FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
UJI DISOLUSI TABLET RANITIDIN
I. TUJUAN Mengetahui laju disolusi tablet ranitidin sebagai ranitidin sebagai salah satu tahap dalam evaluasi obat, dalam
hubungannya dengan kecepatan absorpsi pada saluran cerna dan bioavaibilitas dalam tubuh.
II. PRINSIP Ø Prinsip kerja alat uji disolusi
Sediaan obat dibiarkan tenggelam ke dasar labu sebelum diaduk. Labu itu berbentuk silindris dengan dasar berbentuk hemisferik. Suhu labu dipertahankan pada 3 o! " #,$o!, dengan penangas bersuhu tetap. Motor yang menggerakkan pengaduk diatur dengan kecepatan yang ditentukan, kemudian cairan sampel diambil pada selang %aktu tertentu untuk menentukan jumlah obat di dalam cairan tersebut. Ø Prinsip kerja alat Spektrofotometri Penyerapan panjang gelombang dengan metode penyebaran spektrum
III.
TEORI Pelepasan &at aktif dari suatu produk obat sangat dipengaruhi oleh sifat fisikokimia
&at aktif dan bentuk sediaan. 'etersediaan &at aktif biasanaya ditetapkan oleh kecepatan pelepasan &at aktif dari bentuk sediaannya. Pelepasan &at aktif dari bentuk sediaan biasanya ditentukan oleh kecepatan melarutnya dalam media sekelilingnya. (isolusiadalah (isolusiadalah suatu jenis khusus dari suatu reaksi heterogen yang menghasilkan transfer massa karena adanya pelepasan dan pemindahan menyeluruh ke pelarut dari permukaan padat. )eori )eori disolusi yang umum adalah* +. )eori )eori film model difusi lapisan. )eori )eori pembaharuan/permukaan dari (anck%erts teori penetrasi3. )eori )eori Solvasi terbatas01nerfisial 'ecepatan disolusi merupakan disolusi merupakan kecepatan &at aktif larut dari suatu bentuk sediaan utuh0 pecahan0 partikel yang berasal dari bentuk sediaan itu sendiri. 'ecepatan disolusi &at aktif dari keadaan polar atau dari sediaannya didefinisikan sebagai jumlah &at aktif yang terdisolusi per unit %aktu di ba%ah kondisi antar permukaan padat/cair, suhu dan kompisisi media yang dibakukan. 'ecepatan pelarutan memberikan informasi tentang profil proses pelarutan persatuan %aktu. 2ukum yang mendasarinya mendasarinya telah ditemukan oleh oyes dan 4hitney sejak tahun +56 dan diformulasikan secara matematik.
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
Pada peristi%a melarut sebuah &at padat disekelilingnya terbentuk lapisan tipis larutan jenuhnya, darinya berlangsung suatu difusi difusi suatu ke dalam bagian sisa dari larutan di sekelilingnya. 7ntuk peristi%a melarut di ba%ah pengamatan kelambatan difusi ini dapat menjadi persamaan dengan menggunakan hukum difusi. (engan me nsubtitusikan hukum difusi pertama 8icks ke dalam persamaan 2ernsi 9runner dan 9ogoski, dapat memberikan kemungkinan perbaikan kecepatan pelarutan secara konkret. 'ecepatan pelarutan berbanding lurus dengan luas permukaan bahan padat, koefisien difusi, difusi, serta berbanding lurus dengan turunnya konsentrasi pada %aktu t. 'ecepatan pelarutan ini juga berbanding terbalik dengan tebal lapisan difusi. Pelepasan &at aktif dari suatu produk obat sangat dipengaruhi oleh sifat fisikokimia &at aktif dan bentuk sediaan. 'etersediaan &at aktif ditetapkan oleh kecepatan pelepasan &at aktif dari bentuk sediaan, dimana pelepasan &at aktif ditentukan oleh kecepatan melarutnya dalam media sekelilingnya. Lapisan difusi adalah lapisan molekul/molekul air yang tidak bergerak oleh adanya kekuatan adhesi dengan lapisan padatan. Lapisan ini juga dikenal sebagai lapisan yang tidak teraduk atau lapisan stagnasi. )ebal )ebal lapisan ini bervariasi dan sulit untuk ditentukan, namun umumnya #,##$ cm $# mikron- atau kurang. 2al/hal dalam persamaan oyes 4hitney yang mempengaruhi kecepatan melarut* Ø 'enaikan dalam harga : menyebabkan naiknya naiknya kecepatan melarut Ø 'enaikan dalam harga ( menyebabkan menyebabkan naiknya naiknya kecepatan melarut Ø 'enaikan dalam harga Cs menyebabkan Cs menyebabkan naiknya kecepatan melarut Ø 'enaikan dalam harga Ct menyebabkan menyebabkan naiknya kecepatan melarut Ø 'enaikan dalam harga d menyebabkan menyebabkan naiknya naiknya kecepatan melarut 2al/hal lainnya yang juga dapat mempengaruhi kecepatan melarut adalah * a. aiknya temperatur menyebabkan naiknya Cs dan Cs dan ( b. 1onisasi obat menjadi spesies yang lebih polar- karena perubahan p2 akan menaikkan menaikkan nilai Cs. Cs. UJI DISOLUSI OBAT
