BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lapang Pandang
Lapa Lapang ngan an panda pandang ng mata mata adal adalah ah luas luas lapa lapang ngan an pengl penglih ihat atan an seor seoran ang g individu.T individu.Ter erdapat dapat tiga jenis lapangan pandang yaitu lapangan lapangan makular makular yaitu yaitu lapangan pandang yang paling jelas dilihat oleh kedua mata, lapangan binokular yang yan g diliha dil ihatt oleh ole h kedua kedua mata mata secara secara umumny umumnyaa dan lapan lapangan gan monok monokul ular ar yaitu yaitu kawasa kawasan n yang bisa dilihat oleh salah satu mata saja. (Ginsberg Lionel, 200! "aringan neural penglihatan terjadi apabila cahaya yang masuk ke dalam mata sampai ke #otoreseptor di retina. $etelah itu, transmisi impuls pada nervus optiku optikuss kepada kepada kiasma kiasma optik. optik. Trakt Traktus us optiku optikus, s, yaitu yaitu serabu serabutt sara# sara# optik optik dari dari kias kiasma ma opti optik, k, memb membaw awaa impu impuls ls ke lobu lobuss sere serebr bral al dima dimana na peng pengli liha hata tan n diinterpretasikan. (Ginsberg Lionel, 200!
Gambar 1. Lapangan %andang &ata 3
'ntuk suatu objek ter#okus ke atas retina, semakin jauh objek itu, semakin menipis lensa mata untuk mem#okusnya. %engubahan bentuk lensa dikawal oleh otot siliari yang terdapat pada badan siliari, disebut akomodasi. pabila terjadi kontraks kontraksi, i, #iber #iber dalam dalam ligam ligamen en suspens suspensori ori mereg meregang ang dan menyebabk menyebabkan an lensa lensa men m eneb ebal al dan da n menjadi lebih konveks. (Lauralee $herwood, )**+!
Gambar 2. Lintasan isual
2.2 Anatomi Mata
-ang termasuk media re#raksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. &edia re#raksi re#raksi targetnya targetnya di retina retina sentral sentral (macula!. (macula!. Gangguan media re#raksi
4
'ntuk suatu objek ter#okus ke atas retina, semakin jauh objek itu, semakin menipis lensa mata untuk mem#okusnya. %engubahan bentuk lensa dikawal oleh otot siliari yang terdapat pada badan siliari, disebut akomodasi. pabila terjadi kontraks kontraksi, i, #iber #iber dalam dalam ligam ligamen en suspens suspensori ori mereg meregang ang dan menyebabk menyebabkan an lensa lensa men m eneb ebal al dan da n menjadi lebih konveks. (Lauralee $herwood, )**+!
Gambar 2. Lintasan isual
2.2 Anatomi Mata
-ang termasuk media re#raksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. &edia re#raksi re#raksi targetnya targetnya di retina retina sentral sentral (macula!. (macula!. Gangguan media re#raksi
4
menyeb menyebabka abkan n visus visus turun turun (baik (baik mendada mendadak k aupun aupun perlah perlahan! an!.. (&arie (&arieb b / 1oehn , 2003!. 4agi 4agian an berp berpig igme men n pada pada mata mata55 uvea uvea bagia bagian n iris iris,, warn warnaa yang yang tamp tampak ak tergantung pada pigmen melanin di lapisan anterior iris (banyak pigmen 6 coklat, sedikit pigmen 6 biru, tidak ada pigmen 6 merah 7 pada albino!. (&arieb / 1oehn , 2003!.
Gambar 3. natomi &ata
1asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri terdiri atas kornea, aqueous aqueous humor humor (cairan mata!, lensa, badan vitreous (badan kaca!, dan panjangnya bola mata. %ada orang normal susunan pembiasan oleh medi mediaa pengl penglih ihat atan an dan dan panj panjang ang bola bola mata mata sede sedemi miki kian an seim seimba bang ng sehi sehing ngga ga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula makula lutea. lutea. &ata &ata yang yang normal normal disebut disebut sebagai sebagai mata emetro emetropia pia dan akan akan
5
menemp menempatka atkan n bayanga bayangan n benda benda tepat tepat di retina retinanya nya pada pada keadaa keadaan n mata mata tidak tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh (1. $idarta 8lyas, 2009!. 2.2.1 Kornea
ornea (Latin cornum6seperti tanduk! adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. ornea dipersara#i oleh banyak sara# sensoris terutama terutama berasal berasal dari sara# siliar siliar longus, longus, sara# nasosiliar, nasosiliar, sara# . sara# siliar siliar longu longuss berja berjala lan n supr supraa koro koroid id,, masu masuk k ke dala dalam m stro stroma ma korn kornea ea,, mene menemb mbus us memb membra ran n 4oem 4oeman an mele melepas paskan kan selu selubun bung g $chwa $chwanny nnya. a. $elur $eluruh uh lapi lapiss epit epitel el dipersara#i samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir sara#. 4ulbus rause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. :aya regenerasi sara# sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu ; bulan. (1. $idarta 8lyas, 2009!. Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. ndote ndotell tidak tidak mempuny mempunyaa daya daya regene regeneras rasii (1. $idart $idartaa 8lyas, 8lyas, 2009!. 2009!. ornea ornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. %embiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 90 dioptri dari <0 dioptri dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. kornea. (1. $idarta 8lyas, 2009! 2.2.2 Skera
:ikenal sbg putih mata dan merupakan <7+ dinding luar bola mata dengan ketebalan ketebalan ) mm. $truktur $trukturnya nya adalah adalah jaringan jaringan #ibrosa #ibrosa yg kuat dan dan tidak elasti elastiss untuk mempertahankan bentuk bola mata dan proteksi bangunan=bangunan halus di bawahnya. %ermukaan luar ditutup oleh jaringan vascular longgar. %ada anak= anak, sklera mungkin berwarna biru karena sklera tipis dan pigmen koroid di bawahnya dapat terlihat. %ada orang dewasa atau orang tua timbunan lemak dapat memberikan warna kuning pada sklera. (1. $idarta 8lyas, 2009!
6
2.2.3 Kon!"ngti#a
dalah membrana mukosa (selaput lendir! yg melapisi kelopak dan melipat ke bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata sampai limbus. onjungtiva ada 2, yaitu konjungtiva palpebra (melapisi kelopak! dan konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan bola mata!. >ungsi konjungtiva adalah sebagai proteksi pada sklera dan memberi pelumasan pada bola mata. (Lauralee $herwood, )**+!
