CASE REPORT
Polip Serviks
Disusun oleh :
DOUGLAS TIGOR MANGOLOI HUTAHAEAN 1161!"#1
Pe$%i$%in&: 'r( I Gus)i N&ur*h M*'e M*h*r'i*n*+ Sp(OG(
,EPANITERAAN ILMU ,E-IDANAN DAN PEN.A,IT ,ANDUNGAN RUMAH SA,IT UMUM DAERAH TARA,AN ,ALIMANTAN UTARA PERIODE "/ 0E-RUARI "16 2 MEI "16 0A,ULTAS ,EDO,TERAN UNI3ERSITAS ,RISTEN INDONESIA
4A,ARTA
,ATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, case report dengan judul Polip Serviks dapat terselesaikan. Case report ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan stase epaniteraan !lmu ebidanan dan Penyakit andungan pada Program Pendidikan "okter #mum $akultas edokteran #niversitas risten !ndonesia. Penulis menyadari bah%a tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan case report ini. &leh karena itu penulis mengu'apkan terima
kasih kepada(
).
"irektur *umah Sakit #mum "aerah Tarakan, alimantan #tara yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik ebidanan dan Penyakit andungan di *umah Sakit #mum "aerah Tarakan.
+.
dr. ! usti Ngurah Made Mahardiana, Sp.&. selaku dokter pembimbing yang telah menyediakan %aktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan reerat ini.
.
dr. /. *e0naldi, Sp.&. selaku dokter pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam
)
mengikuti kepaniteraan ebidanan dan Penyakit andungan di 1.
*umah Sakit "aerah #mum Tarakan. dr. /j. "e%i Mandang, Sp.& selaku dokter pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan
2.
*umah Sakit "aerah #mum Tarakan. Para sta, seluruh karya%an, dan para bidan serta pera%at yang telah banyak membantu kami dan banyak memberikan saransaran yang berguna bagi penulis dalam menjalani
3.
kepaniteraan di *umah Sakit "aerah Tarakan. &rang tua dan keluarga terdekat yang telah memberikan doa dan semangatnya kepada penulis. 4khir kata, penulis berharap semoga case report ini memba%a manaat bagi pengembangan ilmu.
Tarakan, alimantan #tara 4pril +5)3
Penulis
+
DA0TAR ISI ,ATA PENGANTAR(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((i DA0TAR ISI((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((( iii DA0TAR GAM-AR((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((( v -A- I PENDAHULUAN(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((( ((( 1 -A- II TIN4AUAN PUSTA,A((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((5
4. 4natomi Serviks............................................................................... 6. "e0nisi.............................................................................................2 7. Etiologi8 Pato0siologi........................................................................2 ". Morologi Polip Serviks.....................................................................3 E.
"iagnosis Polip Serviks....................................................................9
$.
"iagnosis 6anding.........................................................................))
. $aktor *esiko..................................................................................)+ /. omplikasi......................................................................................) !.
Penatalaksanaan............................................................................)
:.
Prognosis....................................................................................... )2
-A- III PRESENTASI ,ASUS((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((16
4. !"ENT!T4S P4S!EN..........................................................................)3
6. 4N4MNES4 ;4utoanamnesa<.........................................................)3 7. PEME*!S44N $!S!.......................................................................)9 ". PEME*!S44N PEN#N:4N.............................................................++ E.
"!4N&S!S..................................................................................... +
$.
PEN4T4=4S4N44N.......................................................................+
. $&==&> #P....................................................................................+ -A- III PEM-AHASAN((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((( "! -A- I3 ,ESIMPULAN(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((("2 DA0TAR PUSTA,A(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((( (((( "
DA0TAR GAM-AR
1
ambar +.). 4natomi Serviks................................................................1 ambar +.+. Polip Serviks......................................................................2 ambar +.. ambaran histology polip serviks.....................................? ambar +.1. 4. Polip Endoserviks@ 6. Polip Ektoserviks..........................A ambar +.2. Polip Serviks pada pemeriksaan ultrasonogra0...............))
