LAPORAN TUTORIAL Skenario 2 Blok 6.2
Dosen pembimbing : dr. M. Qathar R. F. T.
Anggota Kelompok 1 : Florensia
G1A112001
Susan Fatikasari
G1A112002
Steven
G1A112007
M. Dema Prakasa
G1A112008
Hadiza Pebrama
G1A112009
Abdul Rahman S
G1A112016
Siska Meliana
G1A112017
Lusi Novia Alisma
G1A112018
Diga Ana Rusfi
G1A112019
Virolin Lasvima
G1A111078
Yodi Wijaya
G1A111081
Yulia Rahmayanti E
G1A109041
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
–
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI 2015
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
A. SKENARIO Nenek S. 78 tahun, jatuh terpeleset saat berada di kamar mandi. Nenek S segera dibawa ke RS dan dokter melakukan pemeriksaan rontgen pada kedua tungkainya. Hasil pemeriksaan menunjukkan fraktur pada tulang femur kiri. Dokter melakukan traksi dan immobilisasi pada tungkai Nenek S. Dokter menjelaskan Nenek S harus tirah baring selama 6 bulan karena usia Nenek S yang telah lanjut menyebabkan proses penyembuhan fraktur membutuhkan waktu yang lebih lama. Setelah 6 bulan tirah baring, Nenek S mengalami ulkus decubitus stadium 2 dan atrofi otot tungkai akibat tirah baring yang lama.
B. KLARIFIKASI ISTILLAH 1. Pemeriksaan rontgen : Pemeriksaan penunjang dengan menggunakan sinar untuk melihat bagian tubuh yang akan diperiksa. 2. Fraktur
: Terputusnya kontinuitas tulang dan jaringan sekitarnya. 1
3. Traksi
: Tindakan menarik atau memberikan daya tarik
4. Immobilisasi
: Keadaan yang tidak bergerak atau tirah baring selama 3 hari
atau lebih, dengan gerak anatomis tubuh menghilang akibat perubahan fungsi fisiologi 5. Ulkus dekubitus
: Kerusakan atau kematian kulit yang terjadi akibat gangguan
aliran darah setempat dan iritasi iritas i kulit yang menutupi tulang yang menonjol.1 6. Atrofi
: Penyusutan masa jaringan otot.1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
C. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Bagaimana fisiologi keseimbangan pada lansia ? 2. Apa hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan keluhan Nenek S ? 3. Apa saja tujuan dan manfaat pemeriksaan rontgen ? 4. Apa saja klasifikasi fraktur ? 5. Apa penyebab dan factor resiko fraktur? 6. Bagaimana patofisiologi fraktur? 7. Bagaimana gejala klinis fraktur? 8. Apa komplikasi fraktur? 9. Apa tujuan traksi dan imobilisasi pada Nenek S ? 10. Jelaskan tentang tirah baring ! 11. Bagaimana proses penyembuhan fraktur? 12. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang? 13. Berapa lama waktu penyembuhan fraktur normal ? 14. Apa komplikasi dari proses penyembuhan fraktur ? 15. Apa faktor resiko ulkus dekubitus ? 16. Bagaimana epidemiologi letak ulkus dekubitus ? 17. Apa saja klasifikasi ulkus dekubitus ? 18. Bagaimana patofisiologi ulkus dekubitus ? 19. Bagaimana penatalaksanaan ulkus dekubitus ? 20. Bagaimana pencegahan ulkus dekubitus? 21. Apa saja komplikasi ulkus dekubitus? 22. Bagaimana patofisiologi atrofi otot ? 23. Jelaskan tentang fisioterapi pada penanganan atrofi otot ! 24. Bagaimana pencegahan atrofi otot ? 25. Apa penatalaksanaan terbaik untuk Nenek S ?
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
D. ANALISIS MASALAH 1. Bagaimana fisiologi keseimbangan pada lansia ? 2 Jawab : Komponen kesimbangan postural: 1) Sistem sensoris : Penurunan fungsi sensoris pada lansia gangguan penerimaan informasi dari receptor sensoris mengakibatkan penurunan kontrol motorik.