7ji hancur pada suatu tablet didasarkan pada kenyataan bah%a, tablet itu pecah menjadi partikel/partikel kecil, sehingga daerah permukaan media pelarut menjadi lebih luas, dan akan berhubungan dengan tersedianya obat dalam cairan tubuh. amun, sebenarnya uji hancur hanya menyatakan %aktu yang diperlukan table t untuk hancur di ba%ah kondisi yang ditetapkan. 7ji ini tidak memberikan jaminan bah%a partikel/partikel itu akan melepas bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya. ;leh sebab itu, uji disolusi dan ketentuan uji dikembangkan bagi hampir seluruh produk tablet. Laju absorpsi dari obat/obat bersifat asam yang diabsorpsi dengan mudah dalam saluran pencernaan sering ditetapkan dengan laju larut obat dalam tablet. :gar diperoleh kadar obat yang tinggi di dalam darah, maka kecepatan obat dan tablet melarut menjadi sangat menentukan. 'arena itu, laju larut dapat berhubungan langsung dengan efikasi kemanjuran- dan perbedaan bioavaibilitas perbedaan bioavaibilitas dari berbagai formula. 'arena itu, dilakukannya evaluasi mengenai apakah suatu tablet melepas kandungan &at aktifnya atau tidak bila berada di saluran cerna, menjadi minat utama dari para ahli farmasi.
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
(iperkirakan bah%a pelepasan paling langsung obat dari formula tablet diperoleh dengan mengukur bioavaibilitas in vivo. vivo. :da berbagai alasan mengapa penggunaan in vivo menjadi vivo menjadi sangat terbatas, yaitu lamanya %aktu yang diperlukan untuk merencanakan, melakukan, dan mengitepretasi< tingginya keterampilan yang diperlukan bagi pengkajian pada manusia.< ketepatan yang rendah serta besarnya penyimpangan pengukuran< besarnya biaya yang diperlukan< pemakaian manusia sebagai obyek bagi bagi penelitian yang =nonesensial>< =nonesensial>< dan keharusan menganggap adanya hubungan yang sempurna antara manusia yang sehat dan tidak sehat yang digunakan dalam uji. (engan demikian, uji disolusi secara in vitro dipakai vitro dipakai dan dikembangkan secara luas, dan secara tidak langsung dipakai untuk mengukur bioavabilitas obat, terutama pada penentuan pendahuluan dari faktor/faktor faktor/faktor formulasi dan berbagai metoda pembuatan yang tampaknya tampaknya akan mempengaruhi bioavaibilitas. Seperti pada setiap uji in vitro, vitro, sangat penting untuk menghubungkan uji disolusi dengan te s bioavaibilitas in vitro. vitro. :da dua sasaran dalam mengembangkan uji disolusi in vitro yaitu vitro yaitu untuk menunjukkan * +. Penglepasan obat dari tablet kalau dapat mendekati +##? . Laju penglepasan obat seragam pada setiap batch dan batch dan harus sama dengan laju penglepasan dari batc ba tch h yang telah dibuktikan bioavaibilitas dan efektif secara klinis. )es kecepatan melarut telah didesain untuk mengukur berapa kecepatan &at aktif dari satu tablet atau kapsul melarut ke dalam larutan. 2al ini perlu diketahui sebagai indikator kualitas dan dapat memberikan informasi sangat berharga tentang konsistensi dari =batch> satu ke =batch> lainnya. )es disolusi ini didesain untuk membandingkan kecepatan melarutnya suatu obat, yang ada di dalam suatu sediaan pada kondisi dan ketentuan yang sama dan dapat diulangi. 'ecepatan disolusi sediaan sangat berpengaruh terhadap respon klinis dari kelayakan sistem penghantaran obat. (isolusi menjadi sifat sangat penting pada &at aktif yang dikandung dikandung oleh sediaan obat tertentu, dimana berpengaruh terhadap kecepatan dan besarnya ketersediaan &at aktif dalam tubuh. @ika disolusi makin cepat, maka absorbsi makin cepat. Aat aktif dari sediaan padat tablet, kapsul, serbuk, suppositoria-, sediaan system terdispersi suspensi dan emulsi-, atau sediaan/sediaan semisolid salep,krim,pasta- mengalami disolusi dalam media0cairan biologis kemudian diikuti absorbsi &at aktif ke dalam sirkulasi sistemik. 