Thevenin dengan pengukuran langsung b. Membandingkan hasil perhitungan metode Norton dengan pengukuran langsung c. Membandingkan hasil perhitungan antara metode Thevenin dengan metode Norton
1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
BAB II TEORI DASAR
Strategi yang umum digunakan dalam menganalisis rangkaian listrik adalah melakukan penyederhanaan rangkaian seminimal mungkin. Dalam hal ini, bagaimana caranya agar mendapatkan sub-rangkaian paling sederhana di mana paling sedikit elemennya tanpa mengubah besarnya arus dan tegangan di luar rangkaian. Rangkaian ekivalen seri dan paralel untuk hambatan, sumber arus, dan sumber tegangan akan dikombinasikan menjadi suatu rangkaian ekivalen yang disebut sebagai bentuk Thevenin dan Norton. Metode ini sering digunakan untuk menyederhanakan rangkaian sehingga mempermudah dalam menganalisis rangkaian listrik. Secara prinsip metoda ini merupakan kombinasi dari hukum Ohm ( I = V / R) dan hukum Kirchhoff (KVL dan KCL).
A. Metode Thevenin
Suatu rangkaian aktif (menggunakan sumber arus dan/atau sumber tegangan yang tetap maupun vertikal) yang bersifat linier dengan dua kutub (terminal) A dan B dapat diganti dengan suatu sumber tegangan V T yang tersusun seri dengan suatutahanan R T.
Gambar 2.1 Metode Thevenin VT = Tegangan pada terminal A-B dalam keadaan terbuka (tanpa beban / V0 )
2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
R T
= Tahanan pada rangkaian dilihat dari terminal A-B dengan semua sumber tegangan diganti tahanan dalamnya.
Contoh: suatu rangkaian listrik seperti gambar berikut ini akan dihitung arus yang mengalir pada tahanan R L (Lihat Gambar 3.2)
Gambar 2.2 Rangkaian listrik
Untuk mencari tegangan Thevenin (V T) bukalah terminal A-B (open circuit) sehingga rangkaian menjadi seperti berikut :
Gambar 2.3Rangkaian Mencari Tegangan Pengganti Untuk mencari tahanan Thevenin (R T) sumber tegangan V diganti dengan tahanan dalamnya (Rd=0)
E
Gambar 2.4Rangkaian Mencari Tahanan Pengganti
Apabila VT dan R T sudah diperoleh, maka rangkaian pada gambar 2.4 dapat diganti menjadi :
3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
Gambar 2.5 Rangkaian Ekivalen Thevenin Maka arus yang melalui RL adalah IRL=
+
B. Metode Northon Pada prinsipnya metode Norton sama dengan metode Thevenin, hanya pada metode Norton rangkaian aktif linier diganti dengan sumber arus I N yang paralel dengan satu tahanan R N.
Gambar 2.6 Metode Norton
I N : Arus melalui A-B dalam keadaan hubung singkat (Ihs) R N : Tahanan pada rangkaian dilihat dari terminal A-B dengan semua sumber arus dihubung singkat Dimana :
= =
= =
potensiom nsiome eter . Pada alat yang digunakan dalam praktikum ini, terdapat po Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan yang dapat disetel. Potensiometer tiga terminal dapat digunakan sebagai resistor variabel dua terminal dengan tidak menggunakan terminal ketiga. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer
4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat, dan menjadi cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit.