2.2.$ Iri%
Lapisan tengah bola mata terdiri atas tiga bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid. 8ris merupakan membran sirkuler yang berwarna, terletak di belakang kornea, tepat di depan lensa. %ada bagian pusatnya terdapat lubang yang disebut pupil. ?tot pada iris adalah otot polos yang tersusun sirkuler dan radier. ?tot sirkuler bila kontraksi akan mengecilkan pupil, dirangsang oleh cahaya sehingga melindungi retina terhadap cahaya yang sangat kuat. ?tot radier dari tepi pupil, bila kontraksi menyebabkan dilatasi pupil. 4ila cahaya lemah, otot radier akan kontraksi, sehingga pupil dilatasi untuk memasukkan cahaya lebih banyak. >ungsi iris adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk mata. %engendaliannya oleh sara# otonom. (Lauralee $herwood, )**+!
2.2.& Badan Siiar
&enghubungkan koroid dengan iris dan tersusun dalam lipatan=lipatan yang berjalan radier ke dalam, menyusun prosesus siliaris yang mengelilingi tepi lensa. %rosesus ini banyak mengandung pembuluh darah dan sara#. >ungsi badan siliar adalah penghasilkan Aqueous Humor . (Lauralee $herwood, )**+!
2.2.' Koroid
oroid adalah membran berwarna coklat yang melapisi permukaan dalam sclera dan mengandung banyak pembuluh darah dan sel=sel pigmen yg memberi warna gelap. >ungsinya yaitu memberi nutrisi ke retina dan badan kaca dan mencegah re#leksi internal cahaya. (Lauralee $herwood, )**+! 7
2.2.( Aqueous Humor )*airan Mata+
Aqueous humor mengandung @at=@at gi@i untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. danya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke #otoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan < ml7hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Aairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. (Lauralee $herwood, )**+! "ika
aqueous
humor
tidak
dikeluarkan
sama
cepatnya
dengan
pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar!, kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (Bdi dalam mataC!. eadaan ini dikenal sebagai glaukoma. elebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor , yang kemudian terdorong menekan lapisan sara# dalam retina. %enekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan sara# optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi. (Lauralee $herwood, )**+! 2.2., Len%a
"aringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersi#at bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari @at tembus cahaya (transparan! berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi (1. $idarta 8lyas, 2009!. Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. pitel lensa akan membentuk serat lensa terus= menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. 4agian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. 8
:i dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, #etal dan dewasa. :i bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. orteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. /ukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. :i bagian peri#er kapsul lensa terdapat @onula Dinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar (1. $idarta 8lyas, 2009!. 2.2.- Badan itreo"% )Badan Ka/a+
4adan vitreous menempati daerah mata di belakang lensa. $truktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang **E!, sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. 4adan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat (Lui@ Aarlos "unFueira, 200;!. %eranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. ebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. %ada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan o#talmoskopi. Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang s#eris (Lauralee $herwood, )**+!. 2.2.10 Sara ptik
$ara# optik adalah batang yang mengandung kim=retina. $ara# ini keluar dari belakang bola mata melalui lubang di sklera yang bulat dan pendek (panjang 0,3, diameter ),< mm! yang letaknya ) mm di sebelah bawah dan ; mm di sebelah nasal polus posterior bola mata. %anjang sara# optik bagian orbita adalah 2<=;0 mm dan berjalan ke posterior di dalam kerucut otot. $ara# ini kemudian berjalan melalui kanal optik bagian tulang ke dalam rongga kranial. 4agian intrakana=likular ini panjangnya 9=* mm. $etelah berjalan intra=kranial sepanjang )0 mm, sara# ini bergabung dengan sara# optik yang berasal dari sisi lainnya membentuk kiasma optik.
9
$erabut=serabut sara# terselubungi mielin pada saat meninggalkan bola mata, sehingga dengan demikian diameternya bertambah dari ),< (di dalam sklera! menjadi ; mm (di dalam orbita!. arena sel ganglion retina dan akson= aksonnya yang membentuk sara# optik sebenamya adalah perpanjangan sistem sara# pusat, maka bila sel=sel tersebut rusak tidak akan mampu beregenerasi. $elubung sara# optik $elubung #ibrosa yang membungkus sara# optik adalah kelanjutan meningen. %iamater melekat longgar pada sara# di dekat kiasma dan hanya berjarak dekat di dalam kranium, namun di sekeliling sebagian besar bagian intrakanalikular dan semua bagian intra orbita perlekatannya sangat erat. Lapisan pia terdiri atas jaringan #ibrosa dengan banyak pembuluh=pem=buluh darah kecil. Lapisan itu membagi serabut=serabut sara# menjadi beikas=berkas dengan sekat=sekat. %ia melanjutkan diri ke sklera dengan beberapa serabut berjalan ke dalam koroid dan lamina kribrosa. raknoid melekat pada sara# optik di ujung kanal optik intrakranial dan bersama=sama dengan sara# optik itu kebola mata, dan berakhir di sklera dan dura yang meliputinya. $elubung ini merupakan membran jaringan ikat yang bening dan yang mengandung banyak hubungan sekat dengan pia mater. $elubung ini sangat mirip pia. 1ubungan selubung ini dengan pia lebih erat daripada dengan dura. :ura mater membatasi permukaan dalam roogga kranial dan melekat pada sara# optik di tempat sara# itu meninggalkan kanal optik. %ada tempat sara# optik ini masuk ke orbita dan kanal optik, dura membelah. satu lapisan (periorbita! melapisi rongga orbita dan lapisan lainnya membentuk lapisan dural luar yang menutupi sara# optik. :ura menyatu dengan dua per=tiga bagian luar sklera. :ura terdiri atas jaringan yang relati# avaskular, #ibrosa dan liat yang dilapisi endotel di permukaan dalamnya.
10
ongga subdural ada di antara dura dan araknoid5 rongga subaraknoid ada di antara pia dan araknoid. edua rongga ini lebih merupakan rongga potensial daripada rongga sesungguhnya yang ada dalam ke=adaan normal, tetapi menyatu dengan rongga=rongga intrakranial yang berkaitan. :engan tekanan yang me=madai cairan subaraknoid dan cairan subdural mengisi rongga=rongga potensial ini di sekitar sara# optik. Lapisan=lapisan meningen saling melekat sesamanya, melekat pada sara# optik dan melekat pada tulang=tulang di sekitarnya di dalam #oramen optik. sehingga sara# optik mampu menahan tarikan dan kedua ujung=nya.
