1
Referat
BATU EMPEDU
OLEH:
LIZA NOVITA 0210333
PEMBIMBING: Dr. SUINDRA, SpB-KBD FinaCS
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU-RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU 2008
2
KATA KATA PENGAN PE NGANT TAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, karena tas rahmat dan hidayah-Nya panulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul ”Batu Empedu”. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Suindra, SpB(K)BD atas bimbingan dalam penulisan referat ini. Tujuan penulisan referat ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau-RSUD Arifin Acchmad Pekanbaru. Penulis menyadari referat ini masih memiliki kekurangan, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan dalam rangka penyempurnaan penulisan referat ini. Semoga referat ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Pekanbaru,
Penulis
Mei 2008
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Batu empedu merupakan penyakit yang sering ditemukan di negara maju dan jarang ditemukan di negara-negara berkembang. Dengan membaiknya keadaan sosial sosial ekonom ekonomi, i, perubah perubahan an menu menu makana makanan n ala barat barat serta serta perbai perbaikan kan sarana sarana diagnosis diagnosis khususnya khususnya ultrasonog ultrasonografi, rafi, prevalensi prevalensi penyakit penyakit batu empedu di negaranegara berkembang cenderung meningkat 1. Di amerika serikat, 10% populasi populasi menderita kolelitiasis kolelitiasis dengan dengan batu empedu kolesterol kolesterol mendominasi mendominasi yang terjadi dalam 70% dari semua kasus batu empedu. Sisanya 30% dari batu pigmen dan komposisi yang bervariasi 2.
1.2 Batasan Masalah
Referat ini membahas tentang definisi, anatomi, fisiologi, epidemiologi, patogenesis, patofisiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mema Memah hami ami
defin efinis isi, i,
anat anatom omi, i,
fis fisiolo iolog gi,
epid epidem emio iolo logi gi,,
pato patoge gene nessis, is,
patofisiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan batu empedu. 2. Meningkatkan Meningkatkan kemampuan kemampuan menulis menulis ilmiah di dalam dalam bidang bidang kedokte kedokteran. ran.
4
3. Memenuh Memenuhii salah salah satu persyarat persyaratan an kelulusa kelulusan n Kepani Kepanitera teraan an Klinik Klinik Senior Senior di Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau-RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
1.4 Metode Penelitian
Referat Referat ini menggu menggunak nakan an metode metode tinjau tinjauan an pusta pustaka ka dengan dengan mengac mengacu u kepada beberapa referensi.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Defenisi
Batu empedu merupakan gabungan dari beberapa unsur yang membentuk suat suatu u mate materia riall mirip mirip batu batu yang yang dapa dapatt ditem ditemuk ukan an dalam dalam kand kandun ung g empe empedu du (koles (kolesist istoli olitias tiasis) is) atau di dalam dalam salura saluran n empedu empedu (koled (koledoko okoliti litiasi asis) s) atau pada pada kedua-duanya3.
Gambar 2.1. Gambaran batu dalam kandung empedu (Emedicine, 2007)
2.2
Anatomi kandung empedu
Kandung Kandung empedu merupakan merupakan kantong kantong berbentuk berbentuk alpukat yang terletak tepat dibawah lobus kanan hati. Kandung empedu mempunyai fundus, korpus, infundibulum, dan kolum. Fundus bentuknya bulat, ujung nya buntu dari kandung
6
empedu. Korpus merupakan bagian terbesar dari kandung empedu. Kolum adalah bagian yang sempit dari kandung empedu 4. Empedu yang di sekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati. Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan hati sebagai duktus hepa hepati tiku kuss komu komuni nis. s. Dukt Duktus us hepa hepatik tikus us berg bergab abun ung g deng dengan an dukt duktus us sisti sistiku kuss membentuk duktus koledokus 5.
