1.
mahami dan menjelaskan anatomi telinga
1.1. Anatomi makroskopik
Anatomi Telinga Luar Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur sepert cakram yang dinamakan membrana tmpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setnggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartlago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketka membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentmeter. Sepertga lateral mempunyai kerangka kartlago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tpis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana tmpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi sepert lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetnga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antbakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit Anatomi Telinga Tengah Telinga tengah tersusun atas membran tmpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otk di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana tmpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tpis normalnya berwarna kelabu mutara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi
1 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tpis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tpis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe. Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketka melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
Anatomi Telinga Dalam Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestbularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distmulasi oleh perubahan
2 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
kecepatan dan arah gerakan seseorang. Labirin ( telinga dalam ) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosa os temporal. Labirin terdiri dari : 1. 2.
Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestbulum dan koklea. Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatkus serta koklea.
Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolimfatkus. Vestibulum Vestbulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, berukuran 5 x3 mm dan memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat foramen ovale ( fenestra vestbuli ) dimana footplate dari stapes melekatdisana. Sedangkan foramen rotundum terdapat pada lateral bawah. Pada dindingmedial bagian anterior terdapat lekukan berbentuk spheris yang berisi macula sakkuli dan terdapat lubang kecil yang berisi serabut saraf vestbular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas daerah ini. Pada dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan bagian anterior berhubungan dengan skala vestbuli koklea. Kanalis Semisirkularis Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang membentuk sudut 90° satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3 lingkaran, berdiameter antara 0,8 – 1,0 mm dan membesar hampir dua kali lipat pada bagian ampula. Pada vestbulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki vestbulum. Koklea Terletak didepan vestbulum menyerupai rumah siput dengan panjang 30-35 mm. Koklea membentuk 2 ½ - 2 ¾ kali putaran dengan sumbunya yang disebut modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari arteri vertebralis. Kemudian serabut saraf ini berjalan ke lamina spiralis ossea untuk mencapai sel-sel sensorik organ Cort. Koklea bagian tulang dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga ruang yang mengandung perilimfe terbagi 2 yaitu skala vestbuli dan skala tmpani. Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. Skala vestbuli berawal pada foramen ovale dan skala tmpani berakhir pada foramen rotundum. Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea kearah perifer membentuk suatu membran yang tpis yang disebut membran Reissner yang memisahkan skala vestbuli dengan skala media ( duktus koklearis ). Duktus koklearis berbentuk segitga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari N.koklearis dan organ Cort. Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan duktus Reuniens. Organ Cort terletak diatas membran basilaris yang mengandung organel-organel pentng untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Cort terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan 3 baris sel rambut luar yang berisi kira-kira 12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-lubang lengan horizontal dari suatu jungkatjungkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung yang
3 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
cenderung datar yang dikenal sebagai membran tektoria. Membran tektoria disekresi dan disokong oleh limbus. Sakulus dan utrikulus Terletak didalam vestbulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya saraf di daerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama. Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulo-sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatkus dan berakhir pada suatu lipatan dari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus endolimfatkus. Saluran ini buntu. Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel penunjang yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat makula sakuli dan pada utrikulus terdapat makula utrikuli. Perdarahan Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintn) yang berasal dari a. serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arteri dan tdak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki meatus akustkus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu : 8-10 1. 2. 3.
Arteri vestbularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian macula sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkulari superior dan lateral serta sebagian dari utrikulus dan sakulus. Arteri vestbulokoklearis, mendarahi macula sakuli, kanalis semisirkularis posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea. Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri spiral yang mendarahi organ Cort, skala vestbuli, skala tmpani sebelum berakhir pada stria vaskularis.
Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena auditori interna mendarahi putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran basiler koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus vestbularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikut duktus endolimfatkus dan masuk ke sinus sigmoid. Persarafan N. akustkus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustkus internus dan bercabang dua sebagai N. vestbularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustkus internus terletak ganglion vestbulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.’ 1.2. Anatomi mikroskopik 1) Telinga Luar - Meatus acusticus externa Dilapisi kulit tpis tanpa subcuts dan berhubungan erat dengan perichondrium / periosteum yang ada di bawahnya. Pada kulit bagian sepertga luar terdapat: Rambut pendek,Kel sbacea (bermuara d folikel rambut), Kel ceruminosa (tubulosa apocrin /modifikasi kel keringat) bermuara pada permukaan / pada ductus kel.sbacea. - Membrana tympani 2 lapisan jaringan penyambung :
4 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
Lap Luar ,mgd serat-serat kolagen tersusun radial Lap dalam,mgd serat-serat kolagen tersusun circular Serat Elastn terutama di bagian central dan perifer Bagian superior tdak mengandung serat collagen,lunak dan tpis disebut pars flaccida (membrana schrapnell) Permukaan luar diliput :kulit,tanpa rambut,kel sebacea,maupun kelenjar keringat. Pemukaan Dalam dilapisi mukosa yang terdiri dari epithel selapis cuboid dan lamina propria yang tpis. -
-
Cavum tympani Medial dipisahkan dari telinga dalam oleh tulang : Fenestra ovalis dan fenestra rotundum Terdapat tulang pendengaran : Maleus,Incus,Stapes.ketga tulang ini menghubungkan membrana tympani dengan fenestra ovalis. Cavum tympani,tulang pendengaran nervus dan musculi dilapisi mucosa yang terdiri dari epithel selapis cuboid dan l.propria tipis. Epithel tympani sekitar muara tuba faryngotympani t.d epithel selapis cuboid/silindris dengan cilia. Tuba Faringotympani Mucosa berbentuk rugae t.d epitel selapis / bertngkat silindris dengan cilia dan l propria tpis.disekitar mucosa terdapat lymposit.
2) Telinga Tengah 1. Kavum Timpani-Dilapisi sel gepeng di dekat muara tuba eustachius dan sel kuboid silia di tepian 2. Tulang pendengaran : dihubungkan oleh sendi diartrosis dan disokong oleh ligament halus 3. Membran Timpani-Semi transparan , lonjong dan sepert kerucut-Terdiri dari dua lapisan berupa serat kolagen dan fibroblast serta jalinan tpis serat elastc(bagian luar radial dan bagian dalam melingkar)-Bagian luar membrane tmpani dilapisi kulit tpis tanpa rambut / kelenjar, didalamnya dilapisi mukosa dengan sel epitel gepeng, lamina propria tpis dan sedikit serat kolagen dan kapiler 4. Tuba eustachius-Sepertga pertama disokong oleh tulang, di medial dilapisi oleh tulang rawan dan di lateraldilapisi oleh jaringan ikat fibrosa 3) Telinga Dalam - Labirynth Ossea - Berisi caira perilimph Terdiri dari 3 bagian : Vestbulum Canalis semisircularis tulang Cochlea -
-
Labirynth Membranosa (terdapat di dalam labirynth ossea) Berisi cairan endolimf Terdiri dari : Labyrinth Vestbularis : terdiri dari Makula ( utrikulus dan sakulus ).krista ampularis. Labyrinth Vestbularis untuk keseimbangan Labirynth Cochlearis : epitel selapis gepeng Organo Cort Terdiri 2 abgian : Sel rambut : dalam dan luar Sel Penyokong : Sel Batas dalam dan luar Sel Phalanx dalam dan luar Sel Tiang dalam dan dalam
5 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
02. Memahami dan menjelaskan fisiologi telinga Fisiologi pendengaran Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai membran tmpani sehingga membran tmpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestbuli. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfe dan membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala tmpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar. Pada waktu istrahat, ujung sel rambut Cort berkelok, dan dengan terdorongnya membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisikini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis. Fisiologi vestibuler Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang oleh gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu membentuk putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau ketga kanalis semisirkularis bersama-sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis horizontal yang mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak secara horizontal.
