BAB 1 PENDAHULUAN Epidur Epidural al hemato hematom m adalah adalah salah salah satu jenis jenis perdar perdarahan ahan intrak intrakran ranial ial yang yang paling sering terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Otak di tutupi oleh duramater yang fungsinya fungsinya untuk melindungi otak, menutupi sinus-sinus vena, dan membentuk periosteum tabula interna. Ketika seorang mendapat benturan yang hebat di kepala kemungkinan akan terbentuk suatu lubang, pergerakan dari otak mungkin akan menyebabkan pengikisan atau robekan dari pembuluh darah yang mengelilingi otak dan dura, ketika pembuluh darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi terakumulasi dalam ruang antara dura dan tulang tengkorak, tengkorak, keadaan keadaan inlah yang di kenal dengan sebutan epidural hematom. Epidural hematoma adalah akumulasi dari darah dan gumpalan darah antara lapisan lapisan dura dura mater mater dan tulang tulang tengko tengkorak. rak. Sumber Sumber perdar perdaraha ahan n dari dari epidur epidural al hema hemato toma ma adal adalah ah arteri arteri meni mening ngea ea (seri (sering ngka kali li arter arterii meni mening ngea ea medi media) a) atau atau terkadang sinus venosus dura. erdarahan ini memiliki bentuk yang bikonveks atau lentik lentikuler uler.. asien asien dengan dengan epidur epidural al hematom hematom akan akan mengal mengalami ami kesada kesadaran ran menurun yang berlangsung singkat pada a!alnya, diikuti dengan lu"id interval. #nterval ini kemudian diikuti dengan kemunduran klinis yang "epat. Semua pasien dengan perdarahan epidural membutuhkan intervensi yang "epat dari spesialis bedah saraf. Epidural hematom akan menempati ruang dalam otak, olehnya itu, perluasan yang "epat dari lesi ini, dapat menimbulkan penekanan pada otak. otak. Se"ara #nternasional frekuensi kejadian hematoma epidural hampir sama dengan angka kejadian di $merika Serikat. Orang yang beresiko mengalami E%& adalah adalah orang orang tua yang yang memili memiliki ki masalah masalah berjala berjalan n dan sering sering jatuh. jatuh.', * + penderita hematoma epidural adalah berusia diba!ah * tahun, dan jarang jara ng terjadi pada umur kurang dari tahun dan di atas * tahun. $ngka kematian kemati an meningkat pada pasien yang berusia kurang dari tahun dan lebih dari tahun. ebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan '/. 0ipe - tipe / 1 . Epidural hematoma akut (1+), subakut hematoma (2+), kronik hematoma (+) perdarahan dari vena. 1
BAB 2 PEMBAHASAN 1. ANATOMI KEPALA A. Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri atas lima lapis, tiga lapisan yang pertama saling melekat dan bergerak sebagai sebuah unit. 3ntuk membantu mengingat nama kelima kulit kepala tersebut, gunakan setiap huruf dari SCALP (4 kulit kepala) untuk menunjukkan lapisan kulit kepala. 1. Skin (Kulit) 0ebal dan berambut, dan mengandung banyak kelenjar sebasea. 2. Cnne!ti"e ti##ue 5aringan ikat di ba!ah kulit, yang merupakan jaringan lemak fibrosa. Septa
fibrosa menghubungkan kulit dengan aponeurosis m.o""ipitofrontalis. ada lapisan ini terdapat banyak pembuluh darah arteri dan vena. $rteri merupakan "abang-"abang dari a."arotis e6terna dan interna, dan terdapat anastomosis yang luas di antara "abang-"abang ini. $. Apneu%#i# (epi!%anial) 7erupakan lembaran tendo yang tipis, yang menghubungkan venter o""ipitale dan venter frontale m.o""ipitofrontalis. pinggir lateral aponeurosis melekat pada fas"ia temporalis. Spatium subaponeuroti"um adalah ruang poten"ial di ba!ah aponeurosis epi"ranial. %ibatasi di depan dan belakang oleh origo m.o""ipitofrontalis, dan meluas ke lateral sampai ke tempat perlekatan aponeurosis pada fas"ia temporalis. &. L#e a%ela% ti##ue ('a%inan ikat lna%) 5aringan ikat longar yang mengisi spatium subaponeuroti"um dan se"ara longgar menghubungkan aponeurosis epi"ranialis dengan periosteum "ranium (peri"ranium). 5aringan areolar ini mengandung beberapa arteri ke"il, dan juga beberapa vv.emissaria yang penting. 8v.emissaria tidak berkatup dan menghubungkan vena-vena superfi"ial kulit kepala dengan vv. %iploi"ae tulang tengkorak dan dengan sinus venosus intra"ranialis. . Pe%i!%aniu* eri"ranium merupakan priosteum yang menutupi permukaan luar tulang tengkorak. 2
B. Tulan+Tulan Kepala (C%anial Bne)
0ulang-tulang pada kepala dapat dibagi dalam dua bagian besar yaitu / a. 0ulang-tulang tengkorak ("ranium bone) b. 0ulang-tulang muka (fa"ial bone) 0ulang-tulang satu sama lain bergabung melalui sutura-sutura yang kuat dan tidak dapat bergerak. 0ulang-tulang pada kepala ini relatif lebih tipis berkisar mm dan terdiri dari tiga lapis yaitu / a. apisan uar (0abula E6terna) b. apisan %alam (0abula #nterna) ". apisan %iantaranya (%iploe9 Spongi) C. Anat*i Otak
Se"ara umum Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu/ .
