TOPIK : DIABETES MELITUS SUB TOPIK : NEFROPATI SASARAN : PASIEN DAN KELUARGA TEMPAT : RUANGAN DIV KEPERAWATAN PEMATERI : AYU CHRISTIANI FEBRIANA HARI/TANGGAL: 16 DESEMBER 2017 WAKTU : 13.00 WIB – 13.20 13.20 WIB
I.
LATAR BELAKANG Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Nefropati diabetik (ND) merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes. Nefropati diabetik didefinisikan sebagai sindrom klinis pada penderita DM yang ditandai dengan albuminuria menetap yaitu > 300 mg/24 jam pada minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan (Hendromartono, 2009).
II.
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, diharapkan mampu memahami dan mengerti tentang Nefropati.
III.
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIU) Setelah penyuluhan penyuluhan di berikan berikan pada pada pasien dan keluarga memahami : 1. Definisi Nefropati 2. Penyebab Nefropati 3. Tanda dan gejala Nefropati 4. Pencegahan Nefropati
diharapkan dapat dapat
STRATEGI PELAKSANAAN No Kegiatan
IV.
1
2
3
Pendahuluan : a. Menyampaikan salam b. Menjelaskan tujuan c. Kontrak waktu Penjelasan materi : a. Definisi Nefropati b. Penyebab Nefropati c. Tanda dan gejala Nefropati d. Pencegahan Nefropati
Penutup : a. Tanya jawab b. Menyimpulkan penyuluhan c. Memberi salam
Respons a. Membalas salam b. Mendengarkan c. Memberi respons
Mendengarkan dan memperhatikan
Waktu
2 menit
10 menit
8 menit hasil
a. Menanyakan hal yang belum jelas b. Aktif bersama dalam menyimpulkan c. Membalas salam
EVALUASI Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai hipoglikemia. A. Evaluasi proses 1) Pasien dan keluarga antusias terhdap materi penyuluhan 2) Tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
3) Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan. B. Evaluasi hasil 1) Pasien dan keluarga mengerti tentang definisi nefropati. 2) Pasien dan keluarga mengerti tentang penyebab nefropati. 3) Pasien dan keluarga memahami tanda dan gejala nefropati. nefropati. 4) Pasien dan keluarga memahami pencegahan nefropati.
IX.
DAFTAR PUSTAKA http://www.alodokter.com/nefropati-diabetik https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/komplikasidiabetes-nefropati-diabetik/ anonim. NEFROPATI DIABETIK;Oleh: Yuyun Rindiastuti ; Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS
MENGENAL NEFROPATI PADA DIABETES MELLITUS
A. Definisi Nefropati diabetik adalah jenis penyakit ginjal progresif yang terjadi pada orang yang memiliki diabetes. Nefropati diabetik berlangsung perlahan-lahan. Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal serius yang muncul muncul sebagai komplikasi akibat diabetes akibat diabetes tipe 1 maupun tipe maupun tipe 2. Tidak 2. Tidak semua pengidap diabetes otomatis akan mengalami kerusakan ginjal. Meski demikian, risiko terhadap penyakit ini tetap harus diwaspadai, karena nefropati diabetik merupakan penyebab paling umum dari gagal ginjal. B. Penyebab Diabetes dapat menyebabkan nefron menebal dan menimbulkan bekas luka, yang membuat mereka kurang mampu menyaring sisa kotoran dan mengeluarkan cairan dari tubuh. Hal ini menyebabkan bocornya sejenis protein yang disebut albumin dalam urin, yang menyebabkan nefropati diabetik. Tiap pengidap diabetes memiliki risiko mengalami nefropati diabetik, namun tidak semuanya pasti akan mengidap penyakit ini. Terdapat sejumlah faktor yang bisa mempertinggi risiko nefropati diabetik pada pengidap diabetes di antaranya adalah: 1. Kadar gula darah yang tidak dikendalikan dengan baik. Kadar gula darah yang terus-menerus tinggi akan menambah potensi nefropati diabetik. 2. Hipertensi. Risiko nefropati diabetik akan meningkat seiring tingginya tekanan darah Anda. 3. Jenis kelamin. Pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami nefropati diabetik. 4. Jangka waktu seseorang mengidap diabetes. Semakin lama seseorang mengidap diabetes, risikonya untuk terkena nefropati diabetik akan bertambah. 5. Kelebihan berat badan atau obesitas. 6. Merokok. Rokok tidak hanya meningkatkan risiko nefropati diabetik, ta pi juga berbagai penyakit lain.
C. Tanda dan Gejala Pada tahap awal perkembangannya, nefropati diabetik sering tanpa gejala. Bila sudah melewati tahap awal, di mana sudah ada kerusakan ginjal berlanjut, maka gejala yang timbul berupa lemas, lelah, dan merasa kurang sehat. Gejala yang lebih spesifik cenderung dirasakan pengidap seiring bertambahnya tingkat keparahan penyakit penyakit ini (biasanya setelah 5 hingga 10 tahun setelah kerusakan ginjal mulai terjadi). Beberapa gejala dan tanda klinis meliputi: 1.
Tidak nafsu makan.
2.
Penurunan berat badan.
3.
Sulit berpikir jernih.
4.
Pembengkakan di sekitar mata.
5.
Kulit yang kering dan gatal.
6.
Kram otot.
7.
Gangguan tidur.
8.
Pembengkakan pada kaki serta pergelangan kaki.
9.
Mual dan muntah.
10.
Peningkatan frekuensi buang air kecil.
D. Pencegahan Gaya hidup yang kita jalani akan memengaruhi kondisi kesehatan kita, termasuk risiko nefropati diabetik. Penyakit ini dapat dihindari dengan cara memperbaiki gaya hidup dengan langkah-langkah sederhana seperti: 1. Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Khususnya bagi pengidap kerusakan ginjal yang harus mengurangi konsumsi protein dan sodium. 2.
Menjaga berat badan dan lingkar perut agar tetap ideal.
3.
Berolahraga secara teratur.
4.
Berhenti merokok.
5.
Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
Mengendalikan tekanan darah. Batas tekanan darah yang dianjurkan adalah di bawah 130/80 mm Hg. Hg. Pengidap nefropati diabetik yang mengalami hipertensi biasanya menjalani pengobatan dengan ACE dengan ACE inhibitor atau atau angiotensin-II receptor antagonist . Selain untuk menurunkan tekanan darah, kedua obat ini juga berfungsi melindungi ginjal dan jantung, sehingga bisa mencegah men cegah perkembangan penyakit ginjal. 7. Cermat dalam mengendalikan kadar gula darah guna menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Periksakanlah kadar gula darah Anda secara rutin agar tetap terjaga. Angka HbA1c yang dianjurkan adalah di bawah 141 mg/dL. 8. Menghindari konsumsi obat-obatan yang berpotensi memperburuk kondisi ginjal, contohnya obat antiinflamasi non-steroid (OAINS). Jika harus menggunakannya, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter. dokter. 6.