Gambar 2.1. Gambaran anatomi kandung empedu (Emedicine, 2007)
2.3
Fisiologi
Salah satu fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu, normalnya antara 600-1200 600-1200 ml/hari6. Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu5. Diluar Diluar waktu waktu makan, makan, empedu empedu disimp disimpan an untuk untuk sement sementara ara di dalam dalam kandung empedu, dan di sini mengalami pemekatan sekitar 50 %. Fungsi primer
7
dari dari kandun kandung g empedu empedu adalah adalah memeka memekatkan tkan empedu empedu dengan dengan absorp absorpsi si air dan natrium. Kandung empedu mampu memekatkan zat terlarut yang kedap, yang terkandung dalam empedu hepatik 5-10 kali dan mengurangi volumenya 80-90% 4. Menurut Guyton &Hall, 1997 empedu melakukan dua fungsi penting yaitu :
•
Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena asam empedu yang melakukan dua hal antara lain: asam empedu memban membantu tu mengem mengemuls ulsikan ikan partik partikel-p el-parti artikel kel lemak lemak yang yang besar besar menjad menjadii partikel yang lebih kecil dengan bantuan enzim lipase yang disekresikan dalam dalam getah getah pankrea pankreas, s, Asam Asam empedu empedu memban membantu tu transp transpor or dan absorp absorpsi si produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membran mukosa intestinal.
•
Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran penghancuran hemoglobin hemoglobin,, dan kelebihan kolestero kolesteroll yang di bentuk oleh sel- sel hati. Pengosongan kandung empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin, hal
ini terjadi ketika makanan berlemak masuk ke duodenum sekitar 30 menit setelah makan. makan. Dasar yang menyebabkan menyebabkan pengosongan pengosongan adalah kontraksi kontraksi ritmik dinding dinding kandung empedu, tetapi efektifitas pengosongan juga membutuhkan relaksasi yang bersamaan dari sfingter oddi yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis kedalam duodenum. Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang kuat oleh oleh seratserat-ser serat at saraf saraf yang yang menyek menyekres resii asetilk asetilkoli olin n dari dari sistem sistem saraf saraf vagus vagus dan enterik. Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya ke dalam
8
duodenum duodenum terutama terutama sebagai sebagai respon respon terhadap terhadap perangsang perangsangan an kolesistok kolesistokinin. inin. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung empedu berlangsung buruk, buruk, tetapi bila terdapat jumlah lemak yang adekuat dalam makanan, normalnya normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam 6. Garam Garam empedu empedu,, lesiti lesitin, n, dan kolest kolestero eroll merupa merupakan kan kompon komponen en terbesa terbesar r (90% (90%)) cairan cairan empe empedu du.. Sisa Sisany nyaa adala adalah h bili biliru rubi bin, n, asam asam lemak lemak,, dan dan garam garam anorganik anorganik.. Garam empedu adalah steroid steroid yang dibuat oleh hepatosit hepatosit dan berasal berasal dari kolesterol. kolesterol. Pengaturan produksinya produksinya dipengaruhi dipengaruhi mekanisme umpan balik yang dapat ditingkatkan sampai 20 kali produksi normal kalau diperlukan 3.
2.4
Epidemiologi
Insiden kolelitiasis di negara barat adalah 20% sedangka angka kejadian di Indonesia
tidak
berbe rbeda
jauh
dengan
negara
lain lain
di
Asia
Teng enggara
(syamsuhidayat). Peningkatan insiden batu empedu dapat dilihat dalam kelompok resiko tinggi yang disebut ”5 Fs” : female (wanita), fertile (subur)-khususnya selama kehamilan, fat (gemuk), fair, dan forty (empat puluh tahun)7. Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko. Namun, semakin bany banyak ak fakto faktorr resi resiko ko,, sema semaki kin n besa besarr pula pula kemun kemungk gkin inan an untu untuk k terja terjadi diny nyaa kolelitiasis8,9. Faktor resiko tersebut antara lain: 1.