'ecepatan disolusi dalam berbagai keadaan dapat menjadi tahap pembatasan kecepatan &at aktif ke dalam cairan tubuh. :pabila &at padat ada dalam saluran cerna, mama terdapat dua kemungkinan tahap pembatasan kecepatan &at aktif tersebut, yaitu * B Aat aktif mula/mula harus larut B Aat aktif harus dapat mele%ati membrane saluran cerna :nalisis kecepatan disolusi &at aktif dari sediaannya merupakan analisis yang penting dalam pengujian mutu untuk sediaan/sediaan obat. :nalisis disolusi telah masuk persyaratan %ajib 7SP untuk persyaratan tablet dan kapsul, sejak tahun +6C#. 9erbagai studi telah berhasil dalam korelasi disolusi invivo dengan disolusi invitro. amun, disolusi bukan merupakan suatu peramal koefisien terapi, tetapi disolusi lebih merupakan parameter mutu yang dapat memberikan informasi berharga tentang ketersediaan hayati dari suatu produk. Pengembangan dan penggunaan uji disolusi invitro untuk mengevaluasi dan menggambarkan disolusi dan absorbsi invitro bertujuan *
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
a7ntuk mengetahui kepentingan bah%a sifat/sifat fisikokimia yang ada dalam model disolusi dapat berarti atau berpengaruh dalam proses invivo apabila dikembangkan suatu model yang berhasil meniru situasi invivo b7ntuk menyaring &at aktif penting dikaitkan dengan dengan formulasinya dengan sifat disolusi dan absorbsinya sesuai. cSistem uji disolusi invitro dapat digunakan sebagai prosedur pengendalian mutu untuk produk akhir. dMenjamin kesetaraan hayati bioekivalen bioekivalen- dari batch yang berbeda dari bentuk sediaan solid apabila korelasi antara sifat disolusi dan ketersdiaan hayati telah ditetapkan. eMetode yang baik sekali dan handal untuk memantau proses formulasi dan manufaktur. fPenetapan kecepatan disolusi intrinsik berguna untuk mengetahui sifat disolusi &at aktif yang baru. g:gar sistem disolusi invitro bernilai maka system harus meniru secara dekat sistem invivo sampai tingkat invitro/invivo yang konsisten tercapai. ;leh karena itu keuntungan dalam biaya, tenaga kerja, kemudahan dapat diberikan dengan penggunaan sistem. (isolusi dapat terjadi langsung pada permukaan tablet, dari granul/granul bilamana tablet telah pecah atau dari partikel/partikel halus bilamana granul/granul telah pecah. Pada tablet yang tidak berdesintegrasi, kecepatan disolusinya ditentukan oleh proses disolusi dan difusi. amun demikian, bagi tablet yang berdesintegrasi, profil disolusinya dapat dapat menjadi sangat berbeda tergantung dari apakah desintegrasi atau disolusinya yang yang menjadi penentu kecepatan. 8aktor yang mempengaruhi (isolusi +.Suhu Suhu Suhu akan akan mempen mempengar garuhi uhi kecepa kecepatan tan melaru melarutt &at. Perbeda Perbedaan an sejauh sejauh lima lima persen persen dapat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan suhu satu derajat. .Medium Media yang paling umum adalah air, buffer dan #,+ 2!l. (alam beberapa hal &at tidak larut larut dalam dalam larutan larutan air, air, maka maka &at organi organik k yang yang dapat dapat meruba merubah h sifat sifat ini atau surfaktan surfaktan digunakan digunakan untuk menambah menambah kelarutan. kelarutan. Dunanya adalah untuk untuk membantu membantu kondisi =sink> =sink> sehinggan kelarutan obat di dalam medium bukan merupakan faktor penentu dalam proses disolu disolusi. si. 7ntuk 7ntuk mencap mencapai ai keadaa keadaan n =sink> =sink> maka maka perban perbandin dingan gan &at aktif aktif dengan dengan volume volume medium harus dijaga tetap pada kadar 3/+# kali lebih besar daripada jumlah yang diperlukan bagi suatu larutan jenuh. Masalah yang mungkin mengganggu adalah adanya gas dari medium sebelum digunakan. Delembung udara yang terjadi dalam medium karena suhu naik dapat mengangkat tablet, sehingga dapat menaikkan kecepatan melarut. 3.'ecepatan Perputaran 'enaikan dalam pengadukan akan mempercepat kelarutan. 7mumnya kecepatan pengadukan adalah $# atau +## rpm. Pengadukan di atas +## rpm tidak menghasilkan data yang dapat dipa dipaka kaii untu untuk k memb membed eda/b a/bed edak akan an hasil hasil kecep kecepata atan n mela melarut rut.. 9ilam 9ilaman anaa terny ternyata ata bah% bah%aa kecepatan pengadukan perlu lebih dari +## rpm maka lebih baik untuk mengubah medium daripada daripada menaikkan menaikkan rpm. 4a 4alaupu laupun n E? penyimpan penyimpangan gan masih diperbolehka diperbolehkan, n, sebaiknya sebaiknya dihindarkan.