2
-A- I PENDAHULUAN
Serviks merupakan bagian uterus yang berada di bagian ba%ah, berupa saluran yang menghubungkan uterus dengan vagina. Pada daerah ini seringdidapatkan pola pertumbuhan jaringan abnormal, baik jinak maupun ganas. Salah satu kasus yang dapat ditemukan adalah bentuk polip serviks. Polip serviks merupakan pertumbuhan massa polip atau tumor bertangkai, yang berasal dari permukaan kanal serviks ). Polip serviks tumbuh dari kanal serviks dengan pertumbuhan ke arah vagina. Terdapat berbagai ukuran dan biasanya berbentuk gelembung-gelembung dengan tangkai yang ke'il. Se'ara histopatologi, polipserviks sebagian besar bersiat jinak ;bukan merupakan keganasan< dan dapat terjadi pada seseorang atau kelompok populasi). Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan luar serviks dandisebut sebagai polip ektoserviks. Polip ektoserviks sering diderita oleh %anitayang telah memasuki periode paskamenopause, meskipun dapat pula diderita oleh %anita usia produkti. Prevalensi kasus polip serviks berkisar antara + hingga 2B %anita. Pada %anita premenopause ;di atas usia +5 tahun< dan telah memiliki setidaknya satu anak, pertumbuhan polip sering berasal dari bagian dalam )serviks, atau disebut polip
)
endoserviks. Meskipun pembagian polip serviks menjadi polip ektoserviks dan endoserviks 'ukup praktis untuk menentukan lokasi lesi berdasarkan usia, namun hal itu bukan merupakan ukuran absolut untuk menetapkan letak polip se'ara pasti. Sejumlah prosedur lain tetap harus dilakukan sebelum tindakan bedah dan pengobatan dilakukan),+. Polip serviks memiliki ukuran ke'il, yaitu antara ) hingga + 'm. Namun,ukuran polip dapat melebihi ukuran rata-rata dan disebut polip serviks raksasa bila melebihi diameter 1 'm. Polips serviks berukuran besar jarang ditemukan di populasi dan gambaran mengenai penyakit ini sedikit sekali dibahas dalam literatur-literatur ginekologi. "alam laporan kasus international yang termuat di ME"=!NE, hanya terdapat A kasus yang dilaporkan sepanjang periode )933 C +55+, menggambarkan ke'ilnya angka kejadian tersebut di dunia ),+.
+
-A- II TIN4AUAN PUSTA,A
A( An*)o$i Servi ks
Se'ara anatomi makro, serviks memiliki ukuran diameter antara +,2- 'm dan panjang -2'm.Posisi anatomi serviks normal adalah sedikit angulasi ke ba%ah-depan. "i bagian ba%ah,serviks berhubungan dengan vagina sebagai portio vaginalis dan bagian kanal serviks yang berhubungan dengan vaginadisebut ori0'ium uterina eDternus atau mulut rahim. anal serviks berukuran sekitar A mm. 6agian antara endoserviks dan kavum uteri disebut itsmus dan merupakan bagian dari segmen ba%ah rahim),+. Sirkulasi limatik serviks yang utama meliputi nodus parametrial,obturator, iliaka internal, dan iliaka eksternal. 4liran lime sekunder meliputinodus presakral, iliaka komunis, dan nodus para-aortika. !nnervasi serviks adalah pleDus $rankenhauser, yang merupakan bagian terminal dari pleDus presakral. Serabut sara memasuki segmen ba%ah rahim dan bagian atas serviks membentuk pleksus semisirkuler. askularisasi utama serviks berasal dari 'abang desendens arteri uterina dan 'abang servikal arteri vaginalis. 4liran vena mengikuti pembuluh darah arteri+,.
Se'ara anatomi mikroskopis, stroma servikal terdiri atas 'ampuran serabut 0brous, muskular ;)2B< dan jaringan elastik. Epitel tersusun atas skuamosa di bagian ektoserviks dan kolumnar di bagian endoserviks. "i antara kedua area tersebut, terdapat bentuk peralihan antara epitel di ektoserviks dan endoserviks yang disebut sFuamo'olumnar jun'tion. Pada bagian distal area ini tersusun atas epitel metaplastik sFuamosa yang imatur. Trauma, iritasi kronis, dan ineksi berperan penting terjadinya perkembangan dan maturitas epitel serviks menjadi bentuk neoplastik),+,.
G*$%*r "(1( An*)o$i Serviks "
1
-( De7nisi
Polip serviks adalah tumor jinak berupa adenoma maupun adeno0broma yang tumbuh menonjol dan bertangkai, tumbuh di permukaan mukosa serviks ataupun pada saluran endoserviks dan biasanya menonjol keluar dari mulut serviks ),+.