Genetik
9
Batu empedu memperlihatkan variasi genetik. Kecenderungan membentuk batu empedu empedu bisa bisa berjala berjalan n dalam dalam keluar keluarga ga10. Di nega negara ra Bara Baratt peny penyak akit it ini ini seri sering ng dijumpai, di USA 10-20 % laki-laki dewasa menderita batu kandung empedu. Batu empedu lebih sering ditemukaan pada orang kulit putih dibandingkan kulit hitam. Batu empedu juga sering ditemukan di negara lain selain USA, Chili dan Swedia 11. 2. Umur
Usia Usia rata-ra rata-rata ta terserin tersering g terjad terjadiny inyaa batu batu empedu empedu adalah adalah 40-50 40-50 tahun. tahun. Sangat Sangat sedikit penderita batu empedu yang dijumpai pada usia remaja, setelah itu dengan semakin bertambahnya usia semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan batu empedu empedu,, sehing sehingga ga pada pada usia usia 90 tahun tahun kemung kemungkin kinann annya ya adalah adalah satu satu dari dari tiga orang3,12. 3. Jeni Jeniss Ke Kelami lamin n
Batu empedu lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dengan perbandingan 4 : 1. Di USA 10- 20 % laki-laki dewasa menderita batu kandung empedu, sementara di Italia 20 % wanita dan 14 % laki-laki. Sementara Sementar a di Indonesia jumlah penderita wanita lebih banyak dari pada laki-laki 10. 4. Be Bebe bera rapa pa fakt faktor or lain lain
Faktor Faktor lain yang yang mening meningkat katkan kan resiko resiko terjadi terjadinya nya batu batu empedu empedu antara antara lain: lain: obesitas, makanan, riwayat keluarga, aktifitas fisik, dan nutrisi jangka vena yang lama10,13.
10
2.5
Patogenesis
Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang pad padaa
salu salura ran n
empe empedu du
lain lainny nyaa
dan dan
dikl diklas asif ifik ikas asik ikan an
berd berdas asar arka kan n
baha bahan n
pembentuknya. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna, akan tetapi, faktor faktor predisposis predisposisii yang paling penting penting tampaknya tampaknya adalah gangguan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi infeksi kandung kandung empedu. empedu. Perubahan Perubahan susunan empedu mungkin mungkin merupakan merupakan yang paling penting pada pembentukan batu empedu, karena terjadi pengendapan kolesterol dalam kandung kandung empedu. Stasis empedu dalam dalam kandung empedu dapat meningkatkan supersaturasi progesif, perubahan susunan kimia, dan pengendapan unsur tersebut. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dala dalam m pemb pemben entu tuka kan n batu batu,, mela melalu luii peni pening ngka kata tan n dan dan desk deskua uama masi si sel sel dan dan pembentukan mukus 5. Sekresi Sekresi kolesterol kolesterol berhubungan berhubungan dengan dengan pembentuka pembentukan n batu empedu. Pada kondisi yang abnormal, kolesterol dapat mengendap, menyebabkan pembentukan batu empedu. Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan pengendapan kolesterol adalah : terlalu banyak absorbsi air dari empedu, terlalu banyak absorbsi garamgaram empedu dan lesitin dari empedu, terlalu banyak sekresi kolesterol dalam empedu, Jumlah kolesterol dalam empedu sebagian ditentukan oleh jumlah lemak yang yang dimaka dimakan n karena karena sel-sel sel-sel hepatik hepatik mensin mensintes tesis is kolest kolesterol erol sebaga sebagaii salah salah satu satu produk metabolisme lemak dalam tubuh. Untuk alasan inilah, orang yang mendapat diet diet ting tinggi gi
lema lemak k dala dalam m wakt waktu u bebe bebera rapa pa tahu tahun, n, akan akan muda mudah h meng mengal alam amii
perkembangan batu empedu 6.
11
Batu kandung empedu dapat berpindah kedalam duktus koledokus melalui duktus duktus sistikus. sistikus. Didalam perjalananny perjalanannyaa melalui duktus sistikus, batu tersebut tersebut dapat menimbulkan sumbatan aliran empedu secara parsial atau komplet sehingga menimbulkan gejalah kolik empedu. Kalau batu terhenti di dalam duktus sistikus karena diameternya terlalu besar atau tertahan oleh striktur, batu akan tetap berada disana sebagai batu duktus sistikus 3.
