2. Landasan Teori 2.1 Hipotesis Hipotesis adalah suatu anggapan yang mungkin benar atau mungkin tidak benar tentang suatu populasi (Walpole,1995).Hipotesis (Walpole,1995).Hipotesis nol, disimbolkan disimbolkan H0 adalah adalah hipotesis hipotesis yang yang dirumuskan dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang diuji. Hipotesis alternative disimbolkan disimbolkan H1 atau Hα adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol (Ayu, 2011). 2.2.1 Prosedur Pengujian Hipotesis Prosedur Hipotesis adalah langkah langkah yang dipergunakan dalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut adalah langkah langkah pengujian hipotesis: a. Pengujian Hipotesis nol dan Hipotesis Alternatif. b. Dalam uji variansi hipotesis nolnya adalah tidak ada perbedaan variabilitas pada kedua populasi. Sedangkan hipotesis aslinya terdapat perbedaan berarti antara kedua variansi populasinya. Ho : σ12 = σ22 : σ12 σ22 : (σ12 < σ22) : (σ12 > σ22) Pemilihan tingkat kepentingan (level of significance) significance) α. Penentuan distribusi pengujian yang digunakan. Dalam uji dua variansi ini yang digunakan adalah distribusi F yang merupakan suatu distribusi sampling dengan sifat-sifat sebagai berikut : Distribusi F adalah distribusi sampling untuk variabel s 21/ s22 (rasio variansi sampel ) Seluruh nilai F nilai F > > 0 Tidak simetris. Terdapat perbedaan bentuk distribusi yang tergantung pada ukuran sampelnya serta banyaknya sampel sampel pengamatan pada sampel sampel tersebut. Nilai-nilai distribusi F telah disajikan dalam tabel dalam bentuk Fα,df1,df2 yang dapat ditentukan mengenai mengenai tiga hal sebagai berikut : Tingkat kepentingan (level (level of s ignificance), ignificance), α Derajat kebebasan (degree (degree of freedom) freedom) untuk sampel yang digunakan sebagai pembilang dalam rasio uji s21/ s22, → (df 1 = v1 = n1-1). Derajat kebebasan ( degree of freedom ) untuk sampel yang digunakan sebagai penyebut dalam rasio uji s21/ s22, → (df 2 = v2 = n2-1 ). Sample dalam variansi yang terbesar dinyatakan sebagai sampel 1 dan selalu dijadikan pembilang dalam rasio uji. Pendefinisian daerah penolakan atau daerah – daerah – daerah daerah kritis H1
c. d. e.
f. g. h. i. j. k.
l. Pernyataan aturan keputusan ( Decision rule) m. Perhitungan rasio uji (RU) n. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio uji (nilai F) adalah = RUF = Ftest = s12/ s22, o. Pengambilan keputusan secara statistik. p. Jika nilai uji statistik berada di daerah penerimaan maka hipotesis nol diterima dan jika berada di daerah penolakan maka hipotesis nol ditolak. 2.2.4 Uji Satu Arah dan Dua Arah Pengujian hipotesis sehubungan dengan tandingannya dibedakan menjadi dua yaitu uji satu arah dan uji dua arah. Uji satu arah adalah uji yang hipotesis tandingannya merupakan pernyataan lebih besar atau lebih kecil. Apabila hipotesis tandingannya merupakan penyataan lebih besar, maka arah penolakannya adalah ke kanan,
yaitu menolak H0 apabila statistik uji yang diperoleh lebih besar dari ambang kritis yang ditetapkan.Sedangkan apabila hipotesis tandingannya merupakan pernyataan lebih kecil, maka arah penolakannya adalah ke kiri, yaitu menolak H0 apabila statistik ujinya lebih kecil dari nilai kritis yang ditetapkan. Uji dua arah adalah uji yang hipotesis tandingannya menyatakan ketaksamaan, misalnya σ ≠ σ0. Dengan pernyataan ketaksamaan ini maka arah penolakannya adalah dua arah, ke kanan dan ke kiri, yaitu menolak H0 apabila statistik ujinya lebih besar dari ambang kritis kanan, atau lebih kecil dari ambang kritis kiri (Saefuddin, 2009). 2.2.5 P-value (Statistik Signifikasi) P-value (statistik signifikansi) adalah peluang yang menunjukkan kebenaran statistik ditemukan pada hipotesis awal. Untuk mendapatkan nilai P-value perlu dilakukan perhitungan nilai peluang pada distribusi yang digunakan. Dalam pengujian hipotesis, apabila P-value lebih besar dari pada α maka hipotesis nol diterima. Apabila P-value lebih kecil daripada α maka hipotesis nol ditolak. Sedangkan alpha (α) adalah batas kesalahan maksimal yang dijadikan patokan oleh peneliti.
Commented [EA1]: Cari materi P-Value dari sumber yang terpercaya
2.2.6 Pengujian Hipotesis untuk Varians Pengujian hipotesis untuk varians adalah prosedur statistika untuk mengkaji (mendeterminasi) apakah varians3 (tiga) populasi atau lebih, sama atau tidak.
Dafpus : http://www.stat.ualberta.ca/~hooper/teaching/misc/Pvalue .pdf http://bbm.colmmcguinness.org/live/Advanced/Statistical% 20Significance.pdf
Uji Varians Dua Populasi Uji Varians Dua Populasi digunakan untuk menguji kesamaan variansi populasi.
2 dan 22 dari dua
Hipotesis :
2 = 22 H : 2 ≠ 22 H0 : 1
Uji Varians Dua Populasi menggunakan Uji F Syarat : 1) Kedua populasi independent dan berdistribusi normal 2) Sample yang digunakan independent dan random Jika X11, X12, …, X1n merupakan sampel random dari populasi normal dengan mean dan varians 2 . Kemudian jika X 21, X22, …, X2n merupakan sampel random dari populasi normal dengan mean 2 dan varians 22 . Diasumsikan bahwa kedua populasi independen. Jika 2 dan 22 merupakan sampel varians. Maka,
2⁄ 2 = 2 2⁄ 2 2 Distribusi F dengan derajat kebebasan − 1 dan tingkat kebebasan derajat penyebut 2 − 1. (Walpole, 1993) Hipotesis nol :
2 = 22 2 0 = 2 2 H0 :
Uji Statistik :
Daftar Pustaka
Ayu. 2011. Tersedia: http://www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=4 70:prosedur pengujian-hipotesis&catid=39:hipotesis&Itemid=70 diakses pada 9 Maret 2018 Saefuddin, Asep, dkk. 2009. Statistika Dasar. Jakarta: Grasindo Walpole, Ronald. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama