MALNUTRISI
Skenario
Seorang anak laki-laki 18 bulan dibawa ke rumah sakit oleh oleh kakakny kakaknyaa karena karena tampak tampak kedingi kedinginan. nan. Anamn Anamnesi esiss menu menunj njukk ukkan an tak tak ada ada demam demam ting tinggi gi.. Pile Pilek k dan dan batu batuk k sudah sudah tiga tiga hari. hari. Anak diare diare beberap beberapaa kali kali dalam dalam lima lima bulan ini. Anak biasanya makan bersama kakaknya yang berusia lima belas tahun, ibunya sakit-sakitan. Pemeri Pemeriksa ksaan an menunju menunjukka kkan n anak anak tampak tampak kurus, kurus, kepala kepala tampak besar. Suhu badan 36 nadi 1!! "#menit. $erat badan % kg &' persentil ke-3( dan panjang badan )* +m &' persentil ke-3( ambut tampak jarang dan lingkar kepala ) +m &persentil &persentil ke-1!(. ke-1!(. Pemeriksaan Pemeriksaan dada, jantung jantung dan paru dalam batas normal. Perut tampak besar. itemukan edema ringan pada tungkai tungkai bawahnya. bawahnya. /idak ada sianosis sianosis kuku maupun bibir dan lidah.
Silakan diskusikan kasus tersebut dengan tujuh langkah diskusi P$0
Pertanyaan :
1. engapa anak kedinginan 2 *. $agaimana riwayat sakitnya2 3. $agaimana riwayat makan dan makanannya 2 . bunya tidak mampu mengurus anaknya2 bu itu sakit apa 2 4. Apakah anak itu memang sakit 2 6. Apa interpretasi hasil pengukuran antropometri tersebut 2 ). Apa makna hasil anamnesis dan pemeriksaan 5isik anak
tersebut 2
Jawaban brainstorming yang diharapkan
1. eding edingina inan n dapat dapat diseba disebabkan bkan oleh oleh suhu suhu udara udara yang yang memang dingin atau justru karena anak demam *. PS yang yang perlu perlu ditamb ditambahka ahkan n adalah adalah riwaya riwayatt sering sering demam &in5eksi berulang atau kronis(. idapat anak batuk pilek tiga hari dan riwayat diare berulang. Ada tambahan 2 Sila Silaka kan, n, baik baik untu untuk k mena menamb mbah ah maup maupun un 5akt 5aktor or risikonya. 3. iwayat makanan perlu dilengkapi. Porsi 2 0auk pauk2 Pengen+eran susu 2 . bunya sakit lama 2 Adakah in5o lebih lanjut 2 Pernah didi didiag agno nosi siss
/$
2
7# 7#A AS S 2
$ol $oleh dise disebu butk tkan an
beberapaa in5eksi kronis 4. Sepertinya anak hanya sakit 5lu. Anak kurang gi9i 2 :i9i buruk 2 6. :i9i buruk 2 :i9i kurang 2 Pertumbuhan lambat 2 ). $ebera $eberapa pa 5aktor 5aktor risiko risiko malnut malnutri risi si di+oba di+oba di+ari di+ari oleh oleh dokt dokter er,,
sepe sepert rtii
peny penyak akit it
jant jantun ung g
bawa bawaan an
&neg &negat ati5 i5(, (,
pneumonia &negati5(, diare berulang in5eksi kronis lain &belum yakin(
Kn!i skenario
Trigger keda "sete#ah brainstorming$
1. Anamnesis a.
Anak Anak per perna nah h dema demam m sela selama ma sem semin inggu ggu lebi lebih h
b.
Penimbangan dan pen+atatan $$ dan pertumbuhan tidak lengkap
+.
/idak /idak pernah pernah menda mendapat pat ;ita ;itamin min A dosis dosis ting tinggi gi
d.
/idak ada +atatan imunisasi &hilang(
e.
bunya pernah batuk darah
5.
akanan diurus kakaknya, makan sedikit dan pilih pilih. inum susu 5ormula, susu tiga sendok biasanya die+erkan dengan 14! ml air.
*. Pemeriksaan 5isik a. 0emak kulit sangat tipis, rambut tipis b.
/anda pneumonia, asma, bronkitis tidak ada. elenjar getah bening leher membesar, multipel dan tidak nyeri.