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
E.'etepatan Letak Fertikal Poros (isini termasuk tegak lurusnya poros putaran dayung atau keranjang, tinggi dan ketepatan posisi dayung0 keranjang yang harus sentris. Letak yang kurang sentral dapat menimbulkan hasil yang tinggi, karena hal ini akan mengakibatkan pengadukan yang lebih hebat di dalam bejana. $. Doyangnya poros Doyangnya poros dapat mengakibatkan hasil yang lebih tinggi karena dapat menimbulkan pengadukan yang lebih besar di dalam medium. Sebaiknya digunakan poros dan bejana yang sama dalam posisi sama bagi setiap percobaan karena masalah yang timbul karena adanya poros yang goyang akan dapat lebih mudah dideteksi. C. Fibrasi 9ilamana vibrasi timbul, hasil yang diperoleh akan lebih tinggi. 2ampir semua masalah vibrasi berasal dari poros motor, pemanas penangas air atau ata u adanya penyebab dari luar. :las dari busa mungkin dapat membantu, tetapi kita harus hati/hati akibatnya yaitu letak dan kelurusan harus dicek. . Dangguan pola aliran Setiap hal yang mempengaruhi pola aliran di dalam bejana disolusi dapat mengakibatkan hasil disolusi yang tinggi. :lat pengambil cuplikan serta adanya filter pada ujung pipet selama percobaan berlangsung dapat merupakan penyebabnya. 5. Posisi pengambil cuplikan Posisi yang dianjurkan untuk pengambilan cuplikan adalah di antara bagian puncak dayung atau keranjang- dengan permukaan medium code of DMP-. !uplikan harus diambil +#/$ mm dari dinding bejana disolusi, karena bagian ini diperkirakan merupakan bagian yang paling baik pengadukannya. 6. 8ormulasi bentuk sediaan Penting untuk diketahui bah%a hasil kecepatan melarut yang aneh tidaklah selalu disebabkan oleh masalah peralatan saja, tetapi beberapa mungkin juga disebabkan oleh kualitas atau formulasi produknya sendiri. 9eberapa faktor yang misalnya berperan adalah ukuran partikel dari &at berkhasiat, Mg stearat yang berlebih sebagai lubrikan, penyalutan terutama dengan shellak dan tidak memadainya &at penghancur. :da juga yang menambahkan faktor kekerasan tablet. +#. 'alibrasi alat disolusi 'alibrasi alat disolusi selama ini banyak diabaikan orang, ternyata hal ini merupakan salah satu faktor yang paling penting. )anpa )anpa melakukannya tidak dapat kita melihat adanya kelainan pada alat. 7ntuk mencek alat disolusi digunakan tablet khusus untuk kalibrasi yaitu tablet prednisolon $# mg dari 7SP yang beredar di pasaran. )es dilakukan pada kecepatan dayung atau keranjang $# dan +## rpm. 'alibrasi harus dilakukan secara teratur minimal setiap enam bulan sekali. Perbaikan kelarutan 7ntuk menghasilkan kerja terapetik yang optimal maka kelarutan bahan obat dalam
konsentrasi yang memadai seringkali menjadi persyaratan penting. Prinsip untuk perbaikan kelarutan*
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
v a
7saha )eknis )eknis Penghalusan Melalui penghalusan, yang mengarahkan kepada pembesaran permukaan yang tidak terelakkan, dapat sangat mendukung kepada suatu perbaikan perbandingan kelarutan. 2al tersebut berlaku terutama untuk bahan suakr larut, dimana dapat diperlukan suatu mikronisasi. b. Pengeringan sembur Pada pengeringan sembur dari larutan cair umumnya membentuk pola berongga 6#/ ## Gm-, yang memiliki suatu karakter busa kering dan disebabkan oleh pembesaran permukaan yang dihasilkan dengan demikian, demikian, memberikan suatu kelarutan yang cepat. a. Pemancang sembur Peningkatan kecepatan melarut bahan obat sangat sukar larut dihasilkan melalui semburannya bersama/sama dengan polimer hidrofil metilselulosa, natrium karboksi metilselulosa, polietilenglikol, polivinilpirolidon polietilenglikol, polivinilpirolidon-. -. Meningkatnya kecepatan melarut terdapat dalam perbandingan langsung terhadap bagian bahan bahan aktif yang terdapat secara kristalografis amof dalam produk sembur. b. Pemancang leburan, kopresipitas @uga melalui leburan bersama suatu bahan obat dengan suatu bahan pemba%a misalnya polietilenglikol C### atau urea- dan akhirnya leburan dibekukan dibekukan pemancang leburan- dapat meningkatkan kelarutan. c. Penarikan pada pemba%a padat (engan prosedur teknik ini juga dapat dihasilkan suatu peningkatan nyata kecepatan melarut pada suatu deret bahan obat sukar larut misalnya digitoksin, ben&okain-. ben&okain-. v Pembentukan garam larut air Metode yang telah lama digunakan ini dijumpai penggunaannya secara luas pada bahan obat base seperti alkaloida misalnya pilokarpin hidroklorida, morfin hidroklorida- dan asam misalnya natrium ben&oat-. v Pemasukan gugus gugus polar ke dalam molekul 7ntuk penghidrofiliksasian dapat dimasukkan gugus polar ke dalam molekul. 