TES ALERGI UJI KULIT ALERGI : Prick Test
Beberap Beberapaa jenis jenis pemerik pemeriksaan saan penun penunjang jang diagno diagnosis sis penya penyakit kit alergi alergi dan imunologi dapat dilakukan walaupun tidak harus dipenuhi seluruhnya. Tiap jenis pemeriksaan mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang berbeda. Prinsip pemeriksaan uji kulit terhadap alergen ialah adanya reaksi wheal and flare pada flare pada kulit untuk membuktikan adanya IgE spesifik terhadap alergen yang diuji (reaksi tipe I). Imunoglobulin ! (Ig!) juga dapat menunjukkan reaksi seperti ini" akan tetapi tetapi masa masa sensiti sensitisasi sasiny nyaa lebih lebih pendek pendek hanya hanya beberap beberapaa hari" hari" sedang sedangkan kan IgE mempunyai masa sensitisasi lebih lama yaitu sampai beberapa minggu. #eaksi maksimal maksimal terjadi terjadi setelah $%&' menit" menit" dan dapat diikuti reaksi lambat setelah !& jam.% *lergi Tipe $ (IgE mediated) adalah hasil dari produksi IgE spesifik untuk alergen oleh alergi individu. +ondisi di mana alergi yang dimediasi IgE dapat mema memain inka kan n peran peran utam utamaa term termas asuk uk rhin rhinit itis is alerg alergi" i" asma asma"" derm dermat atit itis is atop atopik ik"" anafilaksis" urti,aria dan angioedema akut" alergi makanan" alergi ra,un serangga" lateks alergi dan beberapa obat alergi.Tes untuk alergi serum IgE spesifik (juga disebut sebagai tes #*-T) juga berguna dalam situasi tertentu.
Gambar 1 Skin Prick Test
*da beberapa ,ara untuk melakukan uji kulit" yaitu ,ara intradermal" uji tusuk ( prick test tes t )" )" sel uji gores ( scratch test ) dan pa,th test (uji tempel). ji gores sudah banyak ditinggalkan karena hasilnya kurang akurat. %
$.
Uji kulit intradermal -ejumlah "' ml ekstrak alergen dalam $ ml
semprit tuberkulin disuntikkan se,ara superfisial pada kulit sehingga timbul / mm gelembung. 0imulai dengan konsentrasi terendah yang menimbulkan reaksi" kemudian ditingkatkan berangsur masing&masing dengan konsentrasi $ kali lipat sampai menimbulkan indurasi %&$% mm. ji intradermal ini seringkali digunakan untuk titrasi alergen pada kulit.Tes alergi pengujian injeksi intradermal tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin untuk aeroallergens dan makanan" tetapi mungkin untuk mendeteksi
ra,un dan diagnosis alergi obat. Ini
membawa resiko lebih besar anafilaksis dan harus dilakukan dengan tenaga medis yang berkopeten melalui pelatihan spesialis. % '.
Uji tusuk ji tusuk dapat dilakukan dalam waktu singkat dan lebih
sesuai untuk anak. Tempat uji kulit yang paling baik adalah pada daerah volar lengan bawah dengan jarak sedikitnya ' sentimeter dari lipat siku dan pergelangan tangan. -etetes ekstrak alergen dalam gliserin (%1 gliserol) diletakkan pada permukaan kulit. 2apisan superfisial kulit ditusuk dan di,ungkil ke atas memakai lanset atau jarum yang dimodifikasi" atau dengan menggunakan jarum khusus untuk uji tusuk.Ekstrak alergen yang digunakan $.&$. kali lebih pekat daripada yang digunakan untuk uji intradermal.
