Gina Noorjanah Rio Rizki Yennita
Pendekatan Tradisional mengidentifikasi seluruh jenis belanja belanja yang akan dilaksanakan oleh seluruh organisasi Jenis belanja yang memiliki kesamaan atau kemiripan karakteristik dapat dikelompokan dalam jenis kelompok tertentu. Jenis-jenis kelompok dapat di terapkan, misalnya biaya pegawai, biaya perjalanan, biaya pemeliharaan, biaya administrasi kantor, dan lainlain
Ciri-ciri pendekatan nasional
Di susun berdasarkan daftar belanja yang akan di lakukan oleh organisasi sehingga bentuknya terlihat seperti daftar pos-pos belanja suatu organisasi
Bertujuan membatasi pengeluaran atau mengendalikan belanja organisasi
Umumnya bersifat inkremental
Penyusunan anggaran dengan menggunakan pendekatan tradisional tradisional memiliki beberapa keuntungan, yaitu bentuknya sederhana dan mudah di persiapkan. Namun, pendekatan tradisional ini memiliki beberapa kelemahan yang mengundang mengundang kritik, antara lain sebagai sebagai berikut:
Terpaku pada sumber daya yang telah ada sebelumnya.
Akuntabilitas di pusatkan pusatkan pada suatu konsep yang hanya hanya mengacu pada nilai uang dan bukan pada pada hasil atau manfaat manfaat suatu program.
Tidak mampu memberikan informasiyang cukup untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan organisasi.
Kebanyakan pos-pos anggaran tidak diharuskan memiliki dasar atau alasan yang tidak jelas.
Apabila suatu program program telah ditetapkan dalam anggaran, maka program tersebut akan terus terus di cantumkan terus dalam dalam anggaran periode-periode berikutnya untuk jangka waktu waktu yang tidak terbatas.
Menyediakan data biaya historis yang terpisah-pisah sehingga tidak bermanfaat dalam pelaksanaan dan evaluasi program. Kelemahan Pendekatan Tradisional
Laporan anggaran yang di hasilkan tidak banyak memuat data
keuangan yang berguna dalam perencanaan, penyusunan program dan evaluasi kegiatan organisasi. Perencanaan input disusun pada tingkatan yang rendah dan
dinaikkan sedikit demi sedikit. Tujuan dan sasran organisasi disusun dengan
dasar jumlah uang
yang dialokasikan pada berbagai kegiatan. Tidak menyediakan informasi yang memungkinkan pengalokasian
sumber daya secara bijaksana. Mendorong pengambilan keputusan yang salah. Gagal menmpung masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan
atau pengelolaan. Kelemahan Pendekatan Tradisional
Mendorong pengeluaran daripada penghematan.
Unit-unit organisasi terdorong untuk membelanjakan seluruh anggarannya yang dibuutuhkan maupun tidak dibutuhkan. Hal ini muncul karena: Penilaian kinerja berfokus pada belanja Penilaian b elanja dan unit yang membelanjakan anggarannya di bawah batas akan dianggap baik 2. Kalau membelanjakan kurang jauh dari yang di anggarkan, maka jatah anggaran unit tersebut akan di kurangi atau bahkan pengeluaran tersebut akan di anggarkan dalam periode kemudian 1.
Kelemahan Pendekatan Tradisional
Contoh Anggaran Tradisional ANGGARAN POLRES DAMAI DAMAI
Belanja gaji
15.000.000
Belanja peralatan
18.500.000
Belanja Makanan
7.500.000
Belanja Perjalanan
5.600.000
Belanja Lain-lain
1.400.000
JUMLAH
48.000.000
Pendekatan ini bertujuan mengendalikan pengeluaran dengan lebih baik. Jika kita membaca jenis anggaran seperti ini, maka kita akan memiliki bayangan yang jelas tentang pos-pos yang menjadi menjadi pengeluaran dan kontrol yang baik atas pengeluaran tersebut. Tabel diatas dapat dielaborasi lebih lanjut dalam bentuk tabel berikut dalam rangka pengendalian yang lebih detail.
Anggaran untuk polres damai mungkin Anggaran mungkin dinya dinyatakan takan dalam bentuk figur 5.2 dimana belanja gaji terperinci menjadi: 1 orang Kpela Polisi @Rp. 3.000.0 3.000.000, 00, 2 orang Kapten Polisi @Rp. 2.000.000, 8 orang staf administrasi @Rp. 1.000.000
Figur 5.2 Bentuk perincian anggaran tradisional
PENDEKATAN KINERJA Pendekatan kinerja diperkenalkan untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik Dengan pendekatan kinerja, organisasi akan lebih memperhatikan aspek pencapaian kinerja di banding sekedar penghematan biaya semata.
Karakteristik Utama dari Pendekatan Kinerja
Mengelompokkan anggaran berdasarkan program atau aktivitaas. Setiap program atau aktivias dilengkapi dengan indikator kinerja yang menjadi tolak ukur ukur keberhasilan. keberhasilan. Pada tingkat yang lebih maju, pendekatan ini di cirikan dengan diterapkannya unit costing untuk setiap aktivitas. Dengan demikian, total anggaran untuk suatu organisasi adalah jumlah dari perkalian dari biaya standar per per unit dengan jumlah unit aktivitas yang di perkirakan pada periode mendatang.