2al tersebut berlangsung melalui karboksilasi, sulfurisasi, sulfonisasi, aminsai, amidasi, metansulfonisasi hidroksilasi, alkilasi, polioksietilasi dan sebagiannya. v Pembentukan kompleks Pembentukan kompleks sering dikaitkan dengan suatu perubahan s ifat yang lebih penting dari baha obat, seperti ketetapan, daya resorpsinya, dan tersatukannya, sehingga dalam setiap kasus diperlukan suatu pengujian yang cermat dan cocok. v Penambah senya%a hidrotropi Hfek yang dinyatakan sebagai hidrot hi drotropi ropi pada pada hakekatnya adalah diarahkan kembali terhadap efektifnya ikatan jembatan hidrogen, sebagian terdapat pembentukan kompleks dan terhadap turunnya tergangan permukaan. v Penglarutan dari larutan tensid Pada bahan yang nyata/nyata hidrofob misalnya fenasetin, propifena&on- suatu penghalusan partikel tidak mengarahkan kepada suatu peningkatan, melainkan melainkan kepada suatu penurunan dari perbandingan kelarutannya. 2al ini mempunyai penyebabnya, bah%a dengan
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
berlangsungnya pembesaran permukaan sekaligus batas antarpermukaan yang tidak dapat dibasahi meninggi, di mana masuknya ke dalam larutan sangat dihambat. v Pensolubilisasian Pensolubilisasian adalah suatu perbaikan kelarutan melalui senya%a aktif permukaan, yang pada tempatnya, untukmerubah bahan obat kurang larut air atau bahan obat tak larut air menjadi larutan dalam air jernih, setinggi/tingginya beropalesensi, tanpa menjalani suatu perubahan struktur kimia obat. I:1)1(1 Merupakan 2/9locker pertama pertama yang menduduki reseptor histamin 2 di mukosa lambung yang memicu produksi asam lambung. Penggunaanya pada tera pi dan profilaksis lambung/ la mbung/ usus, refluJ usus, refluJ oesophagitis ringan oesophagitis ringan sampai sedang, dan sindroma Zollinger-Ellison sindroma Zollinger-Ellison.. Hfek samping jarang terjadi dan berupa diare sementara-, nyeri otot, pusing/pusing dan reaksi kulit. Senya%a fur fu ran ini daya daya mengha menghamb mbat at terhada terhadap p sekresi sekresi asam lebih lebih kuat kuat daripad daripadaa simetidin, tetapi lebih ringan dibandingkan penghambat pompa proton omepra&ol omepra&ol,, dll-. 9ioavailabilitas ranitidin yang diberikan secara oral hanya $#? dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira#kira +, K 3 jam pada orang de%asa, dan memanjang pada orang tua dan pada pasien gagal ginjal. IV. a.
ALAT dan BAHAN BAHA N :lat/alat yang digunakan, yaitu *
+. b. +. .
:lat uji disolusi . :lat Spektrofotometri 9ahan/bahan yang digunakan yaitu * )ablet )ablet Ianitidin 9aku pembanding Ianitidin
V. +.
PROSEDUR (icari panjang gelombang serapan maksimum untuk baku pembanding ranitidin.
. Sebuah tablet dicelupkan ke dalam medium auadest sampai ke dasar yang terdapat dalam labu sebanyak 6##mL, suhu dipertahankan pada 3 " #,$ o!, motor diatur pada kecepatan konstan $# rpm. 'emudian cairan sample diambil pada selang %aktu ke/# menit, + menit, $ menit, +# menit , # menit, 3# menit, E$ menit, dan $# menit untuk menentukan jumlah obat dalam cairan itu. Danti kehilangan air pada setiap pengambilan cuplikan 3. Hncerkan + mL mL dari dari setiap cuplikan menjadi +# mL mL dengan medium dan tentukan absorbansinya pada lamda panjang gelombang- maksimum yang didapat pada percobaan. E. 7ntuk menentukan kadar obat maka digunakan alat spektrophotometri dengan mengukur tingkat absorbansi/nya. $. (ilakukan sampai dengan batas %aktu $# menit.
VI.