G*$%*r "("( Poli
Serviks "
8( E)iolo&i9 P*)o7siolo&i
Etiologi dari polip serviks belum diketahui pada beberapa kasus, namun ada beberapa teori yang menspekulasi etiologi polip serviks. Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik okal di daerah serviks, yang merupakan reaksi sekunder dari inGamasi serviks lalu berikutnya akibat
2
stimulasi hormonal seperti estrogen, kongesti pembuluh darah pada 'analis 'ervi'alis. Polip tersusun atas stroma jaringan ikat vaskuler dan dilapisi oleh kolumner, skuamosumkolumner atau epitel skuamosa. ejadian polip sering dihubungkan dengan hiperplasia endometrial, yang menunjukkan adanya keterlibatan aktor estrogen yang berlebihan 1,2. Polip serviks dapat mengakibatkan perdarahan abnormal. Perdarahan dapat terjadi saat jeda antar menstruasi, setelah berhubungan seksual dan setelah menstruasi1.
D( Morolo&i Polip Serviks
Morologi polip serviks biasanya lembut, ber%arna kemerahan dan berbentuk seperti jari. 6iasanya memiliki tangkai yang pendek, namun beberapa dapat memiliki dasar yang lebar. Namun sebagian lainnya dapat memiliki tangkai yang panjang hingga keluar dari 'analis 'ervi'alis. Epitel yang melapisinya biasanya merupakan epitel endoserviks yang pada beberapa kasus dapat pula mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. 6agian ujung polip dapat mengalami nekrosis serta mudah berdarah. Maka dari itu sebenarnya polip harus ditegakkan apakah polip tersebut suatu adenoma, sar'oma botriodes, adenokarsinoma serviks ataupun mioma melalui pemeriksaan histologi' setelah dilakukan pengangkatan1,2. 3
Polip endoserviks biasanya ber%arna merah, dengan ujung seperti nyala api, ragil, dan bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga men'apai lebar 'm dan panjang beberapa 'm ;gambar )<. Polip seringkali tumbuh diendoserviks yang berbatasan dengan ektoserviks, berbasis lebat, dan mengandung jaringan ikat 0brosa. arena sering terjadi ekstravasasi darah ke jaringan, maka sering terjadi perdarahan pada kelainan ini. !n0ltrasi sel-sel radang menyebabkan leukorea2. Polip ektoserviks ber%arna agak pu'at atau merah daging, lunak, dan tumbuh melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio dan jarang sekali menimbulkan perdarahan sebagaimana polip endoserviks atau degenerasi polipoid maligna. Se'ara mikroskopis, jaringan polip ektoserviks lebih banyak mengandung serat 0brosa di banding polip endoserviks. Polip ektoserviks memiliki atau bahkan tidak mengandung kelenjar mukosa. 6agian luar polip ektoserviks dilapisi oleh epitel strati0katum skuamosa2,3.
?
G*$%*r "(5( G*$%*r*n his)olo&; polip
Perubahan sel menjadi ganas dapat terjadi, terutama pada polip ektoserviks yang disertai inGamasi kronik, yang sering menyebabkan nekrosis di bagian ujung polip. !nsidensi degenerasi maligna dari polip ektoserviks diperkirakan kurang dari )B. arsinoma sel skuamosa merupakan yang tersering, meskipunadenokarsinoma juga pernah dilaporkan3. Struktur polip memiliki vaskularisasi yang adekuat, sehingga bila terjadi torsi atau trauma ;saat koitus< dapat terjadi perdarahan. Selain itu, dapat pula terjadi ineksi dan inGamasi yang 'ukup berpotensi meluas ke organ-organ sekitar. arena setiap polip memiliki kemungkinan untuk berdegenerasi maligna, maka pemeriksaan sitologi perlu dilakukan setelah polip dieksisi atau diekstirpasi2,3.
A
-
G*$%*r "(#( A( Polip En'oserviks< -( Polip
A
E( Di*&nosis Po lip Se rviks
"iagnosis polip serviks dibuat dengan 'ara menginspeksi serviks menggunakan spekulum. :ika terdapat perdarahan harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan, terutama keganasan serviks dan endometrium. ejala dari polip serviks biasanya intermenstrual bleeding , post'oital bleeding, leukorea , hipermenorrhea dan tidak terasa nyeri 3,?. ). ejala dan Tanda Polip serviks sering kali tidak bergejala, namun perlu dipertimbangkan bila ternyata terdapat ri%ayat3(
•
=eukorea Perdarahan di luar siklus menstruasi Perdarahan setelah koitus Perdarahan setelah menopause Perdarahan intermenstrual atau paska-koitus dengan
•
hipermenorea merupakan gejala umum untuk polip serviks. Pada kasus inertilitas %anita juga patut dila'ak apakah
• • • •
terdapat adanya peradangan serviks atau polip. Polip serviks tampak sebagai massa ke'il, merah, dan tampak seperti jari yang keluar melalui kanal serviks dan biasanya berukuran panjang )-+ 'm dan diameter 5,2-) 'm. #mumnya, polip ini teraba lunak bila dilakukan pemeriksaan menggunakan jari?.
