RESUME TINDAKAN OPERASI PADA NY. S DENGAN POST OP SECTIO CAESARIA INDIKASI LETAK SUNGSANG DI RUANG BEDAH CENTRAL RSUD Dr. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN ACEH SELATAN
DI S U S U N OLEH MARWAN NIM : 032001DO8070
PEMBIMBING CI
: M. M. HU HUSAINI , SKEP : JULIANTO , AMK
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN AJARAN 2009 / 2010
LEMBARAN PENGESAHAN Laporan ini merupakan salah satu syarat dalam melaksanakan praktek klin klinik ik kepe kepera rawa wata tan n di ruan ruang g Beda BedahC hCen entr tral al RSUD RSUD Dr. Dr. H. Yuli Yulidd ddin in Away Away Tapaktuan Aceh Selatan.
Di Setujui Oleh C I Ruangan Bedah Central
Pembimbing Akademik
RSUD Dr. H. Yuliddin Away PemkabAcehSelatan
JULIANTO , AMK
Akper
M. HUSAINI , SKEP
Mahasiswa Akper Pemkab Aceh Selatan
MARWAN NIM NIM
: 03 032001D08070
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karna atas berkat dan rahmat serta karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan keperawatan operasi pada Ny. S dengan section caesaria di ruang instalasi bedah central Rsud Dr. H . Yuliddin Away Tapaktuan. Shalawat beriring salamjuga penulis sampaikan kepada suri tauladan islami Nabi Besar Muhammad SAW , yang mana telah membawa umat nya dari alam kegelapan kea lam yang terang benderang dan berilmu pengetahuan. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapa Bapak k Daru Darusm sman an SKM SKM . M. Kes sela selaku ku Dire Direkt ktur ur Akpe Akperr pemk pemkab ab Ac Aceh eh Selatan 2. Bapak Dr. Dr. Akmal Jawardi Jawardi selaku selaku Direktur Direktur Rsud Dr Dr H . Yuliddin Yuliddin Away 3. Bapak M . Husaini Husaini ,Skep ,Skep selaku selaku Pembimbin Pembimbing g Ruang OK Centra Centrall 4. Bang Julianto Julianto , Amk selaku selaku C I di ruang ruang OK Central Central 5. Teman Teman – tema teman ns seja ejawat wat
Penulis menyadari bahwa uraian yang terdapat dalam laporan ini hasilnya masih Bany Banyak ak terd terdap apat at kekur kekuran angan gan sert serta a jauh jauh dari dari kese kesemp mpur urna naan an.. Untu Untuk k itu itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Tapaktuan , 30 Desember 2009 Penulis
MARWAN
BAB I LANDASAN TEORITIS
A. PE PENG NGER ERTI TIAN AN Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992). Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syar sy arat at rahi rahim m dala dalam m kead keadaan aan utuh utuh sert serta a bera beratt jani janin n di atas atas 50 500 0 gram gram.. (Sarwono, 1991).
Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. (Harry oxorn, 1998)
Sectio Sectio caesa caesaria ria (SC) (SC) adalah adalah pembed pembedaha ahan n untuk untuk mengel mengeluar uarkan kan anak anak dari dari rongga
rahim dengan mengiris dinding perut dan dinding rahim (fakultas kedokteran Padjadjaran Bandung, 1985). Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Prawirohardjo, 2005). 2005). Seks Seksiio sesa sesarrea adal adalah ah su suat atu u per persali salina nan n buat buatan an di mana ana jani anin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim utuh dan berat badan janin diatas 500 gram ( Ilmu Bedah Kebidanan, 2002 )
Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau seksio sesarea adalah suatu histeretomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. ( Rustam, 1998) Section caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada pada dindin dinding g uterus uterus melalu melaluii dindin dinding g depan depan perut perut atau atau vagina vagina (synop (synopsis, sis, obstetric : 1989 ).