2.6
Patofisiologi batu empedu
a. Batu Batu Kole Kolesstero teroll Empedu yang di supersaturasi dengan kolesterol bertanggung jawab bagi lebih dari 90 % kolelitiasis di negara Barat. Sebagian besar empedu ini merupakan mer upakan batu batu kolest kolesterol erol campura campuran n yang yang mengan mengandun dung g paling paling sedikit sedikit 75 % kolest kolesterol erol berdasarkan berat serta dalam variasi jumlah fosfolipid, pigmen empedu, senyawa organik dan inorganik lain. Kolesterol dilarutkan di dalam empedu dalam daerah hidrofobik micelle, sehingga kelarutannya tergantung pada jumlah relatif garam empedu empedu dan lesitin. Ini dapat dinyatakan dinyatakan oleh grafik segitiga segitiga (gambar (gambar 2.9), yang koordinatnya merupakan persentase konsentrasi molar garam empedu, lesitin dan kolesterol10. Menurut Meyers & Jones, 1990 Proses fisik pembentukan batu kolesterol terjadi dalam empat tahap:
•
Supersaturasi empedu dengan kolesterol.
•
Pembentukan nidus.
12
•
Kristalisasi/presipitasi.
•
Pert Pertum umbu buha han n batu batu oleh oleh agreg agregas asi/ i/pre presi sipi pitas tasii lamel lamelar ar koles kolester terol ol dan dan senyawa lain yang membentuk matriks batu.
b. Batu pi pigmen Batu Batu pigm pigmen en meru merupa paka kan n seki sekitar tar 10 % dari dari batu batu empe empedu du di Amerik Amerikaa Serikat. Ada dua bentuk yaitu batu pigmen murni yang lebih umum dan batu kalsium bilirubinat. Batu pigmen murni lebih kecil (2 sampai 5 mm), multipel, sangat keras dan penampilan hijau sampai hitam. Batu-batu tersebut mengandung dalam dalam jumlah jumlah bervar bervarias iasii kalsiu kalsium m biliru bilirubin binat, at, polime polimerr biliru bilirubin bin,, asam asam empedu empedu dalam jumlah kecil kolesterol (3 sampai 26%) dan banyak senyawa organik lain. Didaerah Timur, batu kalsium bilirubinat dominan dan merupakan 40 sampai 60 % dari semua batu empedu. Batu ini lebih rapuh, berwarna kecoklatan sampai hitam10 Patoge Patogenes nesis is batu batu pigmen pigmen berbed berbedaa dari dari batu batu kolest kolesterol erol.. Kemungk Kemungkina inan n mencak mencakup up sekres sekresii pigmen pigmen dalam dalam jumlah jumlah yang yang mening meningkat kat atau atau pemben pembentuk tukan an pigme pigmen n abnorm abnormal al yang yang mengen mengendap dap dalam dalam empedu empedu.. Siros Sirosis is dan stasis stasis biliaris biliaris merupa merupakan kan predis predispos posisi isi pemben pembentuk tukan an batu batu pigmen pigmen (Sarr (Sarr & Cameron Cameron,, 1996). 1996). Pasien dengan peningkatan beban bilirubin tak terkonjugasi (anemia hemolitik), lazim membentuk batu pigmen murni. Di negara Timur, tingginya insiden batu kalsiu kalsium m bilirub bilirubina inatt bisa bisa berhub berhubung ungan an dengan dengan invasi invasi bakteri bakteri sekund sekunder er dalam dalam batang saluran empedu yang di infeksi parasit Clonorchis sinensis atau Ascaris Lumbr umbric icoi oide dess.
E.co E.coli li
memb embentu entuk k
B-g B-gluk lukoron oronid idas asee
yang ang
dian diang ggap gap
13
mend mendek ekon onju juga gasi sika kan n
bili biliru rubi bin n
di dala dalam m
empe empedu du,,
yang ang
bisa bisa meny menyok okon ong g
pembentukan kalsium bilirubinat yang tak dapat larut 14. c. Batu cam camp puran Merupakan batu campuran kolesterol yang mengandung kalsium. Batu ini sering ditemukan hampir sekitar 90 % pada penderita kolelitiasis. batu ini bersifat majemuk, berwarna coklat tua. Sebagian besar dari batu campuran mempunyai dasar metabolisme yang sama dengan batu kolesterol 10.