9
+. Pemeriksaan *adiologi Polip yang terletak jauh di endoserviks dapat dievaluasi melalui pemeriksaan histerosal0ngogra0 atau sonohisterogra0 dengan inus salin. 6iasanya, hasil pemeriksaan ini memberikan hasil yang bermakna dalam mengetahui adanya polip atau kelainan lainnya3.
. Pemeriksaan =aboratorium Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda ineksi dan sering kali ditemukan sel-sel atipik. Pemeriksaan darah dan urin tidak terlalu banyak membantu menegakkan diagnosis3,?.
1. Pemeriksaan husus Polip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui in spe'ulo biasa, tetapi dapat dilakukan pemeriksaan khusus menggunakan spe'ulum endoserviks atau histeroskopi. Seringkali polip endoserviks ditemukan se'ara tidak sengaja pada saat dilakukan pemeriksaan perdarahan abnormal. Pemeriksaan ultrasonogra0 dilakukan untuk menyingkirkan adanya massa atau polip yang tumbuh dari uterus ?.
)5
G*$%*r "(!( Polip Serviks p*'* pe$eriks**n
0( Di*&nosis -*n'in&
Massa polipoid yang tampak tumbuh dari serviks tidak selalu didiagnosis sebagai polip serviks. 4denokarsinoma endometrium atau sarkoma endometrial dapat tumbuh di bagian mulut rahim, dan sering kali kelainan ini menyebabkan perdarahan dan leukorea lebih sering. Pada dasarnya, polip serviks tidak sulit dibedakan dengan bentuk kelainan polipoid lainnya se'ara inspeksi. 6entuk pertumbuhan ulserati dan atipik merupakan 'iri mioma submukosa pedenkel ke'il atau polip endometrial yang tumbuh di bagian ba%ah ))
uterus. 6iasanya kelainan ini menyebabkan dilatasi serviks, dan keluar melalui E menyerupai polip. /asil konsepsi, misalnya desidua, dapat mendorong keluar serviks sehingga menyerupai ?
jaringan polipoid . Mioma geburt merupakan mioma pedunkulata submukosa yang memiliki tangkai. 6ersumber dari rongga rahim dan dapat keluar sampai ke vagina melalui 'analis 'ervi'alis. Sedangkan polip serviks merupakan suatu adenoma ataupun adeno0broma yang berasal dari mukosa endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari E. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endo yang dapat juga mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. 6agian ujung polip dapat mengalami nekrosis sehingga membuatnya mudah berdarah. /al inilah yang membedakannya dari Mioma eburt dimana bagian yang mudah berdarah bukan merupakan ujung mioma tapi merupakan endometrium yang mengalami hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi endometrium di atas mioma submukosa. Selain mioma geburt, Endometrial sar'oma, adeno'ar'inoma, 'ondylomata, submukosa myoma, polypoid 'ar'inoma juga termasuk diagnosis banding pada beberapa kasus3,?,A.
)+
G( 0*k)or Resiko
emungkinan terjadinya polip serviks akan meningkat ketika %anita tersebut menderita?,A( ). "iabetes Mellitus +. aginitits berulang . Servisitis 1. #sia reproduksi terutama usia 15 tahun hingga 25 tahun 2. >anita hamil
H( ,o$plik*si
Polip serviks dapat terineksi, biasanya oleh kelompok Staphylo'o''us, Strepto'o''us, dan jenis patogen lainnya. !neksi serius biasanya terjadi setelah dilakukan instrumentasi medik untuk menegakkan diagnosis atau setelah membuang polip. 4ntibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda a%al ineksi telah tampak. !nisiasi atau eksaserbasi sal0ngitis akut dapat terjadi sebagai konsekuensi polipektomiA.