Sistem sensori utama terkait dengan keseimbangan postural meliputi sistem visual, vestibular dan proprioseptif Gangguan visual yang dapat meningkatkan resiko jatuh, misalnya katarak (Hazzard,). Lansia
atropi
amplitudo akomodasi afferen
dan hialinisasi pada muskulus siliaris
meningkatkan
menurunkan visual manula
ambang batas visual
meningkatkan
mematahkan
impuls
mempengaruhi keseimbangan postural
mereka. Selain itu juga terjadi perubahan lapang pandang, penurunan tajam penglihatan, sensitivitas penglihatan kontras akibat berkurangnya persepsi kontur dan jarak. Gangguan fungsi vestibular, misalnya vertigo. Pada sistem vestibular terjadi degenerasi sel-sel rambut dalam macula sebesar 40% dan sel syaraf. Proses degeneratif di dalam otolit sistem vestibuler dapat menyebabkan vertigo posisisonal dan ketidakseimbangan waktu berjalan. Organ vestibular memberikan informasi ke CNS tentang posisi dan gerakan kepala serta pandangan mata melalui reseptor makula dan krista ampularis yang terdapat di telinga dalam. Gangguan proprioseptif, misalnya neuropati perifer dan servical degenerative disease (Hazzard). Susunan proprioseptif ini memberikan informasi ke CNS tentang posisi tubuh terhadap kondisi di sekitarnya (eksternal) dan posisi antara segmen badan badan itu sendiri (internal) melalui reseptor-reseptor yang ada dalam sendi, tendon, otot, ligamentum dan kulit seluruh tubuh terutama yang ada pada kolumna vertebralis dan tungkai. Informasi itu dapat berupa tekanan, posisi sendi, tegangan, panjang, dan kontraksi otot (Suhartono). Manula mengalami penurunan proprioseptif (Pudjiastuti,).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
tentang posisi tubuh keadaan ini dapat menimbulkan gangguan keseimbangan postural.
2) Sistem Saraf Pusat : Terjadi penurunan daya hantar saraf 20-30 msec pada ssp
yang
mengakibatkan lansia lamban dalam mengantisipasi perubahan persepsi sensoris dan respon motorik. Sistem ini dibutuhkan dalam memelihara respon postural. Central Nerves System (CNS) melalui jaras-jarasnya menerima informasi sensoris perifer dari sistem visual, vestibular, dan proprioseptif di gyrus post central lobus parietal kontralateral. Selanjutnya infomasi ini diproses dan diintegrasikan pada semua tingkat sistem syaraf. Akhirnya dalam waktu latensi ± 150 mdet akan terbentuk suatu respon postural yang benar secara otomatis dan akan diekspresikan secara mekanis melalui efektor dalam suatu rangkaian pola gerakan tertentu. Tetapi pada aktivitas dengan pola baru yang belum pernah per nah disimpan dalam otak, maka reaksi keseimbangan tubuh perlu dipelajari dan dilatih sampai reaksi tersebut dapat dilakukan dengan tanpa perlu berfikir lagi. Proses kontrol postural pada CNS dimulai dari: Persepsi sensoris, Perencanaan motorik, Pelaksanaan motorik ke perifer.
3) Sistem effektor : Tugas utama dari sistem efektor adalah mempertahankan pusat gravitasi tubuh/Center tubuh/Center Of Gravitation (COG). Dimana tugasnya meliputi duduk, berdiri, atau berjalan. Pada sistem muskoloskeletal akan terjadi kekakuan sendi, penurunan lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan otot, daya tahan, kelenturan, dan perubahan garis postur.
2. Apa hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan keluhan Nenek S ? 2 Jawab : Pada usia menopause, terjadi penurunan kadar estrogen, sehingga mengakibatkan penurunan aktivitas osteoblas. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan matriks organic tulang dan peningkatan jumlah osteoklas di dalam jaringan trabikular, yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pada wanita dan laki laki, laki, terjadi penurunan kadar androgen pada saat menopause. –
Akan tetapi, kadar estron laki
laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, sehingga
–
wanita lebih beresiko mengalami patah tulang. Departemen Kesehatan RI mengelompokkan usia lanjut menjadi usia lanjut dini yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64) : kelompok usia lanjut yaitu kelompok masa senium (65-70); dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (>70).
3. Apa saja tujuan pemeriksaan rontgen ? 3 Jawab : Tujuan pemeriksaan rontgen adalah untuk melihat densitas tulang baik setempat maupun menyeluruh, keadaan korteks dan medula, hubungan antara kedua tulang pada sendi, kontinuitas, kontur, besar ruang sendi, perubahan jaringan lunak, serta gambaran khas pada penyakit-penyakit tertentu.