B. ETIO ETIOL LOGI OGI
1. Indi Indikas kasii pad pada a ibu ibu a. Panngu Panngull sem sempit pit absolu absolute te b. Tumor jalan lahir yang yang menimbu menimbulkan lkan obstetr obstetric ic c. Stenos Stenosis is servik serviks s vagi vagina na d. Dispra Disprapor porsi si sefalo sefalo pelv pelvic ic e. Plase Plasent nta a pre previ via a f. Ruptur Ruptur uteri uteri (uteri (uteri yanhg yanhg robek) robek)
2. Indi Indikas kasii pada pada jani janin n a. Kela Kelain inan an leta letak k b. Gawa Gawatt jani janin n c. Cacat Cacat atau kelel kelelahan ahan jani janin n sebelum sebelumnya nya d. Prolapsus Prolapsus funiculus funiculus umbilical umbilicalis is e. Infu Infusl slen ensi si plase plasent nta a f. Diab Diabet etes es mate matern rnal al g. Post Post mat mater erna nall h. Infeksi Infeksi virus virus herpes herpes pada praktu prakturr genetali genetalia a
C. JENIS JENIS JENIS OPERA OPERASI SI SECTIO SECTIO CAESAR CAESARIA IA Abdomen (sectio caesarea abdominalis) a. Sectio Sectio caesarea caesarea transperit transperitoneal onealis: is: 1) SC klasik atau atau corporal corporal (dengan insisi insisi memanjang memanjang pada corp corpus us uter uteri) i).. Dila Dilaku kukan kan deng dengan an memb membuat uat saya sayata tan n memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm. •
Kelebihan:
Mengeluarkan janin dengan cepat. Tidak ak meng mengak akib ibat atka kan n komp kompli lika kasi si kand kandun ung g Tid tertarik. Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal. •
kemi kemih h
Kekurangan: Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang baik. Untuk persal persalina inan n yang yang beriku berikutny tnya a lebih lebih sering sering terjad terjadii Untuk rupture uteri spontan. 2) SC ismi ismika ka atau atau prof profun unda dall (low (low serv servic ical al deng dengan an insi insisi si pada segmen bawah rahim). Dila Dilaku kuka kan n deng dengan an mela melaku kuka kan n saya sayata tan n meli melint ntan ang g konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm.
•
•
Kelebihan: Penjahitan luka lebih mudah. Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik. umpang tindih tindih dari dari perito peritonea neall flap flap baik baik sekali sekali untuk untuk umpang menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum. Perdarahan tidak begitu banyak. Kemungkin kinan an ruptur rupture e uteri uteri sponta spontan n berkur berkurang ang atau atau Kemung lebih kecil. Kekurangan: Luka dapat melebar melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga sehingga dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n uter uterii uter uterin ine e peca pecah h sehi sehing ngga ga mengakibatkan perdarahan banyak. Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.
b. SC ekstra ekstra perito peritonea nealis lis yaitu yaitu tanpa tanpa membu membuka ka perito peritoneu neum m par parieta ietali lis s deng dengan an dem demiki ikian tida tidak k membu embuka ka cavum avum abdominal. Vagina (section caesarea vaginalis) Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Sayatan Sayatan memanjang memanjang (longitudi (longitudinal). nal). 2. Sayatan Sayatan melintang melintang (transvers (transversal). al). 3. Sayatan Sayatan huru huruff T (T insic insicion ion). ).
D. Indi Indika kasi si Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada ada jani anin, dengan pertim pertimban bangan gan hal-hal hal-hal yang yang perlu perlu tindak tindakan an SC proses proses persali persalinan nan normal normal lama / kegagalan proses persalinan normal (Dystosia): - Fetal distress. - His lemah/melemah. - Janin dalam posisi sungsang atau melintang. - Bayi besar (BBL > 4,2 kg). - Plasenta previa. - Kalainan letak. - Disproporsi Cevalo-Pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul).