6 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statk, yang terangsang oleh gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh gravitasi. Utrikulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar, sedangkan sakulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang vertkal. Dalam keadaan diam, gravitasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun sakulus. Hubungan sistem vestbuler dengan otot-otot mata erat sekali, sehingga semua gerakan endolimfe selalu diikut oleh gerakan bola mata. Sistem vestbuler berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem vestbuler bisa menimbulkan gejala pada sistem tubuh yang bersangkutan. Memahami dan menjelaskan tuli (gangguan pendengaran) Definisi Gangguan pendengaran adalah ketdakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada satu atau kedua telinga. Jenis-jenis gangguan pendengaran noise induced hearing loss Definisi Cacat pendengaran akibat kerja (occupatonal deafness / noise induced hearing loss ) adalah hilangnya sebahagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat permanen, mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan oleh bising terus menerus dilingkungan tempat kerja. Dalam lingkungan industri, semakin tnggi intensitas kebisingan dan semakin lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang ditmbulkan pada para pekerja tersebut Etiologiaktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Intensitas kebisingan Frekwensi kebisingan Lamanya waktu pemaparan bising Kerentanan individu Jenis kelamin Usia Kelainan di telinga tengah Intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankan
7 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
Pengaruh kebisingan terhadap pendengaran Perubahan ambang dengar akibat paparan bising tergantung pada frekwensi bunyi, intensitas dan lama waktu paparan, dapat berupa : 1. Adaptasi Bila telinga terpapar oleh kebisingan mula-mula telinga akan merasa terganggu oleh kebisingan tersebut, tetapi lama-kelamaan telinga tdak merasa terganggu lagi karena suara terasa tdak begitu keras sepert pada awal pemaparan. 2. Peningkatan ambang dengar sementara Terjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara perlahan-lahan akan kembali sepert semula. Keadaan ini berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu setelah pemaparan. Kenaikan ambang pendengaran sementara ini mula-mula terjadi pada frekwensi 4000 Hz, tetapi bila pemeparan berlangsung lama maka kenaikan nilai ambang pendengaran sementara akan menyebar pada frekwensi sekitarnya. Makin tnggi intensitas dan lama waktu pemaparan makin besar perubahan nilai ambang pendengarannya. Respon tap individu terhadap kebisingan tdak sama tergantung dari sensitvitas masing-masing individu. 3. Peningkatan ambang dengar menetap Kenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan, terutama terjadi pada frekwensi 4000 Hz. Gangguan ini paling banyak ditemukan dan bersifat permanen, tdak dapat disembuhkan . Kenaikan ambang pendengaran yang menetap dapat terjadi setelah 3,5 sampai 20 tahun terjadi pemaparan, ada yang mengatakan baru setelah 10-15 tahun setelah terjadi pemaparan. Penderita mungkin tdak menyadari bahwa pendengarannya telah berkurang dan baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan audiogram. Hilangnya pendengaran sementara akibat pemaparan bising biasanya sembuh setelah istrahat beberapa jam ( 1 – 2 jam ). Bising dengan intensitas tnggi dalam waktu yang cukup lama ( 10 – 15 tahun ) akan menyebabkan robeknya sel-sel rambut organ Cort sampai terjadi destruksi total organ Cort. Proses ini belum jelas terjadinya, tetapi mungkin karena rangsangan bunyi yang berlebihan dalam waktu lama dapat mengakibatkan perubahan metabolisme dan vaskuler sehingga terjadi kerusakan degeneratf pada struktur sel-sel rambut organ Cort. Akibatnya terjadi kehilangan pendengaran yang permanen. Intensitas bising Waktu paparan ( dB ) Per hari dalam jam 85 8 87,5 6 90 4 92,5 3 95 2 100 1 105 ½ 110 ¼ Umumnya frekwensi pendengaran yang mengalami penurunan intensitas adalah antara 3000 – 6000 Hz dan kerusakan alat Cort untuk reseptor bunyi yang terberat terjadi pada frekwensi 4000 Hz (4 Knotch). Ini merupakan proses yang lambat dan tersembunyi, sehingga pada tahap awal tdak disadari
8 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
oleh para pekerja. Hal ini hanya dapat dibuktkan dengan pemeriksaan audiometri. Apabila bising dengan intensitas tnggi tersebut terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama, akhirnya pengaruh penurunan pendengaran akan menyebar ke frekwensi percakapan ( 500 – 2000 Hz ). Pada saat itu pekerja mulai merasakan ketulian karena tdak dapat mendengar pembicaraan sekitarnya. Klasifikasi Secara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas 2 kategori yaitu : 1.
2.