4. Apa saja klasifikasi fraktur ?3 Jawab : Berdasarkan garis patahan pada tulang, fraktur terbagi atas : 1) Fraktur Dahan Hijau (Greenstick ( Greenstick ); ); pada tipe ini, tulang bengkok atau melengkung (seperti ranting hijau yang dipatahkan). Fraktur ini lebih sering ditemukan pada anakanak yang tulangnya lebih elastis dari tulang orang dewasa. 2) Fraktur Fissura; pada tipe ini, tulang yang mengalami fraktur tidak disertai perubahan letak tulang yang berarti. Biasanya tulang akan tetap di tempatnya setelah tindakan reduksi. 3) Fraktur Impresi; pada tipe ini, fraktur akan menimbulkan lekukan pada tulang. 4) Fraktur Kompresi; yaitu fraktur yang terjadi akibat kekuatan besar pada tulang pendek atau epifisis tulang pipa. 5) Fraktur Kominutif; pada tipe ini, fraktur yang terjadi lebih dari dua fragmen. Biasanya Biasan ya disebabkan oleh cedera hebat. 6) Fraktur Impaksi; pada tipe ini, fragmen-fragmen tulang terdorong masuk ke arah dalam tulang satu sama lain sehingga tidak dapat terjadi gerakan di antara fragmen-
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
7) Fraktur Patologis; yaitu fraktur yang disebabkan oleh adanya proses patologis, misalnya tumor atau osteoporosis tulang. Dengan trauma yang ringan saja tulang akan menglami fraktur.
Fraktur dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan udara luar, yakni : 1) Fraktur Tertutup (Close (Close Fracture/Simple Fracture); Fracture); yaitu jika patahan tulang tidak berhubungan dengan udara luar, kulit tidak rusak, dan tidak ada luka yang terjadi di sekitar tempat fraktur. 2) Fraktur Terbuka (Open (Open Fracture/ Fracture/Compound Fracture); Fracture ); yaitu jika patahan tulang berhubungan dengan udara luar, kulit bagian luar rusak atau robek. Luka bisa disebabkan karena tulang yang menembus (merobek) dari dalam atau akibat trauma yang langsung mengenainya dari luar. Derajat Faktur Terbuka Derajat 1
Luka Laserasi < 2 cm
Fraktur Sederhana, dislokasi fragmen minimal Dislokasi fragmen jelas
11
Laserasi > 2 cm Kontusi otot disekitarnya Kominutif, fragmen tulang ada yang
111
Luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan di sekitarnya
hilang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
c Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur patologis, infeksi
Faktor resiko fraktur terbagi atas 2, yaitu : 1) Faktor Instrinsik
Oleh karena beberapa penyakit terutama yang berhubungan dengan pengeroposan tulang seperti osteoporosis
Penyakit-penyakit seperti stroke, parkinson, katarak dan depresi juga merupakan bagian dari faktor resiko fraktur pada lansia
2) Faktor Ekstrinsik
Penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid, antiemetik, anti hipertensi
Alat-alat bantu yang kurang tepat
Lantai licin
Penerangan bermasalah (terlalu terang atau terlalu gelap)
6. Bagaimana patofisiologi fraktur? Jawab :
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
7. Bagaimana gejala klinis fraktur ?7 Jawab : a. Nyeri biasanya menyertai patah tulang traumatic dan cedera jaringan lunak, dan fraktur patologis mungkin tidak mnyertai nyeri b. Terjadi deformitas c. Pembengkakan disekitar tempat fraktur
8. Apa komplikasi fraktur ? 7 Jawab : Komplikasi fraktur dibagi atas 2, yaitu : a. Komplikasi Dini : komplikasi dalam satu minggu pasca trauma. 5
Syok : syok yang terjadi adalah syok hipovolemik yang dikarenakan keluarnya cairan ekstraselular yang berlebihan akibat fraktur yang menyebabkan robekan pembuluh darah
Osteomielits
Infeksi pada fraktur terbuka
Terjadi tromboemboli
Pada vertebra akan menyebab terjadinya deficit neurologis.
b. Komplikasi lanjut; komplikasi yang terjadinya sesudah satu minggu pasca trauma.5
Malunion : keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya membentuk sudut atau miring. miri ng.