5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
BAB III METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan Dalam percobaan ini praktikan menggunakan beberapa alat dan bahan yang dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Tabel alat dan Bahan No Nama Alat Sumber Tegangan DC 1 Saklar Tunggal 2 Papan Percobaan 3 Multimeter Digital 4 Multimeter Analog 5 Potensiometer 1 kΩ 6 Resistor 7 2K2 Ω 4K7 Ω 1K Ω 10K Ω Kabel Penghubung 8
Jumlah Satuan
2 1 1 3 1 1
Buah Buah Buah Buah Buah Buah
1 1 1 1
Buah Buah Buah Buah
16
Buah
B. Gambar Rangkaian Percobaan 1. Rangkaian Kompleks Thevenin dan Norton R1
R2
2k2
1k
V1
V2
S
12 V
6V
A
R3
V
4k7
Gambar 3.1 Rangkaian Kompleks Untuk Penyedahanaan Thevenin dan Norton 2. Rangkaian Ekivalen Thevenin A
A Rth
VTh
RL
V
4k7
B
Gambar 3.2 Rangkaian Rangkaian Ekivalen Thevenin
6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
3. Rangkaian Ekivalen Norton A Rx
A
VN
A
1k
RN
RL
V
4k7
B
Gambar 3.3 Rangkaian Kompleks Ekivalen Norton
7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
C. Prosedur Percobaan
Meneliti semua alat/komponen sebelum praktek dimulai
Membuat rangkaian seperti rangkaian pada gambar
Menutup saklar S, mencatat arus dan tegangan beban RL pada tabel
Menutup saklar S, mencatat arus dan tegangan beban RL pada tabel
Membuka saklar S sehingga A-B terbuka, mengukur tegangan VT pada terminal A-B
Menyambung titik A-B sehingga AB Terhubung, mengukur tegangan IN pada terminal terminal A-B
Mengganti kedua sumber tegangan dengan rangkaian hubung singkat
Mengganti kedua sumber tegangan dengan rangkaian hubung singkat
Mengukur harga tahanan antara terminal A-B
Mengukur harga tahanan antara terminal A-B
Mengganti rangkaian menjadi rangkaian ekivalen
Mengganti rangkaian menjadi rangkaian ekivalen
Mencatat arus dan tegangan pada tahanan RL
Mencatat arus dan tegangan pada tahanan RL
8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
D. Analisa Perhitungan me nggunakan hukum Ohm 1. Menghitung Arus (I), menggunakan
I=
V
R
(1)
2. Menghitung Persen Error menggunakan rumus
Erro Error( r(%) %) =
Pehitungan−Pengukuan Pehitungan
100%
(2)
3. Menghitung Tegangan Thevenin dengan Rumus
=
+
(3)
4. Menghitung Arus Norton pada tiap resistor dengan Rumus
=
+
(4)
5. Hukum KVL (Kirchhoff KVL (Kirchhoff Voltage Low)
∑ = 0
(5)
6. Hambatan Seri
= ⋯
(6)
7. Hambatan Paralel
=
× +
(7)
9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
BAB IV DATA DAN HASIL PERCOBAAN Data Hasil percobaan dapat dilihat pada beberapa tabel di bawah ini:
1. Hasil percobaan Thevenin dan Norton Tabel 4.1 Hasil Percobaan Metode Met ode Thvenin dan Norton No 1 2 3
Tahanan Beban (Ω) RL1 = 1K RL3 = 4K7 RL2 = 10K
Saklar ON IRL (mA) 4,74
VRL (V)
Saklar OFF IAB VAB (mA) (V)
RAB=RTH=RN (Ω)
4,71
1,5
7,06
0,76
7,63
11,37
8,2
678
2. Hasil percobaan ekivalen Thevenin Tabel 4.2 Hasil Percobaan Rangkaian Ekivalen Metode Thevenin No
VTH (V)
RTH (Ω)
1 2
8,2
678
3
RLX (Ω)
VRL (V)
IRL (mA)
R = 1K
4,84
4,89
R = 4K7
7,16
1,52
R = 10K
7,68
0,76
3. Hasil percobaan percobaan ekivalen Norton Tabel 4.3 Hasil Percobaan Rangkaian Ekivalen Metode Norton No
IN (mA)
RN (Ω)
1 2 3
11,37
678
RLX (Ω)
VRL (V)
IRL (mA)
R = 1K
4,84
4,6
R = 4K7
6,72
1,43
R = 10K
7,2
0,72
10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
BAB V PEMBAHASAN A. Perhitungan secara Teori Pada perhitungan menggunakan metode Thevenin kita akan mengambil satu contoh, yaitu mencari arus yang mengalir di tahanan beban dengan resistansi 1 kΩ yang tersambung pada tegangan 12 V dan 6 V. Langkah awal yakni Mencari R TH TH dengan cara menghubungsingkatkan sumber tegangan. Dengan Menggunakan Rumus dapat di tulis sebagai berikut :
R1 = 2K2
R2 = 1 K
E2
E1
Gambar 5.1 Hubung singkat Sumber Tegangan Tegangan untuk cari R TH TH
