PENERAPAN STRATEGI QUICK ON THE D RAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI MIPA 1 SMA N 11 SEMARANG
Ni Wayan Karmila Putri, S. Pd. NIM 4101018022 Ami Ariyani, S. Pd, M. Si. NIP 196705101994122007 Program Studi Pendidikan Matematika Matematika
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang disusun oleh: Nama
: Ni Wayan Karmila Putri, S. Pd.
NIM
: 4101018022
Prodi
: Pendidikan Matematika
Sekolah Mitra
: SMA Negeri 11 Semarang
Judul
: Penerapan Strategi Quick on The Draw Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang
telah disetujui dan disahkan.
Semarang,
Dosen Pembimbing
Guru Pamong
Prof. Dr. Kartono, M. Si. NIP 195602221980031002 195602221980031002
Ami Ariyani, S. Pd, M. Si. NIP 196705101994122007 196705101994122007
Mengetahui Kepala Pusat Pengembangan PPL dan Inovasi Pembelajaran LP3 UNNES
Dr. Isnarto, M. Si. NIP 196902251994031001 196902251994031001
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya, penelitian tindakan kelas yang berjudul
“
Penerapan
Strategi Quick on The Draw Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang dapat ”
diselesaikan tepat pada waktunya. Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan profesi guru. Selama penyusunan penelitian ini penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Kartono, M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran kepada penulis, penulis, 2. Ami Ariyani, S. Pd, M. Si. selaku guru pamong PPL PPG Pendidikan Matematika di SMA N 11 Semarang yang selalu membimbing dan memberikan masukan selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, 3. Drs. Supriyanto, M. Pd. selaku Kepala SMA Negeri 11 Semarang yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 11 Semarang, 4. Ni Putu Eka Widiantari, S. Pd. dan Nila Kumoro Manah, S. Pd. sebagai observer selama penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas, dan 5. Siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang selaku subjek penelitian yang telah mendukung terlaksananya penelitian tindakan kelas ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna sehingga memerlukan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam bidang matematika pada khususnya maupun maupun ilmu pengetahuan pada umumnya. umumnya. Semarang, Oktober 2018
Penulis i
PENERAPAN STRATEGI QI UCK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI MIPA 1 SMA N 11 SEMARANG
oleh Ni Wayan Karmila Putri, NIM 4101018022 PPG Pendidikan Matematika
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw materi trigonometri kelas XI MIPA 1 SMAs N 11 Semarang dan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang melalui penerapan strategi Quick on The Draw. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 11 Semarang sebanyak 36 siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, dan angket. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Skala Lickert . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi Quick on The Draw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa. Kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa pada siklus satu mencapai ketuntasan klasikal sebesar 91,67% dengan rata-rata nilai sebesar 90,61. Pada siklus dua, tercapai ketuntasan klasikal sebesar 91,67% dengan rata-rata nilai sebesar 92,11. Terjadi peningkatan nilai ratarata dari siklus satu ke siklus dua. Hasil yang didapat dari siklus satu dan siklus dua sudah mencapai indikator yang diharapkan yaitu ketuntasan klasikal minimal 85% dengan rata-rata nilai siswa 80.
Kata kunci: pemecahan masalah, trigonometri, Quick on The Draw
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PRAKATA ……………………………………………………………….......
i
ABSTRAK ……………………………………………………………….......
ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………....
iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………....
v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………
vi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………....
vii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….....
1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………....
1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………...
4
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………….....
4
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………..
4
1.5 Penegasan Istilah ……………………………………………………….....
5
BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………………...
6
2.1 Landasan Teori …………………………………………………………...
6
2.2 Penelitian yang Relevan ………………………………………………......
12
2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………………...
12
2.4 Hipotesis Tindakan ……………………………………………………….
13
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………...
14
3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………...
14
3.2 Subjek Penelitian ………………………………………………………....
14
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………………….
14
3.4 Desain dan Prosedur Penelitian …………………………………………...
14
3.5 Instrumen Penelitian ……………………………………………………...
20
3.6 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………..
22
3.7 Teknik Analisis Data ……………………………………………………...
23
3.8 Indikator Keberhasilan …………………………………………………....
26
iii
3.9 Jadwal Penelitian …………………………………………………………
27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………..
28
4.1 Hasil Penelitian …………………………………………………………... 28 4.2 Pembahasan ………………………………………………………………
35
BAB V PENUTUP …………………………………………………………...
39
5.1 Simpulan ………………………………………………………………….
39
5.2 Saran ……………………………………………………………………...
40
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
41
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
HALAMAN Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................
10
Tabel 3.1 Langkah-Langkah Pembelajaran .....................................................
17
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Lembar Observasi Keterampilan Siswa ..........
20
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Lembar Observasi Kegiatan Guru ..................
21
Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika..
22
Tabel 3.5 Kriteria Penggolongan Aktivitas Belajar ........................................
23
Tabel 3.6 Kriteria Penggolongan Aktivitas Belajar Setelah Dimodifikasi .....
24
Tabel 3.7 Kriteria Penggolongan Data Kegiatan Guru ...................................
25
Tabel 3.8 Kriteria Penggolongan Data Kegiatan Guru Setelah Dimodifikasi .
25
Tabel 3.9 Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah .............
26
Tabel 3.10 Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Setelah Dimodifikasi .................................................
98
Tabel 3.11 Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................
27
Tabel 4.1 Data Aktivitas Belajar Siklus I ........................................................
30
Tabel 4.2 Data Kegiatan Guru Siklus I ...........................................................
30
Tabel 4.3 Data Aktivitas Belajar Siklus II ......................................................
34
Tabel 4.4 Data Kegiatan Guru Siklus II ..........................................................
34
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Data .....................................................
36
v
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN Gambar 1.1 Lembar Kerja Tes Formatif Siswa Kelas XI MIPA 1 ..................
10
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................
12
Gambar 2.2 Desain Penelitian Tindakan Kelas................................................
15
Gambar 4.1 Rekapan Nilai Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa ............
36
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengkodean Subjek Penelitian Lampiran 2. Hasil Analisis Data Lampiran 3. Perangkat Pembelajaran PTK Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang bermanfaat dalam kehidupan manusia, mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Kecakapan matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Memahami matematika dengan baik dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, kemampuan berpikir kritis, serta dapat meningkatkan ketelitian dalam memecahkan masalah yang menantang. Penguasaan matematika secara individual pada dasarnya bukanlah penguasaan terhadap matematika sebagai ilmu, melainkan penguasaan akan kecakapan matematika (mathematical literacy) yang diperlukan untuk dapat memahami dunia sekitarnya. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada siswa merupakan sumbangan mata pelajaran matematika kepada pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui kurikulum matematika. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika yaitu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Tujuan tersebut sangat mendukung tercapainya kecakapan matematika yang mengarah pada penerapan matematika untuk memecahkan permasalahan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika terutama tentang pemecahan masalah belum tercapai secara optimal. Bahkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di Indonesia masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei PISA terbaru pada tahun 2015 menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia menempati peringkat 63 dari 70 negara (OECD, 2016). Rendahnya kemampuan matematika siswa Indonesia mencerminkan rendahnya pula kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di Indonesia. Kenyataan di lapangan juga menunjukkan fakta yang tak jauh berbeda yaitu berdasarkan hasil 1
2
wawancara dengan Ibu Ami Aryani, S.Pd, M.Si, seorang guru matematika di SMA Negeri 11 Semarang menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika khususnya untuk materi trigonometri kelas XI. Penyebab kesulitan yang dialami siswa tersebut karena belum terbiasa menyelesaikan permasalahan matematika yang memerlukan trik-trik tertentu. Khususnya dalam menyelesaikan permasalahan trigonometri yaitu siswa masih banyak yang mengalami kebingungan harus memakai rumus trigonometri yang mana. Kebingungan tersebut diakibatkan kurangnya latihan memecahkan masalah trigonometri sehingga siswa tidak mampu menerapkan rumus-rumus trigonometri secara tepat pada permasalahan yang bersesuaian. Gambar berikut merupakan lembar kerja tes formatif dua orang siswa kelas XI MIPA 1.
(a)
(b) Gambar 1.1 Lembar Kerja Tes Formatif Siswa Kelas XI MIPA 1
3
Pada gambar 1.1 dapat diperhatikan bahwa siswa belum mampu menyelesaikan masalah tidak rutin. Hal ini menunjukkan kurangnya kemampuan pemecahan masalah dari siswa kelas XI MIPA 1. Pada gambar 1.1 (a), siswa sal ah memahami konsep persamaan trigonometri sehingga siswa menerapkan sifat distributif pada sinus, padahal tidak terdapat sifat seperti itu. Pada gambar 1.1 (b), siswa salah dalam membuat pemisalan sehingga tidak mampu memecahkan permasalahan mengenai masalah tidak rutin dari persamaan trigonometri bentuk cosinus kuadrat. Permasalahan kurangnya kemampuan memecahkan masalah trigonometri yang dialami oleh siswa kelas XI MIPA 1 di SMA Negeri 11 Semarang menghimbau perlunya dilakukan suatu inovasi baru dalam pembelajaran materi trigonometri. Salah satu strategi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri adalah strategi Quick on The Draw. Strategi pembelajaran Quick on The Draw yang dikenalkan oleh Paul Ginnis ini merupakan sebuah strategi dengan suasana permainan yang mengarah pada kerja kelompok dan kecepatan. Strategi ini mensyaratkan adanya siswa yang terbagi dalam kelompok belajar yang kemudian bersaing dalam menyelesaikan tumpukan kartu kerja yang diberikan oleh guru. Pada setiap kelompok, siswa dituntut untuk kerja sama dalam tim dan bertanggung jawab dalam keberhasilan tim. Strategi yang didesain dalam permainan untuk menyelesaikan setumpuk kartu kerja ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri. Putra (2015) melalui penelitian eksperimen yang dilakukan menyimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan strategi Quick on The Draw mempunyai pemahaman konsep matematika lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Jadi strategi Quick on The Draw merupakan strategi yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika di kelas. Penelitian terhadap strategi Quick on The Draw dilakukan pula oleh Ultriandi (2013) dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa penerapan strategi Quick on The Draw memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar matematika siswa SMP.