%
0engan menggunakan sekitar % ml ekstrak pada kulit" diharapkan risiko terjadinya reaksi anafilaksis akan sangat rendah. ji tusuk mempunyai spesifitas lebih tinggi dibandingkan dengan uji intradermal" tetapi sensitivitasnya lebih rendah pada konsentrasi dan potensi yang lebih rendah.+ontrol ntuk kontrol positif digunakan "$1 histamin pada uji intradermal dan $1 pada uji tusuk. +ontrol negatif dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan reaksi dermografisme akibat trauma jarum. ntuk kontrol negatif digunakan pelarut gliserin. *ntihistamin dapat mengurangi reaktivitas kulit. 3leh karena itu" obat yang mengandung antihistamin harus dihentikan paling sedikit / hari sebelum uji kulit. % Pengobatan kortikosteroid sistemik mempunyai pengaruh yang lebih ke,il" ,ukup dihentikan $ hari sebelum uji kulit dilakukan. 3bat golongan agonis 4 juga mempunyai pengaruh" akan tetapi karena
pengaruhnya sangat ke,il maka dapat diabaikan. sia pasien juga mempengaruhi reaktivitas kulit walaupun pada usia yang sama dapat saja terjadi reaksi berbeda. 5akin muda usia biasanya mempunyai reaktivitas yang lebih rendah. ji kulit terhadap alergen yang paling baik adalah dilakukan setelah usia / tahun. #eaksi terhadap histamin diba,a setelah $ menit dan terhadap alergen diba,a setelah $% menit. #eaksi dikatakan positif bila terdapat rasa gatal dan eritema yang dikonfirmasi dengan adanya indurasi yang khas yang dapat dilihat dan diraba. 0iameter terbesar (0) dan diameter terke,il (d) diukur dan reaksi dinyatakan ukuran (06d)7'. Pengukuran dapat dilakukan dengan melingkari indurasi dengan pena dan ditempel pada suatu kertas kemudian diukur diameternya. +ertas dapat disimpan untuk dokumentasi. % 0engan teknik dan interpretasi yang benar" alergen dengan kualitas yang baik maka uji ini mempunyai spesifitas dan sensitivitas yang tinggi disamping mudah" ,epat" murah" aman dan tidak menyakitkan. ji gores kulit (-PT) disarankan sebagai metode utama untuk diagnosis alergi yang dimediasi IgE dalam sebagian besar penyakit alergi. 5emiliki keuntungan relatif sensitivitas dan spesifisitas" hasil ,epat" fleksibilitas" biaya rendah" baik tolerabilitas" dan demonstrasi yang jelas kepada pasien alergi mereka. 8amun akurasinya tergantung pelaksana" pengamatan dan interpretasi variabilitas. % ji gores kulit (-PT)adalah prosedur yang membawa resiko yang relatif rendah" namun reaksi alergi sistemik telah dilaporkan. +arena test adalah perkutan" langkah&langkah pengendalian infeksi sangat penting. % •
Pasien harus benar&benar dan tepat mengenai risiko dan manfaat.
•
5asing&masing pasien kontraindikasi dan tindakan pen,egahan harus diperhatikan.
•
ji gores
kulit
harus
dilakukan
oleh
yang
terlatih
dan
berpengalaman staf medis dan paramedis" di pusat&pusat dengan fasilitas yang sesuai untuk mengobati reaksi alergi sistemik (anafilaksis).
•
Praktisi medis yang bertanggung jawab harus memesan panel tes untuk setiap pasien se,ara individual" dengan mempertimbangkan karakteristik pasien" sejarah dan temuan pemeriksaan" dan alergi eksposur termasuk faktor&faktor lokal.
•
-taf teknis perawat dapat melakukan pengujian langsung di bawah pengawasan medis (dokter yang memerintahkan prosedur harus di lokasi
pelatihan
yang
memadai
sangat
penting
untuk
mengoptimalkan hasil reproduktibilitas. •
+ontrol positif dan negatif sangat penting.
•
Praktisi medis yang bertanggung jawab harus mengamati reaksi dan menginterpretasikan hasil tes dalam terang sejarah pasien dan tanda& tanda.
•
9asil tes harus di,atat dan dikomunikasikan dalam standar yang jelas dan bentuk yang dapat dipahami oleh praktisi lain.
•
+onseling dan informasi harus diberikan kepada pasien se,ara individual" berdasarkan hasil tes dan karakteristik pasien dan lingkungan setempat. % Pengakuan terhadap keterbatasan ji gores kulit penting" yaitu.
terbatasnya kemampuan dalam prediksi tipe alergi reaksi lambat. positif palsu atau negatif karena karakteristik alergi
pasien atau kualitas.