=
2,2 2,2 . 1 2,21
= 0,67 0,678 8 kΩ = 678 Ω Sehingga dapat di proleh 678 Ω. Dan selanjutnya Bisa mencari VTH. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R1 = 2K2
R2 = 1 K
E2
12V
R1 = 2K2
E1
R2 = 1 K
E2 = 6 V
Gambar 5.2 Rangkaian mencari V th
11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
12 1
ℎ =
2,21
=
12
3,2 =
6 2,2 2,21
13,2 3,2
25,2 3,2
= 7,87 7,87 Sehingga dapat di proleh 7,87 V. Dan selanjutnya Bisa mencari I N. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R1 = 2K2
R2 = 1 K
E2
12V
R1 = 2K2
R2 = 1 K
E1
E2 = 6 V
Gambar 5.3 Rangkaian Mencari I N
=
12 2,2
6 1
= 5,45 6 = 11,4 11,45 5 Sehingga diproleh Nilai R Th Th, VTh , dan I N. Selanjutnya mencari arus yang mengalir pada resistor dengan mengambil men gambil contoh resistor 4K7 Ω . Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
=
7,88 ., +,
= 4,67 4,67 Dan terakhir mencari tegangan yang terdapat pada tahanan dan sebagai contoh mengambil resistor 4K7 Ω dengan menggunakan rumus seba gai berikut :
12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
=
1000 1000 . 7,88 7,88 1000 1000 687, 687,5 5
= 4,67 4,67 Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Teori Metode Thevenin dan Norton No
Tahanan Beban (Ω)
1
RL1 = 1K RL3 = 4K7 RL2 = 10K
2 3
Saklar ON IRL (mA) 4,67
Saklar OFF IAB VAB (mA) (V)
VRL (V)
RAB=RTH=RN (Ω)
4,67
1,46
0,87
0,74
7,37
11,45
7,88
687,5
Pada perhitungan rangkaian ekivalen menggunakan metode Thevenin kita akan mengambil satu contoh, yaitu mencari tegangan yang mengalir di tahanan beban dengan resistansi 1 KiloOhm yang tersambung pada pada tegangan yang nilainya sama dengan VTH ( 7,88V). Dengan Menggunakan Rumus dapat di tulis sebagai berikut :
=
1000 1000 . 7,88 7,88 1000 1000 687, 687,5 5 = 4,67 4,67
Sehingga dapat di proleh 4,67 .Setelah mencari VL dilanjutkan mencari IL. Dengan Menggunakan Rumus dapat di tulis sebagai berikut :
=
7,88 ., +,
= 4,67 4,67 Sehingga dapat di proleh 4,67 .Dan untuk R LX LX yang lainya , juga menggunakan rumus yang sama. Dan hasilnya bisa dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Perhitungan secara teori Ekivalen Thevenin No
VTH (V)
RTH (Ω)
1 2 3
7,88
687,5
RLX (Ω)
VRL (V)
IRL (mA)
R = 1K
4,67
4,67
R = 4K7
6,87
1,46
R = 10K
7,37
0,74
13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
Pada perhitungan rangkaian ekivalen menggunakan metode Norton kita akan mengambil satu contoh, yaitu mencari arus arus yang mengalir mengalir di tahanan beban dengan resistansi 1 Kilo Ohm yang tersambung pada sumber arus yang nilainya sama dengan I N (11,45 mA). Dengan Menggunakan Rumus dapat di tulis sebagai berikut :
=
687,5 687,5 . 11,45 11,45 1000 1000 687, 687,5 5
= 4,67 4,67 Sehingga dapat di proleh 4,67 .Setelah mencari IL dilanjutkan mencari VL. Dengan Menggunakan Rumus dapat di tulis sebagai berikut :
= 0,004 0,00467 67 1000 1000 = 4,67 4,67 Sehingga dapat di proleh 4,67 an untuk R LX LX yang lainya , juga menggunakan rumus yang sama. Dan hasilnya bisa dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Perhitungan secara teori Ekivalen Norton No
IN (mA)
RN (Ω)
1 2
11,45
687,5
3
RLX (Ω)
VRL (V)
IRL (mA)
R = 1K
4,67
4,67
R = 4K7
5,34
1,13
R = 10K
7,37
0,74
B. Perbandingan Teori dan Praktek Untuk Melihat seberapa besar perbedaan nilai yang di dapat dari pengukuran dengan teori, maka diperlukan perhitungan presentase kesalahan. Dan sebagai contoh kami mengambil presentase error antar pengukuran I Ndengan teori I N. Dimana secara Teori menunjukan nilai sebesar 11,45 mA yang di dapat dari hasil pengukuran sebesar 11,37 mA. Dari nilai tersebut dapat di tuliskan rumus sebagai berikut :
(%) =
100%
14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
11,4 11,45 5 11,3 11,37 7
=
11,45 =