Gambar $. %otongan melintang sara# optik.
11
Gambar &. %endarahan sara# optik.
2.3 Jara% Pengiatan Sen%orik
/ervus kranialis 88 merupakan indera khusus untuk penglihatan. Aahaya dideteksi oleh sel=sel batang dan kerucut di retina, yang dapat dianggap sebagai end-organ sensorik khusus untuk penglihatan. 4adan sel dari reseptor=reseptor ini mengeluarkan tonjolan (prosesus! yang bersinaps dengan sel bipolar, neuron kedua di jaras penglihatan. $el=sel bipolar kemudian bersinaps dengan sel=sel ganglion retina. kson=akson sel ganglion membentuk lapisan serat sara# pada retina dan menyatu membentuk nervus opticus. $ara# keluar dari bagian belakang bola mata dan berjalan ke posterior di dalam kerucut otot untuk masuk ke dalam rongga tengkorak melalui kanalis optikus. (8sselbacher, )***! :i dalam tengkorak, dua nervus opticus menyatu membentuk kiasma optikus (Gambar +!. :i kiasma, lebih dari separuh serabut (yang berasal dari
12
separuh retina bagian nasal! mengalami dekusasi dan menyatu dengan se=rabut= serabut temporal yang tidak menyilang dari nervus opticus kontralateral untuk membentuk
traktus
optikus.
&asing=masing
traktus
optikus
berjalan
mengelilingi pe=dunculus cerebri menuju ke nukleus genikulatus lateralis, tempat traktus tersebut akan bersinaps. $emua serabut yang menerima impuls dari separuh kanan lapangan pandang tiap=tiap mata membentuk traktus optikus kiri dan berproyeksi pada hemis#er serebrum kiri. :emikian juga, separuh kiri lapangan pandang berproyeksi pada hemis#er serebrum kanan. :ua puluh persen serabut di traktus menjalankan #ungsi pupil. $erabut=serabut ini me=ninggalkan traktus tepat di sebelah anterior nukleus dan melewati brachium coliculli superioris menuju ke nucleus pretectalis otak tengah. $erat= serat lainnya bersinaps di nukleus genikulatus lateralis. 4adan=badan sel struktur ini membentuk tractus geniculocalcarinae. Traktus ini berjalan melalui crus posterius capsula interna dan kemudian menyebar seperti kipas dalam radiatio optica yang me=lintasi lobus temporalis dan parietalis dalam perjalanan ke korteks oksipitalis (korteks kalkarina, striata, atau korteks penglihatan primer!. (8sselbacher, )***!
13
Gambar ' Magnetic resonance imaging (&8! otak normal dalam potongan sagital (kiri atas!, potongan koronal (kanan atas!, dan potongan aksial (kiri bawah!. Tanda panah putih menunjukkan kiasma.
14
Gambar(. "aras optik. Garis putus=putus mewakili serat sara# yang membawa
impuls a#eren penglihatan dan pupil dari separuh kiri lapangan pandang. 2.$ Pendekatan Teradap Ke"an Gangg"an Lapang Pandang
$erabut=serabut sara# di jaras penglihatan mempertahankan hubungan spasial yang kasar satu sama lain, dan mere#leksikan asalnya di retina. >akta ini dan penyilangan parsial jaras pada kiasma optikum menghasilkan pola karakteristik gangguan lapang pandang, dan sangat berguna dalam menentukan letak lesi. (8sselbacher, )***! $elain hemianopia klasik dan kuadrananopia, gangguan lapang pandang lain dan #enomena terkait yang dapat terdeteksi adalah skotoma sentralis yaitu hilangnya penglihatan sentral yang umumnya berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan dan merupakan karakteristik penyakit nervus optikus dan penyakit macula retina. &acular sparing, yaitu daerah macula yang masih baik 15
pada pasien dengan hemianopia homonim dapat disebabkan oleh lesi korteks visual yang tidak mengenai kutub oksipital yang merupakan representasi daerah macula. (Ginsberg Lionel, 200! $ara# optik adalah bagian dari sistem sara# sentral, karena secara embrilologik merupakan tonjolan dari diense#alon. $truktur jaringan sara# optik juga sama dengan struktur jaringan otak yaitu merupakan jaringan sel=sel sara# yang dibungkus oleh dura mater, araknoid dan pia mater. :ari panjangnya perjalanan rangsangan sara# ini dapat dimengerti bahwa adanya gangguan terhadap sistem sara# sentral akan memberikan pengaruh terhadap sistem sensorik visual, yang dapat dibaca dari adanya kelainan=kelainan kampi=metrik. (Ginsberg Lionel, 200! Gangguan pada sara# optik di bagi atas tiga topik 5 H
Gangguan pre=kiasma antara lain 5
1.
8?/ {Acute Anterior Ischemic Optic Neuropathy).
.
/euritis optik,/euritis retrobulbar, dema papil, tro#i sara# optik.
H
Gangguan kiasma
%ersilangan kedua sara# optik di daerah $ela tursika ini di kelilingi oleh ujung depan dari ventrikel 888 di bagian atas, arteri karotis interna di bagian lateral, sedang di bagian dasar=nya dialasi oleh rongga sub araknoid, dia#ragma selia, dan sella tursika. Lesi kiasma dapat disebabkan oleh 5 ). Tumor %ituitari 2. ranio#aringioma ;. &eningioma $upraselar
16
H
Gangguan post=kiasma terdiri atas5 lesi mulai dari traktus optik hingga
korteks kalkarina serta gangguan #ungsi dari korteks otak yang terlibat dalam sistem sensorik visual. (:aniel aughan, )**
$am%aran &"ini&
%enderita mengeluh tentang skotoma atau hilangnya sebagian lapang pandangan yang terjadi mendadak, mengenai satu mata, dapat disertai tajam penglihatan yang normal atau kurang dari normal. $kotoma yang khas berbentuk hemianopsia altitudinal (lebih sering mengenai bagian bawah daripada bagian atas! atau skotoma arkuata !nerve 'i%er %und"e de'ect). eadaan ini sering didahului oleh serangan iskemi sara# optik yang si#atnya sementara dengan gejala serangan=serangan gelap yang berlangsung beberapa
17
detik atau menit yang kemudian kembali menjadi normal (amaurosis #ugaks!. $erangan gelap ini bisa juga hanya mengenai sebagian lapang pandangan. (:aniel aughan, )**
proses radang terdapat pada sara# optik yang berada di dalam bola mata (papil sara# optik! serta tampak sebagai edema papil yang kemerahan. $edangkan neuritis retrobulbar adalah bila proses radangnya terdapat sara# optik dibela.kang bola mata dan tidak tampak kelainan pada papil sara# optik. (:aniel aughan, )**
Gambaran klinik
%englihatan kabur yang terjadi secara mendadak, disertai skotoma pada lapang pandangan sentral. $ering di dapatkan rasa sakit di belakang bola mata yang bertambah bila bola mata digerakkan atau ditekan. adang=kadang disertai demam atau keluhan timbul sesudah demam, terutama pada anak=anak sehubungan dengan penyakit in#eksi oleh virus seperti tertera diatas. %ada pemeriksaan didapat=kan pupil &arcus Gunn (gangguan sara# a#eren!. (:aniel aughan, )**
c.