I( Pen*)*l*ks*n**n
•
"ilakukan ekstirpasi pada tangkainya "ilakukan 'urettage sehingga seluruhnya dapat
•
dikeluarkan /asil pemeriksaan menentukan terapi lebih lanjut
•
)
Sebagian besar polip serviks dapat dihilangkan di poliklinik atau tempat praktik. /al ini karena sebagian besar polip serviks berukuran ke'il. Teknik pembuangan polip serviks yang berukuran ke'il umumnya tidak sulit. 6iasanya dengan 'ara mem0ksasi pedikel menggunakan hemostat atau instrument pem0ksasi lain kemudian memutar pedikel hingga lepas. Perdarahan yang terjadi biasanya sedikit. Polip serviks yang berukuran besar biasanya dilakukan eksisi di ruang operasi. Pada tindakan ini, pasien perlu di anestesi dan selama eksisidilakukan, perdarahan harus dikontrol3,?,A. 6ila serviks lunak dan berdilatasi, sedangkan polip 'ukup besar, maka histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat. Eksplorasi serviks dan kavum uteri menggunakan histeroskop dilakukan untuk mengidenti0kasi adanya polip lain di daerah itu. Seluruh jaringan yang diambil perlu diperiksa se'ara histoP4 untuk menilai se'ara spesi0k apakah massa polipoid berdegenerasi jinak, pre-maligna, atau malignansi. 6ila dari hasil pemeriksaan sekret serviks ditemukan pro0l sel-sel inekti, atau se'ara klinis dan laboratoris mengarah kepada ineksi, maka pemberian antibiotik dianjurkan untuk kasus ini?. Sebelumnya pasien dipuasakan A jam, lalu dipasangi inus glukosa. Pasien diposisikan litotomi, lalu dilakukan pemeriksaan
)1
dalam untuk menentkan besar dan letak uterus serta ada tidaknya kelainan pada uterus dan organ adneksa. Pasien diberikan drip oksitosin )5 !# untuk kontraksi dinding uterus dan men'egah kemungkinan perorasi uterus. Setelah itu pasang spe'ulum sims posterior dan anterior. Pasang tena'ulum pada serviks jam )) dan jam ), lalu lepas spe'ulum anterior, sedangkan spe'ulum posterior dipegang oleh asisten. emudian anastesi lido'ain diinjeksikan pada orniD deDtra dan sinistra sebanyak + ml ;15 mg< yang dien'erkan dalam + ml Na7l. "ilakukan pemuntiran polip dengan menggunakan klem ovarii. Selanjutnya sondase dilakukan untuk mengetahui seberapa panjangnya 'avum uteri dan arahnya anteGeDi ataukah dorsoGeDi. =alu dilakukan dilatasi 'analis 'ervi'alis dengan busi hegar dari nomor yang terke'il namun tidak boleh lebih dari busi nomor )+ pada multipara. =alu kuretasi dilakukan boleh dengan kuret tajam maupun tumpul, searah dengan jarum jamA. Setelah kuretase pasien diberikan terapi berbagai ma'am obat untuk pro0laksis dan pen'egahan perdarahan dan berupa suplemen Hat besi. Yaitu yang pertama amoDi'illin diberikan sebagai pro0laksis. =alu asam meenamat diberikan sebagai analgesi'. Sulas errous diberikan sebagai suplemen Hat besi dan dikombinasikan dengan pemberian vitamin 7 untuk membantu meningkatkan penyerapan Hat besi. Yang terakhir
)2
metergin diberikan agar kontraksi uterus tetap terjaga dan men'egah perdarahanA.
4( Pro&nosis
Pengangkatan polip merupakan tindakan yang 'ukup kurati, biasanya keluhan sudah dapat teratasi sepenuhnya, namun tetap harus di%aspadai jika sebelumnya polip sudah terineksi terlebih dahulu karena bisa menjadi salpingitis ?,A.
-A- III PRESENTASI ,ASUS
)3
A( IDENTITAS PASIEN
No*M
(51.)3.91
Nama
(Ny.*
#mur 4lamat
()tahun ( :uata erikil *T 5) No. !!, Tarakan
4gama
(!slam
Pendidikan
( SM4
Pekerjaan Paritas
( !bu *umah Tangga (P )45
Masuk *S
( +9 Maret +5)3 Pukul )+.55 >!T4
Tanggal Periksa
( +9 Maret +5)3
4sal Pasien
( Poli &bsgyn
-( ANAMNESA =Au)o*n*$nes*> ,eluh*n U)*$* :
Perdarahan setelah berhubungan seksual ,eluh*n T*$%*h*n
:
Perut ba%ah terasa tidak nyaman.