0,8 11,45
100%
100%
= 0,7 % Dari rumus di atas didapatkan presentase kesalahan untuk I Nsebesar 0,7 %. Kemudian untuk presentase kesahalan pada setiap praktek lainya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. Tabel 5.4 Perbandingan Teori dan Praktek Metode Thevenin dan Norton Saklar ON No
Saklar OFF
IRL (mA)
VRL (V)
IAB (mA)
P
T
%
P
T
%
1
4,74
4,67
-1,50
4,71
4,67
-0,86
2
1,5
1,46
-2,74
7,06
6,87
-2,77
3
0,76
0,74
-2,70
7,63
7,37
-3,53
RAB=RTH=RN (Ω)
VAB (V)
P
T
%
P
T
%
P
T
%
11,37
11,45
0,70
8,2
7,88
-4,06
678
688
1,38
Tabel 5.5 Perbandingan Teori dan Praktek Ekivalen Thevenin No
VTH (V) P
T
RTH (Ω) %
P
T
RLX (Ω) %
1 2
8,2
7,88
-4,06
678
688
1,38
3
P
T
R = 1K
R = 1K
R = 4K7 R = 10K
VRL (V) %
P
IRL (mA)
T
%
P
T
%
0 4,84
4,67
-3,64
4,89
4,67
-4,71
R = 4K7
0 7,16
6,87
-4,22
1,52
1,46
-4,11
R = 10K
0 7,68
7,37
-4,21
0,76
0,74
-2,70
Tabel 5.6 Perbandingan Teori dan Praktek Ekivalen Norton IN (mA)
RN (Ω)
RLX (Ω)
VRL (V)
IRL (mA)
No P
T
%
P
T
%
1 2 3
11,4
11,5
0,70
678
688
1,38
P
T
R = 1K
R = 1K
R = 4K7 R = 10K
%
P
T
%
P
T
%
0 4,84
4,67
-3,64
4,6
4,67
1,50
R = 4K7
0 6,72
5,34
-25,8
1,43
1,13
-26,5
R = 10K
0
7,37
2,31
0,72
0,74
2,70
7,2
15
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
C. Analisa Hasil Praktikum 1. Pada percobaan pertama kami merangkai yang bertujuan untuk mencari VTh , IN , dan RTh yang nantinya akan digunakan untuk membuat rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton. Untuk Rth kami mendapatkan R Th Th 678 Ω , V Th 8,2 V , dan I N 11,4 mA. Dan dari hasil ketiga tersebut ditemui perbedaan antar teori yang cukup kecil yakni berkisar 1 – 5 %. Perbedaan ini mungkin disebabkan dari ketidak akuratan dalam penentuan nilai dari sumber tegangan. 2. Pada percobaan kedua ini, kami melakukan mencari nilai I LX dan VLX dengan menggunakan rangkaian ekivalen thevenin yang nilai V th dan R th th diambil dari nilai dari pada percobaan pertama yaitu V th= 8,2 V dan R N = 678 Ω. Dan di dapatkan untuk R LX= 1 K ,IL= 4,84 mA dan V L= 4,84 V. Dilihat dari hasil tersebut dapat dibandingkan dengan hasil teori, dan dijumpai perbedaan yg cukup kecil yaitu sebesar 4-5 % , ini juga berlaku untuk R LX LX= 4K7 . Namun untuk R LX LX= 10K ada perbedaan yang sangat rendah yaitu 1- 2 %, hal ini mungkin disebabkan dari ketidak ketelitian dalam mengatur potensio meter dan sumber tegangan yang dinilai cukup sulit untuk menggunakan menggunakan metode metode superposisi . 3. Pada percobaan ini, kami melakukan mencari nilai I LX dan VLX dengan menggunakan rangkaian ekivalen norton yang nilai I N dan R N diambil dari nilai dari pada percobaan pertama yaitu I N= 11,37 mA dan R N N = 678 Ω. Dan di dapatkan untuk R LX LX= 1 K ,I L= 4,6 mA dan V L= 4,84 V. Dilihat dari hasil tersebut dapat dibandingkan dengan hasil teori, dan dijumpai perbedaan yg cukup kecil yaitu sebesar 3-4 % , ini juga berlaku untuk R LX LX= 10 K . Namun untuk R LX LX= 4K7 ada perbedaan yang cukup tinggi yaitu 24-25 %, hal ini mungkin disebabkan dari perbedaan penggunaan sumber arus yang di ganti dengan sumber tegangan yang prinsip kerjanya di samakan dengan sumber arus.
16
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
BAB VI JAWABAN PERTANYAAN
Soal 1
Berikan penjelasan singkat, perbandingan hasil pengukuran secara langsung dari metode Thevenin dan Metode Norton Jawaban
Dari data perbandingan pada tabel, dapat dilihat bahwa metode Thevenin dan Norton memiliki hasil yang tidak jauh beda. Adapun dari keduanya juga terdapat percobaan yang memiliki kesamaan pengukuran pengukuran pada resistansi yang sama. Soal 2
Apa fungsi R 1 pada gambar 4.3 ? Jawaban
sebagai R n , dan akan menimbulkan arus yang akan menentukan besar I N yang akan digunakan pada rangkaian ekivalen Norton.