4
Berdasarkan uraian di atas, strategi Quick on The Draw diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri dari siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 11 Semarang. Oleh karena itu, peneliti mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul, “Penerapan Strategi Quick on The Draw Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang.” 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan se bagai berikut. 1. Bagaimanakah pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw materi trigonometri kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang? 2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang melalui penerapan strategi Quick on The Draw? 1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw materi trigonometri kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang. 2. Mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang melalui penerapan strategi Quick on The Draw. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan secara nyata dalam dunia pendidikan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah trigonometri diantaranya dapat melalui penerapan strategi Quick on The Draw. 1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah seperti berikut.
5
1. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah trigonometri. Siswa akan lebih terlatih mengerjakan soal-soal trigonometri karena pada setiap pembelajaran diberikan sekumpulan kartu kerja yang berisi permasalahan trigonometri. 2. Bagi Guru Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas khususnya tentang kemampuan pemecahan masalah trigonometri. 3. Bagi Sekolah Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya pelajaran matematika. 1.5 Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian tindakan kelas ini. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan judul penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut. 1. Strategi Quick on The Draw Dalam penelitian ini, strategi Quick on The Draw adalah strategi pembelajaran dengan suasana permainan yang mengarah pada kerja kelompok dan kecepatan menjawab soal dengan tepat pada kartu kerja. 2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Indikator kemampuan pemecahan masalah yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi trigonometri yaitu berupa butir soal uraian menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya (1957) yaitu sebagai berikut. (1) Memahami masalah (understanding the problem). (2) Merencanakan pemecahan masalah (devising a plan). (3) Melaksanakan pemecahan masalah (carrying out the plan). (4) Melihat kembali hasil yang diperoleh (looking back).
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Strategi Quick on The Draw
Strategi pembelajaran Quick on The Draw yang dikenalkan oleh Paul Ginnis ini merupakan sebuah strategi dengan suasana permainan yang mengarah pada kerja kelompok dan kecepatan. Strategi ini mensyaratkan ad anya siswa yang terbagi dalam kelompok belajar yang kemudian bersaing dalam menyelesaikan tumpukan kartu kerja yang diberikan oleh guru. Pada setiap kelompok, siswa dituntut untuk kerja sama dalam tim dan bertanggung jawab dalam keberhasilan tim. Hal pokok yang terkandung dalam strategi Quick on The Draw ini adalah pengerjaan kartu kerja secara bertahap oleh setiap kelompok. Kartu kedua diberikan setelah kartu pertama berhasil diselesaikan dengan benar. Jika belum benar, siswa harus kembali memeriksa dan mengerjakan kartu kerja sampai benar. Demikian seterusnya hingga semua kartu kerja berhasil diselesaikan. Hal terpenting dalam kartu kerja tersebut adalah isi dalam kartu kerja tidak hanya soal-soal la tihan, tetapi di dalamnya berisi permasalahan yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep secara terstruktur. Soal yang terdapat pada kartu kerja merupakan soal dari tingkat kesulitan rendah hingga tingkat kesulitan yang tinggi untuk si swa kelas XI. Pada beberapa soal siswa diarahkan untuk memecahkan masalah secara terstruktur sesuai tahapan pemecahan masalah Polya. Pengambilan kartu secara bertahap dapat melatih siswa untuk mengecek bahwa setiap tahap dari suatu proses telah benar sebelum bergerak atau mengambil kartu kerja selanjutnya. Strategi Quick on The Draw merancang siswa untuk melakukan aktivitas berpikir, kemandirian, kegembiraan, saling ketergantungan, multi sensasi, artikulasi, dan kecerdasan emosional. Elemen yang ada dalam aktivitas ini adalah kerja kelompok, membaca, bergerak, berbicara, menulis, mendengarkan, melihat,
6
7
dan kerja individu. Menurut Ginnis (2008:164-165) Quick on The Draw memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1. aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas, 2. memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan membaca yang di dorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan tidak, 3. membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber, tidak hanya pada guru, dan 4. sesuai bagi siswa dengan karakteristik yang tidak dapat duduk diam. Ada beberapa kelemahan dari pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw (Ginnis, 2008:164-165) yaitu sebagai berikut. 1. Dalam kerja kelompok, siswa akan mengalami keributan jika pengelolaan kelas kurang baik. 2. Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok. Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran matematika dengan strategi Quick on The Draw yang diadaptasi dari Ginnis (2008:163) adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. b) Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya. c) Guru memotivasi siswa dengan mengenalkan konsep dasar dan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kegiatan Inti a) Guru membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 4 orang. b) Guru meminta siswa secara berkelompok untuk menyiapkan bahan/sumber pelajaran yang akan digunakan menjawab/mengkonstruksi konsep yang ada pada tumpukan kartu kerja.
8
c) Selanjutnya sebagai awal masuk ke permainan, guru menyiapkan tumpukan kartu kerja untuk setiap kelompok, kemudian guru meminta tiap kelompok untuk bekerja sama mengerjakan tumpukan kartu kerja dalam kelompok
masing-masing
dengan
memanfaatkan
fasilitas/sumber
pembelajaran yang ada. d) Guru memberikan aba-aba “mulai”, satu orang dari tiap kelompok bergegas mengambil kartu kerja pertama lalu mengerjakannya secara berkelompok. e) Guru memeriksa jawaban siswa dari setiap kartu kerja yang disetorkan masing-masing
kelompok.
Apabila
jawaban
sudah
benar,
guru
mempersilakan siswa untuk mengerjakan kartu kerja selanjutnya. Apabila jawaban siswa masih belum benar, guru meminta siswa untuk mengerjakan kembali sampai benar dengan memberikan pertanyaan arahan. f) Kelompok siswa yang pertama kali selesai mengerjakan tumpukan kartu kerja, dinyatakan menang. Kemudian guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. g) Guru mengarahkan kelompok yang dinyatakan sebagai pemenang membantu kelompok lain yang belum selesai mengerjakan tumpukan kartu kerja. h) Guru dan siswa membahas semua soal yang ada pada kartu kerja dan siswa diminta membuat catatan serta bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. 3. Kegiatan Akhir a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi. b) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. c) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Mahmudi (2015), menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah suatu kemampuan untuk memformulasikan sejumlah aturan matematika
9
yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah yang diberikan. OECD (2013), menyatakan bahwa: “ Problem-solving competences a s individual’s capacity to engage in cognitif processing to understand and resolve problem situation where a method of solutions is not immediately obvious.” Kutipan dari OECD tersebut menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah sebagai suatu kecakapan individu untuk membentuk proses kognitif dalam memahami dan memecahkan kembali permasalahan yang metode penyelesaiannya tidak tampak secara langsung. Polya (1957) menyatakan empat tahapan pemecahan masalah yang terdiri dari: memahami masalah (understanding the problem), merencanakan pemecahan (devise a plan), melaksanakan rencana (carrying out the plan), memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back ). 1) Memahami masalah (understanding the problem) Siswa harus mampu memahami masalah dan menyatakannya dengan jelas. Siswa perlu menunjukkan bagian-bagian pokok dari masalah, informasi yang diketahui dan tidak diketahui, serta kondisi masalahnya. 2) Merencanakan pemecahan (devise a plan) Menyusun ide dalam merencanakan pemecahan merupakan hal penting dalam penyelesaian masalah. Siswa dapat menyusun rencana apabila telah mengetahui pokok permasalahan, perhitungan dan konstruksi yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya. Hal ini membutuhkan pengetahuan yang telah diproses sebelumnya, kebiasaan mental yang baik dan konsentrasi pada tujuan. 3) Melaksanakan rencana (carry out the plan) Melaksanakan rencana lebih mudah daripada merencanakan masalah. Pada tahap ini, siswa menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yang telah disusun serta melakukan pemeriksaan pada setiap langkah. 4) Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back ) Pada tahap ini siswa mengecek, mempertimbangkan dan memeriksa kembali hasil dan langkah pemecahannya. Hal ini dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
10
Kemampuan pemecahan masalah dapat diukur dengan indikator pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah No
Indikator Pemecahan Masalah
Subindikator
1.
Memahami masalah
Menuliskan hal yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal
2.
Merencanakan penyelesaian masalah
Membuat rencana penyelesaian
3.
Menuliskan strategi/rumus yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah
Menyelesaikan masalah berdasarkan rencana yang dipilih
4.
Memeriksa kembali
Memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh dalam pemecahan masalah
Dari beberapa argumen di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu yang melibatkan proses kognitif untuk memformulasikan sejumlah aturan matematika yang dapat diterapkan dalam memahami dan mengatasi masalah matematika yang mana siswa tidak mengetahui langsung cara penyelesaiannya. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, serta mempertimbangkan hasil dan langkah penyelesaian ke masalah semula. 2.1.3 Keterkaitan Strategi Quick on The Draw dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Trigonometri
Strategi Quick on The Draw merupakan strategi pembelajaran dengan permainan yang memperhatikan kecepatan pengerjaan kartu kerja secara bertahap oleh setiap kelompok. Kartu kedua diberikan setelah kartu pertama berhasil diselesaikan dengan benar. Jika belum benar, siswa harus kembali memeriksa dan mengerjakan kartu kerja sampai benar. Demikian seterusnya hingga semua kartu kerja berhasil diselesaikan. Kartu yang diberikan kepada masing-masing kelompok berisi permasalahan penemuan konsep trigonometri dan soal-soal tentang trigonometri yang diberikan dari tingkat kesukaran rendah ke tinggi. Pada kartu
11
kerja yang berisi soal-soal pemecahan masalah trigonometri, siswa diarahkan untuk memecahkan masalah sesuai tahapan pemecahan masalah Pol ya. Pengerjaan soal pada kartu kerja secara bertahap diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri. Latihan soal dengan kartu kerja yang diukur kecepatan pengerjaannya dapat membuat siswa terlatih mengerjakan soal-soal pemecahan masalah trigonometri yang selama ini dianggap susah diselesaikan oleh siswa akibat tidak hafal rumus dan siswa tidak mengetahui trik penyelesaian masalah tersebut. Latihan soal bertahap dan dilakukan sesering mungkin dengan target yang sudah diatur dalam kartu kerja dapat membiasakan siswa menyelesaikan permasalahan trigonometri sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri. Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara strategi Quick on The Draw dengan kemampuan pemecahan masalah trigonometri. Strategi Quick on The Draw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri. 2.1.4 Rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Rumus trigonometri untuk jumlah dan selisih dua sudut terdiri dari rumus
cos( + ), cos( − ), sin( + ), sin( − ), tan( + ), dan tan( − ). Rumus ini dapat digunakan untuk menentukan nilai sinus, cosinus, dan tangen dari suatu sudut yang bukan termasuk sudut istimewa. 2.1.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Berdasarkan Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
nilai
batas
ambang
kompetensi.
KKM
ditentukan
dengan
memperhatikan karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 11 Semarang untuk pelajaran matematika adalah 70. Pada penelitian ini, ketuntasan minimal klasikal
12
tercapai 85% dari siswa yang berada di dalam kelas tersebut dan nilai kemampuan pemecahan masalah ≥ 80. 2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian terhadap strategi Quick on The Draw dilakukan pula oleh Ultriandi (2013) dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa penerapan strategi Quick on The Draw memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar matematika siswa SMP. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya perbedaan keaktifan belajar matematika antara siswa yang menggunakan strategi Quick on The Draw dengan siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Putra (2015) melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan strategi Quick on The Draw mempunyai pemahaman konsep matematika lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Jadi strategi Quick on The Draw merupakan strategi yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika di kelas. 2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara masalah penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Keadaan Awal Kemampuan pemecahan masalah trigonometri masih rendah.
Media Visual
Kartu Kerja Pembelajaran dengan menerapkan strategi Quick on The Draw
Keadaan Akhir 1. Pembelajaran materi Trigonometri berkualitas baik atau sangat baik. 2. Kemampuan pemecahan masalah trigonometri meningkat.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
13
Matematika peminatan merupakan mata pelajaran yang membosankan bagi siswa karena tingkat kesulitan materi pelajarannya lebih dari materi pelajaran matematika wajib. Salah satu materi matematika peminatan kelas XI adalah persamaan trigonometri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMA Negeri 11 Semarang didapat bahwa siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal trigonometri. Kemampuan pemecahan masalah siswa tergolong rendah pada mata materi trigonometri. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya rumus yang harus dipahami sehingga siswa bingung harus memakai rumus mana yang tepat. Kurangnya latihan soal juga mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi rendah. Trigonometri merupakan materi yang penting untuk dipahami dengan baik karena banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan materi trigonometri. Penerapan strategi Quick on The Draw dalam pembelajaran dengan materi pokok trigonometri dapat mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dan rendahnya minat belajar siswa terhadap materi trigonometri. Strategi Quick on The Draw merupakan strategi pembelajaran dengan desain permainan kecepatan mengerjakan kartu kerja. Kartu kerja tersebut mengharuskan siswa belajar menyelesaikan permasalahan trigonometri mulai dari konsep sampai latihan soal sehingga siswa terlatih mengerjakan dan menemukan sendiri
konsep
serta
trik-trik
menyelesaikan
permasalahan
trigonometri.
Pembelajaran dengan desain permainan dapat meningkatkan minat belajar siswa karena sebagian besar siswa lebih senang bermain daripada belajar. Penerapan strategi Quick on The Draw diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa kelas XI MIPA 1 di SMA Negeri 11 Semarang. 2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan yaitu jika strategi Quick on The Draw diterapkan dengan tepat maka: 1) pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw berkualitas baik atau sangat baik dan 2) dapat meningkatkan rata-rata nilai ulangan pemecahan masalah trigonometri siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan dengan strategi siklus yang berawal dari identifikasi masalah. Setiap siklus pada penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. 3.2 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 11 Semarang. Pemilihan subjek ini didasarkan pada ditemukannya permasalahan mengenai kemampuan pemecahan masalah yang masih tergolong rendah pada kelas tersebut. 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 dengan menyesuaikan pada jam pelajaran matematika di kelas tersebut. Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 11 Semarang. 3.4 Desain dan Prosedur Penelitian
Sesuai dengan karakteristik dari PTK, penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus. Dalam setiap siklus terdapat empat tahapan kegiatan, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto dkk, 2008). Desain penelitian digambarkan dalam siklus berikut.
14
15
Identifikasi Masalah
Refleksi I
Perencanaan I
SIKLUS I
Pelaksanaan I
Pengamatan I Masalah baru hasil refleksi I
Dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai kriteria keberhasilan tercapai.
Gambar 2.2 Desain Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto dkk, 2008) Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut. 3.4.1 Identifikasi Masalah
Terdiri dari observasi awal untuk menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas. Pada tahap ini dilakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 11 Semarang. Wawancara dilaksanakan untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran di kelas tersebut. Hal-hal yang ditanyakan pada guru menyangkut kondisi siswa dalam kelas yang diampu oleh guru baik dari segi sikap siswa, pengetahuan, serta keterampilan siswa dalam pembelajaran matematika. Lebih khususnya ditanyakan tentang kemampuan pemecahan masalah dan minat belajar trigonometri. 3.4.2 Siklus Penelitian Siklus I
Sesuai dengan diagram yang dipaparkan di atas, tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ialah sebagai berikut.
16
1) Perencanaan Siklus I Pada tahap ini dilakukan beberapa hal sebagai berikut. a. Menyampaikan kepada guru mengenai pelaksanaan penelitian di kelas tersebut. Pada tahap ini juga dibahas mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan dan kerjasama yang akan dilakukan mulai tahap perencanaan, proses pembelajaran, observasi dan evaluasi, serta refleksi. b. Menentukan materi-materi yang diajarkan selama penelitian. Dalam hal ini materi yang akan disampaikan dalam penelitian ialah materi rumus trigonometri untuk jumlah dan selisih dua sudut. c. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sebagai berikut. 1. Menyusun bahan ajar mengenai materi rumus trigonometri cos( + ) dan materi rumus trigonometri cos( − ). 2. Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menerapkan strategi Quick on The Draw. 3. Menyiapkan kartu kerja yang berisi permasalahan mengenai rumus trigonometri cos( + ) dan rumus trigonometri cos( − ). 4. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran. d. Penyusunan instrumen penelitian dan menyiapkan rubrik penilaian (rubrik penskoran) untuk masing-masing
instrumen
penelitian
yang akan
digunakan. e. Menyusun pemetaan kelompok siswa yang kemampuan akademiknya bersifat heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pertemuan pada siklus I dilakukan sebanyak tiga kali dengan dua kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes siklus. Waktu untuk setiap pertemuan adalah 90 menit, mengacu pada jam mata pelajaran matematika di kelas tersebut. Adapun pelaksanaan pembelajaran pada tahap ini menggunakan model Discovery Learning dan strategi Quick on The Draw dengan langkah-langkah pembelajaran seperti pada Tabel 3.1 berikut.
17
Tabel 3.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi 1. Peserta didik membalas salam pembuka yang disampaikan oleh guru serta memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran. 2. Peserta didik menyampaikan kepada guru mengenai kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. 3. Peserta didik menyiapkan fisik dan psikis dalam mengawali kegiatan pembelajaran. Guru akan menyampaikan: “Bagaimana kabar kalian hari ini?” “Sudah siap untuk mengikuti pembelajaran hari ini?” 4. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru pada pertemuan yang berlangsung. Apersepsi 5. Peserta didik diingatkan kembali tentang pelajaran sebelumnya yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada pe rtemuan ini. Motivasi 6. Peserta didik memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. 7. Peserta didik menyimak dengan baik manfaat mempelajari materi pada pertemuan ini. Pemberian Acuan 8. Peserta didik memperhatikan saat guru memberikan acuan ke materi pokok yang akan dibahas pada pertemuan ini. 9. Peserta didik memperhatikan guru saat menjelaskan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan.
15 menit
Kegiatan Inti Sintak Model Pembelajaran Stimulation (Stimulasi/ pemberian rangsangan)
Deskripsi Kegiatan
10. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari 4 orang. 11. Peserta didik secara berkelompok menyiapkan bahan/sumber pelajaran yang akan digunakan menjawab/mengkonstruksi konsep yang ada pada tumpukan kartu kerja. 12. Selanjutnya sebagai awal masuk ke permainan, guru membagikan/menaruh tumpukan kartu kerja di sebuah meja di depan kelas. Kemudian, guru meminta tiap kelompok untuk bekerja sama mengerjakan tumpukan kartu kerja dalam kelompok masing-masing dengan memanfaatkan fasilitas/sumber pelajaran yang ada.