Ri?*;*) Pen;*ki) Sek*r*n& :
Seorang pasien berusia ) tahun datang melalui poli obsgyn *S#" Tarakan dengan keluhan perdarahan setelah berhubungan
)?
seksual. Keluhan sudah dirasakan sejak sekitar 3 bulan yang lalu. Biasanya setelah berhubungan seksual, keluar darah segar berwarana merah terang dari liang kemaluan. Awalnya, pasien berpikir keluar darah dari kemaluannya akibat trauma ringan seperti lecet. Namun setelah berhubungan seksual yang berikut-berikutnya, keluhan perdarahan selalu ada dan semakin parah. Pasien juga merasakan rasa tidak nyaman sampai nyeri perut bawah yang menjalar hingga selangkangan. Keluhan ketidaknyamanan tersebut muncul kurang lebih 3 minggu yang lalu. Sekitar minggu yang lalu mulai timbul !lek berwarna kec"klatan setiap hari. Pasien juga mengatakan bahwa, sepertinya ada benj"lan dari dalam kemaluan. Pada saat pasien haid darah yang keluar sangat banyak seperti banjir sehingga setiap hari pasien harus mengganti s"!te#-nya sebanyak $#. Pasien sudah pernah ber"bat di p"liklinik dan diberi "bat minum %lupa nama "batnya& tetapi tidak ada perbaikan. Saat ini pasien tidak sedang hamil. Pasien mengaku ini pertama kalinya seperti ini. Pasien dan suami tidak pernah menderita penyakit kelamin dan tidak pernah berhubungan intim dengan "rang lain.
Ri?*;*) H*i'
/aid pertama umur
( )+ tahun
Siklus /aid
( teratur
=ama /aid
( 1-2 hari
6anyaknya
( Sebelum keluhan, +- pembalut ( Sesudah keluhan 1 pembalut
Sakit saathaid /aid bulan terakhir T*n&&*l ?-)+
-ul*n )
( ;-< ( T*hun +5)3
)A
L*$*n;* hari 2
-*n;*kn;* pembalut
9-) 9-)3
+
+5)3 +5)3
hari 2 hari ?
pembalut pembalut 1
Ri?*;*) Perk*?in*n :
Menikah :ika Menikah
( )D
=ama Perka%inan yang terakhir ( 2 tahun
Ri?*;*) O%s)e)ri:
! I 1th, +55, spontan, aterm
Ri?*;*) Ginekolo&i
*i%ayat keguguran ( ;-< *i%ayat 4kseptor 6 ( Pil 6 bulan *i%ayat pemeriksaan #S ( ;J< *i%ayat &perasi ;S7, 'uretage, dll< ( =aparotomi atas indikasi kista ovari ;+5)<
Ri?*;*) Pen;*ki) D*hulu (.
*i%ayatalergi84sma
(disangkal
*i%ayat gangguan mentruasi
( disangkal
*i%ayat perdarahan selama kehamilan
( disangkal
*i%ayat keputihan
( disangkal
*i%ayat penyakit menular seksual
( disangkal
)9
*i%ayat Penyakit paru-paru, Tekanan "arah Tinggi ;/ipertensi<, "M (disangkal
Ri?*;*) Pen;*ki) ,elu*r&* ( *i%ayat Penyakit paru-paru ( disangkal
*i%ayat Penyakit :antung
( disangkal
*i%ayat Tekanan "arah Tinggi ;/ipertensi< *i%ayat Penyakit gula ;"M< *i%ayat 4sma
( disangkal
( disangkal
( disangkal
8( PEMERI,SAAN 0ISI , 1(
S)*)usGener*lis
•
eadaan umum
( Tampak sakit sedang
•
esadaran
( omposmentis
•
italsign T K )+58A5 NKA5D8mnt T6 K )25 7m
(
S K 3, 57 *K)3D8mnt 66 K 3)kg
•
epala ( Normo'hepali, rambut hitam, panjang, tidak
•
mudah di'abut. Mata ( 7onjungtiva anemis ;-8-<, sklera ikterik ;-8-<, oedem
• •
palpebra ;-8-<. /idung( 7avum nasi lapang, deviasi septum ;-<, sekret ;-< Telinga (=iang telinga lapang, serumen ;-<, sekret ;-< +5
•
igi ( gigi lengkap, karies ;-< =eher ( :P tidak meningkat, tidak ada pembesaran
•
kelenjar . Thoraks
•
:antung ( !nspeksi, !'tus 'ordis tidak tampak Palpasi, !'tus 'ordis kuat angkat Perkusi, redup ;J< 4uskultasi, bunyi jantung ! dan !! reguler, murmur ;-<, gallop ;-< Pulmo ( !nspeksi, pergerakkan dinding dada simetris, retraksi ;-< Palpasi, vokal remitus ka K ki Perkusi, sonor seluruh lapang paru 4uskultasi, suara dasar ( vesikuler J8J, ronkhi ;-<, %heeHing ;-< •
•
4bdomen ( !nspeksi, perut tampak datar 4uskultasi, bising usus 2D8menit Perkusi, timpani, nyeri ketok ;-< Palpasi, nyeri tekan ;J<, nyeri lepas ;-< Ekstremitas( oedem - 8 -, dan varises - 8 -, turgor kulit normal, 'apillary re0llL+.