- Rupture uteri mengancam. - Hydrocephalus. - Primi muda atau tua. - Partus dengan komplikasi. - Panggul sempit. - Problema plasenta. E. Tanda Tanda dan Gejal Gejala a a. Kejang Kejang parsial ( fokal, fokal, lokal ) Kejang parsial sederhana : Kesada Kesadaran ran tidak tidak tergang terganggu, gu, dapat dapat menca mencakup kup satu satu atau atau lebih lebih hal berikut ini: 1. Tanda – tanda motoris, motoris, kedutan pada wajah, wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya gerakan setipa kejang sama. 2. Tanda atau gejala otonomik: muntah, muntah, berkeringat, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil. 3. Gejala Gejala somatosensoris somatosensoris atau sensoris sensoris khusus : mendengar mendengar musik, merasa seakan ajtuh dari udara, parestesia. 4. Gejala psikis : dejavu, rasa takut, takut, visi panoramik. panoramik. Kejang parsial kompleks 1. Terdapat Terdapat gangguankesadaran gangguankesadaran,, walaupun walaupun pada awalnya awalnya sebagai sebagai kejang parsial simpleks. 2. Dapat mencakup otomatisme otomatisme atau gerakan otomatik otomatik : mengecap – ngec ngecap apka kan n bibi bibir, r,me meng ngun unya yah, h, gera geraka kan n meno menong ngke kell yang yang berulang – ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya. 3. Dapat tanpa otomatisme otomatisme : tatapan terpaku b. Kejang umum ( konvulsi atau atau non konvulsi ) Kejang absens 1. Gangguan kewaspadaan kewaspadaan dan responsivitas 2. Ditanda Ditandaii dengan dengan tatapan tatapan terpak terpaku u yang yang umumny umumnya a berlan berlangsun gsung g kurang dari 15 detik 3. Awit Awitan an dan dan akhi akhira ran n cepa cepat, t, sete setela lah h itu itu kemp kempal alii wasp waspad ada a dan dan konsentrasi penuh Kejang mioklonik 1. Keduta Kedutan n – kedut kedutan an involu involunte nterr pada pada otot otot atau atau sekelo sekelompo mpok k otot otot yang terjadi secara mendadak. 2. Ser Sering terl erlihat ihat pad pada oran orang g seh sehat sel selaam aam tidur idur teta tetapi pi bil bila patol patolog ogik ik beru berupa pa kedu keduta tan n kedu keduat atn n sinkr sinkron on dari dari bahu bahu,, lehe leher, r, lengan atas dan kaki. 3. Umumny Umumnya a berlan berlangsu gsung ng kurang kurang dari dari 5 detik detik dan terjad terjadii dalam dalam kelompok. 4. Kehilangan Kehilangan kesadaran kesadaran hanya sesaat. Kejang tonik klonik 1. Diaw Diawal alii deng dengan an kehi kehila lang ngan an kesad kesadar aran an dan dan saat saat toni tonik, k, kaku kaku umum umum pada pada otot otot ekst ekstre remi mita tas, s, bata batang ng tubu tubuh h dan dan waja wajah h yang yang berlangsung kurang dari 1 menit. 2. Dapat disertai hilangnya hilangnya kontrol usus dan kandung kemih. 3. Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas ekstrenitas atas dan bawah. 4. Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal Kejang atonik 1. Hilngnya Hilngnya tonus secara secara mendadak sehingga dapat menyebabkan menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah. 2. Singkat dan terjadi terjadi tanpa peringatan. peringatan.
F. Komp Kompli lika kasi si Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain: 1. Infeksi Infeksi puerperal puerperal (Nifas): (Nifas): - Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari. - Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung.
- Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik. 2. Perdar Perdarahan ahan:: - Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka. - Perdarahan pada plasenta bed. 3. Luka Luka kandun kandung g kemih, kemih, emboli emboli paru paru dan keluhan keluhan kandun kandung g kemih kemih bil bila a peritonealisasi terlalu tinggi. 4. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya. berikutnya. G. Komp Kompli lika kasi si Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain: 5. Infeksi Infeksi puerperal puerperal (Nifas): (Nifas): - Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari. - Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung. - Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik. 6. Perdar Perdarahan ahan:: - Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka. - Perdarahan pada plasenta bed. 7. Luka Luka kandun kandung g kemih, kemih, emboli emboli paru paru dan keluhan keluhan kandun kandung g kemih kemih bil bila a peritonealisasi terlalu tinggi. 8. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya. berikutnya.