Anak tersebut saat ini dapat didiagnosis dengan = 1. ommon +old *. alnutisi berat &gi9i buruk( dan gagal tumbuh. Se+ara klinis menunjukkan tanda marasmus &kurus kering, bermuka tua( dan kwashiorkor &edema( 3. emungkinan /$ masih harus dila+ak. . Anak terabaikan &negle+ted +hild(
iagnosis pada anak seharusnya memang tidak hanya menyangkut masalah klinis &penyakit( saja, tetapi juga diagnosis nutrisi dan tumbuh kembang bahkan masalah psikososial &negle+ted(. ahasiswa le;el yang leb ih tinggi juga harus mempertimbangkan kemungkinan kausa lain edema seperti gangguan ginjal, namun pada blok ini tidak harus mun+ul.
:i9i buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar ratarata. Status gi9i buruk dibagi menjadi tiga ba gian =
1. :i9i
buruk
karena
kekurangan
protein
&disebut
kwashiorkor( *. :i9i buruk karena kekurangan karbohidrat atau kalori &disebut marasmus( 3. :i9i buruk karena kekurangan kedua-duanya.
Penyebab masalah malnutrisi ini yang sudah diketahui adalah 5aktor nutrisi &anak sulit makan, kesalahan pengen+eran susu 5ormula(. >mumnya satu sendok susu 5ormula seharusnya dien+erkan dengan 3! ml air. Pengen+eran
yang
tidak
tepat
menyebabkan
anak
kekurangan kalori dan protein.
ara mela+ak kausa lain tidak perlu didetilkan dalam blok ini. ukup di5ahami bahwa malnutrisi berat pada kasus ini berhubungan dengan beberapa penyakit dan juga 5aktor psikososial
&ketidaktahuan,
anak
kurang
terurus,
+enderung terabaikan(.
TAM%A&AN UNTUK TUT'R
?elson &*!!)(, penyebab utama marasmus adalah kurang
kalori protein yang dapat terjadi karena = diet yang tidak +ukup, kebiasaan
makan yang
tidak
tepat seperti
hubungan orang tua dengan anak terganggu, karena kelainan metabolik atau mal5ormasi kongenital. eadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit in5eksi.
Penyebab marasmus = a.
asukan makanan yang kurang = marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak, misalnya pemakaian se+ara luas susu kaleng yang terlalu en+er.
b.
n5eksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama in5eksi enteral misalnya in5antil gastroenteritis,
bronkhopneumonia,
pielonephiritis
dan si5ilis kongenital. +.
elainan struktur bawaan misalnya = penyakit jantung bawaan, penyakit 7irs+hpurng, de5ormitas palatum,
palatos+hi9is,
mo+rognathia,
stenosis
pilorus, 7iatus hernia, hidrose5alus, +ysti+ 5ibrosis, pankreas d.
Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus. Pada keadaan tersebut pemberian AS kurang akibat re5lek mengisap yang kurang kuat
e.
Pemberian AS yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang +ukup.
5.
:angguan metabolik, misalnya renal asidosis, idiopathi+
hyper+al+emia,
gala+tosemia,
la+tose
intoleran+e g.
/umor hypothalamus &kejadian ini jarang dijumpai
dan baru ditegakkan bila penyebab maramus yang lain disingkirkan( h.
Penyapihan yang terlalu dini desertai dengan pemberian makanan tambahan yang kurang akan menimbulkan marasmus
(i)i %rk
:i9i buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar ratarata. Status gi9i buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gi9i
buruk
karena
kekurangan
protein
&disebut
kwashiorkor (, karena kekurangan karbohidrat atau kalori &disebut marasmus(, dan kekurangan kedua-duanya. :i9i buruk ini biasanya terjadi pada anak balita &bawah lima tahun( dan ditampakkan oleh membusungnya perut &busung lapar(. :i9i buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan 9at gi9i, atau dengan ungkapan lain status gi9inya berada di bawah standar ratarata. @at gi9i yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. :i9i buruk (severe malnutrition( adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gi9i, kesehatan dan kedokteran. :i9i buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gi9i menahun &?en+y, *!!4(. Anak balita &bawah lima tahun( sehat atau kurang gi9i dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal * tahun &baduta(. Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut suatu standar organisasi kesehatan dunia, dia bergi9i baik. alau sedikit dibawah standar disebut
bergi9i kurang yang bersi5at kronis. Apabila jauh dibawah standar dikatakan bergi9i buruk. adi istilah gi9i buruk adalah salah satu bentuk kekurangan gi9i tingkat berat atau akut &Pardede, , *!!6(.
