Sistem Hepatobilier Peradangan & Batu empedu
Skenario
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut bagian kanan atas dan ulu hati sejak 1 hari yang lalu. Nyeri berlangsung sekitar 40 menit hilang timbul setelah setel ah sebelumnya ia makan soto ayam bersantan. Pasien juga merasakan mual dan sempat muntah 2x. Pasien sudah mencoba meminum obat sakit lambung tapi tidak tida k membaik juga. Pasien mengatakan cukup sering merasakan nyeri serupa namun biasa cepat menghilang, kali ini nyeri tidak kunjung hilang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BP= 130/80 mmHg, HR = 98x/menit, RR = 18x/menit, T= 38oC, BB = 85 kg, TB= 155 cm, sklera ikterik +/+, pemeriksaan fisik lainnya dan pemeriksaan penunjang belum dilakukan.
Anamnesis
Identitas pasien? KU? Keluhan penyerta? Cth: demam, kulit berwarna kuning, gatal pada kulit, mual, muntah? Kebiasaan makan & minum? Riwayat penyakit keluarga? Sebelumnya sudah di imunisasi? Khususnya hepatitis.
Anamnesis
Kolesistitis: Nyeri perut kanan atas (menetap),nyeri bertambah bila makan yang berlemak, yang khas nyeri menjalar kebahu kanan atau subskapula, mual-muntah, demam, ikterus ringan. Kolangitis : Demam, ikterus, dan sakit pada perut kanan atas.
Pemeriksaan Fisik
TTV Kolesistitis: Peritonitis lokal, tanda Murphy positif, Ikterus ringan, demam Kolangitis: Demam, kolik, ikterus, Berat: gangguan kesadaran, sepsis, hipotensi dan takikardi.
Pemeriksaan Laboratorium Kolesistitis 1. Leukositosis 2. Bilirubin total (< 4,0 mg/dl) 3. Enzim transaminase (SGPT/SGOT) Kolangitis 1. Leukositosis 2. Hiperbilirubinemia 3. Alkali fosfatase 4. Enzim transaminase (SGPT/SGOT) 5. GGT & 5-NT
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen Hanya pada 15% pasien kemungkinan dapat terlihat batu tidak tembus pandang (radioopak) Ultrasonografi Spesifisitas & sensitifitas tinggi. Sangat bermanfaat untuk memperlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstrahepatik. CT Scan Tidak lebih unggul daripada ultrasonografi untuk mendiagnosis batu kandung empedu. Cara ini berguna untuk diagnosis keganasan pada kandung empedu yang mengandung batu.
CT SCAN
Pemeriksaan Penunjang
Skintigrafi Paling baik untuk melihat duktus empedu dan duktus sistikus, namun tidak dapat mengidentifikasi batu saluran empedu atau hanya dapat memberikan informasi sesuai dengan letak anatominya. ERCP Lebih akurat menentukan penyebab dan letak sumbatan serta keuntungannya juga dapat mengobati penyebab obstruksi dengan mengeluarkan batu dan melebarkan peyempitan.
Differential Diagnosis
Kolesistitis akut Kolesistitis kronis Kolangitis
Etiologi
Kolesistitis Stasis cairan empedu, infeksi kuman, dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab kolesistitis paling umum adalah kolelitiasis, yang menyebabkan obstruksi saluran empedu Kolangitis Penyebab tersering: koledokolitiasis, obstruksi struktur saluran empedu, dan obstruksi anastomose biliaris. Bagaimanapun berat penyebab obstruksi, kolangitis tidak akan terjadi tanpa cairan empedu yang terinfeksi.
Epidemiologi
Kolesistitis 1. Insidens di Indonesia < negara Barat 2. Wanita lebih banyak 3. Meningkat pada usia > 40 tahun Kolangitis 1. Ditemukan pada semua ras 2. Laki-laki = perempuan 3. Insidens pada usia pertengahan (50-60 tahun)
Patofisiologi
Kolesistitis Penyebab utama :batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus, sedangkan sebagian kecil kasus timbul tanpa adanya batu empedu. Bagaimana stasis di duktus sistikus dapat menyebabkan kolesistitis akut, masih belum jelas. Kolangitis kombinasi 2 faktor, yaitu cairan empedu yang terinfeksi dan obstruksi biliaris. Peningkatan tekanan intraduktal yang terjadi menyebabkan refluks bakteri ke dalam vena hepatik dan sistem limfatik perihepatik yang menyebabkan bakterimia.
Penatalaksanaan Kolesistitis 1. Istirahat total 2. Nutrisi paraenteral 3. Obat penghilang rasa nyeri, cth: Petidin 4. Obat antispasmodik 5. Antibiotik (Ampicilin,Sefalosporin) 6. Kolesistektomi Kolangitis 1. Resusitasi cairan/ antibiotika IV 2. ERCP
Komplikasi Kolesistitis 1. Empiema dan Hidrops 2. Gangren dan Perforasi 3. Pembentukan Fistula dan Ileus Batu Empedu Kolangitis 1. Abses hati piogenik 2. Bakteremia , sepsis bakteri gram negatif 3. Peritonitis sistem bilier 4. Kerusakan duktus empedu
Prognosis Tergantung berbagai faktor antara lain : 1. Pengenalan dan pengobatan diri 2. Respon terhadap terapi 3. Kondisi Kesehatan Penderita
Kesimpulan
Kolesistitis disebabkan banyak faktor namun kolelithiasis paling sering menyebabkan kolesistitis. Untuk terapi awalnya yang paling penting adalah pemberion antibiotik. Kolangitis disebabkan obstruksi duktus biliaris dan infeksi cairan empedu. Penanganannya dimulai dengan memperbaiki keadaan umum pasien dan pemberian antibiotik, lalu selanjutnya dapat dilakukan tindakan ERCP.