Soal 3
Apa yang terjadi jika besar R 1 diganti dengan, R 1 = 1KΩ, R 1 = 10 KΩ, dan R 1 = 0 Ω. Pada gambar 4.3 ? Jawaban
Jika R 1 = 2K2 Ω, diganti dengan 1KΩ Maka, RN = 1KΩ || 1KΩ = 500 Ω Jika R 1 = 2K2 Ω, diganti dengan 10KΩ Maka, RN = 1KΩ || 10KΩ = 909, 10 Ω Jika R 1 = 2K2 Ω, diganti dengan 1KΩ Maka, RN = 1KΩ || 0Ω =0Ω
17
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
Soal 4
Jelaskan perbedaan antara metode Thevenin dan metode Norton ! Jawaban
Perbedaan antara metode Thevenin dan metode Norton, pada saat mencari V TH R L pada rangkaian tersebut dilepas, sedangkan pada metode Norton RL dihubung singkat untuk mendapatkan I N. Pada saat menggunakan rangkaian ekivalen, metode Thevenin tidak menggunakan Rx sedangkan pada rangkaian Norton menggunakan Rx sebagai pemicu arus untuk menciptakan I N.
18
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan percobaan thevenin dan norton dan melakukan analisis terhadap hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Setelah melakukan perhitungan dengan metode thevenin melalui teori dan praktek, kami memperoleh hasil yang tidak jauh berbeda, adapun perbedaan tersebut dikarenakan adanya faktor dalam menentukan nilai sumber tegangan. 2. Setelah melakukan perhitungan dengan metode norton melalui teori dan praktek, kami memperoleh hasil yang tingkat errornya sangat kecil, adapun perbedaan tersebut dikarenakan adanya faktor dalam menentukan potensiometer. 3. Setelah melakukan melakukan perhitungan dengan metode thevenin
dan norton
melalui teori dan praktek, kami memperoleh hasil yang cukup berbeda, adapun perbedaan tersebut dikarenakan sumber arus yang di ganti dengan sumber tegangan yang prinsip kerjanya di samakan dengan sumber arus B. Saran Setelah melakukan praktek
laboratorium pengukuran listrik dasar, maka
praktikan ingin menyampaikan beberapa beberapa hal yang kiranya dapat menjadi perhatian oleh praktikan dan dosen pembimbing : 1. Dosen pembimbing di harapkan lebih memperhatikan praktikannya agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan praktikan dan juga dapat membantu menghindari kerusakan pada alat ukur. 2. Kami mengharapkan agar dosen pembimbing didalam laboratorium di perbanyak, karena kadang kami harus menunggu untuk bertanya karena banyaknya praktikan yang bertanya dan sedikitnya pembimbing 3. Kami harapkan didalam laboratoium kipas / AC ditambah, karena kami kadang kepanasan karena minimnya pendingin ruangan.
19
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
DAFTAR PUSTAKA 1. Jobsheet Laboratorium Jobsheet Laboratorium.Pengukuran .Pengukuran Dasar Teknik Listrik Semester II Politeknik Negeri Ujung Pandang 2. Boylestad, Robert L, 2003 Introductory 2003 Introductory Circuit Analysis, Analysis, Tenth edition, USA: Prentice Hall 3. Andika, Riki (2015) LAPORAN (2015) LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEOREMA THEVENIN [Online]. [Online]. Tersedia:http://documents.tips/documents/laporan praktikum-teorema-Thevenin.html[17Maret 2016]. 4. Maulana, Andi Ikhsan (2015) Laporan 2015) Laporan Elektronika "Rangkaian "Rangkaian Setara Thevenin - Norton" [Online]. [Online]. Tersedia: http://www.ilmusemesta.com/2014/05/laporan-elektronika-rangkaianThevenin.html [17Maret 2016]. 5. Kusuma, Anton Dwi (2012) Metoda (2012) Metoda Thevenin dan Norton[Online]. Norton[Online]. Tersedia: http://tutorialteknik.blogspot.co.id/2012/01/metoda-Thevenin-dan Norton.html [18 aret 2016].
20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik 2016
LAMPIRAN Lampiran 1
Lembar Asistensi
Lampiran 2
Copy Kartu Kontrol
Lampiran 3
Data Sementara
21