K#asi*ikasi (i)i %rk
/erdapat 3 tipe gi9i buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor. Perbedaan tipe
tersebut
didasarkan pada +iri-+iri atau tanda klinis dari masingmasing tipe yang berbeda-beda. Marasms
arasmus adalah gangguan gi9i karena kekurangan karbohidrat. :ejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua &berkerut(, tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit &kelihatan tulang di bawah kulit(, rambut mudah patah
dan
pen+ernaan
kemerahan, &sering
gangguan
diare(,
kulit,
pembesaran
gangguan hati
dan
sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. $erikut adalah gejala pada marasmus adalah &epkes , *!!!( =
a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit b. Bajah seperti orang tua +. ga terlihat dan perut +ekung d. Ctot paha mengendor (baggy pant ( e. engeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
Kwashiorkor
Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk & suger baby(, bilamana dietnya mengandung +ukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atro5i. /ampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh
a. Perubahan status mental = +engeng, rewel, kadang apatis b. ambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah di+abut, pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam. +. Bajah membulat dan sembab d. Pandangan mata anak sayu e. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa kenyal pada rabaan permukaan yang li+in dan pinggir yang tajam. 5. elainan kulit berupa ber+ak merah muda yang meluas dan berubah menjadi +oklat kehitaman dan terkelupas
Marasmik+Kwashiorkor
:ambaran klinis merupakan +ampuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus. akanan seharihari tidak +ukup mengandung protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian disamping menurunnya berat badan ' 6!D dari normal memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula &epkes , *!!!(.
Pato*isio#ogi gi)i brk
Pato5isiologi gi9i buruk pada balita adalah anak sulit makan atau anorexia bisa terjadi karena penyakit akibat de5isiensi
gi9i,
psikologik
seperti
suasana
makan,
pengaturan makanan dan lingkungan. ambut mudah rontok dikarenakan kekurangan protein, ;itamin A, ;itamin dan ;itamin E. arena keempat elemen ini merupakan nutrisi yang penting bagi rambut. Pasien juga mengalami rabun senja. abun senja terjadi karena de5isiensi ;itamin A dan protein. Pada retina ada sel batang dan sel keru+ut. Sel batang lebih hanya bisa membedakan +ahaya terang dan gelap. Sel batang atau rodopsin ini terbentuk dari ;itamin A dan suatu protein. ika +ahaya terang mengenai sel rodopsin, maka sel tersebut akan terurai. Sel tersebut akan mengumpul lagi pada +ahaya yang gelap. nilah yang disebut adaptasi rodopsin. Adaptasi ini butuh waktu. adi, rabun senja terjadi karena kegagalan atau kemunduran adaptasi rodopsin. /urgor atau elastisitas kulit jelek karena sel kekurangan air &dehidrasi(. e5lek patella negati5 terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendon patella dan degenerasi sara5 motorik akibat dari kekurangn protein, u dan g seperti gangguan neurotransmitter. Sedangkan, hepatomegali terjadi karena kekurangan protein. ika terjadi kekurangan protein, maka terjadi penurunan pembentukan lipoprotein. 7al ini membuat penurunan 70 dan 00. arena penurunan 70 dan 00, maka lemak yang ada di hepar sulit ditransport ke jaringan jaringan, pada akhirnya penumpukan lemak di hepar. /anda khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema adalah edema yang jika ditekan,
sulit kembali seperti semula. Pitting edema disebabkan oleh
kurangnya
protein,
sehingga
tekanan
onkotik
intra;askular menurun. ika hal ini terjadi, maka terjadi ekstra;asasi plasma ke intertisial. Plasma masuk ke intertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita kwashiorkor tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi natrium. Padahal natrium ber5ungsi menjaga keseimbangan +airan tubuh. Pada penderita kwashiorkor, selain de5isiensi protein juga de5isiensi multinutrien. etika ditekan, maka plasma pada intertisial lari ke daerah sekitarnya karena tidak ter5iksasi oleh membran sel dan mengembalikannya
membutuhkan
waktu
yang lama