2.6
Manifestasi klinis
2.6.1. Batu Kandung Empedu (Kolesistolitiasis)
1.
Asimtomatik Batu Batu yang yang terdap terdapat at dalam dalam kandun kandung g empedu empedu sering sering tidak tidak member memberika ikan n
gejala gejala (asimt (asimtoma omatik tik). ). Dapat Dapat member memberika ikan n gejala gejala nyeri nyeri akut akut akibat akibat kolesi kolesisti stitis tis,, nyeri bilier, nyeri abdomen kronik berulang ataupun dispepsia, mual (Suindra, 2007). Studi perjalanan penyakit sampai 50 % dari semua pasien dengan batu kandun kandung g empedu empedu,, tanpa tanpa memper mempertim timban bangka gkan n jenisny jenisnya, a, adalah adalah asimto asimtomat matik. ik. Kuran Kurang g dari dari 25 % dari dari pasi pasien en yang yang bena benarr-be bena narr memp mempun unya yaii batu batu empe empedu du asimtomatik asimtomatik akan merasakan merasakan gejalanya gejalanya yang membutuhkan membutuhkan intervensi intervensi setelah periode wakti 5 tahun. Tidak ada data yang merekomendasikan kolesistektomi rutin dalam semua pasien dengan batu empedu asimtomatik 4. 2.
Simtomatik
14
Keluha Keluhan n utaman utamanya ya berupa berupa nyeri nyeri di daerah daerah epigas epigastriu trium, m, kuadra kuadran n kanan kanan atas. Rasa nyeri nyeri lainnya adalah adalah kolik bilier yang berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang kadang baru baru menghi menghilan lang g beberap beberapaa jam kemud kemudian ian.. Kolik Kolik biliari biliaris, s, nyeri nyeri pascaprandial kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi oleh makanan berlemak, terjadi 30-60 menit setelah makan, berakhir setelah beberapa jam dan kemudian pulih, disebabkan oleh batu empedu, dirujuk sebagai kolik biliaris. Mual dan muntah sering kali berkaitan dengan serangan kolik biliaris 3,4. 3.
Komplikasi Kolesistitis akut merupakan komplikasi penyakit batu empedu yang paling
umum dan sering meyebabkan kedaruratan abdomen, khususnya diantara wanita usia pertengahan dan manula. Peradangan akut dari kandung empedu, berkaitan dengan obstruksi duktus sistikus atau dalam infundibulum. Gambaran tipikal dari kolesi kolesisti stitis tis akut akut adalah adalah nyeri nyeri perut perut kanan kanan atas yang tajam tajam dan konsta konstan, n, baik baik berupa serangan akut ataupun didahului sebelumnya oleh rasa tidak nyaman di daerah epigastrium epigastrium post prandial. Nyeri ini bertambah bertambah saat inspirasi inspirasi atau dengan dengan pergerakan dan dapat menjalar kepunggung atau ke ujung skapula. Keluhan ini dapat disertai mual, muntah dan penurunan nafsu makan, yang dapat berlangsung berhari-hari berhari-hari.. Pada pemeriksaan pemeriksaan dapat dijumpai tanda toksemia, toksemia, nyeri tekan pada kanan atas abdomen dan tanda klasik ”Murphy sign” (pasien berhenti bernafas sewaktu perut kanan atas ditekan). Masa yang dapat dipalpasi ditemukan hanya dalam 20% kasus. Kebanyakan pasien akhirnya akan mengalami kolesistektomi terbuka atau laparoskopik 4.