Alokasi Waktu 65 menit
18
Deskripsi Kegiatan
13. Guru memberikan aba-aba “mulai”, satu orang dari tiap kelompok bergegas mengambil kartu kerja pertama lalu mengerjakannya secara berkelompok. 14. Pada saat mengerjakan permasalahan pada kartu kerja, peserta didik mengamati permasalahan tersebut bersama teman satu kelompoknya. (Mengamati) Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah) Data collection (pengumpulan data) Data processing (pengolahan data)
15. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang terdapat pada kartu kerja tersebut sehingga muncul pertanyaan yang mengarah pada penyelesaian permasalahan kartu kerja. (Menanya)
Verification (pembuktian)
18. Guru memeriksa jawaban siswa dari setiap kartu kerja yang disetorkan masing-masing kelompok. Apabila jawaban sudah benar, guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan kartu kerja selanjutnya. Apabila jawaban siswa masih belum benar, guru meminta siswa untuk mengerjakan kembali sampai benar dengan memberikan pertanyaan arahan. 19. Kelompok siswa yang pertama kali selesai mengerjakan tumpukan kartu kerja, dinyatakan menang. Kemudian guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. 20. Guru mengarahkan kelompok yang dinyatakan sebagai pemenang membantu kelompok lain yang belum selesai mengerjakan tumpukan kartu kerja.
Generalization (menarik kesimpulan)
21. Guru dan peserta didik membahas semua soal yang ada pada kartu kerja dan siswa diminta membuat catatan serta bertanya jika ada hal yang belum dimengerti.
16. Peserta didik megumpulkan informasi dari bahan/sumber belajar yang sudah disiapkan. (Mengumpulkan informasi) 17. Peserta didik mengasosiasi informasi yang diperoleh bersama-sama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan permasalahan pada kartu kerja. (Mengasosiasi)
Alokasi Waktu
19
Alokasi Waktu Catatan : Setiap mengerjakan kartu kerja siswa kembali lagi ke sintak 1, 2, 3, 4, 5. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi minat belajar siswa. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Penutup 22. Peserta didik dengan arahan guru membuat rangkuman pembelajaran. 23. Peserta didik kembali ke tempat duduk semula sebelum dibentuknya kelompok. 24. Peserta didik mengerjakan kuis secara mandiri dan jujur. 25. Peserta didik mencatat tugas yang diberikan oleh guru. 26. Peserta didik bersama dengan guru merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung melalui serangkaian pertanyaan dari guru tentang pembelajaran yang telah dilakukan. “Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?” “Ada yang ingin memberikan pesan dan kesan untuk pembelajaran hari ini?” 27. Peserta didik berdoa dan mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri pembelajaran.
20 menit
3) Pengamatan dan Evaluasi Siklus I Kegiatan observasi dilaksanakan secara kontinu selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk melihat pembelajaran yang dilaksanakan. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru atau rekan peneliti secara bergantian dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap pembelajaran dan dilakukan dengan alat observasi lainnya seperti kamera. Hal-hal penting yang terjadi selama pemberian tindakan dan kelemahan-kelemahan yang ditemukan dicatat dalam catatan harian. Evaluasi dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi mengenai kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa dengan cara memberikan tes dalam bentuk uraian. Data hasil tes dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. 4) Refleksi Siklus I Pada akhir siklus I, peneliti dan guru melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw. Refleksi ini dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi I. Pada tahap ini, peneliti dan guru mengkaji kelebihan dan kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan
20
tindakan yang telah diberikan pada siklus I. Hasil refleksi I ini dijadikan pertimbangan dalam merancang dan melaksanakan tindakan pada siklus II. 3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a.
Lembar Observasi Observasi digunakan peneliti sebagai pedoman ketika melakukan
pengamatan untuk mendapatkan data yang akurat dalam pengamatan. Terdapat dua macam lembar observasi, yang pertama lembar observasi untuk pengamatan kinerja guru pada keterlaksanaan RPP dan yang kedua lembar observasi untuk mengamati keterampilam pemecahan masalah siswa. Berikut adalah kisi-kisi observasi untuk lembar observasi kegiatan guru dan keterampilan pemecahan masalah siswa. Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Lembar Observasi Keterampilan Sis wa Indikator Pendahuluan Mengamati apersepsi. Kegiatan Inti 1. Membentuk kelompok. 2. Menumbuhkembangkan motivasi belajar dan keyakinan diri dalam menyelesaikan permasalahan. 3. Menganalisis dan membuat daftar hal yang telah diketahui dan tidak diketahui dalam suatu permasalahan. 4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada guru, untuk melakukan pengkajian lebih dalam terhadap permasalahan-permasalahan yang dibahas. 5. Berlatih mengembangkan cara berpikir logis untuk menganalisis masalah yang dihadapi. 6. Siswa menentukan jawaban dengan mengikuti langkah-langkah yang telah direncanakan. 7. Mengecek tingkat kebenaran jawaban yang dibuat. 8. Memilih/menentukan jawaban yang paling tepat. 9. Mengkomunikasikan hasil yang diperoleh selama diskusi bersama temannya secara berdua. 10. Mengamati pendalaman oleh guru tentang cara-cara formal matematika sesuai tujuan pembelajaran. Penutup Membuat ringkasan.
No. Item
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11
12
21
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Lembar Observasi Kegiatan Guru Indikator Pendahuluan 1. Menyampaikan salam dan mengecek kehadiran siswa. 2. Mengarahkan peserta didik mencermati materi serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Menggali dan mengingatkan kembali pengetahuan awal peserta didik mengenai materi pembelajaran. Kegiatan Inti 4. Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok. 5. Membangkitkan motivasi dan membangun keyakinan diri siswa dalam memecahkan masalah. 6. Membimbing siswa membuat daftar hal yang telah diketahui dan tidak diketahui dalam suatu permasalahan. 7. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing untuk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yang dihadapi. 8. Membimbing mengembangkan cara berpikir logis siswa untuk menganalisis masalah. 9. Membimbing siswa secara sistematis untuk memperkirakan jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 10. Membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat. 11. Melakukan kegiatan refleksi dan mengarahkan siswa membuat kesimpulan terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan. 12. Mengarahkan siswa untuk mengkomunikasikan hasil yang diperoleh selama diskusi bersama temannya secara berdua. 13. Memberikan pendalaman tentang cara-cara formal sesuai tujuan pembelajaran. Penutup Membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk membuat ringkasan. Melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang telah terlaksana. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
b.
No. Item
1 2 3
4 5 6 7
8 9
10 11
12 13
14 15 16
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Tes kemampuan pemecahan masalah dikerjakan secara individu. Materi
pada siklus I tentang rumus trigonometri cos( + ) dan materi rumus trigonometri
cos( − ).
22
Berikut disajikan rubrik penskoran tes pemecahan masalah siswa pada Tabel 3.4. Teknik penskoran yang digunakan diadaptasi dari rubrik tes pemecahan masalah Polya yang sudah dimodifikasi oleh Sudiarta (2013). Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Tahapan
Skor
2 Memahami masalah
1 0 4
Membuat rencana penyelesaian masalah
2 1 0 3
Melaksanakan rencana penyelesaian masalah
2 1 0 1
Mengecek kembali 0
Karakteristik Menuliskan kembali informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan benar Menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan tapi salah Tidak menuliskan kembali informasi yang diketahui dan ditanyakan Membuat gambar/sketsa/grafik/tabel/simbol dan dalil/aturan/teorema dan keduanya benar Membuat tabel/sketsa/grafik/tabel/simbol tapi masih salah sedangkan dalil/aturan/teorema benar atau sebaliknya Membuat gambar/sketsa/grafik/tabel/simbol dan dalil/aturan/teorema tapi keduanya salah Tidak membuat gambar/sketsa/grafik/tabel /simbol dan dalil/aturan/teorema Melakukan perhitungan sesuai rencana yang benar dan mendapatkan hasil yang benar Melakukan perhitungan sesuai dengan rencana yang benar namun hasilnya salah Melakukan perhitungan tidak sesuai rencana yang benar Tidak melakukan perhitungan Melakukan penarikan kesimpulan dengan baik dan benar Melakukan penarikan kesimpulan tapi masih salah atau tak melakukan penarikan kesimpulan
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a) Metode Observasi Lembar pengamatan yang digunakan dalam penelitian adalah lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan performansi guru. Lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk mengamati dan memperoleh data tentang keterampilan pemecahan masalah saat pembelajaran berlangsung. Pada
23
lembar aktivitas siswa, data bersumber dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. b) Metode Tes Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa. Tes tertulis berbentuk uraian diberikan pada setiap akhir siklus. Tes yang dibuat mengacu pada langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah sis wa yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali. 3.7 Teknik Analisis Data
a) Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Kriteria penilaian aktivitas belajar menggunakan skala Lickert dengan masing-masing 5 pilihan yaitu sangat tinggi (skor 5), tinggi (skor 4), cukup tinggi (skor 3), rendah (skor 2), dan sangat rendah (skor 1). Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menentukan rata-ratanya
̅ ) dengan rumus berikut. (
∑=
Keterangan:
̅
= Rata-rata skor aktivitas belajar siswa
= Jumlah skor aktivitas belajar siswa
= Banyaknya siswa
Selanjutnya data mengenai aktivitas belajar siswa dianalisis berdasarkan
̅ ), mean ideal ( ), dan standar deviasi ideal ( ) ditentukan rata-rata skor ( dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Kriteria Penggolongan Aktivitas Belajar Rentang Skor ̅ ≥ + 1,8 + 0,6 ≤ ̅ < + 1,8 − 0,6 ≤ ̅ < + 0,6 − 1,8 ≤ ̅ < − 0,6 ̅ < − 1,8
Katagori
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik (diadopsi dari Candiasa, 2010b)
24
Skor maksimum ideal dalam aktivitas belajar adalah 60 dan skor minimum idealnya adalah 12 sehingga, Mean Ideal ( )
1 2
(Skor maksimum + Skor minimum) = 36
Standar Deviasi Ideal ( )
1 6
( Skor maksimum - Skor minimum) = 8
Oleh karena itu, data mengenai aktivitas belajar siswa akan digolongkan dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Penggolongan Aktivitas Belajar Setelah Dimodifikasi Rentang Skor ̅ ≥ 50,4 ̅ < 50,4 40,8 ≤ ̅ < 40,8 31,2 ≤ ̅ < 31,2 21,6 ≤ ̅ < 21,8
Katagori
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik (dimodifikasi dari Candiasa, 2010b)
dengan adalah rata-rata skor aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini diharapkan aktivitas belajar siswa minimal mencapai katagori baik. b) Analisis Data Kegiatan Guru Kriteria penilaian kegiatan guru menggunakan skala Lickert dengan masing-masing 5 pilihan yaitu sangat tinggi (skor 5), tinggi (skor 4), cukup tinggi (skor 3), rendah (skor 2), dan sangat rendah (skor 1). Data kegiatan guru dianalisis dengan menentukan rata-ratanya (̅ ) dengan rumus berikut.