DATA PENGAMATAN
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
Pembuatan larutan baku standar Ianitidine Pembuatan larutan Ianitidine +## ppm +## ppm N +## mg0L N $# mg0$##ml Pembuatan larutan Ianitidine $ ppm F+. + N F. F.+## ppm N #ml. $ppm F N + ml volume auadest yang ditambahkan # ml K + ml N +6 ml Pembuatan larutan Ianitidine E ppm F+. + N F. F.+## ppm N $ml. Eppm F N + ml volume auadest yang ditambahkan $ ml K + ml N E ml Pembuatan larutan Ianitidine ppm F+. + N F. F.+## ppm N $#ml. ppm F N + ml volume auadest yang ditambahkan $# ml / + ml N E6 ml Pembuatan larutan Ianitidine + ppm F+. + N F. F.+## F.+## ppm N +##ml. +ppm F N + ml volume auadest yang ditambahkan +## ml / + ml N 66 ml Pembuatan kurva baku dengan O 3+E nm 'onsentrasi ppm#.## +.## .## E.## $.## +##.##
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
N aJ Q b Persamaan linier yang didapat dari gafik N #,#+CJ Q #,#6
aktu
Ab!"rban
# + 3 $ +# # 3# E$ $#
Perhitungan konsentrasi obat dalam ppm N aJ Q b N absorbansi< J N konsentrasi (ari grafik diketahui, a N #,#+C dan b N #.#6 'onsentrasi pada tiap selang %aktu, rumusnya *
7ntuk t N # menit R N #.+E/#.#6 N 3.+5C ppm
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
#.#+C 7ntuk t N + menit R N #.+6/#.#6 N C.+ ppm #.#+C 7ntuk t N 3 menit R N #.3/#.#6 N +3.66E ppm #.#+C 'arena dilakukan pengenceran +#J maka konsentrasi yang diperoleh juga dikali +#, sehingga pada t N 3 menit konsentrasinya adalah +3.66E ppm
7ntuk t N $ menit R N #.3C/#.#6 N +C.56 ppm #.#+C 'arena dilakukan pengenceran +#J maka konsentrasi yang diperoleh juga dikali +#, sehingga pada t N $ menit konsentrasinya adalah +C5.6 ppm 7ntuk t N +# menit R N #.$3$/#.#6 N .3+ ppm #.#+C 'arena dilakukan pengenceran +#J maka konsentrasi yang diperoleh juga dikali +#, sehingga pada t N +# menit konsentrasinya adalah 3.+ ppm 7ntuk t N # menit R N #.CE/#.#6 N 33.C$5C ppm #.#+C 'arena dilakukan pengenceran +#J maka konsentrasi yang diperoleh juga dikali +#, sehingga pada t N # menit konsentrasinya adalah 33C.$5C 33C.$5C ppm 7ntuk t N 3# menit R N #.C3$/#.#6 N 33.3$6 ppm #.#+C 'arena dilakukan pengenceran +#J maka konsentrasi yang diperoleh juga dikali +#, sehingga pada t N 3# menit konsentrasinya adalah 333.$6 ppm 7ntuk t N E$ menit R N #.C$/#.#6 N 3$.$E ppm #.#+C 'arena dilakukan pengenceran +#J maka konsentrasi yang diperoleh juga dikali +#, sehingga pada t N E$ menit konsentrasinya adalah 3$.$Eppm 3$.$Eppm
7ntuk t N $# menit
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
R N #.C$/#.#6 N 3$.$E ppm #.#+C 'arena dilakukan pengenceran +#J maka konsentrasi yang diperoleh juga dikali +#, sehingga pada t N $# menit konsentrasinya adalah 3$.CE ppm
VII.
PEMBAHASAN :gar :gar suat suatu u obat obat dapa dapatt masu masuk k ke dalam dalam sirk sirkul ulas asii darah darah dan dan meng mengha hasil silka kan n efek terapeutik , obat tersebut tentunya harus memiliki daya hancur yang baik dan laju disolusi yang yang relatif relatif cukup cukup cepat. cepat. (alam (alam percob percobaan aan ini, ini, dilaku dilakukan kan uji disolu disolusi si terhad terhadap ap tablet tablet Sime Simeti tidi din. n. (alam (alam perc percob obaa aan n ini, ini, tidak tidak dida didapa patk tkan an data data serap serapan an dari dari masin masing/ g/ma masin sing g konsentrasi sampel yang diukur. 7ji disolusi disolusi digunakan digunakan untuk menentukan menentukan kesesuaian kesesuaian dengan dengan persyaratan persyaratan disolusi disolusi yang tertera dalam masing/masin masing/masing g monografi monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bah%a tablet harus dikunyah. :lat yang digunakan pada uji disolusi kali ini berbentuk dayung yang terletak tepat di tengah/ tengah media agar tidak terjadi turbulensi aliran. )inggi dasar dayung ke dasar media adalah