Noise Induced Temporary Threshold Shift ( NITTS ) Seseorang yang pertama sekali terpapar suara bising akan mengalami berbagai perubahan, yang mula-mula tampak adalah ambang pendengaran bertambah tnggi pada frekwensi tnggi. Pada gambaran audiometri tampak sebagai notch “ yang curam pada frekwensi 4000 Hz, yang disebut juga acoustc notch. Pada tngkat awal terjadi pergeseran ambang pendengaran yang bersifat sementara, yang disebut juga NITTS. Apabila beristrahat diluar lingkungan bising biasanya pendengaran dapat kembali normal. Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS ) Didalam praktek sehari-hari sering ditemukan kasus kehilangan pendengaran akibat suara bising, dan hal ini disebut dengan “ occupatonal hearing loss “ atau kehilangan pendengaran karena pekerjaan atau nama lainnya ketulian akibat bising industri. Dikatakan bahwa untuk merubah NITTS menjadi NIPTS diperlukan waktu bekerja dilingkungan bising selama 10 – 15 tahun, tetapi hal ini bergantung juga kepada : 1. tngkat suara bising 2. kepekaan seseorang terhadap suara bising NIPTS biasanya terjadi disekitar frekwensi 4000 Hz dan perlahan-lahan meningkat dan menyebar ke frekwensi sekitarnya. NIPTS mula-mula tanpa keluhan, tetapi apabila sudah menyebar sampai ke frekwensi yang lebih rendah ( 2000 dan 3000 Hz ) keluhan akan tmbul. Pada mulanya seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengadakan pembicaraan di tempat yang ramai, tetapi bila sudah menyebar ke frekwensi yang lebih rendah maka akan tmbul kesulitan untuk mendengar suara yang sangat lemah. Notch bermula pada frekwensi 3000 – 6000 Hz, dan setelah beberapa waktu gambaran audiogram menjadi datar pada frekwensi yang lebih tnggi. Kehilangan pendengaran pada frekwensi 4000 Hz akan terus bertambah dan menetap setelah 10 tahun dan kemudian perkembangannya menjadi lebih lambat. Patogenesis
Tuli akibat bising mempengaruhi organ Cort di koklea terutama sel-sel rambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang menunjukkan adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan. Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangi respon terhadap stmulasi. Dengan bertambahnya intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan sepert hilangnya stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan hilangnya stereosilia, sel-sel rambut mat dan digantkan oleh jaringan parut. Semakin tnggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel penunjang juga rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel rambut, dapat tmbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak. Perubahan anatomi yang berhubungan dengan paparan bising
9 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
Dari sudut makromekanikal ketka gelombang suara lewat, membrane basilaris meregang sepanjang sisi ligamentum spiralis, dimana bagian tengahnya tdak disokong. Pada daerah ini terjadi penyimpangan yang maksimal. Sel-sel penunjang disekitar sel rambut dalam juga sering mengalami kerusakan akibat paparan bising yang sangat kuat dan hal ini kemungkinan merupakan penyebab mengapa baris pertama sel rambut luar yang bagian atasnya bersinggungan dengan phalangeal process dari sel pilar luar dan dalam merupakan daerah yang paling sering rusak. Bagaimana energi mekanis ditransduksikan kedalam peristwa intraseluler yang memacu pelepasan neurotransmitter ? Saluran transduksi berada pada membrane plasma pada masing-masing silia, baik di daerah tp atau sepanjang tangkai (shaft ), yang dikontrol oleh tp links, yaitu jembatan kecil diantara silia bagian atas yang berhubungan satu sama lain. Gerakan mekanis pada barisan yang paling atas membuka ke saluran menyebabkan influx K+ dan Ca++ dan menghasilkan depolarisasi membran plasma. Pergerakan daerah yang berlawanan akan menutup saluran serta menurunkan jumlah depolarisasi membran. Apabila depolarisasi mencapai ttk krits dapat memacu peristwa intraseluler. Telah diketahui bahwa sel rambut luar memiliki sedikit afferen dan banyak efferen. Gerakan mekanis membrane basilaris merangsang sel rambut luar berkontraksi sehingga meningkatkan gerakan pada daerah stmulasi dan meningkatkan gerakan mekanis yang akan diteruskan ke sel rambut dalam dimana neurotransmisi terjadi. Kerusakan sel rambut luar mengurangi sensitfitas dari bagian koklea yang rusak. Kekakuan silia berhubungan dengan tp links yang dapat meluas ke daerah basal melalui lapisan kutkuler sel rambut. Liberman dan Dodds (1987) memperlihatkan keadaan akut dan kronis pada awal kejadian dan kemudian pada stmulasi yang lebih tnggi, fraktur daerah basal dan hubungan dengan hilangnya sensitfitas saraf akibat bising. Fraktur daerah basal menyebabkan kematan sel. Paparan bising dengan intensitas rendah menyebabkan kerusakan minimal silia, tanpa fraktur daerah basal atau kerusakan tp links yang luas. Tetapi suara dengan intensitas tnggi dapat menyebabkan kerusakan tp links sehingga menyebabkan kerusakan yang berat, fraktur daerah basal dan perubahan-perubahan sel yang irreversibel. Perubahan histopatologi telinga akibat kebisingan Lokasi dan perubahan histopatologi yang terjadi pada telinga akibat kebisingan adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