karena posisi sel yang rapat. Edema biasanya terjadi pada ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gra;itasi, tekanan hidrostatik dan onkotik &Sadewa, *!!8(. Sedangkan menurut ?elson &*!!)(, penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena = diet yang tidak +ukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti hubungan orang tua dengan anak terganggu, karena kelainan metabolik atau mal5ormasi kongenital. eadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit in5eksi. Selain 5aktor lingkungan ada beberapa 5aktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. Se+ara garis besar sebab-sebab marasmus adalah sebagai berikut =
a. asukan makanan yang kurang = marasmus terjadi akibat
masukan
kalori
yang
sedikit,
pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan
akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak, misalnya pemakaian se+ara luas susu kaleng yang terlalu en+er. b. n5eksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama
in5eksi
enteral
misalnya
infantil
gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephiritis dan si5ilis kongenital. +. elainan struktur bawaan misalnya = penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschpurng, deformitas palatum, palatoschizis, mocrognathia, stenosis pilorus. Hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pankreas d. Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus. Pada keadaan tersebut pemberian AS kurang akibat re5lek mengisap yang kurang kuat e. Pemberian AS yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang +ukup 5. :angguan metabolik, misalnya renal asidosis, idiopathi+ hyper+al+emia, gala+tosemia, la+tose intoleran+e g. /umor hypothalamus, kejadian ini jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab maramus yang lain disingkirkan h. Penyapihan yang terlalu dini desertai dengan pemberian makanan tambahan yang kurang akan menimbulkan marasmus i. >rbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk
timbulnya
marasmus,
meningkatnya
arus
urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu en+er akibat dari tidak mampu membeli susu, dan bila disertai in5eksi berulang terutama gastroenteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus
,ampak (i)i %rk
:i9i $uruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. ondisi gi9i buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem, karena kondisi gi9i buruk ini juga sering disertai dengan de5isiensi &kekurangan( asupan mikro#makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. :i9i buruk akan memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena in5eksi. Se+ara garis besar, dalam kondisi akut, gi9i buruk bisa mengan+am jiwa karena berberbagai dis5ungsi yang di alami, an+aman yang timbul antara lain hipotermi &mudah kedinginan( karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemia &kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal( dan kekurangan elektrolit dan +airan tubuh. ika 5ase akut tertangani dan namun tidak di follow up dengan baik akibatnya anak tidak dapat Fcatch upF dan mengejar ketinggalannya maka dalam jangka panjang kondisi ini berdampak
buruk
terhadap
pertumbuhan
maupun
perkembangannya. Akibat
gi9i
buruk
terhadap
pertumbuhan
sangat
merugikan performance anak, akibat kondisi F stunting F &postur tubuh ke+il pendek( yang diakibatkannya dan perkembangan anak pun terganggu. E5ek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak tergantung dangan derajat beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. ampak terhadap pertumbuhan otak ini
menjadi patal karena otak adalah salah satu aset yang ;ital bagi anak. $eberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gi9i buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bi+ara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes G, penurunan perkembangn
kogniti5,
penurunan
integrasi
sensori,
gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa per+aya diri dan tentu saja merosotnya prestasi anak &?en+y, *!!4(.
-aktor Penyebab (i)i %rk
Ada * 5aktor penyebab dari gi9i buruk adalah sebagai berikut =
1. Penyebab 0angsung. urangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit in5eksi, +a+at bawaan dan menderita penyakit kanker. Anak yang mendapat makanan +ukup baik tetapi sering diserang atau demam akhirnya menderita kurang gi9i. *. Penyebab tidak langsung, ketersediaan Pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan. Sedangkan 5aktor-5aktor lain selain 5aktor kesehatan, tetapi juga merupakan
masalah
utama
gi9i
buruk
adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Cleh karena itu untuk mengatasi gi9i
buruk
dibutuhkan
kerjasama
lintas
sektor
etahanan pangan adalah kemampuan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan
pangan
seluruh
anggota
keluarganya dalam jumlah yang +ukup baik maupun gi9inya &inkes S>, *!!6(.