dema %apil
dema papil adalah suatu kongesti tanpa peradangan pada papil sara# optik yang berhubungan dengan meninggi nya tekanan intra kranial. >aktor terpenting pada mekanisme tejadinya edema papil adalah obstruksi aliran vena retina sentral setelah keluar dari sara# optik yang melalui rongga sub araknoid dan sub dural=dengan demikian edema papil merupakan suatu gejala dari suatu kelainan atau penyakit lain yang harus dicari. (:aniel aughan, )**
dema papil dapat disebabkan oleh keadaan=keadaan se bagai berikut5 H
elainan 8ntra ocular
=
1ipotoni
=
Glaukoma akut
H
elainan intra orbital
=
Tumor sara# optik
=
?#talmopati tiroid
H
elainan sistemik
=
1ipertensi maligna
=
elainan darah7anemia
=
1ipovolemi
dema papil juga didapatkan pada papilitis dan 8?/ akan tetapi warna papil yang membengkak masih lebih merah (hiperemi! dan ekskavasi papil masih tampak. %ada edema papil karena kongesti tampak ukuran papil menjadi lebih besar dari normal, pulsasi vena menghilang dan kadang=kadang dapat dilihat adanya edema retina disekitar papil serta perdarahan radial sekeliling papil. dema papil yang disebabkan oleh tekanan intrakranial yang meninggi disebut sebagai papil edema. %enonjolan papil pada papil edema dapat diukur dengan menggunakan penonjolan
melebihi
;
o#talmoskop,
:ioptri
disebut
ditimbulkan oleh adanya 5 •
Tumor serebri7pseudotumor serebri
•
bses serebri
•
%erdarahan subdural7sub araknoidal 20
edema
papil dengan
cho&ed dis& dan dapat
•
1idrose#alus
•
2raniostenosis
%ada edema papil #ungsi sara# optik pada awalnya tidak terganggu sehingga tajam penglihatan normal, luas lapang pandang=an normal, hanya didapatkan pembesaran bintik buta. kan tetapi bila edema papil berlangsung berminggu=minggu atau kronis dapat menimbulkan atro#i serabut sara# optik sehingga terjadi gangguan serabut sara# optik yang ditandai dengan kontraksi atau de#ek
lapang pandangan.
(:aniel
aughan, )**
Atro'i papi" primer
%ada pemeriksaan #undus, atro#i papil primer tampak sebagai papil yang berwarna pucat, berbatas tegas, ekskavasi papil yang lebih luas tapi dangkal disertai gambaran lamina kribrosa yang lebih jelas pada dasar ekskavasi. tro#i papil primer ini sering dianggap sebagai tanda penekanan terhadap sara# optik (tumor, #raktura atau araknoiditis!, akan tetapi juga dapat disebabkan oleh radang sara# optik di belakang bola mata (neuritis retrobulbar!. tro#i papil primer juga dapat terjadi pada kelainan retina yang luas seperti korioretinitis, retinitis pigmentosa serta oklusi arteri retina sentral. (:aniel aughan, )**
21
H
Atro'i papi" se&under
%ada pemeriksaan #undus, atro#i papil sekunder tampak sebagai papil yang berwarna pucat berbatas kabur, ekskavasio yang me=ngecil atau menghilang disertai lamina kribrosa yang tidak tampak. (:aniel
aughan, )**
(8?/!
atau
edema
papil
akibat
peninggian tekanan
intrakranial. $eperti telah di utarakan diatas, atro#i papil adalah stadium akhir suatu proses pada serabut sara# optik sehingga yang perlu dicari adalah penyebab atro#i papil ini, yang mungkin masih berlangsung.
(:aniel aughan, )**
Gangguan $ara# ?ptik iasma
:i dalam kiasma optik terdapat semua akson a#eren darl %ara optik kanan dan kiri yang bersilang dengan bentuk ar%tekt"r persilangan sara# seperti gambar di bawah.
Gambar , . $istem optik 22
$ecara teoritis lesi terhadap kiasma optik dapat terjadi dan arah depan, belakang, lateral kanan dan kiri, dari atas, dari bawah atau berbagai kombinasi misalnya lesi dari arah antero in#erior :ari berbagai arah lesi ini dapat diperkirakan berbagai bentuk skotoma yang terjadi misalnya lesi dari arah anterior atau posterior akan menyebabkan skotoma bitemporal. (:aniel aughan, )**
Tumor %ituitari
ejenjar pitujtari lobus anterior adalah tempat asal tumor pituitari. eluhan dan gejalanya adalah menurunnya penglihatan, de#ek lapang pandang, dis#ungsi pituitari, paralisis sara# ekstraokular, dan dengan AT=scan tampak adanya tumor sela dan suprasela. %engobatan biasanya adalah pembedahan. $ebagai indikasi adalah menurunnya penglihatan atau dis#ungsi endokrin. Tajam penglihatan dan lapang pandang bisa membaik secara dramatis jika tekanan pada kiasma telah dihilangkan. (:aniel aughan, )**
ranio#aringioma
ranio#aringioma adalah kelompok tumor yang berasal dari sisa=sisa epitel kantung athke (0E populasi normal mempunyai sisa=sisa ini! dan yang khas adalah timbulnya gejala . 4iasanya supraselar, kadang=kadang intraselar. eluhan dan gejalanya bervariasi tergantung umur penderita, lokasi dan kecepatan pertumbuhan tumor. "ika terjadi tumor supraselar, terjadi de#ek lapang pandang kiasmal yang nyata dan asimetris. %apil edema lebih sering dijumpai daripada tumor pituitari. 4isa terjadi de#isiensi pituitari, dan hipotalamus yang terkena bisa
mengakibatkan
hambatan dalam pertumbuhan.