:erebrum (Otak ;esar)
.
:erebellum (Otak Ke"il)
2.
;rainstem (;atang Otak)
'.
imbi" System (Sistem imbik)
1.
Ce%e,%u* (Otak Be#a%)
3
:erebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama :erebral :orte6,
L,u# -%ntal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari
Otak ;esar. obus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, peren"anaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa se"ara umum. •
L,u# Pa%ietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor
perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit. •
L,u#
Te*p%al berada
di
bagian
ba!ah
berhubungan
dengan
kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara. •
L,u# O!!ipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata. $pabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area yang punya fungsi masing-masing. Selain dibagi menjadi ' lobus, "erebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian ba!ahnya. Se"ara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.
4
2. Ce%e,ellu* (Otak Ke!il)
Otak Ke"il atau :erebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. :erebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya/ mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Ke"il juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengun"i pintu dan sebagainya. 5ika terjadi "edera pada otak ke"il, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. >erakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengan"ingkan baju.
$. B%ain#te* (Batan Otak)
;atang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. ;agian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pen"ernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (la!an atau lari) saat datangnya bahaya. ;atang otak dijumpai juga pada he!an seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga disebut dengan tak %eptil. Otak reptil mengatur ?perasaan teritorial@ sebagai insting primitif. :ontohnya anda akan merasa tidak nyaman atau teran"am ketika orang yang tidak $nda kenal terlalu dekat dengan anda.
;atang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu/ •
Me#en!epaln atau Otak 0engah (disebut juga 7id ;rain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak ;esar dan Otak Ke"il. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
5
•
Me/ulla ,lnata adalah titik a!al saraf tulang belakang dari sebelah
kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. 7edulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pen"ernaan. •
Pn# merupakan stasiun peman"ar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reti"ular. ons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Menin#
0a*,a% 1. apisan meningens otak
Ketiga lapisan meningens adalah dura mater, arakhnoid, dan pia mater.2 . %ura mater "ranialis, lapisan luar yang tebal dan kuat. 0erdiri atas dua lapisan/ •
apisan endosteal (periosteal) sebelah luar dibentuk oleh periosteum yang membungkus dalam "alvaria
•
apisan meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput fibrosa yang kuat yang berlanjut terus di foramen mAgnum dengan dura mater spinalis yang membungkus medulla spinalis
. $ra"hnoidea mater "ranialis, lapisan antara yang menyerupai sarang laba-laba
6
2. ia mater "ranialis, lapis terdalam yang halus yang mengandung banyak pembuluh darah.
2. DE-INISI
Epidural hematom adalah salah satu jenis perdarahan intrakranial yang paling sering terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Otak di lindungi oleh duramater pada bagian terluarnya .
$. ETIOLO0I
&ematoma Epidural dapat terjadi pada siapa saja dan umur berapa saja, beberapa keadaan yang bisa menyebabkan epidural hematom adalah misalnya benturan pada kepala pada ke"elakaan motor. &ematoma epidural terjadi akibat trauma kepala, yang biasanya berhubungan dengan fraktur tulang tengkorak dan laserasi pembuluh darah.', ada keadaan yang normal, sebenarnya tidak ada ruang epidural pada kranium. %ura melekat pada kranium. erdarahan biasanya terjadi dengan fraktur tengkorak bagian temporal parietal yang mana terjadi laserasi pada arteri atau vena meningea media. ada kasus yang jarang, pembuluh darah ini dapat robek tanpa adanya fraktur. Keadaan ini mengakibatkan terpisahnya perlekatan antara dura dengan kranium dan menimbulkan ruang epidural. erdarahan yang berlanjut akan memaksa dura untuk terpisah lebih lanjut, dan menyebabkan hematoma menjadi massa yang mengisi ruang. Oleh karena arteri meningea media terlibat, terjadi perdarahan yang tidak terkontrol, maka akan mengakibatkan terjadinya akumulasi yang "epat dari darah
7
pada ruang epidural, dengan peningkatan tekanan intra kranial (0#K) yang "epat, herniasi dari unkus dan kompresi batang otak.