Delayed union and nonunion : proses penyembuhan penyembuhan yang yang terus berjalan tetapi dengan keadaan yang lebih lambat dari normal atau tdak dapat
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
9. Apa tujuan traksi dan imobilisasi pada Nenek S ? 8 Jawab : Tujuan traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Tujuan imobilisasi yaitu : 1) mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan. Berdasarkan Jenisnya, immobilisasi bertujuan sebagai berikut : a. Imobilisasi fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan. b. Imobilisasi intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan pikir seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit c. Imobilitas emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri seperti keadaan stress berat dapat disebabkan karena bedah amputasi . d. Imobilitas social, merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi social karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan social.
10. Jelaskan tentang tirah baring !3 Jawab : Tirah baring paling sedikit setiap 2 jam. Tirah baring ada 2, yaitu tirah baring partial dan tirah baring total. Pada kasus, Nenek dianjurkan tirah baring total, dimana semua aktivitas dilakukan diatas tempat tidur, dalam artian tidak beraktivitas.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
inflamasi yang menginduksi ekpresi gen dan mempromosikan pembelahan sel dan migrasi menuju tempat fraktur untuk memulai penyembuhan. 2) Fase proliferasi : Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast . Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrous dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif. Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2
3 setelah terjadinya
–
fraktur dan berakhir pada minggu ke 4 8. 8. –
3) Fase Pembentukan Kalus :
Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan
proliferasi mulai terbentuk jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan. Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi lagi menjadi tulang lamellar dan wovenbone. wovenbone. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkanuntuk menghubungkan efek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrous. Secara klinis fragmen tulang tidak bisa lagi digerakkan. Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur dimediasi oleh ekspresi dari
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
jaringan debris pada daerah fraktur dan diikuti osteoblast yang akan mengisi celah di antara fragmen dengan tulang yang baru. Proses ini berjalan perlahan-lahan selama beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk menerima beban yang normal. 5) Stadium Remodelling : Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat dengan bentuk yang berbeda dengan tulang normal. Dalam waktu berbulan bulan bahkan bertahun-tahun terjadi proses pembentukan dan penyerapan tulang yang terus menerus lamella yang tebal akan terbentuk pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga medulla akan terbentuk kembali dan diameter tulang kembali pada ukuran semula. Akhirnya tulang akan kembali mendekati bentuk semulanya, terutama pada anak-anak. Pada keadaan ini tulang telah sembuh secara klinis dan radiologi.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
12. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang? 9 Jawab : a
Imobilisasi fragmen tulang.
b
Kontak fragmen tulang minimal.
c
Asupan darah yang memadai.
d
Nutrisi yang baik.
e
Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang.
f
Hormon-hormon pertumbuhan tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik.
•
Faktor local : kontak antara fragmen, ada tidaknya infeksi
•
Factor sistemik : keadaaan umum, umur, nutrisi, penyakit sistemik
13. Berapa lama waktu penyembuhan fraktur normal ? 9 Jawab : a) Stadium 1 (Peradangan/inflamasi)
: berlangsung sekitar 2 sampai 3 minggu
b) Stadium 2 (Pembentukan kalus halus)