15
2.6.2. Batu Saluran Empedu (Koledokolitiasis)
Pada batu duktus koledokus, koledokus, riwayat nyeri atau kolik di epigastrium dan perut kanan atas disertai tanda sepsis, seperti demam dan menggigil bila terjadi kolangitis. Apabila timbul serangan kolangitis yang umumnya disertai obstruksi, akan ditemukan gejala klinis yang sesuai dengan beratnya kolangitis tersebut. Kolang Kolangitis itis akut akut yang yang ringan ringan sampai sampai sedang sedang biasan biasanya ya kolang kolangitis itis bakteri bakterial al non non piogenik yang ditandai dengan trias Charcot yaitu demam dan menggigil, nyeri didaerah hati, dan ikterus. Apabila terjadi kolangiolitis, biasanya berupa kolangitis piogenik intrahepatik, akan timbul 5 gejala pentade Reynold, berupa tiga gejala trias Charcot, ditambah syok, dan kekacauan mental atau penurunan kesadaran sampai koma3. Koledokolitiasis sering menimbulkan masalah yang sangat serius karena komplikasi komplikasi mekanik dan infeksi infeksi yang mungkin mungkin mengancam mengancam nyawa. nyawa. Batu duktus koledokus disertai dengan bakterobilia dalam 75% persen pasien serta dengan adanya obstruksi saluran empedu, dapat timbul kolangitis akut. Episode parah kolangitis akut dapat menyebabkan abses hati. Migrasi batu empedu kecil melalui ampula Vateri sewaktu ada saluran umum diantara duktus koledokus distal dan duktus pankreatikus dapat menyebabkan pankreatitis batu empedu. Tersangkutnya Tersangkutnya batu empedu dalam ampula akan a kan menyebabkan ikterus obstruktif 10.
2.7
Penatalaksanaan
Konservatif
16
a).
Lisis batu dengan obat-obatan Sebagian besar pasien dengan batu empedu asimtomatik tidak akan
mengalami keluhan dan jumlah, besar, dan komposisi batu tidak berhubungan dengan dengan timbulnya timbulnya keluhan selama pemantauan. pemantauan. Kalaupun Kalaupun nanti timbul keluhan keluhan umumnya ringan sehingga penanganan dapat elektif. Terapi disolusi dengan asam ursode ursodeoks oksilat ilat untuk untuk melaru melarutkan tkan batu batu empedu empedu kolest kolestero eroll dibutu dibutuhka hkan n waktu waktu pemberian obat 6-12 bulan dan diperlukan monitoring hingga dicapai disolusi. Terapi efektif pada ukuran batu kecil dari 1 cm dengan angka kekambuhan 50 % dalam 5 tahun1. b).
Disolusi kontak Metode Metode ini didasarkan pada prinsip prinsip PTC dan instilasi langsung pelarut
kolesterol ke kandung empedu. Prosedur ini invasif dan kerugian utamanya adalah angka kekambuhan yang tinggi 2. c).
Litotripsi (Extarcorvoral Shock Wave Lithotripsy =ESWL) Litotripsi gelombang elektrosyok meskipun sangat populer beberapa tahun
yang lalu, analisis biaya-manfaat pada saat ini hanya terbatas untuk pasien yang benar-ben benar-benar ar telah dipertimbang dipertimbangkan kan untuk untuk menjalani menjalani terapi ini. Efektifitas Efektifitas ESWL memerlukan terapi adjuvant asam ursodeoksilat10.
Penanganan operatif
a).
Open kolesistektomi
17
Operasi ini merupakan standar untuk penanganan pasien dengan batu empedu empedu simtomatik. simtomatik. Indikasi yang paling paling umum untuk kolesistekt kolesistektomi omi adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut. Komplikasi yang berat jarang terja terjadi di,, melip meliputi uti traum traumaa CBD, CBD, perd perdara araha han, n, dan dan infek infeksi si.. Data Data baru baru-b -baru aru ini ini menunjukkan mortalitas pada pasien yang menjalani kolesistektomi terbuka pada tahun 1989, angka kematian secara keseluruhan 0,17 %, pada pasien kurang dari 65 tahun angka kematian 0,03 % sedangkan pada penderita diatas 65 tahun angka kematian mencapai 0,5 % 4. b).