Se+ara garis besar gi9i buruk disebabkan oleh karena asupan makanan yang kurang atau anak sering sakit, atau terkena in5eksi. Asupan makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai 5aktor, antara lain tidak tersedianya makanan se+ara adekuat, anak tidak +ukup salah mendapat makanan bergi9i seimbang, dan pola makan yang salah. aitan in5eksi dan kurang gi9i seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait dan saling memperberat. ondisi in5eksi kronik akan meyebabkan kurang gi9i dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan sehingga memudahkan terjadinya in5eksi &?en+y, *!!4(. ekurangan gi9i merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan 9at-9at gi9i ensensial, yang bisa disebabkan oleh= asupan yang kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan
yang
buruk
dari
usus
&malabsorbsi),
penggunaan berlebihan dari 9at-9at gi9i oleh tubuh, dan kehilangan 9at-9at gi9i yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan. &?ur+ahyo, *!!8(.
Tata Laksana Utama %a#ita (i)i %rk di Rmah Sakit
alam proses pengobatan EP berat terdapat 3 5ase, adalah 5ase stabilisasi, 5ase transisi dan 5ase rehabilitasi. Petugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana yang +o+ok untuk setiap 5ase. /atalaksana ini digunakan
baik pada penderita kwashiorkor, marasmus maupun marasmik-kwarshiorkor.
Tahap Penyesaian
/ujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein &/E/P(. /ahap penyesuaian ini dapat berlangsung singkat, adalah selama 1-* minggu atau lebih lama, bergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan men+erna makanan. ika berat badan pasien kurang dari ) kg, makanan yang diberikan berupa makanan bayi. akanan utama adalah 5ormula yang dimodi5ikasi. ontoh= susu rendah laktosa H*,4-4D glukosa H*D tepung. Se+ara berangsur ditambahkan makanan lumat dan makanan lembek. $ila ada, berikan AS. ika berat badan pasien ) kg atau lebih, makanan diberikan seperti makanan untuk anak di atas 1 tahun. Pemberian makanan dimulai dengan makanan +air, kemudian makanan lunak dan makanan biasa, dengan ketentuan sebagai berikut=
a. Pemberian energi dimulai dengan 4! kkal#kg berat badan sehari. b. umlah +airan *!! ml#kg berat badan sehari. +. Sumber protein utama adalah susu yang diberikan se+ara bertahap dengan keen+eran 1#3, *#3, dan 3#3, masing-masing
tahap
selama
*-3
hari.
>ntuk
meningkatkan energi ditambahkan 4D glukosa, dan d. akanan diberikan dalam porsi ke+il dan sering, adalah 8-1! kali sehari tiap *-3 jam.
$ila konsumsi per-oral tidak men+ukupi, perlu diberi tambahan makanan lewat pipa &per-sonde( &S, *!!3(.
Tahap Penyembhan
$ila na5su makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, se+ara berangsur, tiap 1-* hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi men+apai 14!*!! kkal#kg berat badan sehari dan *-4 gram protein#kg berat badan sehari.
Tahap Lan.tan
Sebelum
pasien
dipulangkan,
hendaknya
ia
sudah
dibiasakan memperoleh makanan biasa yang bukan merupakan diet /E/P. epada orang tua hendaknya diberikan penyuluhan kesehatan dan gi9i, khususnya tentang mengatur makanan, memilih bahan makanan, dan mengolahnya sesuai dengan kemampuan daya belinya. Suplementasi 9at gi9i yang mungkin diperlukan adalah=
a. :lukosa biasanya se+ara intra;ena diberikan bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia. b. l, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia. +. g, berupa gSC 4!D, diberikan se+ara intra muskuler bila terdapat hipomagnesimia. d. itamin A diberikan sebagai pen+egahan sebanyak *!!.!!! S peroral atau 1!!.!!! S se+ara intra muskuler.
$ila
terdapat
"ero5talmia,
;itamin
A
diberikan dengan dosis total 4!.!!! S#kg berat badan dan dosis maksimal !!.!!! S.