H. Pemeriksa Pemeriksaan an Diagnostik Diagnostik 1. Elektr Elektroen oensef sefalo alogra gram m ( EEG ) : dipakai dipakai unutk unutk memban membantu tu meneta menetapkan pkan jenis dan fokus dari kejang. 2. Pemin Pemindai daian an CT : mengguna menggunakan kan kajian kajian sinar X yang yang lebih lebih sensitif sensitif dri biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. 3. Magnet Magnetii resonan resonance ce imaging imaging ( MRI MRI ) : mengha menghasil silkan kan bayangan bayangan dengan dengan menggunakan lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk memper memperlih lihatk atkan an daerah daerah – daerah daerah otak otak yang yang itdak itdak jelas jelas terli terliht ht bil bila a menggunakan pemindaian CT 4. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevalua mengevaluasi si kejang kejang yang membandel membandel dan membantu membantu menetapkan menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak 5. Uji Uji labor laborat ator oriu ium m s erebrovaskuler Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit Panel elektrolit Skrining toksik dari serum dan urin GDA Kadar kalsium darah Kadar natrium darah Kadar magnesium darah
I. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n 1. Memberantas kejang Secepat mungkin. Diberi Diberikan kan antiko antikonvu nvulsan lsan secara secara intrav intravena ena jika jika klien klien masih masih dalam dalam kead keadaan aan keja kejang ng,, ditu ditung nggu gu sela selama ma 15 meni menit, t, bila bila masi masih h terd terdapa apatt kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang sama juga secara intravena. Setelah 15 menit suntikan ke 2 masih kejang diberikan suntikan ke 3 dengan dosis yang sama tetapi melalui intramuskuler, dihara diharapkan pkan kejang kejang akan akan berhen berhenti. ti. Bila Bila belum belum juga juga berhen berhenti ti dapat dapat diberikan fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena. 2. Pengobatan Pengobatan penunjan penunjang g Sebe Sebelu lum m memb member erant antas as keja kejang ng pengobatan penunjang Semua pakaian ketat dibuka
tida tidak k
bole boleh h
Dilu Dilupa pakan kan perl perlun unya ya
Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung Usahak akan an agar agar jala jalan n nafas nafas beba bebas s untu untuk k menj menjam amin in kebu kebutu tuhan han Usah oksigen, bila perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi. Penhis isapa apan n lend lendir ir haru harus s dila dilaku kukan kan secar secara a tert tertur ur dan dan dibe diberi rikan kan Penh oksigen. 3. Pengobatan Pengobatan rumat Profilaksis intermiten Untuk mencegah kejang berulang, diberikan obat campuran anti konv konvul ulsan san dan anti antipi piet etik ika. a. Prof Profil ilaks aksis is ini ini dibe diberi rikan kan sampa sampaii kem kemung ungkina kinan n sang sangat at keci kecill anak anak mendap ndapat at keja kejang ng dem demam sederhana yaitu kira - kira sampai anak umur 4 tahun. Profilaksis jangka panjang Diberikan pada keadaan Epilepsi yang diprovokasi oleh demam Kejang demam yang mempunyai ciri: Terdapat pat ganggu gangguan an perkem perkemban bangan gan saraf saraf seper seperti ti serebr serebral al - Terda palsi, retardasi perkembangan dan mikrosefali Bila kejang kejang berlan berlangsu gsung ng lebih lebih dari dari 15 menit, menit, berdif berdifat at fokal fokal - Bila atau diikiuti kelainan saraf yang sementara atau menetap - Riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik - Kejang demam pada bayi berumur dibawah usia 1 bulan 4. Mencari Mencari dan mengobati mengobati penyebab
KONSEP LETAK SUNGSANG A.Pengertian
Letak Letak sungsa sungsang ng adalah adalah dimana dimana janin janin terlet terletak ak meman memanjan jang g dengan dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri (Sarwono P, 1992 : 606). Letak Sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah (Rustam M, 1998:350). Letak Letak sungsang sungsang adalah letak membujur membujur dimana kepala kepala terletak terletak di fundus fundus uteri sedangkan bokong di atas simphisis (Manuaba, 1993 : 145).