Kolesistektomi laparoskopik Kelebihan tindakan ini meliputi nyeri pasca operasi lebih minimal,
pemulihan lebih cepat, hasil kosmetik lebih baik, menyingkatkan perawatan di rumah sakit dan biaya yang lebih murah. Indikasi tersering adalah nyeri bilier yang berulang. Kontra indikasi absolut serupa dengan tindakan terbuka yaitu tidak dapat mentoleransi tindakan anestesi umum dan koagulopati yang tidak dapat dikoreksi. Komplikasi yang terjadi berupa perdarahan, pankreatitis, bocor stump duktus sistikus dan trauma duktus biliaris. Resiko trauma duktus biliaris sering dibicarakan, dibicarakan, namun umumnya umumnya berkisar berkisar antara 0,5–1%. Dengan menggunak menggunakan an teknik laparoskopi kualitas pemulihan lebih baik, tidak terdapat nyeri, kembali menjalankan aktifitas normal dalam 10 hari, cepat bekerja kembali, dan semua otot abdomen utuh sehingga dapat digunakan untuk aktifitas olahraga 16. c).
Kolesistektomi minilaparatomi. Modifikasi dari tindakan kolesistektomi terbuka dengan insisi lebih kecil
dengan efek nyeri paska operasi lebih rendah.
18
DAFTAR PUSTAKA 1.
Lesmana L. Batu Empedu dalam Buku Ajar Ajar Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000.3804.
2.
Schwartz S, Shires G, Spencer F. F. Prinsip-prinsip Ilmu Bedah (Principles of Surgery. Surgery. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2000.459-64.
19
3.
Sjamsuhidayat R, de Jong W. W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. 570-9.
4.
Brunicardi FC et al . Schwartz’s principles of surgery. 8th edition. United States America : McGraw Hill, 2005.826-42.
5. Price Price SA, SA, Wilson ilson LM. LM. Kolel Koleliti itias asis is dan dan Kole Kolesi sist stis isis is dalam dalam : Pato Patofis fisio iolo logi gi.. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 4. Jakarta : EGC. 1995. 430-44. 6.
Guyton AC, Hall JE. Sistem Saluran Empedu dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC, 1997. 1028-1029.
7. Reeves Reeves CJ. Penyaki Penyakitt Kandun Kandung g Empedu Empedu dalam : Keperaw Keperawata atan n Medika Medika Bedah. Bedah. Edisi Ke-1. Jakarta : Salemba Medika, 2001. 149-51. 8.
6 Clinic Staff. Gallstones. Gallstones. Available from: http:/www.6clinic.com/health/digetivesystyem/DG9999.h http:/www.6clinic.com/health/digetivesystyem/DG9999.htm. tm. Last update 25 Juli 2007 [diakses pada tanggal 16 April 2008]
9.
7. Cholelithiasis. Cholelithiasis. Available from: http:/www.7.com/healthmanagement/ManagingY http:/www.7.com/healthmanagement/ManagingYourHealth/HealthReference/ ourHealth/HealthReference/ Disease/InDepth.htm. Last update April 2007 [diakses tanggal 16 April 200].
10. Sarr MG, Cameron JL. Sistem empedu empedu dalam : Buku Ajar Bedah. Esentials of Surgery, Surgery, edisis ke-2. Jakarta: EGC, 1996. 121-123 11.Garden
Jet et al . Gallstone dalam: Principle and Practice of Surgery. China: Elseiver, 2007. 23.
12.Bateson
M. Batu Empedu dan Penyakit Pen yakit Hati. Jakarta: Arcan, 1991. 35-41.
13. Latchie Latchie M. Choleli Cholelitias tiasis is dalam dalam : Oxford Oxford Handbo Handbook ok of Clinic Clinical al Surgery Surgery.. Oxford University. 1996. 162 Bhangu 14.Bhangu
AA et al . Cholelitiasis and Cholesistitis dalam: Flesh and Bones of Surgery. China: Elseiver, 2007. 123.
15.Kasper
DL et al . Cholelitiasis, Cholesistitis, and Cholangitis dalam: Harrisons Manual of Medicine, McGraw Hill, 2005, 751.
16. Nealon Nealon TF. TF. Kolesi Kolesiste stekto ktomi mi Laparo Laparosko skopi pi dalam dalam : Ketramp Ketrampilan ilan Pokok Pokok Ilmu Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 1996. 394