: terjadi setelah 2 sampai 3 minggu
cedera. Dan berlangsung hingga 4 sampai 8 minggu setelah cedera. c) Stadium 3 (Pembentukan kalus keras)
: antara 4 sampai 8 minggu, minggu, tulang baru
mulai menjembatani fraktur. Dengan waktu 8 sampai 12 minggu setelah cedera. d) Stadium 4 (Remodelling tulang) : dimulai sekitar s ekitar 8 sampai 12 minggu setelah
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
menyebabkan trauma ringan menjadi perlukaan pada vena dan bisa menyebabkan trombosis lama kelamaan. 2. Emboli paru Akibat trombosis seperti yang sudah dijelaskan diatas pada keadaan plak trombosis terlepas dan masuk mengikuti aliran darah vena yang menuju ke paru meyebabkan sumbatan yang menyebabkan emboli paru. Sumbatan pada aliran darah menuju ke paru tersebut dapat juga menyebabkan nafas berhenti secara tiba tiba. 3. Kontraktur otot dan sendi Pasien geriatri yang mengalami tirah baring yang lama beresiko mengalami kontraktur karena sendi-sendi yang yang tidak digerakkan. Akibatnya Akibatnya timbul nyeri pada persendian sehingga pasien tersebut te rsebut semakin tidak mau mengerakkan sendi tersebut . semakin lama tidak ada pergerakan maka kontraktur pada sendi dan otot akan semakin parah. 4. Osteoporosis Osteoporosis
terjadi
akibat
ketidakseimbangan
antara
resorbsi
tulang
dan
pembentukan. Dimana pada pasien geriatric osteoclast nya lebih banyak berperan daripada osteoblasnya karena pengaruh perubahan hormone sehingga proses untuk remodeling tulang semakin panjang. Pada pasien geriatric yang mengalam tirah baring lama menyebakan peningkatan resorbsi tulang, peningkatan kalsium (Ca2+) serum dalam darah yang seharusnya pada tulang dan juga produksi vit D3 terhambat
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6. Hipotensi postural Penurunan tekanan darah sebesar 20mmHg dan perubahan posisi dari berbaring ke posisi duduk dengan salah satu gejala klinis yang sering timbul adalah iskemia serebral khususnya sinkop. Pada pasien geriatric umumnya fungsi baroreseptor menurun. Tirah baring total selama paling sedikit 3 minggu akan mengganngu kemampuan seseorang dalam menyesuaikan posisi berdiri dari berbaring dikarenakan aliran darah keotak berkurang. 7. Pneumonia dan infeksi saluran kemih Akibat imobilisasi menyebabkan retensi sputum dan aspirasi lebih mudah pada pasien geriatric. Pada posisi berbaring otot diafraghma dan isterkostal tidak berfungsi dengan baik sehingga gerakan dindng dada juga menjadi terbatas yang menyebabkan sputum sulit keluar dan pasien mudah terkena pneumonia. Selain itu aliran urin juga terganngu akibat tirah baring yang kemudian menyebabkan infeksi saluran kemih. 8. Gangguan nutrisi, hipoalbuminemia Imobilisasi akan mempengaruhi sistem metabolic dan endokrin yang akibatnya akan terjadi perubahan terhadap metabolism zat gizi. Selain itu pada pasien geriatric itu sekresi air liur nya berkurang sehingga
berkurang nafsu makan berkurang
dan
lambung cepat penuh dan pasien cepat merasa kenyang sehingga asupan gizi berkurang sementara pasien yang tirah baring lama menghabiskan energy yang cukup
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
atau nyeri yang yang terlalu besar. Sehingga ketika ketika pasien sadar dan berorientasi, berorientasi, mereka dapat mengubah atau meminta bantuan untuk mengubah posisi.
b.
Gangguan Fungsi Motorik Pasien yang tidak mampu mengubah posisi secara mandiri beresiko tinggi terhadap dekubitus. Pasien tersebut dapat merasakan tekanan tetapi, tidak mampu mengubah posisi secara mandiri untuk menghilangkan tekanan tersebut. Hal ini meningkatkan peluang terjadinya dekubitus. Pada pasien yang mengalami cedera medulla spinalis terdapat gangguan motorik dan sensorik. Angka kejadian dekubitus pada pasien yang mengalami cedera medula spinalis diperkirakan sebesar 85%, dan komplikasi luka ataupun berkaitan dengan luka merupakan penyebab kematian pada 8% populasi ini (Ruller & Cooney, 1981 dalam Potter & Perry, 2005).
c.