∑=
Keterangan:
̅
= Rata-rata skor kegiatan guru
= Jumlah Skor Kegiatan Guru
= Banyaknya pertemuan
Selanjutnya data mengenai kegiatan guru dianalisis berdasarkan rata-rata skor
(̅), mean ideal ( ), dan standar deviasi ideal ( ) ditentukan dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.7.
25
Tabel 3.7 Kriteria Penggolongan Data Kegiatan Guru Rentang Skor ̅ ≥ + 1,8 + 0,6 ≤ ̅ < + 1,8 − 0,6 ≤ ̅ < + 0,6 − 1,8 ≤ ̅ < − 0,6 ̅ < − 1,8
Katagori
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik (diadopsi dari Candiasa, 2010b)
Skor maksimum ideal dalam kegiatan guru adalah 80 dan skor minimum idealnya adalah 16 sehingga, Mean Ideal ( )
1 2
(Skor maksimum + Skor minimum) = 48
Standar Deviasi Ideal ( )
1 6
( Skor maksimum – Skor minimum) = 10,6
Oleh karena itu, data mengenai kegiatan guru akan digolongkan dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kriteria Penggolongan Data Kegiatan Guru Setelah Dimodifikasi Rentang Skor ̅ ≥ 67,08 ̅ < 67,08 54,36 ≤ ̅ < 54,36 41,64 ≤ ̅ < 41,64 28,92 ≤ ̅ < 28,92
Katagori
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik (dimodifikasi dari Candiasa, 2010b)
dengan adalah rata-rata skor kegiatan guru. Dalam penelitian ini diharapkan kegiatan guru minimal mencapai katagori baik. c) Analisis Data Kemampuan Pemecahan masalah Data kemampuan pemecahan masalah siswa dianalisis dengan menentukan rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah ( ̅) dengan rumus berikut.
∑=
Keterangan:
̅
= Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa
= Skor kemampuan pemecahan masalah siswa
= Banyaknya siswa
26
Selanjutnya data mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa dianalisis berdasarkan rata-rata skor ( ̅), mean ideal ( ), dan standar deviasi ideal ( ) ditentukan dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah Rentang Skor ̅ ≥ + 1,8 + 0,6 ≤ ̅ < + 1,8 − 0,6 ≤ ̅ < + 0,6 − 1,8 ≤ ̅ < − 0,6 ̅ < − 1,8
Katagori
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (diadopsi dari Candiasa, 2010b)
Skor maksimum ideal dalam tes pemecahan masalah adalah 100 dan skor minimum idealnya adalah 0 sehingga, Mean Ideal ( )
1 2
(Skor maksimum + Skor minimum) = 50
Standar Deviasi Ideal ( )
1 6
(Skor maksimum – Skor minimum) =
50 3
Oleh karena itu, data mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa akan digolongkan dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Setelah Dimodifikasi Rentang Skor ̅ ≥ 80 60 ≤ ̅ < 80 40 ≤ ̅ < 60 20 ≤ ̅ < 40 ̅ < 20
Katagori
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (dimodifikasi dari Candiasa, 2010b)
dengan adalah rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa. Selanjutnya, rata-rata ini dinyatakan dalam skala seratus. Dalam penelitian ini diharapkan kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai katagori sangat tinggi. 3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan pemecahan masalah melalui penerapan strategi Quick on The Draw sebagai berikut.
27
1) Rata-rata skor aktivitas belajar siswa minimal berada pada katagori baik. 2) Rata-rata skor kegiatan guru minimal berada pada katagori baik. 3) Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa berada pada katagori sangat tinggi yaitu ≥ 80. 4) Minimal 80 % siswa memperoleh skor kemampuan pemecahan masalah trigonometri ≥ 80. 3.9 Jadwal Penelitian
Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut. Tabel 3.11 Waktu Pelaksanaan Penelitian No
Nama Kegiatan
1. 2.
Menyusun Proposal Menyusun Perangkat Pembelajaran dan Instrumen penelitian
3. 4.
Validasi instrumen Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan refleksi siklus I Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan refleksi siklus II Penyusunan Laporan Pelaporan Hasil Penelitian
5.
6. 7.
Juli
Agustus
September
Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah terlaksana dari bulan AgustusOktober tahun 2018 di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 11 Semarang. Berdasarkan observasi awal, pembelajaran setiap siklus dan sebagaimana yang dimaksud pada metode penelitian dipeorleh hasil sebagai berikut. 4.1.1 Refleksi Awal
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan refleksi awal terhadap siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 11 Semarang yang dilakukan melalui observasi. Dari hasil observasi tersebut diperoleh gambaran awal mengenai pembelajaran matematika yang dialami oleh siswa. Adapun permasalahan permasalahan yang ditemukan pada refleksi awal ini seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah. Berdasarkan hasil refleksi awal diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa kelas XI MIPA 1 sudah tergolong tinggi berdasarkan kriteria penggolongan kemampuan pemecahan masalah matematika hasil modifikasi dari Candiasa (2010) namun ketuntasan klasikalnya baru mencapai 42%. 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I a) Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan untuk pemberian materi dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes siklus. Materi yang dibahas pada siklus I adalah rumus cosinus jumlah dan selisih dua sudut. Sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun, awal pembelajaran guru memberikan apersepsi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam menyampaikan pemahaman mereka terkait materi apersepsi. Tetapi siswa kurang aktif dalam menyampaikan pemahaman mereka karena sebagian siswa lupa dengan materi apersepsi tersebut. Hal ini men yebabkan
28
29
waktu yang dibutuhkan untuk apersepsi melebihi alokasi waktu yang direncanakan. Setelah apersepsi, siswa diinstruksi untuk membentuk sembilan kelompok yang terdiri dari empat orang siswa per kelompok. Guru menyediakan sembilan tumpukan kartu kerja dengan warna berbeda di atas sebuah meja di depan kelas. Setelah guru mengatakan “mulai”, lalu perwakilan masing-masing kelompok maju mengambil kartu kerja nomor 1 kemudian mengerjakan permasalahan pada kartu kerja tersebut bersama anggota kelompoknya dengan menggunakan sumber pembelajaran yang dimiliki siswa. Jika kelompok tersebut sudah selesai mengerjakan maka perwakilan kelompoknya menyetorkan kartu kerja nomor 1 kepada guru. Jika jawabannya benar maka kelompok tersebut boleh mengambil kartu kerja nomor 2. Permasalahan pada kartu kerja berisi penemuan rumus dan soal-soal pemecahan masalah yang disertai langkah-langkah penyelesaiannya menurut Polya. Pada pertemuan pertama, terlihat bahwa siswa sangat antusias berlomba menyelesaikan kartu kerja yang diberikan. Tetapi sebagian siswa belum terbiasa menyelesaikan permasalahan kontekstual sehingga siswa kekurangan waktu untuk menyelesaikan tumpukan kartu kerja tersebut. Pembagian kelompok yang kurang heterogen menyebabkan kelompok yang mempunyai kemampuan kurang cenderung menunggu jawaban dari kelompok yang sudah benar. Selain itu, karena guru hanya diam di depan kelas menunggu kelompok yang menyetorkan kartu kerja maka ada beberapa siswa yang bermain handphone. Pada pertemuan kedua, siswa lebih antusias dalam melaksanakan pembelajaran dengan Strategi Quick on The Draw. Selain itu siswa juga lebih semangat menyelesaikan permasalahan pada kartu kerja, namun kekurangan waktu seperti pada pertemuan pertama tetap terjadi karena siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Guru juga mengalami kesulitan selama memeriksa kartu kerja siswa ketika semua kelompok ke depan menyetorkan kartu kerjanya. Jawaban siswa pada kartu kerja juga belum lengkap sesuai langkah-langkah penyelesaian masalah menurut Polya. b) Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa sebagaimana yang dimaksud pada metode penelitian diperoleh melalui observasi oleh seorang observer pada setiap pembelajaran (data
30
aktivitas belajar terlampir). Tabel 4.1 menunjukkan hasil aktivitas belajar yang diperoleh pada siklus satu. Tabel 4.1 Data Aktivitas Belajar Siklus I Siklus ke-
Pertemuan ke-
2
1 2
Skor Observer 40,03 40,76
40,40
Rata-rata
Berdasarkan hasil di atas diperoleh bahwa rata-rata skor dari aktivitas belajar sis wa adalah 40,40 sehingga tergolong dalam kriteria cukup baik. c) Analisis Data Kegiatan Guru
Kegiatan guru sebagaimana yang dimaksud pada metode penelitian diperoleh melalui observasi oleh seorang observer pada setiap pembelajaran (data kegiatan guru terlampir). Tabel 4.2 menunjukkan hasil kegiatan guru yang diperoleh pada siklus satu. Tabel 4.2 Data Kegiatan Guru Siklus I Siklus ke-
Pertemuan ke-
2
1 2 Rata-rata
Skor Observer 61 64 62,50
Berdasarkan hasil di atas diperoleh bahwa rata-rata skor dari kegiatan guru adalah 62,50 sehingga tergolong dalam kriteria baik. d) Analisis Data Kemampuan Pemecahan Pemecahan Masalah
Data kemampuan pemecahan masalah disajikan selengkapnya pada lampiran. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 47, nilai tertinggi adalah 100, rata-rata nilai tes siklus I adalah 90,61, dan besar ketuntasan klasikal adalah 91,67%. Berdasarkan metode penelitian, skor siswa tergolong sangat tinggi pada tes siklus I dan ketuntasan klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan.