23
alsi#ikasi
bagianbagian
tumor memberikan
gambaran
yang
khas pada skan=AT.
%engobatan di=lakukan dengan cara pembedahan, bila mungkin, tetapi umumnya yang bisa dilakukan hanyalah pengosongan dan pengangkatan dinding kista saja. (:aniel aughan, )**
&eningioma $upraselar &eningioma supraselar berasal dari meningen yang melingkupi
tuberkulum sela dan planum s#enoidale. $ebagian besar pen deritanya adalah wanita. 4iasanya lokasi tumor adalah di anterior dan superior kiasma, dan sering terjadi de#ek lagang pandang. 4iasanya sara# optik telah terkena sejak awal (terkenanya tidak simetris! yaitu kerusakan pada jalur lintas visual yang berlangsung lamban. :engan AT=scan dapat ditunjukkan rumor=tumor ini. %engobatannya
adalah mengangkat tumor dengan pembedahan. (:aniel
aughan, )**
24
genikulatum lateralis biasanya tidak berdiri sendiri melainkan disertai gejala hemi anestesia atau se=baliknya rasa sakit. Gangguan pada radiatio optik dibedakan dengan mencari gejala=gejala neurologik yang lain. (:aniel aughan, )**
Gambar -. :e#ek lapangan pandang akibat berbagai lesi di jaras=jaras
optik
25
Gambar diatas memperlihatkan jenis=jenis de#ek lapang pandang yang disebabkan oleh lesi di berbagai lokasi dalam jaras penglihatan. Lesi di sebelah anterior kiasma (retina atau nervus opticus! menyebabkan de#ek lapang pandang unilateralI lesi di mana saja di jaras pengglihatan yang terletak posterior terhadap kiasma menyebabkan de#ek homonim kontralateral. Lesi di kiasma biasanya menyebabkan de#ek bitemporal. (%aul iordan, 200*! $ebaiknya digunakan isopter multipel (obyek pemeriksaan dengan berbagai ukuran! untuk mengevaluasi de#ek secara menyeluruh. :e#ek lapangan pandang dengan suatu batas meland ai !s"oping) de#ek lapangan pandang lebih besar dengan objek peme riksaan yang lebih kecil atau berwarna daripada dengan yang putih! mengisyaratkan edema atau penekanan (kompresi!. Lesi iskemik atau vaskular cenderung menghasilkan de#ek la pangan pandang dengan batas=batas curam, de#ek berukuran sama tanpa memandang ukuran atau warna objek pemeriksaan yang digunakan. (Ginsberg Lionel, 200! %enyamarataan lain yang penting adalah bahwa sema=kin kongruen de#ek lapangan pandang homonym, semakin mirip ukuran, bentuk, dan lokasi de#ek pada lapangan pandang terkait di kedua mata, semakin poste rior letak lesi di jaras penglihatan. Lesi di regio oksipital enderung menyebabkan de#ek identik di masing=masing apangan pandang, sedangkan lesi di traktus optikus menyebabkan de#ek lapangan pandang homonim yang tidak serupa. (Ginsberg Lionel, 200! husus lesi di korteks oksipitalis, tempat lapangan landing sentral diwakili di posterior dan lapangan pandang bagian atas diwakili di in#erior, terdapat hubungan antara de#ek lapangan pandang dan okasi lesi. arena lobus oksipitalis mendapat pendarahan dari sirkulasi cerebral posterior dan media oksipitalis bisa atau bisa juga tidak menimbulkan cerusakan pada polus oksipitalis. ini menyisakan lapang pandang atau menimbulkan kehilangan lapangan pandang pada sisi hemianopiaI adanya lapangan pandang lisa disebut
26
sebagai macu"ar sparing . Lesi oksipital juga dapat menimbulkan #enomena penglihatan residual. %ada #enomena ini, respons terhadap gerakan mungkin dapat dipertunjukkan di lapangan pandang yang hemianopia tanpa adanya penglihatan yang terbentuk. (1. $idarta 8lyas, 2009!. $uatu hemianopia homonim lengkap, di mana pun le=tak lesinya, seyogianya masih memiliki ketajaman penglihatan yang utuh di setiap mata karena masih adanya #ungsi makula di lapangan penglihatan yang tersisa. (1. $idarta 8lyas, 2009!. 2.& Mekani%me Patoi%ioogi Ter!adin4a Gangg"an Lapang Pandang
"ika terdapat lesi di sepanjang lintasan nervus optikus (/.88! hingga korteks sensorik, akan menunjukkan gejala gangguan penglihatan yaitu pada lapang pandang atau medan penglihatan. Lesi pada nervus optikus akan menyebabkan hilangnya penglihatan monokular atau disebut anopsia pada mata yang disara#inya. 1al ini disebabkan karena penyumbatan arteri centralis retina yang mendarahi retina tanpa kolateral, ataupun arteri karotis interna yang akan bercabang menjadi arteri o#talmika yang kemudian menjadi arteri centralis retina. ebutaan tersebut terjadi tiba=tiba dan disebut amaurosis #ugaJ. (1. $idarta 8lyas, 2009!. Lesi pada bagian lateral khiasma optikum akan menyebabkan hemianopsia abinasal sedangkan lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan medan penglihatan temporal yang disebut hemianopsia bitemporal. elainan seperti ini banyak disebabkan oleh lesi khiasma, seperti tumor dan kista intrasellar, erosi dari rocessus clinoid seperti yang terjadi dengan tumor ataua neurisma dorsal dari sella tursica, kalsi#ikasi di antara atau di atas sella tursika seperti yang terjadi dengan kista dan aneurisma kranio#aringioma, dan juga pada meningioma suprasellar. "uga dapat disebabkan oleh trauma dan tumor pada region kiasma. (1. $idarta 8lyas, 2009!.