Perubahan Tingkat Kesadaran Pasien bingung, disorientasi, atau mengalami perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari luka dekubitus. Pasien bingung atau disorientasi mungkin dapat merasakan tekanan, tetapi tidak mampu memahami bagaimana menghilangkan tekanan itu. Pasien koma tidak dapat merasakan tekanan dan tidak mampu mengubah ke posisi yang labih baik. Selain itu pada pasien yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
17. Apa saja klasifikasi ulkus dekubitus ? 3 Jawab : Derajat ulkus dekubitus menurut NPUAP, luka dekubitus derajat I sampai derajat IV yaitu : a. Derajat I Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi luka kulit yang diperbesar. Kulit tidak berwarna, hangat, atau keras juga dapat menjadi indicator. b. Derajat II Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan dermis. Luka superficial dan secara klinis terlihat seperti sepe rti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal. c. Derajat III Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di bawahnya. Luka
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
18. Bagaimana patofisiologi ulkus dekubitus ? 10 Jawab : Dekubitus terjadi sebagai hasil hubungan antara waktu dengan tekanan. Semakin besar tekanan dan durasinya, maka semakin besar pula insiden terbentuknya luka. Kulit dan jaringan subkutan dapat mentoleransi beberapa tekanan. Tapi, pada tekanan eksternal terbesar daripada tekanan dasar kapiler akan menurunkan atau menghilangkan aliran darah ke dalam jaringan sekitarnya. Jaringan ini menjadi hipoksia sehingga terjadi cedera iskemi. Jika tekanan ini lebih besar dari 32 mmHg dan tidak t idak dihilangkan dari tempat yang mengalami hipoksia, maka pembuluh darah kolaps dan trombosis. Jika tekanan dihilangkan sebelum titik kritis maka sirkulasi pada jaringan tersebut akan pulih kembali melalui mekanisme fisiologis hiperemia reaktif, karena kulit mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi iskemi dari otot, maka dekubitus dimulai di tulang dengan iskemi otot yang berhubungan dengan tekanan yang akhirnya melebar ke
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena dapat merusak pertumbuhan jaringan baru.
Derajat 3
: dengan ulkus yang sydah dalam, menggaung sampai pada
bungkus otot dan sering sudah ada infeksi; usahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahakan dapat mengalir keluar. Balut jangan terlalu tebal dan sebaliknya transparan sehingga permeable untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan. Kelembaban Kele mbaban luka dijaga tetap basah, karena akan mempermudah regenerasi sel-sel kulit. Jika luka kotor dapat dicuci dengan larutan Nacl fisiologis. Antibiotik sistemik mungkin diperlukan.
Derajat 4
: dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering
pula disertai jaringan nekrotik; semua langkah-langkah diatas tetap tet ap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan, sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi. Beberapa preparat enzim coba diberikan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
21. Apa saja komplikasi ulkus dekubitus? 10 Jawab :
Infeksi
Keterlibatan jaringan tulang dan sendi seperti periostitis, osteotitis, osteomielitis, dan arthritis septik
Anemia
Hipoalbuminemia
kematian
22. Bagaimana patofisiologi atrofi otot ? 5,11 Jawab : Karena berkurangnya aktivitas fisik sehingga otot jarang digunakan mengakibatkan penyusutan atau kehilangan massa otot, Hal ini juga dapat terjadi terj adi ketika ada cedera, atau
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2. Latihan pasif Merupakan gerakan yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan dari luar sedangkan otot penderita rileks (Priatna, 1985). Disini gerakan pasif dilakukan dengan dengan bantuan terapis. 3. Latihan aktif Latihan aktif merupakan gerakan murni yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh pasien itu sendiri. Tujuan latihan aktifmeningkatkan kekuatan otot (Kisner, 1996). 1 996). Gerak aktif tersebut akan meningkatkan tonus otot sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi makanan akan diedarkan oleh darah. Dengan adanya oksigen dan nutrisi dalam darah, maka kebutuhan regenerasi pada tempat yang mengalami perpatahan akan terpenuhi dengan baik dan dapat mencegah adanya fibrotik.
24. Bagaimana pencegahan atrofi otot ?5 Jawab :
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
e
Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di imobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal atau inernal. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan,gips, bidai, traksi kontinui, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal. Fiksasi internal dapatdilakukan implan logam l ogam yang berperan sebagai bidai inerna untuk mengimobilisasi fraktur.Pada fraktur femur imobilisasi di butuhkan sesuai lokasi fraktur yaitu intrakapsuler 24 minggu,intra trohanterik 10-12 minggu,
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
E. HIPOTHESIS Nenek S mengalami ulkus dekubitus dekubitus et atrofi otot et causa fraktur femoralis sinistra.
F. PETA KONSEP
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland,W. A. Newman. Kamus Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. 29 . Jakarta: EGC;2007. 2. Guyton, Arthur C. Buku C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: 11. Jakarta: EGC;2007 3. Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Wim . Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. 3. Jakarta: EGC.2012. 4. Setiati, Siti. Buku Siti. Buku ajar ilmu penyakit dalam: gangguan keseimbangan, kesei mbangan, jatuh dan fraktur. Jakarta: pusat penerbitan IPD FK-UI;2006.