*danya IgE tanpa gejala klinis dan tes negatif tidak menge,ualikan gejala yang disebabkan oleh non&IgE mediated alergi : intoleransi atau penyebab medis lainnya . % Pat,h test. 5etode lain adalah dengan menerapkan alergi untuk sebuah pat,h yang kemudian diletakkan pada kulit. 9al tersebut dapat dilakukan untuk menunjukkan yang memi,u dermatitis kontak alergi. ;ika ada alergi antibodi dalam sistem anda" kulit anda akan menjadi jengkel dan mungkin gatal" lebih mirip gigitan nyamuk. #eaksi ini berarti *nda alergi terhadap
tipe lambat setelah penyuntikan antigen yang sudah dikenal sebelumnya ( recall antigen) pada kulit. % ji ini menggunakan antigen spesifik yang disuntikkan se,ara intradermal. *ntigen yang digunakan biasanya yang telah berkontak dengan individu normal" misalnya tetanus" difteria" streptokokus" tuberkulin (3T)" Candida albicans" trikofiton" dan proteus. Pada %1 orang dewasa normal reaksi akan positif dengan paling sedikit pada satu dari antigen tersebut. Pada populasi anak persentase ini lebih rendah" walaupun terdapat kenaikan persentase dengan bertambahnya umur. 9anya $:/ dari anak berumur kurang dari satu tahun yang akan bereaksi dengan kandida" dan akan men,apai persentase seperti orang dewasa pada usia di atas % tahun. %
Gambar Aler!en Patc" Test
Gambar # Patc" Test
Gambar $ Patc" Test
-ebuah aplikator sekali pakai yang berisi semua antigen tersebut dengan larutan gliserin sebagai kontrol" misalnya seperti 5ulti&test =5I buatan 5erieu> Institute sekarang banyak dipakai. +it ini mengandung ? jenis antigen ( Candida albicans" toksoid tetanus" toksoid difteri" streptokinase" old tuberculine" trikofiton" dan proteus) serta kontrol gliserin se,ara bersamaan sekaligus dapat diuji. % Persiapan
Pastikan bahwa kondisi antigen yang digunakan dalam keadaan layak pakai" perhatikan ,ara penyimpanan dan tanggal kadaluarsanya 9arus diingat bahwa kortikosteroid dan obat imunosupresan dapat menekan reaksi ini sehingga memberi hasil negatif palsu. -etelah itu lakukan anamnesis tentang apakah pernah berkontak sebelumnya dengan antigen yang akan digunakan. % Melakukan uji
+alau memungkinkan gunakan aplikator seperti di atas sehingga dapat digunakan banyak antigen sekaligus. 9ati&hati sewaktu melepas penutup antigen" harus dengan posisi menghadap ke atas sehingga antigen tidak tumpah. +alau tidak ada aplikator seperti itu dapat digunakan antigen yang mudah didapat (tetanus" tuber,ulin" dan sebagainya). 0engan menggunakan alat suntik tuberkulin" pastikan bahwa sejumlah "$ ml antigen masuk se,ara intrakutan hingga berbentuk gelembung dan tidak subkutan. Beri tanda dengan lingkaran masing&masing lokasi antigen. % Hasil pemeriksaan
9asil uji diba,a setelah '!&! jam. Bila setelah '! jam hasil tes tetap negatif maka ,ukup aman untuk memberikan dosis antigen yang lebih kuat. Indurasi yang terjadi harus diraba dengan jari dan ditandai ujungnya" diukur dalam mm dengan diameter melintang (a) dan memanjang (b). ntuk setiap reaksi gunakan formula (a6b)7'. -uatu reaksi disebut positif bilamana (a6b)7'@' mm atau lebih. % Efek samping
0apat terjadi suatu reaksi kemerahan yang persisten selama /&$ hari tanpa meninggalkan sikatriks. Pada orang yang sangat sensitif dapat timbul vesikel dan ulserasi pada lebih dari satu lokasi antigen. % Interpretasi
ji kulit ini saja tidak ,ukup untuk menyimpulkan status imunologik selular seseorang karena untuk dapat disimpulkan hasil uji harus disesuaikan dengan anamnesis dan keadaan klinik. ntuk menilai suatu uji kulit" seperti juga prosedur diagnostik yang lain" sangat tergantung pada pemeriksanya. Bila disimpulkan bahwa kemungkinan terdapat gangguan pada sistem imunitas selular" maka dapat dipertimbangkan pemberian imunoterapi. Tetapi untuk memulai terapi sebaiknya pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan se,ara in vivo. %