&. PATO-ISIOLO0I
ada epidural hematom, perdarahan terjadi di antara tulang tengkorak dan durameter. erdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu "abang arteria meningea media robek. Bobekan ini sering terjadi bila fraktur tulang tengkorak didaerah bersangkutan. &ematom dapat pula terjadi di daerah frontal atau oksipital.1 $rteri meningea media yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen spinosum dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale. erdarahan yang terjadi menimbulkan hematom epidural, desakan oleh hematoma akan melepaskan durameter lebih lanjut dari tulang kepala sehingga hematom bertambah besar.2 &ematoma yang membesar di daerah temporal menyebabkan tekanan pada lobus temporalis otak ke arah ba!ah dan dalam. 0ekanan ini menyebabkan bagian medial lobus mengalami herniasi di ba!ah pinggiran tentorium. Keadaan ini menyebabkan timbulnya tanda-tanda neurologik yang dapat dikenal oleh tim medis.2 0ekanan dari herniasi unkus pada sirkulasi arteria yang mengurus formatio retikularis di medula oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran. %i tempat ini terdapat nuklei saraf "ranial ketiga (okulomotorius). 0ekanan pada saraf ini mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata. 0ekanan pada lintasan kortikospinalis yang berjalan naik pada daerah ini, menyebabkan kelemahan respons motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau sangat "epat, dan tanda babinski positif. 2 %engan makin membesarnya hematoma, maka seluruh isi otak akan terdorong ke arah yang berla!anan, menyebabkan tekanan intrakranial yang besar. 0imbul tanda-tanda lanjut peningkatan tekanan intrakranial antara lain kekakuan deserebrasi dan gangguan tanda-tanda vital dan fungsi pernafasan.2 Karena perdarahan ini berasal dari arteri, maka darah akan terpompa terus keluar hingga makin lama makin besar.
8
0a*,a% 2. >ambaran perdarahan pada epidural hematoma
Ketika kepala terbanting atau terbentur mungkin penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. %alam !aktu beberapa jam, penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat, kemudian kesadaran berangsur menurun. 7asa antara dua penurunan kesadaran ini selama penderita sadar setelah terjadi ke"elakaan disebut interval lu"id.
9
C Sinus duramatis C %iploe (lubang yang mengisi kalvaria kranii) yang berisi a. diploi"a dan vena diploi"a Epidural hematoma merupakan kasus yang paling emergensi di bedah saraf karena progresifitasnya yang "epat karena durameter melekat erat pada sutura sehingga langsung mendesak ke parenkim otak menyebabkan mudah herniasi trans dan infratentorial. Karena itu setiap penderita dengan trauma kepala yang mengeluh nyeri kepala yang berlangsung lama, apalagi progresif memberat, harus segera di ra!at dan diperiksa dengan teliti.