"( S)*)usGinekolo&i *( Pe$eriks**n Lu*r Muka ( Simetris Payudara ( *etraksi ;-<, massa ;-<, dis'harge ;-<,
%arna sama dengan sekitar +)
4bdomen !nspeksi -
-
: Perut simetris, tidak tampak luka bekas
operasi, tak tampak striae. Palpasi : 4bdomen supel, nyeri tekan ;-<, massa tumor ;-<. undus uteri tak teraba, nyeri tekan
suprapubika ;J< - Perkusi ( timpani 4uskultasi : peristaltik ;J<, bising usus 2D8menit enitalia Eksterna "istribusi rambut pubis ( merata $luksus ( ;J< $luor ;-<( %( Pe$eriks**n D*l*$ =Inspekulo> -
-
-
-
0luksus
: ;J<
0luor
: ;-< : massa ;-<, hiperemis ;-<, nyeri tekan ;-<
3ulv* 3*&in*
: dis'harge ;-<
Por)io
: terlihat livide, terlihat massa keluar
5,2D5,2D)'m dari E sebagai pertumbuhan yang tumpul, dan pu'at.
D( PEMERI,SAAN PENUN4ANG
=aboratorium /ematologi (
ol. "arah ( &
Eritrosit
( 1.2 juta8ul
/b
( )+.5gB ;normal< ++
=eukosit
( 9.1 ribu8mm ;normal<
Trombosit
( 92 ribu8ul ;normal<
/ematokrit ( 2.B ;normal<
6t
();normal<
7t
(5;normal<
"S
(?5mg8dl
#S (
G*$%*r 5(1( H*sil Pe$eriks**n USG N ( R(
E(
DIAGNOSIS
Polip serviks pada P )45
+
0(
PENATALA,SANAAN
Pro uretase
G(
0OLLOU@ P
"/ M*re) "16
S( Perut ba%ah terasa tidak nyaman &(
#
( baik, 'omposmetis
T"
( )158)55 mm/g
N
( A+D8menit
S
(3O7
**
( +5D8menit
4( Polip Serviks pada P)45 P( *en'ana kuretase
5 M*re) "16 4*$ /(1!
"ilakukan kuretase =aporan kuretase( •
Pasien litotomi, dilakukan toilet vulva vagina dengan iodine, pasang duk steril.
•
Spekulum sims posterior anterior dipasang, servik ditampilkan.
+1
•
Tena'ulum dipasang pada servik bagian anterior ;pukul )) dan 5)<, spe'ulum sims anterior dilepas.
•
"ilakukan injeksi lidokain +B 1'' ;dien'erkan )()< pada para servikal.
•
"ilakukan sondase uterus anteGeksi ? 'm.
•
"ilakukan pemuntiran polip dan kuretase iringan 8 sisa polip dengan sendok kuretase tajam no.+ sampai kesan bersih.
•
eluar jaringan ) '' dan darah ) ''.
•
Tenakulum dilepas, kontrol perdarahan, spe'ulum sims posterior dilepas.
•
Pemuntiran dan kuretase polip selesai.
•
Tampon vagina ;-<, dan diberi inj. Methergin + amp8!