31
e) Refleksi Siklus I
Secara umum pembelajaran belum berjalan maksimal maksima l karena masih banyak kendala yang dialami pada siklus I. Kemampuan pemecahan masalah sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, namun kegiatan aktivitas belajar sis wa masih berada pada katagori cukup baik karena dalam pelaksanaan pembelaja rannya masih belum maksimal. Selama pembelajaran ditemukan permasalahan yang perlu dijadikan pertimbangan untuk perbaikan dalam pelaksanaan siklus berikutnya. Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada siklus I terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang optimal diantaranya yaitu sebagai berikut. 1. Secara umum pembelajaran pada siklus I dengan strategi Quick on The Draw belum dapat berjalan secara optimal karena belum terbiasanya siswa dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual materi trigonometri sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah dari Polya. 2. Siswa kurang bisa memanfaatkan waktu berdiskusi secara efisien untuk menyelesaikan permasalahan pada kartu kerja karena adanya beberapa siswa dari setiap kelompok yang kurang berpartisipasi dalam mengerjakan kartu kerja. 3. Adanya pembagian kelompok yang kurang heterogen sehingga beberapa kelompok terkumpul siswa yang mempunyai kemampuan kognitif lebih dan beberapa kelompok lain terkumpul siswa yang mempunyai kemampuan kognitif kurang. Hal ini menyebabkan kelompok yang anggotanya agak kurang dari segi kemampuan kognitif akan menunggu jawaban kelompok dengan anggota berkemampuan kognitif lebih tinggi. 4. Kurangnya pengawasan dari guru karena terkadang guru sibuk memeriksa kelompok yang menyetorkan kartu kerja. Hal ini menyebabkan beberapa siswa bermain handphone. handphone . 5. Kurangnya manajemen waktu dengan baik sehingga terjadi kekurangan waktu di bagian penutup pembelajaran. Refleksi pembelajaran jarang dilakukan karena kekurangan waktu. Terkadang guru melakukan refleksi bersamaan dengan kuis. Selain refleksi, kegiatan tutor sebaya juga belum optimal dapat dilakukan akibat kekurangan waktu yang terjadi.
32
6. Berdasarkan pengerjaan kartu kerja dan dari hasil akhir tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I, terlihat bahwa siswa belum mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan secara terstruktur, siswa masih melompati beberapa tahapan dalam menyelesaikan soal yang diberikan misalnya tidak membuat rumus yang digunakan. Berdasarkan permasalahan dari kegiatan pembelajaran pada siklus I, maka perlu diadakan upaya untuk memperbaiki proses tindakan pada siklus berikutnya yaitu sebagai berikut. 1. Menegaskan kembali kepada siswa mengenai langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya. Dalam hal ini, guru mengingatkan siswa untuk membuat apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, serta menulis simpulan jawaban yang didapat. 2. Membagi siswa menjadi sembilan kelompok dengan memperhatikan keheterogenan kemampuan siswa. Satu kelompok harus terdapat siswa yang berkemampuan lebih, sedang, dan kurang. Hal ini dapat mendukung mendukung kompetisi kompetisi yang sehat dan mengurangi sifat mudah menyerah dari satu kelompok. 3. Merevisi langkah strategi Quick on The Draw. Draw . Pada siklus I, kelompok yang sudah menyelesaikan dengan benar permasalahan pada kartu kerja 1 langsung melanjutkan mengerjakan permasalahan pada kartu kerja 2 sehingga kelompok pemenang ditentukan dari kelompok tercepat yang dapat menyelesaikan tumpukan kartu kerja. Presentasi hasil dan tutor sebaya dilakukan setelah didapatkan pemenangnya dan dilakukan oleh kelompok yang menang. Langkah tersebut kurang efektif karena menimbulkan kurangnya pengawasan dari guru selama siswa mengerjakan kartu kerja. Pada siklus II dilakukan perbaikan yaitu kartu kerja diselesaikan dan dibahas bertahap. Begitu pula dengan tutor sebaya, dilakukan langsung setiap pembahasan kartu kerja per nomor. 4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II a) Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan untuk pemberian materi dan satu kali
33
pertemuan untuk tes siklus. Materi yang dibahas pada siklus II adalah rumus sinus dan tangen untuk jumlah dan selisih dua sudut. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sama dengan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II dilakukan revisi pada saat mengerjakan kartu kerja. Kartu kerja diselesaikan dan dibahas bertahap. Misalnya untuk kartu kerja nomor 1, semua kelompok mengerjakan lalu kelompok yang sudah selesai mengangkat tangannya. Guru kemudian memeriksa pekerjaan kelompok tersebut. Jika pekerjaannya benar maka kelompok tersebut mendapat poin lalu bertugas mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan bertanggungjawab sebagai tutor yang mengajarkan kelompok yang belum paham. Begitu seterusnya sampai kartu kerja nomor terakhir. Pemenang ditentukan oleh kelompok yang paling banyak dapat mengumpulkan poin. Kegiatan pada siklus II yang sudah diperbaiki dapat memberikan perubahan positif yaitu siswa lebih terkontrol sehingga tidak ada lagi siswa yang bermain handphone. Pembagian kelompok yang heterogen dapat menumbuhkan kemauan setiap anggota kelompok untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi penyelesaian kartu kerja. Penyelesaian setiap permasalahan pada kartu kerja sudah lebih terstruktur dan sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya. Tutor sebaya yang dilakukan siswa juga lebih efektif karena anggota kelompok yang mendapatkan poin pada setiap tahap kartu kerja mampu menjadi tutor untuk membantu anggota kelompok lain yang belum bisa menyelesaikan permasalahan pada kartu kerja. Pada saat kelompok tutor mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, guru memotivasi siswa yang lain agar mengajukan pertanyaan. Ternyata, dengan sistem poin, siswa termotivasi untuk bertanya. Pada siklus II ini masih terjadi kekurangan waktu saat mengajar di kelas. Hal ini disebabkan oleh kegiatan tutor sebaya yang terkadang membutuhkan waktu lebih agar kelompok lain memahami penjelasan dari tutor. b) Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa sebagaimana yang dimaksud pada metode penelitian diperoleh melalui observasi oleh seorang observer pada setiap pembelajaran (data aktivitas belajar terlampir). Tabel 4.3 menunjukkan hasil aktivitas belajar yang diperoleh pada siklus dua.
34
Tabel 4.3 Data Aktivitas Belajar Siklus II Siklus ke-
Pertemuan ke-
2
1 2
Skor Observer 45,44 46,65
46,04
Rata-rata
Berdasarkan hasil di atas diperoleh bahwa rata-rata skor dari aktivitas belajar sis wa adalah 46,04 sehingga tergolong dalam kriteria baik. c) Analisis Data Kegiatan Guru
Kegiatan guru sebagaimana yang dimaksud pada metode penelitian diperoleh melalui observasi oleh seorang observer pada setiap pembelajaran (data kegiatan guru terlampir). Tabel 4.4 menunjukkan hasil aktivitas belajar yang diperoleh pada siklus dua. Tabel 4.4 Data Kegiatan Guru Siklus II Siklus ke-
Pertemuan ke-
2
1 2 Rata-rata
Skor Observer 65 69 67
Berdasarkan hasil di atas diperoleh bahwa rata-rata skor dari kegiatan guru adalah 67 sehingga tergolong dalam kriteria baik. d) Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Data kemampuan pemecahan masalah disajikan selengkapnya pada lampiran. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai terendah pada tes siklus II adalah 60, nilai tertinggi adalah 100, rata-rata nilai tes siklus II adalah 92,11, dan besar ketuntasan klasikal adalah 91,67%. Berdasarkan metode penelitian, skor siswa tergolong sangat tinggi pada tes siklus II dan ketuntasan klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan.