. 0AMBAAN KLINIS
>ejala yang sangat menonjol ialah kesadaran menurun se"ara progresif. asien dengan kondisi seperti ini seringkali tampak memar di sekitar mata dan di belakang telinga. Sering juga tampak "airan yang keluar pada saluran hidung atau telinga. asien seperti ini harus di observasi dengan teliti. Setiap orang memiliki kumpulan gejala yang berma"am-ma"am akibat dari "edera kepala. ;anyak gejala yang mun"ul bersaman pada saat terjadi "edera kepala. >ejala yang sering tampak/ C enurunan kesadaran, bisa sampai koma C ;ingung C englihatan kabur C Susah bi"ara C yeri kepala yang hebat C Keluar "airan darah dari hidung atau telinga C ampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala. C 7ual C using C ;erkeringat C u"at C upil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi melebar. >ejala dan tanda E%& /
10
•
&ilangnya kesadaran posttraumatik 9 posttraumatic loss of consciousness
•
(O:) se"ara singkat. 0erjadi ? lu"id interval@ untuk beberapa jam. Keadaan mental yang kaku (obtundation), hemiparesis kontralateral,
•
dilatasi pupil ipsilateral. ada tahap kesadaran sebelum stupor atau koma, bisa dijumpai hemiparese atau serangan epilepsi fokal. ada perjalannya, pelebaran pupil akan men"apai maksimal dan reaksi "ahaya pada permulaan masih positif menjadi negatif. #nilah tanda sudah terjadi herniasi tentorial. 0erjadi pula kenaikan tekanan darah dan bradikardi. ada tahap akhir, kesadaran menurun sampai koma dalam, pupil kontralateral juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua pupil tidak menunjukkan reaksi "ahaya lagi yang merupakan tanda kematian. >ejala-gejala respirasi
yang
bisa timbul berikutnya, men"erminkan adanya
disfungsi
rostro"audal batang otak. 2 5ika epidural hematom di sertai dengan "edera otak seperti memar otak, interval bebas tidak akan terlihat, sedangkan gejala dan tanda lainnya menjadi kabur.*
>ejala dan 0anda Klinis Epidural &ematoma di angguan serebellum, batang otak, dan pernafasan . upil isokor
11
0a*,a% $. erjalanan klinik E%& pada pasien trauma kepala
. 0AMBAAN ADIOLO0I
%engan :0-S"an dan 7B#, perdarahan intrakranial akibat trauma kepala lebih mudah dikenali.
12
emeriksaan :0-S"an dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi "edara intra"ranial lainnya. ada epidural biasanya pada satu bagian saja ( single) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks, 2 paling sering di daerah temporoparietal. %ensitas darah yang homogen (hiperdens), berbatas tegas, midline terdorong ke sisi kontralateral. 0erdapat pula garis fraktur pada area epidural hematoma, densitas yang tinggi pada stage yang akut (* DF* &3), ditandai dengan adanya peregangan dari pembuluh darah. 2 0a*,a% &.
:0-S"an kepala menunjukkan epidural hematoma, dimana tampak lesi hiperdens berbentuk "embung pada
7agneti" Besonan"e #maging (7B#) 7B# akan menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. 7B# juga dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi. 7B# merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan diagnosis. ,,
3. DIA0NOSIS
%iagnosis epidural hematoma didasarkan gejala klinis serta pemeriksaan penunjang seperti foto Bontgen kepala dan :0 s"an kepala. $danya garis fraktur yang menyokong diagnosis epidural hematoma bila sisi fraktur terletak ipsilateral dengan pupil yang melebar garis fraktur juga dapat menunjukkan lokasi hematoma.2 :omputed tomografi (:0) s"an otak akan memberikan gambaran hiperdens (perdarahan) di tulang tengkorak dan dura, umumnya di daerah temporal dan tampak bikonveks.
13
4. DI-EENTIAL DIA0NOSIS
. Subdural &ematoma erdarahan yang terjadi diantara duramater dan ara"hnoid, akibat robeknya vena jembatan. >ejala klinisnya adalah / -
Sakit kepala
-
Kesadaran menurun G 9 -
ada pemeriksaan :0 s"an otak didapati gambaran hiperdens (perdarahan) diantara duramater dan arakhnoid, umumnya robekan dari bridging vein dan tampak seperti bulan sabit. H
. Subarakhnoid hematoma erdarahan subarakhnoid terjadi karena robeknya pembuluh-pembuluh darah didalamnya. >ejala klinisnya yaitu / -
Kaku kuduk
-
yeri kepala
-
;isa didapati gangguan kesadaran
ada pemeriksaan :0 s"an otak didapati perdarahan (hiperdens) di ruang subarakhnoid.H
5. PENATALAKSANAAN
enanganan darurat / C %ekompresi dengan trepanasi sederhana C Kraniotomi untuk mengevakuasi hematom
Te%api *e/ika*ent#a