B. Etiologi 1. Sudut ibu a. Keadaan rahim - Rahim arkuatus - Septum pada rahim - Uterus dupleks - Mioma bersama kehamilan. b. Keadaan plasenta - Plasenta letak rendah - Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir - Kesempitan panggul - Deformitas tulang panggul - Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala. 2. Sudut janin - Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat - Hidrosefalus atau anensefalus - Kehamilan kembar - Hidramnion atau oligohidramnion - Prematuritas (Manuaba, 1998 : 361)
B. DIAG DIAGNO NOSI SIS S Diagnosis letak lintang dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada Pada ins inspek peksi si uterus uterus tampak tampak lebih lebih meleb melebar ar dan fundus fundus uteri uteri lebih lebih rendah, tidak sesuai dengan umur kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada di samping dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun ke dalam panggul.
Kalau teraba tahanan dibagian depan, maka punggung ada di bagian depan. Sebaliknya kalau teraba tonjolan-tonjolan atau bagian-bagian kecil maka punggung terletak di bagian belakang
Denyut Denyut jantun jantung g janin janin ditem ditemukan ukan dis diseki ekitar tar umbil umbiliku ikus. s. Apabil Apabila a bahu bahu sudah masuk kedalam panggul, pada pemeriksaan dalam dapat diraba pang panggu gull dan dan tula tulang ng-t -tul ulan ang g iga. iga. Bila keti ketiak ak dapat apat dir diraba, aba, arah arah menu menutu tupn pnya ya menu menunj njuk ukka kan n leta letak k dima dimana na kepa kepala la jani janin n bera berada da.. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya klavikula.
Sering Seringkal kalii salah salah satu satu lengan lengan mernu mernumbu mbung ng dan untuk untuk menent menentuka ukan n lengan mana yang menumbung kita coba berjabat tangan, kalau dapat berjabatan maka ini tangan kanan.
Kadang-kadang dapat pula diraba tali pusat yang menumbung.
C. KOMP KOMPLI LIKA KASI SI 1. Komplikasi pada ibu : perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi. 2. Komplikasi pada bayi : Trias komplikasi pada bayi : asfiksia, trauma persalinan, infeksi
a. Asfiksia pada bayi dapat disebabkan oleh :
Kemacetan persalinan kepala : aspirasi air ketuban, lendir Perdarahan atau oedema jaringan otak Kerusakan medula oblongata Kerusakan persendian tulang leher Kematian bayi karena asfiksia berat.
b. Trauma b. Trauma persalinan
Dislokasi fraktur persendian tulang ekstremitas Kerusakan alat vital : lien, hati, paru-paru, jantung Dislokasi asi fraktur fraktur persen persendia dian n tulang tulang leher leher : fraktu frakturr tulang tulang dasar, dasar, Dislok kepala, fraktur tulang kepala, kerusakan pada mata, hidung atau telinga, kerusakan pada jaringan otak. c. Infeksi dapat terjadi karena
Persalinan berlangsung lama Ketuban pecah pada pembukaan kecil Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.