27
1emianopsia bitemporal bisa didapatkan pada kista suprasellar.4isajuga ditemukan pada pasien dengan tumor pituitari tapi bersi#at predominan parasentral. %ada adenoma pituitari juga bisa terkadi kebutaan atau anopsia pada salah satu mata dan hemianopsia temporal pada mata yang lainnya. Lesi pada traktus optikus akan menyebabkan hemianopsia homonim kontralateral. $erabut= serabut dari retina pada bagian temporal akan rusak, bersamaan dengan serabut dari bagian nasal retina mata yang lain yang bersilangan. Lesi pada radiasio optika bagian medial akan menyebabkan kuadroanopsia in#erior homonim kontralateral sedangkan lesi pada serabut lateralnya
akan menyebabkan
Fuadrananopsia super ior homonim kontralateral. (1. $idarta 8lyas, 2009!. Kuadroanopsia atau kuadranopia biasanya terjadi pada lesi yang terdapat pada bagian temporo parietal. Lesi pada bagian posterior radiasi optika akan mengakibatkan hemianopsia homonym yang sama dan sebangun dengan mengecualikan penglihatan makular. $elain hemianopsia klasik dan kuadranopia, gangguan lapang pandang lain dan #enomena terkait yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan lapangan pandang adalah skotoma sentral merupakan hilangnya penglihatan sentral yang umumnya berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan dan merupakan karakteristik penyakit nervus optikus dan penyakit makula
retina.
%erluasan
bintik buta
#isiologis,
yang
terlihat
dengan
pembengkakan diskus optikus (edema papil! ang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, dan umumnya terjadidengan ketajaman penglihatan yang masih baik. %englihatan seperti terowongan (tunnel vision! merupakan hilangnya lapang pandang peri#er dengandipertahankannya daerah sentral yang disebabkan oleh beberapa penyebab, antara lain penyakit o#talmologi, yaitu glaukoma kronik sederhana, retinitis pigmentosa,dan penyakit korteks, yaitu hemianopia homonim bilateral dengan makula yangmasih baik (macular spar ing !. (1. $idarta 8lyas, 2009!. etina mendapat darah dari arteri retina sentralis, yang merupakan end arteri, yaitu arteri yang tidak mempunyai kolateral. arena itu, lesi pada retinaakibat penyumbatan arteri retina sentralis tidak akan diperbaiki lagi oleh 28
perdarahan
kolateral. rteri retina
sentralis adalah
cabang
dari
arteri
o#talmika.%ada thrombosis arteri karotis, pangkal arteri o#talmika dapat ikut tersumbat juga.Gambaran klinik thrombosis tersebut terdiri dari hemiparesis kontralateral dan buta ipsilateral. (1. $idarta 8lyas, 2009!. Lesi pada nervus optikus sering disebabakan oleh in#eksi dan intoksikasi. :i samping itu, sebab mekanik, seperti jiratan karena araknoiditis atau penyempitan #oramen optikum (osteitis jenis %aget! atau penekanan karena tumor hipo#isis, kranio#aringioma, meningioma, aneurisme arteri o#talmika dapat mengakibatkan
kerusakan
pada
nervus
optikus,
baik
sesisi
maupun
bilateral.Gangguan pada nervus optikus, baik yang bersi#at radang, maupun demielinisasi atau degenerasi atau semuanya dinamakan neuritis optika. (1. $idarta 8lyas, 2009!.
2.' Penegakan 5iagno%i% Se/ara Um"m 2.'.1 Anamne%i%
%enyakit pada mata bisa menimbulkan keluhan5 •
Gangguan atau kerusakan penglihatan
•
&ata merah
•
&ata perih
•
%englihatan ganda
&ata juga merupakan jendela penting untuk mendeteksi penyebab penyakit sistemik, misalnya edema papil dan renopati hipertensi#. -ang paling penting adalah apakah gejala mengenai salah satu atau kedua mata. pakah onsetnya mendadak atau berangsur=angsur. dakah gejala penyerta seperti nyeri bola mata, nyeri kepala, sekret dan sebagainya. ("onathan Gleadle, 200
dakah riwayat masalah penglihatan sebelumnya
•
dakah riwayat diabetes melitus
29
•
dakah riwayat hipertensi
•
dakah riwayat penyakit neurologis
•
%ernahkah paien menjalani terapi mata tertentu &isalnya laser.
bat8obatan
dakah riwayat pemakaian obat yang mungkin menyebabkan gejala gangguan penglihatan atau pemakaian obat untuk mengobati penyakit mata misalnya obat tetes mata untuk glaukoma. ("onathan Gleadle, 200
dakah riwayat masalah penglihatan turunan dalam keluarga misalnya glaukoma
•
dakah riwayat gejala gangguan mata dalam keluarga misalnya penularan konjungtivitis in#ekti#
•
4agaimana tingkat ketidakmampuan penglihatan pasien
•
pakah pasien teregistrasi sebagai orang buta
•
%ernahkah pasien menjalani adaptasi di rumah
•
pakah pasien memiliki anjing pemandu
2.'.2 Pemerik%aan 9i%ik Lak"kan in%pek%i mata •
dakah kelainan yang terlihat jelas misalnya proptosis, mata merah, asimetris, nistagmus yang jelas, atau ptosis
•
Lihat konjungtiva, kornea, iris, pupil, dan kelopak mata. pakah pupil simetris, bagaimana ukurannya, apakah keduanya merespon normal dan seimbang pada cahaya dan akomodasi
•
dakah ptosis %eriksa menutupnya kelopak mata.
Lak"kan te% mata: %at" per %at"
30
•
Lakukan tes ketajaman penglihatan di kedua mata, misalnya dengan kartu $neellen untuk penglihatan jauh dan dengan kartu "aeger untuk penglihatan dekat.
•
Lakukan tes penglihatan warna misalnya dengan menggunakan kartu 8shihara.
•
Lakukan tes lapang pandang dengan tes kon#rontasi dan periksa adanya titik buta.
•
Lakukan tes gerak bola mata dan tanyakan mengenai diplopia dan cari nistagmus. ("onathan Gleadle, 200
Perik%a mata dengan otamo%kop
%emeriksaan o#talmoskopik pada mata adalah bagian vital dari pemeriksaan #isik lengkap. %emeriksaan ini bisa mengungkap e#ek keadaan sistemik seperti hipertensi dan diabetes melitus, yang menyebabkan mengungkap
dis#ungsi keadaan
penglihatan seperti
seperti
peningkatan
atro#i
optik,
intrakranial
dan
dengan
ditemukannya edema papil. omplikasi pada mata akibat penyakit seperti diabetes melitus dapat asimtomatik sampai terjadi kompikasi yang membahayakan penglihatan maka penyinng untuk melakukan pemeriksaan skrining. ("onathan Gleadle, 200
gelap
dengan
o#talmoskopi
yang
bagus
yang
bisa
menghasilkan cahaya terang, dan jika perlu gunakan @at untuk dilatasi pupil. &inta pasien untuk memusatkan pandangan ke objek yang jauh. %eriksa mata kanan pasien dengan mata kanan nda dan mata kiri pasien dengan mata kiri nda. ("onathan Gleadle, 200
danya edema papil, perdarahan, atau eksudat, atau keluhan utama hilangnya penglihatan, memerlukan penjelasan dari pasien. ("onathan Gleadle, 200
&ikroaneurisma
•
%erdarahan M bintik dan bercakN
•
ksudat halus
•
%erubahan proli#erati#
•
%arut bekas terapi laser
2. etinopati hipertensi# •
Garis perak
•
rteriovena mengecil perdarahan dan eksudat
•
dema papil
;. dema papil •
4atas diskus yang meninggi kabur
•
&ungkin disertai perdarahan
•
1ilangnya denyut vena, terkadang pembuluh berkelok=kelok
•
:iskus mungkin berwarna merah muda (hiperemik!