5 M*re) "16
S ( eluhan berkurang, keluar sedikit Gek dari kemaluan. &(
#( 6aik, 'omposmentis, konjungtiva tidak anemi T"( ))58?5 mm/g
**( A1D8menit
N(+1D8menit
S(3,)O7
4 ( post ekstirpasi dan kuretase iringan atas indikasi polip serviks P(
!$" *= +5 tpm 4moksisilin D255 mg
+2
4sam meenamat D) tab PlasmineD D) tab
-A- III PEM-AHASAN
"iagnosis polip pada kasus ini diketahui ketika pasien melakukan pemeriksaan inspekulo Pada pemeriksaan ditemukan adanya massa yang keluar dari 'analis servi'alis. emudian dari anamnesis didapatkan ri%ayat perdarahan abnormal, perdarahan yang banyak saat menstruasi, perdarahan pas'a berhubungan seksual, serta nyeri pada bagian perut ba%ah dan alat genital. Pasien pernah merasa sakit setelah hubungan seksual. =alu, setelah di #S meunjukkan gambaran polip serviks. Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik okal di daerah serviks, yang merupakan reaksi sekunder dari inGamasi serviks lalu berikutnya akibat stimulasi hormonal seperti estrogen, serta kongesti pembuluh darah pada 'analis 'ervi'alis. Timbulnya polip belum dapat dijelaskan se'ara pasti, namun jika menghubungkan dengan teori yang dibahas pada bab sebelumnya, kemungkinan timbulnya polip ada hubungannya dengan ri%ayat pemakaian kontrasepsi, karena
+3
ungsi alat kontrasepsi tersebut memang untuk mengganggu konsepsi, dan tidak menutup kemungkinan terjadi inGamasi %alaupun dalam derajat yang ke'il. emudian obesitas sebagai salah satu a'tor risiko. Namun hal tersebut bukan suatu kepastian karena penyebab polip itu sendiri masih belum dapat dipastikan dan pasien memiliki aktor resiko lainnya seperti usia. Prognosis polip sendiri 'enderung baik setelah dilakukan pengangkatan dengan metode pemuntiran yang dilanjutkan dengan kuretase. Seharusnya setelah dilakukan pengangkatan jaringan yang diangkat diperiksa se'ara histologi karena meskipun ke'il tetap ada kemungkinan polip merupakan keganasan sekitar )B. Setelah kuretase pasien diberikan terapi berbagai ma'am obat untuk pro0laksis dan pen'egahan perdarahan dan berupa suplemen Hat besi. Yaitu yang pertama amoDi'illin diberikan sebagai pro0laksis. =alu asam meenamat diberikan sebagai analgesi'. PlasmineD diberikan sebagai hemostatika agar me'egah terjadinya perdarahan.
+?
-A- I3 ,ESIMPULAN
).
"iagnosis pada pasien ini adalah polip serviks.
+.
Polip serviks sering timbul tanpa gejala klinis seperti perdarahan di luar siklus menstruasi, perdarahan pas'a berhubungan seDual, keputihan, serta nyeri pada bagian perut ba%ah dan alat genital, sehingga penegakan diagnosis didapatkan dengan melakukan inspekulo.
.
Pada inspekulo sering didapatkan( terlihat massa keluar dari E sebagai pertumbuhan yang tumpul,pu'at, dan rapuh ;mudah berdarah<.
1.
Penanganan pada polip serviks adalah dilakukan ekstirpasi atau pemuntiran polip dan diikuti kuretase iringan untuk membersihkan sisa-sisa polip dari serviks.
2.
Setelah dilakukan pengangkatan jaringan yang diangkat diperiksa se'ara histologi karena meskipun ke'il tetap ada kemungkinan polip merupakan keganasan sekitar )B.
+A
3.
+9
DA0TAR PUSTA,A
). 4'hadiat, 7 M. +551. Prosedur Tetap &bstetri dan inekologi. E7. :akarta +. 6u'ella ", $rQdQri' 6, NoRl :7. iant 'ervi'al polyp( a 'ase report andrevie% o a rare entity. 4r'h yne'ol &bstet +55A@+?A;<(+92-A . 7unningham., et al. +552. &bstetri >illiams.Ed +). 4lih bahasa, /artono 4, et al. E7. :akarta. 1. Mer'k Manual Proessional. 6enign yne'ologi' =ession( 7ervi'al Polyp.yne'ology and &bstersi's, +55A. 2. Mo'htar, *. )99A. Sinopsis &bstetri $isiologi &bstetri Patologi, Ed +. E7. :akarta. 3. N/S $oundation Trust. 7ervi'al Polyp. "on'aster and 6assetla% /ospital yne'ology +55+. ?. >iknjosastro, /., et al. +55?. !lmu ebidanan, Ed ketiga. Yayasan 6ina Pustaka Sar%ono Pra%irohardjo. :akarta. "irk 7, Yves v6, uido , avier dM, Edgar dM, *udi 7. /ysteros'opi'0nding in patients %ith a 'ervi'al polyp. 4m :
,5m
&bstet yne'ol )99@)39;3<()23-2
5
1¿ ¿ ¿2 ¿ 61 kg IMT = ¿
A.
)