BAB II LAPORAN KASUS A.Identitas Pasien Nama
: NY.S
Jenis kelamin Umur
: Perempuan : 24 Tahun
Status perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: ABDYA
No. RM
: 016065
Tanggal operasi
: 30 Desenber 2009
Masuk ok
: 15.20 WIB
Keluar ok
: 16.20 WIB
B. Pengkaj Pengkajian ian Periope Perioperat ratif if Pernafasan
: 20 X / menit
Sirkulasi
: 120 / 80 mmhg
Ginjal dan hepar
: dalam batas normal
Neurologi
: GCS 15 (komposmentis)
Gastrointestinal
: pasien di puasakan
Urinary
: terpasang kateter 300 cc
Emosi
: pasien cemas
Pemeriksaan penunjang
:-
C.Pengkajian Intraoperatif 1. Fase awal -
Pernafasan
: 20x/menit
Sirkulasi
:110/80 mmhg
Infus terpasang
: IVFD RL , infus terpasang sebelah kiri
Neurol Neurologi ogi (GCS) (GCS) : GCS GCS 15 (kompo (komposme smenti ntis) s)
Gastrointestinal
: pasien di puasakan
Urinary
: terpasang kateter
Emosi
: tenang (kooperatif)
Jenis anestesi
: Bupivacaine spinal (anastesi lokal)
EKG
: terpasang EKG
2. Fase operasi -
Pernafasan
JAM 15.45 WIB
TD 108 / 65
: 18 x /menit
HR 84
RR 19
CAIRAN Input 500 cc Out put 100 cc
15.50 WIB
99 / 60
73
21
Input 100 cc Out put 300 cc
16.05 WIB
109 / 75
75
18
Input 1300 cc Out put 3500 cc
16.15 WIB
100 / 65
74
22
Input 1500 cc Out put 500 cc
-
Gastrointestinal
: Tidak ada mual muntah
Urinary
: terpasang kateter 500 cc
Emosi
: tenang (kooperatif)
Jenis an anestesi
: Bu Bupivacaine spinal (a (anastesi lo lokal)
Integritas jaringan
: terdapat luka insisi di bagian abdomen
3.Fase akhir operasi - Pernafasan
: 24 X / menit
Sirkulasi
: 100/60 mmhg
Infus terpasang
: IVFD RL , infus terpasang sebelah kiri
Neurologi (G (GCS)
: GC GCS 15 (komposmentis)
Gastrointestinal
: Tidak ada mual muntah
Urinary
: terpasang kateter output 600 cc
Emosi
: sabil
Jenis anestesi
: Bupivacaine spinal (anastesi lokal)
Integritas jaringan
: terdapat luka insisi bedah
-Observasi input dan output In p u t
: 1500 cc
Output
: 500 cc
Balance
: tidak seimbang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI NORMAL
Hemoglobin
8,4
Pria : 14-18 g/dl Wanita : 12-16 g/dl
Leukosit
9.2000
4500-10.000 /mm3
Eritrosit
3.330.00
Pria : 4.5-6 juta /mm3 Wanita /mm3
Hematokrit
:
4-5.5
juta
26.6 Pria : 40-54 % Wanita : 37-47%
Trombosit
3.850.00 150.000 /mm3
Gula darah adrandom
13.0 100-40 /dl
–
400.000
Obat – obatan yang di gunakan NAMA OBAT
DOSIS
EFEK SAMPING
EFEK TERAPHY
Bupivacaine spinal
5.277 mg
Dingin
Anestesi spinal
5.277 mg
Gelisah
Anestesi spinal
5.277 mg
Cemas
Anestesi spinal
5.277 mg
Rasa takut
Anestesi spinal
Marcaine heappy Bucaine katorolac
Obat – obatan yang di gunakan gunaka n selama operasi - transamin transamin : koagulasi koagulasi -sinto -si ntosin sinon on : kontraks kontraksii uterus uterus -tra -trama mado doll
: anal analge geti tik k / anti anti nyer nyerii
CARA KERJA 1. Pers Persia iapan pan pasi pasien en a. Inform Inform consent consent yang jelas jelas kepada kepada pasien dan keluarga keluarga
-
Sio Indikasi Kontra indikasi Resiko operasi Resiko tindakan
b. Pasien Pasien di pasang infuse infuse dan di skerem skerem c. Pemberia Pemberian n obat – obatan obatan sesuai sesuai instruksi instruksi dokter dokter -
Pemberian anti biotic
2. Persia Persiapan pan alat alat – alat alat
JENIS BAHAN Duk 1 set
JUMLAH 4
Dram hass
1
Duk kecil
1
Duk besar
5
Handscun