35
e) Refleksi Siklus II
Berdasarkan observasi dan evaluasi pada siklus II diperoleh adanya peningkatan. Peningkatan yang dimaksudkan adalah peningkatan dari segi pembelajaran di kelas dan peningkatan dari segi hasil tes. Kendala-kendala yang ditemui pada siklus satu sudah teratasi melalui pembelajaran pada siklus II. Hal ini diperjelas dengan adanya hasil tes kemampuan pemecahan masalah serta hasil analisis dari aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru. Berikut akan disajikan secara ringkas tentang temuan selama pelaksanaan pembelajaran siklus II. 1. Secara umum pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Siswa terihat sangat bersemangat dan berpartispasi aktif. Kegiatan diskusi kelompok telah berlangsung secara aktif dan kondusif. 2. Sebagian besar siswa telah memunculkan empat indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu: memahami masalah, merencanakan, menjawab dan memeriksa kembali. Keempat hal tersebut terlihat dari kartu kerja yang telah diisi siswa secara berkelompok dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada tes siklus II yang sudah memenuhi indikator keberhasilan. 3. Sebagian besar siswa telah mampu menerapkan strate gi Quick on The Draw. Hal ini sangat terlihat dari pengerjaan kartu kerja secara berkelompok dalam pembelajaran dan lembar jawaban siswa dalam menjawab soal-soal dari tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus II. 4.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I aktivitas belajar siswa berada pada katagori cukup baik sedangkan pada siklus II sudah terjadi peningkatan yaitu berada pada katagori baik. Kegiatan guru pada siklus I dan siklus II sudah tergolong kriteria baik. Selanjutnya, berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah dari siklus I hingga siklus II, terlihat bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai pemecahan masalah. Rata-rata nilai pada siklus I adalah 90,61 dan pada siklus II adalah 92,11. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 1,5. Hal tersebut juga telah menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah telah berada dalam kategori sangat tinggi, sehingga penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Ketuntasan klasikal pada siklus I dan pada siklus II sebesar
36
91,67% yang menyatakan bahwa ketuntasan klasikalnya sudah memenuhi indikator keberhasilan. Agar lebih mudah dilihat, perhatikan tabel 4.5 dan gambar 4.1 berikut. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Data Siklus I
Siklus II
Nilai Rata-Rata
90,61
92,11
Nilai Tertinggi
100
100
Nilai Terendah
47
60
91,67%
91,67%
Skor Aktivitas Belajar
40,40
46,04
Skor Kegiatan Guru
62,50
67
Ketuntasan Klasikal
NILAI PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI SISWA 120 100 100
100
90.61 92.11
80 60 60
47
40 20 0 Nilai Rata-Rata
Nilai Tertinggi Siklus I
Nilai Terendah
Siklus II
Gambar 4.1 Rekapan Nilai Pemecahan Masalah Trigonometri Siswa Terjadinya peningkatan kemampuan pemecahan masalah dapat dilakukan tidak terlepas dari diterapkannya strategi Quick on The Draw. Penerapan strategi Quick on The Draw dapat menarik minat siswa untuk belajar matematika khususnya materi trigonometri. Desain permainan yang menonjolkan kecepatan mengerjakan soal pada kartu kerja, membuat siswa sangat antusias memecahkan permasalahan yang terdapat pada kartu kerja tersebut. Walaupun siswa saling berlomba
37
mengerjakan permasalahan pada kartu kerja tetapi siswa tetap harus memperhati kan ketepatan langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut. Pada kartu kerja sudah didesain pemecahan masalah sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya yaitu mulai dari menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal, membuat rumus yang akan digunakan atau membuat sketsa permasalahan yang digambarkan pada soal, lalu siswa menyelesaikan permasalahan sesuai rencana penyelesaian yang telah ditentukan, dan yang terakhir siswa memeriksa kembali jawabannya lalu menuliskan simpulan yang didapatkan dari penyelesaian permasalahan yang dilakukan sebelumnya. Penerapan langkahlangkah penyelesaian masalah menurut Polya dapat melatih siswa untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan lebih terstruktur. Tutor sebaya yang merupakan serangkaian dari strategi Quick on The Draw sangat memberikan pengaruh pada meningkatnya kemampuan pemecahan masalah siswa. Kelompok yang belum paham dengan penyelesaian permasalahan pada kartu kerja akan lebih mudah memahaminya jika dijelaskan oleh teman yang sudah memahami penyelesaian permasalahan tersebut. Siswa yang menjadi tutor adalah siswa yang mendapatkan poin yaitu siswa yang kelompoknya paling cepat dapat menyelesaikan dengan tepat permasalahan pada kartu kerja. Adanya tutor sebaya ini dapat membuat setiap siswa lebih memahami materi trigonometri yang dibahas pada pertemuan tersebut. Peran guru dalam pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai fasilitator dan pembimbing, yaitu menyediakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya pembelajaran. Guru melakukan konfirmasi pada setiap presentasi yang dilakukan oleh kelompok pemenang. Jika terjadi miskonsepsi maka guru menegaskan kembali konsep yang benar. Setelah selesai mengerjakan kartu kerja, guru membimbing siswa untuk merangkum materi pembelajaran pada pertemuan tersebut. Pembuatan rangkuman bertujuan agar siswa mempunyai catatan dari materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut. Guru juga memberikan hadiah berupa bolpoin kepada kelompok pemenang sebagai motivasi bagi siswa. Pada siklus pertama nilai kemampuan pemecahan masalah siswa sudah mencapai indikator keberhasilan. Tetapi tetap dilanjutkan ke siklus II karena skor aktivitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan. Berdasarkan hasil
38
penerapan refleksi pada siklus I, maka pada siklus II semua indikator keberhasilan tercapai. Penelitian dilaksanakan sampai pada siklus II karena pada siklus II sudah tercapai semua indikator keberhasilan. Peningkatan nilai siswa terjadi pula pada siklus I jika dibandingkan dengan nilai siswa sebelum diterapkan strategi Quick on The Draw. Tercapainya semua indikator keberhasilan mengindikasikan bahwa penelitian tindakan kelas berhasil. Terdapat hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Putra (2015) melalui penelitian eksperimen yang dilakukan menyimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan strategi Quick on The Draw mempunyai pemahaman konsep matematika lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Jika penelitian yang dilakukan oleh Putra dibandingkan dengan penelitian ini, maka terlihat bahwa kedua penelitian tersebut menggunakan strategi yang sama namun berbeda pada jenis penelitiannya. Penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2015).
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw merupakan pembelajaran yang didesain seperti permainan kecepatan mengerjakan kartu kerja dengan tepat. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan setumpuk kartu kerja yang berisi soal pemecahan masalah materi trigonometri. Kartu kerja dirancang berisi langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya sehingga siswa terlatih menyelesaikan soal pemecahan masalah secara terstruktur. Pemenang ditentukan oleh kelompok tercepat yang dapat menyelesaikan kartu kerja atau kelompok yang mampu mengumpulkan poin terbanyak. Kelompok yang menang bertugas mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan sebagai tutor yang membantu kelompok yang belum mampu menyelesaikan permasalahan pada kartu kerja dengan tepat. Kelompok pemenang diberikan hadiah oleh guru sebagai apresiasi dan motivasi untuk belajar lebih giat lagi. 2. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Quick on The Draw dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah trigonometri siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 11 Semarang. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dari nilai 90,61 menjadi 92,11. Rata-rata nilai pemecahan masalah trigonometri siswa dan ketuntasan klasikal sebesar 96,67% pada setiap siklus menunjukkan keduanya sudah mencapai indikator keberhasilan. Selain berdasarkan atas rata-rata nilai pemecahan masalah trigonometri siswa, tercapainya keberhasilan dari penelitian
39
40
ini ditunjukkan pula oleh skor aktivitas belajar siswa dan skor kegiatan guru yang sudah berada pada katagori baik. 5.2 Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1.
Sebagai inovasi dalam pembelajaran matematika, strategi Quick on The Draw dapat dipertimbangkan untuk diterapkan sehingga pembelajaran matematika berlangsung secara lebih bermakna dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
2.
Bagi pembaca yang berminat untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan strategi Quick on The Draw diharapkan agar memperhatikan permasalahan yang dialami selama pelaksanaan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Candiasa, I M. 2010b. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS . Singaraja: Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha. Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indeks. Mahmudi. 2015. “Efektivitas Strategi Metakognitif dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sleman”. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia pada http://eprints.uny.ac.id/ 22740/2/bab%20ii.pdf. (diakses tanggal 19 Maret 2018). OECD. (2013). “Creative Problem Solving: Student Skills In Teaching Real-Life Problems-Volume V ”. Tersedia pada https://www.oecd.org/pisa/ pisaproducts/PISA%202012%20framework%20e-book_final.pdf. (diakses tanggal 24 Maret 2018). OECD. (2016). “ PISA 2015 Result in Focus”. Tersedia pada https://www.oecd.org/pisa/pisa2015-results-in-focus.pdf. (diakses tanggal 25 Maret 2018). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika , 2006. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, 2007. Jakarta. Polya, G. 1957. How To Solve It. A New Aspect of Mathematical Method . New Jersey: Princeton University Press. Putra, Sentana I W. 2015. “Pengaruh Penerapan Strategi Quick on The Draw Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI MIPA SMAN 1 Amlapura”. E-journal Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3, Nomor 1. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
41
42
Sudiarta, I.G.P. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Ikrar Berorientasi Kearifan Lokal Dan Kecerdasan Logis Matematis terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Tersedia pada http://fmipa.um.ac.id/ index.php/component/attachments/download/154.html. (diakses tanggal 20 Maret 2018). Ultriandi. 2013. “Pengaruh Penerapan Strategi Quick on The Draw Terhadap Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs 02 Muhammadiyah Pekanbaru”. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengkodean Subjek Penelitian NAMA SISWA