•
&ungkin ada pembesaran bintik buta
9. tro#i optik •
:iskus optik pucat
<. etinitis pigmentosa •
%igmentasi retina. ("onathan Gleadle, 200
2.( Penegakan 5iagno%i% Se/ara K"%"% •
dema papil akibat peningkatan tekanan intrakranial
32
a. namnesis Gambaran yang penting dari pembengkakan lempeng akibat peningkatan tekanan intrakranial adalah tidak adanya kehilangan penglihatan akut yang berlangsung lama. 4eberapa pasien dapat mengalami kehilangan penglihatan sementara yang berlangsung selama beberapa detik ketika berubah posisi !penga%uran !o%scuration) penglihatan!. Gambaran lain peningkatan tekanan intrakranial adalah5 •
$akit kepala, memburuk saat bangun tidur dan batuk.
•
&ual, muntah.
•
:iplopia (penglihatan ganda! biasanya karena palsi sara# keenam.
•
Gejala neurologis, jika peningkatan tekanan diakibatkan oleh lesi desak ruang cranial. iwayat trauma kepala menunjukkan perdarahan subdural. (4ruce
•
"ames, 200
b. Tanda •
Lempeng optik membengkak, tepinya tidak jelas, dan kapiler super#isial
mengalami dilatasi sehingga terlihat abnormal. Tidak ada pulsasi vena spontan pada vena retina sentral (namun, sekitar <=20E vena retina sentral dengan papil sara# yang normal tidak memiliki pulsasi spontan!. •
Titik buta yang lebar ditemukan pada tes lapang pandang sesuai dengan
pembengkakan papil sara# optik. %ada edema papil kronis, lapang pandang menyempit. /amun, de#ek lapang pandang dapat diakibatkan oleh lesi desak ruang yang menyebabkan edema papil. •
Tanda=tanda neurologis abnormal dapat mengindikasikan letak suatu
lesi desak ruang. (4ruce "ames, 200
33
c. %emeriksaa %enunjang AT scan dan &8 akan mengidenti#ikasi suatu lesi desak ruang atau pem= besaran ventrikel. $etelah dilakukan konsultasi neurologis (dan normalnya setelah pemindaian!, tekanan intrakranial dapat diukur dengan pungsi lumbal. (4ruce "ames, 200
•
/euritis optik
%eradangan atau demielinisasi sara# optik menyebabkan neuritis optik (dinamakan papi"itis jika papil sara# optik terkena dan neuritis retro%u"%ar jika sara# optik terkena lebih posterior!. (4ruce "ames, 200
ehilangan penglihatan akut yang dapat berkembang selama beberapa
hari dan kemudian membaik perlahan. H
/yeri ketika menggerakkan mata pada neuritis retrobulbar karena
kontraksi rektus menarik selubung sara# optik. H
iwayat penyakit virus sebelumnya pada beberapa kasus. ntara 90=
30E pasien dengan neuritis optik akan mengalami gejala neurologis lain sehingga mengimplikasikan diagnosis demielinisasi (sklerosis multipel!. (4ruce "ames, 200
b. %emeriksaan >isik %emeriksaan memperlihatkan5 H
%enurunan tajam penglihatan
H
%enurunan penglihatan warna
H
:e#ek pupil a#eren relati# (%:! (lihat hal. 2
H
$kotoma sentral pada tes lapang pandang
H
Lempeng
normal
34
pada
neuritis
retrobulbar.
%embengkakan
lempeng
pada papilitis. (4ruce "ames, 200
•
rteritis sel raksasa
8ni merupakan penyakit autoimun yang timbul pada pasien yang umumnya berusia lebih dari +0 tahun. %enyakit ini mengenai arteri dengan lamina elastika interna. :apat timbul dengan kombinasi5 •
ehilangan penglihatan mendadak
•
/yeri tekan kulit kepala (misal saat menyisir!
•
/yeri ketika mengunyah !&"audi&asio rahang)
•
/yeri bahu
H &alaise.
a. Tanda Tanda yang didapatkan biasanya5 •
%enurunan tajam penglihatan.
35
•
:e#ek lapang pandang, khasnya berupa hilangnya setengah bagian bawah lapang pandang.
•
Lempeng optik yang membengkak dan mengalami perdarahan dengan retina dan pembuluh darah retina normal (ingat pasokan darah ke sara# optik anterior dan retina berbeda!. %ada neuropati optik iskemik arteritis, lempeng dapat terlihat pucat.
•
Lempeng pada mata kontralateral memiliki mangkuk optik yang kecil
pada penyakit nonarteritis H rteri temporal nyeri pada penekanan, suatu tanda yang sugesti# untuk arteritis sel raksasa. (4ruce "ames, 200
penunjang pasien
dengan
neuropati
optik iskemik
nonarteritis termasuk5 H 1itung darah lengkap untuk menyingkirkan anemia H %emeriksaan tekanan darah H %emeriksaan kadar gula darah H L: dan protein reakti#=A untuk memeriksa arteritis sel raksasa. 4aik hipertensi maupun diabetes dapat dikaitkan dengan kondisi ini.
36
%enyakit ini juga didapatkan pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut, sebagai contoh pada hematemesis yang muncul beberapa hari setelah perdarahan akut. pisode hipotensi# juga dapat mengakibatkan neuropati optik iskemik. adang kelainan pembekuan atau penyakit autoimun dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini. (4ruce "ames, 200
H
Atroi optik
=i Lempeng optik yang pucat merepresentasikan hilangnya serabut sara# pada papil sara# optik (Tabel )9.2!. %englihatan biasanya berkurang dan penglihatan warna terpengaruh. %ada pemeriksaan, vaskularitas lempeng menghilang. %embandingan kedua mata sangat membantu pada kasus unilateral, karena kontras bisa mengidenti#ikasi pucatnya lempeng dengan lebih mudah. :e#ek pupil a#eren relati# juga ditemukan. (4ruce "ames, 200
37
)a+
)b+
Gambar 10 (a! Lempeng optik yang pucat dibandingkan dengan
(b! lempeng optik normal.