,$ cm tujuannya untuk memperkecil kemungkinan tablet melayang/layang antara dasar media dengan dasar dayung dayung bergesekan dengan alat uji uji dayung-. Langkah Langkah pertama pertama yang dilakukan dilakukan dalam percobaan percobaan ini adalah membuat membuat kurva baku dari dari &at raniti ranitidin din.. Seperti Seperti sudah sudah diketah diketahui ui bah%a bah%a panjan panjang g gelomb gelombang ang maksim maksimum um untuk untuk ranitidin adalah 3+E nm sehingga dilakukan pengukuran absorbansi &at dengan berbagai variasi konsentrasi pada Omaksimum tersebut. (alam percobaan ini dibuat variasi konsentrasi &at sebesar + ppm, ppm, E ppm, $ ppm, dan +## ppm. Serbuk ranitidine diambil sebanyak $# mg lalu dilarutkan di dalam air sebanyak $##ml untuk memperoleh konsentrasi sebesar +## ppm. ppm. (ari (ari konsent konsentrasi rasi sebesar sebesar +## ppm tersebu tersebutt kemud kemudian ian dilaku dilakukan kan pengen pengencera ceran n hingga diperoleh variasi konsentrasi yang diinginkan. Setelah semua variasi konsentrasi selesai dibuat maka dilakukan pengukuran serapan0absorbansi dengan spektroskopi sinar 7F. Saat pengukuran sampel dengan spektrofotometer ultraviolet, kuvet yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu. Pertama,
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
kuvet diisi dengan auadest, lalu disesuaikan nilai absorbansinya hingga menunjukkan angka nol. )ujuan melakukan kalibrasi adalah untuk menghindari kesalahan perhitungan konsentrasi. 'uvet dibilas dengan larutan yang akan dihitung konsentrasinya sebanyak tiga kali, sehingga kuvet hanya berisi larutan uji tanpa pengotor. :danya :danya pengotor dapat menyamarkan perhitungan konsentrasi karena pengotor dapat memberikan absorbansi. Sebelum dimasukkan ke dalam spektrofotometer ultraviolet, kuvet dibersihkan menggunakan kertas tissue bersih. @ika tidak dibersihkan, mungkin pengotor yang berasal dari praktikan, seperti uap air dapat menempel pada kuvet kuvet dan memberikan absorbansi, absorbansi, sehingga hasil akhir absorbansi dapat keliru. Pengukuran dilakukan pada O maksimum supaya dihasilkan serapan yang maksimum juga. 7ntuk melakukan pengukuran dengan metode spektrofotometri 7F, sampel dimasukkan ke dalam kuvet. :lat spektrofotometri yang digunakan memiliki dua tempat kuvet double beam-. 'uvet pertama berfungsi untuk tempat blanko. 'uvet kedua berfungsi untuk tempat tempat sampel. Sampel kemudian diukur absorbansinya. Pengukuran absorbansi hendaknya dimulai dari sampel yang konsentrasinya kecil agar tidak mempengaruhi pengukuran konsentrasinya lainnya. Setiap akan mengganti sampel dengan konsentrasi yang berbeda, kuvet hendaknya dibilas dengan larutan sampel agar tidak ada sisa sampel yang sebelumnya yang dapat mempengaruhi nilai dari absorbansi. Setelah Setelah dilaku dilakukan kan penguk pengukura uran n absorb absorbansi ansi dengan dengan berbag berbagai ai varias variasii konsen konsentras trasii senya%a baku, maka dari data yang ada dibuat persamaan regresi linearnya. Persamaan regresi linear yang didapat dari hasil pengukuran adalah y N #.#+CJ Q #.#6. Persamaan regresi linear yang didapat ini nantinya digunakan untuk mencari konsentrasi tablet ranitidine yang telah diukur absorbansinya dengan spektrofotometer 7F. 7F. )ablet ranitidine kemudian ranitidine kemudian diuji disolusi dengan alat disolusi dengan menggunakan tipe dayung. Sebanyak + tablet ranitidine +$# mg dimasukkan ke dalam alat yang diisi auades sebanyak 6## ml. :lat dayung kemudian dijalankan dan rpm di set pada angka $#rpm, kemudian pada menit ke #, +, 3, $, +#, #, 3#, E$, dan $# diambil cuplikan sampel dengan alat penghisap sebanyak +# ml. !uplikan sampel dimasukkan ke dalam botol vial untuk kemudian diukur diukur absorbansinya. Pada cuplikan sampel sampel mulai menit ke 3 hingga ke $# dilakukan pengenceran +# kali karena cuplikan sampel yang diukur memberikan serapan yang sangat besar hingga tidak terdeteksi pada alat spektrofotometer spektrofotometer 7F. 7F. Pengenceran Pengenceran dilakukan dengan cara mengambil sebanyak + ml cuplikan sampel, dimasukkan ke dalam labu ukur +# ml lalu ditambahkan auades hingga batas labu la bu ukur. Pada Pada saat saat dilaku dilakukan kan penguk pengukura uran n absorb absorbansi ansi cuplik cuplikan an dengan dengan spektr spektrofo ofotom tometer eter,, prosedur yang dilakukan sama dengan prosedur ketika melakukan pengukuran terhadap larutan baku. Langkah pertama yaitu meng/nol kan blanko yaitu pelarut, dan setelah itu melaku melakukan kan penguk pengukura uran n absorb absorbansi ansi sampel. sampel. 