Kerusakan pada sel sensoris a. degenerasi pada daerah basal dari duktus koklearis b. pembengkakan dan robekan dari sel-sel sensoris c. anoksia Kerusakan pada stria vaskularis Suara dengan intensitas tnggi dapat menyebabkan kerusakan stria vaskularis oleh karena penurunan bahkan penghentan aliran darah pada stria vaskularis dan ligamen spiralis sesudah terjadi rangsangan suara dengan intensitas tnggi. Kerusakan pada serabut saraf dan “ nerve ending “ Keadaan ini masih banyak dipertentangkan, tetapi pada umumnya kerusakan ini merupakan akibat sekunder dari kerusakan-kerusakan sel-sel sensoris. Manifestasi Klinis
Tuli akibat bising dapat mempengaruhi diskriminasi dalam berbicara (speech discriminaton) dan fungsi sosial. Gangguan pada frekwensi tnggi dapat menyebabkan kesulitan dalam menerima dan
10 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
membedakan bunyi konsonan. Bunyi dengan nada tnggi, sepert suara bayi menangis atau deringan telepon dapat tdak di dengar sama sekali. Ketulian biasanya bilateral. Selain itu tnnitus merupakan gejala yang sering dikeluhkan dan akhirnya dapat mengganggu ketajaman pendengaran dan konsentrasi. Secara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise induced hearing loss ) adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bersifat sensorineural Hampir selalu bilateral Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ) Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB. Apabila paparan bising dihentkan, tdak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan mencapai tngkat yang maksimal dalam 10 – 15 tahun.
Selain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan juga mempunyai pengaruh non auditory sepert pengaruh terhadap komunikasi wicara, gangguan konsentrasi, gangguan tdur sampai memicu stress akibat gangguan pendengaran yang terjadi. Diagnosis Di dalam menegakkan diagnosis NIHL, ahli THT harus melakukan anamnesis yang telit, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan audiologik. Dari anamnesis didapat riwayat penah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari 5 tahun. Sedangkan pada pemeriksaan otoskopik tdak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan tes penala didapatkan hasil Rinne positp, Weber lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik dan Schwabach memendek. Kesan jenis ketuliannya adalah tuli sensorineural yang biasanya mengenai kedua telinga. Ketulian tmbul secara bertahap dalam jangka waktu bertahun-tahun, yang biasanya terjadi dalam 810 tahun pertama paparan. Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada frekwensi tnggi ( umumnya 3000 – 6000 Hz ) dan pada frekwensi 4000 Hz sering terdapat takik ( notch ) yang patognomonik untuk jenis ketulian ini. Sedangkan pemeriksaan audiologi khusus sepert SISI Short Increment Sensitvity Index ), ABLB ( Alternate Binaural Loudness Balance ) dan Speech Audiometry menunjukkan adanya fenomena rekrutmen ( recruitment ) yang khas untuk tuli saraf koklea. Untuk menegakkan diagnosis klinik dari ketulian yang disebabkan oleh bising dan hubungannya dengan pekerja, maka seorang dokter harus mempertmbangkan faktor-faktor berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Riwayat tmbulnya ketulian dan progresifitasnya. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan lamanya bekerja. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran. Menelit bising di tempat kerja, untuk menentukan intensitas dan durasi bising yang menyebabkan ketulian. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala selama kerja. Pentngnya mengetahui tngkat pendengaran awal para pekerja dengan melakukan pemeriksaan audiometri sebelum bekerja adalah bila audiogram menunjukkan ketulian, maka dapat diperkirakan berkurangnya pendengaran tersebut akibat kebisingan di tempat kerja. Identfikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebab ketulian non industrial sepert riwayat penggunaan obat-obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya.