4
Untu Untuk k menu menutu tupi pi duk duk kecil
Kateter steril
1
Urin bag
1
Agar dapat memegang alat – alat steril dalam melakukan tindakan
Betadine Nacl Kasa steril
Secukup nya
KEGUNAAN Untu Untuk k menj menjag aga a agar agar mikroorg mikroorganisme anisme tidak terkontaminasi deng dengan an daera daerah h yang yang di operasi
Untuk menutupi bagian sekitar operasi
Untuk Untuk urin
menge mengelua luarka rkan n
Untuk urin
menamp ampung
Alkohol
desinfektan
Hiportermi elektrik
Membersihkan luka
Diametri elektrik cutter
Menutupi luka pembersih luka
Meja instrumen Plester Masker
,
Desinfektan , mencuci tangan Memb embakar akar jari aringan ngan dan pembuluh darah
Suction
1
Mele Meleta taka kan n instrumen
alat alat –alat –alat
ALAT ALAT INSTRUMEN Untuk pelengket kasa Bistury no.20
1
Ska pel
1
Duk klem
5
Pinset Pinset anatomis
Penu Penutu tup p mulut Untuk cairan
hidu hidung ng dan dan
menyedot
2 Alat untuk daerah operasi
Pinset cirugis
2
Arteri klem
4
Langen bag
1
Blas hak
1
Gunting jaringan
2
Gunting benang
1
insisi
Gagang bistury Untu Untuk k steril
menj menjep epit it
duk duk
Untuk menjepit jaringan lunak seperti otot peritonium, subkutis(jaringan lemak) Untuk menjepit jaringan yang liat seperti kulit Untuk menjepit pembuluh darah
Oval klem
8
Nald fowder
2
Koher
2
Kom
2
Nald heating Rounded Cutting
Benang -Cat gut kromik
Untuk Untuk menahan menahan area area operasi agar agar tetap terbuka dan memudahka ahkan n pada ada saat melakukan tindakan Untu Untuk k mena menaha han n blas blas dari trauma sat operasi Untuk jaringan
mengunting
Untuk mengunting kasa / benang Untu Untuk k menj menjep epit it kasa kasa
-Cat gut plain
dan menjepit uterus Untuk menjepit nald
-Vicryl 0.1 , 3/0
Untuk facia
Klem tali pusat
memegang
Untuk tempat betadine dan nacl
2
Untu Untuk k menj menjah ahit it (jaringan lunak)
otot otot
Untuk menjahit jaringan yang liat seperti kulit Benan Benang g yang yang bisa bisa di serap oleh tubuh dan berfungsi untuk menjahit uterus , plika, peritonium, otot dan kulit Untuk mengikat / menjahit subkutis (jaringan lemak) Untuk mengikat / menjahit faci acia dan kulit
Untuk Untuk mengkl mengklem em tali tali pusat 3. Pers Persia iapan pan per peraw awat at Dalam Dalam mela melaku kukan kan tindak tindakan an oper operasi asi terdi terdiri ri dari dari 4 petu petuga gas s bertugas di ruangan
Oper Operat ator or Asisten I Asis As iste ten n II II Instrum Instrumen en
: : : :
dok dokte terr yan yang g mem memim impi pin n ope opera rasi si membantu operator mem memba bant ntu u asi asist sten en I memper mempersia siapkan pkan alat alat – alat alat inst instrum rumen en
-On lop : operasi (non steril)
Ane An este stesi
yang yang
membantu
mempersiapkan
: yan yang g mel melak akuk ukan an pem pembius biusan an
kebutuhan
4. Pena Penatal talaks aksan anaan aan
1.tentukan lokasi operasi sectio caesaria
2.perawat mencuci tangan dan di beri alkohol
3.perawat memakai jas operasi dan memakai handscun steril
4.perawat mempersiapkan alat-alat dan pasien, di anastesi dan dokter menentukan batas yang akan di insisi
5.daerah operasi di densinfektan menggunakan betadine kemudian di tutup dengan menggunakan duk klem dan diatasnya di tutup dengan duk besar yang berlobang
6.daerah operasi di densinfeksi menggunakan alkohol
