Disusun Oleh NIM Pembimbing
: Siti Solehah : 1102009270 : dr. Donny Gustiawan, SpPD
Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Bagian Ilmu Penyakit Dalam Dalam RSUD Kabupaten Bekasi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI YARSI 2013
DEFINISI
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif, gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati.2
EPIDEMIOLOGI
Lebih dari 40% pasien sirosis asimtomatis. Pada keadaan ini sirosis ditemukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu autopsy
Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk. Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.
Hasil penelitian nonalkoholik dan alkoholik berakhir dengan sirosis hati dengan prevalensi 0,3%.
ETIOLOGI
Faktor keturunan dan malnutrisi kekurangan protein << asam amino (metionin) mencegah perlemakan hati <<
Hepatitis virus virus hepatitis B hepatitis aktif kronik sirosis
Zat hepatotoksik alkohol pemakaian berulang kali dan terus menerus penimbunan lemak dalam hati kerusakan hati akut : nekrosis / degenarasi lemak , kronis : sirosis
Tabel 1. Sebab-sebab sirosis dan/ atau penyakit hati kronik2 Penyakit infeksi
-
Bruselosis Ekinokokus Skistosomiasis Toksoplasmosis Hepatitis virus ( hepatitis B , hepatitis C, hepatitis D, sitomegalovirus)
Penyakit keturunan dan metabolic - Difisiensi alfa1- antitrypsin - Sindrom fanconi - Galaktosemia - Penyakit gaucher - Penyakit simpanan glikogen - Hemokromatosis - Intoleransi fluktosa glikogen - Tirosinemia herediter - Penyakit Wilson
Obat dan Toksin - Alkoholik - Amiodaron - Arsenic - Obstruksi bilier - Penyakit perlemakan hati non alkoholik - Sirosis bilier primer - Kolangitis sclerosis primer Penyebab lain atau tidak terbukti - Penyakit usus inflamasi kronik - Fibrosis kistik - Pintas juejunoileal - Sarkoidosis
KLASIFIKASI
Klasifikasi Sirosis berdasarkan penyebabnya : Sirosis Alkoholik, Sirosis Biliaris, Sirosis pasca nekrotik, Cardiac Cirrhosis
Sirosis secara konvensional di Mikronodular, Makronodular, Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular)
Sirosis fungsional: Sirosis hati kompensata, Sirosis hati dekompensata
PATOGENESIS Peningkatan tekanan vena cava inferior dan vena hepatica akumulasi abnormal di hati udem hati
Sirosis Laenec
Sirosis pasca Necrotik
Sirosis cardiac
Stasis empedu penumpukan empedu didalam hati Kerusakan sel hati dimulai dari sekitar duktus biliaris ikterik, hati membesar , keras, bergranula halus dan
Alkohol akumulasi lemak berlebih menurunkan oksidasi asam lemak nekrosis sel hati menciut, keras & tidak memiliki parenkim normal.
Sirosis Biliaris
Terjadi setelah nekrosis berbercak pada jaringan hati hepatosit terpisah oleh jaringan parut >> kehilangan sel hati
MANIFESTASI KLINIS
Produksi protein yang rendah, gangguan hormon
asite s diafragm a menyempit
nafas
DIAGNOSIS
kriteria Soedjono dan Soebandiri tahun 1973, yaitu bila ditemukan 5 dari 7 keadaan berikut: 1. eritema palmaris, 2. spider nevi, 3. vena kolateral
eritema palmaris
4. asites dengan atau tanpa edema, 5. splenomegali, 6. hematemesis dan melena, 7.rasio albumin dan globulin terbalik
spider nevi
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.
Tes fungsi hati meliputi aminotransferase (AST), alkali fosfatase, gamma glutamil transpeptisida, bilirubin, albumin, dan waktu protombin
2.
Pemeriksaan urin
3.
Pemeriksaan Darah
4.
Pemeriksaan radiologis
5.
Biopsy hati
PENATALAKSANAAN
diet yang mengandung protein 1 g/kgBB dan kalori 2000-3000 kkal/hari
Asites : tirah baring dan diawali diet rendah garam konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari spinorolakton dengan dosis 100-200 mg sekali dan terjadinya penurunan berat badan 0,5 kg/hari).tanpa dengan adanya edema kaki 1 kg/hari Terapi spinorolakton dapat dikombinasikan dngan furosemide dengan dosis 20-40 mg/hari apabila terapi spinorolakon tidak adekuat.
Peritonitis Bakterial Spontan : Terapi diberikan 10-14 hari, norfloksasin (400mg/hari) dapat mencegah rekurensi atau relaps.4
Sindrom hepatorenal dilakukannya transplantasi hati hal ini dikarenakan terapi obat-obatan yang digunakan seperti dopamin dan analog prostaglandin
Ensefalopati Hepatika : Sirup laktulosa dapat diberikan dengan dosis 30-50 mL setiap jam. Pemberian neomisin dengan dosis 0,5 – 1 g s
KOMPLIKASI Komplikasi yang sering dijumpai antara lain p e r i t o n i t i s b a c t e r i al s p o n t a n
Pada sindrom hepatorenal terjadi gangguan penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus Hipertensi portal adalah varises esophagus mengakibatkan pendarahan.
Ensefalopati hepatic, merupakan kelainan neuro psikiatrik akibat disfungsi hati. selanjutnya dapat timbul gangguan kesadaran yang berlanjut sampai koma. Pada sindrom hepatopulmonal terdapat hidrotoraks dan hipertensi portipulmonal.2
PROGNOSIS
CHILD A
CHILD B
CHILD C
100 %
80 %
45 %
Tabel 2. Klasifikasi Child Pasien Sirosis Hati dalam Terminologi Cadangan Fungsi Hati. 2 Derjat kerusakan Minimal Sedang Berat Bil. Serum <35 35-50 >50 (mu.mol/dl) >35 30-35 <30 Alb. Serum (gr/dl) Nihil Mudah dikontrol Sukar Asites Nihil Minimal Berat/koma Sempurna Baik PSE/ensefalopati Kurang / Nutrisi kurus
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
Teguh Karjadi, Felix Firyanto Widjaja. Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati . J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011 Nurdjanah S. Sirosis hati diambil dari Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 5 . Aru W sudoyo dkk.2009. Jakarta : FK UI.Halaman 668-673 Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, Sirosis Hati diambil dari buku Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Volume 1, Edisi 6,2006,Halaman 493-501 Bacon Bruce R.Cirrhosis and its Complication diambil dari buku Harrison’s Principle of Internal Medicine 18 th Edition. Lewis dkk.2011.USA : McGraw Hill.Halaman 2592-2602 Amie Vidyani, Denny Vianto, dkk. Faktor Resiko Terkait Pendarahan Varises Esofagus Berulang Pada Penderita Sirosis Hati. J Peny Dalam, Volume 12 Nomor 3 September 2011