11 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
Jenis-jenis pemeriksaan pendengaran TEKNIK PEMERIKSAAN TELINGA Pasien duduk dengan posisi badan condong ke depan dan kepala lebih tnggi sedikitdari kepala pemeriksa untuk memudahkan melihat liang telinga dan membran tmpani. Atur lampu kepala supaya fokus dan tdak mengganggu pergerakan, kira kira 20-30cm di depan dada pemeriksa dengan sudut kira kira 60 derajat, lingkaran focus dari lampu,diameter 2-3 cm.Untuk memeriksa telinga, harus diingat bahwa liang telinga tdak lurus. Untuk meluruskannya maka daun telinga ditarik ke atas belakang , dan tragus ditarik ke depan. Padaa nak, daun telinga ditarik ke bawah. Dengan demikian liang telinga dan membran tmpani akan tampak lebih jelas. Liang telinga dikatakan lapang apabila pada pemeriksaan dengan lampu kepala tampak membran tmpani secara keseluruhan (pinggir dan reflex cahaya) Seringkali terdapat banyak rambut di liang telinga,atau liang telinga sempit( tak tampak keseluruhan membran tmpani) sehingga perlu dipakai corong telinga. Pada anak oleh karena liang telinganya sempit lebih baik dipakai corong telinga. Kalau ada serumen, bersihkan dengan cara ekstraksi apabila serumen padat, irigasi apabila tdak terdapat komplikasi irigasi atau di sucton bila serumen cair. Untuk pemeriksaan detail membran tmpani spt perforasi, hiperemis atau bulging dan retraksi, dipergunakan otoskop. Otoskop dipegang sepert memegang pensil. Dipegang dengan tangan kanan untuk memeriksa telinga kanan dan dengan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri. Supaya posisi otoskop ini stabil maka jari kelingking tangan yang memegang otoskop ditekankan pada pipi pasien. Untuk melihat gerakan membran tmpani digunakan otoskop pneumatc Pemeriksaan Garpu Tala (Penala)
Manfaat : mengetahui jenis ketulian Prosedur : cara menggetarkan dan penempatan garpu tala Jenis tes : Rinne,Weber, Schwabach Interprestasi : Cara Menggetarkan Garpu Tala Arah getaran kedua kaki garpu tala searah dengan kedua kaki garpu tala. Getarkan kedua kaki garpu tala dengan jari telunjuk dan ibu jari( kuku) Posisi / Letak Garpu Tala - Pentng : Telinga tdak tertutup, kaca mata, giwang dilepas. - Hantaran udara (AC) : arah kedua kaki garpu tala sejajar dengan arah liangTelinga kira kira 2,5 cm. - Hantaran tulang (BC) : pada prosesus mastoid, tdak boleh menyinggung daun telinga
Tes RINNE
Prinsip : Membandingkan hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga Garpu tala digetarkan, tangkainya diletakkan di prosesus mastoid. Setelah tdak terdengar, garpu tala dipindahkan dan dipegang kira-kira 2,5 cm di depan liangtelinga yang di periksa Masih terdengar : Rinne (+), tdak terdengar : Rinne (-)
Tes WEBER
Prinsip tes Weber : Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan penderita. Garpu tala digetarkan di linea mediana, dahi atau di gigi insisivus atas kemudiantentukan bunyi terdengar di mana ? - sama keras di kedua telinga
12 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
Interpretasi : -
terdengar lebih keras di salah satu telinga Penilaiannya ada atau tdak ada lateralisasi Lateralisasi ke telinga sakit ( tuli konduktf yang sakit) Lateralisasi ke telinga sehat ( tulisaraf yang sakit)
Tes SCHWABACH
Prinsip : Membandingkan hantaran tulang yang diperiksa dengan pemeriksa, dimana pemeriksa harus normal Garputala digetarkan, di letakkan di prosesus mastoid yang diperiksa, setelah tdak terdengar bunyi garputala dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa dan sebaliknya. Interprestasi : - Schwabach memanjang >> gangguan konduksi - Schwabach memendek >> gangguan sensorineura - Schwabach sama >> normal Penatalaksanaan
Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising. Bila tdak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung telinga yaitu berupa sumbat telinga ( ear plugs ), tutup telinga ( ear muffs) dan pelindung kepala (helmet). Oleh karena tuli akibat bising adalah tuli saraf koklea yang bersifat menetap (irreversible), bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan berkomunikasi dengan volume percakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantu dengar ( ABD ). Apabila pendengarannya telah sedemikian buruk, sehingga dengan memakai ABD pun tdak dapat berkomunikasi dengan adekuat, perlu dilakukan psikoterapi supaya pasien dapat menerima keadaannya. Lathan pendengaran (auditory training ) juga dapat dilakukan agar pasien dapat menggunakan sisa pendengaran dengan ABD secara efisien dibantu dengan membaca ucapan bibir (lip reading), mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi. Prognosis Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli saraf koklea yang sifatnya menetap, dan tdak dapat diobat secara medikamentosa maupun pembedahan, maka prognosisnya kurang baik. Oleh sebab itu yang terpentng adalah pencegahan terjadinya ketulian. Pencegahan Tujuan utama perlindungan terhadap pendengaran adalah untuk mencegah terjadinya NIHL yang disebabkan oleh kebisingan di lingkungan kerja. Program ini terdiri dari 3 bagian yaitu: 1.