Kelebihan Pendekatan Pendekatan Kinerja Kinerja
Mengalihkan perhatian dari pengendalian anggaran dari pengendalian manajerial. Mendorong perencanaan yang lebih baik.
Manajemen memiliki alat pengendalian yang lebih terhadap bawahannya karena tidak hanya melihat banyak yang dibelanjakan oleh bawahannya, tetapi juga menilai kinerja aktivitas menggunakan standar satuan mata uang dan unit aktivitas.
Anggaran kinerja menekankan pada aktivitas yang memakai anggaran dari pada besarnya jumlah anggaran anggaran yang terpakai.
Di anggap lebih sesuai dengan karakteristik organiasi sektor publik yang tidak mengejar profit dan lebih berorientasi pada kualitas pelayanan.
Kekurangan Pendekatan Kinerja
Tidak banyak personel bagian b agian anggaran atau akuntansi yang memiliki kemampuan memadai untuk mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.
Terkadang terdapat kondisi yang sulit, bahkan tidak memungkinkan pengukuran kinerja mengingat banyak jasa dan aktivitas organisasi sektor publik yang tidak dapat langsung terukur dalam satuan unit output atau biaya perunit dapat dimengerti dengan mudah.
Sering terjadi aktivitas langsung diukur biayanya secara detail dan silakukan pengukran secara detail lainnya tanpa perimbangan memadai yang diberikan kepada perlu atau tidaknya tidaknya aktivitas aktivitas itu sendiri. Dengan kata lain, pendekatan ini kurang menghubungkan aktivitas yang dijalankannya dengan visi dan misi yang di usung organisasi.
Contoh anggaran kinerja
INDIKA INDI KATOR TOR KINER KINERJA JA
Ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat kecapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan dengan memperhitungkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits), dan dampak (impacts).
Indikator masukan (inputs) adalah adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dib utuhkan agar
pelaksanan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan menghasilkan keluaran. keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, maaterial, waktu, teknologi, kebijakan, dan lain-lain yang di gunakan untuk melaksanakan program atau kegiatan. adalah sesuatu yang diharapkan langsung Indikator keluaran (outputs) adalah dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau non-fisik Indikator hasil (outcomes) adalah adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator manfaat (benefits) adalah adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan
akhir dari pelaksanaan kegiatan Indikator dampak (impacts) adalah adalah pengaruh yang di timbulkan baik
positif maupun negatif terhadap terhadap setiap tingkatan indikator bardasarkan bardasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
Beberapa contoh sederhana mengenai indikator kinerja. Kegiatan:
penyelenggaraan kelompok belajar membaca dan menulis. - Input: ruangan, pengajar, peserta, perlengkapan belajar. - Output: penyelenggaraan lima kelompok belajar - Outcome: Outcome: menurunnya tingkat buta huruf sampai level 0% Kegiatan: pembangunan jembatan. - Input: material, tenaga kerja. kerja. - Output: terbangunnya jembatan sepanjang 2000 meter. - Outcome: Outcome: jumlah perdagangan meningkat 2 kali lipat antara 2 wilayah yang terhubung oleh jembatan.
Indikator kinerja yang baik harus mencerminkan beberapa kriteria tertentu. Salah satu kriteria adalah CREAM. CREAM adalah singkatan dari clear, relevan, economic, adequate, monitorable.
Clear
berarti indikator kinerja harus jelas dan tidak ambigu sehingga tidak menimbulkan multiinterprestasi. Kejelasan suatu indikator bisa saja ditetapkan dengan kuantitatif atau satuan angka dan secara kualita kualitatif. tif. Relevant berarti kinerja harus memiliki kesesuaian atau keterkaitan dengan sasaran atau tujuan yang ada. Economic maksu maksudnya dnya datadata-data data mengenai indikator ind ikator yang Economic dibutuhkan harus berada pada harga yang wajar (tidak mahal biayanya) Adequatee atau cukup maksudnya maks udnya indikator yang di Adequat tetapkan tetapka n harus dapat menilai kinerja kinerja.. Apakah salah satu indikator atau dikombinasikan dengan indikator-indikator lain agar dapat dijadikan sebagai basis untuk menilai kinerja secara layak. Monitorable orable maksudnya indikator harus selalu dapat di Monit sempurnakan jika peenyempurnaan memang dibutuhkan. Dengan demikian, masukan-masukan dalam rangka peningkatan kualitas indikator sangat di butuhkan.
Indikator yang baik juga dapat dinilai dari kriteria SMART , yaitu spesific, measureable , achievable/attainable, achievable/attainabl e, relevance , dan time bound .
Spesific
berarti jelas dan tidak ada kemungkinan kesalahan interprestasi. Meausureble maksudnya maksud nya indikator yang di buat dapat di ukur secara objektif, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, kuali tatif, yaitu dua atau lebih leb ih mengukur menguku r indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama. Achieva Achievable ble berarti berarti indikator indikator tersebut dapat dicapai secara rasional tanpa mengurangi tingkat tantangan yang seharusny seharusnya. a. Relevance berarti indikator indi kator kinerja harus terkait aspek yang relevan. relevan. Timebound berarti indikator yang ditetapkan memungkinkan untuk untu k di ukur dalam perspektif waktu tertentu yang telah di tetapkan.
KESIMPULAN
Terima Kasih