PENATALAKSANAA PENATALAKSANAAN N GASTROPATI GASTROPATI
Penatalaksanaan pada pasien gastropati NSAID, terdiri dari non-mediamentosa dan medikamentosa. medikamentosa. Pada terapi non-medikametosa, non-medikametosa, yakni berupa istirahat, diet dan jika memungkinkan, memungkinkan, penghentian penghentian penggunaan penggunaan NSAID. Secara Secara umum, pasien pasien dapat dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan rawat inap di rumah sakit. Pada pasien dengan disertai tukak, dapat diberikan diet lambung yang bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung, mencegah dan menetralkan asam lambung yang berlebihan serta mengusahakan keadaan gi!i sebaik mungkin. Adapun syarat diet lambung yakni" # $. %udah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan. &. 'nergi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk
menerima (. )endah lemak, yaitu $*-$+ dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. . )endah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap. +. airan cukup, terutama bila ada muntah
mengandung bahan bahan makanan makanan atau bumbu yang yang tajam, baik secara secara /. 0idak mengandung termis, mekanis, maupun kimia 1disesuaikan dengan daya terima perseorangan2 . 3aktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa4 umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak. 5. %akan secara perlahan #. Pada 6ase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama &-5jam
untuk memberikan istirahat 7ada lambung. '8aluasi sangat penting karena sebagian besar gastropati NSAID ringan dapat sembuh sendiri walaupun NSAID tetap diteruskan. Antagonis reseptor 9& 1A)9&2 atau PPI dapat mengatasi rasa sakit dengan baik. Pasien yang dapat menghentikan NSAID, obat-obat tukak seperti golongan sitoproteksi, sitoproteksi, A)9& dan PPI dapat diberikan dengan hasil yang baik. Sedangkan pasien yang tidak mungkin menghentikan NSAID dengan berbagai pertimbangan sebaiknya menggunakan menggunakan PPI. %ereka yang mempunyai 6aktor risiko untuk mendapat komplikasi berat, sebaiknya dberikan terapi pencegahan mengunakan PPI atau analog prostaglandin. (
:ambar +. Alogaritma penatalaksanaan pada pasien yang menggunakan NSAID dan terdapat gejala :astroIntestinal 0iga strategi saat ini diikuti secara rutin klinis untuk mencegah kerusakan yang disebabkan gastropati NSAID" 1i2 coprescription agen gastroprotekti6, 1ii2 penggunaan inhibitor selekti6 ;<-&, dan 1iii2 pemberantasan H. pylori. Gastroprotektif 4,5 •
%isoprostol
%isoprostol adalah analog prostaglandin yang digunakan untuk menggantikan secara lokal pembentukan prostaglandin yang dihambat oleh NSAID. %enurut analisis-meta dilakukan oleh =och, misoprostol mencegah kerusakan :I" ulserasi lambung ditemukan dikurangi secara signi>kan dalam kedua penggunaan NSAID, kronis dan akut, sedangkan ulserasi duodenum berkurang secara signi>kan hanya dalam pengobatan kronis. Dalam studi-co aplikasi mukosa misoprostol &** mg empat kali sehari terbukti mengurangi tingkat keseluruhan komplikasi NSAID sekitar *. Namun, penggunaan misoprostol dosis tinggi dibatasi karena e6ek samping terhadap :I. Selain itu, penggunaan misoprostol tidak berhubungan dengan pengurangan gejala dispepsia. •
Sukral6at ? antasida
Selain mengurangi paparan asam pada epitel yang rusak dengan membentuk gel pelindung 1sucral6ate2 atau dengan netralisasi asam lambung 1antasida2, kedua regimen telah ditunjukkan untuk mendorong berbagai mekanisme gastroprotekti6.
Sukral6at dapat menghambat hidrolisis protein mukosa oleh pepsin. Sukral6at masih dapat digunakan pada pencegahan tukak akibar stress, meskipun kurang e6ekti6. =arena diakti8asi oleh asam, maka sukral6at digunakan pada kondisi lambung kosong. '6ek samping yang paling banyak terjadi yaitu konstipasi. Antasida diberikan untuk menetralkan asam lambung dengan mempertahankan P9 cukup tinggi sehingga pepsin tidak diakti6kan, sehingga mukosa terlindungi dan nyeri mereda. Preparat antasida yang paling banyak digunakan adalah campuran dari alumunium hidroksida dengan magnesium hidroksida. '6ek samping yang sering terjadi adalah konstipasi dan diare •
H2-reseptor antagonis
9 & reseptor antagonis 19&)A2 merupakan standar pengobatan ulkus sampai pengembangan PPI. %ereka adalah obat pertama yang e6ekti6 untuk menyembuhkan eso6agitis re@uks serta tukak lambung. Namun, dalam pencegahan :astropati NSAID, 9&)A pada dosis standar tidak hanya kurang e6ekti6 tetapi juga dapat meningkatkan risiko ulkus pendarahan. %enggandakan dosis standar 16amotidin * mg dua kali sehari2 secara signi>kan menurunkan kejadian / bulan ulkus lambung. •
Proton-pump inhibitor
Supressi asam oleh PPI lebih e6ekti6 dibandingkan dengan 9&)A dan sekarang terapi standar untuk pengobatan baik tukak lambung dan re@uks gastro-eso6agealpenyakit 1:')D2. ika diberikan dalam dosis yang cukup, produksi asam harian dapat dikurangi hingga lebih dari #+. Sekresi asam akan kembali normal setelah molekul pompa yang baru dimasukkan ke dalam membran lumen. ;mepra!ol juga secara selekti6 menghambat karbonat anhidrase mukosa lambung yang kemungkinan turut berkontribusi terhadap si6at supresi asamnya. Proton Pump Inhibitor yang lain diantaranya lan!opra!ol, esomepra!ol, rabepra!ol dan Pantopra!ol. =elemahan dari PPI mungkin bahwa mereka tidak mungkin untuk melindungi terhadap cedera mukosa di bagian distal lebih dari usus 1misalnya di colonopathy NSAID2. Namun, dalam ringkasan, PPI menyajikan comedication pilihan untuk mencegah NSAID-induced gastropathy.
:ambar /. Perbandingan medikasi terhadap penggunaan NSAID + 0indakan operasi saat ini 6rekuensinya menurun akibat keberhasilan terapi medikamentosa. Indikasi operasi terbagi ( yaitu " •
'lektip 1tukakak re6rakter?gagal pengobatan2
•
Darurat 1 komplikasi " perdarahan massi6, per6orasi, senosis polorik2
•
0ukak gaster dengan sangkutan keganasan.