KODE
ADE SYIFA AULIA
1
ALEM EVAN JAVIER PANGAU
2
ANISYA PRAMESTI YAHYA
3
ARDYANSYAH PUTRA RIDWAN
4
AYU WANDA CANDRASA HAQ CZARVITO OSCAR AKSANA
5 6
DAMAR RISKY BAHRELSI
7
DANENDRA IDDO ABHISTA
8
DIAN CAHYA PRATIWI
9
DIVA FADHILA AZZAHRA
10
EKA PUTRI ARDIANINGRUM
11
EMA CALLUELLA HERMINA
12
FA'IZA ANDHIENA CHILOMITA
13
FAJRIN NAJMA AZIZY
14
FARREL RAZAN AL ZAYYAN
15
FINI WASISTHA WINDRIYASTUTI
16
GASITA FEBY PRAMISTA
17
GYSCHA NOVRIEZA RAMADHANI
18
HAIDAR HILMY ANDANA
19
IFFADILA SELVY IRVANA
20
ILMA MULIASARI RAMADHANINGRUM
21
JULIA KARINTANIA
22
MUHAMMAD INSANUL HAQ
23
MUHAMMAD RIFQI HANIF AMRULLAH
24
MUTIARA GITA SAPUTRI
25
NABILA ALYA ALFITA
26
NAUFAL QOSIM HARYAMTO
27
RAFLY KURNIAWAN
28
RIDHO ALI SYAHPUTRA
29
RIO FERNANDO
30
TALITHA FARATSANY SUDJARWO
31
TEGAR AGUSTA WIBAWA
32
VANI RISTIANA
33
WISNU WAHYU PAMUNGKAS
34
YOSIANO KRISNANTO
35
ZARIFA NUR AZIZAH PERMATA SARI
36
Lampiran 2. Hasil Analisis Data Data Observer Pertemuan ke-1 Siklus ke-1 No. Item
Kode Siswa
Skor
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
39
2
3
3
3
3
4
2
4
3
4
2
4
4
39
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
4
3
4
36
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
38
5
4
3
4
4
4
4
3
4
4
2
2
4
42
6
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
36
7
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
38
8
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
39
9
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
38
10
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
39
11
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
46
12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
37
13
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
36
14
3
2
3
3
2
2
3
3
4
4
3
4
36
15
3
3
3
3
3
2
4
3
2
3
3
4
36
16
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
37
17
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
38
18
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
4
39
19
3
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
43
20
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
5
4
44
21
4
3
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
43
22
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
4
4
36
23
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
4
38
24
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
37
25
3
3
3
4
4
3
3
4
4
2
4
4
41
26
3
3
4
2
3
4
3
4
3
3
4
4
40
27
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
4
4
34
28
3
3
3
4
4
3
2
3
4
2
3
4
38
29
3
3
4
3
3
2
3
4
2
3
3
4
37
30
3
3
3
4
4
4
4
3
2
4
3
4
41
31
3
3
4
4
3
3
3
4
2
2
3
4
38
32
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
4
4
38
33
3
3
3
3
3
2
2
3
3
4
4
4
37
34
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
4
38
35
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
25
36
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
24
TS
106
101
108
109
107
104
98
111
105
107
121
135
1361
RS
3.12
2.97
3.18
3.21
3.15
3.06
2.88
3.26
3.09
3.15
3.56
3.97
40.03
Data Observer Per temuan ke-2 Siklus ke-1 No.Item
Kode Siswa
Skor
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
40
2
2
2
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
40
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
41
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
40
5
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
42
6
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
41
7
3
4
4
5
3
3
4
3
3
4
3
3
42
8
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
42
9
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
37
10
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
42
11
5
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
43
12
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
37
13
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
38
14
4
3
4
3
3
4
2
3
3
3
4
3
39
15
4
3
3
3
4
3
4
3
5
4
4
4
44
16
3
3
4
4
3
2
5
3
3
3
3
3
39
17
4
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
4
38
18
3
3
3
3
3
3
4
3
2
4
4
4
39
19
3
2
2
4
3
2
4
3
3
3
4
3
36
20
3
3
3
2
2
3
2
2
3
4
3
4
34
21
4
3
4
3
2
4
3
4
2
4
3
3
39
22
3
4
3
2
3
3
3
2
3
3
4
4
37
23
4
3
3
4
3
3
2
2
2
3
4
4
37
24
3
3
4
3
3
3
2
2
3
4
3
4
37
25
2
3
3
4
4
3
2
3
2
5
4
4
39
26
2
4
3
3
4
3
2
3
4
4
3
4
39
27
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
35
28
4
4
3
4
3
3
2
2
4
3
3
3
38
29
3
3
3
3
4
3
2
4
3
3
3
4
38
30
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
39
31
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
39
32
4
3
4
2
3
3
3
4
3
4
3
4
40
33
2
2
2
3
4
3
2
2
2
2
3
1
28
34
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
27
35
4
2
2
3
4
3
3
3
3
3
4
5
39
36
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
41
TS
117
109
116
114
117
114
110
110
110
123
121
125
1386
RS
3.44
3.21
3.41
3.35
3.44
3.35
3.24
3.24
3.24
3.62
3.56
3.68
40.76
Data Observer Pe rtemuan ke-1 Siklus ke-2 No.Item
Kode Siswa
Skor
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
47
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
47
3
5
4
4
4
4
4
3
5
4
3
4
5
49
4
5
4
3
4
4
3
3
4
4
4
5
4
47
5
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
45
6
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
44
7
4
4
4
5
3
4
4
4
4
3
4
4
47
8
4
4
4
4
4
3
5
3
3
3
3
3
43
9
5
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
45
10
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
47
11
4
4
5
3
3
4
3
3
4
4
4
4
45
12
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
43
13
4
4
3
4
4
3
4
3
3
5
3
4
44
14
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
5
46
15
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
5
46
16
4
4
5
3
4
4
3
4
4
4
5
4
48
17
5
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
49
18
5
4
4
3
3
4
4
3
5
4
4
4
47
19
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
45
20
4
4
4
4
4
3
3
4
5
4
4
4
47
21
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
44
22
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
5
47
23
4
4
3
5
4
4
3
3
3
4
4
4
45
24
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
43
25
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
44
26
5
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
46
27
5
4
5
4
3
4
4
3
4
3
4
4
47
28
5
4
5
4
3
4
3
3
3
3
3
3
43
29
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
43
30
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
44
31
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
42
32
5
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
42
33
5
4
3
5
4
4
4
4
4
3
4
4
48
34
4
4
3
4
4
4
3
4
5
3
3
5
46
TS
146
136
128
127
123
126
122
122
130
121
128
136
1545
RS
4.29
4.00
3.76
3.74
3.62
3.71
3.59
3.59
3.82
3.56
3.76
4.00
45.44
Data Observer Per temuan ke-2 Siklus ke-2 No.Item
Kode Siswa
Skor
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
50
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
3
4
4
4
5
4
4
4
3
3
4
4
3
46
4
4
5
4
4
3
5
3
4
3
3
3
3
44
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
50
6
4
4
3
5
3
3
5
3
5
3
3
4
45
7
4
4
3
4
3
5
5
3
5
4
4
4
48
8
4
5
5
4
3
5
4
3
3
4
4
4
48
9
4
4
4
5
3
5
3
5
3
5
4
3
48
10
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
41
11
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
3
50
12
4
4
4
3
5
4
3
4
3
3
4
3
44
13
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
43
14
4
5
5
4
5
4
5
3
4
4
5
4
52
15
3
3
4
4
4
3
5
4
3
3
5
4
45
16
3
4
4
4
5
4
3
5
4
4
3
4
47
17
5
4
4
4
4
3
4
4
3
3
5
4
47
18
3
4
4
4
5
4
3
3
5
5
5
4
49
19
4
3
5
5
4
4
5
4
4
4
5
4
51
20
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
51
21
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
22
4
3
3
4
5
3
5
3
3
5
4
4
46
23
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
44
24
4
4
4
3
3
4
4
3
5
3
4
4
45
25
4
5
3
5
4
5
5
4
4
4
4
4
51
26
4
4
4
4
4
5
5
3
4
4
4
4
49
27
4
4
4
3
4
3
4
5
3
5
4
4
47
28
4
4
3
4
4
3
4
5
4
4
3
4
46
29
4
3
4
4
4
4
3
3
4
5
4
4
46
30
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
46
31
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
44
32
4
4
3
3
4
3
4
5
3
3
4
4
44
33
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
42
34
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
43
TS
136
130
132
136
133
132
136
125
128
132
137
129
1586
RS
4.00
3.82
3.88
4.00
3.91
3.88
4.00
3.68
3.76
3.88
4.03
3.79
46.65
Rekapan Hasil Tes Siklus
Rekapan Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus ke-
Pertemuan ke-
1
1 2 Rata-Rata
1 2
2
Rata-Rata Rata-Rata Akhir
Skor Observer 40.03 40.76 40.40 45.44 46.65 46.04 43.22
Kode Siswa
Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Siklus 2 Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan No. Item ke 1 ke 2 ke 1 ke 2 Observer Observer Observer Observer 1 1 1 1
Hasil Tes Siklus 1 Siklus 2
1
80
86
2
98
100
3
87
100
4
83
94
5
98
100
6
97
100
7
88
82
8
95
88
9
100
100
10
100
98
11
92
88
12
92
80
13
95
88
14
80
100
15
95
100
16
93
81
17
58
60
1
4
4
4
5
2
3
3
5
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
6
4
4
4
4
18
95
100
7
4
4
4
5
19
83
90
8
3
4
3
4
20
95
100
9
3
4
4
4
21
98
100
10
4
4
4
4
22
72
83
11
5
5
4
5
23
97
100
12
4
4
5
4
13
5
4
5
5
24
95
98
14
3
3
4
4
25
95
94
15
4
5
4
4
26
97
100
16
3
4
3
4
27
95
83
Total skor Rata-rata
61
64
65
69
28
100
100
29
93
100
30
90
92
31
92
100
32
100
100
33
100
100
34
95
95
35
47
66
36
92
70
Total Skor Rata-rata Skor Skor Minimal Skor Maksimal
3262 90.61 47 100
3316 92.11 60 100
62.5
67
Lampiran 3. Perangkat Pembelajaran PTK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok
: SMA Negeri 11 Semarang : Matematika Peminatan : XI/Ganjil : Rumus Sinus Jumlah dan Selisih Dua Sudut : 2 × 45 Menit
Alokasi Waktu
A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong-royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah.
B. Kompetensi Dasar, Nilai Karakter, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar
3.2 Membedakan penggunaan jumlah dan selisih sinus dan cosinus. 4.2 Menyelesaikan permasalahan yang terkait rumus cosinus untuk jumlah dua sudut.
Nilai Karakter
1. Religius 2. Kerjasama
Indikator
3.2.3 Menentukan rumus sinus untuk umlah dua sudut. 3.2.4 Menentukan rumus sinus untuk selisih dua sudut. 4.2.3 Menyelesaikan permasalahan terkait dengan rumus sinus untuk jumlah dua sudut. 4.2.4 Menyelesaikan permasalahan terkait dengan rumus sinus untuk selisih dua sudut.
NB: lampiran perangkat pembelajaran PTK selengkapnya terlampir pada hardcopy PTK.
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Dokumentasi Kegiatan PTK
Pembukaan Pembelajaran
Pengambilan Kartu Identitas
Pengambilan Kartu Kerja
Diskusi Kelompok
Pemeriksaan Hasil Kerja Kelompok
Presentasi Kelompok Pemenang
Tutor Sebaya