e. itamin $ dan ;itamin dapat diberikan se+ara suntikan per-oral. @at besi &
Komp#ikasi Penyakit
Pada penderita gangguan gi9i sering terjadi gangguan asupan ;itamin dan mineral. arena begitu banyaknya asupan jenis ;itamin dan mineral yang terganggu dan begitu luasnya 5ungsi dan organ tubuh yang terganggu maka jenis gangguannya sangat banyak. Pengaruh EP bisa terjadi pada semua organ sistem tubuh. $eberapa organ tubuh yang sering terganggu adalah saluran +erna, otot dan tulang, hati, pan+reas, ginjal, jantung, dan gangguan hormonal. Anemia gi9i adalah kurangnya kadar 7emoglobin pada anak yang disebabkan karena kurangnya asupan 9at $esi &
&hormon pertumbuhan( /hyroid Stimulating 7ormon meninggi tetapi 5ungsi tiroid menurun. 7ormon-hormon tersebut berperanan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan tersering mengakibatkan kematian &Sadewa, *!!8(. ortalitas atau kejadian kematian dapat terjadi pada penderita EP, khususnya pada EP berat. $eberapa penelitian menunjukkan pada EP berat resiko kematian +ukup besar, adalah sekitar 44D. ematian ini seringkali terjadi karena penyakit in5eksi &seperti /uber+ulosis, radang paru, in5eksi saluran +erna( atau karena gangguan jantung mendadak. n5eksi berat sering terjadi karena pada EP sering mengalami gangguan mekanisme pertahanan tubuh. Sehingga mudah terjadi in5eksi atau bila terkena in5eksi beresiko terjadi komplikasi yang lebih berat hingga mengan+am jiwa &?elson, *!!)(.
Perbahan %erat %adan
$erat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. $erat badan merupakan hasil peningkatan#penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, +airan tubuh dan lain-lainnya. $erat badan dipakai sebagai indikator terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gi9i dan tumbuh kembang anak, sensiti5 terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objekti5 dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang relati5 murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. ndikator berat badan diman5aatkan dalam klinik untuk =
1. $ahan in5ormasi untuk menilai keadaan gi9i baik yang akut, maupun kronis, tumbuh kembang dan kesehatan *.
emonitor
keadaan
kesehatan,
misalnya
pada
pengobatan penyakit 3. asar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.
Peni#aian stats gi)i se!ara Antropometri
Penilaian status gi9i terbagi atas penilaian se+ara langsung dan penilaian se+ara tidak langsung. Adapun penilaian se+ara langsung dibagi menjadi empat penilaian adalah antropometri, klinis, biokimia dan bio5isik. Sedangkan penilaian status gi9i se+ara tidak langsung terbagi atas tiga adalah sur;ei konsumsi makanan, statistik ;ital dan 5aktor ekologi.
Peni#aian se!ara #angsng
1( Antropometri Se+ara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. itinjau dari sudut pandang gi9i, maka antropometri gi9i berhubungan
dengan
berbagai
ma+am
pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gi9i &Supariasa, *!!*(. $eberapa indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur &$$#>(, tinggi badan menurut umur &/$#>(, dan berat badan menurut tinggi badan &$$#/$(.
a( ndeks berat badan menurut umur &$$#>( erupakan
pengukuran
antropometri
yang
sering
digunakan sebagai indikator dalam keadaan normal,
dimana keadaan kesehatan dan keseimbangan antara intake
dan
kebutuhan
gi9i
terjamin.
$erat
badan
memberikan gambaran tentang massa tubuh &otot dan lemak(. assa tubuh sangat sensiti5 terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya terserang in5eksi, kurang na5su makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. $$#> lebih menggambarkan status gi9i sekarang. $erat badan yang bersi5at labil, menyebabkan indeks ini lebih menggambarkan status gi9i seseorang saat ini &urrent !utritional "tatus(
b( ndeks tinggi badan menurut umur &/$#>( ndeks /$#> disamping memberikan gambaran status gi9i masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status ekonomi &$eaton dan $engoa &1%)3( dalam.
+( ndeks berat badan menurut tinggi badan &$$#/$( $erat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. alam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan ke+epatan tertentu &Supariasa,dkk *!!*(.
Peni#aian Se!ara Tidak Langsng
1. sur;ei konsumsi makanan, *. statistik ;ital dan 3. 5aktor ekologi
Terapi Penyakit
alam proses pengobatan anak balita gi9i buruk terdapat tiga 5ase yaitu 5ase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi. Pengobatan rutin yang dilakukan di rumah sakit ada 1! langkah penting yaitu= 1. Atasi#+egah hipoglikemi *. Atasi#+egah hiportemia 3. Atasi#+egah dehidrasi . oreksi gangguan keseimbangan elektrolit 4. Cbati#+egah in5eksi 6. ulai pemberian makanan ).