Elevasi kepala 2*° dari tempat tidur setelah memastikan tidak ada "edera spinal atau gunakan posisi trendelenburg terbalik untuk mengurangi tekanan intra"ranial dan meningkakan drainase vena. F engobatan yang laIim diberikan pada "edera kepala adalah golongan de6ametason (dengan dosis a!al * mg kemudian dilanjutkan ' mg tiap jam), mannitol *+ (dosis-2 mg9kg;;9hari) yang bertujuan untuk mengatasi edema "erebri yang terjadi akan tetapi hal ini masih kontroversi dalam memilih mana yang terbaik. %ianjurkan untuk
14
memberikan terapi profilaksis dengan fenitoin sedini mungkin (' jam pertama) untuk men"egah timbulnya fo"us epileptogeni" dan untuk penggunaan jangka panjang dapat dilanjutkan dengan karbamaIepin. 0ri-hidroksimetil-amino-metana (0&$7) merupakan suatu buffer yang dapat masuk ke susunan saraf pusat dan se"ara teoritis lebih superior dari natrium bikarbonat, dalam hal ini untuk mengurangi tekanan intra"ranial. ;arbiturat dapat dipakai unuk mengatasi tekanan inrakranial yang meninggi dan mempunyai efek protektif terhadap otak dari anoksia dan iskemik dosis yang biasa diterapkan adalah dia!ali dengan * mg9kg;; dalam 2* menit dan kemudian dilanjutkan dengan mg9 kg;; setiap 2 jam serta drip mg9kg;;9jam unuk men"apai kadar serum 2-'mg+. *
Te%api Ope%ati6
Operasi di lakukan bila terdapat/ * C 8olume hamatom J 2* ml C Keadaan pasien memburuk C endorongan garis tengah 2 mm #ndikasi operasi di bidang bedah saraf adalah untuk life saving dan untuk fungsional saving. 5ika untuk keduanya tujuan tersebut maka operasinya menjadi operasi emergensi. ;iasanya keadaan emergensi ini di sebabkan oleh lesi desak ruang.* #ndikasi untuk life saving adalah jika lesi desak ruang bervolume / C "" 4 desak ruang supra tentorial C * "" 4 desak ruang infratentorial C "" 4 desak ruang thalamus Sedangakan indikasi evakuasi life saving adalah efek masa yang signifikan / C enurunan klinis C Efek massa dengan volume * "" dengan midline shift mm dengan penurunan klinis yang progresif. C 0ebal epidural hematoma "m dengan midline shift mm dengan penurunan klinis yang progresif.
15
17. PO0NOSIS
rognosis tergantung pada C okasinya ( infratentorial lebih jelek ) C ;esarnya (luas perdarahan) C Kesadaran saat masuk kamar operasi. 5ika ditangani dengan "epat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena kerusakan otak se"ara menyeluruh dapat dibatasi. $ngka kematian berkisar antara H-+ dan ke"a"atan pada -*+ kasus. rognosis sangat buruk pada pasien yang mengalami koma sebelum operasi.'
16
BAB III PENUTUP Ke#i*pulan
:edera kepala adalah kondisi yang umum se"ara neurologi dan bedah saraf dan merupakan salah satu penyebab kematian utama di kalangan usia produktif khususnya di negara berkembang. Salah satu akibat dari "edera kepala adalah epidural hematoma. Epidural hematom adalah salah satu jenis perdarahan intrakranial yang paling sering terjadi karena fraktur tulang tengkorak. ada hematom epidural, perdarahan terjadi di antara tulang tengkorak dan durameter. Epidural hematom sebagai keadaan neurologis yang bersifat emergency dan biasanya berhubungan dengan linear fraktur yang memutuskan arteri yang lebih besar, sehingga menimbulkan perdarahan. •
• •
>ejala yang sangat menonjol pada epidural hematom ialah &ilangnya kesadaran posttraumatik 9 posttraumatic loss of consciousness (O:) se"ara singkat. 0erjadi ? lu"id interval@ untuk beberapa jam. Keadaan mental yang kaku (obtundation), hemiparesis kontralateral, dilatasi pupil ipsilateral. %iagnosis epidural hematoma didasarkan gejala klinis serta pemeriksaan
penunjang seperti foto Bontgen kepala dan :0 s"an kepala. Epidural hematom merupakan suatu kondisi emergensi, dimana diperlukan penanganan perta ma yang benar dan rujukan se"epatnya ke fasilitas kesehatan yang memadai.
DA-TA PUSTAKA
17
. $llan &. Bopper, Bobert &. ;ro!n, $damLs and 8i"tor rin"iples of eurology, Eight Edition, :ambridge, *, HH D H1 . 7ark 7., &einri"h 7., eurology, ar"ia :., Strub B., Essentials of :lini"al eurology, :hapter . &ead 0rauma D 1 !!!.psy"hneuro.tulane.edu9neule"t9 2. Sta"ey . :hamberlin, ;righam arins, 0he >ale En"y"lopedia of eurologi"al %isorders, 0homson >ale, **, 2' D 2'H '. 5eremy :. >. 7.$.,h.%., 0he u"id #nterval $sso"iated Mith Epidural ;leeding / Evolving 3nderstanding, 8olume 1, 3nited Kingdom, $pril *2, H2F D H'.
18