7.insisi daerah operasi sesuai dengan kebutuhan (+- 10 cm) dengan menngunakan bistury
8.klem pembuluh darah setelah pembuluh darah di klem lalu di cess menngunakan cutter
9.subkutis di buka dengan cutter sampai terlihat facia , facia dibuka dengan bistury dengan bantuan pinset anatomis sepanjang +- 1-2 cm
10.fac 10.f acia ia di jepi jepitt deng dengan an koher koher lala lalau u otot otot di buka buka sampa sampaii tamp tampak ak peritonium
11.per 11.p erit iton oniu ium m di jepi jepitt deng dengan an 2 klem klemla lalu lu di buka buka deng dengan an gunt guntin ing g sesuai kebutuhan
12.plika uterovesiaklis diangakat dengan pinset anatomis di seksi dan di sisi menggunakan gunting
kekiri dan kekanan , kandung kemih di dorong dorong ke bawah
13.insisi pada segmen bawah rahim dan kemudian di perluas dengan memakai kedua jari telunjuk
14.otot uterus di buka dengan bistury no. 20 sepanjang 6-8 cm
15.sedot air ketuban dengan menngunakan suction 16.mengeluarkan kepala janin hingga keluar seluruh badan
17.mengeluarkan plasenta , uterus di klem dengan oval klem
18.uterus bagian dalam di bersihkan dan di jahit dengan benang cut gut kromik 3 dan jahitan ke 2 dengan mengunakan kronik 2
19.plika di jahit dengan benang cut gut kromik 2/0
20.ber 20.bersih sihkan kan rongga rongga perito peritoniu nium m dengan dengan mengun mengunakan akan cairan cairan nacl nacl sambil melihat mungkin masih ada perdarahan pada bekas insisi
21.peritonium di jahit dengan cut gut kromik 2/0
22.otot dijahit dengan cut gut kromik 2/0
23.facia di ikat / dijahit dengan vicryl atau 0 setelah itu di jahit subkutis dengan cut gut plain 2/0
24.tutup kulit kembali dengan subtikular(bersambung – sambung )
vicryl
3/0
dengan
car
25.bekas jahitan di tutupi dengan kasa betadine lalu di plester
26.alat – alat di bereskan dengan pasien di rapikan lalu pasien di bawa keruang pemulihan yang di temani oleh perawat / keluarga sebelum pasien di jemput oleh petugas ruangan dan di bawa keruangan untuk rawat
ANALISA DATA
N O 1.
DATA
ETIOLOGI
NYERI
DS: - Pasien mengatakan nyeri Terputus nayNyeri di abdomen kontinuitas terutama di bagian luka jar jariingan ngan akib akibat at insisi pada tindakan operasi abdomen
DO: - Wajah pasien tampak meringis - Nyeri tekan abdomen - Skala nyeri 8-9 (berat) 2.
DS: Pasien cemmas terhadap kondisi nya
mengatakan Peningkatan ketenangan
Ansietas
- Pasien Pasien mengatakan mengatakan takut pada saat operasi
DO: - Pasien kelihatan cemas -Pasien kelihatan gelisah
3.
DS: - Pasien mengatakan tidak Rasa Rasa nyer nyerii yang yang Gang angguan bisa tidur terus menerus tidur -Pasien mengatakansering terbangun di waktu tidur DO: - Pasien tampak lemah - Pasien sering menguap - Wajah pasien kelihatan pucat
pola
DAFTAR PUSTAKA
-
Mochtar, rustam.1998.”synopsis obstetri”.Jakarta
-
Doen Doengo goes es Mari Marily lyn, n,19 1999 99.”r .”ren enca cana na 3.Jakarta:EGC
-
Prawihardjo, sarwono.2005.”ilmu kebidanan”.Jakarta : Yayasan bina pustaka sarwono prawirhardjo
-
http ://yatinem.wordpress.com/2009 ://yatinem.wordpress.com/2009
-
http ://hidayat2.blogspot.com/20 ://hidayat2.blogspot.com/2009 09
asuh asuhan an
kepe kepera rawa wata tan” n”.e .edi disi si
LEMBARAN KONSUL HARI / TANGGAL
KETERANGAN
PARAF PEMBIMBING
CI