H Kia%ma Lesi kompresi# pada kiasma menghasilkan hemianopia bitemporal karena serabut yang merepresentasikan retina nasal (lapang pandang temporal! terkompresi ketika bersilangan di pusat kiasma. %asien dapat datang dengan gejala penglihatan yang tidak jelas, seperti5 •
?bjek di lapang pandang peri#er menghilang
•
$aat memeriksa penglihatan dengan kartu $nellen, pasien dapat tidak melihat huru#=huru# temporal dengan tiap mata
•
ehilangan penglihatan bitemporal dapat menyebabkan kesulitan dalam menyatukan gambar sehingga pasien mengeluhkan diplopia meski
pergerakan mata normal •
&ungkin terdapat kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang mem= butuhkan stereopsis seperti menuang air ke dalam gelas atau memasukkan benang ke jarum.
Lesi yang paling umum ditemukan adalah tumor hipo#isis dan pasien hams ditanya mengenai gejala yang berkaitan dengan gangguan hormonal (Gambar )9.
38
diberikan terapi medis namun banyak yang membutuhkan eksisi bedah. Meningioma dan &ranio'aringioma juga dapat menyebabkan kompresi kiasma. (4ruce "ames, 200
kon#rontasi digunakan jarum dengan kepala berwarna merah, pasien diminta untuk mengatakan saat ia pertama kali melihat kepala jarum tersebut berwarna merah (bukan saat ia pertama kali melihat kepala jarum tersebut!. Aara yang lebih sederhana, satu objek berwarna merah dapat dipegang di tiap kuadran atau setengah lapang pandang dan pasien diminta untuk membandingkan kualitas warna merah di tiap lokasi. %ada de#ek lapang pandang hemianopik, warna merah akan tampak lebih buram di lapang pandang yang terkena. (4ruce "ames, 200
Lapang pandang &ineti& di mana pasien menunjukkan saat ia pertama
kali melihat cahaya dengan ukuran dan tingkat kecerahan tertentu yang digerakkan dari peri#er. 1al ini seperti menggerakkan kepala jarum pada tes kon#rontasi. (4ruce "ames, 200
Lapang pandang stati& di mana pasien menunjukkan saat ia pertama
kali melihat cahaya stasioner pada tingkat kecerahan yang bertambah. Teknik=teknik ini terutama berguna pada kondisi okular kronis dan neurologis untuk memonitor perubahan lapang pandang (misal pada glaukoma!. (4ruce "ames, 200
40
bertautan. 8ni merupakan titik akhir dari tes, dan tekanan yang diberikan dikonversi ke dalam satuan tekanan okular (mm1g! yang dapat dilihat di tonometer. hli optometri menggunakan tiupan udara dengan intensitas yang berbeda=beda untuk menghasilkan pendataran kornea dan bukannya menggunakan kan prisma tonometer Goldmann. 4erbagai tonometer lain juga dapat digunakan termasuk alat elektronik genggam kecil. (4ruce "ames, 200
dema %apil
a. Terapi dan %engobatan Tekanan intrakranial dapat meningkat dan terdapat pembengkakan lempeng tanpa bukti adanya abnormalitas intrakranial dan tanpa dilatasi ventrikel pada pemindaian. eadaan ini dinamakan hipertensi intra&rania" *ina& dan biasanya terjadi pada perempuan yang kelebihan berat badan pada dekade kedua dan ketiga kehidupannya. %asien mengeluh sakit kepala, mengalami penglihatan kabur, dan palsi sara# keenam. Tidak ada masalah neurologis lain. &eski kehilangan penglihatan akut permanen bukan merupakan tanda edema papil, namun jika sara# optik tetap
membengkak selama beberapa minggu, maka akan terjadi
penyempitan lapang pandang yang progresi#. &aka penting untuk menurunkan tekanan intrakranial. %enurunan tekanan bisa dilakukan5 •
:engan pengobatan seperti aseta@olamid oral
•
&elalui pembuatan pirau ventrikuloperitoneal
•
:engan dekompresi sara# optik di mana satu lubang kecil dibuat pada lapisan yang menyelubungi sara# optik sehingga memungkinkan drainase LA$ dan menurunkan tekanan LA$ di sekitar sara# optik anterior. Lesi desak ruang (yaitu tumor dan perdarahan! dan hidrose#alus
memerlukan tatalaksana bedah sara#. (:aniel aughan, )**
•
a.
/euritis ?ptik Terapi dan %engobatan
&8 akan membantu mengidenti#ikasi plak OtersembunyiO tambahan pada demielinisasi namun pasien harus diberi konseling terlebih dulu sebelum dilakukan pemindaian. Terapi steroid mungkin berperan dalam memper=cepat pemulihan visual. (:aniel aughan, )**
•
rteritis $el aksasa
"ika diduga terdapat arteritis sel raksasa, maka terapi tidak boleh ditunda sementara diagnosis dikon#irmasi. $teroid dosis tinggi diberikan secara intravena dan oral, dan dosis diturunkan secara perlahan=lahan !tappereo+ selama minggu= minggu berikutnya sesuai gejala dan respons L: atau protein reakti#=A. Tindakan pencegahan umum harus dilakukan, seperti pada pasien lain yang mendapatkan steroid, untuk menyingkirkan kondis medis lain yang dapat muncul atau memburuk dengan penggunaan steroic (misal tuberkulosis, diabetes, hipertensi, dan peningkatan kerentanar terhadap in#eksi!. $teroid tidak akan mengembalikan hilangnya penglihatar namun akan mencegah terlibatnya mata kontralateral. $ayangnya, tidak ada terapi untuk neuropati optik iskemik nonarteritis selain mendiagnosis kondisi yang mendasarinya. (:aniel aughan, )**
&enurut data iskesdas 2003, prevalensi nasional kebutaan di 8ndonesia adalah sebesar 0,*E dengan penyebab utama katarak. :ilaporkan pula telah terjadi
peningkatan
prevalensi
nasional
42
kasus
katarak
sebesar
),E,