'etika 'etika akan akan mengga mengganti nti sampel sampel,, kuvet kuvet juga juga terle terlebi bih h dahu dahulu lu haru haruss dibi dibilas las deng dengan an laru laruta tan n yang yang akan akan diuj diujii untu untuk k memini meminima mali lisi sir r kontaminasi dari &at/&at lain sebanyak tiga kali. 'uvet yang digunakan dalam percobaan ini memiliki macam sisi, yaitu yang halus dan yang kasar. 9agian yang halus nantinya akan disinari oleh sinar 7F sehingga pada bagian tersebu tersebutt tidak tidak boleh boleh tersent tersentuh uh tangan. tangan. :lasan :lasan tidak tidak boleh boleh tersentu tersentuh h oleh oleh tangan tangan karena karena dikha%atirkan akan ada kotoran yang berasal dari tangan berupa keringat ataupun lemak
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
lainnya- yang menempel pada pada kuvet yang nantinya dapat mempengaruhi0mengganggu hasil dari pengukuran absorbansi karena kontaminan yang ada akan ikut memberikan serapan. Setelah semua cuplikan sampel diukur absorbansinya, maka hasil absorbansi yang didapat diplotkan ke dalam persamaan regresi linier untuk dicari konsentrasi pada masing/masing cuplikan. 2asil yang didapat adalah konsentrasi pada menit # sebesar 3,+5C ppm< pada menit + sebesar C.+ppm< pada menit 3 sebesar +3.66E< pada menit $ sebesar +C5.6 ppm< pada menit +# sebesar 3.6 ppm< ppm< pada menit # sebesar 33C.$5C ppm< pada pada menit 3# sebesar 333.$6 ppm< pada menit E$ sebesar 3$.6E ppm< pada menit $# sebesar 3$.6E ppm. 'onsentrasi yang didapat menunjukkan peningkatan dari menit ke menit karena semakin lama tablet akan hancur dan bercampur dengan auades dan meningkat konsentrasinya. 2asil konsentrasi yang diperoleh kemudian dibuat grafik disolusi ranitidine yaitu grafik konsentrasi terhadap %aktu. 'etidaktepatan dalam percobaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu * •
'etidaktepatan pembuatan larutan simetidin standar
•
Pengenceran larutan sampel yang tidak akurat
•
'etidaktepatan penimbangan
•
'esalahan pembacaan pada penggunaan spektrofotometer
•
8aktor lingkungan
VIII. #ESIMPULAN )ablet )ablet ranitidin memiliki laju disolusi yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan kurva laju disolusi ranitidin yang hampir sama dengan kurva laju disolusi &at yang seharusnya
DA$TAR PUSTA#A
:mir , Syarif.dr, dkk.##. Farmakologi dkk.##. Farmakologi dan Terapi Terapi.. Hdisi kelima. @akarta* Daya 9aru :nsel, :nsel, ! 2o%a 2o%ard rd.. +656 +656.. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Hdisi keemp empat. Penerjemah 8arida 1brahim. @akarta * 7niversitas 1ndonesia Press. :nonymous. ##. United State Pharmacopeia !. ! . Folume . 4ashington (! * 7SP !onvention, 1nc.
FAKULHTAS FARMASI DAN SAIN semester IV
(irekt (irektorat orat @enderal @enderal Penga% Penga%asan asan ;bat ;bat dan Makana Makanan. n. (eparte (epartemen men 'eseha 'esehatan. tan. +66$. +66$. Farmakope "ndonesia. "ndonesia. Hdisi ke/E. @akarta * (epartemen 'esehatan. La%&'an( Le"n( Lieber'an( Hebert( #a&i)( J"!e*&. +,,-. Teori dan Praktek Farmasi Farmasi "ndustri. Hdisi Hdisi keti ketiga ga.. Pene Penerj rjem emah ah Siti Siti Suya Suyatmi tmi.. @aka @akart rta* a* 7niversitas 1ndonesia Press. Shargel, Leon, Leon, dan :ndre% 9.!..7. +655 . Bio#armasi dan Farmakokinetika Terapan Terapan.. Hdisi 11. Penerjemah Penerjemah (r. 8asich, 8asich, :pt. :pt. dan (ra. Siti Sjamsiah, Sjamsiah, :pt. :pt. Surabaya Surabaya * :irlangga 7niversity Press. )jay, )jay, 2oan )an dan 'irana Iahardja. ##. $bat-obat Penting %hasiat& Penggunaan& dan E#ek-e#ek Sampingn'a. Sampingn'a. Hdisi kelima. !etakan kedua. @akarta* P). HleJ Media 'omputindo 'elompok Dramedia
Foigt, Foigt, +66$. Buku +66$. Buku Pela(aran Teknologi Teknologi Farmasi. Farmasi . ogyakarta gyakarta * 7niversitas 7niversitas Press.
Dadjah Mada