2.
Pengukuran pendengaran Test pendengaran yang harus dilakukan ada 2 macam, yaitu : a. Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja. b. Pengukuran pendengaran secara periodik. Pengendalian suara bising Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. Melindungi telinga para pekerja secara langsung dengan memakai ear muff (tutup telinga), ear plugs (sumbat telinga ) dan helmet (pelindung kepala).
13 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -
b.
3.
Mengendalikan suara bising dari sumbernya, dapat dilakukan dengan cara : - memasang peredam suara - menempatkan suara bising (mesin) didalam suatu ruangan yang terpisah dari pekerja
Analisa bising Analisa bising ini dikerjakan dengan jalan menilai intensitas bising, frekwensi bising, lama dan distribusi pemaparan serta waktu total pemaparan bising. Alat utama dalam pengukuran kebisingan adalah sound level meter. SLM adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tngkat kebisingan, yang terdiri dari mikrofon, amplifier, sirkuit “attenuator” dan beberapa alat lainnya. Alat ini mengukur kebisingan antara 30- 130 dB dan dari frekwensi 20-20.000 Hz. SLM dibuat berdasarkan standar ANSI (American Natonal Standard Insttute) tahun 1977 dan dilengkapi dengan alat pengukur 3 macam frekwensi yaitu A, B dan C yang menentukan secara kasar frekwensi bising tersebut. Jaringan frekwensi A mendekat frekwensi karakteristk respon telinga untuk suara rendah yang kira-kira dibawah 55 dB. Jaringan frekwensi B dimaksudkan mendekat reaksi telinga untuk batas antara 55-85 dB. Sedangkan jaringan frekwensi C berhubungan dengan reaksi telinga untuk batas diatas 85 dB.
04. Memahami dan menjelaskan tentang cara menjaga pendengaran menurut islam Pendengaran adalah benteng pertahanan kedua dari segi bahayanya setelah lisan. Yaitu,yang kedua dalam mempengaruhi hat dan menguasainya. Oleh karena itu,Al-Haris Al-Muhasibi berkata,"tdak ada luka yang lebih berbahaya bagi seorang hamba setelah lisannya selain pendengarannya,karena pendengaran itu utusan yang lebih cepat pada hat dan lebih mudah jatuh kedalam fitnah".(Badai'ul Fawa'id:1/78). Pendengaran hat terhadap kebenaran terdapat 3 macam : 1. Mendengarkan untuk mengetahui Derajat ini muncul ketka seseorang hanya menggunakan indera pendengaran. Sebagaimana yang diberitakan oleh Al-Qur'an ketka menceritakan tentang jin-jin yang beriman,mereka berkata,"Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan". (QS.Al-Jin [72]:1) 2) Memperdengarkan untuk memahami Adapun memperdengarkan untuk memahami dalam menafikan orang yang suka berpaling dan lalai,sebagaimana firman Allah,"Maka sungguh,engkau tdak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mat itu dapat mendengar,dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,apabila mereka berpaling kebelakang". (Ar-Rum [30]:52) Demikian juga firman Allah,"Sungguh Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dia kehendaki dan engkau (Muhammad) tdak akan sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar". (Al-Fathir [35]:22) 3) Mendengarkan untuk menerima dan memenuhi pangilan Adapun mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan,dalam firman Allah yang menceritakan tentang hamba-hamba-Nya yang beriman,mereka berkata,"kami mendengar,dan kami taat" (QS.An-Nur [24]:51)
14 │ Skenario 2 Blok Panca Indera – T E L I N G A S A K I T -